Anda di halaman 1dari 10

Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherntan, Penggunaan Skata Stroke

Penggunaan Skala Stroke Syiah Kuala pada


penderita stroke sebagai metode diagnosis
yang cepat dan akurat
Syahrul, Dessy R. Emril, Endang Meutiawati R., dan Suherman

Abstrak. Pencitraan CT scan merupakan standar baku emas dalam menentukan diagnosis
dan jenis stroke. Hingga saat ini, fasilitas Cl'scan baru tersedia di RSU Dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh, sedangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan tingkat kabupaten/kota lainnya di
Aceh belum memiliki peralatan yang sangat penting ini. Untuk itu diperlukan sebuah
panduan diagnosis berupa sebuah skala sffoke yang cukup akurat, dan representatif untuk
kondisi di Aceh saat ini. Sehingga dapat membantu rnenegakkan diagnosis dan jenis stroke
dengan akurat dan cepat seperti layaknya hasil CT scan. Penelitian ini berhrjuan untuk
membuat sebuah panduan klinis berupa sebuah skala stroke yang dapat membantu
menegakkan diagnosis dan jenis stroke dengan cepat dan akurat. Penelitian ini merupakan
studi potong lintang yang dilanjutkan dengan pembuatan sebuah skala stoke untuk
menentukan diagnosis dan jenis stroke. Dilakukan uji diagnostik untuk menilai kemampuan
dari skala tersebut dalam mendiagnosis jenis stroke dengan baku emas hasil pemeriksaan CT
scan kepala. Prediktor independen terhadap jenis stroke adalah Skala Koma Glasgow
(p:0,0013), nyeri kepala G):0,22), muntah (p:0,014) dan tekanan darah diastolik (p=0,024).
Skala prediktor jenis stoke adalah total nilai masing-masing komponen. Subjek total skore
0,1,2,3,4,5 masing-masing memiliki probabilitas stroke perdarahan l.3Yo, 9.2-13 .l6yo, 52.7-
63.50 ,92.5-95.1% dan 99.3ah. Didapatkan sebuah skala stroke yang terdiri dari empat
komponen probabilitasjenis stroke sebanding dengan peningkatan total skore yang didapat.

Kata kunci. stroke iskemik, stroke perdarahan, CT scan, skala stroke

Abstract. The computed tomography scan image is a consistent golden standard in


determining diagnosis the kind of shoke. The computed tomography scan facility at the
Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh is only available very recently, while health
delivery facilities in the districts and townships in the province of Aceh do not yet have such
an important facility. Therefore, there is a need to have a diagnosis guideline such as an
accurate and fast stroke scale representative for the provincial condition need currently, so
that it helps the health service personnel to establish diagnosis and kind of stroke fast and
accurately like the results of the computed tomography scan. This study is aimed to create a
clinical guideline in the form ofstroke scale which can help health personal to establish the
diagnosis and the kind ofstroke fast and accurately. This is a cross-sectional study which is
followed by creating a stroke scale to establish a diagnosis and the kind of stroke. This
procedure is followed by diagnostic test to see the capability of the scale in diagnosing the
kind of stroke and comparing to the golden standardized computed tomography scan result
of the brain. The independent predictor on the kind of shoke are the Glasgow Coma Scale
(p:0,0013), headache (p:0,22), vomiting (p=0,014), and diastolic pressure (p:0,024). The
predictor of the kind of stroke is the total value of each component. The total score of the
subject is 0,1,2,3,4,5 each has hemorrhage stroke probabilily 1.3%,9.2-13.16%,52.7-
63.5yo,92.5-95.1% and 99.3%. A stroke scale was found consisting of four components.
The probability of the kind of stroke is comparable to the increase of total score found.

Key words : ischemic stroke, hemorrhage stroke, computed tomography scan, stroke scale

t9
JURNAL KEDOKTERAN SYIAI'I KUALA Volume 8 Nomor I April 2008

Pendahuluan Membedakan stroke iskemik dengan stroke


Stroke merupakan suatu sindrom klinis yang perdarahan adalah langkah yang paling
timbulnya mendadak, progresif cepat. bcrupa penting karena penatalaksan aafirly a berbeda.
defisit neurologi fokal dan atau global, .yang Baku emas untuk menibedakan antara kedua
berlangsung24 jam atau lebih atau langsung jenis stroke ini adalah pemeriksaan CT scan.
menimbulkan kematian, dan semata-mata Tetapi sayangnya tidak semua pasien stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah dapat menjalani pemriksaan CT scan. Di
otak non traumatik.l Indonesia, peralatan CT scan hanya terdapat
Stroke merupakan penyebab kematian nomor di kota-kota besar. Keterbatasan sosial
tiga di dunia setelah penyakit janturg dan ekonomi masyarakat juga merupakan
kanker. Angka kematian akibat stroke kendala untuk dilakukannya pemeriksaan CT
diperkirakan 6,54 juta orang/tahun di scan. Dengan semua keterbatasan tersebut,
seluruh dunia (9,5%). Dua pertiga dari teknik diagnosis klinis akan sangat berperan
kematian tesebut terjadi dinegara dalam menegakkan diagnosis dan jenis atau
berkembang termasuk di Indonesia.2 Di tipe stroke.
Indonesia meskipun belum ada penelitian Sistim skoring atau skala prediktor
epidemiologis :/ang sempuma, angka berdasarkan data klinis yang diperoleh dari
kejadian stroke terus meningkat dari tahun pemeriksaan saat pasien datang dapat
ke tahun. Dari beberapa laporan bervariasi membantu membedakan antara stroke
antara 60-85% adalah stroke iskemik, iskemik dengan stroke perdarahan. Beberapa
dengan faktor risiko utama hipertensi, sistim yang telah diformulasikan adalah
penyakit jantung, diabetes mellitus dan Allen score, Siriraj stroke score, dan Besson
perokok. 3'a Tuh.* 1998 jumlah penderita ,co.e.'0 Sistem skoring ini tidak dapat
stroke yang di rawat di Rumah Sakit Uumum diterapkan pada semua pasien karena
dr. Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh berhubungan dengan insiden dan keluaran.
adalah 207 penderita dari 723 penderita yang Sistem skoring yang telah ada inipun
dirawat di bangsal neurologi.' Jenis stroke mungkin agak rumit dan menyulitkan para
terbanyak adalah stroke iskemik sekitar dokter terutama yang tidak terlatih di bidang
80%,6 hipertensi, diabetes mellitus, penyakit neurologi dalam penerapannya. Tidak semua
jantung, riwayat TIA (transient ischemic komponen yang terdapat dalam sistim
attack) dan riwayat stroke merupakan faktor tersebut dapat diperiksa atau dinilai karena
risiko utama stroke yang telah lama kertebatan fasilitas. Ditambah lagi dengan
diketahui,T'8 masih rendahnya status sosial ekonomi dan
Stroke iskemik berhubungan dengan pendidikan masyarakat yang semakin
kekurangan aliran darah pada jaringan otak mempersulit untuk diterapkannya semua
karena adanya mekanisme trombosis, sistem tersebut. Sehingga sangat diperlukan
emboli, dan berkurangnya perfusi sistemik.6 sebuah skala prediktor baru yang
Stroke perdarahan adalah perdarahan di reprensentatif untuk kondisi di saat ini.
parenkim otak yang dapat meluas ke
intaventrikel dan atau ruang subarakhnoid. Metode
Perdarahan terjadi karena rupturnya arteri Disain penelitian merupakan suatu studi
penetrasi kecil yang berasal dari pembuluh potortg lintang yang dilanjutkan dengan
darah di otak.Y pembuatan sebuah skala prediktor untuk
menentukan jenis stroke. Kemudian
SJtahrul Dessy R Emril, Endang Meutiawuti R., dan
Suherman adolah Dosen Bagian llrut Penyakit Saraf
dilakukan uji diagnostik terhadap skala
Fakaltas KedoHeran Unryiah/RSIID dr. Zainoel Abidin preditor tersebut dengan baku emas hasil
BandaAceh.

20
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Stroke

pemeriksaan CT scan kepala. Penelitian fisik umum dan pemeriksaan neurologi oleh
dilakukan di ruang rawat inap di RSUZA, doketr spesialis saraf. Bila dokter
RS Iskandar N,Iuda, RS Harapan Bunda, RS menegakaan diagnosis suspek stroke
Malahayati, dan RS Tgk Fakinah Banda terhadap subyek, maka selanjutnya subyek
Aceh dari bulan Mei 2006 sampai dengan akan menjalani pemeriksaan funduskopi oleh
bulan Oktober 2006. Populasi penelitian dokter spesialis saraf,
pemeriksaan
yaitu seluruh penderita stroke iskemik dan laborotorium, rontgen dad4
perdarahan yang dirawat di ruang rawat inap eiektrokardiografi (EKG), dan pemeriksaan
pada rumah sakit tempat penelitian tersebut. CT scan kepala. Dilakukan pencatatan data
Kriteria subyek penelitian adalah penderita identitas subyek, hasil pemeriksaan fisik
stroke iskemik dan perdarahan yang dirawat umum .dan neurologi, hasil pemeriksaan
di ruang rawat inap. Diagnosis stroke funduskopi pemeriksaan laborotorium,
ditegakkan oleh dokter spesialis saraf. rontgen dada, EKG, dan hasil pemeriksaan
Termasuk dalam kriteria eksklusi penderita CT scan kepala. Pada pemeriksaan CT scan
dengan penyakit keganasan sebagai kepala dilihat apakah terdapat lesi struktural
penyerta, hasil CT scan kepala tidak sesuai intrakranial berupa lesi iskemik, infark, atau
dengan gambaran stroke iskemik atau perdarahan. Bila hasil CT scan kepala
perdarahan dan usia > 80 tahun. normal (tidak ada lesi struktural), tetapi
Sampel penelitian diambil dari penderita gejala klinis sangat mendukung diagnosis
stroke iskemik dan perdarahan yang dirawat stroke, maka subyek tetap didiagnosis
di lima rumah sakit di Banda Aceh. Dari data menderita stroke iskemik (karena lesi
peneiitian sebelumnya didapatkan bahwa iskemik/infark bisa baru terlihat setelah tiga
jumlah penderita stroke iskemik adalah 80Yo hari awitan). Bila hasil CT scan
dari keseluruhan penderita stroke yang menunjukkan adanya lesi bukan
dirawat di RSUZA Banda Aceh. Sehingga iskemik/infark atau perdarahan (misalnya
didapatkan perhitungan besar sampel tumor, infeksi, dan lainnya) maka subyek
sebabagi berikut: tersebut dikeluarkan dari sampel penelitian.
Data dikumpulkan secara manual dengan
N:Zo2.P.O menggunakan formulir penelitian yang telah
L2 disediakan. Dilakukan proses editing dan
tr : tingkat kemaknaan:0.05 koding. Kemudian dilalarkan pengolahan
za:1.96; data dengan menggunakan paket program
P : proporsi penyakit = 0.8; SPSS versi 10.0 dan STATA 6.0. Hasil yang
Q:1-P=0.62; telah diolah disajikan dalam bentuk narasi
L = tingkat kemelesetan yang dapat dan tabular. Ukuran statistik yang digunakan
ditolerir = l0%o adalah rerata (mean) dan standard deviation
(SD) dengan interval kepercayaan 95%.
Maka n = 1.96x1.96x0.8x0.2 = 61.4 * 62 Dilakukan penghitungan OR dan nilai
(0.1)2 kemaknaan (nilai p) terhadap beberapa
faktor risiko yang sudah didata.
Besar sampel ditambah 20% merJadi 74, Nilai kemaknaan dari hubungan antara dua
Jadi dalam penelitian ini besar sampel yang variabel kualitatif akan dinilai dengan uji Chi
dibutuhkan adalah 50 subyek stroke iskemik square, sedangkan hubungan antara variabel
dan24 subyek stoke perdarahan. kualitatif dan kuantitatif dinilai dengan uji t
Cara kerja yang dilaksanakan adalah pasien 2
test sampel independen. Kemudian
dengan gejala stroke dilakukan pemeriksaan dilakukan analisa multivariat untuk

2t
JUNNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April2008

mendapatkan model Yang memiliki serebrovaskuler semakin meningkat pada


hubungan lebih kuat dengan variabel usia yang lebih muda.
dependen. Model yang terbukti sebagai
prediktor independen dimasukkan sebagai Tabel 2. Sebaran karakteristik medik subyek
komponen skala stroke. Skala stroke tersebut penelitian
Karakteristik
akan diberi nama Skala Stroke Syiah Kuala.
medik
Jumrah Tt]|,,
Dilakukan uji
diagnostik terhadap skala
Nyeri kepala
stroke yang telah dibuat dengan baku emas Ya 51 59.31
pemeriksaan CT scan. Tidak 35 40.69
Muntah
Hasil dan diskusi Ya t7 19.77
Telah dilakukan penelitian dari bulan Mei Tidak 69 80.23
2006 sampai dengan November 2006, Kejang
didapatkan 86 sampel yang memenuhi Ya I
I 12.79
kriteria inklusi, terdiri dui 64 kelompok Tidak 7s 87.21

iskemik dar 22 kelompok perdarahan. Riwayat hipertensi


Penelitian ini menunjukkan bahwa subyek Ya 64 74.41

laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Tidak t7 20.99


Riwayat diabetes
Rentang umur antara 25 tahun sampai melitus
dengan 76 tahun, dengan jumlah sampel Ya 47 54.65
terbanyak pada kelompok umur 50-59 tahun Tidak 39 45.3s
(s6.47%).

Tabel 1. Sebaran karakteristik demografik Tabel sebaran karakteristik medik subyek


subyek
(tabel 2) menunjukkan lebih dari setengatr
Kharakteristik Persen
demografik
Jumtah (%) subyek (59.31%) mengalami nyeri kepala.
Jenis kelamin :
Hanya 19.7% subyek mengalami muntah,
Laki-laki 55 63.95 dan 12.79% subyek mengalami kejang. Dari
Wanita 3l 36.05 data tersebut terlihat bahwa tidak hanya
penderita stroke perdarahan yang mengalami
Kelompok umur
60 + rhn
:
t7 19.76
nyeri kepala, tapi juga penderita stoke
s6.47 iskemik. Nyeri kepala pda penderita stroke
50 - 59 thn 48
< 50 thn 2t 24.7r hemoragik umum dijumpai. Hal ini dapat
disebabkan oleh iritasi pada pembuluh darah
yang peka nyeri dan karena peningkatan
tekanan intrakranial. Pada penderita stroke
Dari data di atas terlihat bahwa subyek yang iskemik nyeri kepala dapat terjadi karena
berusia di bawah 50 tahun menunjukkan peningkatan tekanan darah atau sebagai
jumlah yang cukup signifikan. Hal ini suatu nyeri kepala yang bersifat primer."
berbeda dengan hasil penelitian terdahulu Sebagian besar subyek (74.41yo) memiliki
yang menunjukkan batrwa penderita stroke riwayat hipertensi. Studi epidemilogi
jarang yang berumur di bawah 50 tahun. Hal menunjukkan bahwa 70-80% pasien stroke
ini mungkin disebabkan oleh pergeseran memiliki riwayat hipertensi. Insiden stoke
gaya hidup masyarakat yang cenderung perdarahan memang sering dijumpai pada
menyebabkan risiko penyakit penderita hipertensi kronik, karena terjadi

2?.
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Strokz

arteropati hipertensif sehingga mudah terjadi Tabel 3. Sebaran jenis stroke subyek
ruptur spontan.
lt

74,42

T abel4. Nilai rata-rata da simpangan deviasi (SD variabel subyek (n=86


Variabel Mean SD
95"/o Cl
Low Hieh
Umur 59.31 12.14 53.01 56.87
Onset (iam) 15.37 22.s4 10.63 16.31
Skala Koma Glasgow t4.23 t.99 I 1.54 12.74
Sistolik 151.61 29.64 144.83t86.94
Diastolik 88.20 t6.79 86.20 109.40
Suhu tubuh 37.07 0.63 36.94 37.19
Gula darah sewaktu 134.24 35.34 127.t7 141.31
Nilai rata-rata variabel numerik dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.

Hubungan faktor penentu dengan terlihat bahwa variabel yang memiliki


jenis stroke perbedaan rerata bermakna dengan jenis
Analisis bivariat untuk variabel numerik stroke adalah Skala Koma Glasgow (SKG)
dilakukan memakai uji t. Dari hasil analisis dan gula darah sewaktu (Tabel 5)

Tabel 5. Perbedaan nilai rata-rata variabel menurut jenis stroke


Iskemik Perdarahan
Variabel P
Mean SD Mean SD
Umur subyek s6.84 9.t4 s3.98 9.80 0.172
Onset 11.66 12.67 14.38 14.93 0.307
SKG 9.25 2.69 13.s8 1.89 0.000
Sistolik r83.44 31.17 179.53 29.52 0.550
Diastolik 107.81 2t.96 105.00 18.94 0.517
MAP 13 1.91 22.23 129.33 20.71 0.s76
Suhu tubuh 37.23 0.67 36.98 0.60 0.067
GDS 146.s3 30.87 128.09 36.05 0.015

23
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volune 8 Nomor I April200B

Tabel6. Hubungan faktor penentu dan jenis stroke

Faktor penentu
CT Scan 950 Ct
Iskemik Derdarahan P OR Low High
Jenis kelamin
Laki-laki 34 22 0.73 1.19 0.42 J.JJ
Wanita 17 13 8
Kelompok umru
60 + thn t4 5 0.46 1.29 0.61 2.56
50 - 59 thn 30 15
< 50 thn 13 9
Hipertensi
Ya 38 2L 0.s8 f .i6 0.67 1.95
Tidak t6 5
Diabetes Melitus
Ya 28 18 0.18 1.30 0.87 r.93
Tidak ,o 1i
Nyeri kepala
Ya 26 20 0.02 4.25 t.24 14.58
Tidak 26 8 1

Muntah
Ya 10 t2 0.01 4.55 1.32 t5J2
Tidak 44 l5 6

Kejang
Ya 10 24 0.48 0.45 0.04 4.1
Tidak 46 6

SKG
l4-15 49 8 0.00 5.62 1.44 22.07
<14 18 11 13

Sistolik
: <180 46 11 0.29 2 0.55 7.26
>lg0 t9 8

Diastolik
>95 4l 15 0,02 3.6 t.t7 11.06
<95 15 15 2

Analisis bivariat terhadap variabel diperoleh hasil bahwa variabel yang


karakteristik dilakukan dengan terbukti bermakna sebagai faktor penentu
menggunakan uji chi square. Dari analisis keluaran jenis stroke (p<0.05) adalah

24
Syahrul, Dessy, Endang, dan Suherman, Penggunaan Skala Stroke

riwayat diabetes melitus (p: 0.18), nyeri Untuk mengetahui variabel yang menjadi
kepala (p: 0.021, muntah (0.016), SKG prediktor independen, dilakukan analisis
(p: 0.0013), dan tekanan darah diastolik multivariat metode enter. Variabel
@:0.022) dengan nilai p < 0.25 dimasukkan sebagai
model (tabel7).

Tabel 7. Analisa multivariat enter ntenurut jenis stroke


Bivariate Multi variate
Faktor penentu
OR Low High OR Low High P

Diabetes Melitus
Ya 1.30 0.87 r.93 0.54 0.06 4.68 0.579
Tidak
Sakit kepala
Ya 4.25 t.24 i4.58 8.42 1.33 53.44 0.422
Tidak
Muntah
Ya 4.55 r.32 15.72 9.43 1.84 22.86 0.015
Tidak
SKG
14-15 s.62 1.44 22.07 10.4s 2.73 40.03 0.001
<14
Diastolik
>95 3.6 1.t7 11.06 6.39 1.31 31.26 0.024
<95

Hasil analisis multivariat metode enter bertambahnya volume otak oleh masa
menunjukkan bahwa variabel yang darah dan edema. Nyeri kepala dapat
terbukti sebagai prediktor independen terjadi karena iritasi pada pembuluh darah
terhadap jenis stroke adalah SKG, yang mengalami ruptur atau karena
muntah, nyeri kepala, dan tekanan darah peningkatan tekanan intrakranial.

terbukti sebagai prediktor independen Skala prediktor (skor) jenis stroke


pada beberapa penelitian yang pernah Berdasarkan kekuatan hubungan antara
dilaporkan. Dalam penelitian ini SKG keempat prediktor independen tersebut
hanya dikelompokkan ke dalam dua dengan jenis shoke maka dapat dibuat
bagian karena dengan nilai SKG < 14 skala prediktor atau skoring untuk
dianggap sebagai penunrnan kesadaran. masing-masing prediktor tersebut. SKG
Subyek dengan SKG 14-15 dianggap merupakan prediktor yang memiliki
dalam kondisi kompos mentis atau sadar hubungan paling bermakna dengan jenis
dan dan SKG dibawah 14 dianggap stroke, sehingga diberi nilai skala paling
somnolen. Muntah pada penderita stroke tinggi. Sedangkan muntah, nyeri kepala,
merupakan salah satu tanda terjadinya dan tekanan diastolik memilki nilai
peningkatan tekanan intrakranial karena kemaknaan yang hampir sama sehingga

25
JU4NAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume I Nomor I April2008

diberi nilai skala yang sama. Jumlah total skoring maksimal 5 (lima)
skoring minimal adalah 0 dan maksimal probabilitas mengalami stroke perdarahan
adalah 5. adalah 99.3%, Probabilitas stroke
perdarahan meningkat sebanding dengan
Tabel 8. Skala prediktor jenis stroke peningkatan total skala prediktor
Penelitian ini telah mendapatkan sebuah
Skoring
Prediktor skala prediktor atau skor stroke baru yang
Stroke
terdiri dafi 4 komponen yaitu SKG, nyeri
SKG kepala, muntah, dan tekanan darah
<14 2
14 -15 0
diastolik. Dibandingkan dengan skala
stroke yang sudah pernah dibuat
Nyeri kepala sebelumnya skala stroke ini lebih
Ya I sederhana dan mudatr diaplikasikan.
Tidak 0 Siriraj stroke score terdiri dari 6
komponen. Komponen kesadaran tidak
Muntah dibuat dalam bentuk skala objektif SKG
Ya I sehingga ada kemungkinan terjadi
Tidak 0 perbedaan interpretasi pada pemeriksa.
Komponen ateroma yang merupakan
Diastolik riwayat penyakit sebelumnya belum tentu
> 95 mmHg 1

< 95 mmHg
bisa dijawab dengan tepat oleh pasien
0
atau keluargmya, sehingga berpengaruh
terhadap skoring yang dihasilkan
Tabel 9. Probabilitas stroke perdarahan
nantinya.
t' Beberapa skala stroke lainnya
berdasarkan total skoring
mencantumkan penilaian reflek patologi
Probabilitas dan pemeriksaan fundus okuli. Untuk
Total skoring
perdarahan dokter umum yang belum terlatih
(%) melakukan pemeriksaan tersebut bisa
0 1.3
menimbulkan kesalahan interpretasi
I hasilnya, sehingga akan mengalami
9.2 - 13.16 kesulitan dalam penerapannya terutama
2 52.7 -63.5 untuk dokter umum.
3 84.2 -90.6
4 92.s -9s.7
Berdasarkan analisa tesebut, maka
diharapkan skala stroke yang baru ini
5 99.3
dapat diaplikasikan dengan hasil yang
Dari tabel 9 terlihat bahwa subyek cukup akurat dan mudah digunakan.
Skala stroke ini diberi nama Skala Stoke
dengan total skoring minimal 0 (nol)
Syiah Kuala (Sylah Kuala Stroke Score).
probabilitas mengalami stroke perdarahan
adalah l.3yo, sedangkan subyek dengan

26
Sy ahrul, De s sy, Endang, dan Suhe r man, Pe nggunaan Skala Stroke

Tabel 10. Formulasi Skala Stroke Syiah Kuala

No Skoring
Prediktor
Stroke
Interpretasi Probabilitas (%)
Skala Koma Glasgow
<14 Stroke Perdarahan Skala Stroke Syiah Kuala
I 2
l4 -15 0
rlrts Dft unE l r uuaurtlli
Nyeri kepala
2 Ya I 0 1.30
Tidak 0 1 9.20 - 13.16
Muntah 2 s2;70 - 63.s0
J Ya 1
3 84.20 - 90.60
Tidak 0 4 92.50 - 95.10
Diastolik s 99.30
4 > 95 mmHg I
< 95 mmHs 0
Total 0-5

Kesimpulan dan saran Daftar pustaka


Faltor-faktor yang berperan sebagai
pediktor independen jenis stroke adalah 1. Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di
Indonesia. PERDOSSI, Jakartz 1999
SKG, nyeri kepala, muntah dan tekanan 2. Smith E, Koroshetz WJ. Eidemiology of
diastolik. Berdasarkan prediktor sffoke. In Handbok of stroke prvention in
independen tersebut telah didapatkan clinical practice. Humana Press, 2004
sebuah formulasi baru yaitu skala 3. Andradi, S., Samino., Misbach, J. Current
status of stroke problem in [ndonesia, 2nd
prediktor untuk jenis stroke yang diberi
Asian-Pacific symposium in stroke; 1983
nama Skala Sfoke Syiah Kuala (Syiah 4. Misbach, J., Andradi, S., Malik, MS. Laporan
Kuala Stroke Score). Probabilitas stroke penelitian survey stroke di Jakarta suatu awal
perdarahan meningkat sebanding dengan penelitian masalah stroke di Indonesia
peningkatan total skala prediktor. Skala menjelang tahun 2000. Pusat Litbang Depkes
RI, Jakarta, 1995
stroke ini dapat digunakan sebagai dasar
5. Syahrul, Yakob T, Meutiawati E. Faktor-
pertimbangan dalam menegakkan faktor risiko stroke di Banda Aceh. Neurona,
diagnosis jenis stroke. 2001; 18:20-23
Untuk dapat diterapkan dalam praktek 6. Caplan LR. Basic pathology, anatomy, and
klinik sehari-hari maka diperlukan uji pathophysiology of stroke. In: Caplans's
validasi terhadap hasil penelitian ini. Stroke: A clinical approach. 3rd ed,
Butterworth Heinemann, 2000
Penelitian di beberapa rumah sakit daerah 7. Millikan, CH., Mc Dowell, F., Easton, JD.
lain juga diperlukan untuk menilai tingkat Risk factors in stroke (stroke proflle). In :
validitas hasil penelitian ini.. Stroke. Philadelphia, Lea & Febiger, 1987;
7t-77
Ucapan terimakasih
8. Schulte BPM. Neuroepidemiology of
cerebrovascular disease : an overview. In:
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Copra JS, Jaganathan K, Sawhney IMS, eds.
Badan Rehabilitasi dan Rekontuksi Advances in
neurology. Amsterdam,
NAD-NIAS yang telah mendukung Excerpta Medica, 1990; 3-22
pembiayaan penelitian ini melalui DIPA 9. Qureshi, Tuhrim S, Broderick J. Spontaneous
intracerebral hemorrhage. N Engl J Med;
BRR NAD-NLAS tahun 2006.
2001;344:145-60
10. BogousslavskyJ, Castiolo V. What is the
place of clinical assesment in acute stroke

27
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April2008

management? In: Acute stroke treatment.


Martin Dunitz Ltd, 1997
ll. Fisher M. Shoke therapy. Second edition.
Butterworth. Boston; 2001 : 2l'I -221
12. Poungvarin N, Viriyavejakul A, Komonhi C.
Siriraj stroke score and validation study to
distinguish supratentorial intrscerebral
haemorrhage from infarction. BMJ 1991;302:
1565-t.

28

Anda mungkin juga menyukai