1. IQWAL AKMAR
2. NABELLA YANZA
3. TASYA ANDINI
4. FARHAN YUSUF
LAPORAN LAPORAN
AWAL AKHIR KINERJA TOTAL
TANGGAL : TANGGAL :
B. TEORI DASAR
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam
memperluas permukaan cairan dengan satu satuan luas. Satuan untuk tegangan
permukaan (γ adalah j/m2atau dyne/cm atau N/m. Metode yang paling umum untuk
mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa
kapiler. dimana d adalah kerapatan cairan, r adalah jari-jari kapiler, g adalah
konstanta gravitasi, λ adalah panjang cairan yang akan ditekan atau akan
naik.(Dogra, 1990)
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan
gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan
luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka
cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka
cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut
dengan tegangan antar muka. (Douglas, 2001)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik
satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena
adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal
ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh
selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-
adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang
berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk
oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat
gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Dua batang gelas AB dan CD dibuat sama panjangnya dan saling dihubungkan
dengan dua utas benang AC dan BD.seperti pada gambar 1. di bawah ini.
Misalkan tegangan tali pada G dan A adalah Dyne. Masa benang dan selaput dapat
diabaikan CD. Berat dari sistem di bawah garis horizontal E-F ialah mg, gaya ini
ditahan oleh tegangan tali dan tegangan selaput;
2N + 2y GH = mg (1)
Misalkan P dan Q merupakan 2 buah titik yang berdekatan pada salah satu tali; dan
jari-jari lengkungan dari garis lengkung PQ adalah r, sedangkan sudut yang dibentuk
antara PQ dan pusatlengkungan adalah θ Iihat gambar 2.
Sudut POQ dan PQ = rθ. Karena berat benang dapat diabaikan dan tegangan selaput
sabun selalu tegak lurus benang, maka gaya normal N untuk sembarang temat pada
benang adalah tetap. Tegangan pada benang sepanjang PQ adalah N sin θ yan
sebanding dengan tegangan permukaan sabun sepanjang PQ yang besamya 2y PQ (
arahnya O ke P)
Jadi
Nsinθ =2γ PQ (2)
Karena N dan T konstan, maka r juga konstan, jadi AC dan BD setelah terjadi
selaput sabun membentuk lingkaran. Dengan mensubtitusikan persamaan (3) pada
persarmaan (1) dan bila jarak G-H diketahui adalah c, maka persamaan (1) dapat
dituliskan:
Buktikan
L2
1
r (b c) (5)
4(b c) 4
Dimana L adalah jarak lurus AC pada saat terjadi selaput. Dengan demikian :
mg
(6)
2(c 2r)
1 1
𝑟 2 = (2 𝐿)2 + [ ( 𝑟 − 2) ( 𝑏 − 𝑐) ]
1 1 1
𝑟2 = 𝐿2 + 𝑟 2 − 2𝑟. 2 ( 𝑏 − 𝑐 ) + ( 𝑏 − 𝑐 )2
4 4
1 1
𝑟(𝑏−𝑐)= 𝐿2 + ( 𝑏 − 𝑐 )2
4 4
1 2 1
𝐿 + 4 ( 𝑏 − 𝑐 )2
𝑟 = 4
(𝑏−𝑐)
𝐿2 1
𝑟 = + (𝑏−𝑐)
4(𝑏−𝑐) 4
𝑚 .𝑔
γ = (6)
2 ( 𝑐 +2𝑟 )
2N + 2ɣGH = m.g
N sin θ = 2ɣPQ ; θ = 15ᴼ
N = 2ɣr
Jika GH = c
Maka, 2N + 2ɣGH = m.g
2 ( 2ɣr ) + 2ɣc = m.g
2ɣr + 2ɣc = m.g
2ɣ ( 2r + c ) = m.g
𝑚.𝑔
ɣ =
2 ( 2𝑟 + 𝑐 )
2. Jelaskan perbedaan mekanisme pertambahan luas permukaan antar selaput
sabun yang direnggangkan dengan karet yang ditarik.
Jawab:
Perbedaannya terdapat pada gaya. Gaya yang digunakan dalam
pertambahan luas selaput sabun yaitu gaya kohesi. Ketika karet ditari
menggunakan gaya pegas, terdapat dua selaput tipis pada permukaan
selaput sabu tersebut dan di antara kedua selaput sabun terdapat selaput
air. Tegangan permukaan air menyebabkan selaput sabun dan air yang
berakibat meluasnya permukaan. Sedangkan saat karet ditarik semakin
kencang maka luas permukaannya semakin besar .lalu luas permukaan
sabun tidak merata, sedangkan luas permukaan karet merata.
3. Jelaskan mengapa silet atau jarum dapat terapung di atas permukaan air
Jawab:
Silet atau jarum dapat terapung di atas permukaan air bila ditaruh secara
perlahan-lahan. Itu karena adanya tegangan permukaan zat cair. Yang
menyebabkan adanya tegangan permukaan adalah adanya gaya kohesi atau
gaya tarik-menarik molekul pada fluida. Gaya tarik-menarik ini membuat
adanya ikatan yang cukup kuat antar molekul air. Jika molekul bagian
bawah permukaan air ditekan dengan diberi jarum, molekul bagian bawah
permukaan akan memberikan gaya pemulih ke atas, sehingga gaya
pemulih ke atas dapat menopang jarum agar tetap di permukaan air tanpa
tenggelam.
4. Jika anda mempunyai suatu pipa pegas yang lubangnya sangat kecil dan
ujungnya anda masukkan ke dalarn air maka air akan naik ke dalarn pipa.
Jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.
Jawab:
Tegangan permukaan pada airlah yang menyebabkan air akan naik ke
pipa. Hal tersebut membuat zat cair mempunyai sudut kontak c90 akan
naik keatas pipa lebih tinggi daripada permukaan zat cair. Semakin kecil
pipa maka semakin tinggi zat cair naik ke pipa. Tekanan di dalam zat cair
tesebut disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap
bagian zat cair.
F. TABEL PENGAMATAN
1. Tabel Massa
Suhu
Sebelum Percobaan
Sesudah Percobaan
Kelengkungan
No.
Bb Bg