Stretching PDF
Stretching PDF
id
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Fisik
Pertumbuhan merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang
manusia sejak di dalam kandungan, hingga pada masa remaja akhir. Pertumbuhan
setiap individu manusia tidak sama baik pertumbuhan fisik atau psikis (mental).
Pertumbuhan fisik sangatlah mudah untuk diketahui, karena pertumbuhan ini
dapat dilihat perkembangan atau perubahannya.
Pertumbuhan fisik pada laki-laki dan perempuan berbeda, tahap-tahap,
masa pertumbuhan, ciri-ciri dan kecepatan pertumbuhannya berbeda-beda antara
laki-laki dan perempuan. Menurut Muhammad (2014:24), “Banyak hal yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik masing-masing individu baik laki-laki maupun
perempuan”. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh makanan dan pola hidup
masing-masing individu, makanan yang baik dan pola hidup yang baik dapat
mempercepat pertumbuhan, dan sebaliknya dengan makanan yang kurang sehat
dan pola hidup yang buruk dapat menghambat pertumbuhan.
Kondisi berasal dari kata “condition” (bahasa latin) yang berarti keadaan.
Sedangkan secara definitif kondisi menurut Luttgens, K and Hamilton, N.
(1997:143) adalah “Keadaan fisik dan psikis serta kesiapan seseorang terhadap
tuntutan-tuntutan khusus suatu cabang olahraga”. Beberapa ahli mengemukakan
batasan tentang pengertian kondisi fisik yang dapat dibedakan atas pengertian
sempit dan luas. Dalam arti sempit menurut Syafruddin, (1992:35) “Kondisi
merupakan keadaan yang meliputi faktor kekuatan, kecepatan, dan daya tahan.
Sedangkan dalam arti luas ketiga faktor di atas ditambah dengan faktor
fleksibilitas (fleksibility) dan koordinasi”.
Unsur-unsur kebugaran jasmani atau kondisi fisik ada 10 komponen.
commit
Komponen tersebut sebagian besar to user unsur-unsur kebugaran jasmani
merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang sangat dibutuhkan oleh seseorang agar mampu melakukan aktivitas secara
efisien dan produktif, baik sewaktu bekerja, maupun berolahraga. Menurut
Depdiknas (2003:4), “Unsur-unsur kebugaran jasmani yang dapat dikategorikan
sebagai komponen kondisi fisik yaitu:
a. Daya Tahan (Endurance), dalam Unsur-unsur kebugaran jasmani
dalam hal Daya Tahan dikenal dua macam daya tahan, diantaranya:
1) Daya tahan umum (general endurance)
2) Daya tahan otot (local endurance)
b. Daya Ledak Otot (muscular Explosive power)
c. Kekuatan Otot (Strength)
d. Kelenturan (Flexibility)
e. Kecepatan (Speed)
f. Kelincahan (Agility)
g. Koordinasi (Coordination)
h. Keseimbangan (Balance)
i. Ketepatan (Accuracy)
j. Reaksi (Reaction)
commit
hari) tanpa menimbulkan kelelahan to user
yang berlebihan”. Menurut Hidayatullah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Fleksibilitas
Hidayatullah (1995:21) mengemukakan bahwa “Fleksibilitas adalah
kemampuan untuk menggunakan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam persendian
ke mampuan maksimum”. Dengan kelenturan yang baik akan mengurangi
pengunaan tenaga yang berlebihan pada saat melakukan suartu gerakan. Menurut
Nurhasan (2001:15) “Kelenturan gerakan yang dilakukan membuat gerakan
menjadi luwes/tidak kaku”.
Fleksibilitas tubuh yang kurang baik maka cenderung kaku dalam hal
gerakan dan sulit untuk menerapkan pola yang betul serta dapat membatasi
jangkauan dari suatu gerakan, sehingga seseorang akan sulit mencapai prestasi.
Menurut Suharno (1986:20) “Fleksibilitas adalah suatu kemampuan dari
seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitude yang luas atau
kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan jasmani atau usaha
fleksibilitas tubuh atau persendian-persendian tertentu”.
Fleksibilitas juga didefinisikan sebagai ROM atau Range Of Motion
mampu diraih oleh sendi. Menurut Luttgens and Hamilton (1997:146), “ROM
pada sendi biasanya diukur dengan jumlah derajat dari posisi awal dari segmen
untuk posisinya pada akhir ROM penuh dari pergerakan”. Cara yang paling umum
ini dilakukan adalah dengan menggunakan goniometer.
Fleksibilitas yang baik diketahui membawa manfaat positif pada otot dan
sendi. Ini membantu dengan pencegahan cedera, membantu untuk meminimalkan
nyeri otot, dan meningkatkan efisiensi di semua aktifitas fisik. Meningkatkan
fleksibilitas juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian fungsional.
Menurut Harrel (2006:41), “Fleksibilitas yang baik dipengaruhi oleh elastisitas
otot dan memberikan jangkauan yang lebih luas pada gerak sendi”. Ini
commit to
memberikan kemudahan dalam gerakan userdan aktivitas sehari-hari. Sebuah
tubuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Fisiologi Fleksibilitas
Menurut Kisner (2007:13), “Otot dan tulang bekerja bersama-sama yang
disebut sistem musculoskeletal”. Tulang memberikan postur dan dukungan
struktural untuk tubuh dan otot-otot memberikan tubuh dengan kemampuan untuk
bergerak (dengan kontraksi, dan dengan demikian menghasilkan suatu gerakan).
Sistem muskuloskeletal juga memberikan perlindungan bagi organ internal tubuh.
Dalam urutan untuk melaksanakan fungsinya, tulang harus bergabung
bersama-sama dengan jaringan lainnya. Titik di mana tulang terhubung satu sama
lain disebut sendi, dan hubungan ini diikat oleh ligamen. Ketchum (2013:4)
berpendapat bahwa “Fleksibilitas yang berkaitan dengan sendi sangat sedikit
diberikan perhatian atau bahkan diabaikan sama sekali”. Sementara manfaat
latihan kardiovaskuler biasa dan kekuatan sangat terkenal, hanya sedikit orang
yang menyadari yang fleksibilitas sendi juga penting bagi kesehatan untuk
mencapai aktivitas yang optimal.
Pada umumnya kenaikan fleksibilitas dicapai dari gerakan balistik yang
digunakan untuk meningkatkan kekuatan. Dari beberapa survei yang telah
dilaksanakan oleh penulis, latihan kelenturan (stretching) sebagian besar orang
tidak dilakukan setiap harinya. Jumlah seluruhnya waktu yang dihabiskan dalam
rutinitas stretching hampir tidak pernah melebihi 5 menit dan sebagian lagi
hampir tidak pernah melakukannya sama sekali. Dari survei oleh penulis terhadap
196 orang mahasiswa yang melaksanakan kegiatan kuliah dari pagi hingga sore,
sehingga mengalami nyeri dan kaku pada persendiannya, memperlihatkan bahwa
mereka cenderung hanya meregangkan kelompok otot tertentu tidak lebih dari 15
detik.
Selain itu, biasanya stretching hanya dilakukan terjadi pada awal sesi
olahraga dan sama sekali tidak dilakukan saat memulai suatu aktivitas keseharian.
commit
Bahkan dalam pelatihan olahraga, to user hanya diberikan minor dalam
stretching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
juga merupakan komitmen jangka panjang dan harus terus menerus dilakukan
untuk mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas.
Fleksibilitas bukanlah sesuatu yang secara otomatis datang dengan latihan
kekuatan. Sebaliknya, latihan kekuatan tanpa kelenturan dapat menyebabkan
penurunan dramatis dalam fleksibilitas. Dalam banyak kasus, kurangnya
fleksibilitas akan mengakibatkan hilangnya fungsi "normal" sendi dalam tubuh,
padahal fungsi gerak sendi sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Membuat
peningkatan yang signifikan dalam fleksibilitas akan membawa peningkatan yang
nyata dalam kinerja tubuh. ROM yang lebih besar akan memerlukan untuk waktu
yang lebih lama dari gaya yang diterapkan, perbaikan teknik, peningkatan
keuntungan biomekanik, dan pengurangan ketegangan sendi.
Menurut Alim (2000:4), “Stretching harus dilakukan sesering mungkin.
Kebanyakan resistensi terhadap ROM adalah hasil dari kontraksi otot untuk
mencegah cedera, sehingga tahanan berlebih ini bisa diatasi dari sesi stretching
yang dilakukan, hasilnya lebih efektif”. Stretching pemanasan ringan dan aktif
harus dilakukan sebelum bekerja untuk mempersiapkan aktivitas sehari-hari.
Tetapi stretching yang dilanjutkan dengan latihan akan memiliki dampak yang
signifikan lebih besar pada fleksibilitas. Setelah latihan, otot yang hangat dan
lelah. Hal ini memungkinkan untuk ROM yang lebih besar, yang membantu
memastikan bahwa otot-otot yang sebenarnya sedang diregangkan dalam keadaan
santai daripada melawan serabut otot yang berkontraksi.
Karena stretching yang paling efektif adalah saat santai ROM
dimaksimalkan, stretching di kemudian hari akan memiliki efek lebih besar pada
fleksibilitas. Menurut Func et al, (2003:164), “Seperti dengan komponen lain
untuk program kebugaran, waktu stretching harus bervariasi”. Rekomendasi
tersebut adalah pedoman program stretching seharusnya tidak menjadi terlalu
rutin. Dari waktu ke waktu, stretching dilakukan sebelum berolahraga dan / atau
pagi hari.
Salah satu kunci untuk cepat mendapatkan fleksibilitas adalah belajar
bagaimana untuk relaks saat stretching. Otot antagonis harus relaks saat dilakukan
stretching. Jika tidak, serabut commit to userberkontraksi akan menyebabkan
otot yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengurangan yang signifikan dalam ROM, dan otot itu sendiri tidak sedang efektif
untuk meregang. Menurut Ferrando et al (1997:82), “Metode utama untuk
relaksasi otot stretching sementara hanya untuk berlatih melakukannya”. Berfokus
pada santai dan menjaga pernapasan biasa saat meregangkan memiliki dampak
yang dramatis pada efektivitas sesi stretching. Aktif berkontraksi dan relaksasi
otot antagonis juga akan membantu memastikan bahwa otot-otot yang meregang
maksimal.
b. Manfaat Flexibilitas
Manfaat dapat diperoleh dari pengembangan fleksibilitas menurut Kravitz
dan Heyward (1991:15) adalah sebagai berikut:
1) Penurunan sakit dan nyeri
Spasme otot merata di seluruh sendi, menyebabkan tulang
misalignment, postur, tubuh yang buruk, kelelahan yang tidak perlu, nyeri
otot dan nyeri sendi. Stretching dapat meringankan masalah ini.
Peningkatan kemampuan untuk bergerak bebas dan mudah dan melakukan
aktivitas.
2) Kemungkinan penurunan risiko cedera.
Kekakuan otot (spasme otot) juga merupakan faktor pencetus di
cedera berlebihan, karena otot yang elastis mentransfer berlebihan stress
bahkan jaringan ikat kurang lentur. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pentingnya stretching dalam pencegahan cedera dapat bervariasi
tergantung pada jenis kegiatan untuk mengikuti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Fleksibilitas mengacu pada total rentang gerak dari sendi atau kelompok
sendi. Fleksibilitas, yang berbeda dari masing-masing orang dipengaruhi oleh
komponen dari sistem musculoskeletal serta jalur neuromuscular tertentu dari
tubuh. Karakteristik struktural sendi dan sifat mekanik dari jaringan ikat struktur
otot-tendon sebagian besar mempengaruhi tingkat gerakan di sekitar sendi yang
diberikan. Menurut Colberg (2007:44), “Kekhususan gerakan bahwa seseorang
melakukan dalam kegiatan rutin fisik dan metode stretching sering
mendefinisikan pengembangan dan peningkatan jangkauan gerak tubuh”. Tujuan
dari semua program stretching adalah untuk mengoptimalkan mobilitas sendi
tetap menjaga stabilitas sendi. Perhatian harus selalu difokuskan pada aplikasi
sistematis, yang aman dan efektif dari berbagai teknik gerak yang dimanfaatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rawan ini menyerap tekanan dan mencegah keausan langsung pada tulang”.
Karakteristik komposisi tulang rawan artikular adalah sesuatu antara padat dan
cair.
Pengikat dari sendi disebut kapsul ligamentum terpasang kuat ke kedua
tulang sendi. Menurut Davies (2007:79), “Kapsuler ligamen dilapisi dengan
membran sinovial tipis yang mengeluarkan cairan sinovial ke dalam rongga sendi.
Cairan sinovial ini menyediakan makanan untuk tulang rawan artikular dan
berfungsi sebagai pelumas pada sendi”. Hal ini menyebabkan berubahnya
tegangan tekan ditempatkan pada sendi dari aktivitas fisik untuk stres hidrostatik
yang membatasi potensi bahaya untuk sendi.
Selain ligamen kapsul, setiap sendi biasanya memiliki beberapa ligamen
lainnya yang berfungsi untuk membantu ikatan tulang bersama-sama. Menurut
Ketchum (2013:6), “Ligamen adalah pita fibrosa yang kuat yang terbuat dari
jaringan yang sama ditemukan dalam kapsul sendi”. Selain membantu untuk
mengikat tulang, ligamen berfungsi untuk mencegah dislokasi, dan membatasi
beberapa rentang gerakan. Jika sembarangan dilakukan, stretching dapat
menyebabkan cedera. Sehingga harus berhati-hati untuk tidak memberikan
stretching yang berlebihan, terutama ketika otot spasme.
Stretching bukan merupakan aktivitas kompetitif, sehingga tidak
disarankan mencoba untuk meniru orang lain yang lebih fleksibel. Jika ada daerah
yang terjadi injury, stretching harus membentang dengan hati-hati dan tidak ke
rasa sakit, jika tidak maka risiko terjadinya reinjury. Jika merasa sakit selama
stretching, nyeri terutama sendi, maka hentikan stretching. Ada beberapa
kekhawatiran berlebihan pada fleksibilitas, menurut Harrel (2006:33), “Jika tidak
disertai dengan kekuatan otot, kemungkinan dapat terjadi overstretch pada
ligamen dan tendon serta meningkatkan kelemahan sendi dan kerentanan terhadap
cedera”. Untuk itu adalah bijaksana untuk memperkuat otot-otot sebelum
meregangkan, sehingga, lebih optimal dalam manfaatnya dalam kebugaran.
d. Faktor yang Mempengaruhi Fleksibilitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi fleksibilitas sendi. Ini termasuk sendi
commitotot,
struktur, jaringan lunak (sendi kapsul, to user
tendon), tidak aktif, suhu otot, usia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
genetik, jenis kelamin, obesitas, cedera, dan faktor saraf. Menurut Ellis (2006:18),
“Kapsul sendi adalah jaringan ikat yang mengelilingi sendi dan memberikan
stabilitas sambil mengontrol mobilitas”. Struktur bersama rentang gerak sendi
bervariasi dari satu sendi ke lain tergantung pada struktur sendi, kapsul sendi, dan
jaringan ikat dari struktur otot-tendon sekitar sendi. Jika sendi struktur sendiri
ditentukan rentang gerak, stretching tidak akan efektif, karena hal ini tidak setuju
untuk mengubah. Namun, stretching tidak mempengaruhi kisaran gerak jaringan
lunak sekitar sendi.
1) Jaringan lunak
Otot dan selubung fibrosa pada jaringan ikat, ligamen, tendon, dan kulit di
sekitar sendi juga mempengaruhi jangkauan gerak. Menurut Harrel (2006:74),
“Diperkirakan bahwa sekitar 47 persen dari total stabilitator untuk stretching
adalah disumbangkan oleh ligamen dan struktur sendi, sekitar 41 persen dari
jaringan ikat, 10 persen dari tendon, dan 2 persen dari kulit”. Otot mengandung
elastin, serabut elastis, dan kolagen, jaringan ikat fibrosa. Seperti karet gelang,
ketika meregang, otot sementara memanjang, kemudian kembali ke panjang
istirahat mereka. Saat stretching diulang dari waktu ke waktu meningkatkan
kemampuan dari otot untuk memperpanjang dengan resistensi yang lebih kecil.
2) Inactivity
Secara fisik individu yang aktif cenderung lebih fleksibel dari individu
pasif. Mungkin yang paling umum penyebab fleksibilitas rendah adalah gaya
hidup. Menurut Hobskin (2005:85), “Dengan tidak digunakannya tubuh, maka
tubuh akan menyesuaikan dengan rentang gerak yang terbatas”. Otot dan jaringan
ikat menjadi kurang lentur, memperpendek dan melemahkan, meninggalkan
seseorang lebih rentan terhadap cedera.
3) Suhu otot
Menurut Holt (1970:16), “Stretching lebih mudah dan lebih nyaman jika
otot telah menghangat dengan aktivitas otot-otot besar seperti berjalan atau senam
ringan”. Ketika otot dingin, mereka kaku dan sulit untuk menerima stretching.
Ketika suhu otot meningkat, jaringan ikat menjadi lebih lembut, dan ketahanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berbagai sendi bergerak penuh”. Cedera, scar tissue, cedera otot, dan sendi dapat
menghasilkan penurunan lingkup gerak, diawali karena rasa sakit dan menjaganya
agar tidak berlarut-larut. Kelenturan dapat hilang dari waktu ke waktu karena
penurunan gerak yang diakibatkan oleh recovery cedera, menyebabkan otot-otot
dan jaringan ikat menjadi spasme dan lemah. Fleksibilitas juga terganggu oleh
jaringan parut, yang menimbulkan keketatan, melemahkan, dan mengurangi
elastisitas dari jaringan asli.
8) Faktor saraf
Ketika otot meregang, otot merangsang muscle spindle dan reseptor
stretching yang berada dalam sel-sel otot,. Menurut Cuthbertson (1929:40)
“Mereka merasakan jumlah dan kecepatan stretching, dan jika otot kewalahan
atau meregang terlalu cepat, mereka mengaktifkan refleks stretching untuk
mencegah cedera”. Penyebab berkontraksinya stretching refleks otot adalah untuk
mencegah stretching berlebihan pada sendi.
Organ Tendon Golgi (GTO), merupakan jenis lain dari reseptor terletak di
dalam tendon otot. Tugasnya adalah mendeteksi jumlah ketegangan di otot.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ligamen (47%), otot dan selubung fasianya (41 %), tendon (10%), dan kulit
(2%)”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Jenis Fleksibilitas
Banyak orang tidak menyadari fakta bahwa ada perbedaan jenis dari
fleksibilitas. Ini berbagai jenis fleksibilitas dikelompokkan sesuai dengan berbagai
jenis kegiatan yang terlibat dalam pelatihan atletik. Yang yang melibatkan gerak
disebut dinamis dan statis. Menurut Apleton (1998:131) mengemukakan bahwa
perbedaan jenis dari fleksibilitas tersebut adalah:
1) Fleksibilitas dinamis (juga disebut fleksibilitas kinetik) adalah
kemampuan untuk melakukan dynamic (atau kinetik) gerakan otot untuk
membawa anggota badan melalui penuh rentang gerak pada sendi.
2) Fleksibilitas statis (juga disebut fleksibilitas aktif) adalah kemampuan
untuk mengasumsikan dan mempertahankan posisi diperpanjang hanya
menggunakan ketegangan dari agonis dan sinergis sedangkan antagonis
yang sedang diregangkan. Misalnya, mengangkat kaki dan menjaga
tinggi tanpa dukungan eksternal (selain dari otot otot kaki sendiri).
3) Fleksibilitas statis-pasif (juga disebut fleksibilitas pasif) adalah
kemampuan untuk mengasumsikan posisi dan kemudian menahan
mereka hanya menggunakan berat badan, dukungan anggota badan, atau
peralatan lainnya (seperti kursi atau barre).”
f. Pengembangan Fleksibilitas
Latihan merupakan langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran.
Latihan fleksibilitas adalah bagian dari program kebugaran. Tujuannya adalah
untuk mengembangkan dan mempertahankan lingkup gerak sendi yang memadai
untuk kemudahan gerakan di kegiatan sehari-hari. Menurut Kisner (2007:14)
memaparkan bahwa “peningkatan fleksibilitas dapat ditentukan dari: frekuensi,
intensitas, dan waktu (durasi) dari stretching. Tergantung juga pada sesi dan
repetisi, sesi fleksibilitas bisa bertahan 10 sampai 30 menit”.
Prinsip Pengembangan fleksibilitas pada dasarnya program reguler
stretching dapat menghasilkan perubahan yang bermanfaat dalam otot dan
berbagai gerak sendi. Menurut Colberg (2007:65), “untuk mengembangkan
commit
program stretching yang efektif, harustomempertimbangkan
user beberapa prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Perbedaan Individual
Kemampuan orang bervariasi dalam mengembangkan fleksibilitas.
Variasi dalam proporsi kolagen dan elastin di jaringan otot, struktur sendi,
panjang otot, dan tendon pada tulang dapat berkontribusi dalam
menentukan perbedaan rentang gerak sendi serta sebagai kemampuan
untuk meningkatkan jangkauan itu. Dalam genetik endowment, memiliki
potensi untuk perbaikan. Sebuah program stretching teratur dapat
membantu menyempurnakan dan mempertahankan fleksibilitas.
5) Keseimbangan
Kita sering memiliki otot yang lebih kuat di satu sisi tubuh (kanan-
kiri atau depan-belakang). Harus diperhatikan perbedaan fleksibilitas yang
bekerja pada masing-masing sisi untuk mempermudah memperbaikinya.
Memberikan lebih banyak waktu stretching di daerah yang mengalami
kelemahan akan meringankan ketidakseimbangan.
3. Togok
Kegiatan togok yang kuat sangat penting untuk fungsi yang baik bagi tubuh
manusia. Kontrol togok adalah basis yang mendukung gerakan ekstremitas.
Ketika togok tidak stabil, gerakan normal pada ekstremitas adalah mustahil.
Dengan togok dapat bergerak dan menstabilkan secara efektif, pasien dapat
meningkatkan kontrol dari lengan dan kaki mereka.
a. Anatomi Struktur Togok
Menurut Zain (2010:7), ”Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh
dan berfungsi menyangga cranium, gelang bahu, extremitas atas dan dinding
thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke extermitas
bawah”. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervus spinalis dan
lapisan penutup meningen yang dilindungi oleh columna vertebralis.
Sistem tulang dari vertebra cervicalis dari segi bentuknya termasuk tulang
pendek, dimana panjang dan lebarnya hampir sama. Keseluruhan dari vertebra
akan berderet satu dengan yang lainnya membentuk suatu tiang yang disebut
commit
Columna vertebra. Columna vertebra to user juga tulang belakang yang terdiri
ini disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi,
laterofleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin bertambah setiap
individu melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang berulang-ulang setiap
hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan menimbulkan
robekan kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala prodromal.
Menurut Cailliet (1981:184), “Ligamentum spinalis berjalan longitudinal
sepanjang tulang vertebrae”. Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada
arah tertentu dan mencegah robekan..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ketika molekul ATP lain mengikat kepala myosin, jembatan silang terurai
dan kepala terlepas dari aktin. Menurut Faiz (2002:94), “Siklus dimulai lagi ketika
filamen aktin bergerak lebih dekat ke pusat sarkomer setiap kali siklus ini
berulang. Kontraksi berlanjut sampai impuls saraf berhenti dan ion kalsium
dikembalikan ke situs penyimpanan mereka”. Membran dari retikulum
sarkoplasma mengandung transportasi aktif protein yang memompa ion kalsium
kembali ke retikulum sarkoplasma.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ATP.) Karena kurang laktat diproduksi pada orang yang terlatih, pH darah tetap
stabil, dan defisit oksigen lebih kecil terjadi.
5) Respon otot
Di dalam tubuh, otot dipersarafi untuk kontraksi. Setiap akson dalam saraf
merangsang sejumlah serat otot. Karena semua serat otot dalam unit motor
dirangsang sekaligus, baik kontraksi atau tidak. Variabel yang mempengaruhi
adalah jumlah otot serat dalam unit motor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 16. Pengaruh jumlah serat otot terhadap respon otot (Mader, 2004:178)
Orang yang unggul dalam fungsi gerak tertentu dapat ditingkatkan dengan
berolahraga. Saran utama adalah melaksanakan program latihan sesuai dengan
usia. Latihan dan dosisnya disesuaikan untuk stimulasi saraf yang tidak bekerja
dengan baik, sehingga serat otot secara bertahap akan berkontraksi dengan
maksimal. Aktivitas otot yang kuat dalam waktu lama akan membuat otot
bertambah besar karena jumlah miofibril dalam serat otot meningkat.
pernapasan ditemukan pada otot. Mereka juga dikelilingi oleh pembuluh darah
kapiler dan sehingga memberikan lebih banyak darah dan oksigen dari serat
kontraksi cepat". Serat kontraksi lambat memiliki tegangan maksimum rendah,
yang berkembang lambat, tapi serat otot ini yang sangat tahan terhadap kelelahan.
Karena serat kontraksi lambat memiliki cadangan besar glikogen dan lemak,
sehingga mitokondria berlimpah dan dapat mempertahankan stabil,
berkepanjangan produksi ATP ketika oksigen tersedia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jadi dengan melihat fungsi otot di atas otot punggung di bawah berfungsi
menggerakkan punggung dan membantu mempertahankan posisi tubuh
berdiri.
4. Latihan Fisik
Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang
sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran
jasmani (physical fitness). Menurut Moeloek (1984:7), “Derajat kesegaran
jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan
tugas sehari-hari”. Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang semakin
tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian
produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat. Orang yang memiliki tingkat
kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang
biasanya sering terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya daya tahan, fleksibilitas persendian, kekuatan otot, dan
kelincahan merupakan penyebab timbulnya cedera. Menurut Kisner (2007:86),
“Hal ini disebabkan program latihan kondisi fisik yang dilakukan seseorang tidak
sempurna sebelum melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat”. Setiap orang
membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan
penyesuaian (adaptasi) terhadap, pembebanan fisik yang diberikan kepadanya
(dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan. Menurut Ferrando (1997:4), “Program latihan kondisi fisik perlu
direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh”. Proses latihan kondisi fisik yang
dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari meningkat beban
latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini akan menyebabkan
seseorang kian kuat dan efisien dalam gerakannya. Menurut Kisner (2007:86),
“Para ahli olahraga berpendapat, bahwa seseorang yang mengikuti program
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
latihan fleksibilitas secara intensif selama 4-8 minggu akan memiliki fleksibilitas
yang jauh lebih baik”.
Latihan fisik memiliki macam-macam bentuk. Terdiri dari 10 bentuk latihan
dasar, yaitu :
a. Daya Tahan (Endurance), dalam Unsur-unsur kebugaran jasmani
dalam hal Daya Tahan dikenal dua macam daya tahan, diantaranya:
1) Daya tahan umum (general endurance) adalah kemampuan
seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan
peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan
kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah
otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2) Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang
dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-
menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
b. Daya Ledak Otot (muscular Explosive power) adalah kemampuan otot
atau sekelompok otot melakukan kerja secara eksplosif. Dalam hal ini
dapat dinyatakan bahwa daya ledak (power) = kekuatan (strenght) ×
kecepatan (velocity).
c. Kekuatan Otot (Strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima
beban sewaktu bekerja.
d. Kecepatan (Speed)adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju,
balap sepeda, panahan dan lain-lain. Hal ini merupakan kecepatan
gerak dan eksplosif.
e. Kelincahan (Agility) adalah kemampuan seseorang mengubah posisi
diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang
berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti
kelincahannya cukup baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1950 sebagai bagian dari pekerjaan terapeutik dengan pasien yang menderita
kelumpuhan dan penyakit otot. Selama bertahun-tahun konsep PNF ini dan
modifikasi, diperkenalkan, dan telah diterapkan oleh banyak pelatih pribadi dan
instruktur kebugaran dengan siswa. Dengan instruksi yang tepat, teknik PNF juga
telah terbukti aman dilaksanakan kepada siswa (Kravitz, 1980:187). Teknik PNF
stretching adalah teknik hold relax dan contract relax yang dapat dimodifikasi dan
digunakan baik secara individu atau dengan pasangan terampil.
Gambar 17
Active stretching pada togok (Harrel, 2006:76)
commit to user
diintensifkan rangsangan-rangsangan spesifik melalui reseptor sendi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Adolescent
Istilah adolescent atau remaja berasal dari kata latin adolescare (kata
bendanya, adolescentia yaitu remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa” (Bobak, 2004:43). Menurut Rumini dan Sundari (2004:52),
“Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa
dewasa”. Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana
terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,
2004:3).
Tingkatan usia adolescent menurut para ahli berbeda-beda. Menurut
Hurlock (1999: 70) tingkatan usia remaja dibagi menjadi 2, yaitu adolescent awal
usia 13-16 tahun dan remaja akhir usia 16-18 tahun. Tingkatan adolescent
menurut Monks (1999) mengemukakan bahwa terdiri dari 3, yaitu adolescent awal
usia 12-15 tahun, adolescent pertengahan usia 15-18 tahun, dan adolescent akhir
usia 18-21 tahun. Menurut Sarwono (2001:41), “WHO menetapkan batas usia
remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20
tahun”. Namun beliau juga mengemukakan bahwa adolescent dibagi menjadi 3
tingkatan yaitu adolescent awal usia 11-15 tahun, adolescent pertengahan usia 15-
18 tahun, dan adolescent akhir usia 18-24 tahun.
Pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24
tahun dan belum menikah. Dengan pembatasan usia adolescent yang berbeda-
commit
beda, peneliti memilih pembatasan to user akhir usia 18-24 tahun menurut
adolescent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai
beberapa tahun kemudian.
Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a) Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan
dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat
dan kerongkongan bertambah panjang.
c) Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di
kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya
terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
d) Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak
perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya
akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini
terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan
perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-
laki .
e) Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah.
f) Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja.
Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh
yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit.
g) Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh
perubahan-perubahan fisik. Menurut Brilin (2010:8), “Diantara perubahan
fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin
panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai
dengan haid pada perempuan dan”mimpi pertama” pada anak laki-laki),
dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh”.
b. Kemampuan Gerak Masa Remaja (Adolescent)
Kurangnya aktivitas fisik jelas telah terbukti menjadi faktor risiko untuk
commit
penyakit kardiovaskular dan kondisi lain.toOrang
user yang kurang aktif dan kurang fit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memiliki risiko lebih besar terkena tekanan darah tinggi. Studi oleh Hobskins,
(2005:476) menunjukkan bahwa “Orang yang aktif secara fisik cenderung untuk
mengembangkan penyakit jantung koroner dibandingkan mereka yang tidak aktif.
Orang kelebihan berat badan atau obesitas aktif secara fisik secara signifikan
mengurangi risiko penyakit dengan aktivitas fisik secara teratur”. Fakta-fakta
tentang gaya hidup tidak aktif, ribuan kematian akibat setiap tahun karena
kurangnya aktivitas fisik secara teratur. Tidak aktif cenderung meningkat dengan
usia. Perempuan lebih mungkin untuk melakukan gaya hidup aktif dibandingkan
pria.
Penurunan aktivitas fisik dapat berkontribusi untuk mengubah komposisi
tubuh dalam beberapa cara. Menurut Kuh (2005:224), “Massa otot menurun
sementara massa lemak meningkat”. Komposisi tubuh dan Kegiatan fisik di 54
laki-laki dan 75 perempuan selama periode 10 tahun menunjukkan bahwa tingkat
yang lebih rendahnya dari aktivitas fisik tingkat hilangnya otot dipercepat karena
kurangnya beraktivitas.
Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi
cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan, dan
fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilan keterampilan gerak
dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak laki-laki menunjukan
terus mengalami peningkatan, sedangkan anak perempuan menunjukan
peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal
tersebut dilihat dari berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan
melempar jarak jauh. Anak perempuan mencapai hasil maksimal dalam lari pada
usia 13 tahun, dan menunjukan sedikit perubahan dalam melempar dan melompat
sesudah umur tersebut. Menurut Espenchade (1960:66), “Pertumbuhan yang cepat
pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan,
dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik
selama masa adolesensi”.
Menurut studi yang dilakukan oleh Vincent (1968:441), “Anak perempuan
mencapai skor terbaik dalam ketepatan melempar, memantulkan ketembok dan
commit
melempar jarak jauh pada usia 15,3 tahun,tountuk
user lompat tinggi penampilan terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada usia 14,4 tahun, sedangkan siswa putri yang sehat dan segar mencapi skor
tertinggi dalam lompat pada umur 18,4 tahun”. Penampilan fisik sesudah pubertas
lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan.
Menurut pemaparan Sugiyanto (2015:45), “Penampilan gerak anak
perempuan dalam keterampilan dasar cenderung menurun sebelum mencapai
kematangan biologis, kira-kira 3 tahun sebelum kematangan tulang sebaliknya
anak laki-laki terus mengalami peningkatan penampilan geraknya dengan
bertambahnya kematangan tulang”. Kecepatan matang secara biologis laki-laki
adanya hubungan dengan penampilan gerak. Umumnya anak laki-laki masa
pubertas meningkat secara terus menerus dan teratur dalam lari dan melompat,
tetapi sediki terlambat dalam lemparan, hal ini berhubungan dengan serangkaian
pertumbuhan fisik, seperti tungkai yang memanjang, pinggul yang melebar
sebelum pengembangan bagian pundak.
Menurut Suharjana (2013:1), “Dalam lompat jauh tanpa awalan,
menggantung dengan lengan ditekuk, berbaring duduk (sit-up) dengan lutut
ditekuk anak laki-laki umur 10-16 tahun menunjukkan peningkatan yang berbeda.
Peningkatan penampilan tertinggi untuk lompat jauh tanpa awalan terjadi antar
umur 14-15 tahun dan umur 11-12 tahun untuk lengan menggantung dan sit-up.
Peningkatan maksimum lompat jauh tanpa awalan dan menggantung bertepatan
dengan puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan, sendangkan peningkatatan
pada sit-up 1 tahun sebelum puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan”.
Peningkatan yang lebih cepat pada anggota badan sehingga secara mekanika
memberikan keuntungan dalam melakukan sit-up karena togok relative lebih
pendek.
7. Jenis kelamin
Dari penelitian awal Cuthbertson dan Deitrick et al dalam Ferrando
(1997:807), “studi yang lebih baru, salah satu yang paling konsisten dan efek
direproduksi dari inactive berkepanjangan adalah peningkatan ekskresi nitrogen.
Meskipun studi awal gagal membedakan antara peningkatan laju degradasi protein
dan penurunan laju sintesis protein, itu baik diakui bahwa sumber ekskresi
commit to user
nitrogen meningkat adalah otot rangka”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perempuan. Terutama pada masa puber berat badan akan bertambah sehingga
mempengaruhi terhadap penampilan gerak perempuan.
Kombinasi gerak anak laki-laki pada awal pubertas mengalami
perkembangan sedikit sekali tetepi setelah itu perkembangannya semakin cepat.
Ada hubungan yang besar antara keseimbangan dinamik dengan penilaian
kemampuan fisik anak laki-laki usia SMP. Perubahan pesat yang terjadi pada
masa adolesensi seperti tambahnya fisik,kekuatan dan proporsi tubuh berpengaruh
terhadap pengaturan syaraf gerak,yang berakibat menurunnya beberapa
kemampuan gerak untuk keseimbangan. Proses penyesuaian integrasi fungsi
syaraf gerak memerlukan waktu cukup lama hal ini berpengaruh merugikan
terhadap kehilangan koordinasi gerak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
1. Apakah ada perbedaan pengaruh latihan contract relax, Hold Relax, dan active
stretching terhadap peningkatan fleksibilitas togok pada adolescent?
Contract relax dan Hold Relax adalah teknik latihan PNF (Proprioseptive
Neuromuscular Facilitation) stretching. Teknik PNF stretching diterapkan pada
penelitian, ditemukan bahwa PNF teknik stretching mencapai keuntungan terbesar
dalam peningkatan fleksibilitas, karena mekanisme kontraksi pada otot yang
memendek, diikuti oleh kontraksi statis pada teknik contract relax dan kontraksi
isometric pada teknik Hold Relax tampak memiliki dampak terbesar pada
peningkatan fleksibilitas. Ketika kontraksi pada otot ASaran, selama kurang lebih
3 detik. Perubahan terbesar dalam fleksibilitas terjadi setelah pengulangan
pertama dan untuk mencapai perubahan yang lebih permanen di ROM, PNF
stretching harus dilakukan sekali atau dua kali per minggu. Perubahan ROM yang
PNF hasilkan dibandingkan dengan teknik active stretching secara tradisional
dikaitkan dengan autogenik dan / atau hambatan timbal balik (Sharman, 2006:77).
PNF stretching (atau fasilitasi otot proprioseptif) adalah salah satu bentuk
yang paling efektif dari pelatihan fleksibilitas untuk meningkatkan rentang gerak
(Cornelius et al, 1980:79). Sementara ada beberapa variasi PNF stretching, yang
memiliki satu kesamaan yaitu mereka memfasilitasi inhibisi otot. Hal ini diyakini
bahwa ini adalah mengapa PNF lebih unggul bentuk lain dari pelatihan
fleksibilitas (Sady et al, 1982:263). Kedua tindakan otot isometrik dan konsentris
diselesaikan sebelum bantuan pasif stretching untuk mencapai penghambatan
autogenik - relakASi refleks yang terjadi pada otot yang sama di mana organ
Golgi tendon dirangsang. Sering kontraksi isometrik disebut sebagai 'pegangan'
dan kontraksi otot konsentris (Tanigawa et al, 1972:732).
Teknik yang sama melibatkan konsentris pada kelompok otot yang
berlawanan dengan yang sedang diregangkan untuk mencapai inhibisi timbal
balik-relakASi otot refleks yang terjadi pada otot yang berlawanan otot di mana
organ Golgi tendon dirangsang (Holt et al, 1970:615).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seperti kapsul, ligamen, serta selaput-selaput lain dan dalam labirin dari telinga
dalam.
Proprioceptors dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
Muscle proprioceptors yang terdiri dari muscle spindle dan golgi tendon organs,
joint and skin proprioceptors, labyrinthine and neck proprioceptors.
Dari ketiga proprioceptors tersebut, maka yang berperan terhadap daya regang
otot adalah muscle proprioceptors, yang terdiri dari muscle spindle dan golgi
tendon organs. Jadi setiap proses pergerakan tidak lepas dari peranan muscle
spindle dan golgi tendo organs.
Muscle spindle terletak di dalam otot. Muscle spindle merupakan suatu
receptor yang menerima rangsang dari regangan otot. Regangan yang cepat akan
menghasilkan impuls yang kuat pada muscle spindle. Rangsangan yang kuat akan
menyebabkan refleks muscle spindle yaitu mengirim impuls ke spinal cord
menuju jaringan otot dengan cepat, menyebabkan kontraksi otot yang cepat dan
kuat. Muscle spindle sangat berperan dalam proses pergerakan atau pengaturan
motorik.
Peran muscle spindle dalam pengaturan motorik adalah :
1. Mendeteksi perubahan panjang serabut otot.
2. Mendeteksi kecepatan perubahan panjang otot.
Sebetulnya muscle spindle bekerja sebagai suatu pembanding dari panjang
kedua jenis serabut otot intrafusal dan ekstrafusal. Bila panjang serabut ekstrafusal
jauh lebih besar daripada panjang serabut intrafusal, maka spindle menjadi
terangsang untuk berkontraksi. Sebaliknya, bila panjang serabut ekstrafusal lebih
pendek daripada serabut intrafusal, maka spindle menjadi terinhibisi (keadaan
yang menyebabkan refleks seketika untuk menghambat terjadinya kontraksi otot).
Jadi spindle tersebut dapat dirangsang atau dihambat.
Meregangkan suatu kelompok otot hendaknya jangan dilakukan secara
tiba-tiba. Sebab apabila stretching otot dilakukan secara tiba-tiba akan
merangsang muscle spindle dan ini menyebabkan refleks regang. Refleks muscle
spindle sering disebut refleks regang atau refleks myotatik. Hal ini disebabkan
commit tomuscle
karena stretching otot tersebut merangsang user spindle sehingga menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kontraksi otot yang bersangkutan. Golgi Tendon Organs (GTO). GTO adalah
stretching receptor yang terletak di dalam tendon otot tepat di luar perlekatannya
pada serabut otot tersebut. Refleks GTO bias terjadi akibat tegangan otot yang
berlebihan. Sinyal-sinyal dari GTO merambat ke medula spinalis yang
menyebabkan terjadinya hambatan respon (negative feed-back) terhadap kontraksi
otot yang terjadi. Hal ini untuk mencegah terjadinya sobekan otot sebagai akibat
tegangan yang berlebihan. Dalam hal ini refleks GTO merupakan pelindung untuk
mencegah terjadinya sobekan otot, namun dapat juga bekerja sama dengan muscle
spindle untuk mengontrol seluruh kontraksi otot dalam pergerakan tubuh.
Sedangkan peran golgi tendon organs dalam proses pergerakan atau pengaturan
motorik adalah mendeteksi ketegangan selama kontraksi otot atau stretching otot.
Namun antara golgi tendon organs dengan muscle spindle ada perbedaan fungsi.
Muscle spindle berfungsi untuk mendeteksi perubahan panjang serabut otot,
sedangkan golgi tendon organs berfungsi mendeteksi ketegangan otot.
Sinyal dari golgi tendon organs dihantarkan ke medula spinalis untuk
menyebabkan efek refleks pada otot yang bersangkutan. Efek inhibisi dari golgi
tendon organs menyebabkan rileksasi seluruh otot secara tiba-tiba. Efek inhibisi
terjadi pada waktu kontraksi atau regangan yang kuat pada suatu tendon. Keadaan
ini menyebabkan suatu refleks seketika yang menghambat kontraksi otot serta
tegangan dengan cepat berkurang. Pengurangan tegangan ini berfungsi sebagai
suatu mekanisme protektif untuk mencegah terjadinya robek pada otot atau
lepasnya tendo dari perlekatannya ke tulang.
Kualitas fleksibilitas dipengaruhi oleh stuktur sendi, kualitas otot tendo
dan ligamen, usia, serta suhu. Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas
seseorang antara lain:
a. Bentuk, tipe, struktur, sendi, ligament dan tendo.
b. Otot sekitar persendian.
c. Umur dan jenis kelamin. Anak-anak dan wanita pada umumnya memiliki
fleksibilitas yang baik. Fleksibilitas yang maksimal dicapai pada umur 15-16
tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul dari hasil penelitian (Arikunto, 2010:110).
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
4. Ada perbedaan pengaruh latihan contract relax, hold relax, dan active
stretching terhadap peningkatan fleksibilitas togok pada adolescent. Hold
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user