Anda di halaman 1dari 10

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

1. NidaFiryalSyahirah
2. Nova Trilia
3. PutriMellyAnggrainiNasution
4. RafikaAuliaRahmi
5. RannyDeserhaDwiPutri
6. Ria PutriAmbonia

Tingkat 1 Reguler B

DosenPembimbing : DesySetiawati, SST, M.Keb.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN D3 KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kebutuhan
dasar ibu masa nifas.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah di
kemudian hari.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Palembang, Oktober 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ............................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Eliminasi BAB/BAK ..................................................................... 2
B. Kebersihan Diri atau Perineum ...................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
kekeadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat
proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein,
membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Selama kehamilan dan persalinan ibu
banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang
senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan
menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah
melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini
(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk
kembali kebentuk semula.

B. Tujuan
Tujuan untuk mengetahui apa-apa saja kebutuhan dasar masa nifas.

C. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan kebutuhan eliminasi BAB/BAK pada masa nifas
2. Menjelaskan kebutuhan kebersihan diri atau personal hygiene pada masa nifas

1
BAB II
ISI
A. Eliminasi BAK / BAB
1. BAK
Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan akan
terasa pedih bila buang air kecil. Ini kemungkinan iritasi pada uretra sebagai akibat
persalinan sehingga penderita takut buang air kemih. Bila kandungan kemih penuh harus
diusahakan agar penderita dapat buang air kemih sehingga tidak memerlukan
penyadapan, karena penyadapan bagaimanapun kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan
buang air kecil sendiri, bila tidak makan dilakukan tindakan dengan :
a. Dirangsangkan dengan mengalirkan air keran di dekat klien.
b. Mangompres air hangat diatas simpisis.
c. Sambil sit bat klien disuruh kencing.

Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Hal ini membuat
klien merasa tidak nyaman dan resiko saluran kencing tinggi. Oleh sebab itu kateterisasi
tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam postpartum.

2. BAB
Kebanyakan penderita mengalami opstipasi setelah minggu kelahiran anak. Hal ini
disebabkan karna pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan calon menjadi kosong, selain itu mempengaruhi peristaltik usus.
Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan mempengaruhi terjadi nya
contipas. Biasa nya bila penderita tidak bab sampai 2 hari sesudah persalinan, ditolong
dengan pemberian guecerne seputit/ diberikan obat-obatan.
Biasanya 2 sampai 3 hari postpartum masih susah bab, maka sebaiknya diberikan
laksan atau parafin (1-2 hari postpartum), atau pada hari ketiga laksan supositoria dan
minum air hangat. Agar dapat buang air besar dengan teratur dilakukan dengan diet
teratur, pemberian cairan yang banyak, ambulasi yang baik, dan bila takut buang air besar
secara episiotomi maka diberikan laksansupposotria.

2
B. Kebersihan Diri dan Perineum
1. Personal Hygiene (Kebersihan Diri)
Mandi ditempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri, di kamar mandi,
yang terutama dibersihkan pada puting susu dan mammae.
a. Puting Susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah (rhagade) harus segera diobati,
karena kerusakan puting susu merupakan ported entereedan dapat menimbulkan
mastitis. Air susu yang menjadi kering merupakan kerak dan dapat merangsang kulit
sehingga timbul enzema, maka sebaiknya puting susu diberikan dengan air yang telah
masak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusui bayi, diobati dengan salep penisilin,
lanolin, dan sebagainya.
b. Partum Lochia
Lochia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas yang tidak lain adalah
sekret dari rahim terutama luka plasenta. Pada 2 hari pertama, lochia berupa darah
disebut lochia rubra, setelah 3-7 hari merupakan darah encer disebut lochia serosa dan
pada hari ke-10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia
alba.
Lochia berbau amis dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi.
Kalau lochia berwarna merah setelah dua minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa
plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan
retrolexio uteri.
Pengeluaran lochia menunjukkan keadaan yang abnormal seperti :
1. Pendarahan berkepanjangan.
2. Pengeluaran lochia tertahan.
3. Rasa nyeri yang berlebihan.
4. Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber pendarahan.
5. Terjadi infeksi intrauterine.

Keadaan patologis (abnormal) memerlukan penanganan :

1. Kebersihan lingkungan perlu diperhatikan.

3
2. Tempat tidur selalu dijaga kebersihannya, kloset harus diperhatikan untuk
menghindarkan terjadinya error infeksi.
3. Error infeksi ini dapat juga terjadi : perawat tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah memberikan tindakan, perawat sedang sakit, misalnya sedang batuk,
pilek, atau sakit kulit, kebersihan alat keperawanan yang digunakan harus asepsis
dan anuseptis.

2. Perineum
Bila sudah BAB/BAK perineum harus dibersihkan secara rutin. Caranya
diberihkan dengan sabun yang lembut minimal sehari sekali. Biasanya cairan sabun yang
hangat atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah ibu BAK/BAB sesudah atau sebelum
mengganti pad harus cuci tangan dengan sabun. Mengganti pad yaitu bagian dalam
jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Cara memakainya yaitu dari depan
kebelakang.
Penanganan kebersihan diri :
a. Anjurkan kebersihan keseluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Memberesihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang,
kemudian dibersihkan daerah anus.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari, kain dapat digunakan
ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau iserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka.

3. Menjaga Kebersihan Bayi


a. Memandikan bayi
Tujuan dari memandikan bayi disini adalah untuk menjaga kebersihan, memberikan
rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan pada saat
memandikan bayi adalah :

4
1) Mencegah kedinginan.
2) Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung, dan telinga.
3) Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan kulit (ketiak bayi, lipatan
paha, dan punggung bayi).
b. Memberikan Pakaian Pada Bayi
Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang lembut dan mudah
menyerap keringat.
c. Personal Hygiene Pada Bayi
Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan pada perinealnya dengan air dan
sabun, serta keringkan dengan baik. Karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi
sehingga harus dibersihkan.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang dalam memenuhi
kebutuhan ibu masa nifas. Peran bidandapat membantu ibu dalam memenuhi kebutuhannya
dengan baik. Kebutuhan pada masa nifas yaitu eliminasi BAB/BAK dan kebersihan diri atau
personal hygiene.

B. Kritik dan Saran


Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Peurperium Care. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rini Susilo, dkk. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice. Yogyakarta : Dee
Publish

Anda mungkin juga menyukai