Anda di halaman 1dari 3

Wan Bintang Salsabila Nadhifah, sering dipanggil Bintang, ia lahir pada tanggal 19 juni

2001 Sarijadi Bandung. Ia anak kedua dari tiga bersaudara kakaknya yang bernama Wan Adiyat
Ilham Sya’ban dan adiknya yang bernama Wan Cimbar Mahathir Dien. Memiliki seorang ayah
yang bekerja dikebun dan ibunya sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri 8 Pendopo.

Dulu saat masih diBandung ayahnya bekerja dikantor dan ibunya megajar di TK. Jadi, ia
waktu kecil sering dirumah bersama atok dan neneknya. Kalau ibunya terlalu lama di TK ia akan
pergi menyusul sendirian kesana. Saat masuk TK, ia sering pulang tepat waktu yang membuat ia
jenuh menjadi anak penurut dan suatu hari pada saat jam pulang ia tidak lenasung pulang
kerumah melainkan kerumah temannya. Bermain disana sampai sore tiba iapun baru pulang
kerumah saat sampai dirumah, semua orang memberikan pertanyaan yang bermacam – macam
dan memarahinya. Ia hanya bisa menangis dipangkuan pamannya sejak saat itulah ia tak ingin
lagi pulang terlambat.

Sampai masuk SD ia selalu menjadi anak baik. Suatu hari ayahnya pergi entah kemana,
yang kata ibunya pergi ke Palembang tapi ia tak tau itu dimana. Dan beberapa hari kemudian
ayahnya kembali pulang kerumah dan sibuk merapikan berkas – berkas ia hanya melihat apa
yang dilakukan Ibu dan ayahnya. Sampai pada saatnya sekeluarga mereka pergi ke Palembang.

Sesampainya ia di Palembang, yang pertama ia lihat ialah sapi, kambing, dan anjing yang
belum pernah ia lihat sebelumnya selama ia di Bandung. Pengalaman dimulai ketika ia masuk
SD 10 Pendopo yang sekarang berubah menjadi SD 08 Pendopo. Saat itu sepulang dari sekolah
dan pulang berganti baju kemudian ia mampir disebuah toko untuk jajan lalu memakan
jajanannya di depan rumah tetangganya dan saat itu ada 3 orang temannya yaitu Suci, Rores,
Dan Pira mengajak ia kesawah. Setibanya di sawah yang ia rasakan adalah panas matahari yang
sangat menyengat karena pada saat itu ia berpakaian baju musim panas yang memudahkan sinar
matahari meyentuh kulitnya serta terdapat lumpur yang menempel ditubuhnya membuat ia
menangis ingin pulang.

Beberapa tahun kemudian, hari demi hari ia lewati tak terasa, ia lulus dari SD dan
melanjutkan pendidikan ke SMP N 1 Pendopo tepatnya di Desa Nanjungan didepan rumahnya
sendiri. Saat berada di kelas 7 tepatnya 76, ia masih pendiam dan lebih suka sendiri. Lalu naik ke
kelas 8 atau 81 disitu ia sudah mulai mengenal suka dengan lawan jenis dan memiliki banyak
pacar. 81 itu dibuat sebagai kelas unggulan tapi semenjak angkatan ia yang membuat banyak
masalah dengan guru dan kalah pintar dengan murid baru yang berada dikelas terakhir 86 (kelas
yang dianggap bodoh) ditahun berikutnya tidak ada lagi yang namanya pembagian kelas
berdasarkan kepintaran. Membuat masalah sampai dijemur dilapangan sekelas, dan membuat
banyak surat perjanjian.
Naik ke kelas 9 tepatnya 96 yang wali kelasnya Pak Fauzan guru yang paling ditakuti
disekolah yang memiliki julukan S.A.G (Sobat Abang Gilo) dan Angry Birds. Dikelas 9 ini ia
sangat nakal kerjanya bermasalah dengan guru selalu main keluar rumah tanpa memakai hijab.
Disitu dia mulai menyadari betapa tidak pentingnya bermain dan semenjak itulah ia mulai jarang
pergi bermain.

Selepas lulus dari SMP, tepatnya pada tahun 2016 ia melanjutkan pendidikan ke SMA N
01 Pendopo Barat. Disinilah ia mulai merasakan akan tak enaknnya ditinggal pergi oleh orang –
yang ia sayang. Di SMA inilah ia mulai merasakan akan hampanya hidup.

Dari : Mersi
Mersi, ia lahir tanggal 19 mei 2000 di Tanjung Raya. Ia merupakan anak kedua dari 5
bersaudara, ia memulai pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar 07 Pendopo yang sekarang
telah berubah menjadi SD negeri 03 Pendopo Barat. Semula ia takut untuk bersekolah karena
semua orang teraa asing baginya tapi lama kelamaan ia dapat beradaptasi dengan teman –
temanya.

Ia memiliki pengalaman yang menurutnya menarik. Ketika duduk kelas 6 SD waktu itu
disekolah ia mengikuti ekstrakulikuler pramuka yang dilaksanakan setiap hari jum’at setelah
pulang sekolah. Ia sangat rajinmengikuti kegiatan pramuka tersebut sampai pada suatu hari
sekolah mengadakan heking. Ia ikut heking tersebut, banyak hal yang di alami selama heking.
Sat sampai dipos pertama ia dengan teman- temannya disuruh menyanyikan yel – yel dan
ternyata salah satu anggota grupnya membuat kesalahan yang pada akhirnya mereka diberi
hukuman.

Setelah menjelajahi hutan cukup lama, ia dengan teman – temannya mendapat perintah
agar segera kesekolah. Sesampainya disekolah mereka diberi hukuman karena merupakan grup
yang paling terakhir samapi disekolah. Hukumannya disiram memakai kotoran kambing dan lain
sebagainya dan berakhir;ah kegiatan heking pada hari itu.

Satu tahun telah berlalu dan ia telah duduk dibangku SMP, tepatnya pada tahun 2013 ia
diterima di SMP N 01 Pendopo Barat. Dikelas. 7A yang berwali kelas kan Pak Sangkut S.pd.
Tak memnutuhkan waktu yang lama, ia mengenal banyak hal dari mulai lingkungan sekolahnya
hingga teman dan guru – guru. Hari demi hari telah ia leawti dan akhirnya ia naik ke kelas 8,
tepatnya dikelas 8E. Ia mendapatkan banyak teman baru. Waktu terasa berjalan begitu cepat, ia
naik kekelas 9 tepatnya 9E.

Selepas lulus dari SMP. Pada tahun 2016, ia menlanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 01
Pendopo Barat dan diterima dikelas 10 jurusan IPS tepatnya X ISIS 5 yang wali kelasnya Pak
Hadi Prayitno. Dimasa inilah ia merasa banyak perubahan pada dirinya yang semula ia
merupakan anak yang rajin menjadi anak yang sukia bermain keluar hingga sore. Dikelas, ia
sering ditegur oleh guru karena sibuk mengobrol pada saat guru tersebut sedang menjelaskan.
Hari berganti gari dan waktu terus berjalan, akhirnya ia naik ke kelas XI tepatnya XI IPS 5 yang
wali kelasnya Ibu Irna Monika sampai sekarang.

Dari : Wan Bintang S. N

Anda mungkin juga menyukai