Anda di halaman 1dari 3

Penjelasan Diagram Pemanfaatan Sampah Kota (municipal waste)

sebagai sumber energi dan daur ulang bahan secara terpadu


Nama: Daniel Wijaya

Pertumbuhan populasi manusia dan perkembangan industri yang sangat pesat telah memberi dampak
yang sangat besar pada jumlah sampah yang dihasilkan sehingga mengakibatkan polusi dan gangguan
kesehatan yang kian meningkat. Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi yaitu sebuah Sistem
Manajemen Sampah Kota Terpadu. Beberapa manfaat dari aplikasi Sistem Manajemen Sampah Kota
Terpadu diantaranya adalah:

 Mencegah tersebarnya penyakit


 Mengurangi polusi baik pada tanah, udara maupun air
 Kerusakan pada ekosistem
 Meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat
 Melindungi sumber daya, utamanya sumber daya air
 Menunjang fasilitas ekonomi
 Menunjang pembangunan sektor strategis

Secara ideal kemudian pendekatan proses pengolahan sampah tersebut dikembangkan menjadi konsep
hierarhi
urutan prioritas penanganan limbah secara umum, yaitu [28]:
a. Langkah 1 Reduce (pembatasan): mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin
b. Langkah 2 Reuse (guna-ulang): bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan
limbah tersebut secara langsung
c. Langkah 3 Recycle (daur-ulang): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan
secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan
baku maupun sebagai sumber enersi
d. Langkah 4 Treatment (olah): residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat dimanfaatkan kemudian
diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau agar dapat secara aman dilepas ke
lingkungan
e. Langkah 5 Dispose (singkir): residu/limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan
secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik dan aman seperti menyingkirkan pada sebuah
lahan-urug (landfill) yang dirancang dan disiapkan secara baik
f. Langkah 6 Remediasi: media lingkungan (khusunya media air dan tanah) yang sudah tercemar
akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu direhabilitasi atau diperbaiki melalui upaya
rekayasa yang sesuai, seperti bioremediasi dan sebagainya
Gas Buang
Scrap Humus
Bahan Bersih
Bakar

Non-hayati

Limbah cair kota


Pengolahan Biogas Gas Metan
Secara
Biologi

Hayati
Hayati dan
Limbah Padat Kota non-hayati Pengolahan Energi Listrik
Thermal
Awal RDF Gas Metan
Process Panas
Hayati dan
non-hayati Rejected
Pemanfaatan Daur Waste Abu

Kembali Ulang
Non-hayati
Rejected Waste Landfill

Gas Metan
Barang-barang Bahan baku
yang bermanfaat industri

Gambar 1: Diagram Pengolahan sampah Kota terpadu

Reuse and Recycle

Pada gambar diatas terdapat salah satu Sistem Manajemen Sampah Kota Terpadu. Dapat dilihat pada
tahap awal pengolahan sampah, Hal yang pertama kali dilakukan adalah dengam melakukan 2 dari 3
langkah 3R yaitu Reuse dan Recycle yaitu pada tahap pemanfaatan kembali dan tahap daur ulang, pada
kedua tahap ini dilakukan proses sorting atau pemilahan.

Pada tahap pemanfaatan kembali, sampah yang masih memiliki nilai manfaat yang tinggi akan dipilah dan
digunakan kembali secara langsung. Sementara pada tahap daur ulang, sampah yang dipilah adalah
sampah yang masih memiliki nilai manfaat namun perlu diolah lebih lanjut agar dapat digunakan kembali
baik sebagai bahan baku maupun sebagai energi seperti : kertas dan plastik. Kedua upaya ini adalah upaya
minimasi atau pengurangan sampah yang perlu ditangani.

Pengolahan Awal

Selanjutnya usaha pengolahan atau pemusnahan sampah bersifat transformasi materi yang dianggap
berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang tidak mengganggu lingkungan Sampah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali atau didaur ulang kemudian akan dilakukan proses sorting dimana sampah hayati
(biodegradable) dan non-hayati (non-biodegradable) akan dipisahkan dan diolah lebih lanjut. Sampah
non-hayati yang dipilah dapat juga disebut scrap. Scrap adalah bahan-bahan yang dapat digunakan
kembali dan umumnya mengandung kandungan besi. Scrap kemudian akan dipisahkan dan diolah kembali
untuk dilakukan proses recovery terhadap kandungan besi yang ada. Sementara limbah hayati akan diolah
dengan pengolahan secara biologi. Salah satu cara pengolahan secara biologi adalah composting yaitu
pengolahan secara biologi aerobik yang memanfaatkan mikroorganisme yang mengakibatkan reduksi
pada volume sampah memalui proses pembusukan hingga menghasilkan kompos. Pada proses ini
kandungan karbon dan nitrogen pada sampah biologis menentukan konversi pada sampah yang diolah.
Proses ini akan menghasilkan kompos dan biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi listrik.
Thermal Process

Proses Thermal adalah proses pengolahan sampah dengan menggunakan suhu tinggi untuk mereduksi
volume sampah dengan proses pembakaran. Prosess termal digunakan pada umumnya untuk mengolah
kandungan sampah organik yang ada pada sampah kota dan tingkat keberhasilan pada proses termal ini
sangat bergantung pada nilai kalor yang ada pada sampah. Pada proses thermal ini beberapa klasifikasi
dapat dibedakan sesuai dengan tingkat oksidasi yang terjadi. Pada suplai udara mendekati 0, kandungan
sampah organik akan terolah secara pirolisis (thermal cracking) yang akan menghasilkan gas hidrogen,
karbon monoksida dan nitrogen serta sisa cairan dan limbah padat seperti coke, minyak, dan air.
Sementara proses termal pada udara parsial atau gasifikasi akan menghasilkan gas hidrogen, karbon
monoksida, karbon dioksida , gas metana, air, slag, dan abu (ash). Panas yang dihasilkan dari pembakaran
pada termal proses ini akan digunakan untuk memanaskan air dan menghasilkan steam untuk
menggerakkan turbin sehingga dapat dihasilkan energi listrik.

Landfill

Landfill adalah sebuah metode pengolahan sampah dengan membuat sebuah lahan yang secara khusus
untuk menampung sampah yang sudah diolah sebelumnya. Hasil pembakaran dari proses termal, sisa
hasil pengolahan sampah dari pengolahan awal dan pengolahan biologis akan diolah dan ditimbun pada
Landfill. Sampah yang ditimbun pada landfill akan terdekomposisi dan mengahsilkan gas metan yang
ddapat menjadi bahan bakar untuk kemudian menghasilkan energi listrik.

Konklusi

Berdasarkan penjelasan diatas, menurut saya proses thermal merupakan proses pengolahan yang cocok
untuk mengolah sampah yang berasal dari industri utamanya pada industri consumer goods seperti
industri farmasi dan industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Mengapa penulis berargumen
demikian? Karena limbah padat yang dihasilkan pada industri ini tidak dapat dilakukan pemanfaatan
kembali maupun daur ulang dan pengolahan awa, karena limbah padat yang dihasilkan merupakan rata-
rata adalah produk yang sama dengan yang akan dijual dan siap dipasarkan, sehingga apabila digunakan
kembali akan mempengaruhi kredibilitas dan kualitas dari priduk tersebut. Bahkan di beberapa industri
sampah padat ini dikategorikan sebagai special waste sehingga perlu ditangani dan diawasi secara khusus
pengolahannya agar tidak jatuh kepada oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain itu sampah pada
industri consumer goods ini mayoritas mengandung kandungan karbon yang cukup besar utamanya
berasal dari packaging yang digunakan yang memiliki nilai kalor yang cukup tinggi sehingga tepat untuk
diolah dengan proses termal.

Anda mungkin juga menyukai