Anda di halaman 1dari 19

Siklus nitrogen

daur nitrogen

Siklus nitrogen
adalah suatu proses
konversi senyawa
yang mengandung
unsur nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi
yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis.
Beberapa proses penting pada siklus
nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen,
mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.

Walaupun terdapat sangat banyak


molekul nitrogen di dalam atmosfer,
nitrogen dalam bentuk gas tidaklah
reaktif.[1] Hanya beberapa organisme
yang mampu untuk mengkonversinya
menjadi senyawa organik dengan proses
yang disebut fiksasi nitrogen.

Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena


proses geofisika, seperti terjadinya kilat.
Kilat memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan, tanpanya tidak akan
ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun
demikian, sedikit sekali makhluk hidup
yang dapat menyerap senyawa nitrogen
yang terbentuk dari alam tersebut.
Hampir seluruh makhluk hidup
mendapatkan senyawa nitrogen dari
makhluk hidup yang lain. Oleh sebab itu,
reaksi fiksasi nitrogen sering disebut
proses topping-up atau fungsi
penambahan pada tersedianya cadangan
senyawa nitrogen.

Vertebrata secara tidak langsung telah


mengonsumsi nitrogen melalui asupan
nutrisi dalam bentuk protein maupun
asam nukleat. Di dalam tubuh,
makromolekul ini dicerna menjadi bentuk
yang lebih kecil yaitu asam amino dan
komponen dari nukleotida, dan
dipergunakan untuk sintesis protein dan
asam nukleat yang baru, atau senyawa
lainnya.

Sekitar setengah dari 20 jenis asam


amino yang ditemukan pada protein
merupakan asam amino esensial bagi
vertebrata, artinya asam amino tersebut
tidak dapat dihasilkan dari asupan nutrisi
senyawa lain, sedang sisanya dapat
disintesis dengan menggunakan
beberapa bahan dasar nutrisi, termasuk
senyawa intermediat dari siklus asam
sitrat.

Asam amino esensial disintesis oleh


organisme invertebrata, biasanya
organisme yang mempunyai lintasan
metabolisme yang panjang dan
membutuhkan energi aktivasi lebih
tinggi, yang telah punah dalam
perjalanan evolusi makhluk vertebrata.

Nukleotida yang diperlukan dalam


sintesis RNA maupun DNA dapat
dihasilkan melalui lintasan metabolisme,
sehingga istilah "nukleotida esensial"
kurang tepat. Kandungan nitrogen pada
purina dan pirimidina yang didapat dari
asam amino glutamina, asam aspartat
dan glisina, layaknya kandungan karbon
dalam ribosa dan deoksiribosa yang
didapat dari glukosa.

Kelebihan asam amino yang tidak


digunakan dalam proses metabolisme
akan dioksidasi guna memperoleh
energi. Biasanya kandungan atom karbon
dan hidrogen lambat laun akan
membentuk CO2 atau H2O, dan
kandungan atom nitrogen akan
mengalami berbagai proses hingga
menjadi urea untuk kemudian diekskresi.

Setiap asam amino memiliki lintasan


metabolismenya masing-masing,
lengkap dengan perangkat enzimatiknya.

Siklus urea
Pada eukariota, siklus urea (bahasa
Inggris: urea cycle, ornithine cycle)
merupakan bagian dari siklus nitrogen,
yang meliputi reaksi konversi amonia
menjadi urea. Siklus ini ditemukan
pertama kali oleh Hans Krebs dan Kurt
Henseleit pada tahun 1932.

Pada mamalia, siklus urea terjadi di


dalam hati, produk urea kemudian
dikirimkan ke organ ginjal untuk
diekskresi. Dua jenjang reaksi pada
siklus urea terjadi di dalam
mitokondria.[2] Ringkasan reaksi siklus
urea adalah:[3]

Amonia

Amonia merupakan produk dari reaksi


deaminasi oksidatif yang bersifat toksik.
Pada manusia, kegagalan salah satu
jenjang pada siklus urea dapat berakibat
fatal, karena tidak terdapat lintasan
alternatif untuk menghilangkan sifat
toksik tersebut selain mengubahnya
menjadi urea. Defisiensi enzimatik pada
siklus ini dapat mengakibatkan simtoma
hiperamonemia yang dapat berujung
pada kelainan mental, kerusakan hati dan
kematian. Sirosis pada hati yang
diakibatkan oleh konsumsi alkohol
berlebih terjadi akibat defisiensi enzim
yang menghasilkan Sarbamil fosfat pada
jenjang reaksi pertama pada siklus ini.

Ikan mempunyai rasio amonia yang


rendah di dalam darah, karena amonia
diekskresi sebagai gugus amida dalam
senyawa glutamina. Reaksi hidrolisis
pada glutamina akan menkonversinya
menjadi asam glutamat dan melepaskan
gugus amonia.

Sedangkan manusia hanya


mengekskresi sedikit sekali amonia, yang
dikonversi oleh asam di dalam urin
menjadi ion NH4+, sebagai respon
terhadap asidosis karena amonia
memiliki kapasitas seperti larutan
penyangga yang menjaga pH darah
dengan menetralkan kadar asam yang
berlebih.

Urea
Urea merupakan zat diuretik higroskopik
dengan menyerap air dari plasma darah
menjadi urin. Kadar urea dalam darah
manusia disebut BUN (bahasa Inggris:
Blood Urea Nitrogen). Peningkatan nilai
BUN terjadi pada simtoma uremia dalam
kondisi gagal ginjal akut dan kronis atau
kondisi gagal jantung dengan
konsekuensi tekanan darah menjadi
rendah dan penurunan laju filtrasi pada
ginjal. Pada kasus yang lebih buruk,
hemodialisis ditempuh untuk
menghilangkan larutan urea dan produk
akhir metabolisme dari dalam darah.

Pada hewan seperti burung dan reptil


yang harus mencadangkan air di dalam
tubuhnya, nitrogen diekskresi sebagai
asam urat yang bersenyawa dengan
sedikit kandungan air. Sedang pada
manusia, asam urat tidak disintesis dari
amonia, melainkan dari adenina dan
guanina yang terdapat pada berbagai
nukleotida. Asam urat biasanya
diekskresi dalam jumlah sedikit, melalui
urin. Kadar asam urat dalam darah dapat
meningkat pada penderita gangguan
ginjal dan leukimia. Bentuk garam dari
asam urat dapat mengendap menjadi
batu ginjal maupun batu kemih. Pada
artritis, endapan garam dari asam urat
terjadi pada tulang rawan yang terdapat
pada persendian.
Jenjang reaksi

Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim,


merupakan katalis pada reaksi dengan
substrat NH3, CO2 dan ATP menjadi
sarbamil fosfat,

  

yang kemudian diaktivasi oleh asam N-


asetilglutamat yang terbentuk dari asam
glutamat dan asetil-KoA dengan enzim
N-asetilglutamat sintetase. N-
asetilglutamat merupakan regulator yang
penting dalam ureagenesis selain
arginina, kortikosteroid dan protein yang
lain.
Reaksi kondensasi yang terjadi pada
ornitina lantas memicu konversi sarbamil
fosfat menjadi sitrulina dengan bantuan
enzim ornitina transarbamilase.

Kemudian sitrulina dilepaskan dari dalam


matriks menuju sitoplasma, dan
kondensasi terjadi dengan asam
aspartat dan enzim argininosuksinat
sintetase, membentuk asam
argininosuksinat, yang kemudian diiris
oleh argininasuksinat liase menjadi asam
fumarat dan arginina. Asam fumarat
akan dioksidasi dalam siklus sitrat di
dalam mitokondria, sedangkan arginina
akan teriris menjadi urea dan ornitina
dengan enzim arginase hepatik. Baik
argininosuksinat liase maupun arginase
diinduksi oleh rasa lapar, dibutiril cAMP
dan kortikosteroid.

Siklus urea selama puasa

Selama puasa, hati menjaga tingkat


glukosa darah. Asam amino dari protein
otot adalah sumber karbon utama untuk
produksi glukosa dengan jalur
glukoneogenesis. Karena karbon asam
amino dikonversi menjadi glukosa, maka
nitrogen diubah menjadi urea. Dengan
demikian, ekskresi urin mengandung
banyak urea selama puasa. Selama
puasa berjalan, otak memulai
menggunakan badan keton untuk
menghemat glukosa darah. Semakin
sedikit protein otot dipecah untuk
penyediaan asam amino untuk
glukoneogenesis, dan penurunan
produksi glukosa dari asam amino
diimbangi dengan penurunan produksi
urea.

Substrat asam amino utama untuk


glukoneogenesis adalah alanin, yang
disintesis pada jaringan perifer untuk
beraksi sebagai pembawa nitrogen.
Pelepasan glukagon, yang diharapkan
selama puasa, menstimulasi
pengangkutan alanin ke hati dengan
pengaktifan transkripsi sistem
pengangkut untuk alanin. Dua molekul
alanin dibutuhkan untuk menghasikan
satu molekul glukosa. Nitrogen dari dua
molekul alanin diubah menjadi satu
molekul urea.[4]

Lihat pula
Siklus asam sitrat

Referensi
1. ^ (Inggris)Bruce Alberts, Alexander
Johnson, Julian Lewis, Martin Raff,
Keith Roberts, and Peter Walter
(2002). Molecular Biology of the
Cell - How Cells Obtain Energy from
Food : Amino Acids and Nucleotides
Are Part of the Nitrogen Cycle
(edisi ke-4). Garland Science.
ISBN 0-8153-3218-1. Diakses
tanggal 2010-07-16.
2. ^ (Inggris)George J Siegel, Bernard
W Agranoff, R Wayne Albers,
Stephen K Fisher, dan Michael D
Uhler. (1999). Basic Neurochemistry
- Molecular, Cellular and Medical
Aspects . Edward Hines Jr Veterans
Affairs Hospital, Loyola University
Chicago Stritch School of Medicine,
University of Michigan, National
Institute of Neurological Disorders
and Stroke, National Institutes of
Health, Mental Health Research
Institute (edisi ke-6). Lippincott-
Raven. ISBN 0-397-51820-X.
Diakses tanggal 2010-07-18.
3. ^ (Inggris)"Urea Cycle" . Elmhurst
College, Charles E. Ophardt. Diakses
tanggal 2010-07-17.
4. ^ Smith C, Marks AD, Lieberman M,
205, Marks' Basic Medical
Biochemistry, A Clinical Approach,
2nd Ed.

Artikel bertopik biokimia ini adalah


sebuah rintisan. Anda dapat membantu
 
Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Siklus_nitrogen&oldid=15033967"
Terakhir disunting 4 bulan yang lalu…

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai