LESSON
LIQUIDITY
= 1.757.801.329.334 – 796.834.747.302
168.348.395
= 5.708,201
CR = Carrent Rasio
CR = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
= 1.757.801.329.334
796.834.747.302
artinya 1 rupiah utang (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya dengan 0,22
rupiah aset lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar ini semakin baik (semakin besar jaminan
untuk pembayaran utang jangka pendek perusahaan).
QR ( Quick Rasio )
= 1.757.801.329.334 – 122.374.171.018
796.834.747.302
Artinya 1 rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya oleh 2,05 rupiah aset
cepat (kas dan setara kas serta piutang usaha).
ACTIVITY
= 5.185.585.519.326
122.374.171.018 + 148.445.755.562
2
= 5.185.585.519.326
135.409.963.290
= 38,29 Kali
artinya dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 38,29 kali. Berputar maksudnya sejak
persediaan dibeli dan masuk ke gudang sampai persediaan itu keluar kembali saat dijual dihitung
satu kali perputaran. Semakin cepat perputaran persediaan, semakin efisen pemanfaatan aset
perusahaan berupa persediaan.
= 5.185.585.519.326
168.348.395
= 30.802,70
Artinnya asset tetap perusahaan berputar 30.802,70 kali dalam setahun. Nilai asset tetap yang
dgunakan adalah nilai bukunya .bisa juga digunakan harga perolehan dari asset tetap. Bila
terdapat perbedaan yang besar antara perputaran asset tetap bruto , hal ini berarti asset tetap
perusahaan telah lama disusutkan ,sehingga nilai bukunya menjadi kecil. Hal ini dapat
berindikasi bahwa asset tetap perusahaan digunakan secara efisien atau sebaliknya perusahaan
tidak melakukan peremajaan asset tetapnya.
= 5.185.585.519.326
3.921.803.353.510
= 1,322
PROVITABILITY
= 1.748.336.369.542
5.185.585.519.326
= 0,33
Jika perusahaan mempunyai ratio 33% artinya perusahaan memperoleh laba kotor sebesar
Rp.0.33
= 185.676.112.789
5.185.585.519.326
= 0,03
NPM ( Net Profit Margin )
= 133.821.901.227
5.185.585.519.326
= 0,02
Jika perusahaan mempunyai ratio 2% artinya penjualan sebesar 1 rupiah perusahaan memperoleh
laba sebesar Rp. 0.02 .besarnya persentase keuntungan Baik laba kotor maupun laba bersih
tergantung pada jenis usaha perusahaan , untuk perdagangan biasanya mempunyai persentase
laba lebih kecil dibanding dengan persentase laba perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan
faktor ratui, dimana perusahaan perdagangan mempunyai resiko lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan manufaktur
= 133.821.901.227
3.921.803.353.518
= 0,034
= 133.821.901.227
3.080.877.517.323
= 0,043 %
(artinya setiap 1 rupiah modal yang ditanamkan menghasilkan Rp 0,00043 keuntungan bersih).
= 22,68 Kali
(artinya harga pasar saham besarnya 22,68 kali dari laba per saham yang dihasilkan)
PER ( Price Earning Ratio )
= 100:22,68 = 4,409
Hasil tersebut artinya harga saham besarnya 4,409 kali dari laba per saham yang dihasilkan
DEBT
DR ( Debt Ratio )
= 3.080.877.517.323
3.921.803.353.518
= 0,78 %
Artinya sebanyak 0,78% aset perusahaan dibelanjai (didanai) oleh dana pinjaman. Semakin besar
rasio ini berdampak semakin besar resiko bagi kreditur dalam hal pengembalian pinjamannya
= 3.921.803.353.518 – 840.925.836.195
= 3,08
Jika prusahaan mempunyai financial leverage 3.08 x ,artinya para kreditur menempatkan dana
sebesar Rp 3.08 setiap modal sendiri.
= 185.676.112.789
65.133.356.393
= 2,85
Artinya 1 rupiah beban bunga dijamin pembayarannya oleh 2,85 rupiah laba usaha. Artinya
memberikan kepastian dalam pembayaran bunga bila semakin besar rationya. Masalah yang
dihadapi TIER adalah karena ratio ini didasarkan pada ebit yang bukan merupakan ukuran dari
tersediannya dana tunai untuk membayar beban bunga , karena didalam ebit sudah dikurangi
beban penyusutan yang merupakan beban non tunai.