Anda di halaman 1dari 27

13LAPORAN

Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA


( Infection Control Risk Assessment)
Di Ruang IGD, ICU, Isolasi, Kamar Jenazah
RSUD Mokoyurli Buol 2019
A. Pendahuluan
Standar nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) untuk pencegahan infeksi
di RS peru dilakukan kajian resiko untuk mennetukan Prioritas Program dan
Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Umum Daerah Mokoyurli turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari thap perencanaan, proses
sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko
Infeksi/ ICRA (Infection Control Risk Assesment) yang dikearkan ole PPIRS pada
setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga professional kesehatan, tenaga kontrak, siswa dan
pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung
C. Perencanaan
1. Tanggal :
a. Ruangan IGD : 18 juli 2019
b. Ruangan ICU : 28 Juni 2019
c. Ruang Isolasi : 10 September 2019
d. Ruang Kamar jenazah : 23 September 2019
2. Lokasi : Ruang IGD, ICU Isolasi dan Kamar Jenazah
3. Kegiatan : Renovasi pembuatan dan penyekatan ruangan
Isolasi di Unit IGD ,ICU dan Pembongkaran ruangan untuk Pembuatan pintu
dan koridor di kamar jenazah

D. Analisa ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan IGD berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi
3. Level ICRA : Level III

Aktivitas Konstruksi bangunan ICU berdasarkan :


1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko sangat Tinggi
3. Level ICRA : Level IV

Aktivitas Konstruksi bangunan Isolasi berdasarkan :


1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko sangat Tinggi
3. Level ICRA : Level IV

Aktivitas Konstruksi bangunan Kamar jenazah berdasarkan :


1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. Level ICRA : Level III

Kelompok Paisen Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


Klpk Resiko Rendah I II II III/IV
Klpk Resiko Sedang/medium I II III IV
Klpk Resiko Tinggi I II III/IV IV
KLpk Resiko sangat tinggi II III/IV III/IV IV

Tipe proyek renovasi bangunan di Ruang IGD dan KAMAR JENAZAH dan Kamar
jenazah termasuk dalam : Level III
A. Sebelum Melakukan Renovasi
1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisirkan debu dari
aktivitas kontruksi
2. petugas renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisisr paparan
debu.
3. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari
tempatnya ke udara
sebelum pelaksanaan proyek tutup area dengan penutup plastic/terpal rapat sehingga
tidak ada paparan debu, kotoran , dan puing-puing bangunan
B. Selama Renovasi
1. Petugas renovasi memakai APD masker dan baju kerja
2. Pasang papan pemberitahuan di area renovasi
3. Isolasi system HVAC (Heating ventilation dan Air conditioning) di
area renovasi untuk mencegah kontaminasi
4. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi
melakukan cuci tangan dan membersihkan diri
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan kontruksi
6. Buang material dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran
kotoran
7. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan
8. Tempatkan keset di pintu dibersihkan ketika sudah tidak efektif
9. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.
C. Sesudah Renovasi
1. Jangan menghilangkan hambatan dari area kerja sampai proyek selesai
setelah diperiksa oleh tim PPI dan kepala proyek
2. Hapus penutup area renovasi (terpal) secara hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran debu, kotoran dan puing-puing bangunan
3. Bersihkan area kerja dengan vacuum disaring dengan HEPA filter.
4. Area renovasi segera dibersihkan dengan pel yang di basahi cairan
disinfektan
5. Setelah selesai, kembalikan system HVAC semula.

Tipe proyek renovasi bangunan di Ruang ICU dan ISOLASI dan Kamar jenazah
termasuk dalam : Level IV
A. Sebelum Melakukan Renovasi
4. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisirkan debu dari
aktivitas kontruksi
5. petugas renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisisr paparan
debu.
6. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari
tempatnya ke udara
7. sebelum pelaksanaan proyek tutup area dengan penutup plastic/terpal rapat
sehingga tidak ada paparan debu, kotoran , dan puing-puing bangunan
B. Selama Renovasi
1. Petugas renovasi memakai APD masker dan baju kerja
2. Pasang papan pemberitahuan di area renovasi
3. Isolasi system HVAC (Heating ventilation dan Air conditioning) di
area renovasi untuk mencegah kontaminasi
4. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi
melakukan cuci tangan dan membersihkan diri
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan kontruksi
6. Tutup semua lubang pintu,pipa dan saluran
7. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian, memakai APD dan
membersihkan badan (mandi) sebelum dan sesudah melakukan
pekerjaan proyek.
8. Semua orang yang memasuki area proyek wajib memakai saptu
tertutup.
C. Sesudah Renovasi
1. jangan melepas penutup area proyek sebelum pekerjaan selesai
diperiksa oleh tim PPI dan tim pembangunan rumah sakit
2. area penutup area renovasi (terpal) secara hati-hati untuk
meminimalkan kontaminasi debu, kotoran dan puing-puing bangunan.
3. pengangkutan limbah dan renovasi ditempatkan dalam wadah yang
tertutup rapat
4. bersihkan area berkas renovasi dengan kain pel yang sudah di basahi
cairan desinfektan
5. setelah selesai, kembalikan system HVAC seperti semula.

Indentifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial:


A. Renovasi Ruangan IGD
NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSIAL RESIKO INFEKSI
1 Unit kanan Kantor BPJS Bising debu
2 Unit kiri Poliklinik Bising debu
3 Belakang Kantor komite medik Bising debu

B. Renovasi Ruangan ICU


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSIAL RESIKO INFEKSI
1 Unit kanan Ruangan anak Bising debu
2 Unit kiri Ruangan bedah Bising debu
3 Depan Ruangan IBS Bising debu
4 Belakang Ruangan isolasi Bising debu
C. Renovasi Ruangan Isolasi
NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSIAL RESIKO INFEKSI
1 Unit kanan Instalasi laundry Bising debu
2 Unit kiri IPRS Bising debu
2 Depan Ruangan bedah Bising debu

D. Renovasi Kamar Jenazah


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSIAL RESIKO INFEKSI
1 Unit kanan perinatologi Bising debu
2 Depan incinerator Bising debu
3 Belakang Ruangan VVIP Bising debu

E. Kesimpulan
Renovasi runagn IGD, ICU, isolasi dan kamar jenazah bias dilakukan dengan tetap
memperhatikan potensi resiko infeksi bagi petugas, pasien, dan lingkungan rumah
sakit,
F. Penutup
Demikian hasil identifikasi resiko infeks – ICRA (Infection Control Risk
Assesment) sebagai upaya PPI dalam pencegahan resiko infeksi sebelum dilakukan
renofasi/atau pembangunan

Buol, juni 2019


Ketua Tim PPI

dr. Dian Wahyuni


PENILAIAN PENGENDALIAN RESIKO INFEKSI
MATRIKS TINDAKAN UNTUK KONTRUKSI DAN RENOVASI
Tahap 1 :
TIPE AKTIVITAS/ KEGIATAN
TIPE A Inspeksi dan aktivitas Non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas untuk 1 ubin
per 5 m2);
 Pengecetan (tetapi bukan pengamplasan)
 Instalasi penutup bidang
 Pekerjaan listrik; pekerjaan pipa saluran air yang ringan
 Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu
memotong dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk
pemeriksaan visual
TIPE B Skala kecil, aktivitas durasi pendek yang menimbulkan debu minimal
termasuk, tetapi tidak terbatas :
 Instalasi telepon dan computer kabel
 Akses keruangan
 Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat
dikontrol
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu sedang sampai tingkat tinggi,
memerlukan pembongkaran atau penghapusan dari setiap komponen
bangunan tetap atau rakitan
Termasuk, tetap tdiak terbatas :
 Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in
atau rakitan
 Pengamplasan dinding untuk mengecet atau memasang lapsian
dinding
 Pangangkatan lapisan lantai / wallpaper, palfon, dan casework
 Konstruksi dinding baru
 Setiap kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift
kerja
TIPE D Proyek pembbongkaran dan penghancuran konstruksi bangunan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Kegiatan/ aktivitas yang membutuhkan kerja shift berkelanjutan
 Memerlukan pembongkaran besar atau penghapusan system kabel
langkap
 Konstruksi baru

Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang beresiko
Risiko 1 Risiko 2 Risiko 3 Risiko 4
Rendah Sedang Tinggi Highest
 Area - Perawatan pasien dan  HCU  Tempat Perawatan
tidak tercakup dalam
perkantoran  IGD Pasien
grup 3 atau 4
 Koridor - Laundry  Laboratorium Klinik, Imunosupresan
- Kantin
Umum Spesimen  Unit luka bakar
- Penerimaan/Pemulang
an  Unit rawat inap  Klinik Lab
- Laboratorium tidak
 Ruang RR Mikrobiologi,
spesifik seperti grup 3
- Koridor umum (yang  Farmasi Virologi
dilewati pasien, suplai  Stroke unit  ICU, BICU, PICU
dan linen)
- Fisioterapi  Ruang Perawatan  Ruang Isolasi
- Unit rawat jalan Bayi Tekanan Negatif
- Unit Gizi
 VK  Oncology
 Ruang Operasi

. Langkah Ketiga
IC Matrix – Class Of Precaution : Contruction Project By Patiens Risk
Patiens Risk Contruction Project type
Group Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk I II III IV
Group
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk II III/IV III/IV IV
Group
Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan tingkat risiko menunjukan kelas III
atau IV, maka prosedur pengendalian diperlukan
. Langkah Keempat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
I. 1. Laksanakan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisasi menyelesaikan tugas.
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan
konstruksi
2. Segera meletakkan kembali ke
tempat semula plafon atap yang
diganti untuk pemeriksaan
yang kelihatan
II. 1. Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja dengan
untuk mencegah debu udara pembersihan/desinfektan;
dari penyebaran ke atmosfer; 2. Wadah yang berisi limbah
2. Air kabut permukaan kerja konstruksi sebelum di
untuk mengendalikan debu transportasi harus tertutup rapat
pada waktu pemotongan; 3. Pel basah dan/atau vakum dengan
3. Seal pintu yang tidak terpakai HEPA filter, vakum sebelum
dengan lakban; meninggalkan area kerja;
4. Blokir dan tutup ventilasi 4. Setelah selesai, mengembalikan
udara; sistem HVACdimana pekerjaan
5. Tempatkan tirai debu di pintu dilakukan.
masuk dan keluar area kerja;
6. Hilangkan atau isolasi sistem
HVAC (Heating, Ventilation,
dan Air Conditioning) yang
sedang dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barrier
dari sistem saluran maka dari area kerja sampai proyek
hilangkan/lepaskan atau isolasi selesai diperiksa oleh Komite
sistem HVAC di area, dimana PPIRS, dibersihkan oleh bagian
pekerjaan sedang dilakukan; kebersihan RS.
2. Lengkapi semua barrier 2. Hilangkanbarrier material dengan
penting yaitu sheetrock, hati-hati untuk meminimalisasi
playwood, palstik untuk penyebaran dari kotoran dan
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
menutup area dari area yang puing-puing yang terkait dengan
tidak untuk kerja atau konstruksi;
menerapkan metode 3. Vakum area kerja dengan HEPA
pengendalian kubus (gerobak filtered vacuums
dengan penutup plastik dan 4. Area untuk lap basah dengan
koneksi disegel ke tempat pembersih/disinfektan/cleaner
bekerja dengan HEPA vakum 5. Setelah selesai, kembalikan
untuk menyedot debu sebelum sistem HVAC
keluar) sebelum konstruksi
dimulai;
3. Menjaga tekanan udara negatif
di dalam tempat kerja dengan
menggunakan HEPA unit yang
dilengkapi dengan penyaringan
udara;
4. Wadah tempat limbah
konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup rapat
5. Tutup wadah transportasi atau
gerobak. Pita penutup, jika
tidak tutup yang kuat;
IV 1. Mengisolasi sistem HVAC 1. Pembatas area kerja harus
di area kerja untuk tetap dipasang sampai
mencegah kontaminasi proyek selesai di periksa oleh
sistem saluran komite K3, KPPI, dan
2. Siapkan pembatas area dilakukan pembersihakn
kerja atau terapkan metode oleh petugas kebersihan
kontrol kubus (menutup 2. Lakukan pembongkaran
area kerja dengan plastik bahan-bahan pembatas area
dan menyegel dengan kerja dengan hati hati untuk
vakum HEPA untuk meminimalkan penyebaran
menyedot debu keluar) kotoran dan puing-puing
sebelum konstruksi konstruksi
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
dimulai selama proyek 3. Letakkan limbah konstruksi
konstruksi dalam wadah yang tertutup
3. Menjaga tekanan udara rapat sebelum dibuang
negatif dalam tempat kerja 4. Tutup wadah atau gerobak
dengan menggunakan unit transportasi limbah
penyaringan udara HEPA 5. Vakum area kerja dengan
4. Menyegel lubang pipa dan penyaring HEPA
saluran 6. Lakukan pengepelan basah
5. Membuat anteroom dan dengan
mewajibkan semua pembersih/desinfektan
personil untuk melewati 7. Setelah pekerjaan selesai,
ruangan ini sehingga rapihkan kembali sistem
mereka dapat disedot HVAC
menggunakan vakum
cleaner HEPA sebelum
meninggalkan tempat
kerja atau mereka bisa
memakai pakaian kerja
yang lepas setiap kali
mereka meningkalkan
tempat kerja
6. Semua personil memasuki
tempat kerja diwajibkan
untuk memakai penutup
sepatu. Sepatu harus
diganti setiap kali keluar
dari area kerja

Identifikasi Daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial


Unit Below Unit Above Lateral Lateral Behind Front

Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group
1) Langkah Ke 5, Identifikasi kegiatan di tempat khusus, misalnya ruang perawatan,
ruang farmasi /obat,dst.
2) Langkah Ke 6, Identifikasi masalah yang berakitan dengan : ventilasi, pipa ledeng,
listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
3) Langkah Ke 7, Identifikasi langkah-langkah pencegahan, menggunakan penilaian
sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya barriernya dinding yang tertutup rapat ).
Apakah HEPA filter diperlukan ?
Catatan : Selama dilakukan konstruksi maka area yang direnovasi/konstruksi
seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap
sekitarnya.
4) Langkah Ke 8, Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko
akibat merusak kesatuan struktur (misalnya : dinding, atap, plafon).
5) Langkah Ke 9, Jam kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam
pelayanan pasien.
6) Langkah Ke 10, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang
aliran udara negatif yang memadai.
7) Langkah Ke 11, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak
cuci tangan.
8) Langkah Ke 12, Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat
cuci tangan tersebut ?
9) Langkah Ke 13, Apakah PPIRS/ IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas
ruangan bersih dan kotor.
10) Langkah Ke 14, Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan
tim proyek (misalnya :arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing, bagaimana
dan kapan).
Izin Kerja dari Tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi
RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol

No. Izin :
Lokasi Konstruksi : Tanggal Mulai Proyek :
Koordinasi Proyek : Perkiraan Durasi :
Kontraktor Kerja : Tanggal Izin kadaluarsa :
Supervisor : Telepon :
KELOMPOK RISIKO
Ya Tidak AKTIVITAS KONSTRUKSI Ya Tidak
PENGENDALIAN INFEKSI
TIPE A : Inspeksi, aktivitas non invasif KELOMPOK 1 : Risiko Rendah
TIPE B : Skala kecil, durasi singkat, tingkat sedang sampai KELOMPOK 2 : Risiko Sedang
tinggi
TIPE C : Aktivitas yang menghasilkan debu tingkat sedang Kelompok 3 : Risiko Medium/
sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian lebih dari
1 shift
TIPE D : Kegiatan konstruksi level tinggi, membutuhkan Kelompok 4 : Risiko Paling Tinggi
waktu penyelesaian yang panjang
KELAS I 1 Melakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3 Pembongkaran minor untuk perombakan ulang
minimal
2 Mengganti plafon yng digunakan untuk pemeriksaan visual
KELAS II 1 Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6 Meletakkan dlimbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
mencegah penyebaran debu ke udara sebelum dibuang.
2 Memberikan kabut air pada permukaan kerja (basahi 7 Lakukan pengempelan basah dan/ atau vakum dengan dengan filter
permukaan kerja) untuk mengendalikan debu saat HEPA sebelum meninggalkan area kerja
3 proses pemotongan
Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban 8
Meletakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan keluar area kerja
4 Menutupi ventilasi udara 9 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan,
kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai

5 Membersihkan permukaan kerja dengan 6 Vakum area kerja dengan alat vakum dengan penyaring HEPA
pembersih/desinfekstan
KELAS III 1 Memperolah izin dari tim pencegahan dan pengendalian 7 Lakukan pengempelan basah dengan pembersih /desinfektan
infeksi sebelum kegiatan konstruksi dimulai

2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
mencegah kontaminasi sistem saluran hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi

3 Siapkan pembatas HVAC diarea kerja atau terapkan 9 Letakkan limbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan dibuang
plastik dengan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar) sebelum kontruksi dimulai

4 Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja dengan 10 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah
menggunakan unit penyaringan udara HEPA
Tanggal 5 Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai 11 Setelah pekerjaan selesai rapikan kembali sistem HVAC
proyek selesai diperiksa oleh TIM K-3, TIM PPI dan
dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
Paraf
KELAS IV 1 Memperoleh perizinan dari Tim PPI sebelum kegiatan 7 Semua personil yang memasuki area kerjadiwajibkan untuk memakai
konstruksi dimulai penutup sepatu. Sepatu harus diganti setipa kali keluar dari area kerja .
Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai proyek selesai
diperiksa oleh Tim K-3, Tim PPI dan dilakukan pembersihan oleh
petugas kebersihan.
2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 vakum area kerja dengan penyaring HEPA
mencegah kontaminasi sistem saluran
3 Siapkan pembatas area atau terapkan metode kontrol 9 Lakukan pengepelan basah dengan pembersih/disenfektan
kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot dabu keluar)
sebelum konstruksi dimulai
4 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja 10 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
menggunakan alat vacum cleaner HEPA hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dari puing-puing
konstruksi.

5 Menyegel lubang, pipa, saluran dengan benar 11 Letakkan limbbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dibuang.
6 Membuat ruang serambi/ anteroom dan mewajibkan 12 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga
13 Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem HVAC
Persyaratan tambahan :

Pimpinan Proyek Tim PPIRS/IPCN


Tanggal Paraf Tanggal Paraf

Izin diminta oleh : Izin disahkan oleh :


Tanggal : Tanggal :
Izin Kerja dari Tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi
RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol

No. Izin :
Lokasi Konstruksi : Tanggal Mulai Proyek :
Koordinasi Proyek : Perkiraan Durasi :
Kontraktor Kerja : Tanggal Izin kadaluarsa :
Supervisor : Telepon :
KELOMPOK RISIKO
Ya Tidak AKTIVITAS KONSTRUKSI Ya Tidak
PENGENDALIAN INFEKSI
TIPE A : Inspeksi, aktivitas non invasif KELOMPOK 1 : Risiko Rendah
TIPE B : Skala kecil, durasi singkat, tingkat sedang sampai KELOMPOK 2 : Risiko Sedang
tinggi
TIPE C : Aktivitas yang menghasilkan debu tingkat sedang Kelompok 3 : Risiko Medium/
sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian lebih dari
1 shift
TIPE D : Kegiatan konstruksi level tinggi, membutuhkan Kelompok 4 : Risiko Paling Tinggi
waktu penyelesaian yang panjang
KELAS I 1 Melakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3 Pembongkaran minor untuk perombakan ulang
minimal
2 Mengganti plafon yng digunakan untuk pemeriksaan visual
KELAS II 1 Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6 Meletakkan dlimbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
mencegah penyebaran debu ke udara sebelum dibuang.
2 Memberikan kabut air pada permukaan kerja (basahi 7 Lakukan pengempelan basah dan/ atau vakum dengan dengan filter
permukaan kerja) untuk mengendalikan debu saat HEPA sebelum meninggalkan area kerja
3 proses pemotongan
Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban 8
Meletakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan keluar area kerja
4 Menutupi ventilasi udara 9 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan,
kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai

5 Membersihkan permukaan kerja dengan 6 Vakum area kerja dengan alat vakum dengan penyaring HEPA
pembersih/desinfekstan
KELAS III 1 Memperolah izin dari tim pencegahan dan pengendalian 7 Lakukan pengempelan basah dengan pembersih /desinfektan
infeksi sebelum kegiatan konstruksi dimulai

2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
mencegah kontaminasi sistem saluran hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi

3 Siapkan pembatas HVAC diarea kerja atau terapkan 9 Letakkan limbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan dibuang
plastik dengan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar) sebelum kontruksi dimulai

4 Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja dengan 10 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah
menggunakan unit penyaringan udara HEPA
Tanggal 5 Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai 11 Setelah pekerjaan selesai rapikan kembali sistem HVAC
proyek selesai diperiksa oleh TIM K-3, TIM PPI dan
dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
Paraf
KELAS IV 1 Memperoleh perizinan dari Tim PPI sebelum kegiatan 7 Semua personil yang memasuki area kerjadiwajibkan untuk memakai
konstruksi dimulai penutup sepatu. Sepatu harus diganti setipa kali keluar dari area kerja .
Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai proyek selesai
diperiksa oleh Tim K-3, Tim PPI dan dilakukan pembersihan oleh
petugas kebersihan.
2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 vakum area kerja dengan penyaring HEPA
mencegah kontaminasi sistem saluran
3 Siapkan pembatas area atau terapkan metode kontrol 9 Lakukan pengepelan basah dengan pembersih/disenfektan
kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot dabu keluar)
sebelum konstruksi dimulai
4 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja 10 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
menggunakan alat vacum cleaner HEPA hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dari puing-puing
konstruksi.

5 Menyegel lubang, pipa, saluran dengan benar 11 Letakkan limbbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dibuang.
6 Membuat ruang serambi/ anteroom dan mewajibkan 12 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga
13 Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem HVAC
Persyaratan tambahan :

Pimpinan Proyek Tim PPIRS/IPCN


Tanggal Paraf Tanggal Paraf

Izin diminta oleh : Izin disahkan oleh :


Tanggal : Tanggal :
Izin Kerja dari Tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi
RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol

No. Izin :
Lokasi Konstruksi : Tanggal Mulai Proyek :
Koordinasi Proyek : Perkiraan Durasi :
Kontraktor Kerja : Tanggal Izin kadaluarsa :
Supervisor : Telepon :
KELOMPOK RISIKO
Ya Tidak AKTIVITAS KONSTRUKSI Ya Tidak
PENGENDALIAN INFEKSI
TIPE A : Inspeksi, aktivitas non invasif KELOMPOK 1 : Risiko Rendah
TIPE B : Skala kecil, durasi singkat, tingkat sedang sampai KELOMPOK 2 : Risiko Sedang
tinggi
TIPE C : Aktivitas yang menghasilkan debu tingkat sedang Kelompok 3 : Risiko Medium/
sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian lebih dari
1 shift
TIPE D : Kegiatan konstruksi level tinggi, membutuhkan Kelompok 4 : Risiko Paling Tinggi
waktu penyelesaian yang panjang
KELAS I 1 Melakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3 Pembongkaran minor untuk perombakan ulang
minimal
2 Mengganti plafon yng digunakan untuk pemeriksaan visual
KELAS II 1 Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6 Meletakkan dlimbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
mencegah penyebaran debu ke udara sebelum dibuang.
2 Memberikan kabut air pada permukaan kerja (basahi 7 Lakukan pengempelan basah dan/ atau vakum dengan dengan filter
permukaan kerja) untuk mengendalikan debu saat HEPA sebelum meninggalkan area kerja
3 proses pemotongan
Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban 8
Meletakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan keluar area kerja
4 Menutupi ventilasi udara 9 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan,
kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai

5 Membersihkan permukaan kerja dengan 6 Vakum area kerja dengan alat vakum dengan penyaring HEPA
pembersih/desinfekstan
KELAS III 1 Memperolah izin dari tim pencegahan dan pengendalian 7 Lakukan pengempelan basah dengan pembersih /desinfektan
infeksi sebelum kegiatan konstruksi dimulai

2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
mencegah kontaminasi sistem saluran hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi

3 Siapkan pembatas HVAC diarea kerja atau terapkan 9 Letakkan limbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan dibuang
plastik dengan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar) sebelum kontruksi dimulai

4 Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja dengan 10 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah
menggunakan unit penyaringan udara HEPA
Tanggal 5 Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai 11 Setelah pekerjaan selesai rapikan kembali sistem HVAC
proyek selesai diperiksa oleh TIM K-3, TIM PPI dan
dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
Paraf
KELAS IV 1 Memperoleh perizinan dari Tim PPI sebelum kegiatan 7 Semua personil yang memasuki area kerjadiwajibkan untuk memakai
konstruksi dimulai penutup sepatu. Sepatu harus diganti setipa kali keluar dari area kerja .
Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai proyek selesai
diperiksa oleh Tim K-3, Tim PPI dan dilakukan pembersihan oleh
petugas kebersihan.
2 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk 8 vakum area kerja dengan penyaring HEPA
mencegah kontaminasi sistem saluran
3 Siapkan pembatas area atau terapkan metode kontrol 9 Lakukan pengepelan basah dengan pembersih/disenfektan
kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot dabu keluar)
sebelum konstruksi dimulai
4 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja 10 Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-
menggunakan alat vacum cleaner HEPA hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dari puing-puing
konstruksi.

5 Menyegel lubang, pipa, saluran dengan benar 11 Letakkan limbbah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dibuang.
6 Membuat ruang serambi/ anteroom dan mewajibkan 12 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga
13 Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem HVAC
Persyaratan tambahan :

Pimpinan Proyek Tim PPIRS/IPCN


Tanggal Paraf Tanggal Paraf

Izin diminta oleh : Izin disahkan oleh :


Tanggal : Tanggal :
Checklist Pra-Konstruksi
Tanggal/waktu Survey
lokasi Renovasi
Koordinasi Renovasi
KRITERIA YA Tidak Ket
A Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan
yang berbatasan dengan lokasi pembangunan ?
B Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan dibawah ini ?
1). Asbes
2). Bahan kimia berbahaya
3). Ruang sempit
4). Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)
C Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk ?
1). Alarm Kebakaran
2). Sprinkler/Penyemprot air
3). Listrik
4). Air Domestik
5). Oksigen
6). Limbah
7). Heating Ventilation Air Conditioner (HVAC)
D Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepala bagian teerkait, staf medis, petugas kesehatan
lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu
konstruksi.
1). Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan, bahan berbahaya, defenisi
kode darurat, dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk
mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan
2). Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan
jawabannya.
3). Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara

4). Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu


(dust barrier) terhadap pencegahan keluarnya partikular udara
5). Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi\
KRITERIA
6). Terdapat peralatan untuk menangkap partulat seperti vakum dan
peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja
7). Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian
8). Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas
9). Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik
10). Terdapat unit filtrasi HEPA didaerah perawatan pasien yang berdekatan
dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik
11). Tersedianya ruang isolasi yang memadai
12). Matras rekat yang tersedia dilokasi (keset)
E Keselmatan Jiwa
1). Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir ?
2). Apakah lalu lintas keEmergency Room diblokir? Jika ya,. Apakah itu
kembali
3). Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan ?
4). Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding
penghalang?
5). Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

IPCN IPCN

( ) ( )

B. Ruang ICU
Tanggal/waktu Survey
lokasi Renovasi
Koordinasi Renovasi
KRITERIA YA Tidak Ket
A Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan
yang berbatasan dengan lokasi pembangunan ?
B Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan dibawah ini ?
1). Asbes
2). Bahan kimia berbahaya
3). Ruang sempit
4). Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)
C Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk ?
1). Alarm Kebakaran
2). Sprinkler/Penyemprot air
3). Listrik
4). Air Domestik
5). Oksigen
6). Limbah
7). Heating Ventilation Air Conditioner (HVAC)
D Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepala bagian teerkait, staf medis, petugas kesehatan
lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu
konstruksi.
1). Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan, bahan berbahaya, defenisi
kode darurat, dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk
mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan
2). Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan
jawabannya.
3). Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara

4). Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu


(dust barrier) terhadap pencegahan keluarnya partikular udara
5). Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi\
KRITERIA
6). Terdapat peralatan untuk menangkap partulat seperti vakum dan
peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja
7). Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian
8). Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas
9). Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik
10). Terdapat unit filtrasi HEPA didaerah perawatan pasien yang berdekatan
dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik
11). Tersedianya ruang isolasi yang memadai
12). Matras rekat yang tersedia dilokasi (keset)
E Keselmatan Jiwa
1). Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir ?
2). Apakah lalu lintas keEmergency Room diblokir? Jika ya,. Apakah itu
kembali
3). Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan ?
4). Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding
penghalang?
5). Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

C, Ruang Isolasi
Tanggal/waktu Survey
lokasi Renovasi
Koordinasi Renovasi
KRITERIA YA Tidak Ket
A Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan
yang berbatasan dengan lokasi pembangunan ?
B Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan dibawah ini ?
1). Asbes
2). Bahan kimia berbahaya
3). Ruang sempit
4). Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)
C Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk ?
1). Alarm Kebakaran
2). Sprinkler/Penyemprot air
3). Listrik
4). Air Domestik
5). Oksigen
6). Limbah
7). Heating Ventilation Air Conditioner (HVAC)
D Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepala bagian teerkait, staf medis, petugas kesehatan
lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu
konstruksi.
1). Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan, bahan berbahaya, defenisi
kode darurat, dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk
mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan
2). Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan
jawabannya.
3). Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara

4). Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu


(dust barrier) terhadap pencegahan keluarnya partikular udara
5). Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi\
KRITERIA
6). Terdapat peralatan untuk menangkap partulat seperti vakum dan
peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja
7). Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian
8). Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas
9). Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik
10). Terdapat unit filtrasi HEPA didaerah perawatan pasien yang berdekatan
dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik
11). Tersedianya ruang isolasi yang memadai
12). Matras rekat yang tersedia dilokasi (keset)
E Keselmatan Jiwa
1). Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir ?
2). Apakah lalu lintas keEmergency Room diblokir? Jika ya,. Apakah itu
kembali
3). Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan ?
4). Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding
penghalang?
5). Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

D. Ruang Kamar Jenazah


Tanggal/waktu Survey
lokasi Renovasi
Koordinasi Renovasi
KRITERIA YA Tidak Ket
A Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan
yang berbatasan dengan lokasi pembangunan ?
B Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan dibawah ini ?
1). Asbes
2). Bahan kimia berbahaya
3). Ruang sempit
4). Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)
C Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk ?
1). Alarm Kebakaran
2). Sprinkler/Penyemprot air
3). Listrik
4). Air Domestik
5). Oksigen
6). Limbah
7). Heating Ventilation Air Conditioner (HVAC)
D Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepala bagian teerkait, staf medis, petugas kesehatan
lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu
konstruksi.
1). Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan, bahan berbahaya, defenisi
kode darurat, dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk
mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan
2). Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan
jawabannya.
3). Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara

4). Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu


(dust barrier) terhadap pencegahan keluarnya partikular udara
5). Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi\
KRITERIA
6). Terdapat peralatan untuk menangkap partulat seperti vakum dan
peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja
7). Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian
8). Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas
9). Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik
10). Terdapat unit filtrasi HEPA didaerah perawatan pasien yang berdekatan
dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik
11). Tersedianya ruang isolasi yang memadai
12). Matras rekat yang tersedia dilokasi (keset)
E Keselmatan Jiwa
1). Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir ?
2). Apakah lalu lintas keEmergency Room diblokir? Jika ya,. Apakah itu
kembali
3). Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan ?
4). Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding
penghalang?
5). Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI/KONSTRUKSI


Lokasi Renovasi : Ruang IGD
Tanggal pemantauan :
KELAS III
NO. KEGIATAN YA TIDAK NA KET
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sitem saluran
2 siapkan pembatas area kerja atau terapkan
metode kontrol kubus (menutup arrea kerja
dengan p;astik dan menyegel dengan vakum
HEPA untuk menyedot atau keluar) sebelum
konstruksi dimulai
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat
kerja dengan menggunakan unit penyaringan
udara HEPA
4 Letakkan limbah konstruksi dalam wadah yang
tertutup rapat sebelum dibuang
5 Tutup wadah atau gerobak tranportasi limbah

IPCN IPCN

( ) ( )

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI/KONSTRUKSI

Lokasi Renovasi : Kamar Jenazah


Tanggal pemantauan :
KELAS III
NO. KEGIATAN YA TIDAK NA KET
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sitem saluran
2 siapkan pembatas area kerja atau terapkan
metode kontrol kubus (menutup arrea kerja
dengan p;astik dan menyegel dengan vakum
HEPA untuk menyedot atau keluar) sebelum
konstruksi dimulai
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat
kerja dengan menggunakan unit penyaringan
udara HEPA
4 Letakkan limbah konstruksi dalam wadah yang
tertutup rapat sebelum dibuang
5 Tutup wadah atau gerobak tranportasi limbah

IPCN IPCN

( ) ( )

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI/KONSTRUKSI


Lokasi Renovasi : Ruang ICU
Tanggal pemantauan :
KELAS IV
NO. KEGIATAN YA TIDAK NA KET
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sitem saluran
2 siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode
kontrol kubus (menutup arrea kerja dengan
p;astik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot atau keluar) sebelum konstruksi
dimulai
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat
kerja dengan menggunakan unit penyaringan
udara HEPA
4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran
5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua
personel untuk melewati ruangan ini sehingga
mereka dapat disedot menggunakan vacuum
cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat
kerja atau mereka bisa memakai pakaian kerja
yang lepas setiap kali mereka meninggalkan
tempat kerja
6 Semua personil memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk memakai penutup sepatu,
sepatu harus diganti setiap kali keluar dari area
kerja

IPCN IPCN
( ) ( )
FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI/KONSTRUKSI
Lokasi Renovasi : Ruang Isolasi
Tanggal pemantauan :
KELAS IV
NO. KEGIATAN YA TIDAK NA KET
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sitem saluran
2 siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode
kontrol kubus (menutup arrea kerja dengan
p;astik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot atau keluar) sebelum konstruksi
dimulai
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat
kerja dengan menggunakan unit penyaringan
udara HEPA
4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran
5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua
personel untuk melewati ruangan ini sehingga
mereka dapat disedot menggunakan vacuum
cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat
kerja atau mereka bisa memakai pakaian kerja
yang lepas setiap kali mereka meninggalkan
tempat kerja
6 Semua personil memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk memakai penutup sepatu,
sepatu harus diganti setiap kali keluar dari area
kerja

IPCN IPCN

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai