Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk
melakukan transaksi keuangannya. Undang-undang Perbankan Indonesia, yakni Undang-undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10
Tahun 1998, membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional. Bank merupakan lembaga keuangan yang dibangun atas dasar
kepercayaan. Bank pun dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar berasal dari masyarakat.
Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata menjadi sumber dana terbesar yang
dijadikan andalan oleh bank tersebut. Pencapaiannya mencapai 80-90% dari seluruh dana yang
dikelola bank. Setiap lapisan masyarakat yang menyimpan uangnya harus benar-benar yakin
akan keamanan uang yang diamanahkannya kepada bank-bank tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu pula.
Demi mendukung perekonomian negara yang halal dan barakah, penggunaan jasa perbakan
berbasis syariah sangat dianjurkan. Dalam Islam, Menghimpun Dana selain dilakukan oleh
masyarakat secara ’urf, juga dapat ditemukan dasar-dasarnya secara syari’ah sebagaimana
ditemukan aktifitas Menghimpun Dana yang direkam dan dijustifikasi oleh al-Qur’an, al-Hadis,
dan juga telah menjadi ijma ulama’. Seiring perkembangan zaman, Menghimpun Dana pun
mengalami perkembangan dan modifikasi sebagaimana terlihat dalam aktifitas ekonomi modern
bersangkut paut dengan penerapannya dalam masyarakat secara langsung maupun melalui dunia
perbankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan tetap berada dalam bingkai syari’ah.
Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan tidak membedakan nama
produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama
produk yang diperhatikan adalah prinsip yang digunakn atas produk tersebut, hal ini sangat
terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik dana/ deposan
(shahibul maal) dengan bank syariah sebagai mudharib.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian penghimpunan dana bank?
2. Apa saja jenis sumber dana bank konvensional?
3. Apa saja jenis sumber dana bank syariah?
4. Apa hal-hal yang mempengaruhi penghimpunan dana bank?
5. Apa fungsi dana bank?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah,
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi perbankan
2. Untuk mengatahi cara penghimpunan dana perbankan
3. Untuk mengetahi Prinsip yang diterapkan perbankan syariah dalam akutansi
penghimpunan dana
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penghimpunan Dana Pada Perbankan


Pengertian penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk
mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan disalurkan kepada pihak kreditur dalam
rangka menjalankan fungsinya sebagai intermediasi antara pihak deposn dengan pihak kreditur.
Penghimpunan dana masyarakat di perbankan syariah menggunakan instrumen yang sama
dengan instrumen penghimpunan dana pada perbankan konvensional, yaitu:
1. Giro, adalah simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat selama saldo simpanan masih ada dengan menggunakan cek, surat perintah
pembayaran lainnya dan bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan
2. Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat sesuai dengan syarat-syarat tertentu
3. Deposito, adalah salah satu jenis tabungan yang dibuka oleh bank untuk para nasabah
atau masyarakat, yang jangka waktu penarikannya mempunyai periode tertentu (1 bulan,
3 bulan, 12 bulan dan seterusnya)
Ketiga instrumen ini biasa disebut dengan istilah Dana Pihak Ketiga (DPK). Meskipun
menggunakan instrumen yang sama, mekanisme kerja pada masing-masing instrumen
penghimpunan pada bank syariah berbeda dengan instrumen penghimpunan pada bank
konvensional. Perbedaan mendasar mekanisme kerja instrumen penghimpunan syariah terletak
pada tidak adanya bunga yang lazim digunakan di bank konvensional. Pada bank syariah,
klasifikasi penghimpunan dana tidak didasarkan pada nama instrumen, melainkan berdasaran
prinsip yang digunakan. Berdasarkan fatwa Dewa Syariah Nasional prinsip penghimpunan dana
yang digunakan dalam bank syariah ada dua, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.
Prinsip wadiah tidak menggunakan bagi hasil tapi menggunakan sistem bonus dengan Produknya
giro dan tabungan, sedangkan prinsip mudharabah menggunakan sistem bagi hasil dengan
produknya tabungandan deposito.

B. Prinsip Penghimpunan Dana


Prinsip yang digunakan ada dua bergantung dari jenis banknya yaitu Bank Konvensional dan
Bank Syariah dengan prinsip konvensional dan dengan prinsip syariah. Ada pun dalam materi
skripsi ini hanya akan dibahas mengenai Bank Konvensional dengan prinsip penghimpunan dana
secara konvensional. Bank konvensional kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi. Sedangkan kepentingan pemegang
saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan
suku bungan pinjaman.
Di lain pihak kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang
rendah. Dengan demikian terhadap tiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme
yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara
saja. Tujuan dari kegiatan penghimpunan dana adalah untuk memperbesar modal, memperbesar
asset dan memperbesar kegiatan pembiayaan sehingga nantinya dapat mendukung fungsi bank
sebagai lembaga intermediasi.
C. Jenis Sumber Dana Bank Konvensional
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah dana yang diperoleh dari
dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana dari luar. Kemudian dana ini dapat pula dicari sesuai dengan tujuan bank.
Misalnya apabila bank hendak melakukan perluasan usaha atau mengganti berbagai sarana dan
prasarana yang lama dengan yang baru.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu, merupakan modal dari para pemegang saham
lama atau pemegang saham baru
b. Cadangan laba, yaitu laba yang setiap tahun yang dicandangkan oleh bank dan sementara
waktu belum digunakan.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
kepada para pemegang saham.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya.
Pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan asal dapat memberikan bunga dan fasilitas
menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber
dana dari sumber ini relatif lebih mahal, jika dibandingkan dari dana sendiri.
Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai
jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para
nasabah penyimpan mempunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing.[4] Dana
dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis macam simpanan (rekening):
a. Simpanan Giro (Demand deposit)
Menurut UU Perbankan no. 10 tahun 1998, giro adalah simpanan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindah bukuan. Penarikan secara tunai dengan menggunakan cek sedangkan
penarikan non tunai dengan menggunakan bilyet giro.
1) Cek (Cheque), pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada
bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut, cek juga
dikenakan pajak disetiap lembaran ceknya. Adapun jenis-jenis cek sebagai berikut:
a) Cek atas nama, merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu yang
tertulis jelas didalam cek tersebut.
b) Cek atas unjuk, yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu di dalam
cek tersebut.sebagai contoh di dalam cek tersebut bayarlah tunai, cash atau tidak ditulis
kata-kata apapun.
c) Cek silang (Cross Cheque), yaitu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang
sehingga cek tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.
d) Cek mundur, merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang.
e) Cek Kosong (Blank Cheque), yaitu cek yang dananya tidak tersedia atau kurang dari dana
yang akan diambil oleh si pemegang cek.
2) Bilyet Giro, merupakan suatu perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang
sama atau bank lainnya.
Contoh:
1. Penyetoran tunai :
1/11-19 Tuan Hermawan membuka rek giro pada bank asia dengan tunai Rp 100 juta
ditambah biaya administrasi Rp 50.000.
Jurnal :
D : Kas Rp 100.050.000
K : Rek giro Hermawan Rp 100.000.000
K : Buku cek ( inventaris ) Rp 50.000

2. Penyetoran Kliring :
6/11-19 Hermawan menerima cek dari Tn parno nasabah Bank BCA Rp 10.000.000.
Jurnal :
• Kliring I
D : BI …………………….. Rp 10.000.000
K : Warkat kliring……… Rp 10.000.000

• Kliring II
D : Warkat kliring ………………. Rp 10.000.000
K : Rek Giro Hermawan ……… Rp 10.000.000

3. Contoh Transaksi Transfer :


11/11-19 Tuan Hermawan menerima transfer dari Tono nasabah universal Rp 5.000.000
Jurnal:
D :Giro– Bank Indonesia Rp 5.000.000
K :Giro - rek Hermawan Rp 5.000.000

4.Contoh Transaksi Penarikan


• 8/11-94 Tuan Hermawan menarik cek Rp 15.000.000.
• 15/11-94 Tn Hermawan memerintahkan (amanat) untuk mendebet rek giro Rp 2.000.000 untuk
dipindahkan nasabah cabang Bandung .
• 20/11-94 Menarik cek Rp 4.000.000 untuk diserahkan kepada nasabah bank Lippo .
Jurnal :
• D : Giro Hermawan …….. Rp 15.000.000
K : Kas …………………. Rp 15.000.000
• D : Rek giro Hermawan .. Rp 2.000.000
K : RAK Bandung …….. Rp 2.000.000
• D : Giro Hermawan ……. Rp 4.000.000
K : B I …………… . Rp 4.000.000
Bank Omega Cab Jakarta 30 Nopember 2019
REKENING KORAN
No rekening : 870 – 20000 – 72382
Nama : Hermawan
Alamat : Jln Ir Juanda Bunga : 12% Pa
Tanggal Mutasi Debet Kredit Saldo
1 – 11 - 19 Setor Tunai 100.000.000 100.000.000
6 – 11 - 19 Setor kliring 10.000.000 110.000.000
8 – 11– 19 Tarik tunai 15.000.000 95.000.000
11– 11– 19 Setor Transfer 5.000.000 100.000.000
15– 11– 19 Tarik Kliring 4.000.000 96.000.000
20– 11– 19 Tarik transfer 2.000.000 94.000.000
30– 11– 19 Bunga 973.666 94.973.66

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Contoh alat penarikan uang adalah buku tabungan, slip penarikan,
kartu plastik, dan kuitansi.

1) Buku tabungan
Yaitu buku dipegang oleh nasabah, di mana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku
ini digunakan pada saat penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku
tabungan tersebut.

2) Slip penarikan
Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening,
jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan ini
biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.

3) Kuitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip
penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang dan tanda tangan penarik.
Alat ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.

4) Kartu plastik
Merupakan sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik
sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin ATM.

Contoh Transaksi :
1. Tanggal 04 Agustus 2017 Tn Parno membuka tabungan pada BCA Cab Jakarta Rp 1.500.000
(setor tunai ).
2. Tanggal 20 Agustus 2017 Tuan Parno menyetor dengan cek Rp 4.600.000 dari Tuan Hamid
nasabah bank yang sama.
3. Tanggal 20 Agustus 2017 diterima transfer masuk dari Tn Bokir nasabah BCA Semarang Rp
7.230.000
4. Tanggal 24 Agustus 2017 disetor oleh Tn Parno tunai melalui cab Semarang Rp 1.000.000
5. Tanggal 28 Agustus 2017 ditarik tunai oleh Tn Parnomelalui cab Bandung Rp 1.500.000
(dikutip dari Lapoliwa ).

Jurnal :
Tgl 4/8-17
D = Kas ……………………….. Rp 1.500.000
K = Rek tab Tn Parno …………. Rp 1.500.000

Tgl 20/8-17
D = Giro rek Tn Hamid ………… Rp 4.600.000
D = Tak Cab Semarang ………. RP 7.230.000
K = Rek Tab Tn Parno ………… Rp 11.830.000
K = Rek Tab Tn Parno ………… Rp 11.830.000

Tgl 24/8-17
D = Rak cab Semarang ………… Rp 1.000.000
K = Rek Tab Tn Parno …………. Rp 1.000.000

Tgl 28/8-17
D = Rek tab Tn Parno ……………. Rp 1.500.000
K = Rak ab Bandung ……………..Rp 1.500.000

c. Simpanan Deposito (Time Deposit)


Menurut UU No. 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Adapun jenis-jenis deposito sebagai berikut
1) Deposito Berjangka (Tidak Dapat Dipindah Tangankan)
2) Sertifikat Deposito (Dapat Diperjual-Belikan)
3) Deposito On Call (Jangka Waktunya Tidak Lebih Dari satu Bulan)

Contoh transaksi :
Tanggal 1 Juli 2018 pada BNI CAB JAKARTA :
1. Nn Nuri membuka deposito dengan rekening giro pada BNI 46 cab Jakarta Rp 10.000.000
bunga 15% p.a jangka waktu 2 bulan.
2. Nona Merpati membeli deposito tunai Rp 20.000.000 jangka waktu 3 bulan bunga 17% Pa
3. Nona Kendy membuka deposito dengan transfer ( cabang Bandung ) Rp 30.000.000 bunga
19% P.a jangka waktu 6 bulan .
Jurnal :
D : Rek giro Nuri Rp 10.000.000
K : Deposito 2 bln rek Nuri Rp 10.000.000
D : Kas Rp 20.000.000
K : Deposito 3 bln rek Merpati Rp 20.000.000

D : R A K Cab Bandung Rp 30.000.000


K : Simpanan berjangka 6 bln rek Kendi Rp 30.000.000

Perhitungan Bunga
Nuri = Rp 10.000.000 x 1/12 x 15%.pa = Rp 124.999
Mer = Rp 20.000.000 x 1/12 x 17% = Rp 283.333
Kendi= Rp 30.000.000 x 1/12 x 19%= Rp 475.000
TOTAL = Rp 883.332

Jurnal Pencatanan Bunga


D = Biaya bunga deposito……………. Rp 883.332
K = bunga yang akan dibayar
Bunga simpanan berjangka ………. Rp 883.332
Jurnal Saat Pembayaran
D = Biaya bunga yang akan dibayar
/ bunga deposito…………………….Rp 883.332
K = Rek giro Nuri ……..……………….. Rp 124.999
K = Kas ………………………………… Rp 283.333
K = Rek Cab Bandung ………………… Rp 475.000

Pencairan Deposito :
Apabila 2 bulan deposito Nuri jatuh tempo, tetapi belum dicairkan maka perlu dibuat jurnal
sebagai berikut :
D = Deposito 2 bulan rek Nuri ……… Rp 10.000.000
K = Deposito telah jatuh tempo/ 2 bln rek Nuri …………………. Rp 10.000.000

Pada saat dicairkan :


D = Deposito sudah jatuh tempo/ 2 bln rek Nuri………………….. Rp 10.000.000
K = Rek giro Nuri…………………. RP 10.000.000

Pencairan Deposito Sebelum Jatuh Tempo :


Bila Nn Mer mencairkan deposito pada bulan ke dua, maka dikenakan denda ( penalty ) berupa
bunga yang seharusnya dibayar dengan tingkat bunga tertentu dikurangi dengan bunga yang
sudah dibayarkan ,BILA BUNGA PENALTY 15%
Perhitungan
Bunga yang telah dibayar Rp 20.000.000 x 17% x 1/12 = Rp 283.333
Bunga yang harus dibayar ( penalty ) Rp 20.000.000 x 15% x 1/12= Rp 249.999
Total = Rp 33.334
Jurnal :
D =Deposito 3 bulan Rek Nuri ………………….Rp 20.000.000
K =Pendapatan operasi ……………………..……RP 33.334
K =Kas …………………………………………..Rp 19.966.666
Automatic rollover
D =Deposito 6 bulan rek Kendy ( lama ) ….. Rp 30.000.000
K =Deposito 6 bulan rek Kendy ( baru ) ………….Rp 30.000.000

Deposito Bunga Dibayar Dimuka :


Tn Bokil membuka deposito 9 bulan Rp 50.000.000, bunga 20% dibayar tunai .
Perhitungan :
Nilai Nominal …………………………….. Rp 50.000.000
Bunga Rp 50.000.000 x 9/12 x 20% =…. Rp 7.500.000
Total = Rp 42.500.000
D = Kas…………………………. Rp 42.500.000
D = Bunga deposito DD ………………. Rp 7.500.000
K = Deposito 9 bln Tn Bokil …………. Rp 50.000.000
Jurnal / bulan :
D = Biaya bunga deposito…………. Rp 833.333
K = Bunga deposito DD …………… Rp 833.333

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain


Dalam praktiknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian dari sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dari sumber
dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya semtara waktu saja. Kemudian dana yang
diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi
tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :
a. Tavellers Cheques YAITU Surat berharga atas nama yang diterbitkan oleh bank yang
pencairannya dapat dilakukan kapan dan dimana saja dan hanya oleh orang yang
namanya tercantum pada TC tersebut.
Contoh 1:
Tuan Andi nasabah giro BNI 46 Jakarta membeli TC @ Rp 500.000 sebanyak 2 lembar :
D = Rek giro Tn Andi RP 1.000.000
K = TC rupiah Rp 1.000.000

Contoh 2 :
TC pertama dicairkan oleh Tn Andi pada BNI cab Manado .
- Jurnal cab Jakarta
D = TC rupiah Rp 500.000
K = Rak cab Menado Rp 500.000
- Jurnal cab Menado
D = Rak cab Jakarta Rp 500.000
K = Kas 500.000

TC kedua oleh Tn Andi diserahkan kepada Nn Susi dan Nn Susi mentransfer untuk rek giro cab
Menado .
NB :
Untuk menjaga keamanan Cab Menado akan menginkaso ke cab Jakarta dan cab Menado
mencatat terlebih dahulu rek adm.komisi Rp 500.000,-0 dan Nona Susi dikenakan Biaya Adm
Rp 15.000,-• K = Rek adm rupiah Warkat TC di Inkaso Rp 500.000,-
• Jurnal setelah Inkaso berhasil :
D Rek adm rupiah warkat TC di Inkaso Rp 500.000,-• D = Rak Cab Jakarta ….Rp 500.000
K = pendapatan komisi Rp 15.000
K = Rek Giro Nn Susi Rp 485.000

b. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pijaman ini diberikan kepada bank-bank
yang kalah kliring di dalam lembaga kliring yang tidak mampu untuk membayar
kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika
dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
Contoh :
• Bank Bali memutuskan untuk meminjam dana dari BNI 46 dengan menerbitkan Sertifikat
deposito jangka waktu 2 tahun senilai Rp 10 Milyar suku bunga 15% dana diterima dalam
bentuk rek giro BNI .
Jurnal :BALI
D = GIRO Bank lain - BNI46 ……………RP 10.000.000.000
K = Pinjaman yg diterima
Sertifikat deposito 2 th ………………RP 10.000.000.000
Pembayaran Bunga :
D = Biaya bunga SD ………………… Rp 1.500.000.000
D = Biaya bunga SD ………………… Rp 1.500.000.000
K = Giro Bank lain -giro BNI………… Rp 1.500.000.000

Pembiayaan Bersama :
Pinjaman pembiayaan bersama dimana bank koordinator bertangung jawab penuh atas resiko
pemberian kredit dan membayar bunga atas bank pemberi pinjaman .
Contoh :
BCA membiayai Mega Proyek dengan nilai Rp 400 milyar, untuk pelaksanaannya ada tiga bank
yang bersedia memberikan pinjaman yaitu B. Universal, BUN dan City Bank
D = Rek giro universal Rp 100.000.000.000
D = Rek giro BUN Rp 100.000.000.000
D = Rek giro city bank Rp 100.000.000.000
K = Pinjaman diterima pembiayaan bersama Rp 300.000.000.000

c. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yag berminat, baik perusahaan keuangan
maupun keuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehigga
masyarakat tertarik untuk membelinya.
Contoh :
• Bank Lippo menerima surat pengakuan hutang dari nasabahnya Rp 20.000.000 suku bunga
25% pa jangka waktu 6 bulan, oleh bank lippo dijual ke BI dengan tingkat bunga discount 10% .
- Sewaktu menerima surat dari nasabah :
D = surat berharga ( SBPU ) RP 22.500.000
K = Debetur Rp 20.000.000
K = Pendapatan bunga Rp 2.500.000
- Sewaktu menjual ke BI
D = Giro BI Rp 21.375.000
D = Diskonto SBPU belum diamortisasi Rp 1.125.000
K = Surat Berharga SBPU Rp 22.500.000
- Jurnal Alokasi Diskonto setiap bulan
D = biaya diskonto SBPU Rp 187.500
K = Diskonto SBPU belum diamortisasi. Rp 187.500

Sewaktu Jatuh Tempo


a. Menerima uang dari nasabah
D = Kas / giro nasabah Rp 22.500.000
K = Surat berharga Rp 22.500.000
b. Membayar ke BI
D = Surat berharga SBPU Rp 22.500.000
K = Giro – BI Rp 22.500.000

D. Hal-Hal yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana


Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan dengan
apabila dana dihimpun. Penghimpunan dana masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara
tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.
keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi oleh hal –hal berikut ini:
1. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Banyak faktor yang
memengaruhi gambaran sebuah bank dimata masyarakat, seperti pelayanan, keadaan
keuangan, berita-berita di media massa tentang bank tersebut, dan lain-lain. Semakin
tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah bank, maka semakin tinggi pula
kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan efisien dan
sesuai rencana penggunaan dananya.
2. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected rate of return) oleh
penyimpanan dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari alternatif investasi lain dengan
tingkat resiko yang seimbang.
3. Risiko penyimpanan dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian
yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah
diperjanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan dananya di bank
tersebut.
4. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik akan
membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa
senang untuk terus bertransaksi keuangan dengan bank tersebut. pelayanan ini bisa
berupa pelayanan dari petugas bank, pemberian hadiah atau pemberian fasilitas yang lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuagan dimana
kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Adapun sumber-sumber dana bank
tersebut yakni dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dari masyarakat luas, dan dari lembaga
lainya.
Jenis sumber dana bank konvensional, yaitu:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, yakni Setoran modal dari pemegang saham,
cadangan laba, laba bank yang belum dibagi.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas, yakni simpanan giro, tabungan, deposito.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain, yakni bantuan likuiditas Bank Indonesia,
pinjaman antar bank, pinjaman dari bank-bank luar negeri, surat berharga, pasar uang.

Sedangkan jenis sumber dana bank syariah, yaitu modal, rekening giro, rekening tabungan,
rekening investasi umum, rekening investasi khusus, obligasi syariah.
Hal-hal yang mempengaruhi penghimpunan dana bank yaitu kepercayaan masyarakat,
perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh, risiko penyimpanan dana, dan pelayanan yang
diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Sedangkan fungsi dana ada sepuluh seperti yang
telah disebutkan di atas.
Daftar Pustaka

Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah Teori dan Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Rizal Yaya, Aji Erlangga dan Ahim Abdurahim, Akuntansin Perbankan Syariah: Teori dan
Praktek Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
Sofyan Syafri Harapan, dkk. 2005. Akutansi Perbankan Syariah. Ed.1, Cet. 1. Jakarta : LPFE
Usakti.
Supria. 2011. “Akuntansi Penghimpunan Dana
Bank”. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/04/akuntansi-penghimpunan-dana-bank.html.
(24 September 2015)
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta : Grasindo.
Zulfikar. 2007. “Produk Penghimpunan Dana”. http://bank-syariah-belajar-
yuk.blogspot.co.id/2007/07/produk-penghimpunan-dana.html?m=1. (24 September 2015)
PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN

AKUNTANSI PERBANKAN

Dosen Pengampu:
Sondang Aida Silalahi, SE,M.Si

Disusun Oleh:

Relli Pasaribu (7172142019)


Erika C.N Sidabutar (7173342021)
Nofita Uli Simaremare ( 7173342034 )
Fikri Akbar Trianto (7172142015)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

Anda mungkin juga menyukai