Abstrak. Pencitraan CT scan merupakan standar baku emas dalam menentukan diagnosis
dan jenis stroke. Hingga saat ini, fasilitas Cl'scan baru tersedia di RSU Dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh, sedangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan tingkat kabupaten/kota lainnya di
Aceh belum memiliki peralatan yang sangat penting ini. Untuk itu diperlukan sebuah
panduan diagnosis berupa sebuah skala sffoke yang cukup akurat, dan representatif untuk
kondisi di Aceh saat ini. Sehingga dapat membantu rnenegakkan diagnosis dan jenis stroke
dengan akurat dan cepat seperti layaknya hasil CT scan. Penelitian ini berhrjuan untuk
membuat sebuah panduan klinis berupa sebuah skala stroke yang dapat membantu
menegakkan diagnosis dan jenis stroke dengan cepat dan akurat. Penelitian ini merupakan
studi potong lintang yang dilanjutkan dengan pembuatan sebuah skala stoke untuk
menentukan diagnosis dan jenis stroke. Dilakukan uji diagnostik untuk menilai kemampuan
dari skala tersebut dalam mendiagnosis jenis stroke dengan baku emas hasil pemeriksaan CT
scan kepala. Prediktor independen terhadap jenis stroke adalah Skala Koma Glasgow
(p:0,0013), nyeri kepala G):0,22), muntah (p:0,014) dan tekanan darah diastolik (p=0,024).
Skala prediktor jenis stoke adalah total nilai masing-masing komponen. Subjek total skore
0,1,2,3,4,5 masing-masing memiliki probabilitas stroke perdarahan l.3Yo, 9.2-13 .l6yo, 52.7-
63.50 ,92.5-95.1% dan 99.3ah. Didapatkan sebuah skala stroke yang terdiri dari empat
komponen probabilitasjenis stroke sebanding dengan peningkatan total skore yang didapat.
Key words : ischemic stroke, hemorrhage stroke, computed tomography scan, stroke scale
t9
JURNAL KEDOKTERAN SYIAI'I KUALA Volume 8 Nomor I April 2008
20
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Stroke
pemeriksaan CT scan kepala. Penelitian fisik umum dan pemeriksaan neurologi oleh
dilakukan di ruang rawat inap di RSUZA, doketr spesialis saraf. Bila dokter
RS Iskandar N,Iuda, RS Harapan Bunda, RS menegakaan diagnosis suspek stroke
Malahayati, dan RS Tgk Fakinah Banda terhadap subyek, maka selanjutnya subyek
Aceh dari bulan Mei 2006 sampai dengan akan menjalani pemeriksaan funduskopi oleh
bulan Oktober 2006. Populasi penelitian dokter spesialis saraf,
pemeriksaan
yaitu seluruh penderita stroke iskemik dan laborotorium, rontgen dad4
perdarahan yang dirawat di ruang rawat inap eiektrokardiografi (EKG), dan pemeriksaan
pada rumah sakit tempat penelitian tersebut. CT scan kepala. Dilakukan pencatatan data
Kriteria subyek penelitian adalah penderita identitas subyek, hasil pemeriksaan fisik
stroke iskemik dan perdarahan yang dirawat umum .dan neurologi, hasil pemeriksaan
di ruang rawat inap. Diagnosis stroke funduskopi pemeriksaan laborotorium,
ditegakkan oleh dokter spesialis saraf. rontgen dada, EKG, dan hasil pemeriksaan
Termasuk dalam kriteria eksklusi penderita CT scan kepala. Pada pemeriksaan CT scan
dengan penyakit keganasan sebagai kepala dilihat apakah terdapat lesi struktural
penyerta, hasil CT scan kepala tidak sesuai intrakranial berupa lesi iskemik, infark, atau
dengan gambaran stroke iskemik atau perdarahan. Bila hasil CT scan kepala
perdarahan dan usia > 80 tahun. normal (tidak ada lesi struktural), tetapi
Sampel penelitian diambil dari penderita gejala klinis sangat mendukung diagnosis
stroke iskemik dan perdarahan yang dirawat stroke, maka subyek tetap didiagnosis
di lima rumah sakit di Banda Aceh. Dari data menderita stroke iskemik (karena lesi
peneiitian sebelumnya didapatkan bahwa iskemik/infark bisa baru terlihat setelah tiga
jumlah penderita stroke iskemik adalah 80Yo hari awitan). Bila hasil CT scan
dari keseluruhan penderita stroke yang menunjukkan adanya lesi bukan
dirawat di RSUZA Banda Aceh. Sehingga iskemik/infark atau perdarahan (misalnya
didapatkan perhitungan besar sampel tumor, infeksi, dan lainnya) maka subyek
sebabagi berikut: tersebut dikeluarkan dari sampel penelitian.
Data dikumpulkan secara manual dengan
N:Zo2.P.O menggunakan formulir penelitian yang telah
L2 disediakan. Dilakukan proses editing dan
tr : tingkat kemaknaan:0.05 koding. Kemudian dilalarkan pengolahan
za:1.96; data dengan menggunakan paket program
P : proporsi penyakit = 0.8; SPSS versi 10.0 dan STATA 6.0. Hasil yang
Q:1-P=0.62; telah diolah disajikan dalam bentuk narasi
L = tingkat kemelesetan yang dapat dan tabular. Ukuran statistik yang digunakan
ditolerir = l0%o adalah rerata (mean) dan standard deviation
(SD) dengan interval kepercayaan 95%.
Maka n = 1.96x1.96x0.8x0.2 = 61.4 * 62 Dilakukan penghitungan OR dan nilai
(0.1)2 kemaknaan (nilai p) terhadap beberapa
faktor risiko yang sudah didata.
Besar sampel ditambah 20% merJadi 74, Nilai kemaknaan dari hubungan antara dua
Jadi dalam penelitian ini besar sampel yang variabel kualitatif akan dinilai dengan uji Chi
dibutuhkan adalah 50 subyek stroke iskemik square, sedangkan hubungan antara variabel
dan24 subyek stoke perdarahan. kualitatif dan kuantitatif dinilai dengan uji t
Cara kerja yang dilaksanakan adalah pasien 2
test sampel independen. Kemudian
dengan gejala stroke dilakukan pemeriksaan dilakukan analisa multivariat untuk
2t
JUNNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April2008
2?.
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Strokz
arteropati hipertensif sehingga mudah terjadi Tabel 3. Sebaran jenis stroke subyek
ruptur spontan.
lt
74,42
23
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volune 8 Nomor I April200B
Faktor penentu
CT Scan 950 Ct
Iskemik Derdarahan P OR Low High
Jenis kelamin
Laki-laki 34 22 0.73 1.19 0.42 J.JJ
Wanita 17 13 8
Kelompok umru
60 + thn t4 5 0.46 1.29 0.61 2.56
50 - 59 thn 30 15
< 50 thn 13 9
Hipertensi
Ya 38 2L 0.s8 f .i6 0.67 1.95
Tidak t6 5
Diabetes Melitus
Ya 28 18 0.18 1.30 0.87 r.93
Tidak ,o 1i
Nyeri kepala
Ya 26 20 0.02 4.25 t.24 14.58
Tidak 26 8 1
Muntah
Ya 10 t2 0.01 4.55 1.32 t5J2
Tidak 44 l5 6
Kejang
Ya 10 24 0.48 0.45 0.04 4.1
Tidak 46 6
SKG
l4-15 49 8 0.00 5.62 1.44 22.07
<14 18 11 13
Sistolik
: <180 46 11 0.29 2 0.55 7.26
>lg0 t9 8
Diastolik
>95 4l 15 0,02 3.6 t.t7 11.06
<95 15 15 2
24
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Stroke
riwayat diabetes melitus (p: 0.18), nyeri Untuk mengetahui variabel yang menjadi
kepala (p: 0.021, muntah (0.016), SKG prediktor independen, dilakukan analisis
(p: 0.0013), dan tekanan darah diastolik multivariat metode enter. Variabel
@:0.022) dengan nilai p < 0.25 dimasukkan sebagai
model (tabel7).
Diabetes Melitus
Ya 1.30 0.87 r.93 0.54 0.06 4.68 0.579
Tidak
Sakit kepala
Ya 4.25 t.24 i4.58 8.42 1.33 53.44 0.422
Tidak
Muntah
Ya 4.55 r.32 15.72 9.43 1.84 22.86 0.015
Tidak
SKG
14-15 s.62 1.44 22.07 10.4s 2.73 40.03 0.001
<14
Diastolik
>95 3.6 1.t7 11.06 6.39 1.31 31.26 0.024
<95
Hasil analisis multivariat metode enter bertambahnya volume otak oleh masa
menunjukkan bahwa variabel yang darah dan edema. Nyeri kepala dapat
terbukti sebagai prediktor independen terjadi karena iritasi pada pembuluh darah
terhadap jenis stroke adalah SKG, yang mengalami ruptur atau karena
muntah, nyeri kepala, dan tekanan darah peningkatan tekanan intrakranial.
25
JU4NAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume I Nomor I April2008
diberi nilai skala yang sama. Jumlah total skoring maksimal 5 (lima)
skoring minimal adalah 0 dan maksimal probabilitas mengalami stroke perdarahan
adalah 5. adalah 99.3%, Probabilitas stroke
perdarahan meningkat sebanding dengan
Tabel 8. Skala prediktor jenis stroke peningkatan total skala prediktor
Penelitian ini telah mendapatkan sebuah
Skoring
Prediktor skala prediktor atau skor stroke baru yang
Stroke
terdiri dafi 4 komponen yaitu SKG, nyeri
SKG kepala, muntah, dan tekanan darah
<14 2
14 -15 0
diastolik. Dibandingkan dengan skala
stroke yang sudah pernah dibuat
Nyeri kepala sebelumnya skala stroke ini lebih
Ya I sederhana dan mudatr diaplikasikan.
Tidak 0 Siriraj stroke score terdiri dari 6
komponen. Komponen kesadaran tidak
Muntah dibuat dalam bentuk skala objektif SKG
Ya I sehingga ada kemungkinan terjadi
Tidak 0 perbedaan interpretasi pada pemeriksa.
Komponen ateroma yang merupakan
Diastolik riwayat penyakit sebelumnya belum tentu
> 95 mmHg 1
< 95 mmHg
bisa dijawab dengan tepat oleh pasien
0
atau keluargmya, sehingga berpengaruh
terhadap skoring yang dihasilkan
Tabel 9. Probabilitas stroke perdarahan
nantinya.
t' Beberapa skala stroke lainnya
berdasarkan total skoring
mencantumkan penilaian reflek patologi
Probabilitas dan pemeriksaan fundus okuli. Untuk
Total skoring
perdarahan dokter umum yang belum terlatih
(%) melakukan pemeriksaan tersebut bisa
0 1.3
menimbulkan kesalahan interpretasi
I hasilnya, sehingga akan mengalami
9.2 - 13.16 kesulitan dalam penerapannya terutama
2 52.7 -63.5 untuk dokter umum.
3 84.2 -90.6
4 92.s -9s.7
Berdasarkan analisa tesebut, maka
diharapkan skala stroke yang baru ini
5 99.3
dapat diaplikasikan dengan hasil yang
Dari tabel 9 terlihat bahwa subyek cukup akurat dan mudah digunakan.
Skala stroke ini diberi nama Skala Stoke
dengan total skoring minimal 0 (nol)
Syiah Kuala (Sylah Kuala Stroke Score).
probabilitas mengalami stroke perdarahan
adalah l.3yo, sedangkan subyek dengan
26
Sy ahrul, De s sy, Endang, dan Suhe r man, Pe nggunaan Skala Stroke
No Skoring
Prediktor
Stroke
Interpretasi Probabilitas (%)
Skala Koma Glasgow
<14 Stroke Perdarahan Skala Stroke Syiah Kuala
I 2
l4 -15 0
rlrts Dft unE l r uuaurtlli
Nyeri kepala
2 Ya I 0 1.30
Tidak 0 1 9.20 - 13.16
Muntah 2 s2;70 - 63.s0
J Ya 1
3 84.20 - 90.60
Tidak 0 4 92.50 - 95.10
Diastolik s 99.30
4 > 95 mmHg I
< 95 mmHs 0
Total 0-5
27
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April2008
28