KIMIA TANAH
Oleh:
Kelompok 6
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan
makalah in merupakan salah satu bentuk syarat penuntasan tugas Mata Kuliah
Biomedik I dengan judul “Kimia Tanah”
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, semoga Tuhan senantiasa membalas kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini, serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
KELOMPOK 6
i
DAFTAR ISI
Judul Makalah
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 24
3.2 Saran…………………………………………………………….. 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber
daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang
sangat subur dan mengandung banyak unsur hara. Namun seiring berjalannya
waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang
dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya,
penyelenggaraan pembangunan pertambangan yang telah menciptakan
lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu
diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Dampak negatif yang menimpa lingkungan perlu mendapatkan perhatian yang
serius karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari
badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup. Jika kita ingin mengetahui tentang pencemaran
tanah, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang lingkungan tanah.
1
7. Bagaimana cara mencegah dan menaggulangi masalah kesehatan yang
timbul akibat pencemaran tanah?
8. Apa manfaat tanah dalam dunia kesehatan?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kandungan material utama dari Bumi adalah, batuan dan air atau
cairan serta gas dimana material tersebut mengandung berbagai macam
unsur senyawa kimia yang dinyatakan sebagai material pembentuk kulit
bumi.Kulit bumi merupakan lapisan tanah yang merupakan bagian teratas
permukaan bumi dan sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, tempat
bermukimnya manusia serta makhluk hidup lainnya. Tanah terbentuk
melalui hasil pelapukan dan pengendapan batuan yang banyak mengandung
bahan organic maupun anorganik. Tanah (soil) berasal dari bahasa Latin
“solum” yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh
proses pembentukan tanah.Tanah merupakan akumulasi partikel mineral
yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk
karena pelapukan dari batuan. Diantara partikel-partikel tanah, terdapat
ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan atau udara.
B. Karakteristik Tanah
a.Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan
batang pohon. Tanah ini sangat subur dan sangat cocok untuk digunakan sebagai
3
lahan untuk menanam tanaman serta banyak dijumpai pada daerah hutan hujan
tropis.
b. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah tanah yang berasal dari batuan beku dan batuan
sedimen yang terdiri atas butiran kasar dan ada juga yang seperti kerikil.
c. Tanah aluvial
Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan lumpur
sungai dan terletak di dataran rendah. Tanah ini sangat cocok untuk lahan
pertanian karena tanah ini juga sangat subur.
4
v.pH tanah dibawah 6.
vi.Jumlah fosfor dan kalium sangat rendah pada daerah dengan curah hujan
rendah
vii.Sangat mudah untuk proses pengolahannya sehingga dapat menekan biaya
produksi.
viii.Memiliki tekstur tanah liat
ix.Epipedon tanah aluvial tidak memiliki struktur
x.Terdiri atas beberapa bahan induk, yaitu tanah aluvial pasir, lempung,
kapur, basa dan asam.
d. Tanah Podzolit
e. Tanah vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk akibat letusan gunung
berapi sehingga tanah tersebut sangat subur dan memiliki zat hara yang
banyak.
Adapun karakteristik tanah vulkanik adalah:
i.Memiliki banyak unsur hara seperti N, P, K, Fe dan Al. Sumber unsur hara
tersebut adalah lava gunung berapi.
5
ii.Pada lapisan atas berwarna hitam pekat dan pada lapisan bawah berwarna
cokelat, kemerahan dan kuning. Lapisan tersebut terbentuk dari larva yang
berpijar akibat etusan gunung berapi yang telah mengalami pendinginan
sehingga terbentuk lapisan yang berwarna – warni.
iii.Struktur tanah rentan terhadap erosi
iv.Sangat bagus digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan karena tanah
tersebut emngandung banyak unsur hara.
v.pH tanah 4 – 7.
f. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang kehilangan kesuburan dan unsur – unsur
hara karena larut terbawa air hujan dengan intensitas yang tinggi.
Ada pun ciri – ciri dan karakteristik dari tanah laterit adalah sebagai
berikut:
i.Memiliki pH netral
ii.Mengandung bahan organik
iii.Mudah menyerap air
iv.Hanya dapat ditanami oleh tanaman tertentu (Antara lain adalah jagung,
singkong, kopi, coklat, kelapa sawit dan palawija).
g. Tanah Mediteranian
Tanah mediteran adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang
rendah dan terbentuk dari proses pelapukan batuan kapur.
Karakteristik dari tanah mediteran adalah sebagai berikut:
i.Tanah ini juga mengandung banyak mineral seperti besi, air, aluminium,
dan senyawa organik lainnya yang membantu menyuburkan tanah.
ii.Tanah ini memiliki pH diatas 7 sehingga termasuk golongan tanah yang
alkalis dan dapat mengikat fosfat.
iii.Warna dari tanah ini adalah merah kekuningan dan ada juga yang berwarna
abu – abu.
6
h. Tanah Organosol
Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk ditanami
tanaman. Tanah tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa.
Adapun ciri- ciri atau karakteristik tanah organosol antara lain adalah:
i.Memiliki unsur hara yang rendah
ii.Tidak terlalu subur apabila dibandingkan dengan tanah humus
iii.Memiliki sifat sangat asam
i. Tanah Andosol
Tanah andosol adalah tanah yang mengandung mineral dan bahan
organik yang tinggi. Selain itu tanah ini juga memiliki karakteristik khusus
yaitu tanahnya gembur, licin, daya absorbsi sedang, memiliki kelembaban
yang tinggi, berwarna cokelat hingga hitam dan lain – lain.
j. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan tanah yang berasal dari pelapukan material
yang berasal dari letusan gunung berapi. Material itu antara lain adalah
debu, pasir, lahar dan lapili. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat
subur.
A. Struktur Tanah
7
B. Kandungan Kimia dalam Tanah
Kandungan kimia dalam tanah terdiri atas beberapa unsur, yaitu Karbon
(CO32-, HCO3-), Hidrogen (OH-, H+), Nitrogen (NH4+, NO2-, NO32-), Fosfor
(HPO42-, H2PO4-), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+),
Belerang (SO32-, SO42-), Besi (Fe2+, Fe3+), Molibden (MoO42-), Mangan (Mn+,
Mn2+), Tembaga (Cu+, Cu2+), Seng (Zn2+), Boron (BO32-), dan Klor (Cl).
Berdasarkan kandungan yang dimiliki oleh tanah dibagi menjadi dua, yaitu
kandungan makro dan kandungan mikro.
a. Kandungan Makro
Kandungan makro adalah kandungan yang terdapat pada tanah dalam
jumlah yang besar seperti nitrogen,fosfor, kalium, sulfur, kalsium, dan
magnesium.
i. Bahan organik
Bahan organik di dalam tanah adalah hasil dekomposisi organisme hidup
yang tersusun dari campuran polisakarida, lignin, dan protein, serta berasal
dari batuan dan mineral. Di dalam bahan organik selalu mengalami
penguraian sebagai aktivitas mikroba tanah. Bahan organik ini biasanya
berwarna coklat dan bersifat koloid yang dikenal dengan humus sehingga
semakin gelap warna suatu tanah maka kandungan bahan organiknya akan
semakin tinggi. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari
hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk
dari hancuran bahan organik tersebut melalui suatu kegiatan mikroorganisme
di dalam tanah. Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung
banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah
topsoil. Tanpa bahan organik, tanah dapat mengalami degradasi yang dapat
merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah.
ii.Nitrogen
Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pupuk, air hujan,
dan pengikatan oleh mikroorganisme dari nitrogen udara. Nitrogen terdapat di
8
dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Dalam siklusnya, nitrogen
organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral
mengalami imobilisasi. Sebagian Nitrogen terangkut, sebagian kembali
scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui
pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan, serta ada yang hilang atau
bertambah karena pengendapan.
iii. Fosfor
Unsur Fosfor dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan
mineral-mineral di dalam tanah. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat
banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar Fosfor
organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman
yaitu 0,2 – 0,5 %. Jika kadar Fosfor dalam tanah kurang, maka akan
berdampak pada tanaman yang pembelahan selnya terhambat dan
pertumbuhannya kerdil.
iv.Kalium
Kalium dalam tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-
mineral yang mengandung kalium dan melepaskan ion-ion kalium. Melalui
proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut
dan kembali ke tanah, selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut
akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi oleh
serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai kandungan
kalium yang melimpah.
v.Kalsium
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral esensial sekunder seperti
Magnesium dan Belerang. Kalsium dalam tanah yang berbentuk larutan
(Ca2+) dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh
kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan
sekunder dan tercuci. Kalsium dalam tanah berperan penting dalam
mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang
dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, serta
membantu aktivitas beberapa enzim.
9
vi. Magnesium
b. Kandungan Mikro
Kandungan mikro pada tanah adalah unsur hara adalah unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang kecil, tapi sangat berperan penting
pada pertumbuhan, antara lain Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga
(Cu), Molibden (Mo), Boron (B) dan Klor(Cl).
Sifat kimia tanah dipengaruhi oleh fenomena kimia yang terutama terjadi
antara fase padat dan fase cairnya. Menurut hukum aksi masa berbagai
bahan dibentuk menjadi larutan. Kesetimbangan terjadi di dalam tanah
antara bagian padat dan larutannya, bila kadarnya di dalam larutan
mengecil, sebagian bahan yang dalam fase padat masuk kedalam larutan dan
sebaliknya bila kadar dalam larutan meningkat sebagian bahan mengendap
dan bergabung lagi dalam fase padat di dalam tanah. Pada umumnya
komposisi tanah diketahui berdasarkan 3 fase yaitu :
1. Fase padat (50%) : bahan anorganik (45%) dan bahan organic (5%)
2. Fase cair (25%)
10
3. Fase gas (25%)
A. Fase Padat
b. Bahan Organik
Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan maupun hewan yang
berada di dalam tanah. Bahan organik ini termasuk dalam fase padat karena
berbentuk koloid. Bahan organik tanah berdasarkan pengetahuan kimia
yaitu: senyawa karbonat, protein, lignin, humus serta sejumlah kecil
senyawa lain. humus merupakan hasil perombakan bahan organik dalam
tanah. Humus ini terbentuk melalui proses biokimia majemuk yang rumit,
dalam proses inipun peranan jasad renik ternyata penting.
c. Partikel Tanah
Fase padat terdiri atas partikel tanah yang merupakan butir-butir bahan
yang menyusun tanah dalam berbagai ukuran yang disebut fraksi.
d. Fraksi Tanah
Fraksi tanah adalah sekelompok partikel-partikel tanah yang mempunyai
kisaran ukuran yang sama, serta dibagi menjadi 3 macam :
i.Fraksi pasir
ii.Fraksi debu
iii.Fraksi lempung
11
berbagai gas. Kandungan dan komposisi udara tanah ditentukan oleh
hubungan air tanah-tanaman. Kebanyakan reaksi biologi di dalam tanah
menggunakan oksigen yang menghasilkan karbon dioksida yang memuat
aerasi tanah penting bagi tanaman.
B. Fase Cair
Fase cair penyusun tanah adalah air yang menempati pori mikro tanah
dan biasa disebut sebagai larutan tanah. Fase cairan terdiri atas air dan zat-
zat terlarut.Zat-zat terlarut ini kadang-kadang berupa garam bebas, bahan-
bahan koloid lainnya dan kaloid zat oranik terlarut. Larutan tanah adalah air
yang terdapat diantara pori-pori tanah, larutan ini mengandung ion-ion
terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman diantaranya terdapat juga ion-
ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman seperti aluminium.
Larutan tanah identik larutan garam yang mudah berubah konsentrasinya
(kepekatan) dan susunan kimianya. Bagian cair tanah mengacu pada tanah
yang mengandung zat larut. Juga secara ketat didefinisikan sebagai
kelembaban tanah. Zat larut, zat gas, garam-garam anorganik organik dan
sederhana, beberapa di antaranya fase padat terserap oleh tanah. Sistem
tanah-fase dalam larutan tanah dipadatkan dan fase cair pada antarmuka,
beberapa proses kimia tanah, termasuk transformasi hara dan proses migrasi
yang dilakukan dalam hal ini.
C. Fase Gas
Fase gas adalah udara yang menempati pori makro tanah dan berfungsi
dalam respirasi akar.
A. Iklim
12
mempengaruhi proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka
proses pelapukan dapat berlangsung dengan lebih cepat sehingga
pembentukan tanah juga akan semakin cepat.Sementara itu, curah hujan
sangat mempengaruhi kekuatan erosi serta pencucian tanah. Padahal,
pencucian tanah yang berlangsung cepat dapat mengakibatkan tanah
menjadi asam atau pH tanah semakin rendah sehingga proses pembentukan
tanah pun juga semakin cepat.
13
C. Bahan Induk
Bahan induk tanah adalah bahan pembentuk utama atau asal dari tanah
tersebut. bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan
sedimen, serta batuan metamorf. Batuan induk ini akan hancur menjadi
bahan induk, lalu mengalami pelapukan, dan menjadi tanah.Umumnya,
tanah yang ada di permukaan bumi, akan memperlihatkan adanya sifat yang
sama dengan bahan induknya, terutama dalam sifat kimianya. Bahan induk
yang masih terlihat ini umumnya seperti tanah dengan struktur pasir yang
berasal dari bahan induk dengan kandungan pasir tinggi.
Selain itu, susunan kimia dan mineral dari bahan induk dapat memengaruhi
intensitas dari tingkat pelapukan dan vegetasi yang ada di atasnya. Bahan
induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah yang juga
memiliki kadar ion Ca yang banyak.Hal ini menghindarkan tanah dari
penyucian asam silikat yang dapat menyebabkan tanah berwarna kelabu.
Sebaliknya, apabila bahan induk memiliki kandungan kapur yang kurang,
maka hasilnya dapat terbentuk tanah yang warnanya lebih merah.
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Dalam hal ini, untuk daerah dengan
topografi yang miring dan berbukit, maka lapisan tanah di atasnya menjadi
lebih tipis akibat erosi. Sementara pada daerah yang datar, lapisan tanah
cenderung lebih tebal karena terjadi proses sedimentasi.
14
b. Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang memiliki sistem drainase
yang cukup jelek biasanya akan lebih sering tergenang air. Kondisi inilah
yang dapat menyebabkan tanah menjadi cendeng asam.
E. Waktu
Tanah merupakan suatuu benda yang ada di alam, yang terus menerus
mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi ini diakibatkan oleh
pelapukan dan penyucian yang terjadi secara terus menerus pula. Proses
yang terus berlangsung inilah yang menyebabkan tanah akan menjadi
semakin tua dan kurus.Jika ini terjadi, mineral tanah yang banyak
mengandung unsur hara akan habis akibat adanya proses pelapukan.
Kemudian yang tertinggal hanyalah mineral yang sukar lapuk, seperti
kuarsa.
A. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah yang terjadi secara alamiah tidak lain diakibatkan oleh
beberapa proses alami yang akhirnya menyebabkan adanya akumulasi tanah
dengan bahan kimia beracun, namun hal ini tidak banyak terjadi. Sedangkan
untuk yang tidak di sengaja namun tidak terjadi secara alami adalah
sebagaimana adanya kebocoran limbah, atau masuknya air tercemar dalam
permukaan tanah. Adapun untuk pencemaran tanah secara di sengaja dan
tidak alami diantaranya seperti adanya penggunaan pestisida yang
berlebihan dan pembuangan limbah sembarangan.
15
B. Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Tanah
16
3. Penggunaan Pupuk Anorganik
Dalam jangka waktu yang lama, polusi tanah dapat membawa dampak
buruk terhadap kesehatan, seperti:
17
2. Polusi tanah yang disebabkan merkuri dapat memicu kerusakan ginjal,
kerusakan saraf, penyakit jantung, dan kerusakan fungsi kekebalan tubuh.
3. Paparan timbal pada tanah yang tercemar berdampak buruk pada
kesehatan beberapa organ tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, dan paru.
4. Polusi tanah yang disebabkan oleh zat arsenik dalam jangka panjang
dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, paru, kardiovaskular,
dan kanker kulit.
5. Paparan pestisida dan herbisida dalam jangka panjang dapat
meningkatkan risiko penyakit kanker dan masalah sistem saraf atau hormon.
Dalam kadar paparan yang sangat tinggi, pencemaran tanah bahkan dapat
menyebabkan kematian. Keracunan bahan kimia dari polutan tanah seperti
timbal dapat menumpuk dalam tubuh hingga hitungan bulan dan tahun.
Padahal timbunan bahan ini dalam kadar sedikit pun dalam tubuh dapat
mendatangkan gangguan kesehatan serius. Pada anak usia di bawah 6 tahun,
timbunan timbal dapat mengganggu perkembangan kesehatan mental dan
fisik.
Pada kasus pencemaran tanah yang menyebabkan pencemaran pada air,
memasak air tersebut hingga mendidih bukanlah solusi. Air tanah yang
tercemar timbal misalnya, jika direbus justru akan menyebabkan konsentrasi
timbal meningkat.
18
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan
penanggulangan.
A. Langkah pencegahan
19
B. Langkah Penanganan
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ dan ex-situ.
20
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan dan venting (injeksi)
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun.
c. Fitoromediasi.
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau
pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa
organik beracun dalam tanah dengan menggunakan bantuan tanaman
(hiperakumulator plant). Terdapat beberapa keunggulan dari karakteristik
tanaman hiperkumulator yaitu, mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm
Mn, Zn, Ni; menyerap lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se; dan menyarap
lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co.
Proses Fitoremediasi
21
iii.Phytostabilization : penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
iv.Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba
v.Phytodegradation : penguraian zat kontamin
vi.Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk
yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya
Jenis tanah yang memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan adalah
tanah liat. Selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan keranik, tanah
liat juga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, diantaranya:
1. Lulur Alami
Tanah liat diketahui dapat digunakan sebagai lulur atau masker tubuh alami
karena mengandung zat baik yang bermanfaat untuk kulit.
2. Menyehatkan Pencernaan
Tanah liat memiliki kandungan alami seperti kaolin dan zat yang berbentuk
seperti sponge yang dapat membersihkan racun jahat bernama
aflatoxin.Manfaat kaolin dalam tanah liat juga bisa digunakan untuk
mengobati diare, menguatkan pencernaan, dan menjaga sistem kekebalan
tubuh.
3. Detoksifikasi Tubuh
Secara alami, tanah liat memiliki fungsi detoksifikasi yang bagus karena
mengandung muatan listrik negatif untuk menangkal racun dari
tubuh.Masalah racun adalah penyebab utama timbulnya alergi makanan,
masalah pencernaanm hingga sakit kepala kronis.
4. Pemurni Air
Tanah liat bentonit dapat membantu mengurangi racun yang terdapat dalam
makanan ataupun lingkungan.Anda bisa memanfaatkan tanah liat yang
22
dicampur dengan magnesium klorida untuk membersihkan florida pada air
minum agar aman dikonsumsi.
5. Menyembuhkan Luka
Mengatasi sakit kepala akut, menyembuhkan luka, serta menyamarkan
bekas luka dapat diatasi dengan mudah menggunakan tanah liat.Semua
manfaat di atas bisa didapatkan karena adanya kandungan zink serta zat besi
yang baik pada tanah liat.
6. Mencegah Infeksi
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tanah liat mengandung zat positif
yang dapat mencegah infeksi serta menghambat berbagai jeni bakteri
berbahaya pada luka.Bakteri tersebut di antaranya Escherichia coli,
Salmonella typhimurium, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aerus,
dan Mycobacterium marinum.
7. Anti Kanker
Manfaat terakhir sekaligus manfaat paling besar dari penggunaan tanah liat
adalah untuk mencegah dan mengobati kanker.Tanah liat bersifat anti-
karsinogenik sehingga secara medis dapat mencegah munculnya sel kanker
dalam tubuh dan bahkan mampu membersihkannya.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tanah berasal dari kata “solum”yang berarti bagian teratas dari kerak
bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah memiliki
karakteristik yang berbeda tergantung pada jenisnya. Adapun jenis tanah ialah
tanah humus, tanah pasir, tanah alluvial, tanah podzolit, tanah vulkanik, tanah
laterit, tanah mediteranian, tanag organosol, tanah andosol, dan tanah entisol.
Struktur tanah dibedakan menjadi dua yakni tanah berstruktur dan tidak
berstruktur. Tanah berstruktur terdiri dari granular, prismatic, platy, blocky, dan
columnar. Sedangkan tanah tidak berstruktur teridiri daro single grained dan
massive. Kandungan zat kimia dalam tanah terbagi menjadi dua yakni
kandungan makro dan kandungan mikro. Pada umumnya komposisi tanah
diketahui berdasarkan 3 fase, yaitu fase padat 50% : bahan anorganic (45%) dan
bahan organic (5%), fase cair 25%, dan fase gas 25%. Pembentukan tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim, organisme (vegetasi dan
jasad renik), bahan induk tanah itu sendiri, topografi/relief, dan waktu. Dewasa
ini pencemaran tanah marak terjadi. Adapun faktor yang mempengaruhi
pencemaran tanah ialah pembuangan sampah anorganik, penggunaan pestisida,
penggunaan pupuk anorganik, pembuangan limbah cair industry dari rumah
tangga, dan penimbunan senyawa asam. Pencemaran tanah itu sendiri membawa
dampak yang cukup serius dalam dunia kesehatan. Namun hal tersebut dapat
diminimalisirkan dengan melakukan langakh pencegahan dan penanggulan.
Ternyata, tanah juga dapat membawa manfaat terutama dalam dunia kesehatan.
Manfaat tersebut diantaranya sebagai lulur alami, menyehatkan pencemaran,
detoksifikasi tubuh, pemurni air, menyembuhkan luka, mencegah infeksi, dan
anti kanker.
3.2. Saran
24
10
DAFTAR PUSTAKA
iii