Nur aini
Institut Kesehatan Helvetia Medan
Email: nuraini@helvetia.ac.id
ABSTRACT
The hospital is a health care facility operates 24 hours. The Responsibilities and
workload of nurses to note with the division of labor, such as morning shift, noon shift,
and night shift. The division of this shift can give negative impact which one is fatigue.
Relationships shift work with fatigue on nurses inpatient in Herna hospital. The research
design is descriptive analytic with a cross sectional approach. The population in this
study were all the nurses the inpatientusing a simple random sampling technique as many
as 57nurses. Data analysis used statistical test using chi-square. there is a level of fatigue
in the category of less tired as many as 12 people (63.2%), tired as many as 7 people
(36.8%). And in the noon shift nurse there was a level of fatigue in the category of
tiredness as many as 12 people (63.2%), tired as much as 6 people (31.6%) and very tired
as much as 1 person (5.3%). At night shift nurses there is a level of fatigue in the category
of tiredness as many as 3 people (15.8%), tired as many as 14 people (73.7%) and very
tired as much as 2 people (10.5%). From the results in this research obtained a significant
value of p = 0.016 or p <0.05. There is a work shift relationship with work fatigue in
nurses in inpatient installations at Imelda General Hospital Medan Indonesian Workers.
Keywords: Work shift, Fatigue, Nurse, Health care, Moorning shift, Noon shift
46
selamat akan memicu timbulnya Pelayanan keperawatan yang
kelelahan pada tenaga kerja (Budiono, berkualitas akan sulit dilaksanakan jika
2003). suplai tenaga kesehatan yang tidak
Rumah sakit sebagai sarana upaya memadai, serta sistem kesehatan yang
perbaikan kesehatan yang melaksanakan tidak diperhatikan. Selain itu, kita pun
pelayanan kesehatan sekaligus sebagai tidak pungkiri bahwa ditengah besarnya
lembaga pendidikan tenaga kesehatan tuntutan terhadap perawat agar
dan penelitian ternyata memiliki dampak memberikan pelayanan terbaik kepada
positif dan negative terhadap lingkungan masyarakat serta beratnya risiko yang
sekitarnya. Fasilitas rawat inap yang dihadapi (Febrian, 2015).
banyak dimanfaatkan penduduk Permasalahan pokok yang
Indonesia adalah rumah sakit pemerintah berhubungan dengan shift kerja adalah
(38%), rumah sakit swasta (35%) dan terkadang pekerja tidur saat kegiatan
puskesmas (11%) (Adisasmito, 2007). sosial berlangsung. Hal ini menyebabkan
Perawat adalah seseorang yang telah pekerja sulit memberikan waktunya pada
menyelesaikan pendidikan keperawatan keluarga, berkumpul dengan teman atau
yang memenuhi syarat, serta berwenang berinteraksi dengan masyarkat untuk
di negeri bersangkutan untuk mendapatkan nilai sosial yang besar
memberikan pelayanan keperawatan (Nurmianto, 2018).
yang bertanggung jawab untuk Suatu sistem syaraf manusia
meningkatkan kesehatan, pencegahan biasanya memiliki daya tolak yang luar
penyakit, dan pelayanan penderita sakit biasa terhadap perubahan yang tiba – tiba.
(Budiono, 2015). Jadi, penjadwalan kerja seharusnya diatur
Seseorang dapat dikatakan sebagai sehingga tidak mengganggu sistem syaraf
perawat dan mempunyai tanggung jawab tersebut secara berlebihan. Biasanya hal
sebagai perawat manakala yang ini dilakukan dengan memberikan
bersangkutan dapat membuktikan bahwa perubahan bersifat sementara dan
dirinya telah menyelesaikan pendidikan berikutnya pekerja dikembalikan pada
perawat baik di luar maupun di dalam kondisi normalnya. Misalnya, seseorang
negeri yang biasanya dibuktikan dengan perkerja hanya menjalani satu shift
ijazah atau surat tanda tamat belajar malam dalam satu minggunya.
(Kemenkes, 2014).
48
perawat lebih sedikit dan Jam kerja waktu yang bersama (Notoatmodjo,
mereka dari jam 16.00 wib sampai 23.00 2005)
wib sehingga menyebabkan mereka Populasi adalah seluruh data yang
mengantuk dan lelah. menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
Pada shift malam tugas perawat lingkup dan waktu yang kita tentukan
yaitu mengecek keadaan pasien, memberi (Margono, 2013). Populasi penelitian
obat, membereskan dokumen adalah seluruh perawar rawat inap yang
administrasi, dan melihat persediaan bekerja di RS Herna Medan yaitu
keperluan di ruangan yang telah habis sebanyak 130 perawat rawat inap. Sampel
seperti infus, obat–obatan. Pada shift Penentuan jumlah sampel dengan
malam perawat juga mengeluh menggunakan menggunakan rumus
mengantuk, pusing dan lelah karena slovin dengan teknik simple random
perawat harus bekerja pada malam hari sampling sebanyak 57 perawat rawat
dimana waktu tersebut seharusnya inap.
digunakan untuk istirahat. Berdasarkan Analisis data pada penelitian ini
uraian permasalahan di atas, maka ingin menggunakan analisis univariat dan
meneliti lebih lanjut mengenai hubungan analisis bivariat untuk mengetahui
shift kerja dengan kelelahan kerja pada hubungan (kolerasi) antara variabel bebas
perawat rawat inap di RS Herna Medan. (independent variabel) dengan variabel
Tujuan penelitian ini adalah untuk terikat (dependent variabel)
mengetahui hubungan shift kerja dengan menggunakan chi square.
kelelahan kerja pada perawat instalasi HASIL PENELITIAN
rawat inap di RS Herna Tahun 2018. Karakteristik Responden:
METODE PENELITIAN Berdasarkan hasil pengumpulan
Jenis penelitian ini adalah data tentang karakteristik dilihat pada
penelitian yang bersifat deskriptif analitik tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah
dengan pendekatan cross sectional. mayoritas perawat berumur < 25 tahun
Penelitian cross sectional adalah dimana yaitu sebanyak 33 orang (57,9 %).
data yang menyangkut variabel bebas Mayoritas perawat yang berjenis kelamin
atau risiko dan variabel terikat atau laki – laki sebanyak 17 orang (29,8%).
variabel akibat, akan dikumpulkan dalam Masa kerja < 5 tahun sebanyak 48 orang
(84,2%).Perawat dengan status
50
lelah sebanyak 7 orang (36,8 %). Tingkat Tingkat kelelahan pada perawat
kelelahan pada perawat Shift sore (16.00 Shift malam (23.00 – 08.00 WIB) paling
– 23.00 wib) paling banyak dalam banyak berada dalam kategori kurang
kategori kurang lelah yaitu 12 orang (63,2 lelah 3 orang (15,8 %) , kategori lelah
%) , kategori lelah sebanyak 6 orang (36,8 sebanyak 14 orang (73,7%) dan kategori
%) dan kategori sangat lelah sebanyak 1 sangat lelah sebanyak 2 orang (10,5%).
orang (5,3 %).
Variabel f %
Shift Pagi
Kurang lelah 12 63,2
Lelah 7 36,8
Shift Sore
Kurang lelah 12 63,2
Lelah 6 31,6
Sangat Lelah 1 5,3
Shift Malam
Kurang lelah 3 15,8
Lelah 14 73,7
Sangat Lelah 2 10,5
Kelelahan
Shift Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah Total Sig (p)
f % f % f % f % pvalue
Pagi 12 63,2 7 36,8 0 0 19 100
Sore 12 63,2 6 31,6 1 5,3 19 100 0.016
Malam 3 15,8 14 73,7 2 10,5 19 100
52
Shift Malam karena jam kerjanya yang panjang
Pada hasil uji statistik chi-square mencapai 9 jam dalam satu shift serta
dapat diketahui pada shift malam terdapat waktu tidur yang kurang mengakibatkan
tingkat kelelahan dalam kategori tidak perawat sering mengantuk dan ingin
lelah tidak ada, dalam kategori kurang berbaring. Diketahui bahwa waktu tidur di
lelah sebanyak 3 orang (15,8%), dalam siang hari tidak seefektif saat malam hari.
kategori lelah sebanyak 14 orang (73,7%) Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh
dan dalam kategori sangat lelah sebanyak 2 perawat juga dituntut untuk memberikan
orang (10,5%). Pada perawat rawat inap tindakan asuhan keperawatan yang baik
shift malam terdapat perawat merasakan untuk pasien serta selalu siaga dan tidak
mata terasa berat (ingin dipejamkan), boleh lengah dalam mengawasi pasien.
merasa pening atau pusing, frekuensi Perawat yang bekerja pada malam hari
menguap dan sulit untuk berkonsentrasi sangat mudah lelah karena waktu yang
disebabkan karena pekerjaan perawat seharusnya digunakan untuk tidur dan
melanjutkan pekerjaan perawat shift sore istirahat, justru digunakan untuk bekerja
dan perawat shift malam banyak dan hal ini sangat bertentangan dengan
mengalami gangguan tidur, kurang irama sirkadian tubuh.
istirahat sehingga menyebabkan cepat Menurut Suma’mur terdapat lima
mengalami kelelahan apalagi yang sudah kelompok sebab kelelahan yaitu keadaan
bekeluarga dan memiliki anak serta jam monoton, beban dan lamanya pekerjaan
shift malam yang lebih panjang baik fisik maupun mental, keadaan
dibandingkan shift pagi dan shift sore. lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan
Berdasarkan Hasil uji statistik chi- dan kebisingan, keadaan kejiwaan seperti
square dengan menggunakan program tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik
SPSS menunjukkan bahwa ada hubungan serta penyakit, perasaan sakit dan keadaan
yang sangat signifikan antara shift kerja gizi (Suma'mur, 1989).
dengan kelelahan. Hal ini ditunjukkan Hal ini sesuai dengan pendapat
dengan nilai signifikan p = 0.016 atau p < nurmianto bahwa pekerja yang bekerja
0,05. Dari analisis ini dapat diketahui dimalam hari, dapat terkena beberap
bahwa diantara shift pagi, sore dan malam permasalahan kesehatan. Permasalahan
yang memiliki tingkat kelelahan yang kesehatan ini antara lain yaitu gangguan
paling tinggi ditemukan pada shift malam tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan
54
kerja p = 0,000 <α= 0,05 (Pramitasari, sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian
2016). ini, tindakan perbaikan terhadap sistem
Penelitian yang dilakukan oleh shift kerja tidak terlalu diperlukan, namun
Sefriadinata Affandi (2013) dengan judul jam kerja masing-masing shift masih perlu
Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja mendapat perhatian (Irianti, 2017).
Perawat di RSUD Saras KESIMPULAN
HusadaPurworejomenunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat hubungan yang signifikan antara telah dilakukan pada perawat di instalasi
beban kerja dengan kinerja perawat di rawat inap di RS Herna Medan tahun 2018,
RSUD Saras Husada Purworejo, dengan dapat disimpulkan terdapat hubungan shift
signifikan p = 0,00 dan koefisien korelasi r kerja dengan kelelahan kerja pada perawat
= -0.537 (Sefridinata, 2013). rawat inap di RS Herna Medan, tingkat
Hasil penelitian yang dilakukan kelelahan yang paling tinggi terdapat pada
Irianti (2017) ini menunjukkan bahwa shift perawat shift malam yang dimana terdapat
kerja signifikan mempengaruhi tingkat 14 orang yang merasakan lelah dan 2
kelelahan dan performansi pengendali orangmerasakan sangat lelah dan tingkat
kereta api. Kelelahan signifikan terjadi kelelahan terendah terdapat pada shift pagi
pada tingkat kantuk (sleepiness), karena perawat yang bekerja pada shift
ketidaknyamanan fisik (physical pagi setelah pulang kerja bisa
discomfort) dan penurunan motivasi (lack menggunakan waktu istirahatnya untuk
of motivation) sedangkan pada performansi tidur dan bisa tidur dimalam hari.
pada parameter mean 1/RT, fastest 10% SARAN
1/RT dan slowest 10% 1/RT (P <0,10). Kepada perawat agar memanfaatkan
Tingkat kelelahan tertinggi dan waktu istirahat sebaik mungkin, dan bisa
performansi terburuk terjadi setelah shift mengatur sendiri waktu istirahat dan waktu
malam. Tingkat kelelahan setelah shift tidur untuk meminimalisir terjadinya
malam meningkat sekitar 37%-162% kelelahan kerja. Disarankan juga kepada
sedangkan performansi menurun sekitar perawat shift malam agar mampu
3%-11%. Meskipun tingkat kelelahan antar beradaptasi dimalam hari dengan
shift berbeda secara signifikan, namun nilai memanfaatkan waktu senggang untuk
yang dihasilkan sangat kecil, hal ini istirahat dan untuk mengurangi kelelahan
menunjukkan bahwa kelelahan yang dirasa perawat dapat melakukan refreshing pada
56