com
www.bacaan-indo.blogspot.com
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Kisah-Kisah dari
Negeri 1001 Malam
www.bacaan-indo.blogspot.com
i
E. Dixon
ii
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Kisah-Kisah dari
Negeri 1001 Malam
Raja Persia & Sang Putri Laut, Pangeran Camaralzaman,
Sinbad Sang Pelaut, dan kisah-kisah pilihan lainnya
KOMPAS GRAMEDIA
iii
001/I/13
E. Dixon
EMK 777110220
ISBN 978-979-27-9325-3
iv
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Daftar Isi
v
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
RAJA PERSIA
DAN SANG PUTRI LAUT
1
001/I/13
E. Dixon
2
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
but dengan sikap dingin dan tidak peduli oleh sang hamba.
Hamba itu membiarkan dirinya untuk dikagumi, diciumi,
dan dipeluk namun ia tidak berbicara kepada sang Raja
sepatah kata pun.
3
001/I/13
E. Dixon
4
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
5
001/I/13
E. Dixon
Pada saat itu, sang hamba yang cantik, yang biasanya ha-
nya mendengarkan sang Raja dengan mata tertunduk, yang
membuat sang Raja memiliki alasan untuk percaya bahwa
sang hamba tidak hanya bodoh namun juga tidak pernah
tertawa seumur hidupnya, mulai tersenyum kecil. Sang Raja
Persia merasakannya sebagai sebuah kejutan sehingga ia
memekik kegirangan. Ia sangat yakin bahwa sang hamba se-
bentar lagi akan berbicara, maka ia menunggu saat bahagia
itu dengan bersemangat sampai kehilangan kata-kata.
6
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
7
001/I/13
E. Dixon
8
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
9
001/I/13
E. Dixon
10
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
11
001/I/13
E. Dixon
12
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
“Aku tidak boleh lupa mengatakan hal ini, bahwa air tidak
menghalangi kami untuk melihat di dalam laut karena kami
dapat membuka mata kami dengan nyaman, dan dengan
pandangan cepat dan tajam, kami dapat melihat berbagai
hal dengan jelas di bagian terdalam di laut seperti di darat.
Di sana, kami juga memiliki pergantian siang dan malam,
sang bulan memberikan kami cahayanya, dan bahkan planet-
planet dan bintang-bintang tampak jelas bagi kami. Aku
telah menceritakan tentang kerajaan-kerajaan kami karena
lautan lebih luas daripada daratan, sehingga terdapat lebih
banyak kerajaan di sana dan lebih luas kekuasaannya. Me-
reka terbagi dalam beberapa provinsi dan di setiap provinsi
terdapat beberapa kota besar, dengan orang-orang beradab.
Singkatnya, terdapat sejumlah negara, dengan kebiasaan
dan tradisi yang berbeda-beda, seperti halnya di daratan.
www.bacaan-indo.blogspot.com
13
001/I/13
E. Dixon
14
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
15
001/I/13
E. Dixon
16
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
17
001/I/13
E. Dixon
18
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
19
001/I/13
E. Dixon
20
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
21
001/I/13
E. Dixon
22
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Sang Raja Persia, yang tidak menyangka hal itu terjadi, lang-
sung berseru keras, tidak percaya bahwa ia tidak akan meli-
hat putra kesayangannya lagi karena mungkin sudah teng-
gelam. Ia merasa hampir mati oleh rasa duka dan penderi-
taan yang mendalam. “Tuanku,” kata Ratu Gulnare (dengan
nada tenang dan datar, cara terbaik untuk menenangkan-
nya), “Tuanku janganlah takut, sang Pangeran kecil adalah
anakku juga, dan aku mencintainya sebesar dirimu men-
cintainya. Kau melihat bahwa aku tidak panik walaupun
seharusnya aku merasa demikian. Sang pangeran tidak ber-
ada dalam bahaya, dan kau akan melihat pamannya datang
kembali bersamanya dalam keadaan segar bugar. Sang pa-
ngeran akan memiliki kelebihan yang sama seperti aku dan
pamannya, dengan memiliki kehidupan di dua alam, darat
dan air.” Sang ibunda Ratu dan para Putri menyatakan hal
www.bacaan-indo.blogspot.com
yang sama, namun apa pun yang mereka katakan tidak dapat
mengurangi ketakutan yang dirasakan oleh sang Raja, yang
tidak akan pulih sampai ia melihat Pangeran Beder muncul
kembali di hadapannya.
23
001/I/13
E. Dixon
24
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
25
001/I/13
E. Dixon
26
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
kan Ratu, datang dan tengoklah dia kapan pun kalian suka,
aku sendiri berharap akan mendapat kehormatan dengan
bertemu kalian kembali.”
27
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
28
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PANGERAN BEDER
DAN PUTRI GIAUHARA
29
001/I/13
E. Dixon
30
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
31
001/I/13
E. Dixon
agar mereka tetap setia kepada putranya dan tidak ada satu
pun yang berniat untuk melanggar sumpah yang telah me-
reka sampaikan sejak awal. Akhirnya, sang Raja meninggal,
meninggalkan duka mendalam bagi Raja Beder dan Ratu
Gulnare, sehingga jenazahnya disimpan di peti yang sangat
indah, setara dengan kedudukan dan martabatnya.
32
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
33
001/I/13
E. Dixon
34
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
35
001/I/13
E. Dixon
36
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
37
001/I/13
E. Dixon
38
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
39
001/I/13
E. Dixon
40
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
41
001/I/13
E. Dixon
42
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
43
001/I/13
E. Dixon
44
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
45
001/I/13
E. Dixon
46
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
47
001/I/13
E. Dixon
48
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
49
001/I/13
E. Dixon
50
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
51
001/I/13
E. Dixon
Sang Ratu yang agung ini diterima dengan penuh kasih sa-
yang oleh ibunda Ratu, yang sejak pertama melihatnya telah
menduga maksud kedatangannya. “Putriku,” katanya, “Aku
melihat bahwa dirimu tidak datang ke sini untuk mengun-
jungi aku, kau datang untuk mencari sang Raja, putramu,
dan kabar yang akan kusampaikan akan membuat duka
bagimu dan aku. Tidak lama saat aku melihatnya tiba di
daerah kami, aku bergembira, namun ketika aku menge-
tahui bahwa ia datang tanpa sepengetahuan dirimu, aku
dapat merasakan kekhawatiran yang sama seperti yang kau
rasakan.” Kemudian, ia menceritakan kepada Ratu Gulnare
perihal Raja Saleh yang pergi untuk melamar Putri Giau-
hara untuk Raja Beder, dan apa yang kemudian terjadi
sampai putranya menghilang. “Aku telah mengutus pen-
cariannya,” tambahnya, “dan sang Raja, putraku, yang pergi
untuk memerintah kerajaaan Samandal, telah melakukan
www.bacaan-indo.blogspot.com
52
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
53
001/I/13
E. Dixon
54
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
55
001/I/13
E. Dixon
56
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
“Tuanku,” jawab sang Ratu, “Yang Mulia tidak akan lagi ter-
kejut jika mengetahui bahwa burung ini tidak seperti yang
kau lihat, burung ini adalah seorang manusia.”
57
001/I/13
E. Dixon
58
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
59
001/I/13
E. Dixon
60
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
61
001/I/13
E. Dixon
62
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
63
001/I/13
E. Dixon
64
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
65
001/I/13
E. Dixon
66
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
67
001/I/13
E. Dixon
“Berarti itu adalah esok hari,” kata sang Ratu, yang meng-
angkat kepalanya, sebagai tanda sukacita, dan kemudian
meneruskan perjalanannya ke istana.
www.bacaan-indo.blogspot.com
68
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
69
001/I/13
E. Dixon
70
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Tetapi, Raja Beder sama sekali tidak terpesona. “Hal itu tidak
cukup,” katanya kepada dirinya sendiri, “hanya kecantikan
saja yang dimilikinya, tindakan seseorang lebih penting.”
71
001/I/13
E. Dixon
72
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
73
001/I/13
E. Dixon
bangun.
74
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
75
001/I/13
E. Dixon
“Sampai saat ini,” jawab Raja Beder, “aku harus akui bah-
wa ia sangat baik kepadaku, tetapi aku mengamati sesuatu
semalam yang membuatku curiga bahwa segala kebaikan-
nya ini hanyalah tipuan.” Ia menceritakan kepada Abdul-
lah bagaimana dan cara sang Ratu membuat kue itu, dan ia
www.bacaan-indo.blogspot.com
76
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
77
001/I/13
E. Dixon
78
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
dengan dirimu. Jika kau tinggal lebih lama lagi, aku sudah
bersiap untuk menjemputmu.”
mu.”
79
001/I/13
E. Dixon
80
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
81
001/I/13
E. Dixon
Sang Raja Persia muda tidak lama kemudian keluar dari kota,
setelah itu barulah ia mengungkapkan kegembiraan atas ke-
berhasilan yang dicapainya, dan ia juga berhasil mengalah-
kan si penyihir yang telah menyebabkannya ketakutan. Tiga
hari kemudian, ia tiba di sebuah kota besar, di mana saat ia
www.bacaan-indo.blogspot.com
82
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
“Ibu yang baik,” jawab sang Raja, “Aku berharap dapat me-
www.bacaan-indo.blogspot.com
83
001/I/13
E. Dixon
84
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
85
001/I/13
E. Dixon
86
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
87
001/I/13
E. Dixon
88
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
89
001/I/13
E. Dixon
90
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
91
001/I/13
E. Dixon
92
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
93
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
94
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
TIGA PANGERAN
DAN PUTRI NOURONNIHAR.
95
001/I/13
E. Dixon
96
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
97
001/I/13
E. Dixon
98
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
99
001/I/13
E. Dixon
100
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
101
001/I/13
E. Dixon
102
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
103
001/I/13
E. Dixon
104
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Di setiap sisi kotak itu, sediki berjarak satu sama lain, ter-
dapat ribuan gajah, yang dikendalikan dengan baik, masing-
masing membawa sebuah rumah kayu, yang terikat dengan
baik, di mana terdapat para pemusik dan aktor. Belalai, te-
linga, dan tubuh dari gajah-gajah ini dilukis dengan cinna-
bar dan warna-warna lain, melambangkan sosok-sosok yang
fantastis.
105
001/I/13
E. Dixon
106
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
107
001/I/13
E. Dixon
108
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
109
001/I/13
E. Dixon
110
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
111
001/I/13
E. Dixon
112
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
113
001/I/13
E. Dixon
114
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
115
001/I/13
E. Dixon
116
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
117
001/I/13
E. Dixon
118
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
119
001/I/13
E. Dixon
120
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
121
001/I/13
E. Dixon
122
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
123
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
94
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PANGERAN AHMED
DAN SANG PERI
125
001/I/13
E. Dixon
126
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
127
001/I/13
E. Dixon
128
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
129
001/I/13
E. Dixon
130
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
131
001/I/13
E. Dixon
132
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
133
001/I/13
E. Dixon
hui bahwa ketika aku memanah hal yang paling luar biasa
terjadi padaku, sehingga di lapangan yang begitu luas dan
rata panahku tidak dapat ditemukan. Walaupun panah itu
menghilang, aku tidak membuang waktu dengan menge-
134
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
135
001/I/13
E. Dixon
jika kau tidak bisa datang, atau jika aku membutuhkan ke-
hadiranmu.”
136
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
137
001/I/13
E. Dixon
138
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
139
001/I/13
E. Dixon
140
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
untuk berbaring, jauh dari mana pun, dan tidak ada harapan
akan adanya bantuan.
“Wanita yang baik,” jawab Pangeran Ahmed, “dirimu tidak
jauh dari pertolongan seperti bayanganmu. Aku siap untuk
141
001/I/13
E. Dixon
142
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
kannya dalam kondisi seperti yang kau lihat ini, dan berjanji
kepadanya untuk memberikan bantuan yang ia butuhkan.
Aku menyerahkannya dalam perawatanmu, dan memohon
agar kau tidak meninggalkannya.”
143
001/I/13
E. Dixon
orang lain, aku tidak percaya ada seseorang yang berniat ja-
hat terhadapku, tetapi jika memang demikian, aku tetap ti-
dak akan berhenti untuk berbuat baik selama ada kesempa-
tan.” Setelah berkata demikian, ia berpamitan kepada sang
Peri, dan pergi kembali ke istana ayahnya, di mana ia segera
tiba dan diterima seperti biasa oleh sang Sultan, yang ber-
usaha keras untuk menahan diri, untuk menyembunyikan
keresahan yang timbul akibat kecurigaan yang dikatakan
oleh para penasihatnya.
“Minumlah ini,” katanya, “ini adalah air dari mata air para
singa, dan sebuah obat yang mujarab untuk menyembuh-
kan segala demam. Dirimu akan merasakan efeknya kurang
dari satu jam.”
144
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
145
001/I/13
E. Dixon
146
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
akan terlihat olehnya dan semua wanita. Selain hal itu, si pe-
nyihir sangat puas dengan hasil yang ia peroleh, dan segera
pergi menemui Sultan. Ketika ia tiba di ibu kota, ia mele-
wati pintu rahasia yang langsung menuju ke istana. Sultan
147
001/I/13
E. Dixon
148
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
149
001/I/13
E. Dixon
150
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
“Aku tidak akan bicara lebih banyak lagi. Jika sang Pangeran
membawakan tenda seperti itu, kau dapat meminta hal-hal
lain yang serupa, sampai akhirnya sang Pangeran terjebak
dalam kesulitan dan tidak dapat memenuhi permintaanmu,
walaupun begitu banyak penemuan yang dibuat oleh sang
Peri yang telah memikatnya, mungkin dengan sihirnya.
Suatu saat, ia akan merasa malu untuk muncul kembali, dan
terpaksa melewati sisa hidupnya bersama sang Peri, terasing
dari kehidupan di dunia ini. Akhirnya, Yang Mulia tidak
perlu khawatir lagi, dan namamu tidak tercemar dengan
melakukan tindakan seperti menumpahkan darah putramu
sendiri, atau menguburnya dengan cara memenjarakannya
seumur hidup.”
151
001/I/13
E. Dixon
152
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
153
001/I/13
E. Dixon
154
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
155
001/I/13
E. Dixon
156
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
157
001/I/13
E. Dixon
“Kau lihat,” jawab sang Peri, “tenda ini lebih besar daripa-
da yang dibutuhkan oleh ayahmu, tetapi kau akan melihat
bahwa tenda ini dapat membesar atau pun mengecil, sesuai
www.bacaan-indo.blogspot.com
158
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
159
001/I/13
E. Dixon
160
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
“Oh tidak, tidak,” jawab Peri Pari Banou, “apa pun sa-
www.bacaan-indo.blogspot.com
161
001/I/13
E. Dixon
yang kau bawa, dan kau segera menaiki kudamu untuk per-
gi ke mata air. Isilah botolmu tanpa ditunda-tunda lagi, dan
kembalilah dengan segera. Singa-singa itu akan terlalu sibuk
makan sehingga membiarkan dirimu lewat.”
162
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
163
001/I/13
E. Dixon
164
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
165
001/I/13
E. Dixon
166
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Yang dijawab oleh sang Peri, “Ia adalah suamiku, kak, na-
manya Ahmed, ia adalah putra dari Sultan India. Alasan
mengapa aku tidak mengundangmu di hari pernikahanku
adalah karena kau tidak ingin mengganggu ekspedisi yang
sedang kau jalankan, dan yang kudengar berhasil dengan
baik dan memberimu kemenangan. Suamiku inilah yang
memanggilmu ke sini.
www.bacaan-indo.blogspot.com
167
001/I/13
E. Dixon
168
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
169
001/I/13
E. Dixon
170
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
171
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
172
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PANGERAN CAMARALZAMAN
DAN PUTRI CINA
173
001/I/13
E. Dixon
174
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
175
001/I/13
E. Dixon
176
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
177
001/I/13
E. Dixon
178
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
179
001/I/13
E. Dixon
180
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
181
001/I/13
E. Dixon
182
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
183
001/I/13
E. Dixon
mereka berdua.
184
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
185
001/I/13
E. Dixon
186
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Saat itu juga dimulailah kontes antara Jin dan sang Peri
mengenai keelokan Pangeran dan Putri itu. Selama bebe-
www.bacaan-indo.blogspot.com
187
001/I/13
E. Dixon
188
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
189
001/I/13
E. Dixon
190
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
191
001/I/13
E. Dixon
192
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
193
001/I/13
E. Dixon
194
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
195
001/I/13
E. Dixon
196
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
197
001/I/13
E. Dixon
198
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
199
001/I/13
E. Dixon
200
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
201
001/I/13
E. Dixon
derita bersama-sama.”
202
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
203
001/I/13
E. Dixon
204
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
205
001/I/13
E. Dixon
206
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
207
001/I/13
E. Dixon
208
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
209
001/I/13
E. Dixon
210
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
211
001/I/13
E. Dixon
212
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
213
001/I/13
E. Dixon
214
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
sekali pun.”
215
001/I/13
E. Dixon
216
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
217
001/I/13
E. Dixon
218
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
219
001/I/13
E. Dixon
sampingnya.
220
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
biasa.
221
001/I/13
E. Dixon
222
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
223
001/I/13
E. Dixon
buru, hingga akhirnya sampai agak jauh dari kota dan jauh
dari jalan utama . Ketika malam tiba, mereka tiba di sebuah
penginapan, di mana mereka beristirahat, dan tidur hingga
tengah malam. Kemudian, Marzavan membangunkan sang
224
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
225
001/I/13
E. Dixon
226
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
227
001/I/13
E. Dixon
228
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
229
001/I/13
E. Dixon
230
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
231
001/I/13
E. Dixon
232
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
233
001/I/13
E. Dixon
234
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
235
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
236
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
HILANGNYA JIMAT
237
001/I/13
E. Dixon
238
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
239
001/I/13
E. Dixon
240
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
241
001/I/13
E. Dixon
242
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
243
001/I/13
E. Dixon
244
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
245
001/I/13
E. Dixon
246
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
hidup lebih lama, dan dengan berat hati, aku tidak memiliki
seorang putra untuk mewarisi tahtaku. Tuhan hanya mem-
beriku seorang putri, Putri Haiatalnefous, yang kecantikan-
nya sepadan dengan Pangeran sepertinya. Daripada melan-
jutkan perjalanan pulang, tinggallah dan nikahi putriku,
dengan tahtaku, yang akan kuserahkan kepadamu. Sudah
saatnya bagiku untuk pensiun, dan aku akan sangat baha-
gia dalam masa pensiunku melihat rakyatku diperintah oleh
pewaris tahta yang sangat layak.”
247
001/I/13
E. Dixon
248
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
249
001/I/13
E. Dixon
250
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Dalam sekejap, dua ekor burung yang lebih besar, yang me-
lihat perkelahian itu dari kejauhan, datang dari sisi kebun
yang lain, dan melesat ke tanah, satu burung di atas kaki
dan yang lainnya di atas kepala burung yang mati itu. Me-
reka memandanginya beberapa saat, menggelengkan kepala
sebagai tanda bersedih, dan kemudian mereka menggali se-
buah lubang dengan cakarnya, dan mengubur burung itu.
www.bacaan-indo.blogspot.com
251
001/I/13
E. Dixon
252
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
253
001/I/13
E. Dixon
254
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
255
001/I/13
E. Dixon
256
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
257
001/I/13
E. Dixon
258
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
259
001/I/13
E. Dixon
260
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
261
001/I/13
E. Dixon
262
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
263
001/I/13
E. Dixon
264
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
265
001/I/13
E. Dixon
266
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
267
001/I/13
E. Dixon
268
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
269
001/I/13
E. Dixon
270
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
271
001/I/13
E. Dixon
272
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
marnya.
273
001/I/13
E. Dixon
274
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
275
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
236
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
277
001/I/13
E. Dixon
278
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
279
001/I/13
E. Dixon
280
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
281
001/I/13
E. Dixon
tahu dari mana cahaya itu berasal, aku menaiki anak tangga,
dan menengadah, dan aku melihat sebuah berlian, sebesar
telur burung unta, di atas sebuah meja pendek. Berlian itu
sangat sempurna sampai aku tidak menemukan cacat sedikit
282
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
pun, dan berlian itu sangat berkilau hingga aku tidak tahan
dengan sinarnya jika aku melihatnya di siang hari.
283
001/I/13
E. Dixon
batu, dan aku yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang luar
biasa di sana.
284
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
285
001/I/13
E. Dixon
286
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
287
001/I/13
E. Dixon
288
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
289
001/I/13
E. Dixon
290
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
291
001/I/13
E. Dixon
292
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
293
001/I/13
E. Dixon
294
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
295
001/I/13
E. Dixon
bekalan dan hadiah yang aku bawa untuk Sultan India dari
ayahku, dan hanya memiliki sedikit pengawal, perampok
ini berani mendatangi kami. Mengingat kami tidak memi-
liki kemampuan yang memadai untuk mempertahankan
296
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
297
001/I/13
E. Dixon
298
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
299
001/I/13
E. Dixon
300
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
301
001/I/13
E. Dixon
302
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
303
001/I/13
E. Dixon
304
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Tidak lama setelah jimat itu pecah, istana itu mulai bergun-
cang, dan seakan-akan runtuh dengan suara gemuruh yang
luar bisa, diikuti oleh kilatan cahaya dan kegelapan yang
www.bacaan-indo.blogspot.com
305
001/I/13
E. Dixon
306
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
307
001/I/13
E. Dixon
308
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
309
001/I/13
E. Dixon
310
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
311
001/I/13
E. Dixon
312
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
313
001/I/13
E. Dixon
314
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
315
001/I/13
E. Dixon
316
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
317
001/I/13
E. Dixon
318
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
lengkap jika saja aku dapat bicara, tetapi kera tidak bisa
bicara, dan kesempatan yang kumiliki sebagai seorang ma-
nusia tidak mengizinkanku untuk mendapatkan keistime-
waan itu.
319
001/I/13
E. Dixon
320
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
yang dikatakan oleh sang Putri benar. Melihat hal ini, sang
Sultan berkata lagi kepada Putrinya, “Bagaimana kau me-
ngetahui bahwa Pangeran ini telah dikutuk menjadi seekor
kera?”
321
001/I/13
E. Dixon
ke wujud semula.”
322
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
323
001/I/13
E. Dixon
“Dan kau,” jawab singa itu, “apakah kau tidak takut untuk
memutuskan perjanjian yang yang telah dibuat dan disepa-
kati oleh kita dalam sumpah, untuk tidak menyerang atau
menyakiti satu sama lain?”
Dua bagian dari singa itu menghilang, dan hanya tersisa ke-
www.bacaan-indo.blogspot.com
324
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
325
001/I/13
E. Dixon
326
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
327
001/I/13
E. Dixon
328
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
329
001/I/13
E. Dixon
330
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN PERTAMA
SINBAD SANG PELAUT
331
001/I/13
E. Dixon
tidak, kami akan hilang, karena apa yang kami kira sebuah
pulau ternyata adalah punggung seekor ikan paus. Mereka
yang cekatan berhasil masuk ke dalam sekoci, yang lain
menceburkan diri untuk berenang, tetapi aku sendiri ma-
332
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
333
001/I/13
E. Dixon
334
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
335
001/I/13
E. Dixon
336
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
337
001/I/13
E. Dixon
338
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KEDUA
SINBAD SANG PELAUT
339
001/I/13
E. Dixon
340
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
gan kain ikat kepalaku pada kaki itu, dengan harapan agar
ketika burung itu terbang kembali di pagi harinya, ia akan
membawaku besertanya keluar dari pulau asing ini. Dan,
setelah melewati malam dengan kondisi seperti ini, burung
341
001/I/13
E. Dixon
342
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
343
001/I/13
E. Dixon
344
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
345
001/I/13
E. Dixon
346
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
347
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
348
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KETIGA
SINBAD SANG PELAUT
349
001/I/13
E. Dixon
350
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
351
001/I/13
E. Dixon
352
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
353
001/I/13
E. Dixon
kabur dari raksasa itu, dan jika berhasil, kita akan tinggal
dengan sabar sampai sebuah kapal lewat untuk membawa
kita keluar dari pulau yang mematikan ini. Tetapi, jika se-
suatu yang buruk terjadi, kita akan dengan segera mengam-
bil perahu-perahu itu, dan menggunakannya di laut. Aku
mengakui dengan menyerahkan diri pada kekejaman om-
bak laut, kita mengambil risiko kehilangan nyawa, tetapi
jika kita melakukannya, tidakkah lebih baik tenggelam di
lautan daripada dilahap monster itu, yang sudah memakan
dua teman kita?” Usulku diterima, dan kami membuat pe-
rahu yang dapat memuat masing-masing tiga orang.
Kami pulang ke istana pada sore harinya, dan raksasa itu pu-
lang beberapa saat kemudian. Kami terpaksa menyaksikan
satu orang rekan kami lagi dipanggang. Tetapi, akhirnya kami
akan membalas dendam pada raksasa itu. Setelah ia selesai
menyantap makan malam terkutuknya, ia berbaring terlen-
tang dan jatuh tertidur. Segera setelah kami mendengar ia
mendengkur, secara berurutan, sembilan orang yang paling
berani di antara kami, termasuk aku sendiri, masing-masing
mengambil batang pemanggang, dan menaruh ujungnya di
api sampai membara, lalu kami tusukkan ke matanya secara
bersamaan, dan membutakannya. Rasa sakit membuat rak-
sasa itu mengeluarkan tangisan yang menakutkan. Ia bangun
www.bacaan-indo.blogspot.com
354
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Kami pergi keluar dari istana setelah raksasa itu dan sam-
pai di pantai, di mana kami menginggalkan perahu kami
dan segera meletakkannya di laut. Kami menunggu sampai
matahari muncul sebelum menaiki perahu, apabila raksasa
itu mengejar kami dengan bantuan teman sejenisnya. Kami
berharap, jika ia tidak muncul sampai matahari terbit, dan
menghentikan raungannya yang masih terdengar oleh kami,
berarti ia mati, dan jika hal itu terjadi, kami memutuskan
untuk tetap tinggal di pulau dan tidak mengambil risiko
atas nyawa kami di atas perahu itu. Tetapi, matahari baru
saja muncul ketika kami melihat musuh kami yang kejam
itu, ditemani oleh dua makhluk lagi yang berukuran sama
di depannya, dan sejumlah makhluk lagi berdatangan di be-
lakangnya dengan kecepatan penuh.
355
001/I/13
E. Dixon
356
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
357
001/I/13
E. Dixon
358
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
359
001/I/13
E. Dixon
360
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
361
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
362
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KEEMPAT
SINBAD SANG PELAUT
363
001/I/13
E. Dixon
364
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
365
001/I/13
E. Dixon
malam hari. Hal ini adalah kebiasaan mereka, maka dari itu,
setelah yakin bahwa mereka tidak punya cukup waktu untuk
dapat mengejarku, aku pergi sampai malam hari. Aku ber-
henti sebentar untuk beristirahat, dan memakan beberapa
bekal yang aku bawa. Kemudian, aku cepat-cepat menerus-
kan pelarianku lagi selama tujuh hari, menghindari tem-
pat-tempat yang terlihat berpenghuni, dan kadang-kadang
tinggal di atas pohon kelapa, di mana aku dapat makan dan
minum. Pada hari kedelapan, aku sampai di dekat laut, dan
tiba-tiba tampaklah orang-orang putih seperti diriku, se-
dang mengumpulkan merica, yang ternyata tersedia banyak
sekali di tempat tersebut. Aku melihatnya sebagai pertanda
baik, dan pergi menemui mereka tanpa ragu-ragu.
366
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
367
001/I/13
E. Dixon
368
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Ketika aku memikirkan hal itu, istri dari salah satu tetang-
gaku, yang sudah kuanggap sebagai teman baik yang sangat
dekat, jatuh sakit dan meninggal. Aku pergi dan meng-
hiburnya untuk menghilangkan kedukaannya. Aku berkata
kepadanya segera setelah melihatnya, “Tuhan akan melin-
dungimu dan memberimu hidup panjang.”
“Kurang ajar!” jawabnya, “bagaimana aku harus menerima
berkat darimu seperti itu? Aku tidak punya waktu lebih dari
satu jam lagi untuk hidup.”
369
001/I/13
E. Dixon
Tidak ada yang lain selain aku yang merasa sedih di pema-
kaman ini, sementara orang-orang itu segera membubar-
kan diri, seakan-akan sudah menjadi kebiasaan yang san-
www.bacaan-indo.blogspot.com
370
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
371
001/I/13
E. Dixon
372
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
373
001/I/13
E. Dixon
bukan mimpi.
374
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Setelah dua atau tiga hari, aku melihat sebuah kapal yang
www.bacaan-indo.blogspot.com
375
001/I/13
E. Dixon
Raja pulau Kela sangat kaya, dan pulau Bells yang berada
dua hari perjalanan dari sini, juga miliknya. Penduduknya
sangat barbar dan masih memakan daging manusia. Setelah
kami selesai berdagang di pulau itu, kami kembali berlayar,
dan mendarat di beberapa pelabuhan lain. Akhirnya, aku
sampai dengan gembira di Baghdad dengan kekayaan yang
www.bacaan-indo.blogspot.com
376
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
377
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
378
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KELIMA
SINBAD SANG PELAUT
379
001/I/13
E. Dixon
380
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
381
001/I/13
E. Dixon
382
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
383
001/I/13
E. Dixon
384
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
385
001/I/13
E. Dixon
386
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
387
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
388
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KEENAM
SINBAD SANG PELAUT
389
001/I/13
E. Dixon
390
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
391
001/I/13
E. Dixon
392
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
393
001/I/13
E. Dixon
394
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
Salah satu dari orang hitam itu yang mengerti bahasa Arab,
mendengarku berbicara demikian, lalu maju ke hadapanku
dan berkata, “Saudara, jangan takut pada kami, kami adalah
penduduk negeri ini, dan datang kemari untuk mengairi
sawah kami, dengan membuat saluran kecil dari sungai ini,
yang keluar dari gunung. Kami melihat sesuatu yang me-
ngapung di atas air, dan segera mencari tahu benda itu. Me-
lihat perahumu, salah satu dari kami berenang ke sungai dan
membawanya kemari, kemudian kami tambatkan seperti
yang kau lihat, sampai akhirnya kau terbangun. Ceritakan
kepada kami kisahmu, yang pasti akan luar biasa, bagaimana
kau bertahan di sungai ini, dan dari mana asalmu?”
395
001/I/13
E. Dixon
396
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
397
001/I/13
E. Dixon
398
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
399
001/I/13
E. Dixon
400
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
401
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
402
E. Dixon
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
PERJALANAN KETUJUH
DAN TERAKHIR SINBAD SANG
PELAUT
403
001/I/13
E. Dixon
hari saja, dan tidak lama setelah surat dan bingkisan dari
Khalifah dikirimkan kepadaku, aku pergi ke Balsora, di mana
aku berangkat dan memulai perjalanan yang menyenangkan.
Aku sampai di Pulau Serendib, di mana aku diperkenalkan
404
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
405
001/I/13
E. Dixon
406
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
407
001/I/13
E. Dixon
408
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
409
001/I/13
E. Dixon
410
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
411
001/I/13
E. Dixon
412
001/I/13
Kisah-Kisah dari Negeri 1001 Malam
TAMAT
www.bacaan-indo.blogspot.com
413
001/I/13
www.bacaan-indo.blogspot.com
www.bacaan-indo.blogspot.com