File PDF
File PDF
SKRIPSI
AISYA KHOIRUNNISA
0606090234
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Humaniora
AISYA KHOIRUNNISA
0606090234
v Universitas Indonesia
Aisya Khoirunnisa
vi Universitas Indonesia
Skripsi ini berfokus pada penerapan sistem otomasi manajemen rekod dalam
recordkeeping system berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod di Sentral
Khazanah Arsip Bank Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
sistem otomasi manajemen rekod apakah telah memenuhi persyaratan sistem
manajemen rekod. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan
metode studi kasus. Adapun penerapan sistem otomasi manajemen rekod tersebut
dilihat dari beberapa persyaratan sistem manajemen rekod berdasarkan teori
Kennedy, yaitu persyaratan fungsional, persyaratan teknis, persyaratan integrasi,
persyaratan pendukung pemakai, persyaratan untuk mengelola berbagai jenis
rekod. Hasil dari penelitian ini merupakan evaluasi mengenai penerapan sistem
otomasi manajemen rekod berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod.
Penelitian menyimpulkan bahwa sistem otomasi manajemen rekod belum
dikembangkan dengan optimal sesuai dengan persyaratan yang ada.
Kata kunci:
Sistem otomasi manajemen rekod, persyaratan sistem manajemen rekod,
manajemen rekod, recordkeeping system
Keywords:
Automated records management system, records management system
requirements, records management, recordkeeping system
ix Universitas Indonesia
4. PEMBAHASAN .......................................................................................... 47
4.1 Profil Organisasi Bank Indonesia ......................................................... 47
4.1.1 Sejarah dan Profil Organisasi Bank Indonesia ............................ 47
4.1.2 Profil Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia ........................... 48
4.1.3 Struktur Organisasi Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia ..... 52
4.2 Sistem Otomasi Manajemen Rekod Bank Indonesia ............................ 52
4.2.1 Latar Belakang Sistem Otomasi Manajemen Rekod BI .............. 52
4.2.2 Tujuan Penerapan Sistem Otomasi Manajemen Rekod BI .......... 53
4.2.3 Bank Indonesia Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip ........... 53
4.3 Analisis Persyaratan Sistem Otomasi Manajemen Rekod .................... 54
4.3.1 Persyaratan Fungsional ................................................................ 54
4.3.1.1 Registrasi ........................................................................... 54
4.3.1.2 Akses ................................................................................ 59
4.3.1.3 Pelacakan ......................................................................... 63
4.3.1.4 Penyusutan ....................................................................... 67
4.3.1.5 Pelaporan dan Statistik ..................................................... 69
4.3.2 Persyaratan Teknis ....................................................................... 70
4.3.3 Persyaratan Integrasi .................................................................... 72
4.3.4 Persyaratan Pendukung Pemakai ................................................. 74
4.3.5 Persyaratan untuk mengelola berbagai jenis rekod ...................... 74
xi
xii
xiii
xiv
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
penerapan sistem otomasi manajemen rekod pada Sentral Khazanah Arsip Bank
Indonesia.
Pusat Rekod
(Sentral Khazanah
Arsip Bank Indonesia)
Persyaratan Fungsional
Persyaratan Teknis
Persyaratan Sistem Otomasi Persyaratan Integrasi
Sistem Manajemen Rekod
Manajemen Persyaratan Pendukung
(BISASKA)
Rekod Pemakai
Persyaratan Mengelola
Berbagai Jenis Rekod
Universitas Indonesia
2.1 Rekod
Istilah rekod diambil dari kata record yang berasal dari bahasa, sedangkan,
dalam bahasa Indonesia rekod biasa dikenal sebagai arsip dinamis. Hal ini sesuai
dengan konteks Anglo-Saxon yang memisahkan antara records (arsip dinamis)
dan archives (arsip statis). Maka untuk selanjutnya penggunaan istilah rekod
dalam penelitian ini merupakan istilah lain dari arsip dinamis (arsip aktif dan
inaktif). Dalam The Australia Standard AS 4390-1996 menjelaskan bahwa rekod
sebagai informasi terekam, dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam sistem
komputer, yang diciptakan atau diperoleh oleh sebuah organisasi atau perorangan
dalam transaksi bisnis atau sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan dan disimpan
sebagai bukti dari berbagai kegiatan tersebut (Kennedy, 1998:5). Kennedy
menegaskan kembali bahwa aspek penting dari definisi tersebut mengacu kepada
penjelasan mengenai mengapa rekod diciptakan dan mengapa rekod disimpan.
Rekod diciptakan untuk menunjang aktivitas bisnis dan rekod disimpan sebagai
bukti aktivitas tersebut (Kennedy, 1998:5). Definisi diatas lebih ditekankan pada
bukti atas aktivitas bisnis dan proses transaksi yang menyebabkan rekod tersebut
tercipta.
Definisi lain menurut ISO 15489-1 (2001) bahwa rekod adalah informasi
yang diciptakan, diterima, dan dikelola sebagai bukti dan informasi oleh sebuah
organisasi atau perorangan, menurut obligasi legal atau di dalam transaksi bisnis
(ISO 15489-1:2001:3). Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2009
tentang Kearsipan menyatakan bahwa rekod adalah arsip yang digunakan secara
langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu
8 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
beragam media rekod seperti, bahan kartografi, media grafis (foto, lukisan,
gambar teknik), rekaman suara, film, dan video, bentuk mikro, disket,
media optik, dan lain-lainnya (Penn, 1994:246).
Pada dasarnya, tujuan organisasi menyediakan dan mengelola pusat rekod
adalah untuk:
a. Mencapai efisiensi dan ekonomi dalam penyimpanan, temu-kembali dan
pemusnahan rekod semi-aktif dan inaktif
b. Menjamin keamanan dari akses illegal dan kerusakan rekod
c. Melindungi rekod dari kerusakan akibat bencana alam seperti kebakaran,
banjir, gempa bumi dan sebagainya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kebijakan dan prosedur dalam rangka mengolah rekod. Tahapan ini harus
dapat dipastikan akan adanya koordinasi yang baik antara unit kerja dan
pusat arsip. Pelaksanaan pemindahan rekod harus didokumentasikan
secara jelas dan dicatat seluruh perkembangannya. Persiapan pelaksanaan
pemindahan rekod secara umum adalah tanggung jawab dari pencipta
rekod. Persiapan tersebut meliputi tahapan prosedur sebagai berikut:
Menata rekod, rekod disusun dan dimasukkan ke dalam file, bundel
atau jilid untuk memudahkan temu kembali.
Melindungi fisik arsip, dalam hal ini harus dapat dipastikan bahwa
semua komponen rekod berada dalam folder yang aman. Pembatas,
straples atau klip yang menempel pada dokumen harus dilepaskan.
Mendeskripsikan rekod yang dipindahkan. Rekod yang akan
dipindahkan ke pusat rekod harus disertai oleh datar pemindahan
rekod atau dapat juga dideskripsikan dalam formulir pengadaan
rekod.
Sedangkan menurut Martono (1990:61) prosedur pemindahan rekod
inaktif ke pusat rekod (records centre) adalah sebagai berikut:
Rekod yang akan dipindahkan dicatat pada daftar pertelaan.
Pendaftaran atas dasar berkas. Hal-hal yang perlu didaftar
sekurang-kurangnya tentang: nama unit kerja yang memindahkan,
judul berkas, tanggal, bulan dan tahun berkas, bentuk fisik rekod,
jumlah yang dinyatakan dengan meter kubik.
Rekod yang dipindahkan harus mendapat persetujuan dari
pimpinan unit kerja
Pemindahan dilaksanakan dengan membuat berita acara
pemindahan rekod.
b. Penyimpanan rekod inaktif
Yaitu kegiatan untuk mengelola penyimpanan rekod inaktif sesuai dengan
masa retensinya serta memilih media penyimpanan yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pengambilan keputusan untuk menerima sebuah
rekod berarti berencana untuk menyimpannya. Kondisi penyimpanan yang
baik memastikan bahwa rekod tersebut terlindungi, dapat diakses dan
Universitas Indonesia
diatur dalam biaya yang efisien dan efektif. Tujuan penyimpanan rekod
dapat dilihat berdasarkan format fisik, kegunaan dan nilai rekod tersebut.
Hal ini akan mempengaruhi fasilitas sistem penyimpanan dan pelayanan
yang dibutuhkan untuk mengatur rekod tersebut selama diperlukan.
Faktor-faktor yang penting dalam memilih sistem penyimpanan dan
penanganan meliputi: volume dan rata-rata pertumbuhan dari rekod,
kegunaan dari rekod, keamanan rekod dan kebutuhan yang sensitif,
karakteristik fisik, rekod digunakan untuk merefleksikan keperluan temu
kembali, biaya yang diperlukan untuk pilihan penyimpanan dan keperluan
akses.
Untuk memastikan bahwa rekod disimpan dengan baik dan terlindungi,
penilaian terhadap fasilitas penyimpanan meliputi:
Lokasi harus dapat dijangkau dengan mudah dan harus berada di
area yang tidak beresiko.
Struktur bangunan harus menyediakan keseimbangan temperatur
dan tingkat kelembaban yang sesuai kebutuhan, perlindungan dari
bahaya api, perlindugan dari perusakan karena air, perlindungan
dari hal-hal yang dapat mengkontaminasi (seperti radioactive,
isotope, jamur), ukuran keselamatan, kontrol akses ke area
penyimpanan, sistem pendeteksi pada entri yang tidak diizinkan,
perlindungan terhadap pengrusakan yang disebabkan oleh
serangga.
Perlengkapan. Seperti rak disesuaikan dengan format rekod dan
cukup kuat untuk menanggung beban berat (ISO 15489-2,
2001:18).
c. Penyusutan/pemusnahan
Merupakan rangkaian proses yang berkaitan dengan penerapan keputusan
penilaian, termasuk retensi, penghancuran/penghapusan rekod dalam atau
dari suatu sistem kearsipan manual maupun elektronik. Tahapan
penyusutan termasuk juga kegiatan penyerahan rekod bernilai guna
sekunder atau yang memiliki nilai guna sebagai bahan
pertanggungjawaban nasional tetapi sudah tidak diperlukan untuk
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sudah jadi, namun tidak ada satu perangkat lunak pun yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sebuah organisasi. Keuntungan mengembangkan
sistem sendiri adalah sistem yang dibuat khusus sesuai pesanan sehingga lebih
tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan terminologi informasi yang digunakan
dalam organisasi tersebut. Selain itu dukungan teknis segera tersedia bila
diperlukan karena biasanya menyatu dengan dukungan manajemen terhadap
sistem tersebut (Mayesti, 2003:24).
Strategi untuk mengimplementasikan sistem otomasi manajemen rekod,
yaitu dengan melakukan hal berikut:
1) Merancang sistem otomasi manajemen rekod yang dibutuhkan.
2) Mendokumentasikan sistem otomasi manajemen rekod yang akan
diimplementasikan. Tujuannya agar sistem otomasi manajemen rekod
yang telah dirancang dapat dianalisa untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihannya sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dengan optimal.
3) Pelatihan terhadap praktisi rekod dan personil lainnya yang terkait dalam
sistem rekod tersebut.
4) Mengkonversi rekod ke dalam sistem, format dan kontrol rekod elektronik
yang baru.
5) Menetapkan dan menyesuaikan standard performa rekod dengan
kebutuhan organisasi.
6) Menetapkan jadwal retensi dan membuat penilaian terhadap rekod yang
mempunyai nilai yang berkesinambungan. (ISO 15489-1, 2001:8)
Pada perkembangannya sistem otomasi manajemen rekod akan
berkembang menjadi sistem manajemen rekod elektronik. Sistem manajemen
rekod elektronik menurut International Council on Archives (2008) adalah sistem
yang secara khusus didisain untuk mengelola pemeliharaan dan disposisi rekod.
Sistem mempertahankan konten, konteks, struktur dan link antara rekod untuk
memungkinkan aksesibilitas dan mendukung nilai kebuktian rekod. National
Archives and Record Administration, United States (2003:1) mendefinisikan
sistem manajemen rekod elektronik adalah manajemen yang memiliki fungsi
untuk mendukung pengumpulan, pengorganisasian, kategorisasi, penyimpanan
rekod elektronik, metadata, dan lokasi dari fisik rekod, penemuan kembali,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
lembar (1 lembar setara dengan 100 KB dalam formt PDF) atau ±700
lembar foto (1 lembar setara dengan 1 MB dalam format JPG).
f. Mengarsip secara digital, sehingga risiko rusaknya dokumen kertas atau
buram karena usia dapat diminimalisir karena tersimpan secara digital.
Juga risiko akan berpindahnya dokumen ke folder yang tidak semestinya
atau bahkan hilang sekalipun akan aman karena disiman secara digital.
g. Berbagi arsip secara mudah, karena berbagi dokumen dengan kolega
maupun klien akan mudah dilakukan melaui LAN bahkan internet.
h. Meningkatkan keamanan, karena mekanisme kontrol secara jelas
dicantumkan pada buku pedoman pengarsipan secara elektronis, maka
orang yang tidak mempunyai otorisasi relatif sulit untuk mengaksesnya.
Mudah dalam melakukan recovery data, dengan memback-up data ke
dalam media penyimpanan yang compatible. Bandingkan dengan me-
recovery dokumen kertas yang telah sebagian terbakar atau terkena
musibah baniir ataupun pencurian, pemback-upan akan sulit dilakukan
lagi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5.1.1 Registrasi
Registrasi adalah suatu kegiatan untuk memberi rekod sebuah identitas
yang unik dalam sistem rekod. Hal ini bertujuan untuk memberikan bukti bahwa
rekod telah diciptakan dan sudah masuk ke dalam sistem rekod. Registrasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
registrasi adalah menyediakan bukti bahwa rekod telah diterima atau dibuat dalam
sebuah sistem penataan rekod. Registrasi biasanya mensyaratkan minimum dua
elemen data, yaitu pengenal yang unik serta tanggal dan waktu pencatatan.
Elemen yang digunakan meliputi nama atau judul dokumen, deskripsi teks atau
abstrak, tahun pembuatan, tanggal dan waktu pengiriman dan penerimaan,
pembuat dan pengirim dokumen. Elemen tersebut menghubungkan dokumen
dengan dokumen lain yang berkaitan sehingga dapat mencatat urutan kegiatan
organisasi (Sulistyo-Basuki, 2003).
Setiap rekod dan agregasi yang terkait harus memiliki pengenal unik dan
terus-menerus berhubungan dengan sistem. Hal ini memungkinkan pengguna
untuk mencari rekod dan membantu mereka untuk membedakan antara versi satu
dan lainnya (International Council on Archives, 2008).
Berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod, fitur dalam registrasi
harus mencakup no. rekod, tanggal registrasi, operator entri data, tanggal dan
waktu penciptaan, pengirim/unit kerja pencipta, judul, link antara dokumen kertas
dan elektronik, lokasi, bentuk fisik, abstrak/informasi deskriptif, kata kunci/nama
lain, klasifikasi keamanan, jadwal retensi, nama aplikasi rekod diciptakan (bentuk
elektronik) (Kennedy, 1998:200).
Berdasarkan ISO 15489-1 dan 15489-2 (2001), spesifikasi registrasi harus
memenuhi metadata minimum, yaitu:
a. Penanda unik yang diberikan dari sistem,
b. Tanggal dan waktu registrasi;
c. Judul atau deskripsi singkat;
d. Keterangan pengarang (perorangan atau badan korporasi),
e. Pengirim dan atau penerima.
Sedangkan berdasarkan aturan ISAD(G) disusun dalam tujuh area
deskripsi informasi, yaitu:
a. Identity statement area, berisi informasi penting yang disampaikan untuk
mengidentifikasi unit rekod.
b. Context area, berisi informasi mengenai asal dan proses penggunaan
satuan rekod.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5.1.2 Akses
Pengaksesan adalah hak, kesempatan, dalam arti untuk dapat mencari,
menggunakan, dan menemukan kembali informasi di dalam rekod (ISO 15489-1,
2001:2). Berikut merupakan pola akses dan keamanan sistem klasifikasi dalam
(ISO 15489-2, 2001:17), yaitu:
a. Identifikasi terhadap transaksi atau aktivitas bisnis yang
didokumentasikan.
b. Identifikasi terhadap unit bisnis dimana dokumen tersebut berada.
c. Memeriksa akses dan keamanan sistem klasifikasi untuk menentukan
apakah aktivitas atau area bisnis diidentifikasi sebagai area yang beresiko,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5.1.3 Pelacakan
Pelacakan (tracking) adalah tindakan menciptakan, menangkap, dan
mengolah informasi tentang perpindahan dan penggunaan rekod yang mengacu
kepada perpindahan fisik dan lokasi rekod (ISO 15489-1, 2001:4). Tujuan
pelacakan adalah untuk mengidentifikasi izin penggunaan dalam sistem rekod
sesuai dengan posisi dan jabatan dalam organisasi; mengidentifikasi akses dan
status pengamanan rekod; mengidentifikasi hak akses untuk orang-orang yang ada
dalam organisasi; meyakinkan bahwa hanya orang yang telah ditentukan izin
penggunaan untuk keamanan yang dapat mengakses rekod tersebut, dengan
memberikan status sebelum mengakses; melacak perpindahan rekod untuk
mengidentifikasi siapa saja yang telah menggunakan rekod tersebut sesuai dengan
ketentuan siapa saja yang boleh mengakses rekod tersebut; meyakinkan semua
penggunaan rekod telah direkam dengan detail; dan me-review klasifikasi akses
rekod agar mereka tetap dapat diakses dan otentik.
Fungsi pelacakan yang utama dalam organisasi adalah mengetahui lokasi
dimana berkas atau dokumen tersebut berada dalam waktu tertentu. Selain itu,
organisasi juga ingin melacak bentuk rekod lainnya, misalnya disket. Sistem harus
mengetahui lokasi rekod tertentu atau di tempat penyimpanan atau sedang
digunakan pemakai tertentu, atau dalam penyimpanan sekunder, ataupun telah
Universitas Indonesia
musnahkan atau hilang. Hal lain yang perlu dimiliki pada sistem pelacakan seperti
berikut:
a. Sistem mampu menginformasikan rekod apa yang dimiliki pengguna
tertentu pada waktu tertentu.
b. Sistem mampu menginformasikan siapa saja pengguna yang terdaftar
dalam sistem.
c. Sistem mampu menginformasikan siapa saja pengguna yang telah melihat
atau melakukan tindakan pada tekod tertentu pada waktu yang lalu
(Kennedy, 1994:172).
Fasilitas barcode mungkin diperlukan untuk memfasilitasi pelacakan
rekod. Barcode memungkinkan perbaikan yang signifikan dalam hal kecepatan
dan akurasi dalam penemuan kembali.
Pelacakan dari pengguna rekod dalam sistem rekod adalah ukuran
keamanan untuk organisasi. Hal ini memastikan bahwa pengguna dengan izin
yang sesuai adalah pengguna yang dapat menggunakan rekod. Tindakan kontrol
terhadap akses dan pencatatan penggunaan tergantung pada sifat bisnis dan rekod
yang dihasilkan.
2.5.1.4 Penyusutan
Penyusutan adalah proses yang berhubungan dengan pengimplementasian
retensi rekod, pemusnahan atau keputusan pemindahan rekod yang
didokumentasikan dalam aturan pemusnahan atau alat yang lain (ISO 15489-1,
2001:2). Menurut Wursanto pemusnahan adalah tindakan atau kegiatan
menghancurkan secara fisik rekod yang sudah berakhir fungsinya serta yang tidak
memiliki nilai guna (Wursanto, 1991:207). Laksmi, dkk menambahkan bahwa
pemusnahan rekod yaitu menghancurleburkan fisik rekod sehingga informasi
yang terdapat didalamnya tak bisa dikenal lagi (2007:234). Berdasarkan uraian
diatas, pemusnahan rekod adalah kegiatan memusnahkan kandungan informasi
maupun fisik media penyimpanan rekod yang periode penyimpanannya sudah
habis dan sudah tidak memiliki nilai guna sehingga informasi yang terkandung
tidak dapat diakses kembali.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Metode berasal dari kata Yunani yaitu meta yang memiliki arti “dari” atau
“sesudah” dan hodos yang berarti “perjalanan”. Istilah tersebut dapat dipahami
sebagai “perjalanan atau mengejar atau dari” suatu tujuan. Metode dapat
didefinisikan sebagai “setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan
akhir”. Dalam penelitian, tujuan adalah data yang terkumpul dan metode adalah
alatnya. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai
maksud, cara kerja sistematis untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan penelitian pada dasarnya
merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Nazir, 1988:13). Oleh
karenanya, metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode atau
sarana khusus yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati terhadap suatu masalah, sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Dalam bab ini akan
diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang
meliputi: jenis pendekatan penelitian, metode penelitian studi kasus, metode
pengumpulan data, persiapan dan pelaksanaan penelitian dan metode analisis data.
38 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
wewenang terhadap Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia, yaitu pihak yang
mengelola Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia tersebut. Oleh karena itu,
subjek dalam penelitian ini adalah pengelola Sentral Khazanah Arsip Bank
Indonesia, baik penanggung jawab maupun staf yang terkait.
Sedangkan objek penelitian adalah informasi apa yang ingin kita ketahui
dari orang atau tempat penelitian tersebut (Amirin, 1990:93). Dalam hal ini, yang
menjadi objek penelitian adalah proses penerapan sistem otomasi manajemen
rekod pada Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia berdasarkan persyaratan
sistem manajemen rekod.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan panduan
wawancara (Nazir, 1988:234). Menurut Faisal (2007:134) pada penelitian studi
kasus lazimnya menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dengan
banyak pelacakan (probing) guna mendapatkan data yang lebih dalam, utuh, dan
rinci. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin yang
merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Dengan wawancara
ini akan menciptakan suasana dan kondisi yang santai dengan perumusan dan
urutan pertanyaan dapat lebih mengalir mengikuti alur pembicaraan informan,
sehingga informan dapat lebih terbuka mengungkapkan persepsinya.
Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti,
selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi, pewawancara
harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.
Pedoman wawancara berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara
tidak kehilangan arah. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berpedoman
pada persyaratan sistem manajemen rekod. Jenis pertanyaannya berupa
pertanyaan terbuka dengan tujuan untuk menciptakan suasana dan kondisi yang
santai dengan perumusan dan urutan pertanyaan dapat lebih mengalir mengikuti
alur pembicaraan informan, sehingga informan dapat lebih terbuka
mengungkapkan persepsinya. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk
pemenuhan kebutuhan atas data dan informasi mengenai bagaimana penerapan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
47 Universitas Indonesia
Sesuai dengan tujuan dan tugasnya, visi Bank Indonesia adalah menjadi
lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun
internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian
inflasi yang rendah dan stabil. Sedangkan misinya adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan
pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka
panjang yang berkesinambungan. Dalam mencapai dan menjalankan visi dan misi
tersebut terdapat nilai-nilai strategis yaitu nilai-nilai yang menjadi dasar Bank
Indonesia, manajemen, dan pegawai untuk bertindak dan berprilaku dalam rangka
mencapai misi dan visinya yang terdiri atas kompetensi, integritas, transparansi,
akuntabilitas, dan kebersamaan.
Universitas Indonesia
merupakan aset yang tak bernilai bagi sejarah perjalanan bangsa. Selain rekod De
Javasche Bank (DJB) periode tahun 1828 sampai dengan 1953 terdapat juga arsip
periode Bank Indonesia mulai tahun 1953 sampai sekarang. Disamping arsip statis
terdapat juga rekod inaktif milik satuan-satuan kerja dengan jadwal retensi di atas
3 tahun. Sedangkan, koleksi rekod elektronik meliputi, film, kaset rekaman suara,
foto berwarna dan hitam putih, negatif foto, negatif foto berbentuk kaca, poster,
media magnetic, CD, cartridge, maupun soft copy.
SKA melakasanakan penyimpanan rekod menggunakan prinsip urutan asli
(original order), sehingga rekod menjadi satu kesatuan dan tidak terlepas dari
sumber asalnya atau unit penciptanya, yaitu satuan kerjanya. Rekod yang diterima
SKA dari satuan kerja sudah dalam boks yang disertakan daftar isi kotak yang
ditempel pada permukaan boks dan 3 rangkap DAP (Daftar Arsip yang
Dipindahkan). Rekod yang dipindahkan dan diterima dalam keadaan tertutup atau
disegel dan berisikan rekod sebagaimana disebutkan dalam daftar arsip yang
dipindahkan. SKA tidak menerima rekod kacau yang dipindahkan oleh satuan
kerja.
Pedoman yang digunakan dalam pengelolaan rekod di SKA adalah
pedoman klasifikasi, tata persuratan, jadwal retensi, pedoman Manajemen
Dokumen di Bank Indonesia (MDBI) dan Sistem Manajemen Mutu (SMM).
Pedoman tersebut sebagai acuan dalam mengolah arsip di lingkungan Bank
Indonesia, baik satuan kerja di kantor perwakilan dalam negeri maupun luar
negeri.
Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia memberikan jasa pelayanan yang
berupa:
a. Penyimpanan asli ketentuan
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk mengamankan teks asli ketentuan-
ketentuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dokumen asli ketentuan
ini selain digunakan oleh seluruh satuan kerja sebagai dasar operasional
juga menjadi catatan kebijakan yang pernah ditempuh oleh Bank
Indonesia dari masa ke masa.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
diperolehnya Sertifikat ISO 9001-2000 pada tahun 2003 dan sudah di perbaharui
tahun 2008.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.3.1.1 Registrasi
Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia (SKA BI) merupakan sarana
penyimpanan dan pelayanan rekod inaktif yang berfungsi untuk menerima
pemindahan rekod yang berasal dari unit pengolah (UP) terhadap rekod-rekod
yang telah inaktif. SKA BI menerima boks arsip yang telah ditempel Daftar Isi
Kotak (DIK) pada boks tersebut disertai dengan tiga lembar Daftar Arsip yang
Dipindahkan (DAP). Selanjutnya, SKA BI melakukan verifikasi konsep DAP dan
mengirimkan kembali kepada UP pemilik rekod. Mencocokkan rekod dengan
DAP. Mencatat pemindahan rekod pada Buku Tata Usaha Pemindahan Rekod.
Kemudian, pejabat SKA membubuhkan tanda tangan dan nama jelas pada DAP
lembar ke-3. Menyampaikan DAP lembar ke-3 kepada UP pemilik rekod. Bagian
entri data melakukan input data penerimaan DAP pada BISASKA.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
reference code dalam BISASKA dimuat dalam kode arsip. Title termuat dalam
elemen data masalah. Creator yang merupakan pembuat atau pemilik rekod
termuat dalam elemen data kode DPA atau kode satker. Date(s) berupa tanggal
pembuatan atau tanggal akumulasi rekod disusun termuat dalam elemen data
tanggal terima DAP. Extent of the unit of description, dinyatakan dalam elemen
data jumlah arsip. Dan terakhir adalah Level of description (tingkat hirarkis rekod)
dalam BISASKA belum terdapat elemen data tersebut. Sehingga fitur registrasi
sistem otomasi manajemen rekod hampir sesuai dengan spesifikasi berdasarkan
elemen penting dalam ISAD (G).
Sedangkan fitur registrasi pada BISASKA telah sesuai dengan spesifikasi
registrasi metadata minimum berdasarkan ISO 15489-1 dan 15489-2 (2001), yaitu
terdapat penanda unik yang diberikan dari sistem, dimana diimplementasikan
dengan adanya kode arsip yang disesuaikan dengan daftar nomor urut rekod.
Tanggal dan waktu registrasi, dengan adanya tanggal terima DAP. Judul atau
deskripsi singkat, termuat dalam elemen data masalah. Keterangan pengarang
(perorangan atau badan korporasi), dinyatakan dalam elemen data kode DPA
atau kode satker. Pengirim dan atau penerima, dinyatakan dalam elemen data
nama petugas penerima.
Fungsi fitur registrasi dalam BISASKA mencakup fitur penerimaan dan
penyelesaian dalam kegiatan pemindahan dan penyimpanan rekod. Secara umum
fitur registrasi dalam BISASKA sudah memenuhi standard yang berlaku.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara proses registrasi yang meliputi
pemindahan dan penyimpanan rekod telah berjalan dengan baik, baik yang
dilakukan pihak Sentral Khazanah Arsip maupun Unit Pengolah rekod atau satuan
kerja masing-masing, sehingga Sentral Khazanah arsip berfungsi sebagai sarana
untuk melakukan penyimpanan dan pelayanan rekod inaktif yang dimiliki oleh
satuan kerja di Bank Indonesia.
Berdasarkan table 4.1 dapat dilihat bahwa, elemen data deskripsi dalam
fitur registrasi menurut Kennedy (1998) hampir secara keseluruhan elemen
datanya dimiliki oleh ISAD (G) (2000). Kennedy mengemukakan 20 elemen data
dalam deskripsi informasi rekod sedangkan ISAD (G) memiliki 26 elemen data.
Dianalisis berdasarkan tahun terbitnya elemen data tersebut, dapat dimungkinkan
Universitas Indonesia
bahwa ISAD (G) second edition yang mengadopsi dari the Committee on
Descriptive Standards (1999) merujuk pada teori yang dikemukakan oleh
Kennedy.
4.3.1.2 Akses
Akses adalah kunci untuk penemuan kembali yang tergantung pada desain
sistem, bagaimana mengidentifikasi dan memilih informasi untuk diindeks, dan
bagaimana memberkaskannya sehingga dapat ditemukan jika diperlukan. Indeks
adalah pengenal rekod yang digunakan sebagai dasar pemberkasan dan penemuan
kembali. Pada penataan rekod biasanya setiap berkas baru diberi kode dan istilah
indeks. Istilah indeks ini berfungsi sebagai label bagi kode berkas yang
bersangkutan. Judul atau perihal atau masalah hendaknya merupakan yang
mewakili konteks rekod maupun isinya. Tujuan dalam akses adalah mengatur hak
pengguna dan kemampuan untuk menemukan kembali rekod yang dibutuhkan.
Pembahasan lebih mendalam mengenai fitur akses yang harus dimiliki
dalam sistem otomasi manajemen rekod dalam menentukan efisiensi akses oleh
pemakai adalah:
a. Mampu menyimpan penelusuran yang sering digunakan
Kemampuan penyimpanan penelusuran yang sering digunakan tidak
tersedia dalam BISASKA. Kemampuan yang tersedia dalam BISASKA
hanya dapat melakukan pencarian pada search box.
b. Menelusur ruas tertentu atau full text sebuah dokumen atau
kombinasi keduanya
Kemampuan penelusuran full text dari rekod juga belum tersedia dalam
BISASKA. Sistem yang sudah diimplementasikan dalam BISASKA baru
mencakup registrasi deskripsi informasi rekod dan belum menghubungkan
metadata rekod dengan rekodnya. Hal ini disebabkan dalam sistem
otomasi saat ini belum menerapkan kaptur rekod. Oleh karenanya,
informasi yang dapat diakses hanya berupa deskripsi informasi dari rekod
tersebut yang berguna sebagai alat temu kembali rekod yang dibutuhkan
secara cepat dan tepat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.3.1.3 Pelacakan
Kegiatan pelacakan bertujuan untuk merekam perpindahan rekod yang
mengacu kepada perpindahan fisik dan lokasi rekod serta melacak tindakan dan
penggunaan terhadap rekod. Kegiatan ini untuk mengetahui dimana lokasi rekod
pada waktu tertentu. Dalam BISASKA fungsi ini dapat ditemukan dalam fitur
peminjaman. Pengimplementasian BISASKA baru sebatas mengetahui lokasi
penyimpanan rekod tanpa mengetahui ketersedian rekod tersebut. Untuk
mengetahui ketersediaan rekod atau untuk mengetahui rekod tersebut sedang
dipinjam siapa, dapat diketahui melalui Kartu Pinjam Arsip (KPA) dan Bon
Pinjam Arsip (BPA).
Prosedur peminjaman rekod di Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia
adalah dengan peminjam rekod mengisi dan menandatangani bon pinjam arsip
(BPA) rangkap tiga dan meminta persetujuan dari atasan langsung serta dari
pejabat unit pengolah pemilik rekod. Petugas SKA menerima BPA yang telah
disetujui pejabat unit pengolah. Kemudian petugas SKA menyimpan BPA lembar
ke-2 di tempat penyimpanan rekod. Mencatat peminjaman pada Kartu Peminjam
Arsip (KPA) dan menyimpan BPA lembar ke-1. Petugas SKA menyerahkan
rekod yang dipinjam dan BPA lembar ke-3. Jangka waktu peminjaman rekod
selama sepuluh hari kerja. Peminjam arsip dapat memperpanjang peminjaman
dengan membuat BPA baru dengan jangka waktu sesuai kesepakatan dan
Universitas Indonesia
dituliskan pada kolom keterangan BPA. Jika peminjam rekod sudah tidak
membutuhkan rekod tersebut, peminjam dapat mengembalikan rekod kemudian
memusnahkan BPA lembar ke-3. Petugas SKA meneliti kelengkapan rekod yang
dikembalikan dan mencocokkan dengan BPA atau mencatat BPA baru jika
diperpanjang. Kemudian petugas SKA mengembalikan rekod pada tempat semula
dan memusnahkan BPA lembar ke-2. Tahap terakhir adalah petugas SKA
mencatat tanggal pengembalian rekod pada KPA dan BPA.
Deskripsi informasi rekod dalam kartu peminjaman rekod mencantumkan
diantaranya:
a. Unit pengolah peminjam
b. Nama peminjam
c. Tanggal peminjaman
d. Tanggal kembali
e. Uraian arsip yang dipinjam
f. Keterangan
Untuk informasi yang lebih lengkap mengenai rekod yang dipinjam,
terdapat juga bon pinjam arsip, yang mencantumkan informasi sebagai berikut:
a. Perihal arsip
b. Jenis arsip
c. No. arsip
d. No. kotak
e. Lokasi simpan
f. Keterangan
g. Persetujuan pejabat unit kearsipan, pejabat pemilik arsip, atasan
peminjam, dan nama peminjam)
h. Tanggal peminjaman dan pengembalian
Pembahasan lebih mendalam mengenai fitur pelacakan yang harus dimiliki
dalam sistem otomasi manajemen rekod adalah:
a. Informasi mengenai status ketersediaan rekod dan siapa yang
meminjam
Status ketersedian rekod di SKA belum dapat diidentifikasi dengan
pelacakan melalui BISASKA. Namun, status ketersedian rekod dapat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.3.1.4 Penyusutan
Penataan rekod dalam sistem otomasi manajemen rekod harus mampu
mengidentifikasi rekod-rekod yang memiliki nilai berkesinambungan dan rekod
yang sudah dapat dimusnahkan. Sistem harus memuat jadwal retensi setiap rekod
dan menandai rekod yang sudah jatuh tempo untuk dipindahkan atau
dimusnahkan. Rekod-rekod yang sudah jatuh tempo dapat dikelompokkan sesuai
dengan jadwal retensinya. Sehingga memudahkan dalam hal identifikasi rekod
yang sudah jatuh waktu. Pemusnahan termasuk duplikat rekod dalam
bentuk/media elektroniknya. Sayangnya, kegiatan penyusutan di SKA belum
dapat dioperasikan di dalam BISASKA, sehingga penerapannya masih dilakukan
secara manual. Namun, secara manual kegiatan penyusutan sudah berjalan dengan
baik berdasarkan pedoman Manajemen Dokumen Bank Indonesia dan pedoman
Jadwal Retensi. Penyusutan di Sentral Khazanah Arsip dimulai dengan
penyiangan rekod di SKA melalui dua cara, yaitu meneliti DAP untuk mendata
rekod yang jadwal retensinya telah berakhir atau mencocokkan data rekod yang
jadwal retensinya telah berakhir dengan rekodnya.
Kegiatan menentukan rekod yang masih memiliki nilai berkesinambungan
dengan rekod yang sudah dapat dimusnahkan dilakukan oleh Panitia Penilai Arsip
(PPA). Susunan Panitia Penilai Arsip Kantor Pusat (PPA KP) untuk pemusnahan
rekod dengan jadwal retensi sepuluh tahun atau lebih terdiri dari pejabat/staf dari
unit pngolah yang membidangi pengawasan intern sebagai anggota, pejabat unit
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
langsung ke aplikasi desktop seperti pengolah kata atau electronic mail untuk
diproses dan didistribusikan lebih lanjut. Oleh karena itu, penerapan sistem
otomasi manajemen rekod sangat membantu staf atau manajer baik dalam
pemprosesan maupun distribusi laporan dan statistik.
Universitas Indonesia
c. Memungkinkan kustomisasi
Kustomisasi menurut Kennedy (1998:206) adalah sistem dapat
menyesuaikan profil layar, nama ruas, menambah dan menghapus ruas.
Menurut informan Teuku Umar kustomisasi mungkin saja dilakukan,
namun tidak semua staf dapat melakukannya, hanya sistem administrator
atau dengan bantuan Direktorat Pengelola Sistem Informasi (DPSI).
d. Dapat di-upgrade, tidak membatasi jumlah rekod/basis data
BISASKA dapat di-upgrade apabila dilakukan pengembangan sistem.
Namun, untuk melakukan upgrade tidak bisa dilakukan oleh staf SKA
Bank Indonesia. Hal ini seperti yang dikatakan oleh informan Cut Nyak
Dien, “kalau kita mau mengupgrade sistem, kita tidak bisa melakukan
sendiri”. Selain itu, sistem harus memiliki kemampuan tidak membatasi
penyimpanan jumlah rekod/basis data. Menurut informan Cut Nyak Dien,
data yang diinput ke dalam BISASKA tersimpan dalam server yang
dikelola oleh Direktorat Pengelola Sistem Informasi (DPSI) yang apabila
mengalami kekurangan kapasitas penyimpanan pihak DPSI yang
berwenang untuk melakukan penambahan kapasitas penyimpanan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, BISASKA saat ini dapat dilakukan up-grade
baik itu up-grade sistem maupun kapasitas penyimpanannya. Namun, hal
tersebut dibawah otoritas DPSI. Dalam hal ini, pihak SKA sebagai user
yang dapat mengajukan untuk dilakukan up-grade terhadap BISASKA.
e. Memungkinkan konversi dari sistem yang ada ke sistem baru
Terdapat kontrol untuk menjamin tidak ada data yang hilang selama
pemindahan. BISASKA telah memiliki disaster recovery plan, sehingga
telah terjaminnya keberlangsungan data yang telah disimpan dalam server.
f. Memiliki kontrol keamanan
Terdapat kontrol keamanan antara sistem operasi jaringan dengan sistem
otomasi manajemen rekod. Kontrol keamanan BISASKA telah terintegrasi
dengan Direktorat Pengelola Sistem Informasi (DPSI).
g. Fasilitas back-up
Fasilitas back-up juga telah dimiliki BISASKA yang juga dikelola oleh
Direktorat Pengelola Sistem Informasi (DPSI). DPSI sudah memiliki
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
informasi dari rekod tersebut, sehingga isi dari rekod belum dapat diakses
langsung.
b. Integrasi sistem manajemen rekod dengan sistem bisnis lainnya
(aplikasi database)
Sistem manajemen rekod harus mampu mengintegrasikan sistem dengan
sistem bisnis lainnya, seperti aplikasi database klien, database pengguna,
dll. Dalam BISASKA sudah terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya,
yaitu Bank Layanan Intranet Kita (BLINK). Namun, BISASKA belum
terintegrasi dengan aplikasi database, seperti yang dijelaskan oleh
informan Teuku Umar berikut, “BISASKA belum bisa menyimpan data
peminjam rekod, selama ini BISASKA baru terhubung dengan BLINK
untuk pencarian rekod, itu saja.” Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa
sistem otomasi manajemen rekod merupakan sistem temu kembali rekod
yang sudah dapat diakses melalui jaringan intranet yaitu Bank Indonesia
Layanan Intranet Kita (BLINK).
c. Integrasi sistem manajemen rekod dengan electronic mail
Terintegrasi sistem manajemen rekod dengan e-mail berguna untuk
memindahkan dokumen di seluruh organisasi dan untuk berkomunikasi
dengan pengguna. Misalnya e-mail dapat digunakan untuk
mendistribusikan ringkasan harian dari surat masuk dan keluar pada hari
itu, statistic jumlah surat yang diterima dengan masalah tertentu atau
permintaan untuk mengembalikan berkas. Berdasarkan observasi terhadap
BISASKA, dalam system tersebut tidak terdapat fasilitas email. Fasilitas
e-mail untuk staf Bank Indonesia melalui Bank Indonesia Layanan
Intranet Kita (BLINK).
Kemampuan integrasi BISASKA yaitu sudah dapat diaksesnya BISASKA
melalui sistem bisnis Bank Indonesia, yaitu BLINK (Bank Indonesia Layanan
Intranet Kita). Kemampuan untuk document imaging belum dapat dilakukan
dalam BISASKA, karena rekod dalam bentuk elektronik (softcopy) masih dikelola
oleh satuan kerja masing-masing.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
komputer, yang diciptakan atau diperoleh oleh sebuah organisasi atau perorangan
dalam transaksi bisnis atau sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan dan
disimpan sebagai bukti dari berbagai kegiatan tersebut (Kennedy, 1998:5). Oleh
karenanya, dapat dikatakan bahwa rekod dapat meliputi berbagai jenis media.
Informan mengungkapkan mengenai jenis rekod yang dikelola dalam BISASKA,
yaitu:
“Di sini baru arsip tekstual aja.”-Cut Meutia
“Arsip yang dalam cartridge, CD, dan lain-lain belum diinput.”-Cut Nyak
Dien
“Rekod elektronik cuma beberapa saja yang dipindahkan ke SKA,
kebanyakan masih disimpan di satuan kerja.” –Cut Nyak Dien.
Universitas Indonesia
lebih cepat dibandingkan melakukan pencarian pada daftar no arsip secara manual
seiring bertambah terus volume rekod dalam berbagai jenis.
Pada perkembangan selanjutnya, sistem otomasi manajemen rekod akan
mampu mengkontrol rekod elektronik (Kennedy, 1994:170). Hal ini memungkin
BISASKA untuk melakukan penyimpanan rekod elektronik seperti halnya
melakukan penataan rekod inaktif dalam bentuk teksual. Selain BISASKA
mampu mengontrol secara keseluruhan bentuk rekod yang tercipta dalam aktivitas
bisnis di Bank Indonesia, sistem ini dapat mempermudah pengaksesan rekod yang
dibutuhkan dengan efektif dan efisien melalui jaringan intranet atau BLINK yang
sudah disediakan.
Analisis peneliti selaras dengan National Archives Australia (2004) bahwa
sistem dapat meng-capture yaitu suatu proses penyimpanan sebuah dokumen atau
objek digital ke dalam system rekod dan menandai metadata untuk
menggambarkan rekod dan menempatkannya dalam konteks, sehingga
memungkinkan manajemen rekod yang sesuai dari waktu ke waktu. Untuk
kegiatan bisnis tertentu fungsi ini dapat dibangun ke dalam sistem bisnis sehingga
penangkapan rekod dan metadata yang terkait bersamaan dengan penciptaan
rekod.
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan sistem otomasi
manajemen rekod yang telah dijalankan dalam pengelolaan rekod inaktif pada
Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Otomasi Manajemen Rekod BISASKA belum dibangun secara
optimal. Hal ini dapat dilihat dengan hanya terdapat beberapa fitur
persyaratan sistem manajemen rekod yang telah diimplementasikan sesuai
dengan fungsi kegiatan dalam sistem penataan rekod, yaitu:
Registrasi melalui fitur penerimaan dan penyelesaian
Menu registrasi yang telah diimplementasikan dalam BISASKA
hampir semua elemen datanya sesuai dengan persyaratan persyaratan
sistem manajemen rekod.
Akses atau penelusuran rekod
BISASKA merupakan sebagai sistem temu kembali rekod yang sudah
terotomasi, sehingga BISASKA dapat diakses melalui jaringan
intranet. Hal ini sangat memudahkan staf Bank Indonesia dalam
menemukan rekod inaktif yang dibutuhkan. Fitur akses yang telah
diimplementasikan dalam BISASKA berdasarkan persyaratan sistem
manajemen rekod hampir semua indikator penilaiannya sudah
77 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
e. Sistem otomasi manajemen rekod saat ini baru dapat berfungsi sebagai
sarana temu kembali deskripsi informasi rekod yang sudah terintegrasi
dengan jaringan intranet Bank Indonesia, BLINK (Bank Indonesia
Layanan Intranet Kita).
5.2 Saran
Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia sebaiknya dibangun dan
dikembangkan lagi dengan mengacu pada persyaratan sistem manajemen rekod.
a. Sistem otomasi manajemen rekod BISASKA yang perlu dibangun, yaitu
fitur penyusutan, pelaporan dan statistik. Apabila fitur ini telah dibangun
dan diimplementasikan dalam BISASKA maka akan mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi pengelolaan rekod di Sentral Khazanah Arsip
Bank Indonesia.
b. Sistem otomasi manajemen rekod BISASKA yang perlu dikembangkan,
yaitu fitur registrasi, akses, peminjaman termasuk di dalamnya fungsi
pelacakan. Hal ini berguna untuk mengoptimalisasi kegiatan pengelolaan
rekod inaktif di Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia, sehingga
pengelolaan rekod inaktif dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam
memenuhi fungsi pembuktian, informasi dan memori bagi organisasi. Pada
persyaratan fungsional akses atau penelusuran, BISASKA sebaiknya
menerapkan penelusuran dengan advance search dengan bantuan operator
Boolean.
c. Sistem otomasi manajemen rekod BISASKA sebaiknya juga
mengembangkan persyaratan integrasi dan persyaratan untuk mengelola
berbagai jenis rekod, sehingga sistem mampu meng-capture dan
mengakses rekod melalui BISASKA, tidak hanya deskripsi informasi
rekod saja. Hal ini sangat berfungsi dalam efektivitas pencarian dan
pengaksesan rekod yang nantinya dapat langsung dilakukan melalui akses
ke jaringan intranet (BLINK) pada PC pengguna masing-masing.
Universitas Indonesia
80 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Roberts, David. (1995). Documenting the future: policy & strategies for
electronic recordkeeping in the new south wales public sector. Australia.
Sanafiah Faisal. (2007). Format-format penelitian sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Sulistyo-Basuki. (2003). Manajemen arsip dinamis: pengantar memahami dan
mengelola informasi dan dokumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sulistyo-Basuki. (2006). Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
Bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia.
Tatang M. Amirin. (1990). Menyusun rencana penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Wallace, Patricia. Records management: integrated information system. (1992).
Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall.
Wursanto Ig. (1991). Kearsipan. Yogyakarta : Kanisius.
Universitas Indonesia
Kepala Biro
Deputi Kepala
Biro
A. Persyaratan Fungsional
1. Registrasi No. rekod v Dalam BISASKA disebut dengan kode
arsip, terletak pada bagian regstrasi
penyelesaian.
Tanggal registrasi v Terdapat pada bagian registrasi
penerimaan
Operator entri data v Terdapat pada bagian registrasi
penerimaan
Tanggal dan waktu penciptaan v Dalam BISASKA dikenal dengan
periode arsip.
Pengirim/unit kerja pencipta v Dinyatakan dalam kode satuan kerja.
Mampu membatasi tampilan rekod bagi v BISASKA masih berupa sistem otomasi
pemakai yang tidak memiliki akses manajemen rekod yang berguna
penuh dan mampu mendokumentasikan sebagai sarana penyimpanan dan
hak akses yang boleh melihat bagian temu kembali deskripsi informasi dari
tertentu dari rekod. rekod dan semua yang dapat akses
intranet Bank Indonesia memiliki
akses untuk memperoleh deskripsi
informasi rekod yang dicarinya.
3. Pelacakan (tracking) Informasi mengenai status ketersediaan v Status ketersedian rekod di SKA
rekod, siapa yang meminjam (lokasi saat belum dapat diidentifikasi melalui
ini) BISASKA. Jika secara manual, hal ini
dapat dilakukan pencarian
Batasan waktu peminjaman v
berdasarkan kartu pinjam arsip dan
History penggunaan rekod v bon pinjam arsip
History peminjam/pengguna rekod v
4. Penyusutan Informasi jadwal retensi v Menu penyusutan/pemusnahan
dalam sistem otomasi manajemen
Informasi penandaan/pengingat rekod v
rekod di Sentral Khazanah Arsip Bank
yang sudah jatuh tempo
Indonesia belum diimplementasikan
(dipindahkan/dinilai secara otomasi. Pelaksanaan
kembali/dimusnahkan)
Pemusnahan termasuk duplikat rekod v penyusutannya masih manual.
dalam bentuk elektronik
Data registrasi rekod tetap dipertahankan v
atau tidak jika rekod dimusnahkan
5. Pelaporan dan Statistik Mampu membuat laporan dan statistik v Menu pelaporan dalam BISASKA
belum dapat diimplementasikan dan
harus dilakukan pengembangan
sistem terlebih dahulu.
B. Persyaratan Teknis Sistem operasi yang mendukung v BISASKA berbasis PC server database
berbasis client/server dan aplikasi server.
Kemudahan penggunaan v Interface BISASKA cukup sederhana
sehingga BISASKA mudah untuk
dipelajari, digunakan dan
dioperasikan.
Memungkinkan kustomisasi v Kustomisasi dapat dilakukan oleh
system administrator yang membuat
aplikasi tersebut atau dengan bantuan
tenaga IT atau programer komputer.
D. Persyaratan pendukung Tampilan layar dan fungsi mudah (user v Tampilan layar dan fungsi-fungsi yang
pemakai/operator friendly ) terdapat dalam BISASKA mudah
Layar bantuan (help screens ) v dioperasikan. Terdapatjuga layar
Manual/petunjuk pelaksanaan yang jelas v bantuan, apabila user mengalami
kebingungan dalam mengoperasikan
sistem tersebut.
E. Persyaratan untuk Rekod kertas/tekstual v Pengelolaan rekod dalam BISASKA
mengelola berbagai baru mencakup pengelolaan rekod
jenis rekod tekstual saja. Sedangkan pengelolaan
rekod bentuk elektronik masih
dilakukan secara manual atau masih
dikelola oleh satuan kerja masing-
masing.
Rekod elektronik v
5 MI.05.04 Perjanjian Penghunian Rumah Dinas 2005 1 thn sth hub hkm 12/0005/KT/SKA 5B10
berakhir
Keterangan
Arsip dipindahkan dan diterima dalam keadaan tertutup Jakarta, Juni 2010 Jakarta, Juni 2010
dan dikatakan berisi arsip sebagaimana disebutkan Yang menerima Yang memindahkan
dalam daftar ini.
MI 05.03
MI 05.04
UP Pemilik : DLP/PrL
Tgl. DAP :
JR. :1 thn setelah tdk menjadi hak milik BI
BANK INDONESIA
JAKARTA
26 ELEMENTS OF DESCRIPTION