PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk
melakukan transaksi keuangannya. Undang-undang Perbankan Indonesia, yakni Undang-undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10
Tahun 1998, membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional. Bank merupakan lembaga keuangan yang dibangun atas dasar
kepercayaan. Bank pun dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar berasal dari masyarakat.
Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata menjadi sumber dana terbesar yang
dijadikan andalan oleh bank tersebut. Pencapaiannya mencapai 80-90% dari seluruh dana yang
dikelola bank. Setiap lapisan masyarakat yang menyimpan uangnya harus benar-benar yakin
akan keamanan uang yang diamanahkannya kepada bank-bank tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu pula.
Demi mendukung perekonomian negara yang halal dan barakah, penggunaan jasa perbakan
berbasis syariah sangat dianjurkan. Dalam Islam, Menghimpun Dana selain dilakukan oleh
masyarakat secara ’urf, juga dapat ditemukan dasar-dasarnya secara syari’ah sebagaimana
ditemukan aktifitas Menghimpun Dana yang direkam dan dijustifikasi oleh al-Qur’an, al-Hadis,
dan juga telah menjadi ijma ulama’. Seiring perkembangan zaman, Menghimpun Dana pun
mengalami perkembangan dan modifikasi sebagaimana terlihat dalam aktifitas ekonomi modern
bersangkut paut dengan penerapannya dalam masyarakat secara langsung maupun melalui dunia
perbankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan tetap berada dalam bingkai syari’ah.
Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan tidak membedakan nama
produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama
produk yang diperhatikan adalah prinsip yang digunakn atas produk tersebut, hal ini sangat
terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik dana/ deposan
(shahibul maal) dengan bank syariah sebagai mudharib.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian penghimpunan dana bank?
2. Apa saja jenis sumber dana bank konvensional?
3. Apa saja jenis sumber dana bank syariah?
4. Apa hal-hal yang mempengaruhi penghimpunan dana bank?
5. Apa fungsi dana bank?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah,
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi perbankan
2. Untuk mengatahi cara penghimpunan dana perbankan
3. Untuk mengetahi Prinsip yang diterapkan perbankan syariah dalam akutansi
penghimpunan dana
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penyetoran Kliring :
6/11-19 Hermawan menerima cek dari Tn parno nasabah Bank BCA Rp 10.000.000.
Jurnal :
• Kliring I
D : BI …………………….. Rp 10.000.000
K : Warkat kliring……… Rp 10.000.000
• Kliring II
D : Warkat kliring ………………. Rp 10.000.000
K : Rek Giro Hermawan ……… Rp 10.000.000
1) Buku tabungan
Yaitu buku dipegang oleh nasabah, di mana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku
ini digunakan pada saat penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku
tabungan tersebut.
2) Slip penarikan
Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening,
jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan ini
biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3) Kuitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip
penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang dan tanda tangan penarik.
Alat ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.
4) Kartu plastik
Merupakan sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik
sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin ATM.
Contoh Transaksi :
1. Tanggal 04 Agustus 2017 Tn Parno membuka tabungan pada BCA Cab Jakarta Rp 1.500.000
(setor tunai ).
2. Tanggal 20 Agustus 2017 Tuan Parno menyetor dengan cek Rp 4.600.000 dari Tuan Hamid
nasabah bank yang sama.
3. Tanggal 20 Agustus 2017 diterima transfer masuk dari Tn Bokir nasabah BCA Semarang Rp
7.230.000
4. Tanggal 24 Agustus 2017 disetor oleh Tn Parno tunai melalui cab Semarang Rp 1.000.000
5. Tanggal 28 Agustus 2017 ditarik tunai oleh Tn Parnomelalui cab Bandung Rp 1.500.000
(dikutip dari Lapoliwa ).
Jurnal :
Tgl 4/8-17
D = Kas ……………………….. Rp 1.500.000
K = Rek tab Tn Parno …………. Rp 1.500.000
Tgl 20/8-17
D = Giro rek Tn Hamid ………… Rp 4.600.000
D = Tak Cab Semarang ………. RP 7.230.000
K = Rek Tab Tn Parno ………… Rp 11.830.000
K = Rek Tab Tn Parno ………… Rp 11.830.000
Tgl 24/8-17
D = Rak cab Semarang ………… Rp 1.000.000
K = Rek Tab Tn Parno …………. Rp 1.000.000
Tgl 28/8-17
D = Rek tab Tn Parno ……………. Rp 1.500.000
K = Rak ab Bandung ……………..Rp 1.500.000
Contoh transaksi :
Tanggal 1 Juli 2018 pada BNI CAB JAKARTA :
1. Nn Nuri membuka deposito dengan rekening giro pada BNI 46 cab Jakarta Rp 10.000.000
bunga 15% p.a jangka waktu 2 bulan.
2. Nona Merpati membeli deposito tunai Rp 20.000.000 jangka waktu 3 bulan bunga 17% Pa
3. Nona Kendy membuka deposito dengan transfer ( cabang Bandung ) Rp 30.000.000 bunga
19% P.a jangka waktu 6 bulan .
Jurnal :
D : Rek giro Nuri Rp 10.000.000
K : Deposito 2 bln rek Nuri Rp 10.000.000
D : Kas Rp 20.000.000
K : Deposito 3 bln rek Merpati Rp 20.000.000
Perhitungan Bunga
Nuri = Rp 10.000.000 x 1/12 x 15%.pa = Rp 124.999
Mer = Rp 20.000.000 x 1/12 x 17% = Rp 283.333
Kendi= Rp 30.000.000 x 1/12 x 19%= Rp 475.000
TOTAL = Rp 883.332
Pencairan Deposito :
Apabila 2 bulan deposito Nuri jatuh tempo, tetapi belum dicairkan maka perlu dibuat jurnal
sebagai berikut :
D = Deposito 2 bulan rek Nuri ……… Rp 10.000.000
K = Deposito telah jatuh tempo/ 2 bln rek Nuri …………………. Rp 10.000.000
Contoh 2 :
TC pertama dicairkan oleh Tn Andi pada BNI cab Manado .
- Jurnal cab Jakarta
D = TC rupiah Rp 500.000
K = Rak cab Menado Rp 500.000
- Jurnal cab Menado
D = Rak cab Jakarta Rp 500.000
K = Kas 500.000
TC kedua oleh Tn Andi diserahkan kepada Nn Susi dan Nn Susi mentransfer untuk rek giro cab
Menado .
NB :
Untuk menjaga keamanan Cab Menado akan menginkaso ke cab Jakarta dan cab Menado
mencatat terlebih dahulu rek adm.komisi Rp 500.000,-0 dan Nona Susi dikenakan Biaya Adm
Rp 15.000,-• K = Rek adm rupiah Warkat TC di Inkaso Rp 500.000,-
• Jurnal setelah Inkaso berhasil :
D Rek adm rupiah warkat TC di Inkaso Rp 500.000,-• D = Rak Cab Jakarta ….Rp 500.000
K = pendapatan komisi Rp 15.000
K = Rek Giro Nn Susi Rp 485.000
b. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pijaman ini diberikan kepada bank-bank
yang kalah kliring di dalam lembaga kliring yang tidak mampu untuk membayar
kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika
dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
Contoh :
• Bank Bali memutuskan untuk meminjam dana dari BNI 46 dengan menerbitkan Sertifikat
deposito jangka waktu 2 tahun senilai Rp 10 Milyar suku bunga 15% dana diterima dalam
bentuk rek giro BNI .
Jurnal :BALI
D = GIRO Bank lain - BNI46 ……………RP 10.000.000.000
K = Pinjaman yg diterima
Sertifikat deposito 2 th ………………RP 10.000.000.000
Pembayaran Bunga :
D = Biaya bunga SD ………………… Rp 1.500.000.000
D = Biaya bunga SD ………………… Rp 1.500.000.000
K = Giro Bank lain -giro BNI………… Rp 1.500.000.000
Pembiayaan Bersama :
Pinjaman pembiayaan bersama dimana bank koordinator bertangung jawab penuh atas resiko
pemberian kredit dan membayar bunga atas bank pemberi pinjaman .
Contoh :
BCA membiayai Mega Proyek dengan nilai Rp 400 milyar, untuk pelaksanaannya ada tiga bank
yang bersedia memberikan pinjaman yaitu B. Universal, BUN dan City Bank
D = Rek giro universal Rp 100.000.000.000
D = Rek giro BUN Rp 100.000.000.000
D = Rek giro city bank Rp 100.000.000.000
K = Pinjaman diterima pembiayaan bersama Rp 300.000.000.000
c. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yag berminat, baik perusahaan keuangan
maupun keuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehigga
masyarakat tertarik untuk membelinya.
Contoh :
• Bank Lippo menerima surat pengakuan hutang dari nasabahnya Rp 20.000.000 suku bunga
25% pa jangka waktu 6 bulan, oleh bank lippo dijual ke BI dengan tingkat bunga discount 10% .
- Sewaktu menerima surat dari nasabah :
D = surat berharga ( SBPU ) RP 22.500.000
K = Debetur Rp 20.000.000
K = Pendapatan bunga Rp 2.500.000
- Sewaktu menjual ke BI
D = Giro BI Rp 21.375.000
D = Diskonto SBPU belum diamortisasi Rp 1.125.000
K = Surat Berharga SBPU Rp 22.500.000
- Jurnal Alokasi Diskonto setiap bulan
D = biaya diskonto SBPU Rp 187.500
K = Diskonto SBPU belum diamortisasi. Rp 187.500
A. KESIMPULAN
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuagan dimana
kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Adapun sumber-sumber dana bank
tersebut yakni dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dari masyarakat luas, dan dari lembaga
lainya.
Jenis sumber dana bank konvensional, yaitu:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, yakni Setoran modal dari pemegang saham,
cadangan laba, laba bank yang belum dibagi.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas, yakni simpanan giro, tabungan, deposito.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain, yakni bantuan likuiditas Bank Indonesia,
pinjaman antar bank, pinjaman dari bank-bank luar negeri, surat berharga, pasar uang.
Sedangkan jenis sumber dana bank syariah, yaitu modal, rekening giro, rekening tabungan,
rekening investasi umum, rekening investasi khusus, obligasi syariah.
Hal-hal yang mempengaruhi penghimpunan dana bank yaitu kepercayaan masyarakat,
perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh, risiko penyimpanan dana, dan pelayanan yang
diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Sedangkan fungsi dana ada sepuluh seperti yang
telah disebutkan di atas.
Daftar Pustaka
Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah Teori dan Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Rizal Yaya, Aji Erlangga dan Ahim Abdurahim, Akuntansin Perbankan Syariah: Teori dan
Praktek Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
Sofyan Syafri Harapan, dkk. 2005. Akutansi Perbankan Syariah. Ed.1, Cet. 1. Jakarta : LPFE
Usakti.
Supria. 2011. “Akuntansi Penghimpunan Dana
Bank”. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/04/akuntansi-penghimpunan-dana-bank.html.
(24 September 2015)
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta : Grasindo.
Zulfikar. 2007. “Produk Penghimpunan Dana”. http://bank-syariah-belajar-
yuk.blogspot.co.id/2007/07/produk-penghimpunan-dana.html?m=1. (24 September 2015)
PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN
AKUNTANSI PERBANKAN
Dosen Pengampu:
Sondang Aida Silalahi, SE,M.Si
Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019