Anda di halaman 1dari 23

Farmasetika

1. Keuntungan dan kelebihan granulasi basah?


Jawab:
Granulasi basah adalah cara pembuatan TABLET dengan mencampurkan zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat
dengan jumlah yang tepat sehingga diperoleh masa lembab yang dapat digranulasi.
Metode ini bisa dilakukan apabila zat aktif tahan lembab dan tahan panas dan sifat
alirannya buruk.
Keuntungan granulasi basah :
- memperoleh aliran yang lebih baik
- meningkatkan kompresibilitas
- untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- mengontrol pelepasan
- mencegah pemisahan komponen selama prose
- meningkatkan distribusi keseragaman kandungan
Kekurangan/kerugian granulasi basah :
- tahap pengerjaan lebih lama
- banyak tahapan validasi yang harus dilakukan
- biaya cukup tinggi
- zat aktif tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini
Granulasi kering adalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan zat
aktif dan bahan dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan
menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang
memenuhi persyaratan. prinsipnya membuat granul yang baik dengan cara mekanis,
tanpa pengikat dan pelarut. metode ini boleh digunakan apabila :
zat aktif memiliki sifat aliran yang buruk (tidak amorf)
zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Keuntungan granulasi kering :
- peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
- cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
- tahap pengerjaan tidak terlalu lama
- biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
- mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Kerugian/kekurangan granulasi kering :
- memerlukan mesin tablet khusus untuk slug
- tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam
- proses banyak menghasilkan debu, sehingga rentan terhadap kontaminasi silang
Kempa langsung adalh proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif
dan bahan tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu. metode ini
digunakan apabila sifat alirannya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi zat tidak sempit,
zat aktif tidak tahan pemanasan dan lembab. beberapa zat seperti NaCl, NaBr, dan KCl
dapat langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat tidak dapat langsung dikempa,
umumnya pengisi yang digunakan adalah avicel.
Keuntungan metode kempa langsung :
- lebih ekonomis
- lebih singkat prosesnya
- dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
- waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung :
- kurang seragamnya kandungan zat aktif karna kerapatan bulk antar zat aktif dan pengisi
berbeda.
- zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
- sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir, memiliki
kompresibilitas, kohesifitas dan adhesifitas yang baik. dsb

2. Hubungan suspending agent dengan kecepatan sedimentasi?

Bahan pensuspensi yaitu bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel


tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi
diperlambat.
Macam suspending agent antara lain:
· Golongan polisakarida, contohnya acasia gom, tragacantha, alginate.
· Golongan selulosa larut air, contohnya metal selulosa, hidroksi etil selulosa, Na-
CMC, avicel.
· Golongan tanah liat, contohnya bentoit, veegum, aluminium,magnesiu silica,
hectocrite.
· Golongan sintetik, contohnya carbomer, carboxypolymethylene, colloidal, silicon
dioksida. (Aulton, 1990:100-102)
Suspending agent berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa
dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil.
Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan (viskositas),
tatapi kekentalan yang berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan.
Suspensi yang baik memepunyai kekentalan yang sedang. Disamping itu
penggunaan suspending agent dapat menurukan tegangan antar permukaan antar dua
partikel yang tidak bisa saling tercampur yaitu zat aktif dan cairan pembawa.
Laju sedimentasi dapat berkurang dengan cara menaikkan viskositas medium
disperse, tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak
diinginkan karena sulit dituang, sebaiknya viskositas suspense dinaikkan sampai
viskositas sedang saja. (Ansel,1989:357)
3. Bahan untuk suspense oral?
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditunjukan untuk
pengunaan oral.

4. Pengertian efervesen dan reaksi umum yang terjadi?


Effervescent didefenisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil
dari reaksi kimia. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida
sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara pengempaan
bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartarat
dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi
kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam
dan menghasilkan gas karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya
berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Di samping menghasilkan larutan yang
jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat
membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).
Reaksinya adalah:
H2C4H4O6 + 2NaHCO3 --> Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2
Asam tartrat Natrium bikarbonat Natrium tartrat Air Karbondioksida
5. Mencari HLB butuh
Contoh Soal :
R/ Parafin cair 30% (HLB : 12)
Emulgator 5%
Air ad 100 gram
Jawab :
cara pertama pilih nilai HLB surfaktan yang diantara HLB parafin cair (HLB 12), dipilih melalui
data yaitu
span 80 (HLB 4,3) dan tween 80 (HLB 15) ).
Jumlah emulgator yang diperlukan = 5% x 100 = 5 gram
kemudian buat pemisalan untuk persamaan :
Tween 80 = a gram
Span 80 = (5-a) gram
Persamaan :
(a x HLB) + ((5-a) x HLB ) = (5 x HLB) :
(a x 15) + ((5-a) x 4,3) = (5 x 12)
15a + 21,5 - 4,3a = 60
10,7a = 38,5
a = 3,6 gram
Jadi tween 80 yang dibutuhkan = 3,6 gram
sedangkan span 80 yang dibutuhkan = (5-3,6 gram) = 1,4 gram
6. Bagaimana cara meningkatkan kecepatan disolusi zat aktif pada sediaan tablet?

Membuat tablet dengan kecepatan disolusi zat aktif yang maksimum dalam media yang
dipersyaratkan maka dapat dicapai dengan menggunakan:
1 Pilih bentuk zat aktif yang memiliki kelarutan paling tinggi (misal bentuk
garamnya)
2 Dilakukan pengecilan ukuran partikel zat aktif lebih dahulu sampai tingkat yang
optimum
3 Pilih bentuk zat aktif yang anhidrat
4 Pilih bahan pengisi golongan amilum yang sudah ada di pasaran (spesifikasi jelas)
digunakan dengan konsentrasi 5-20%
5 Pilih disintegran Ac-Di-Sol digunakan dengan konsentrasi yang sesuai
6 Pilih lubrikan Mg-sterat <1% bila zat aktif cukup hidrofil, atau pakai Na-lauril
sulfat bila zat aktif sangat hidrofob dan kelarutan kecil
7 Pilih pengikat polivinilpirolidon 3-15%
8 Kalau perlu ditambahkan Na-Lauril Sulfat untuk meningkatkan pembasahan
9 Dibuat dengan metoda granulasi basah
10 Kekuatan kompresi sedang

7. Perbedaan sterilisasi autoclave dan oven?

Oven  Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi


sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati.

Autoklaf  Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein


penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi Uap
dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang
biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.

8. Komponen sediaan parenteral?


a. Bahan aktif
b. Bahan tambahan
Antioksidan : Garam-garam sulfurdioksida, termasuk bisulfit, metasulfit dan
sulfit, Asam askorbat, Sistein, Monotiogliseril, Tokoferol.
Bahan antimikroba atau pengawet (Hanya untuk sediaan injeksi, tidak boleh
ditambahkan untuk sediaan infus) contoh : Benzalkonium klorida, Benzil
alcohol, Klorobutanol, Metakreosol, Timerosol
Buffer (Hanya untuk sediaan injeksi, tidak boleh ditambahkan untuk sediaan
infus) contoh : Asetat, Sitrat, Fosfat.  diperlukan pendapar yang dapat
mempertahankan pH sediaan. pH yang baik adalah kapasitas dapar yang
dimilikinya memungkinkan penyimpanan lama dan darah dapat menyesuaikan
diri serta pH ideal = 7,4 sesuai pH darah. Bila pH > 9 terjadi nekrosis pada
jaringan dan bila pH < 3 sangat sakit waktu disuntikkan.
Bahan pengkhelat : Garam etilendiamintetraasetat (EDTA).
Gas inert : Nitrogen dan Argon.
Bahan penambah kelarutan (Kosolven) : Etil alkohol, Gliserin, Polietilen
glikol, Propilen glikol, Lecithin
Surfaktan : Polioksietilen dan Sorbitan monooleat.
Bahan pengisotonis : Dekstrosa dan NaCl  Definisi isotonis adalah larutan
parenteral yang mempunyai tekanan osmosa sama dengan plasma darah. Bila
larutan parenteral mempunyai tekanan osmosa lebih rendah dari plasma darah
disebut hipotonis sedangkan bila tekanan osmosanya lebih tinggi disebut
hipertonis.
Untuk mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi serta mencegah hemolisa
maka sediaan parenteral sebaiknya harus isotonis.
Bahan pelindung : Dekstrosa, Laktosa, Maltosa dan Albumin serum manusia.
Bahan penyerbuk : Laktosa, Manitol, Sorbitol, Gliserin.
c. Pembawa  Pembawa air, Pembawa nonair dan campuran. Ex: Minyak nabati :
Minyak jagung, Minyak biji kapas, Minyak kacang, Minyak wijen, Pelarut
bercampur air : Gliserin, Etil alcohol, Propilen glikol, Polietilenglikol 300.

9. Sebutkan tiga persyaratan sediaan parenteral?

Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada didalam sediaan dengan
pernyataan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama
penyimpanan akibat kerusakan obat secara kimiawi dan sebagainya.
Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan sediaan
tetap steril , tetapi juga mencegah terjadinya ineraksi antara bahn obat dengan
material dinding wadah
Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
Bebas kuman.
Bebas Pirogen.
Isotonis  uatu keadaan pada saat tekanan osmosis larutan obat sama dengan
tekanan osmosis cairan tubuh kita
Isohidris  kondisi suatu larutan zat yang pHnya sesuai dengan pH fisiologis
tubuh sekitar 7,4
Bebas partikel melayang

10. Keuntungan dan kekurangan accelerad stability?

Uji Stabilitas Dipercepat : Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu
ekstrim yang dikendalikan (40°C ± 2ºC) dengan kelembaban nisbi ruangan 75 % + 5%,
kecuali untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu ruangan (25ºC ± 2ºC)
dengan kelembaban nisbi ruangan 60 % + 5 %. Rentang waktu pengujian untuk uji
stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya pengujian pada
bulan ke-6 hanya untuk senyawa obat baru. Pengujian stabilitas dipercepat menggunakan
alat ”Climatic Chamber” untuk menjaga agar suhu ekstrim dan kelembaban nisbi
terkendali.

Uji Stabilitas Jangka Panjang: Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada
suhu kamar yang dikendalikan (30°C ± 2ºC) dengan kelembaban nisbi ruanga 75%+5%,
kecuali untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu rendah (5ºC ± 2ºC)
dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 60. Biasanya
pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih memenuhi syarat pengujian
harus diteruskan sampai bulan ke-60.

11. Bentuk ketidakstabilan pada emulsi dan factor penyebabnya?


Flokulasi: dikarenakan emulgator kurang, lapisan pelindung tidak menutupi
semua bagian globul sehingga 2 globul bersatu membentuk aggregat.
Koalescens: dikarenakan hilangnya lapisan film dan globul semakin besar dan
bersatu.
Kriming: dikarenakan adanya pengaruh gravitasi sehingga terjadi pemekatan di
permukaan dan di dasar.
Inversi fasa: dikarenakan adanya perubahan viskositas.
Breaking/demulsifikasi: pecah akibat hilangnya lapisan film karena pengaruh
suhu.

12. Jelaskan Macam macam basis salep. Sebutkan contohnya?

 Dasar Salep Hidrokarbon


Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan
salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan
kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat
dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon
digunakan terutama sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering dan tidak
tampak berubah dalam waktu lama. Contoh: Vaselin putih ( = white petrolatum =
whitwe soft paraffin), vaselin kuning (=yellow petrolatum = yellow soft paraffin),
campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat, minyak nabati.
 Dasar Salep Serap
Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak
(parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan
(lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien. Contoh: Adeps lanae,
unguentum simpleks (cera flava : oleum sesami = 30 : 70), hydrophilic petrolatum
( vaselin alba : cera alba : stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 : 3 : 3 )
 Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air.
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik (krim).
Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah
dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar
kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar
salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini
adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada
kelainan dermatologik. Contoh: Dasar salep emulsi tipe m/a (seperti vanishing
cream), emulsifying ointment B.P., emulsifying wax, hydrophilic ointment.
 Dasar Salep Larut Dalam Air
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut
air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep
yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air,
seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
Contoh: Poly Ethylen Glycol (PEG), campuran PEG, tragacanth, gummi arabicum

Esai
1) Furosemid tidak larut dalam air. Tapi larut dalam NaOH. Akan dibuat sediaan injeksi.
Bentuk sediaan apa yang cocok. jelaskan dan mengapa. Indikasi injeksi furosemid.
Sebutkan komponen formula yang dipilih.

Formula modifikasi untuk sediaan injeksi


R/ Furosemid 10 mg
Sodium Klorida 7,5 mg
Sodium Hidroksida 1,34 mg
Hydroklorid Acid (HCl) qs
Water For injection (WFI) qs (2)

Alasan : zat aktif mudah larut dengan NaOH sehingga dapat dipakai sbg sediaan
volume kecil karena akan dibuat larutan sejati.
Indikasi : udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada
udem pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis yang
kuat dan cepat, terapi hipertensi dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi
dengan diuretik lain seperti spironolakton

2) Sebutkan dan jelaskan 7 data praformulsi tablet


Studi organoleptik yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet 
Penggambaran istilah warna, bau, dan rasa pada obat baru harus di cacat.
Analisis kemurnian yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet
adalah ada atau tidaknya bahan pengotor,
Ukuran partikel sangat penting dan kecocokan ukuran partikel preformulasi
dapat menentukan fungsi preformulasi yang baik
bentuk dan luas permukaan suatu partikel  mempengaruhi aliran dan sifat-sifat
pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap
luas permukaan.
Sifat aliran serbuk diperlukan untuk menjamin keseragaman bobot
pencamporan yang efisien dan dapat diterima untuk tablet kompresi
Sifat higroskopitas yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet
menunjukkan kecenderungan untuk menyerap kelembaban.
Sifat kristal
3) Apakah suatu produk perlu dilakukan uji bioekivalensi. Parameter dalam pengujian
bioekivalensi dan bagaimana kriteria penerimaan suatu produk dikatakan bioekivalen.
Bioavailabilitas adalah presentase obat yang diabsorbsi tubuh dari suatu dosis
yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek terapeutisnya, sedangkan
bioekivalensi yaitu suatu proses dengan innovator produk yang telah dipasarkan dan
memiliki data valid tentang etikasi dan keamanannya

Bioekivalensi: Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai


ekivalensi farmaseutik (keduanya mengandung zat aktif yang sama dalam jumlah
yang sama dan bentuk sediaan yang sama) atau merupakan alternatif farmaseutik
(Dua produk mengandung zat aktif yang sama tetapi berbeda dalam bentuk kimia
(garam, ester, dsb.) atau bentuk sediaan atau kekuatan) dan pada pemberian dengan
dosis molar yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding sehingga
efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan.

Produk obat yang merupakan produk “copy” hanya dibutuhkan standar mutu
yang antara lain berupa bioekivalensi dengan produk obat inovator sebagai produk
pembanding (reference product) yang merupakan baku mutu.

Obat yang harus diuji BE adalah obat oral dengan pelepasan segera, yaitu:
 Non-linier farmakokinetik
 Obat oral yang diberikan untuk kondisi segera
 Obat oral dengan indeks terapi sempit
 Obat oral dengan sifat fisikokimia tidak menguntungkan (BCS III&IV)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan BA/BE:


 Sediaan pembanding
 Subjek percobaan dan kriteria
 Jumlah subjek
 Desain percobaan
 Interval waktu pemberian
 Modalitas pengambilan sampel: tunggal, berulang, jumlah dosis, dll.
 Senyawa yang akan dianalisis dan metodenya.
 Frekuensi dan waktu pengambilan sampel.
 Jenis sampel yang akan dikumpulkan: darah/urin.

4) Pengertian Hidrogel, Surfaktan, Emulgator, …….

 Gel hidrofobik ( oleogel ) adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengadung
parafin cair dengan polietilen atau minyak lemak membentuk gel dan silika koloidal
atau aluminium atau sabung seng.
 Gel hidrofilik ( hidrogel ) adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengandung
air, gliserol atau propilen glikol membentuk gel dengan gelling agent ( pembentuk
gel ) yang sesuai seperti tragakan, pati, derivat selulosa, polimer karboksivinil, dan
magnesium-aluminium silikat.
 Xerogel.Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah diketahui
sebagai xerogel. Xerogel sering dihasilkan oleh evaporasi pelarut, sehingga sisa –
sisa kerangka gel yang tertinggal. Kondisi ini dapat dikembalikan pada keadaan
semula dengan penambahan agen yang mengimbibisi, dan mengembangkan matriks
gel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering
dan polystyrene.
 Surfaktan adalah senyawa kimia yang jika terdapat pada konsentrasi rendah dalam
sistem mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antar muka pada sistem tersebut
yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan
air, yaitu ujung kepala yang suka terhadap air dan ujung ekor yang tidak suka dengan
air.
 Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antar
muka antara minyak dan air dan membentuk film yang liat mengelilingi tetesan
terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase terdispersi

5) Bahan tambahan apa saja yang ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan
emulsi
- Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris
- Pengawet yang sering di gunakan dalam sediaan emulsi adalah
metal,etil,propil, dan butyl-paraben, asam benzoate dan senyawa ammonium
kuarterner
- Antioksidan yang sering di gunakan antara lain asam askorbat (vitamin c),
tokoferol, asam sitrat, propil galat, dan asam galat.

6) Bahan penyusun sediaan suspense


- Bahan aktif.
- Bahan tambahan
Ø Colouris : metilen blue, metamil yellow
Ø Odoris  Oleum cinamomum
Ø Saporis  Sirupus simplex
Ø Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-0,025%
- Suspending Agent  Akasia (PGA), tragakan, mucilago, gom arab

7) Sebutkan 5 keuntungan granulasi  Ada di atas

8) Bahan tambahan apa saja yg dibutuhkan untuk membuat

a. Krim AM
- Formula dasar krim, antara lain :
- Fase minyak, yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam
Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.
- Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Natr, Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH, gliserin, dll
- Bahan – bahan penyusun krim, antara lain :
- Zat berkhasiat
- Minyak
- Air
- Pengemulsi  Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak
bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat,
polisorbat, PEG.
- Bahan tambahan
- Pengawet, antioksdan, dapar, pelembap

Contoh :
vanishing cream pada dasarnya berupa emulsi minyak dalam air (M/A),
mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Bahan tambahan :
- asam stearat yang berfungsi sebagai pengemulsi,
- gliserin sebagai emolient, borax dan
- nipagin yang berfungsi sebagai pengawet atau antimikroba,
- TEA sebagai pengemulsi,

b. Salep
c. Gel
Komponen Gel
- Gelling Agent 
gum alam (na Alginat, Tragakan,karagenan, pektin),
turunan selulosa (MC, HEMC, HPMC, EHEC, HEC, dan HPC)
karbomer (Karbopol)
- Gelling Oil  polietilen
- Koloid padat terdispersi Mikrokristalin selulosa dapat berfungsi sebagai
gellant
- Surfaktan
- Gellants lain  Banyak wax yang digunakan sebagai gellants untuk media
nonpolar seperti beeswax, carnauba wax, setil ester wax.
- Polivinil alkohol  Untuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat.
- Clays (gel anorganik)  Bentonit, veegum, laponite

Bahan Tambahan
- Pengawet  Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v
- Penambahan Bahan higroskopis  Bertujuan untuk mencegah kehilangan
air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi 10-20
%
- Chelating agent  Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang
sensitive terhadap logam berat. Contohnya EDTA
d. Emulsi MA
- emulgator : unk mencegah koalesensi dan menstabilkan emulsi
- fase internal/dispers : zat cair yg terbagi mjd butirab kecil dalm zat cair
- fase ekstern/ pendispers/kontinu : sbg bhn dasar emulsi
-tambahan : coringen -> odoris, saporis, coloris
-pengawet
-antioksidan

9) Pengertian peristiwa kosolvensi


Kolsovensi adalah penambahan suatu pelarut untuk molekul molekul non polar
yang mempunyai kelarutan dalam air yang buruk,penambahan suatu pelarut tersebuut
harus dapat bercampur dengan air, di mana dalam melarut dengan baik.
Kosolovensi tidak hanya di gunakan untuk mempengaruhi kelarutan obat
tersebut,tetapi juga intuk memperbaiki kelarutan dari konstituen konstituen yang mudah
menguap yang di gunakan untuk memberi rasa dan bau yang di inginkan ke produk
tersebut.

10) Pokoknya tentang suspensi flokulasi dan deflokulasi

Dalam Sistem FLOKULASI :“Partikel TERFLOKULASI adalah terikat lemah,cepat


mengendap,mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake”
Contoh sediaan suspensi terflokulasi:
- Jamu
- Antibiotik (serbuk yang dilarutkan dengan penambahan air)

Dalam Sistem DEFLOKULASI : “Partikel TERDEFLOKULASI mengendap perlahan


dan akhirnya membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras
dan sukar tersuspensi kembali”
Contoh sediaan suspensi terdeflokulasi:
- Obat batuk
- Obat mag (contoh: milanta)
- Antibiotik (berupa suspensi madu. Contoh: Propolis Suspensi Jadiid)

1.pemilihan metode granulasi


2.pemilihan komponen formula
3.tentang emulgel (kombinasi dari emulsi dan gel)  adalah sistem dua fasa yang
mengandung molekul organik besar yang diinterpenetrasi oleh air dan sedikit fraksi dari
lipid yang diemulsikan. kenapa jadi emulgel tidak gel saja,, karena emulsi terdiri dari
(M/A) atau (A/M) dan gel komponen terbesarnya merupakan air (hidrofilik), dimana
keduanya tak dapat tercampurkan (air dan minyak) tanpa penambahan suatu emulgator
atau surfaktan

4.cara mengatasi jika zat aktif sukar larut untuk dibuat formula
5.seputar komponen emulsi
6.komponen pelengkap emulsi tween (Polioksi etilen, sorbitan monolaurat) & span
(Sorbitan monobiurat, Sorbitan monopulmitat, Sorbitan monooleat)

Emulgator dapat dikelompokkan menjadi :


 Anionik : sabun alkali, natrium lauryl sulfat
 Kationik : senyawa ammmonium kuartener
 Non Ionik : tween dan span.
 Amfoter : protein, lesitin

7.molekul hidrofob tween 400 atau 4000? semakin besar angka, semakin besar BM
8.kegunaan vial
Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan
obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar.
Keuntungan :Bekerja cepat, misalnya injeksi adrenalin pada syok anafilaktik; Dapat
digunakan untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambung, merangsang jika masuk ke
cairan lambung atau tidak diabsorpsi baik oleh cairan lambung; Kemurnian dan takaran
zat khasiat lebih terjamin dan saat digunakan sebagai depo terapi.
Kerugian : Karena bekerja cepat, jika teadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan;
Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.; Kemungkinan terjadinya
infeksi pada bekas suntikan; dan Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan
sediaan yang digunakan per oral

9.kegunaan ampul
Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya ditentukan
pemakainannya untuk satu kali injeksi

10.seputar diluent, pelincir, dilatan, penghancur, pengikat


 Bahan pengisi (diluents/fillers)  berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran
atau bobot yang sesuai sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Contoh dari
bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium
fosfat, kalsium karbonat,dan amilum.
 Bahan pengikat (binders). Bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada
massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya
kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Contoh dari bahan pengikat adalah
selulosa, Mikrokristalin selulosa (Avicel), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC),
PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar, pektin, amilum, PEG, Na alginat,
magnesium dan aluminum silikat.
 Bahan penghancur (disintegrants)  Bahan penghancur akan membantu
hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun,
ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disolusi
tablet. Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin
selulosa), solka floc, asam alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom guar,
Policlar AT (Crosslinked PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.
 Bahan pelicin (anti frictional agents) Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet
mempunyai 3 fungsi, yaitu :
1 Lubricants  untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet
dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi.
2 Glidants  untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan
dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang
seragam. Ex : Amilum, Talk
3 Antiadherents  mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada
punch atas dan punch bawah. Ex : Talk, magnesium stearat dan amilum
jagung

11.contoh pengawet sediaan : Nipagin (metil paraben), propil paraben (nipasol), benzil
alkohol, benzalkonium klorida, timerosol, hidrokarbon

12.komponen obat tetes telinga


 Cairan pembawa  propilenglikol atau gliserin. Keuntungan pelarut ini adalah
karenaviskositas yang cukup tinggi hingga kontak dengan permukaan mukosa
telinga akan lebih lama
 Pensuspensi  sorbitan (Span), polisorbat (Tween) atau surfaktan lain
 Pengental
 Pengawet
 Antioksidan  Nadisulfida/Na-bisulfit.
 Keasaman dan kebasaan, pH 5-7,8.
 Tonisitas
13.komponen zat untuk peng-isotonis (NaCl & glukosa)

14.cara untuk mendapatkan sediaan bebas pirogen = disterilisasi fgn cara dekstruksi,
inaktivasi (panas kering, panas basah, radiasi, gas dan kimiawi) dan eradikasi scr fisik
(filtrasi)

15.basis salep yang memiliki konsistensi tinggi  basis hidrokarbon (lipofilik)

16.tujuan adanya bantuan pemanasan dalam emulsi-suspensi (tegangan permukaan-


teg.antarmuka)  pemanasan tidsk efektif untuk memecahkan emulsi tipe air dalam
minyak da penambahan suatu elektrolit akan merusak kesetimbangan antar fase.

17.agar tablet tidak lengket pada alat (+ lubrikTEA


18.untuk bahan aktif yang tidak tahan pemanasan & pembasahan
19.komponen yang cocok untuk membuat gel bening
Carbopol sbg pengemulsi mempunyai viskositas antara 40.000 – 60.000 cP digunakan
sebagai bahan pengental yang baik memiliki viscositasnya tinggi, menghasilkan gel yang
bening. Propilen glikol (pelembap), TEA(tri etilen amin)

2.Sebutkan cara mengatasi reaksi hidrolisis suatu sediaan


o Hidrolisis merupakan suatu proses solvolisis dimana molekul obat berinteraksi
dengan molekul-molekul air menghasilkan produk pecahan dan konstitusi kimia
yang berbeda
o Stabilisasi :
o Determinasi pH optimum  Menyesuaikan pH larutan yang mempunyai konstanta
laju reaksi yang paling rendah, sehingga harus memilih dapar yang hati-hati
o Menekan kelarutan  maka akan menurunkan konsentrasi obat dalam larutan. Ex
sitrat, dekstrosa, sorbital danglukonat
o Membatasi kemungkinan obat berhubungan dengan air  obat disimpan dalam
bentuk kering atau pun disuspensikan dalam bubuk yang tidak larut dalam pembawa
yang sesuai bila akan digunakan. Contoh: amox dry sirup

3. Sebutkan keuntungan sediaan sustain released


o Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah
o Mengurangi frekuensi pemberian
o Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien
o Mengurangi efek samping yang merugikan
o Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan
Kekurangan
o Kemungkinan terjadinya kegagalan sistem lepas lambat sehingga bahan aktif yang
relatif tinggi dilepas sekaligus (dose dumping)
o Lebih sulit penanganan penderita apabila terjadi kasus keracunan atau alergi obat,
karena kandungan bahan aktif yang relatif lebih tinggi
o Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya pengembangan dan produksi yang
relatif lebih tinggi

4. Apa yang anda ketahui tentang BCS dan apa manfaatnya


BCS (Biopharmaceutical Classification System) atau sistem klasifikasi biofarmasetika
adalah suatu model eksperimental yang mengukur permeabilitas dan kelarutan suatu zat
dalam kondisi tertentu. Sistem ini dibuat untuk pemberian obat secara oral. Untuk
melewati studi bioekivalen secara in vivo, suatu obat harus memenuhi persyaratan
kelarutan dan permeabilitas yang tinggi.

Tujuan dari BCS adalah (Reddy dkk., 2011) :

1. Untuk meningkatkan efisiensi pengembangan obat dan proses peninjauan dengan


merekomendasikan strategi untuk mengidentifikasi uji bioekivalensi.

2. Untuk merekomendasikan kelas pelepasan cepat dari bentuk sediaan padat oral yang
secara bioekivalensi dapat dinilai berdasarkan uji disolusi in vitro.

3. Untuk merekomendasikan suatu metode untuk klasifikasi yang sesuai dengan disolusi
bentuk sediaan dengan karakteristik kelarutan dan permeabilitas produk obat.

BCS (Biopharmaceutical Classification System) atau sistem klasifikasi biofarmasetika


diklasifikasikan menjadi empat kelas, diantaranya adalah :
 Kelas I (Permeabilitas tinggi, Kelarutan tinggi) Misalnya Metoprolol, Diltiazem,
Verapamil, Propranolol. Obat kelas I menunjukkan penyerapan yang tinggi dan
disolusi yang tinggi. Senyawa ini umumnya sangat baik diserap. Senyawa Kelas I
diformulasikan sebagai produk dengan pelepasan segera, laju disolusi umumnya
melebihi pengosongan lambung.
 Kelas II (Permeabilitas tinggi, Kelarutan rendah) Misalnya Fenitoin, Danazol,
Ketokonazol, asam mefenamat, Nifedipine. Obat kelas II memiliki daya serap yang
tinggi tetapi laju disolusi rendah. Dalam disolusi obat secara in vivo maka tingkat
penyerapan terbatas kecuali dalam jumlah dosis yang sangat tinggi. Penyerapan obat
untuk kelas II biasanya lebih lambat daripada kelas I dan terjadi selama jangka waktu
yang lama. Korelasi in vitro-in vivo (IVIVC) biasanya diterima untuk obat kelas I
dan kelas II.
 Kelas III (Permeabilitas rendah, Kelarutan tinggi) Misalnya Simetidin, Acyclovir,
Neomycin B, Captopril. Permeabilitas obat berpengaruh pada tingkat penyerapan
obat, namun obat ini mempunyai laju disolusi sangat cepat. Obat ini menunjukkan
variasi yang tinggi dalam tingkat penyerapan obat. Karena pelarutan yang cepat,
variasi ini disebabkan perubahan permeabilitas membran fisiologi dan bukan faktor
bentuk sediaan tersebut. Jika formulasi tidak mengubah permeabilitas atau waktu
durasi pencernaan, maka kriteria kelas I dapat diterapkan (Reddy dkk., 2011).
 Kelas IV (Permeabilitas rendah, Kelarutan rendah) Misalnya taxol,
hydroclorthiaziade, furosemid. Senyawa ini memiliki bioavailabilitas yang buruk.
Biasanya mereka tidak diserap dengan baik dalam mukosa usus. Senyawa ini tidak
hanya sulit untuk terdisolusi tetapi sekali didisolusi, sering menunjukkan
permeabilitas yang terbatas di mukosa GI. Obat ini cenderung sangat sulit untuk
diformulasikan (Wagh dkk., 2010).

5. Sebutkan cara/metode membuat emulsi


1.Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah
komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga
diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
2.Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago
atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama
seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian
gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit
3.Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan
menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan
variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan
pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua
bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk,
dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.

6. Jelaskan cara sterilisasi sediaan larutan yang mengandung bahan termolabil


Cara bukan panas
Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung

mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami

mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap

panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni

gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar

α dan β).

Metode Kimia

a. Menggunakan bahan kimia


Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 70%, fenol

5%.

b. Sterilisasi gas

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap,

seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta

propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan

yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi

antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH,

-COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein

mengalami kerusakan dan mikroba mati.

7. Jelaskan metode sterilisasi akhir sediaan infuse  autoklaf 121C

8. Formulasi krim (dikasih formula, sebutkan fungsi tiap bahan). Contoh sediaan krim
(jawabanku waktu itu semacem cold cream, vanishing cream)

9. Penentuan mutu dalam pembuatan sediaan dengan metode granulasi basah

10. Sink condition dalam uji disolusi  terjadi jika konsentrasi bahan obat dalam
volume distribusi, meskipun proses pelarutan terus berlangsung, tetap dipertahankan pada
tingkat yang rendah, analog dengan proses pada resorpsi,

11.Diketahui kekuatan obat (soal waktu itu kekuatan obat sebesar 10 meq/L). diambil 5
mL diencerkan hingga 100 mL. tentukan kadar bahan aktif

12.Bahan tambahan untuk meningkatkan stabilitas sediaan suspensi


1. Sebutkan basis
a. Minyak dalam air
b. Absorbsi
Basis absorbsi. Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah
tertentu air dan larutan cair. Terbagi menjadi:
- Non emulsi co. Basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dan
minyak. Terdiri atas: Wool Fat, Wool Alcohols, Beeswax, dan Cholesterol.
- Emulsi A/M co. Terdiri atas: Hydrous Wool Fat (Lanolin), Oily Cream.
c. Gel

d. Pasta
- Basis hidrokarbon. Menghambat kehilangan air pada kulit dengan
membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Contohnya adalah Vaselin, White Petrolatum/Paraffin, White Ointment.
- Basis absorpsi
- Larut Air. Misalnya PEG (Polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat
aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat.

2. Sebutkan 4 ruangan steril, sebutkan 2 contoh kegiatan yang dilakukan dan syarat
partikulat yang diperbolehkan tiap-tiap ruangan!
 Kelas A digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang beresiko tinggi seperti pengisian
produksi steril.
 Kelas B digunakan untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis. Kelas ini adalah
lingkungan latar belakang untuk zona A
 Kelas C merupakan koridor ruangan steril
 Kelas D digunakan untuk pembuatan produk non steril seperti pembuatan tablet dan
pengemasan primer.
 Kelas E jarang digunakan akan tetapi pada beberapa sumber mengatakan bahwa kelas
E disebut juga sebagai gudang.
Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel
Jumlah partikel/m3
At rest In Operational
Hygine 5,0
Zoning Kelas 0,5 (µm) (µm) 0,5 (µm) 5,0 (µm)
A 100 ≤ 3.520 ≤ 20 ≤ 3.520 ≤ 20

B 100 ≤ 3.520 ≤ 29 352.000 ≤ 2.900
≤ ≤
C 10.000 ≤ 352.000≤ 2.900 3.520.000 29.000
≤ ≤
D 100.000 3.520.000 29.000 NS NS
E UC NS NS NS NS
Limit for Microbial contamination (In
operation)
Settle
plates
diam.
90mm Glove print,
Hygine Air sample (cfu/4 5 fingers
Zoning Class (cfu/m )
3
hours) (cfu/glove)
A 100 <1 <1 <1
B 100 10 5 5
C 10.000 100 50 NS
D 100.000 200 100 NS
E UC NS NS NS
 Keterangan : UC = Unclassif

 NS = No Specification

3. a.Tujuan penentuan endotoksin  adalah toksin yang dihasilkan oleh bakteri gram
negative. Endotoksin menyebabkan reaksi merugikan pada sediaan injeksi terutama untuk
tujuan parenteral. Maka perlu dilakukan pembatasan ukuran untuk menghindari
kecelakaan lebih lanjut.

b.Bagaimana prinsip penentuan endotoksin


Prinsip LAL test (Limulus amebocyte lysate)
 Uji LAL memanfaatkan dasar respon imun dari kepiting landam kuda terhadap invasi
bakteri gram negatif.
 Bahan-bahan yang terkandung dalam amubosit kepiting landam kuda terdiri dari
berbagai protein, faktor, kofaktor dan ion-ion yang berinteraksi menyebabkan
koagulasi
 Endotoksin Gram negatif mengkatalisis aktivasi proenzim dalam lisat amubosit
Limulus. Kecepatan awal aktivasi ditentukan oleh konsentrasi endotoksin
 Selanjutnya enzim yang diaktivasi (enzim koagulase) menghidrolisis ikatan spesifik
dalam suatu protein penggumpal (koagulogen) yang juga terdapat pada lisat amubosit
Limulus menghasilkan koagulin.
 Sekali terhidrolisis, koagulin yang dihasilkan bergabung dengan sendirinya dan
membentuk suatu gumpalan/bekuan seperti gel

5. Apa tujuan menurunkan tegangan permukaan minyak dan air.


Serta usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan stabilitas emulsi.
6. Suatu zat padat yang akan didispersikan kedalam cairan, sebutkan zat-zat yang
ditambahkan untuk menstabilkannya  suspensi
Komponen :
 Bahan pensuspensi / suspending agent, fungsinya adalah untuk memperlambat pengendapan,
mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin, dan bahan berlemak.
Contoh untuk golongan polisakarida yaitu seperti gom akasia, tragakan, alginat starc.
Sedangkan pada golongan selulosa larut air yaitu seperti metil selulosa, hidroksi etilselulosa,
avicel, dan na-cmc
 Bahan pembasah (wetting agent) / humektan, fungsinya adalah untuk menurunkan tegangan
permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak
larut. Misalnya gliserin, propilenglikol, polietilenglikol, dan lain-lain.

 Pemanis, fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Misalnya sorbitol dan sukrosa.
 Pewarna dan pewangi, dimana zat tambahan ini harus serasi. Misalnya vanili, buah-buahan
berry, citrus, walnut, dan lain-lain.
 Pengawet, metil atau propil paraben, asam benzoat, chlorbutanol, dan senyawa ammonium.
 Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi kecualiuntuk zat aktif yang mudah
terurai karena teroksidasi.misalnyahidrokuinon, asam galat, kasein, sisteina hidroklorida, dan
jugatimol.
 Pendapar, fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet, meningkatkan
kelarutan. Misalnya dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat, dan juga dapar karbonat.
 Acidifier, fungsinya untuk mengatur pH, meningkatkan kestabilan suspensi, memperbesar
potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan. Misalnya asam sitrat.
 Flocculating agent, merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan
secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya polisorbat 80 (untuk surfaktan),
tragakan (polimer hidrofilik), bentonit (untuk clay), dan juga NaCl (untuk elektrolit).

7. Pengertian dan kegunaan:


a. Organogel  yang basis (bahan dasar) / pelarutnya merupakan bahan organik (berasal
dari material hidup), bukan air. suatu gel yang dibuat dengan pelarut organik,
bukan hidrogel, awalnya sediaan yang dibuat adalah suatu organogel yang
mengandung minyak atsiri lokal (eugenol, eucalyptol, dan tymol) yang bisa
menempel dalam waktu yang relatif lama di gigi, sehingga efek “killing the
bactery” nya lebih hebat daripada mouthwash biasa dan akhirnya dapat
mengobati karies pada gigi.

b. Stratum korneum
1. Stratum corneum (lapisan tanduk). Stratum corneum merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum paling tebal pada telapak kaki
dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi.
2. Stratum lucidum (daerah rintangan). Stratum lucidum menunjukkan
berbagai daerah sawar hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.
3. Stratum granulosum (lapisan seperti butir). Stratum granulosum
berpartisipasi aktif dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum
diketahui jelas.
4. Stratum spinosum (lapisan sel duri). Stratum spinosum (stratum malpighi)
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-
beda karena adanya proses mitosis.
5. Stratum germinativum (lapisan sel basal). Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan
membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas sehingga
suatu saat menjadi lapisan cornium.

c. HLB
HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance) adalah nilai untuk
mengukur efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka
semakin tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan
surfaktan terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai
HLB yang cocok agar emulsi menjadi stabil

d. Natrium benzoate
e. Zat peningkat viskositas

8. Bagaimana upaya untuk mengatasi sediaan yang mengandung zat aktif yang mudah
terabsorbsi? Dibuat tablet

9. Sebutkan 4 data yang diperlukan pada preformulasi tablet dan kegunaan saat formulasi

10. Perhitungan :
0,9% NaCl dalam 1 liter infus, BM NaCl=58,5. Berapa miliekivalen NaCl yang
terkandung dalam infus? 1 gr dekstrosa setara dengan 0,18 gr NaCl,

Anda mungkin juga menyukai