Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sri Ainun Asri Nurcahya

NIM : P052182005

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1. Pengertian Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya
akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Sistem Informasi
Geografis (SIG) adalah satu sistem yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Sistem
ini telah berkembang menjadi satu ilmu dan teknologi yang mapan sejalan dengan
perkembangan bidang ilmu lain khususnya teknologi informasi (Liu dan Mason, 2009).
Perkembangan SIG ini banyak diwarnai oleh latar belakang dari penggunanya yang tercermin
dari bervariasinya definisi dari SIG itu sendiri. Teknologi SIG digunakan untuk mengatur dan
memanfaatkan data geografis. Secara luas sistem ini dikenal sebagai satu teknik analisis
spasial dalam berbagai bidang seperti pengelolaan kehutanan, perencanaan perkotaan, teknik
sipil, pengelolaan permukiman, bisnis, dan studi lingkungan hidup. Secara umum pengertian
SIG yaitu: ”Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.

2. Data Spasial
a) Pengertian Data Spasial
Data spasial ini merupakan data pokok yang diolah dalam SIG. O'Brien (1992)
menjelaskan bahwa data spasial adalah data yang memiliki referensi geografis. Data spasial
ini merupakan penyederhanaan dan representasi dari dunia nyata yang diwujudkan dalam
objek-objek kartografis, dimana objek ditunjukkan dalam bentuk, ukuran, warna, dan skala
yang berbeda sesuai dengan keperluan dan tujuannya (Bernhardsen, 1992; DeMers, 1997).
Data spasial mencakup dua komponen yaitu komponen spasial dan komponen tematik. Kedua
komponen tersebut saling terkait dan saling memperkuat informasi yang dikandung dalam
data tersebut. SIG mendasarkan pada kedua komponen tersebut dalam berbagai analisis
spasial yang dilakukan. Komponen spasial dan komponen tematik dapat dianalisis secara
bersama ataupun terpisah dari masing-masing komponen tersebut. Komponen spasial dan
tematik dapat diwujudkan menjadi sebuah informasi spasial seperti peta-peta digital yang
pada saat ini banyak digunakan pada berbagai aplikasi online. Komponen spasial
memberikan keterangan tentang lokasi dari keberadaan data tersebut, berkaitan dengan suatu
koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk
diantaranya informasi datum dan proyeksi. Sedangkan Komponen tematik merujuk pada jenis
informasi yang terkandung pada data spasial. Data ini dapat berbentuk simbolik, kuantitatif
ataupun sebagai data deskribtif dan terekam sebagai data atribut, contohnya : jenis vegetasi,
populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
b) Bentuk Data Spasial
Data spasial sering diwujudkan dalam dua bentuk yaitu data digital dan data analog. Data
digital dihasilkan atas suatu proses digital menggunakan perangkat komputer, sedangkan data
analog dihasilkan dari proses manual ataupun cetak dari data digital. Data digital dan analog
memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik ini mencakup bentuk dan
ukuran data. Karakteristik data ini memberikan pengaruh terhadap cara pengelolaan dan
pengolahannya dalam aplikasi. Data analog pada umumnya memerlukan metode-metode
manual, sementara data digital memerlukan metode terotomasi berbantuan komputer. Data
digital pada saat ini lebih banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi.
c) Format Data Spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan
data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat
direpresentasikan dalam dua format, yaitu:
 Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),
titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama
dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan
garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi,
misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama
adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
 Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi
visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel
pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel,
semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas
yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah
dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file;
semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat
tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

d) Sumber Data Spasial


Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber
antara lain :
 Peta analog (Peta topografi, peta tanah, dsb)
 Data sistem penginderaan jauh (Cinta satelit, foto udara, dsb)
 Data hasil pengukuran lapangan
 Data GPS
e) Input Data Spasial
Secara umum terdapat beberapa metode input data dalam SIG. Beberapa metode input
data dalam SIG adalah :
 Proses digitasi
Proses digitasi merupakan proses yang umum dilakukan dalam proses input data spasial.
Proses ini dilakukan menggunakan media digitizer atau menggunakan perangkat
komputer melalui proses digitasi layar. Proses digitasi secara umum terdiri dari beberapa
tahapan yaitu persiapan, proses digitasi, dan editing data hasil digitasi. Proses digitasi
adalah proses pengubahan bentuk data dari bentuk analog ke dalam bentuk digital atau
data raster ke dalam bentuk vektor (Bernhardsen, 1992).
 Penyiaman atau scanning
Penyiaman atau scanning adalah bentuk lain dari proses input data dalam SIG. Proses ini
mengubah data dalam bentuk raster menjadi data dalam bentuk vektor. Proses
pengubahan vektor secara terotomasi dapat dilakukan dengan menggunakan modul raster
to vector pada berbagai perangkat lunak SIG. Metode ini sering menimbulkan kesalahan
apabila kualitas data raster awal kurang baik, entri manual dari tabel hasil pengukuran
dan tabel koordinat transfer data digital atau terdapat fitur yang kompleks dan saling
berdekatan. Proses pengubahan raster ke vektor adalah dilakukan dalam proses pemetaan
yang berasal dari data peta dasar analog yang tersiam.
 Entri manual dari tabel hasil pengukuran dan tabel koordinat
 Transfer data digital

3. Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, dan GPS


a) Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas
maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi
tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan
pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan
pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta.
b) Proyeksi Peta
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan
sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah
agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol,
untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.
Pengelompokan Proyeksi Peta terdiri dari 2, yaitu :
 Berdasarkan mempertahankan sifat aslinya; Luas permukaan yang tetap (ekuivalen),
Bentuk yang tetap (konform) dan Jarak yang tetap (ekuidistan)
 Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan; Bidang datar, Bidang kerucut dan Bidang
silinder

c) Sistem Koordinat
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi)
yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri dapat
didefinisikan dengan menspesfikasi tiga parameter berikut, yaitu :
 Lokasi titik nol dari sistem koordinat
 Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat
d) GPS
GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang
dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat
memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap
saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter sampai dengan meter.
Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang
setiap saat pada waktu yang sama (Abidin,H.Z, 1995). Prinsip dasar penentuan posisi dengan
GPS adalah perpotongan ke belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa
satelit GPS.
Untuk dapat melaksanakan prinsip penentuan posisi di atas, GPS dikelola dalam suatu
sistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan
bagian pemakai, seperti gambar berikut :
Beberapa aplikasi dari GPS diantaranya adalah sebagai berikut :
 Survei dan pemetaan.
 Survei penegasan batas wilayah administrasi, pertambangan dan lain-lain.
 Geodesi, Geodinamika dan Deformasi.
 Navigasi dan transportasi.
 Telekomunikasi.
 Studi troposfir dan ionosfir.
 Pendaftaran tanah, Pertanian.
 Photogrametri & Remote Sensing.
 GIS (Geographic Information System).
 Studi kelautan (arus, gelombang, pasang surut).
 Aplikasi olahraga dan rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai