Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang pendidik tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu, tetapi juga harus bisa
memahami bagaimana karakteristik sang anak (peserta didik ). Terdapat berbagai macam
latar belakang kehidupan peserta didik. Baik yang bersifat baik atau tidak cukup baik. Hal
tersebut harus dipahami oleh seorang pendidik ataupun orang tua untuk menjadi pegangan
dalam mendidik anak sesuai latar belakang yang anak miliki. Tujuan dari pemahaman
tersebut adalah agar seorang pendidik atau orangtua dapat lebih mudah mengarahkan sang
anak menuju perkembangan yang diharapkan.
Terdapat peserta didik yang kesulitan dalam menjalani proses pembelajaran, maka
dari itu perlu adanya pemahaman bagi seorang pendidik untuk dapat mengetahui penyebab
permasalahan si anak didik tersebut. Perkembangan pada diri anak terus mengalami
perubahan dan mencakup lingkungan yang lebih luas. Cara untuk mengetahui perkembangan
peserta didik yaitu dengan mengenali karakteristik, paham tentang hakikat perkembangan,
perbedaan latar belakang, dan periodesasi perkembangan. Untuk itu, kami menyusun artikel
mengenai perkembangan peserta didik mulai dari karakteristik sampai denga periode
perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. Dan dalam istilah
pertumbuhan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala dan
jantung. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami
kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia,ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada
puncaknya. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental ataupsikis yang relatif
berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya.
Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung merujuk pada suatu titik optimal
dan kemudian menurun pada keruntuhannya, dan sedangkan istialah “perkembangan” lebih
merujuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan
rohani sudah sampai akhir hayat. Perkembangan rohaninya tidak terhambat walaupun keadaan
jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya. Meskipun terdapat perbedaan penekanan
dari kedua istilah tersebut, tetapi dalam literature psikologi perkembangan istilah “pertumbuhan
digunakan dalam pengertian yang sama dengan perkembangan. Bahkan menurut witherington
(1986) “pertumbuhan dalam pengertiannya yang luas meliputi perkembangan”.
Kematangan dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan
immaturation yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari
istilah yang sering diguanakan dalam biologi yang merujuk pada keranuman atau kemasakan.
Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang
terdapat beberapa penyesuaiaan. Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai:
perkembangan, proses mencapai kemasakan/usiamasak, proses perkembangan, yang dianggap
berasal dari keturanan atau merupakan tingkah laku khusus special (jenisrumpun). Jadi
kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul
dan bersatu dengan perkembangannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
indivu. Meskipun demikian kemtangan tidak dapat dikatagorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan in imerupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh
setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan mula-mula merupakan suatu hasil
daripada adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu.
a) Perbedaan kognitif
Kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Banyak atau sedikit, tepat atau kurang tepat
pengetahuan itu dapat dimiliki dan dapat diproduksi kembali dan ini merupakan
tingkat kemampuan kognitif seseorang. Kemampuan kognitif menggambarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya
kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil
belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan.
Tingkat kemampuan kognitif dapat dilihat dari hasil belajar yang diukur dengan
tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan nilai kemampuan kognitif yang
bervariasi. Variasi nilai tersebut yang menggambarkan perbedaan kemampuan
kognitif tiap-tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif
dapat dilakukakan dengan tes kemampuan belajar atau tes hasil belajar.
b) Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupannya. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda,
kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis,
dan sistematis. Apabila latar belakang keluarga kaya dengan kultur, anak akan
mendapat keuntungan dalam hal perbendaharaan nahasa seni, demikian halnya
pada kondisi sebaliknya. Pengalaman-pengalaman dan kematangan anak
sebelumnya merupakan faktor pendorong perkembangan anak dalam berbagai
kemampuan, termasuk kemampuan berbahasa.
c) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau psikomotorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat dengan
sistem kerja yang sistematis. Jika ada suatu rangsangan, maka otak akan
merespon dan akan menimbulkan gerakan atau kegiatan. Kemampuan motorik
dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir.
Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir setiap orang
berbbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik setiap
individu akan berbeda-beda pula. Seorang individu yang semakin dewasa,
menunjukkan fungsi-fungsi fisik ynng semakin matang. Hal ini berarti ia akan
mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam banyak hal. Dapat
dinyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia semakin
matang dan akan mampu menunjukan tingkat kecakapann motorik yang semakin
tinggi.
d) Perbedaan dalam Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman masing-masing dapat
memperlancar atau menghambat prestasinya. Minat dan sikap individu terhadap
sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan
atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-
kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan antara para siswa.
Faktor-faktor tersebut akan verkembng akibat sikap-sikap dari eluarga atau
lingkungan sekitar.
e) Perbedaan dalam Bakat
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi
umum merupakan faktor dari hamper semua atau bahkan semua bidang
penampilan atau performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini
dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan
motorik, seni, dan olahraga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan
dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik. Dengan demikian
perencanaan pendidikan selanjutnya lebih memperhatikan kemampuan atau bakat
akademik daripada kemampuan tentang bakat khusus untuk dijadikan dasar
pertimbangan.
f) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang mempengaruhi kesiapan sang anak untuk menerima
pengaruh dari luar yang lebih luas. Berbeda latar belakang, berbeda pula kesiapan
masing-masing anak. Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan
dan npenyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman,
disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang atau benda-
benda, membantu berkembangnya kebiasaan berbahasa dan belajar yang
diharapkan. Dengan demikian, perbedaan-perbedaan individu itu tidak saja
disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh
keragaman dalam latar belakang sebelumnya.
Secara garis besar, periode dibagi menjadi tiga macam, yaitu periodesasi biologis,
periodesasi didaktis, dan periodesasi psikologis.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta didik mengalami perkembangan berupa perubahan yang bertahap mulai dari
perubahan kecil sampai dengan perubahan yang besar (bertambah), mulai dari anak usia dini
sampai menuju dewasa. Perkembangan tersebut meliputi: Perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, Perkembangan bahasa, perkembangan emosi, dan perkembangan
sosial. Selain karakteristik, terdapat hakikat mengenai perkembangan peserta didik.
Hakikatnya dalam perkembangan terdapat suatu perubahan, serta terdapat hukum hukum dan
faktor yang mempengaruhi perkembangan. Didalam masa perkembangan, ada beberapa jenis
perbedaan invidual peserta didik. Perbedaan itu berupa perbedaan kognitif, perbedaan
individual dalam kecakapan bahasa, perbedaan dalam latar belakang, perbedaan dalam bakat,
dan perbedaan dalam kesiapan belajar. Periodesasi perkembangan juga bertahap, mulai dari
dalam kandungan sampai lahir dan tua. Periodesasi terbagi menjadi tiga, yaitu periodesasi
Biologis, Didaktis, dan Psikologis.
B. Penutup
Demikian isi artikel mengenai perkembangan peserta didik yang dapat kami paparkan.
Kami menyadari tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan artikel yang kami susun.
Maka dari itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari ibu dosen pembimbing dan
dari para pembaca artikel ini. Semoga artikel yang ini dapat bermanfaat. Sekian penutup dari
kami, semoga dapat diterima bagi para pembaca dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA