Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai
perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan
perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu.
Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan energi, dan Hukum 2
Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Dalam pembahasan kita kali ini, kita akan mengacu pada sistem tertentu, yaitu Sistem
Terbuka dan Sitem Tertutup. Sistem terbuka adalah sistem dimana antara sistem dan
lingkungan memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi. Apabila hanya terjadi
pertukaran energi tanpa pertukaran materi, sistem disebut Sistem tertutup.
Adapun sistem terisolasi adalah jika antara sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran
materi dan energi.
Usaha Sistem pada Lingkungan, yaitu Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya
merupakan ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan.
Usaha pada Beberapa Proses Termodinamika, yaitu dalam termidinamika terdapat berbagai
proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik, isokhorik, dan adiabatik.
Hukum-hukum Termodinamika
Dalam termodinamika juga terdapat empat hukum dasar yang menjadi panduan dalam
keseluruhan kajiannya. Hukum-hukum termodinamika tersebut antara lain:
Hukum 0 Termodinamika: Jika dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga,
maka ketiga sistem saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum I Termodinamika: Berbicara tentang prinsip kekekalan energi yang berbunyi “Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari suatu
bentuk energi ke bentuk energi yang lainnya”.
Hukum II Termodinamika: Energi kalor tidak dapat seluruhnya diubah menjadi energi
mekanik atau usaha, tetapi sebagian akan terbuang.
Hukum III Termodinamika: Suatu saat sistem akan berada pada suhu nol absolut, proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini
menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem
(W), panas yang ditambahkan atau dikurangi pada sistem (Q), dan energi internal
sistem (U).
Hasil percobaan Joule menyatakan bahwa jumlah panas yang ditambahkan dan usaha
yang dilakukan pada sistem yang sama dengan perubahan energi internal sistem.
Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan hukum I termodinamika.
Dengan demikian, meskipun energi kalor sistem telah berubah menjadi energi
mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah seluruh energi tersebut selalu tetap. Secara
matematis, Hukum Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU = U2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk persamaan di atas tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
Sebagai tambahan terhadap energi luar, setiap benda memiliki energi yang tidak tampak
dari luar, energi inilah yang di sebut energi dalam. Energi dalam adalah jumlah energi kinetik
dan jumlah energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-molekul zat.
perubahan energi dalam hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, namun tidak
tergantung pada proses perubahan keadaan sistem. Energi dalam berbanding lerus dengan
suhu seperti bahasan Teori kinetik gas.
Untuk gas monoatomik, besarnya perubahan energi dalam :
ΔU = 3/2 nk ΔT atau ΔU = 3/2 nRΔT
U = U2 – U1
a. Formulasi usaha
Usaha W dapat di hitung dari persamaan W = F . s dengan F adalah besar gaya dan s
adalah besar perpindahan. Gaya F di timbulkan oleh tekanan gas P yang bekerja pada bagian
bawah penghisap, yang besarnya F = PA sehingga usaha W dapat di tulis W = (PA)s.
W = P V = P (V2 – V1)
Rumus W = P V hanyadapat di gunakan ntuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap
(proses isobarik). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus di hitung dengan cara integral.
𝑉2
W = ∫𝑉1 𝑃 𝑑𝑉
Usaha yang di lakukan oleh (atau pada) sistem (gas) sama dengan luas daerah di bawah
grafik P – V dengan batas volume awal, V1 , sampai dengan volume akhir, V2 .
Usaha yang di lakukan oleh ( atau pada ) sistem gas yang menjalani suatu proses siklus )
grafik P – Vnya di berikan ) sama dengan luas daerag yang di muat oleh siklus tersebut.
b. Formula kalor
Kalor yang di serap ( atau di berikan ) oleh sistem gas dapat di hitung dari rumus kalor
yang telah anda pelajari, yaitu sebagai berikut
Q = m c T atau Q = C T
Gas monoatomik
3 3
U = 2 𝑁𝑘𝑇 = 2 𝑛𝑅𝑇
Gas diatomik
5 5
U = 2 𝑁𝑘𝑇 = 2 𝑛𝑅𝑇
Dengan
N = jumlah molekul
n = besar mol,
a. Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan kedaan isobarik
𝑉 𝑉2 𝑉1
C = 𝑇 atau = 𝑇1
𝑇2
Usaha isobarik
W = P V = P (V2 – V1)
b. Proses isokhorik
Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan gas pada volume tetap.
𝑃 𝑃2 𝑃1
C = 𝑇 atau = 𝑇1
𝑇2
c. Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
PV = c atau P2 V2 = P1 V1
Usaha isotermal
𝑉2
W = nRT ln ( 𝑉1 )
d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan fas saat tidak ada aliran kalor yang
masuk kedalam sistem atau keluar dari sistem.
T1 V1-1 = T2 V2-1
4. Hukum I termodinamika gas
Seusuai dengan hukum kekekalan energi maka perubahan energi dalam sistem adalah
U = U1 - U2 = -W. Tanda negatif muncul karena kita mengikuti perjanjian tanda bahwa
usaha positif jika di lakukan oleh sistem dan negatif apabila di lakukan pada sistm.
a. Proses isotermal
Pada proses isotermal, suhu awal gas T1 sama dengan suhu akhir T2. Dengan
demikian, U = nRT = 0. Hukum pertama termodinamika memberikan persamaan
berikut.
U = Q –W 0 = Q –W Q=W
Proses isotermal
U = 0 dan Q = W
b. Proses isokhorik
Pada proses isokhorik, volume gas tetap ( V1 = V2 atau V = 0 ) sehingga usaha W
= 0. Hukum I termodinamika memberikan persamaan berikut.
U = Q –W U = Q – 0 atau U = Q
Proses isokhorik
W = 0 atau U = Q
c. Proses adiabatik
U = Q –W U = 0 – W atau U = -W
Proses adiabatik
Q = 0 atau U = -W
Ada tiga besaran yang umum di gunakan untuk menghitung kalor yang di terima atau
di lepaskan oleh suatu gas, yaitu kalor jenis, kapasitas kalor, dan kapasitas kalor
molar. Ketiga besaran ini berhubungan sehingga jika rumus salah satu besaran di
ketahui, rumus kedua besaran lainnya dapat di peroleh.
𝑄
C = T atau Q = C T
Kalor yang di berikan kepada gas untuk menaikan suhunya dapat di lakukan pada
tekanan tetp ( proses isobarik ) atau pada volume tetap ( proses isokhorik ).
Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap, Cp di definisikan sebagai kalor yang di
perlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada tekanan tetap.
Kapasitas kalor gas pada volume tetap, Cv di definisikan sebagai kalor yang di
perlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada volume tetap.
𝑄v
C = T atau Q = Cv T
3
Untuk gas monoatomik, U = 𝑛𝑅𝑇, sedangkan sebelumnya telah di peroleh U
2
= QV atau U = CV T.
𝐶𝑝
= Cv
Gas monoatomik
3 5 5
CV = 𝑛𝑅; Cp = 𝑛𝑅; = = 1,67
2 2 3
Gas diatomik
5 7 7
CV = 𝑛𝑅; Cp = 𝑛𝑅; = = 1,40
2 2 5
Selain besaran kapasitas kalor yang di gunaan di fisika, dalam kimia lebih sering di
gunakan besaran kalor molar. Kapasitas kalor molar adalah kapasitas kalor per mol.
𝐶
Cm = 𝑛 atau C = Cm n
QV = Cv T; QV = n Cv,m T
Gas monoatomik
3 5
Cm,v = R Cm,p = 2 R
2
Gas diatomik
5 7
Cm,v = R Cm,p = 2 R
2