Anda di halaman 1dari 5

1. Teori tunika-korpus dikemukakan oleh Schmidt pada tahun 1924.

Teori ini menyatakan


bahwa titik tumbuh batang tumbuhan terdiri atas dua zona yang terpisah susunannya, yaitu
tunika dan korpus. Tunika merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Bagian tersebut
terdiri atas beberapa lapisan sel yang berkumpul membentuk seludang dan kemudian
berkembang membentuk jaringan primer. Sel-sel terus membelah, terutama pada bidang
pembelahan antiklinal (tegak lurus dengan permukaan organ) sehingga lapisannya makin
meluas. Sementara itu, korpus merupakan bagian pusat titik tumbuh. Sel-sel pada bagian ini
bersifat meristematis dan membelah ke segala arah.
Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein pada tahun 1868. Menurut teori ini, setiap titik
tumbuh batang dan akar terdiri atas lapisan sel yang disebut histogen. Histogen itu sendiri
terdiri atas plerom, dermatogen, dan periblem. Plerom merupakan bagian pusat yang
kemudian akan membentuk empulur dan jaringan pengangkut primer. Dermatogen
merupakan lapisan paling luar yang akan membentuk epidermis. Adapun periblem
merupakan lapisan yang terletak di antara plerom dan dermatogen. Lapisan ini akan
membentuk korteks (jaringan kulit kayu) (Sitompul dan Guritno, 1995).
Perbedaan nya teori histogen dan teori tunika korpus, adalah teori histogen mengemukakan
setiap titik tumbuh batang dan akar terdiri atas lapisan sel yang disebut histogen, sedangkan
teori tunika korpus menyatakan bahwa titik tumbuh batang terdiri atas dua zona yang
terpisah susunan nya yaitu tunika dan korpus.

2. Sifat totipotensi sel tumbuhan yang berarti setiap sel tumbuhan mampu menurunkan sifat
dan mempunyai potensi yang sama dengan induknya untuk tumbuh dan berkembang bila
diberikan lingkungan yang sesuai. Sifat totipotensi sel tumbuhan ini digunakan sebagai dasar
untuk membiakkan tumbuhan dengan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu
metode untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel, jaringan, atau organ serta
menumbuhkannya secara aseptis (bebas hama) di dalam atau di atas suatu medium budi
daya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap kembali. Stek tanaman dan teknik kultur jaringan telah
membuktikan bahwa banyak sel tumbuhan bersifat totipotensi. Kultur jaringan, membantu
untuk mengidentifikasi apa jenis sel tertentu adalah totipotensi, karena teknik ini
menggunakan potongan kecil dari jaringan yang diketahui. Misalnya, jika jaringan inti dari
tembakau (Nicotiana tobaccum), kedelai (Glycine max), dan batang dikotil lainnya dipotong
dan dibudidayakan secara aseptik pada media agar dengan nutrisi dan hormon yang tepat,
sekelompok sel yang tidak terspesialisasi dan diatur longgar, disebut kalus, terbentuk. Setiap
sel dari kalus mulai membelah dan berdiferensiasi, membentuk embrio multiseluler. Satu
tabung percobaan dapat menampung ribuan sel, dan setiap embrioid memiliki potensi untuk
menjadi planlet lengkap. Planlet dapat ditransplantasikan ke dalam tanah untuk berkembang
menjadi tanaman dewasa. Jaringan floem dari akar wortel (spesies Daucus) juga
menunjukkan totipotensi. Sel dalam serbuk sari tembakau adalah totipoten, dan mereka
menghasilkan tanaman haploid. Menggunakan jaringan meristem dari ujung tunas dan akar,
sel-sel itu meregenerasi tanaman baru yang bebas dari virus, bakteri, dan jamur.
Penghapusan patogen dimungkinkan karena jaringan vaskular (xilem dan floem), di mana
virus bergerak, tidak mencapai akar atau pucuk apeks. Protoplas (sel-sel tanpa dinding sel)
dari sel-sel mesofil daun meregenerasi tanaman baru (Murni, 2010).
3. Menurut Elisa (2004), tahapan dari pembungaan meliputi:
1. Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap
ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem
reproduktif,terjadi di dalam sel,dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis
asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2. Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup
reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari
tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk
maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ
reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan
pembungaan yang sangat beragam.Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan
berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman
tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar) Ditandai dengan terjadinya
diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan
mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan
dan betina.
4. Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi
bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam
kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun
betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-
bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan be tinanya
dalam waktu yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan dan pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda.
6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.Tahap ini diawali dengan
pembesaran bakal buah (ovarium),yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan
(endosperm),dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio.
Gen-gen yang terlibat dalam pengaturan proses pembungaan biasanya tergolong pada
kelompok gen MADS-box yang mempunyai peran kunci dalam spesifikasi identitas organ-
organ bunga. Gen Pembungaan Proses pembungaan tanaman dipengaruhi oleh gen FT
(Flowering locus T). Gen ini mampu menginduksi proses pembungaan pada sebagian besar
tanaman (Elisa, 2004).
4. Pembuahan terjadi dari proses:
Pembentukan Gamet Jantan
Proses pembentukan sel kelemin jantan (pembuahan ganda) pada ujung terdapat inti vegetatif
dan inti generatif inti generatif membelah menjadi 2 yaitu inti generatif 1, yang membentuk
sperma 1 dan inti generatif 2 yg membentuk sperma 2. Kemudian sperma 1 dan sperma 2 jatuh
ke bawah sampai ke mikrofil dan akan membentuk zigot di dlm mikrofil terdapat satu inti yg
disebut mitosis. Mitosis membelah menjadi 2 melalui pembelahan meiosis. Lalu membelah lagi
menjadi 4 dan disebut meiosis 2 dan terakhir, 4 inti itu membelah menjadi 8 inti
-Pembentukan Gamet Betina
Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini
terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah
secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel
akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara
mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju
arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3
sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini
dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung
lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan
cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
-Proses pembuahan yang terjadi pada Angiospermae dikenal dengan pembuahan ganda. Proses
pembuahan diawali dengan penyerbukan (polinasi), yaitu penempelan butir serbuk sari ke kepala
putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel pada kepala putik berkecambah
membentuk buluh serbuk sari. Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel
generatif. Sel vegetatif bergerak ke buluh serbuk sari yang menuju bakal buah (ovarium).
Sementara itu, sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel sperma. Saat buluh
polen (serbuk sari) mencapai ovum (bakal biji), inti vegetatif menembus kantong embrio melalui
mikrofil dan melepaskan kedua sel sperma. Satu sel sperma (inti sel generatif) membuahi sel
telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel generatif
2) membuahi dua inti kandung lembaga sekunder (2n) sehingga terbentuk sel triploid (3n). Sel
ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan makanan cadangan yang disebut endosperm.
Selanjutnya, endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot.
Dua peristiwa fusi yang terjadi antara sel sperma dengan sel telur dan sel sperma dengan
kandung lembaga sekunder (2n) inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pada
Angiospermae. Sel antipoda serta sel sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses
pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan biji (Syukur dkk., 2012).
Menurut Syukur dkk (2012), Proses Pembentukan Biji terdiri atas tahap sebagai berikut:
1. Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur.
2. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yaitu
berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.
3. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh
menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
4. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan
antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid.
5. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yaitu persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
6.Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging
(pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada
buah geluk atau nux).
7.Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) dan putik (pistil)
akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi.
8.Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak.

DAFTAR PUSTAKA

Elisa. 2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang.
Syukur, M., Sujiprihati, S. dan Yunianti, R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman . Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Murni, P. 2010. Embriogenesis somatik pada kultur in vitro daun kopi robusta. Biospecies 2(2):
22-26.

Anda mungkin juga menyukai