Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA

PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT


HERNA MEDAN TAHUN 2018

Nur aini
Institut Kesehatan Helvetia Medan
Email: nuraini@helvetia.ac.id

ABSTRACT

The hospital is a health care facility operates 24 hours. The Responsibilities and
workload of nurses to note with the division of labor, such as morning shift, noon shift,
and night shift. The division of this shift can give negative impact which one is fatigue.
Relationships shift work with fatigue on nurses inpatient in Herna hospital. The research
design is descriptive analytic with a cross sectional approach. The population in this
study were all the nurses the inpatientusing a simple random sampling technique as many
as 57nurses. Data analysis used statistical test using chi-square. there is a level of fatigue
in the category of less tired as many as 12 people (63.2%), tired as many as 7 people
(36.8%). And in the noon shift nurse there was a level of fatigue in the category of
tiredness as many as 12 people (63.2%), tired as much as 6 people (31.6%) and very tired
as much as 1 person (5.3%). At night shift nurses there is a level of fatigue in the category
of tiredness as many as 3 people (15.8%), tired as many as 14 people (73.7%) and very
tired as much as 2 people (10.5%). From the results in this research obtained a significant
value of p = 0.016 or p <0.05. There is a work shift relationship with work fatigue in
nurses in inpatient installations at Imelda General Hospital Medan Indonesian Workers.

Keywords: Work shift, Fatigue, Nurse, Health care, Moorning shift, Noon shift

PENDAHULUAN 06.00 sampai 14.00 (shift pagi), 14.00


Shift kerja diartikan berada pada sampai 20.00 (shift sore) dan 20.00
lokasi kerja yang sama (shift kerja sampai 06.00 (shift malam) – atau satu
kontiniu) atau pada waktu yang berlainan jam (bisa 2 jam) lebih dulu untuk tiap
(shift kerja rotasi). Shift kerja berbeda shift (Nurmianto, 2018).
dengan hari kerja biasa, dimana pada hari Rumah sakit yang memberikan
kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara pelayanan rawat inap mengharuskan
teratur pada waktu yang telah ditentukan adanya pengaturan shift kerja agar
sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat pelayanan kesehatan terus diberikan
dilakukan lebih dari satu kali untuk kepada seluruh pasiennya. Didalam
memenuhi jadwal 24 jam/hari. Alasan Undang – Undang No.13 tahun 2003
lain dari shift kerja adalah kebutuhan tentang ketenagakerjaan, setiap
sosial akan pelayanan. Di Inggris dan pengusaha atau pelayanan kesehatan
Eropa biasanya diterapkan dari pukul diwajibkan untuk melaksanakan

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 45


ketentuan jam kerja. Karena ada simpatis) dan inhibisi (bersifat para
ketentuan tersebut dan proses kerja tidak simpatis). Kelelahan diklasifikasikan
bisa berhenti, maka diaturlah pembagian dalam dua jenis yaitu kelelahan otot dan
waktu kerja bagi setiap karyawan atau kelelahan umum. Kelelahan subjektif
pegawai dengan shift kerja. Periode kerja biasanya diakhir jam kerja, apabila beban
dibagi menjadi 3 yaitu periode pagi kerja melebihi rata – rata 30 – 40% dari
sampai sore, periode sore sampai malam tenaga aerobik maksimal (Tarwaka,
dan ada yang bekerja pada periode malam 2004).
sampai pagi (Kemenkes, 2013). Kelelahan kerja menurunkan
Jumlah jam kerja yang efisien kinerja dan menambah tingkat kesalahan
untuk seminggu adalah antara 40 – 48 jam kerja dan terjadinya kecelakaan kerja
yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja. dalam industri. Pembebanan otot secara
Maksimum waktu kerja tambahan yang statis (static muscular loading) jika
masih efisien adalah 30 menit. Apabila dipertahankan dalam waktu yang cukup
jam kerja melebihi dari ketentuan lama akan mengakibatkan RSI
tersebut akan ditemukan hal seperti; (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri
penurunan kecepatan kerja, gangguan otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang
kesehatan, angka absensi karena sakit diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang
meningkat, yang kesemuanya akan bersifat berulang (repetitive).
bermuara pada rendahnya produktivitas Karakteristik kelelahan kerja akan
kerja (Tarwaka, 2004) Pergeseran waktu meningkat dengan semakin lamanya
kerja dari pagi, siang dan malam hari pekerjaan yang dilakukan, sedangkan
dapat mempengaruhi terjadinya menurunnya rasa lelah (recovery) adalah
peningkatan kecelakaan akibat kerja didapat dengan memberikan istirahat
(Sucipto, 2014) yang cukup (Nurmianto, 2018).
Kelelahan merupakan suatu Kelelahan akibat tidak ergonomisnya
mekanisme perlindungan tubuh agar kondisi sarana, prasarana dan lingkungan
tubuh terhindar dari kerusakan lebih kerja merupakan faktor dominan bagi
lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah menurun atau rendahnya produktivitas
istirahat. Kelelahan diatur secara sentral kerja tenaga kerja.suasana kerja yang
oleh otak. Pada susunan syaraf pusat tidak ditunjang oleh kondisi lingkungan
terdapat sistem aktivasi (bersifat kerja yang sehat, nyaman, aman, dan

46
selamat akan memicu timbulnya Pelayanan keperawatan yang
kelelahan pada tenaga kerja (Budiono, berkualitas akan sulit dilaksanakan jika
2003). suplai tenaga kesehatan yang tidak
Rumah sakit sebagai sarana upaya memadai, serta sistem kesehatan yang
perbaikan kesehatan yang melaksanakan tidak diperhatikan. Selain itu, kita pun
pelayanan kesehatan sekaligus sebagai tidak pungkiri bahwa ditengah besarnya
lembaga pendidikan tenaga kesehatan tuntutan terhadap perawat agar
dan penelitian ternyata memiliki dampak memberikan pelayanan terbaik kepada
positif dan negative terhadap lingkungan masyarakat serta beratnya risiko yang
sekitarnya. Fasilitas rawat inap yang dihadapi (Febrian, 2015).
banyak dimanfaatkan penduduk Permasalahan pokok yang
Indonesia adalah rumah sakit pemerintah berhubungan dengan shift kerja adalah
(38%), rumah sakit swasta (35%) dan terkadang pekerja tidur saat kegiatan
puskesmas (11%) (Adisasmito, 2007). sosial berlangsung. Hal ini menyebabkan
Perawat adalah seseorang yang telah pekerja sulit memberikan waktunya pada
menyelesaikan pendidikan keperawatan keluarga, berkumpul dengan teman atau
yang memenuhi syarat, serta berwenang berinteraksi dengan masyarkat untuk
di negeri bersangkutan untuk mendapatkan nilai sosial yang besar
memberikan pelayanan keperawatan (Nurmianto, 2018).
yang bertanggung jawab untuk Suatu sistem syaraf manusia
meningkatkan kesehatan, pencegahan biasanya memiliki daya tolak yang luar
penyakit, dan pelayanan penderita sakit biasa terhadap perubahan yang tiba – tiba.
(Budiono, 2015). Jadi, penjadwalan kerja seharusnya diatur
Seseorang dapat dikatakan sebagai sehingga tidak mengganggu sistem syaraf
perawat dan mempunyai tanggung jawab tersebut secara berlebihan. Biasanya hal
sebagai perawat manakala yang ini dilakukan dengan memberikan
bersangkutan dapat membuktikan bahwa perubahan bersifat sementara dan
dirinya telah menyelesaikan pendidikan berikutnya pekerja dikembalikan pada
perawat baik di luar maupun di dalam kondisi normalnya. Misalnya, seseorang
negeri yang biasanya dibuktikan dengan perkerja hanya menjalani satu shift
ijazah atau surat tanda tamat belajar malam dalam satu minggunya.
(Kemenkes, 2014).

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 47


Rumah Sakit Herna Medan ruangan dan 4 orang perawat dari masing
merupakan RS kelas B Non pendidikan. – masing ruangan tentang tugas pershift
Berdasarkan data profil rumah sakit tahun kerja perawat di dapatkan informasi
2016 yang diperoleh, pada RS Herna bahwa perawat pada shift pagi banyak
khususnya bagian rawat inap memiliki tugas pekerjaan yaitu mendampingi
ruangan rawat inap terdiri atas memiliki dokter saat memeriksa keadaan pasien,
Kamar VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan mengganti sprei pasien, melengkapi data
kelas II dengan total jumlah tenaga pasien, mengantar pasien yang akan
perawat 130 orang. Jumlah pasien rawat melakukan pemeriksaan laboratorium,
inap yang dirawat pada tahun 2016 fisiologi, radiologi dan mengantarkan
sebanyak 14.622 orang, sedangkan pada pasien yang akan di operasi, merangkum
tahun 2017 sebanyak 14.443 orang (Profil keluhan – keluhan pasien dan keluarga
RS Herna, 2016). pasien, serta mengobservasi pasien secara
Berdasarkan survey awal yang berkala sehingga job desk dari perawat
telah dilakukan, di RS Herna Medan yang berlebihan dapat menyebabkan
memberlakukan sistem shift kerja dengan kelelahan.
3 shift, yaitu shift pagi, shift sore dan shift Pada shift sore tugas perawat
malam. Sistem rotasi yang digunakan melanjutkan pekerjaan perawat shift pagi
pada RS Herna Medan adalah model yaitu mengobservasi kembali pasien,
sistem rotasi 2-2-2. Shift pagi dimulai mengurus berkas administrasi yang
pada pukul 08.00 – 16.00 WIB, Shift sore belum siap, mengganti infus pasien,
dimulai pada pukul 16.00 – 23.00 WIB Menunggu dokter yang belum datang,
dan Shift malam dimulai pukul 23.00 – memberi obat pasien dan mengantar
08.00 WIB. Pada shift pagi, jumlah pasien yang akan melakukan
perawat yang berjaga sebanyak 4 orang pemeriksaan laboratorium, fisiologi,
perawat. Pada shift sore, jumlah perawat radiologi dan mengantarkan pasien yang
yang berjaga sebanyak 3 orang perawat akan di operasi. Pada shift sore perawat
tanpa kepala ruangan. Pada saat shift juga banyak mengeluh lelah dan pusing
malam, jumlah perawat yang berjaga menghadapi keluhan pasien yang selalu
sebanyak 2 - 3 orang. mamanggil dan terkadang marah karena
Berdasarkan wawancara singkat dokter lama datang, banyaknya tuntutan
yang dilakukan terhadap 2 kepala dari keluarga pasien, jumlah tenaga

48
perawat lebih sedikit dan Jam kerja waktu yang bersama (Notoatmodjo,
mereka dari jam 16.00 wib sampai 23.00 2005)
wib sehingga menyebabkan mereka Populasi adalah seluruh data yang
mengantuk dan lelah. menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
Pada shift malam tugas perawat lingkup dan waktu yang kita tentukan
yaitu mengecek keadaan pasien, memberi (Margono, 2013). Populasi penelitian
obat, membereskan dokumen adalah seluruh perawar rawat inap yang
administrasi, dan melihat persediaan bekerja di RS Herna Medan yaitu
keperluan di ruangan yang telah habis sebanyak 130 perawat rawat inap. Sampel
seperti infus, obat–obatan. Pada shift Penentuan jumlah sampel dengan
malam perawat juga mengeluh menggunakan menggunakan rumus
mengantuk, pusing dan lelah karena slovin dengan teknik simple random
perawat harus bekerja pada malam hari sampling sebanyak 57 perawat rawat
dimana waktu tersebut seharusnya inap.
digunakan untuk istirahat. Berdasarkan Analisis data pada penelitian ini
uraian permasalahan di atas, maka ingin menggunakan analisis univariat dan
meneliti lebih lanjut mengenai hubungan analisis bivariat untuk mengetahui
shift kerja dengan kelelahan kerja pada hubungan (kolerasi) antara variabel bebas
perawat rawat inap di RS Herna Medan. (independent variabel) dengan variabel
Tujuan penelitian ini adalah untuk terikat (dependent variabel)
mengetahui hubungan shift kerja dengan menggunakan chi square.
kelelahan kerja pada perawat instalasi HASIL PENELITIAN
rawat inap di RS Herna Tahun 2018. Karakteristik Responden:
METODE PENELITIAN Berdasarkan hasil pengumpulan
Jenis penelitian ini adalah data tentang karakteristik dilihat pada
penelitian yang bersifat deskriptif analitik tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah
dengan pendekatan cross sectional. mayoritas perawat berumur < 25 tahun
Penelitian cross sectional adalah dimana yaitu sebanyak 33 orang (57,9 %).
data yang menyangkut variabel bebas Mayoritas perawat yang berjenis kelamin
atau risiko dan variabel terikat atau laki – laki sebanyak 17 orang (29,8%).
variabel akibat, akan dikumpulkan dalam Masa kerja < 5 tahun sebanyak 48 orang
(84,2%).Perawat dengan status

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 49


perkawinan yang sudah menikah
sebanyak 22 orang (38,6%).

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Rawat Inap

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)


Umur (Tahun)
< 25 tahun 33 57.9
≥ 25 tahun 24 42,1
Jenis Kelamin
Laki – Laki 17 29,8
Perempuan 40 70,2
Masa Kerja
< 5 tahun 48 84,2
≥ 5 tahun 9 15,8
Status Perkawinan
Menikah 22 38,6
Belum menikah 35 61,4

Analisis Univariat dan merasa lelah diseluruh badan


Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 3 orang (15,8 %). Hasil
dengan analisis univariat diketahui hasil pengukuran kelelahan perawat shift
pengukuran kelelahan perawat rawat inap malam berdasarkan kuisoner di RS Herna
shift pagi berdasarkan kuisoner di RS Medan yang diberikan kepada perawat
Herna Medan yang diberikan kepada shift malam, diketahui bahwa perawat
perawat shift pagi, diketahui bahwa paling banyak merasakan mata terasa
perawat yang sering merasakan kepala berat (ingin dipejamkan) sebanyak 9
terasa berat sebanyak 11 orang ( 57,9 %) orang (47,4%), merasa pening dan pusing
dan merasa lelah diseluruh badan sebanyak 9 orang (47,4%), sulit untuk
sebanyak 9 orang ( 47,4 %). berkonsentrasi sebanyak 8 orang
Hasil pengukuran kelelahan (42,1%), frekuensi menguap sebanyak 7
perawat shift sore berdasarkan kuisoner orang (36,8 %).
di RS Herna Medanyang diberikan Dari hasil penelitian dapat dilihat
kepada perawat shift sore, diketahui bahwa tingkat kelelahan pada perawat
bahwa perawat yang sering merasa ingin Shift pagi(08.00 – 16.00 WIB) paling
berbaring sebanyak 7 orang (36,8%), banyak dalam kategori kurang lelah yaitu
merasa haus sebanyak 6 orang (37,6%) 12 orang (63,2 %) dan dalam kategori

50
lelah sebanyak 7 orang (36,8 %). Tingkat Tingkat kelelahan pada perawat
kelelahan pada perawat Shift sore (16.00 Shift malam (23.00 – 08.00 WIB) paling
– 23.00 wib) paling banyak dalam banyak berada dalam kategori kurang
kategori kurang lelah yaitu 12 orang (63,2 lelah 3 orang (15,8 %) , kategori lelah
%) , kategori lelah sebanyak 6 orang (36,8 sebanyak 14 orang (73,7%) dan kategori
%) dan kategori sangat lelah sebanyak 1 sangat lelah sebanyak 2 orang (10,5%).
orang (5,3 %).

Tabel 2 Distribusi Tingkat Kelelahan Perawat Rawat Inap

Variabel f %
Shift Pagi
Kurang lelah 12 63,2
Lelah 7 36,8
Shift Sore
Kurang lelah 12 63,2
Lelah 6 31,6
Sangat Lelah 1 5,3
Shift Malam
Kurang lelah 3 15,8
Lelah 14 73,7
Sangat Lelah 2 10,5

Analisis Bivariat kategori sangat lelah pada shift pagi tidak


Berdasarkan hasil penelitian ada (0%), shift sore sebanyak 1 orang
dengan analisis bivariat diatas dapat dilihat (5,3%) dan shift malam sebanyak 2 orang (
bahwa tingkat kelelahan dalam kategori 10,5%).
tidak lelah pada shift pagi, sore dan malam Pada hasil uji statistik dengan uji
tidak ada (0%). Tingkat kelelahan dalam chi-square antara shift kerja dengan
kategori kurang lelah pada shift pagi kelelahan dapat diketahui nilai pearson
sebanyak 12 orang (63,6%), shift sore chi-square diperoleh p Value = 0.016
sebanyak 12 (63,6%) dan shift malam 3 dimana p< 0,05 yaitu H0 ditolak dan Ha
(15,8%). Tingkat kelelahan dalam kategori diterima, artinya ada hubungan shift kerja
lelah pada shift pagi sebanyak 7 orang ( dengan kelelahan pada perawat rawat inap
36,8%) , shift sore sebanyak 6 orang ( 31,6 di RS Herna Pekerja Indonesia.
%) dan shift malam sebanyak 14 orang
(73,3%) dan tingkat kekelahan dalam

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 51


Tabel 3 Hubungan Shift Kerja dengan kelelahan pada perawat rawatinap

Kelelahan
Shift Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah Total Sig (p)
f % f % f % f % pvalue
Pagi 12 63,2 7 36,8 0 0 19 100
Sore 12 63,2 6 31,6 1 5,3 19 100 0.016
Malam 3 15,8 14 73,7 2 10,5 19 100

PEMBAHASAN Pada hasil uji statistik chi-square


Hubungan Shift Kerja dengan
dapat diketahui pada shift sore terdapat
Kelelahan pada Perawat Rawat Inap
Shift Pagi tingkat kelelahan dalam kategori tidak
Pada hasil uji statistik chi-square
lelah tidak ada, dalam kategori kurang
dapat diketahui pada shift pagi terdapat
lelah sebanyak 12 orang (63,2%), dalam
tingkat kelelahan dalam kategori tidak
kategori lelah sebanyak 6 orang ( 31,6%)
lelah tidak ada, dalam kategori kurang
dan dalam kategori sangat lelah sebanyak 1
lelah sebanyak 12 orang (63,2%), dalam
orang (5,3%). Pada perawat rawat inap
kategori lelah sebanyak 7 orang ( 36,8%)
shift sore terdapat perawat sering merasa
dan dalam kategori sangat lelah tidak ada.
ingin berbaring, merasa haus dan merasa
Perawat rawat inap shift pagi banyak
lelah diseluruh badan disebabkan karena
terdapat perawat yang sering merasakan
pekerjaan perawat pada shift sore
kepala terasa berat dan merasa lelah
melanjutkan tugas pekerjaan perawat shift
diseluruh badan disebabkan banyak
pagi yang belum selesai seperti mengurus
melakukan aktivitas fisik seperti
berkas administrasi yang belum siap,
mendampingi dokter saat memeriksa
mengobservasi pasien kembali, mengganti
keadaan pasien, melengkapi data pasien,
infuse pasien, menunggu dokter yang
mengantar pasien yang akan melakukan
belum datang, memberi obat pasien,
pemeriksaan laboratorium, fisiologi,
mengantar pasien yang akan melakukan
radiologi dan mengantarkan pasien yang
pemeriksaan laboratorium, fisiologi,
akan dioperasi. Tetapi pada perawat shift
radiologi dan mengantarkan pasien yang
pagi tidak banyak yang mengeluh lelah
akan dioperasi. Pada perawat shift siang
karena perawat yang bekerja pada shift
ada beberapa perawat yang mengeluh lelah
pagi setelah pulang kerja bisa
karena jumlah tenaga perawatnya lebih
menggunakan waktu istirahatnya untuk
sedikit dan jam kerjanya sampai jam 23.00
tidur dan bisa tidur dimalam hari.
WIB sehingga mereka mengantuk dan
Shift Sore
lelah.

52
Shift Malam karena jam kerjanya yang panjang
Pada hasil uji statistik chi-square mencapai 9 jam dalam satu shift serta
dapat diketahui pada shift malam terdapat waktu tidur yang kurang mengakibatkan
tingkat kelelahan dalam kategori tidak perawat sering mengantuk dan ingin
lelah tidak ada, dalam kategori kurang berbaring. Diketahui bahwa waktu tidur di
lelah sebanyak 3 orang (15,8%), dalam siang hari tidak seefektif saat malam hari.
kategori lelah sebanyak 14 orang (73,7%) Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh
dan dalam kategori sangat lelah sebanyak 2 perawat juga dituntut untuk memberikan
orang (10,5%). Pada perawat rawat inap tindakan asuhan keperawatan yang baik
shift malam terdapat perawat merasakan untuk pasien serta selalu siaga dan tidak
mata terasa berat (ingin dipejamkan), boleh lengah dalam mengawasi pasien.
merasa pening atau pusing, frekuensi Perawat yang bekerja pada malam hari
menguap dan sulit untuk berkonsentrasi sangat mudah lelah karena waktu yang
disebabkan karena pekerjaan perawat seharusnya digunakan untuk tidur dan
melanjutkan pekerjaan perawat shift sore istirahat, justru digunakan untuk bekerja
dan perawat shift malam banyak dan hal ini sangat bertentangan dengan
mengalami gangguan tidur, kurang irama sirkadian tubuh.
istirahat sehingga menyebabkan cepat Menurut Suma’mur terdapat lima
mengalami kelelahan apalagi yang sudah kelompok sebab kelelahan yaitu keadaan
bekeluarga dan memiliki anak serta jam monoton, beban dan lamanya pekerjaan
shift malam yang lebih panjang baik fisik maupun mental, keadaan
dibandingkan shift pagi dan shift sore. lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan
Berdasarkan Hasil uji statistik chi- dan kebisingan, keadaan kejiwaan seperti
square dengan menggunakan program tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik
SPSS menunjukkan bahwa ada hubungan serta penyakit, perasaan sakit dan keadaan
yang sangat signifikan antara shift kerja gizi (Suma'mur, 1989).
dengan kelelahan. Hal ini ditunjukkan Hal ini sesuai dengan pendapat
dengan nilai signifikan p = 0.016 atau p < nurmianto bahwa pekerja yang bekerja
0,05. Dari analisis ini dapat diketahui dimalam hari, dapat terkena beberap
bahwa diantara shift pagi, sore dan malam permasalahan kesehatan. Permasalahan
yang memiliki tingkat kelelahan yang kesehatan ini antara lain yaitu gangguan
paling tinggi ditemukan pada shift malam tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 53


darah tinggi dan gangguan Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.
gastrointernasioal (Nurmianto, 2018). Saran untuk PT.Kereta Api Daerah Operasi
Selain itu, perawat shift malam juga sering VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan
mengalami gejala kelelahan merasa lelah adalah memperluas rest area yang sudah
sebelum bekerja yang dikarenakan perawat ada sehingga pekerja dapat tidur untuk
sudah banyak melakukan aktivitas pada mengurangi kelelahan dan untuk
saat siang hari diluar pekerjaan mereka, meningkatkan motivasi kerja bagi para
seperti mengurus anak dan kebutuhan pekerja (Pratiwi, 2016)
rumah tangga. Hal ini dikarenakan Penelitian ini juga didukung oleh
sebagian perawat sudah berkeluarga. penelitian yang berjudul perbedaan tingkat
Menurut Fatona, seseorang yang sudah kelelahan antara shift pagi, sore dan malam
menikah akan memiliki tugas seperti mulai pada perawat rawat inap di RS PKU
hidup berkeluarga, memelihara anak, Aisyiyah Boyolali. Tingkat kelelahan
mengatur rumah tangga, dan memulai berdasarkan shift perawat rawat inap di RS
dalam pekerjaan. Sehingga seseorang yang PKU Aisyiyah Boyolali menunjukan
sudah menikah akan mengalami kelelahan bahwa tingkat kelelahan yang lebih besar
kerja akibat kerja dan sesampainya pada shift malam (31,82%), tingkat
dirumah harus mengurus kebutuhan kelelahan sedang berada pada shift pagi
keluarga yang mana waktu tersebut harus (22,69%) dan tingkat kelelahan paling
digunakan untuk istirahat (Lusi, 2015). rendah pada shift siang (20,13%) dan
Penelitian yang sama oleh wilda menunjukkan terdapat perbedaan tingkat
susanti yang berjudul hubungan shift kerja kelelahan pada shift pagi , sore dan malam
dengan kelelahan pada perawat rawat inap pada perawat dengan nilai p = 0,038 <α =
di RSU Haji Medan yaitu menyatakan 0,05 (Lusi, 2015).
bahwa ada hubungan yang bermakna Penelitian yang dilakukan oleh
antara shift kerja dengan Kelelahan dengan pramitasari tentang pengaruh masa kerja
p = 0,002 < α= 0,05.(18) Hasil penelitian dan shift kerja terhadap kelelahan kerja
yang dilakukan Pratiwi (2016) didapatkan pada perawat rawat inap di RS PKU
nilai p<0,000 yang menyatakan terdapat Muhammdiyah Surakarta yaitu
hubungan shift kerja dengan kelelahan menyatakan terdapat pengaruh yang
kerja pada pekerja bagian daily check di siginifikan antara shift kerja dan kelelahan
PT.Kereta Api Daerah Operasi VI

54
kerja p = 0,000 <α= 0,05 (Pramitasari, sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian
2016). ini, tindakan perbaikan terhadap sistem
Penelitian yang dilakukan oleh shift kerja tidak terlalu diperlukan, namun
Sefriadinata Affandi (2013) dengan judul jam kerja masing-masing shift masih perlu
Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja mendapat perhatian (Irianti, 2017).
Perawat di RSUD Saras KESIMPULAN
HusadaPurworejomenunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat hubungan yang signifikan antara telah dilakukan pada perawat di instalasi
beban kerja dengan kinerja perawat di rawat inap di RS Herna Medan tahun 2018,
RSUD Saras Husada Purworejo, dengan dapat disimpulkan terdapat hubungan shift
signifikan p = 0,00 dan koefisien korelasi r kerja dengan kelelahan kerja pada perawat
= -0.537 (Sefridinata, 2013). rawat inap di RS Herna Medan, tingkat
Hasil penelitian yang dilakukan kelelahan yang paling tinggi terdapat pada
Irianti (2017) ini menunjukkan bahwa shift perawat shift malam yang dimana terdapat
kerja signifikan mempengaruhi tingkat 14 orang yang merasakan lelah dan 2
kelelahan dan performansi pengendali orangmerasakan sangat lelah dan tingkat
kereta api. Kelelahan signifikan terjadi kelelahan terendah terdapat pada shift pagi
pada tingkat kantuk (sleepiness), karena perawat yang bekerja pada shift
ketidaknyamanan fisik (physical pagi setelah pulang kerja bisa
discomfort) dan penurunan motivasi (lack menggunakan waktu istirahatnya untuk
of motivation) sedangkan pada performansi tidur dan bisa tidur dimalam hari.
pada parameter mean 1/RT, fastest 10% SARAN
1/RT dan slowest 10% 1/RT (P <0,10). Kepada perawat agar memanfaatkan
Tingkat kelelahan tertinggi dan waktu istirahat sebaik mungkin, dan bisa
performansi terburuk terjadi setelah shift mengatur sendiri waktu istirahat dan waktu
malam. Tingkat kelelahan setelah shift tidur untuk meminimalisir terjadinya
malam meningkat sekitar 37%-162% kelelahan kerja. Disarankan juga kepada
sedangkan performansi menurun sekitar perawat shift malam agar mampu
3%-11%. Meskipun tingkat kelelahan antar beradaptasi dimalam hari dengan
shift berbeda secara signifikan, namun nilai memanfaatkan waktu senggang untuk
yang dihasilkan sangat kecil, hal ini istirahat dan untuk mengurangi kelelahan
menunjukkan bahwa kelelahan yang dirasa perawat dapat melakukan refreshing pada

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 55


saat libur atu berolahraga secara teratur dan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003.
juga relaksasi.
2013;1(1):1–84.
DAFTAR PUSTAKA Margono. Metodologi penelitian
Adisasmito W. Sistem Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta;
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: 2013.
Raja Grafindo Persaada; 2007. Notoadmodjo S. Metodologi Penelitian
Budiono S. Konsep Dasar Keperawatan. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Jakarta: Bumi Medika; 2015. 2005.
Fajar Pratiwi C. Hubungan Shift Kerja Pramitasari RM. Pengaruh Masa Kerja dan
Dengan Kelelahan Kerja Pada Shift Kerja Terhadap Kelelahan
Pekerja Bagian Daily Check di PT. Kerja pada Perawat Inap di Rumah
Kereta Api Daerah Operasi VI Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Dipo Kereta Api Solo Surakarta. 2016;
Balapan. 2016; RS Herna . Profil RS Herna Medan tahun
Febrian R. Nursepreneurship; Gagasan & 2016. 2016.
Praktik Kewirausahaan dalam Sefridinata T. Hubungan Beban Kerja
Keperawatan. Yogyakarta: Trans dengan Kinerja Perawat di RSUD
Medika; 2015. Saras Husada Purworejo. 2013;
Irianti L. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Sucipto DC. Kesehatan dan Kesehatan
Kelelahan dan Performansi Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Pengendali Kereta Api Indonesia. Publishing; 2014.
2017;6(2):79–92.
Sugeng Budiono AM, RMS J, Pusparini A.
Kementerian Kesehatan RI. Undang- Bunga Rampai Hiperkes dan KK.
undang Republik Indonesia Nomor Semarang: Badan Penerbit
38 Tahun 2014 tentang Universitas Diponegoro; 2003.
Keperawatan. 2014;Kemenkes RI.
Available from: Suma’mur P.K. Ergonomi untuk
https://www.kemenkopmk.go.id/sit produktivitas Kerja. Jakarta: Haji
es/default/files/produkhukum/UU masagung; 1989.
Nomor 38 Tahun 2014.pdf. Susanti W. Hubungan Shift Kerja Dengan
Kepmennakertas. Keputusan Menteri Kelelahan Pada Perawat Rawat Inap
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Di Rsu Haji Medan Tahun 2017.
No.Kep.233/MEN/VI/2004. 2003; 2017;
Laporan penelitian Persatuan Perawat Tarwaka. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Nasional Indonesia ( PPNI ) tahun Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
2016. 2016;Nurmianto E. Ergonomi Surakarta: UBIBA Press; 2004.
Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Surabaya: Guna Widya; 2018.
Lusi F. Perbedaan Tingkat Kelelahan
Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam
Pada Perawat Rawat Inap Di RS
PKU Aisyiyah Boyolali. 2015;
Kementerian Kesehatan Indonesia.

56

Anda mungkin juga menyukai