Anda di halaman 1dari 18

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN UPAYA

PERJUANGAN KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM

DISUSUN OLEH :

- NUR ROHMAN
- ENDANG SETIANINGRUM
- DESSY WULANDARI
- MASRUR HAMID

Dosen Pengampu : Muhammad Rafi’i.S.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2014 /2015
JL. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI
Sum-sel 30657
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatNya
kami dapat merampungkan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
peradaban islam.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam mengantarkan


mahasiswa-mahasiswi dalam memahami “PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM
DAN UPAYA PERJUANGAN KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM” yang
merupakan salah satu indikator/tema dari mata kuliah SPI.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Rafi’i.S.Pd.I


selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
membimbing kami dalam mempelajari mata kuliah SPI, dan rekan-rekan yang selalu
mengingatkan tugas-tugas ini dan memberikan ide-ide yang positif untuk kami.

“Tidak ada gading yang tak retak”, dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Lempuing Jaya, Desember 2014

Penyusun

STAI AS-SHIDDIQIYAH ii SEJARAH PERADABAN ISLAM


DAFTAR ISI

Halaman Depan.........................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa Renaissance di Eropa ....................................................................3

2.2 Imperealisme Barat terhadap dunia Islam.............................................6

2.3 usaha umat Islam untuk mengatasi kondisi keterpurukan ................ 9

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN .........................................................................................13


3.2 SARAN ....................................................................................................13

Daftar Pustaka ................................................................................................. 15

STAI AS-SHIDDIQIYAH iii SEJARAH PERADABAN ISLAM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Umat Islam mengalami puncak kejayaan kedua pada masa tiga kerajaan Besar
berkuasa, yakni kerajaan Usmani, Safawi dan Mughal. Namun, seperti pada masa
kekuasaan Islam terdahulu, lambat laun kekuatan Islam menurun. Bersamaan dengan
kemunduran tiga kerajaan tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha
kebangkitannya.
Periode tiga kerajaan tersebut (1503-1789) bahkan disebutkan sebagai
periode-periode kejayaan peradaban Islam, setelah sebelumnya mengalami
kemunduran pasca jatuhnya dinasti Abbasiyah.1[1]

Namun, kemajuan pada masa itu lebih kepada aspek material, dan lemah pada

bidang pemikiran, sains, seni dan filsafat. Hal ini dapat dilihat dari perekonomian,

kekuatan militer dan wilayah teritorial negara yang kuat pada masa itu, namun

kemajuan tersebut tidak mendorong terjadinya kemajuan pada bidang pendidikan,

kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Ketidakseimbangan inilah yang akhirnya

menyebabkan ketidak mampunya menandingi kekuatan Eropa modern yang

didukung oleh sains dan teknologi.2[2]

Kebangkitan bangsa Barat bermuara pada semangat keilmuan yang begitu

tinggi, yang telah membawa bangsa Barat menuju penemuan-penemuan baru dan

penjelajahan samudra, serta revolusi industri hingga berujung pada imperialisme

terhadap wilayah-wilayah Islam pada khususnya.3[3]

1[1] Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Fajar Media
Press, 2011), h. 132.

2[2] Ibid., h. 132-135.

3[3] Ibid., h. 160.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 1 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Dengan organisasi dan persenjataan modern, pasukan perang Eropa mampu

melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam. Kekuatan-

kekuatan Eropa menjajah satu demi satu negara Islam. Perancis menduduki Aljazair

pada tahun 1830, dan merebut Aden dari Inggris sembilan tahun kemudian. Tunisia

ditaklukkan pada tahun 1881, Mesir pada tahun 1882, Sudan pada 1889. Sementara itu,

wilayah Islam di Asia Tengah juga tak luput dari penjajahan Barat. Umat Islam di Asia

Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, pemakalah dapat

merumusan masalah yang kemudian akan dikembangkan lagi dalam bab

pembahasan, di antaranya ialah :

1. Bagaimana gambaran Masa Renaissance di Eropa?

2. Bagaimana bentuk imperealisme Barat terhadap dunia Islam?

3. Bagaimana usaha umat Islam untuk mengatasi kondisi keterpurukan?

STAI AS-SHIDDIQIYAH 2 SEJARAH PERADABAN ISLAM


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Masa Renaissance di Eropa

Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama kerajaan Usmani


yang melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan
lautan, dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan.
Sejarah menceritakan bahwa setelah Christoper Colombus4[4] menemukan benua
Amerika (1492 M), dan akses baru ke belahan timur melalui Tanjung Harapan oleh
Vasco da Gama (1498) otomatis benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh
ke bawah kekuasaan eropa. Penemuan ini amat berpengaruh besar terhadap
kemajuan Eropa, karena dengan penemuan tersebut mereka tidak tergantung lagi
pada jalur lama yang notabene dikuasai oleh umat Islam.5[5]
L. Stoddard dalam The New World of Islam, menggambarkan bahwa dengan
sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan Eropa yang semula
terpojok segera menjadi yang di`pertuankan di laut dan dengan demikian, yang
dipertuan di dunia. Perekonomian bangasa-bangsa Eropa pun semakin maju karena
daerah-daerah baru terbuka baginya.
Tak lama setelah itu, mulailah kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam
yang semakin lama mengalami kemunduran. Kemajuan Barat itu dipercepat oleh
penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan terbukti dengan
munculnya universitas-universitas kenamaan diantaranya seperti Oxford dan
Cambridge di Inggris yang termasuk universitas paling awal berdirinya. Universitas-
universitas inilah yang kemudian menjadi pusat kajian yang menghidupkan kembali

4[4] Klaim Barat bahwa Columbus adalah orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika
ternyata dibantah oleh sederet sejarawan. Mereka menemukan dan mengemukakan fakta yang menunjukkan
bahwa orang Islam telah lebih dulu menyebarkan Islam di sana sekaligus membangun peradaban di sana. Dan
ini terjadi pada masa keemasan Islam, yaitu sekitar 603 tahun sebelum Columbus menginjakkan kaki di
benua tersebut (lihat: Heri Ruslan, dkk., Menyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam (Jakarta Selatan: Harian
Republika, 2011), h. 217.

5[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Cet. IV; Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1996), h. 174.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 3 SEJARAH PERADABAN ISLAM


kajian hukum Romawi, yang diwariskan oleh pemikir-pemikir Yunani seperti Plato
dan Aristoteles.
Setelah pada abad ke -14 dan 15, bangsa Eropa mulai mencoba melakukan
gebrakan dan eksperimen-eksperimen baru. Mereka tidak lagi puas dengan
kurikulum lama yang digunakan di universitas, mereka tidak lagi berdiam diri melihat
pasukan Islam menguasai daerah-daerah penting di wilayah laut Tengah. Mereka
ingin melakukan gebrakan perubahan menuju era baru yang dikenal dengan Masa
Renaissance. Masa Renaissence atau kelahiran kembali adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menyebutkan kebangunan intelektual yang mempengaruhi seluruh
fase kehidupan dan sejarah Eropa selama abad-abad pertengahan.6[6]
Kemajuan bangsa Barat semakin dipercepat oleh kamajuan di bidang sains dan
teknologi, yang sebelumnya memang telah ada cikal bakalnya. Beberapa kemajuan
teknologi yang dicapai antara lain penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan
revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi
perkepalan dan militer berkembang dengan pesat. Selain itu kemajuan di bidang
abad lamanya. Demikian pula pusat kekuasaan Romawi Timur yaitu Konstantinopel,
yang juga merupakan pusat agama Kristen dapat dikuasai oleh Islam, pada masa
Sultan Muhammad II (1453) dari dinasti Turki Usmani.
Bahkan kota Konstantinopel hingga saat ini masih dikuasai oleh Islam dan telah
berubah nama menjadi Istambul, yang sempat dijadikan ibu kota Turki Usmani
sebelum akhirnya dipindah ke Ankara. Terlepas dari hal tersebut, motivasi Barat
menjajah Dunia Islam adalah motivasi ekonomi, politik, hingga agama. 7[7]
Dalam Motivasi ekonomi dapat terlihat dari ekspansi Barat ke Asia Tenggara,
negeri tempat Islam baru mulai berkembang, merupakan wilayah yang subur dan
memiliki potensi sumber daya alam seperti rempah-rempah dan menjanjikan dalam
penanaman modal. Di samping rempah-rempah mereka juga membutuhkan negeri-
negeri tempat mereka dapat memasarkan hasil industrinya. Mereka melakukan
monopoli perdagangan dengan merebut bandar-bandar pelabuhan besar yang
sebelumnya menjadi daerah perdagangan umat Islam dari Arab, Persia, India, dan

6[6] Ibid., h. 160.

7[7] Ibid., h. 350.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 4 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Cina. Mereka menguras kekayaan pribumi dengan cara paksa, disertai kekerasan
senjata demi merebut bandar perdagangan tersebut.
Selain itu, India ketika berada pada masa pemerintahan Mughal adalah negeri
yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa, yang sedang
mengalami kemajuan berdagang kesana. Awal abad ke-17, Inggris dan Belanda mulai
menginjakkan kaki di India. Tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan
modal, dan tahun 1617 M Belanda mendapat izin yang sama.
Mulai saat itu, Inggris semakin leluasa untuk melebarkan sayapnya di Anak
Benua India dan sekitarnya. Pada tahun 1842 M, Keamiran Muslim Sind di India mulai
dikuasainya. Pada tahun 1857 M, kerajaan Mughal bahkan dikuasai penuh dan
setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India
dikuasai penuh oleh Inggris. Akhirnya, pada tahun 1899 M kesultanan Muslim
Baluchistan jatuh di bawah kekuasaan India-Inggris.8[8]
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, merupakan
daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu dan menjadi ajang perebutan negara-
negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di
negeri ini. Hal ini dimungkinkan karena dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-
kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat
ditaklukkan.9[9]

8[8]Badri Yatim, op. cit., h. 176.

9[9] Ibid.,h. 175.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 5 SEJARAH PERADABAN ISLAM


2.2 IMPEREALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
Seperti kedatangan Portugis, Belanda, Inggris, dan Spanyol dari abad ke 15
sampai 19 M di kawasan perdagangan internasional Malaka, Gujarat, dan lainnya.
Kekuasaan politik negara-negara Eropa berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-
20. Motivasi politik yang mereka galakkan ialah melakukan politik pecah belah, yaitu
penjajah dengan sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum bangsawan dan
rakyat kecil. Kaum bangsawan dibujuk untuk menuruti kehendak penjajah dengan
jaminan jabatan dan keuntungan tertentu, sedang rakyat kecil diawasi agar tidak
memberontak. Hal tersebut bertujuan untuk menghancurkan persatuan dan
kesatuan rakyat agar tidak ada kekuatan yang nantinya dikhawatirkan akan
mengancam keberadaan kaum penjajah.
Setelah bangsa Barat menguasai ekonomi dan politik negara-negara Islam,
terdapat pula negara Barat yang menjajah dunia Islam dengan melakukan
penyebaran agama Kristen melalui missionaris atau zending. Di antara bangsa Barat
yang memiliki ketiga motivasi ini adalah Spanyol dan Portugis. Hal ini tercermin pada
semboyan mereka dalam menjajah, yaitu Gold (semangat untuk mencari
keuntungan), Glory (Semangat untuk mencapai kejayaan dalam bidang kekuasaan,
dan Gospel (semangat untuk menyebarkan agama Kristen di masyarakat yang
terjajah.10[10]
Imperealisme Barat telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap
Peradaban umat Islam. Peradaban Islam berusaha diganti dengan peradaban Barat.
Penyebaran budaya yang merusak semakin nampak, misalnya budaya minuman
keras, berjudi, pergaulan bebas, dan sebagainya melanda kau terjajah. Dengan cara
inilah penjajah merusak peradaban dan generasi Islam.11[11]
Imperealisme Barat telah berdampak kepada hampir seluruh negara-negara
Muslim. Negara-negara Islam yang pertama kali dikuasai oleh Barat adalah negara-
negara Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India. Sedangkan negara-negara

10[10] Ibid., h. 350-352.

11[11] Ibid., h. 352.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 6 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Islam di Timur Tengah, yang masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani,
baru berhasil ditaklukkan pada masa berikutnya.12[12]
Ekspansi Barat ke Timur Tengah di mulai ketika Kerajaan Usmani mengalami
kemunduran sementara Barat mengalami kemajuan di segala bidang, seperti
perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi militer. Meskipun demikian,
nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa Barat sehingga mereka tidak
melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Islam. Namun,
kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun
1683 M menyadarkan Barat bahwa Kerajaan Usmani telah melakukan perubahan-
perubahan.
Mereka belajar dari kekalahan di Wina tersebut. Di antara pembaharuan yang
dilakukan ialah :
a. Pengiriman duta-duta ke Eropa, untuk melihat dan meneliti dari dekat
kemajuan Eropa.
b. Selanjutnya, berdirilah sekolah teknik militer pada tahun 1734, dengan
mendatangkan para ahli militer Eropa sebagai pengajarnya.
c. Adapun pembaharuan lainnya adalah penerjemahan buku-buku Eropa
ke dalam bahasa Turki, serta pembukaan percetakan, semua dilakukan
untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan.
Usaha-usaha ini baru membuahkan hasil setelah penghalang pembaharuan
utama, yaitu tentara Yenissari (merupakan pihak yang menolak adanya pembaharuan
ini) dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826. Namun, gerakan
pembaharuan ini ternyata tidak mampu menghentikan gerakan Barat yang begitu
cepat. Selama abad ke-18 M, Barat menyerang wilayah kekuasaan Turki Usmani yang
berujung pada penandatanganan Perjanjian san Stefano (Maret, 1878 M), dan
Perjanjian Berlin ( Juni-Juli, 1878 M) antara kerajaan Usmani dan Rusia, dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Turki Usmani di Eropa.

12[12] Badri Yatim, op. cit., h. 175.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 7 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Setelah terjadi Perang Dunia I pada tahun 1915, Turki Usmani berada di pihak
yang kalah, dan menjadi serbuan Sekutu hingga tahun 1919 M. Akhirnya, kekuasaan
Turki Usmani benar-benar tenggelam, bahkan kekhalifaannya dihapuskan (1924 M).
Semua daerah kekuasaannya, baik di Asia maupun Afrika, diambil alih oleh pihak
Eropa yang menang perang. Penetrasi Barat ke dunia Islam di Timur Tengah pertama-
tama dilakukan oleh Inggris dan Perancis yang memang sedang bersaing.13[13]
Di wilayah Afrika, beberapa negara Islam yang menjadi sasaran penjajahan di
anataranya adalah Mesir dijajah oleh Inggris (1882 M), Sudan dijajah oleh Inggris
(1899 M), Libya dijajah oleh Italia (1911 M), Tunisia dijajah oleh Prancis (1881 M),
Aljazair dijajah oleh Perancis (1830 M), Maroko dijajah oleh Perancis (1911 M), selain
itu Afrika Tengah dan Afrika Timur pun tak luput dari sasaran penjajahan.14[14] Tak
hanya itu, wilayah jazirah Arab juga menjadi sasaran penjajahan. Suriah dan Lebanon
juga pernah dikuasai oleh Perancis (1918 M), Palestina dan Yordania juga pernah
dikuasai oleh Inggris.15[15]
Sementara itu, Rusia menggerogoti wilayah Islam di Asia Tengah, seperti
Kaukasia (1834-1859), Samarkand dan Bukhara (1866-1872), dan Uzbekistan (1873-
1887). Hal tersebut merupakan imbas dari perjanjian San Stefano dan perjanjian
Berlin antara Rusia dan Turki Usmani.16[16]
Dengan kata lain di akhir abad XIX dan XX, dunia Islam hampir seluruhnya
berada dalam koloni Barat. Dunia Islam yang membentang dari Maroko hingga
Indonesia merupakan negeri-negeri kolonial yang dijadikan “sapi perahan” untuk
kemakmuran bangsa Barat17[17].

13[13] Ibid., h. 178-180.

14[14]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Cet. I; Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2003), h. 415-435.

15[15]Ibid., h. 414.

16[16]Badri Yatim, op. cit., h. 183.

17[17]Brockelman, History Of The Islamic Peoples (London: Routledge dan Kegan Paul,1982), h. 328.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 8 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Demikianlah, bahwa konflik serta intrik internal ditambah intervensi eksternal
(Barat) inilah di antara faktor-faktor yang telah menghancurkan budaya dan
peradaban Islam, ‘hingga tubuhnya terbujur kaku nan rapuh’, yang berikut menjadi
jalan kolonialisme besar-besaran Barat ke dunia Islam.
Jika ditilik secara mendalam, kolonialisme Barat terhadap Islam setidaknya
bersumber dari model citra dan persepsi Barat yang menganggap Islam sebagai
musuh dan rival Kristen. Kolonialisme yang menyertai semangat Evangelisme
(penginjilan) pada abad XIX tersebut mewarnai dunia dan masyarakat Islam kala itu.
Ide dan semangat Evangelisme, yang menganggap bahwa keselamatan (salvation)
terletak hanya pada pengakuan dosa dan penerimaan gospel Kristen, menciptakan
konfrontasi antara Kristendom dan Muslim dalam skala besar. Hal tersebut
membangkitkan kembali sikap permusuhan Eropa terhadap Islam.18[18]
Demikianlah Islam dengan krisis identitasnya, ditambah rongrongan bangsa
berjiwa imperialis yang merusak tatanan sistem politik, psikologi, sosial-budaya
hingga moralitas bangsa terjajah. Jelas, hal ini menghantam telak peradaban Islam,
sehingga dinamika menjadi mati, kemudian ‘berhenti di titik jajah’. Dominasi
ekonomi, kekuasaan hingga ideologi menjelma sebentuk potret muram gerakan
kolonialisme. Akhirnya, peradaban Islam bermuram durja.

2.3 USAHA UMAT ISLAM BANGKIT DARI KETERPURUKAN


Berada di bawah penetrasi dan kolonialisasi Barat ternyata tidak
sepenuhnya memberikan dampak negatif kepada umat Islam. Ada pelajaran
berharga yang didapatkan oleh umat Islam dari persinggungannya dengan peradaban
Barat yang sedemikian maju, dari sinilah gerakan-gerakan yang berusaha untuk
mewujudkan sintesa antara Islam dengan peradaban modern dengan meninjau
kembali ajaran-ajaran Islam dan menafsirkannya dengan interpretasi baru. Selain itu,
semangat umat Islam untuk mengobarkan kebudayaan Islam yang pernah jaya mulai
bangkit kembali, dengan mencoba merubah paradigma berfikir.19[19]

18[18]Tariq Ramadan, Menjadi Modern Bersama Islam; Islam, Barat, dan Tantangan Modernitas
(Jakarta: TERAJU, 2003), h. xi-xii.

19[19]Syamsul Bakri, op. cit., h. 174.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 9 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Dengan demikian yang dimaksud dengan kebangkitan Islam adalah kristalisasi
kesadaran keimanan dalam membangun tatanan seluruh aspek kehidupan yang
berdasar atau yang sesuai dengan prinsip Islam. Makna ini mempunyai implikasi
kewajiban bagi umat Islam untuk mewujudkannya melalui gerakan-gerakan, baik di
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Usaha untuk memulihkan kembali
kekuatan Islam dikenal dengan sebutan gerakan pembaharuan. Upaya pembaharuan
pun mulai bermunculan. Ada beberapa pola dalam pembaharuan yang dilakukan
oleh umat Islam.
Ada kelompok yang lebih dikenal sebagai kelompok modernis, karena mereka
berusaha untuk meniru pola dan sistem pendidikan modern ala Barat dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya pola ini
berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kemajuan Barat disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun beberapa tokoh pelopor
gerakan pembaharuan model ini adalah Sultan Mahmud II dari Turki
Usmani20[20],Sir Sayyid Ahmad Khan dari India21[21], Muhammad Ali Pasya di
Mesir22[22].
Ada pula Kelompok penggagas pembaharuan yang meyakini bahwa penyebab
kemunduran umat Islam adalah karena mereka meninggalkan ajaran Islam yang
merupakan sumber kemajuan dan kekuatan budaya, dan sebaliknya, umat Islam
lebih memilih untuk mengikuti ajaran-ajaran yang telah bercampur dengan ideologi
non-Islam. Selain itu, ditinggalkannya pola pikir rasional dan ditutupnya pintu ijtihad
juga diyakini sebagai penyebab kemunduran Islam.

20[20]Ia mendirikan sekolah-sekolah model Barat dan mengirim siswa-siswa ke


Eropa untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern langsung dari
sumbernya.

21[21]Ia mencoba mendirikan pendidikan berdasarkan model Barat untuk


memperbaiki posisi kaum muslimin di bawah kekuasaan Inggris. Dia merupakan seorang
modernis dalam interpretasinya terhadap al-Qur’an dan ajaran wahyu Islam.

22[22]Dia menciptakan gagasan dualism system pendidikan yang kemudian


menjadi acuan kebanyakan lembaga pendidikan Islam. Dualisme yang dimaksud adalah
dengan penggabungan antara sekolah-sekolah model barat yang terintegrasi dengan
madrasah bercorak tradisional.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 10 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Oleh karena itu, kelompok pembaharuan tipe ini mengajak umat Muslim untuk
kembali pada al-Qur’an dan Sunnah, dengan tidak mengabaikan ijtihad. Ijtihad
senantiasa diperlukan sebagai upaya penyesuaian ajaran Islam dengan
perkembangan zaman yang tentunya penuh dengan berbagai problematika.23[23]
Adapun beberapa tokoh yang mempelopori pembaharuan pola ini adalah
Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin al-Afghani, dan Muhammad Abduh.
Di sisi lain, muncul gagasan pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme
ini berdasar pada kenyataan bahwa umat Islam itu terdiri dari berbagai bangsa, yang
hidup dalam daerah dan lingkungan budaya yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan usaha pengembangan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi
masing-masing. Meskipun pada dasarnya ide nasionalisme berasal dari dunia Barat,
namun hal tersebut dianggap tidak bertentangan dengan Islam.24[24]akhirnya
gerakan nasionalisme muncul di berbagai wilayah seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan
kesemuanya tidaklah sama. Negara-negara tersebut dihadapkan dengan
permasalahan spesifik tentang kekuasaan Eropa, dan peduli terhadap permasalahan
dalam negeri mereka masing-masing, dan berupaya bebas dari kolonialisme bangsa
Eropa.25[25]
Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai
politik merupakan model utama umat Islam untuk memperjuangkan
kemerdekaannya. Adapun negara mayoritas muslim yang pertama kali
memerdekakan diri adalah Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada
tahun 1946, Syiria, Jordania, dan Libanon telah mengumumkan kemerdekaannya.
Selanjutnya adalah Pakistan, pada tanggal 15 Agustus 1947. Pada tahun 1951, Libya
memerdekakan diri. Adapun Mesir baru menganggap dirinya benar-benar merdeka
pada tanggal 23 Juli 1952 (setelah Raja Faruk digulingkan), meskipun sebenarnya
Mesir telah bebas dari Inggris sejak tahun 1922.

23[23]Fadil SJ., Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Cet. I;
Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 247-248.

24[24]Ibid., h. 248-249.

25[25]Albert Hourani, a History of Arab Peoples (Sejarah Bangsa-Bangsa


Muslim), diterj. Irfan Abu Bakar (Cet. I; Bandung: Mizan Pustaka, 2004), h. 590.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 11 SEJARAH PERADABAN ISLAM


Sudan dan Maroko merdeka pada tahun 1956, Malaysia (termasuk Singapura)
merdeka dari Inggris pada tahun 1957, Irak baru merasakan atmosfer kemerdekaan
pada tahun 1958, sedangkan Aljazair pada tahun 1962, dan Brunei Darussalam baru
merdeka pada tahun 1984. Selain itu, negara-negara Islam yang dulunya bersatu
dengan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan,
Tasjikistan,dan Azerbeijan, baru mendapat kemerdekaan pada tahun 1992, demikian
halnya dengan Bosnia yang juga baru mendapatkan kemerdekaan dari Yugoslavia
pada tahun yang sama.26[26]

26[26]Badri Yatim, op. cit., h. 188-189.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 12 SEJARAH PERADABAN ISLAM


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Setelah pada abad ke -14 dan 15, bangsa Eropa mulai mencoba melakukan
gebrakan perubahan menuju era baru yang dikenal dengan Masa Renaissance.
Masa Renaissance atau kelahiran kembali adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyebutkan kebangkitan intelektual yang mempengaruhi seluruh fase
kehidupan dan sejarah Eropa selama abad-abad pertengahan diantaranya
kemajuan bangsa Barat di bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi yang
kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa. Selain itu kemajuan di bidang
teknologi perkapalan dan militer membuat Eropa dengan mudah melakukan
kegiatan ekonomi dan perdagangan.
2. Dengan kemajuan Barat dalam berbagai bidang kehidupan, mereka ingin
kembali mengembalikan hak-hak yang telah dirampas oleh orang-orang muslim.
Yang akhirnya mereka melakukan ekspansi-ekspansi ke wilayah-wilayah muslim.
3. Penetrasi Barat atas dunia Islam telah memberikan pengaruh yang amat besar
terhadap umat Islam. Keunggulan mereka telah membukakan mata umat Islam
bahwa mereka jauh tertinggal, dan harus segera bangkit, sehingga lahirlah usaha
pembaharuan dalam Islam, dengan berpegang teguh kepada ajaran al-Qur’an
dan Sunnah, dan mencoba merubah paradigma berfikir yang cenderung
stagnan. Masyarakat Muslim untuk mengawali perjuangan aksi di semua bidang
kemundurannya, dari militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Meski hampir
seluruh Negara Muslim telah merdeka secara militer, namun peradaban Islam
mutakhir, belum juga mampu mengembalikan superioritas Islam dan kembali
memimpin peradaban dunia.

3.2 Implikasi
Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat
disikapi dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk
mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan
efisien. Problema-problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang

STAI AS-SHIDDIQIYAH 13 SEJARAH PERADABAN ISLAM


sama pada masa yang selanjutnya. Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai
bidang baik ekonomi, pendidikan, politik dan lain sebagainya.
Apa yang terlihat hari ini, tidak dapat dilepaskan dari peradaban orang-orang
sebelum hari ini. Sebuah adagium sejarah menyatakan “Jadikan sejarah sebagai
pelita dari masa silam yang selalu menerangi masa kini dan masa depan”. Melihat
sejarah Islam dengan bijak, masa lalu tidak dipandang dengan “romantisme sejarah”
dan masa depan tidak dipandang dengan pesimisme, melainkan dengan optimisme.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 14 SEJARAH PERADABAN ISLAM


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir Sejarah Peradaban Islam. Cet. II; Jakarta: Amzah. 2010.
Bakri, Syamsul. Peta Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Fajar Media Press. 2011.
Brockelman. History Of The Islamic Peoples. London: Routledge dan Kegan Paul.
1982.
Hourani, Albert. a History of Arab Peoples. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim, diterj.
Irfan Abu Bakar. Cet. I; Bandung: Mizan Pustaka. 2004.
Mughni, Syafiq A. Dinamika Intelektual Islam Pada Abad Kegelapan. Surabaya:
Lembaga Pengkajian Agama dan Masayarakat. 2002.
Ramadan, Tariq. Menjadi Modern Bersama Islam; Islam, Barat, dan Tantangan
Modernitas. Jakarta: TERAJU. 2003.
Ruslan, Heri .dkk. Menyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam. Jakarta Selatan: Harian
Republika. 2011.
SJ., Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Cet. I; Malang: UIN
Malang Press. 2008.
al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Cet. I;
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana. 2003.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Cet. IV; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1996.

STAI AS-SHIDDIQIYAH 15 SEJARAH PERADABAN ISLAM

Anda mungkin juga menyukai