Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu :

Ibu Astuti Wijayanti, M.Pd.Si

Disusun oleh :

 Dewi Wijayanti (2017016030)


 Dinarti Rambu Baja O. (2017016026)
 Pristi Dias Mufidah (2017016028)
 Sena Anjelina (2017016004)
 Sentalia Reimas (2017016014)

PRODI PENDIDIKAN IPA

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang pendidik tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu, tetapi juga harus bisa
memahami bagaimana karakteristik sang anak (peserta didik ). Terdapat berbagai macam
latar belakang kehidupan peserta didik. Baik yang bersifat baik atau tidak cukup baik. Hal
tersebut harus dipahami oleh seorang pendidik ataupun orang tua untuk menjadi pegangan
dalam mendidik anak sesuai latar belakang yang anak miliki. Tujuan dari pemahaman
tersebut adalah agar seorang pendidik atau orangtua dapat lebih mudah mengarahkan sang
anak menuju perkembangan yang diharapkan.

Terdapat peserta didik yang kesulitan dalam menjalani proses pembelajaran, maka
dari itu perlu adanya pemahaman bagi seorang pendidik untuk dapat mengetahui penyebab
permasalahan si anak didik tersebut. Perkembangan pada diri anak terus mengalami
perubahan dan mencakup lingkungan yang lebih luas. Cara untuk mengetahui perkembangan
peserta didik yaitu dengan mengenali karakteristik, paham tentang hakikat perkembangan,
perbedaan latar belakang, dan periodesasi perkembangan. Untuk itu, kami menyusun artikel
mengenai perkembangan peserta didik mulai dari karakteristik sampai denga periode
perkembangan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik perkembangan peserta didik


Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua transformasi
yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan komponen manusiawi yang
terpenting dalam proses pendidikan, maka seorang guru dituntut mampu memahami
perkembangan peserta didik, sehingga guru dapat memberikan pelayanan pendidikan atau
menggunakan strategi pembelajaran yang relevan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
tersebut. Peserta didik mengalami perkembangan berupa perubahan yang bertahap mulai dari
perubahan kecil sampai dengan perubahan yang besar (bertambah), mulai dari anak usia dini
sampai menuju dewasa.
a) Karakteristik anak (peserta didik) usia dini ( 0 – 6 tahun)
Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan
anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningatkan produktivitas
kerja masa dewasanya. Begitu pentingnya masa usia dini, sampai Sigmud Freud
mengemukakan bahwa ‘’Child is Father Man’’ yang artinya masa anak sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pada masa dewasa nantinya. Secara umum,
masa perkembangan anak usia dini memiliki karakteristik atau sifat yaitu :
1. Unik. Arti kata unik adalah seorang anak tersebut berbeda satu sama lain.
Setiap anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang
kehidupan masing – masing.
2. Aktif dan Energik. Anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah
bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas, terlebih lagi kalau anak
dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.
3. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak
cenderung banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan
berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal –
hal yang baru.
4. Eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang
kuat, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-
hal baru. Anak senang membongkar pasang alat – alat mainan yang baru
dibelinya.
5. Spontan. Anak umumnya berperilaku relative asli dan tidak ditutup –
tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan
danpikirannya. Ia akan marah jika ada yang membuatnya jengkel, ia akan
menangis apabila ia sedih, dan ia pun akan memperlihatkan wajah yang
ceria kalau ada yang membuatnya bergembira.
b) Karakteristik anak didik usia sekolah (7 – 11 tahun)
Fase atau usia sekolah dasar (7 – 12 tahun) ditandai dengan gerak atau
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang
ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus
maupun kasar. Motorik halus berupa : menulis, menggambar, merupa, menjahit,
dan membuat kerajinan dari kertas. Kemudian bentuk dari motorik kasar adalah :
Baris berbaris, seni bela diri, senam, berenang, dan atletik. Karakteristik yang lain
berupa :
1. Perkembangan Intelektual. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat
mereaksikan suatu rangsangan intelektual seperti membaca, menulis, dan
menghitung.Cara berpikirnya konkrit dan rasional.
2. Perkembangan Bahasa. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang
pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada
awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa
akhir (kira-kira 11-12 tahun ) anak telah dapat menguasai sekitar 5.000
kata (Abin Syamsuddin M, 2001; dan Nana Syaodih S., 1990).
3. Perkembangan Emosi. Ada 2 karakteristik emosi, yaitu karakteristik emosi
yang stabil dan emosi yang tidak stabil. Karakteristik Emosi yang stabil :
 Menunjukkan wajah ceria
 Mau bergaul dengan teman
 Berkonsentrasi dalam belajar
 Bersikap menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain.
Karakteristik emosi yang tidak stabil:

 Menunjukkkan wajah murung


 Mudah tersinggung
 Tidak mau bergaul dengan orang lain
 Suka marah-marah
 Suka mengganggu teman
4. Perkembangan Sosial. Proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Pada usia ini, anak
mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri. Anak mulai berminat
terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat
keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok, dan merasa tidak
senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.
5. Perkembangan kesadaran Beragama. Anak masih bersifat reseptif namun
sudah disertai dengan pengertian, dan penghayatan secara rohaniah
semakin mendalam. Anak mulai menerima bahwa nilai-niali agama lebih
tinggi dari nilai-nilai pribadi tau niali-nilai keluarga.

c) Karakteristik Perkembangan Remaja (12-21 tahun)


Masa remaja disebut juga adolescence, yang dalam bahasa latin berasal dari
kata adolescere, yang berarti ‘’ to grow into adulthood’’. Adolesesn merupakan
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, dan terjadi perubahan dalam
aspek biologis, psikologis, dan social.
1. Perkembangan Fisik. Masa remaja diawali dengan pubertas, adalah
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan
periubahan fisik.
2. Perkembangan kognitif. Perkembangan kemampuan (kapasitas) individu
untuk memanipulasi dan mengingat informasi. Karakteristik kognitif
diantaranya:
 Suka berpikir ideal dan mengkritik orang lain
 Ragu-ragu
 Kesadaran diri, yang mengira bahwa pemikiran orang lain itu sama
dengan pemikiran dirinya sendiri
 Berargumen mencari alas an
 Kekhususan dan ketangguhan, merasa bahwa mereka special,
pengalamannya unik, dan tidak patuh pada peraturan.
3. Perkembangan Emosi. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa
regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik.
4. Perkembangan kesadaran beragama. Seseorang yang sudah beranjak
dewasa (mukallaf) sudah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
d) Perkembangan Masa Dewasa (Fase Mahasiswa dewasa awal)
Masa dewasa ini dapat dihampiri dari sisi biologis, psikologis, dan
pedagogis (moral-spiritual). Dari sisi biologis masa dewasa dapat diartikan
sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian
kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan untuk berproduksi (beketurunan).
Dari sisi psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalam kehidupan
individu yang ditandai dengan cirri-ciri kedewasaan atau kematangan, yaitu :
 Kestabilan emosi
 Memiliki kesadaran cukup tinggi, menerima kenyataan
 Bersikap toleran
 Bersikap optimis

Pada sisi Pedagogis, masa dewasa ini ditandai dengan :

 Rasa tanggung jawab


 Berperilaku sesuai dengan norma
 Aktif dalam kehidupan bermasyarakat
B. Hakikat Perkembangan Peserta Didik

Istilah perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang


cukup kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi.Oleh sebab itu, untuk memahami
konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung
didalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, perubahan.

Perkembangan adalah tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin


membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
memiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan
belajar dan menghasilkan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas
yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan bergerak secara berangsur-angsur
tapi pasti. Perubahan-perubahan dari individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun
kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan.Ini berarti bahwa dalam
konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.Secara
sederhana, siefertdanhoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai long-team
changes In a person’s growth, feelings patterns of thinking,social relationships and motor
skills.Sementara itu chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai :perubahan sampai
mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam intergrasi daribagian-bagian
jasmaniah dalam bagian-bagian fungsional, kedewasaanatau kemunculan pola-pola asas
tingkahlaku yang tidak dipelajari.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. Dan dalam istilah
pertumbuhan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala dan
jantung. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami
kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia,ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada
puncaknya. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental ataupsikis yang relatif
berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya.
Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung merujuk pada suatu titik optimal
dan kemudian menurun pada keruntuhannya, dan sedangkan istialah “perkembangan” lebih
merujuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan
rohani sudah sampai akhir hayat. Perkembangan rohaninya tidak terhambat walaupun keadaan
jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya. Meskipun terdapat perbedaan penekanan
dari kedua istilah tersebut, tetapi dalam literature psikologi perkembangan istilah “pertumbuhan
digunakan dalam pengertian yang sama dengan perkembangan. Bahkan menurut witherington
(1986) “pertumbuhan dalam pengertiannya yang luas meliputi perkembangan”.

Kematangan dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan
immaturation yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari
istilah yang sering diguanakan dalam biologi yang merujuk pada keranuman atau kemasakan.
Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang
terdapat beberapa penyesuaiaan. Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai:
perkembangan, proses mencapai kemasakan/usiamasak, proses perkembangan, yang dianggap
berasal dari keturanan atau merupakan tingkah laku khusus special (jenisrumpun). Jadi
kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul
dan bersatu dengan perkembangannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
indivu. Meskipun demikian kemtangan tidak dapat dikatagorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan in imerupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh
setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan mula-mula merupakan suatu hasil
daripada adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu.

Perubahan. Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap


perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahn itu tidak pula mempengaruhi proses
perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai perubahan ini
perlu realisasi diri atau biasanya disebut “aktualisasidiri” merupakan faktor yang sangat
penting.Tujuan ini bias dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat
,untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.Realisasi ini
memerankan peranan penting dalam kesehatan seseorang. Orang yang berhasil menyesuaikan
diri dengan baik dengan pribadi dan sosial ,akan mempunyai kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri, akan menimbulkan kekecewaan dan sikap negative terhadap orang lain,
dan terhadap kehidupan pada umumnya. Secara garis besarnya, perubahan-perubahan yang
terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi kedalam 4 bentuk,yaitu:

 Perubahan dalam ukuran besarnya


 Perubahan-perubahan dalam proposi
 Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
 Timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri

Hukum-hukum perkembangan. Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara


umum adalah sama pada anak. Namun demikian, perbedaan-perbedaan individual dimungkinkan
terjadi karena factor-faktor pembawaan, pengalaman, factoriklim, sosiologis dan ekonomis.
Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan, bergelombang naik turun yang
berjalan dengan kelajuan cepat maupun lambat semua itu menujukan betapa perkembangan
mengikuti patokan atau tunduk pada hukum tertentu yang disebut dengan “hukum
perkembangan”.terdapat hokum perkembangan antara lain:

1. Hukum kesatuan organis


Yaitu suatu satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau suatu kumpulan unsure
yang berdiri sendiri.
2. Perubahan-perubahan dalam proporsi
Perubahan-perubahan proporsi juga nampak dalam perkembangan mental, imajinasi yang
terdapat pada anak bercorak warna warni fantastik sangat jauh dari kenyataan.
3. Hilangnya bentuk atau ciri-ciri
Jenis perubahan yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk dan
ciri-ciri tertentu.
4. Timbulnya atau lahirnya ciri-ciri baru
Dengan menghilangnya bentuk danciri-ciri lama yang tidak berdaya guna lagi, timbulkan
ciri-ciri dan bentuk perubahan fisik dan mental yang baru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan
bahwa perkembangan tiap-tiap individu tidak sama. Hal ini sangat dipengarui oleh faktor-faktor.
Secara garis besar factor-faktor tersebut dapat dibadakan atas tiga factor yaitu:

1. Faktor yang terdapat dalam diris endiri


Anak yang dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu,bakat ini dapat
diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit yang kemungkinan yang terkandung
dalam diri anak. Dengan demikian jelas bahwa bakat atau pembawaan mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan individu.
2. Faktor yang berasal dari luar diri individu
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perkembangan itu didorong dari dalam,dan
dorongan itu dapat melaju atau terhambat oleh factor-faktor yang berada diluar dirinya
3. Faktor-faktor umum
Faktor umum maksudnya unsur-unsur yang dapat digolongkan kedalam dua
penggolongan yaitu factor dari dalam dan dari luar individu. Dengan demikian jika
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua
unsure tersebut, makadikatakan dengan faktor umum.
C. Perbedaan individual peserta didik
Garry 1963 (Oxendine, 1984 : 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut :
 Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak.
 Perbedaan social termasuk status ekonomi, agam, hubungan keluarga, dan suku
 Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
 Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
 Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Berikut penjelasan lain mengenai perbedaan individual peserta didik:

a) Perbedaan kognitif
Kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Banyak atau sedikit, tepat atau kurang tepat
pengetahuan itu dapat dimiliki dan dapat diproduksi kembali dan ini merupakan
tingkat kemampuan kognitif seseorang. Kemampuan kognitif menggambarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya
kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil
belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan.
Tingkat kemampuan kognitif dapat dilihat dari hasil belajar yang diukur dengan
tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan nilai kemampuan kognitif yang
bervariasi. Variasi nilai tersebut yang menggambarkan perbedaan kemampuan
kognitif tiap-tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif
dapat dilakukakan dengan tes kemampuan belajar atau tes hasil belajar.
b) Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupannya. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda,
kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis,
dan sistematis. Apabila latar belakang keluarga kaya dengan kultur, anak akan
mendapat keuntungan dalam hal perbendaharaan nahasa seni, demikian halnya
pada kondisi sebaliknya. Pengalaman-pengalaman dan kematangan anak
sebelumnya merupakan faktor pendorong perkembangan anak dalam berbagai
kemampuan, termasuk kemampuan berbahasa.
c) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau psikomotorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat dengan
sistem kerja yang sistematis. Jika ada suatu rangsangan, maka otak akan
merespon dan akan menimbulkan gerakan atau kegiatan. Kemampuan motorik
dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir.
Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir setiap orang
berbbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik setiap
individu akan berbeda-beda pula. Seorang individu yang semakin dewasa,
menunjukkan fungsi-fungsi fisik ynng semakin matang. Hal ini berarti ia akan
mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam banyak hal. Dapat
dinyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia semakin
matang dan akan mampu menunjukan tingkat kecakapann motorik yang semakin
tinggi.
d) Perbedaan dalam Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman masing-masing dapat
memperlancar atau menghambat prestasinya. Minat dan sikap individu terhadap
sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan
atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-
kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan antara para siswa.
Faktor-faktor tersebut akan verkembng akibat sikap-sikap dari eluarga atau
lingkungan sekitar.
e) Perbedaan dalam Bakat
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi
umum merupakan faktor dari hamper semua atau bahkan semua bidang
penampilan atau performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini
dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan
motorik, seni, dan olahraga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan
dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik. Dengan demikian
perencanaan pendidikan selanjutnya lebih memperhatikan kemampuan atau bakat
akademik daripada kemampuan tentang bakat khusus untuk dijadikan dasar
pertimbangan.
f) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang mempengaruhi kesiapan sang anak untuk menerima
pengaruh dari luar yang lebih luas. Berbeda latar belakang, berbeda pula kesiapan
masing-masing anak. Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan
dan npenyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman,
disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang atau benda-
benda, membantu berkembangnya kebiasaan berbahasa dan belajar yang
diharapkan. Dengan demikian, perbedaan-perbedaan individu itu tidak saja
disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh
keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

D. Periodesasi Perkembangan Anak


Periodesasi Perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang
kedalam masa tertentu. Sedangkan perkembangan adalah menunjukkan suatu proses
tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak diulang kembali. Dalam
perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap
dan tidak dapat diulangi. Teori periodesasi perkembangan anak menurut Elizabeth B
Hurlock, dalam bukunya yang berjudul ‘’Developmental Psychology’’ merumuskan
periodesasi secara lengkap dari periode dalam kandungan sampai dengan periode tua:

1. Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi


2. Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua
3. Masa bayi
4. Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun)
5. Masa kank-kanak akhir (6-10/11 tahun)
6. Masa pubertas/preadolescene (10/11-13/14 tahun)
7. Masa remaja awal (13/14 tahun)
8. Masa remaja akhir (17-21 tahun)
9. Masa dewasa awal (21-40 tahun)
10. Masa setengah baya (40-60 tahun)
11. Masa tua (60-meninggal dunia)

Secara garis besar, periode dibagi menjadi tiga macam, yaitu periodesasi biologis,
periodesasi didaktis, dan periodesasi psikologis.

a) Periodesasi Perkembanga Biologis


Periodesasi ini berdasarkan pada kondisi atau proses pertumbuhan bilogis
anak.Pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu,
didasarkan pada gejala berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat
lain, periodesasi yang disusun berdasarkan prosese biologis tertentu.
b) Periodesasi Perkembangan Didaktis
Pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi,
dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Periodesasi didaktis
disusun dalam kaitan dengan usaha pendidikan. Yang dimaksud tinjauan ini
adalah dari segi keperluan atau materi apa kiranya yang tepat diberiakn anak
didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan
metode yang paling efektif untuk diterapkan didalam mengajar atau mendidik
anak pada masa tersebut.
c) Periodesasi Perkembangan Psikologis
Perkembangan atas dasar keadan dan cirri-ciri khas kejiwaan anak pada
periode tertentu. Berorientasi dan mengembalikan masalah dari sudut pandang
psikologis
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peserta didik mengalami perkembangan berupa perubahan yang bertahap mulai dari
perubahan kecil sampai dengan perubahan yang besar (bertambah), mulai dari anak usia dini
sampai menuju dewasa. Perkembangan tersebut meliputi: Perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, Perkembangan bahasa, perkembangan emosi, dan perkembangan
sosial. Selain karakteristik, terdapat hakikat mengenai perkembangan peserta didik.
Hakikatnya dalam perkembangan terdapat suatu perubahan, serta terdapat hukum hukum dan
faktor yang mempengaruhi perkembangan. Didalam masa perkembangan, ada beberapa jenis
perbedaan invidual peserta didik. Perbedaan itu berupa perbedaan kognitif, perbedaan
individual dalam kecakapan bahasa, perbedaan dalam latar belakang, perbedaan dalam bakat,
dan perbedaan dalam kesiapan belajar. Periodesasi perkembangan juga bertahap, mulai dari
dalam kandungan sampai lahir dan tua. Periodesasi terbagi menjadi tiga, yaitu periodesasi
Biologis, Didaktis, dan Psikologis.

B. Penutup

Demikian isi artikel mengenai perkembangan peserta didik yang dapat kami paparkan.
Kami menyadari tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan artikel yang kami susun.
Maka dari itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari ibu dosen pembimbing dan
dari para pembaca artikel ini. Semoga artikel yang ini dapat bermanfaat. Sekian penutup dari
kami, semoga dapat diterima bagi para pembaca dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2012.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syamsu Yusuf L.N.serta Sugandi M.Nani.2000.Psikologi Perkembangan Anak dan


Remaja.Bandung.Bandung: PT Rosda Karya

Abu Ahad dan Munawar Sholeh.2009.Psikologi Perkembangan.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sumardi Suryabrata.2004.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai