Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS FLASH

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN SISTEM IMUN UNTUK KELAS XI SMA

Bayu Putra Suhartono, Endang Suarsini, dan Amy Tenzer


Universitas Negeri Malang

ABSTRAK: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan


multimedia interaktif berbasis flash untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI MIA 2 pada pembelajaran sistem imun yang valid, praktis, dan efektif.
Penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall
1983 yang terdiri dari 7 dari 10 tahapan. Berdasarkan hasil uji validasi oleh ahli
media, ahli materi dan praktisi lapangan dapat disimpulkan media memerlukan
revisi pada suara, petunjuk pemanfaatan, dan penambahan materi. Berdasarkan
hasil uji kepraktisan menunjukkan media sangat praktis dengan persentase
kepraktisan sebesar 92,7%. Hasil uji keefektifan menunjukkan media efektif
digunakan dalam pembelajaran sistem imun dibuktikan dengan peningkatan rerata
hasil belajar pengetahuan dari 74 menjadi 84,6 dan ketuntasan belajar klasikal dari
64% menjadi 90%.
Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, multimedia interaktif, sistem imun,
dan hasil belajar.

ABSTRACT: The purpose of this research and development was to produce a


valid, practical, and effective interactive multimedia based on flash to improve
student learning outcomes 11th grade of MIA 2 on the immune system learning.
This research adapted Borg and Gall 1983 research and development model that
consists of 7 from 10 steps. Based on the results of the validation test by media
experts, material experts and practitioners in the field can be inferred media
require a revision to the sound, utilization instructions, and additional material.
Based on practical test results show that media is very practical with practicality
percentage of 92.7%.. Based on the test results an increase in the effectiveness of
the learning outcomes that the average value of 74 became 84.6 and classical
learning completeness of 64% to 90% so that we can conclude an effective
medium in teaching the immune system.

Keywords: research and development, interactive multimedia, immune system,


and learning outcome.

Pembelajaran sistem imun yaitu pembelajaran biologi dengan salah satu


materi yaitu sistem imun, yang membahas sistem pertahanan tubuh dalam
menghadapi penyakit. Penjelasan mengenai komponen sistem imun beserta
mekanisme pertahanan tubuh cenderung abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
Oleh karena itu diperlukan penerapan cara lain agar pembelajaran materi Sistem
Imun ini dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 11 November 2014
dengan salah satu guru Biologi kelas XI SMAN 2 Kota Probolinggo diketahui
bahwa materi sistem imun merupakan materi yang sulit untuk dikuasai oleh siswa.
Kesulitan yang dialami siswa dikarenakan materi yang dipelajari cenderung

1
2

abstrak dan sulit dibayangkan terutama pada mekanisme kerja sistem imun.
Secara umum rerata nilai untuk materi sistem imun mencapai nilai 74 di bawah
kriteria kelulusan minimal (KKM) yaitu 75 sehingga perlu ditingkatkan lagi.
Persentase ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 64% di bawah persentase
ketuntasan belajar klasikal minimal yaitu 85%.
Permasalahan terkait pembelajaran sistem imun mencakup strategi dan
media pembelajaran. Guru merasa kesulitan merancang strategi pembelajaran
dikarenakan waktu pembelajaran materi sistem imun yang singkat. Strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung dengan metode ceramah.
Strategi yang konvensional juga dirubah dengan menggunakan Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran sistem imun. Media pembelajaran yang
sering digunakan oleh guru hanya berupa power point dimana kurang sesuai untuk
memahamkan siswa terkait sistem imun yang abstrak dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan analisis dari beberapa permasalahan tersebut pengembangan media
pembelajaran lebih tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada terkait
pembelajaran sistem imun.
Media pembelajaran penting digunakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru memerlukan media yang lebih interaktif
sehingga siswa juga bisa berinteraksi langsung dengan media untuk
mempermudah siswa memahami materi. Multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. (Daryanto, 2011: 49). Multimedia pada pembelajaran memungkinkan
siswa memproses informasi secara visual dan verbal, serta memanfaatkan potensi
otak siswa dalam belajar. Pembuatan multimedia interaktif dapat menggunakan
berbagai macam aplikasi atau software. Peneliti menggunakan salah satu aplikasi
yaitu flash. Oleh karena itu karya tulis yang berjudul “Pengembangan Multimedia
Interaktif Berbasis Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Sistem Imun untuk Kelas XI SMA” diperlukan agar pembelajaran
materi sistem imun dapat lebih mudah dipahami siswa.
3

METODE
Penelitian pengembangan ini mengadaptasi model penelitian dan
pengembangan Borg & Gall (1983) dan dibatasi sampai dengan tahap ketujuh.
Prosedur penelitian & pengembangan yang dilakukan yaitu, 1) pengumpulan
informasi dan penelitian, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk produk awal,
4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi produk utama, 6) uji coba lapangan
utama, dan 7) revisi produk operasional
Desain uji coba yang dilakukan, yaitu uji coba lapangan tahap awal dan uji
coba lapangan utama. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan dengan
memberikan lembar validasi media kepada validator ahli media, ahli materi, dan
praktisi lapangan untuk memperbaiki produk media. Uji coba lapangan utama
dilakukan dengan cara menerapkan multimedia interaktif materi sistem imun
kepada 30 orang siswa kelas XI MIA 2 SMAN 2 Kota Probolinggo untuk
mengetahui kepraktisan dan keefektifan media dalam pembelajaran sistem imun.
Jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa
skor respon siswa dan nilai tes evaluasi siswa. Data kualitatif berupa tanggapan
dan saran dari para validator maupun siswa.
Instrumen pengumpulan data menggunakan angket validasi, angket respon
siswa, soal tes evaluasi. Angket validasi diberikan pada ahli media, ahli materi,
dan praktisi lapangan dengan kriteria pilihan “YA” dan “TIDAK” untuk setiap
indikator. Angket respon siswa menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1-
4. Soal tes evaluasi berupa 7 soal uraian diberikan pada siswa untuk mengetahui
keefektifan media dalam pembelajaran.
Teknik analisis data pada uji validitas menggunakan teknik analisis
deskriptif. Teknik analisis deskriptif merupakan teknik analisis yang
menggunakan kata-kata lisan ataupun tulisan tentang data yang diperoleh dari
kegiatan pengumpulan data. Pada uji kepraktisan menggunakan teknik persentase
sedangkan uji keefektifan membandingkan rerata nilai kelas dan ketuntasan
belajar klasikal. dan mencari persentasekualitatif dan kuantitatif. Persentase
kepraktisan diperoleh dari rumus berikut.
Persentase Kepraktisan (%) = Skor yang diperoleh x 100%
Jumlah skor maksimal
4

Persentase kepraktisan yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan tingkat


kepraktisan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kriteria tingkat kepraktisan media
Persentase Tingkat
(%) Kepraktisan
85 -100 Sangat Praktis
70-84 Praktis
50-69 Cukup Praktis
50-54 Kurang Praktis
0-49 Tidak Praktis
(Diadaptasi dari Sihkabudin, 1991)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Validitas media
Validasi yang dilakukan oleh ahli media meliputi beberapa aspek yaitu,
aspek tampilan media, aspek pemrograman, dan aspek rekayasa perangkat lunak.
Pada setiap aspek sudah terdapat jabaran indikator yang harus tercapai untuk
menguji kelayakan media.
Pada aspek tampilan media terdapat 12 indikator yang dinilai oleh ahli
media. Berdasarkan hasil validasi pada 12 indikator yang meliputi 1) pemilihan
background pada tampilan menu utama dan sub menu sudah sesuai, 2) jenis font
huruf dapat dibaca dengan jelas, 3) ukuran font huruf yang digunakan sudah
sesuai, 4) proporsi warna antara teks dan background sudah kontras, 5) jarak antar
teks yang sudah sesuai, 6) gambar yang dipilih dalam materi sudah jelas, 7) suara
yang digunakan dapat didengar dengan jelas, 8) keterangan pada tombol navigasi
menu utama sudah jelas, 9) animasi yang digunakan sudah menarik, 10) tampilan
video yang digunakan sudah jelas, 11) ukuran tampilan media pada layar
komputer sudah sesuai, 12) tampilan media dapat memfokuskan peserta didik
pada isinya mendapatkan penilaian “YA”. Indikator tersebut telah dinyatakan
layak tanpa ada tambahan keterangan kecuali indikator ke-7 terdapat tambahan
yaitu lebih dioptimalkan lagi.
Pada aspek pemrograman terdapat 10 indikator yang dinilai oleh ahli
media. Berdasarkan hasil validasi pada 10 indikator yang meliputi 13) menu
utama dapat dioperasikan dengan mudah, 14) menutup dan membuka program
5

mudah dilakukan, 15) yaitu mengubah ukuran media pada layar komputer mudah
dilakukan, 16) tombol navigasi dapat berfungsi dengan baik, 17) pengoperasian
video mudah, 18) reaksi tombol saat digunakan sudah sesuai, 19) memilih sub
menu utama mudah dilakukan, 20) petunjuk teknis penggunaan media mudah
dipahami, 21) kembali ke menu utama mudah dilakukan, 22) efek transisi menu
tidak berlebihan mendapatkan penilaian “YA”. Indikator tersebut telah dinyatakan
layak tanpa ada tambahan keterangan.
Pada aspek rekayasa perangkat lunak terdapat 2 indikator yang dinilai oleh
ahli media. Berdasarkan hasil validasi pada 2 indikator yang meliputi 23) media
menggunakan software yang umum dan mudah digunakan oleh khalayak umum,
24) media dapat dioperasikan dengan baik di laptop atau PC tanpa ada error
mendapatkan penilaian “YA”. Indikator tersebut telah dinyatakan layak dengan
tambahan keterangan yaitu lengkapi dengan pentunjuk pemanfaatan dan
spesifikasi produk.
Validasi yang dilakukan oleh ahli materi meliputi beberapa aspek yaitu,
aspek kompetensi, aspek kebenaran isi, aspek bahasa, dan tes evaluasi. Pada
setiap aspek sudah terdapat jabaran indikator yang harus tercapai untuk menguji
kelayakan media.
Pada aspek kompetensi terdapat 7 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 6 indikator yang meliputi 1) materi yang dibahas
sesuai dengan silabus, 2) penjelasan mengenai struktur dan fungsi sel pada sistem
imun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, 3) penjelasan mengenai
antigen dan antibodi sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, 4) penjelasan
mengenai mekanisme pertahanan tubuh sudah sesuai dengan indikator
pembelajaran, 5) penjelasan mengenai respon kekebalan tubuh sudah sesuai
dengan indikator pembelajaran, dan 7) penjelasan mengenai imunisasi sudah
sesuai dengan indikator pembelajaran mendapatkan penilaian “YA”. Enam
indikator tersebut telah dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan
sedangkan indikator ke-6 yaitu penjelasan mengenai gangguan dalam sistem imun
sudah sesuai dengan indikator pembelajaran belum dikatakan layak karena tidak
ada pada media dan juga pada rancangan pelaksanaan pembelajaran sehingga
harus direvisi.
6

Pada aspek kebenaran isi terdapat 19 indikator yang dinilai oleh ahli
materi. Berdasarkan hasil validasi pada 18 indikator yang meliputi 8) gambar
yang digunakan sudah sesuai untuk merepresentasikan sel basofil, neutrofil,
eosinofil, monosit, limfosit, makrofag, dan sel tiang, 9) konsep mengenai struktur
dan fungsi sel pada sistem imun sudah benar, 10) konsep mengenai antibodi
beserta penjelasan dari jenis antibodi sudah benar, 11) gambar yang digunakan
sudah merepresentasikan antigen dan antibodi, 12) konsep mengenai kekebalan
bawaan sudah benar, 13) konsep mengenai kekebalan adaptif sudah benar, 14)
konsep mengenai mekanisme respon humoral dan respon diperantarai sel sudah
benar, 16) video yang digunakan sudah merepresentasikan mekanisme respon
humoral, 17) video yang digunakan sudah merepresentasikan mekanisme respon
diperantari sel, 18) konsep mengenai respon kekebalan berupa peradangan dan
alergi sudah benar, 19) gambar yang digunakan sudah merepresentasikan proses
peradangan, 20) video yang digunakan sudah merepresentasikan mekanisme
peradangan, 21) suara dari video dapat terdengar dengan jelas, 22) konsep
mengenai gangguan dalam sistem imun sudah benar, 23) contoh-contoh peyakit
yang digunakan dalam materi sudah cukup, 24) gambar yang digunakan sudah
merepresentasikan penyakit lupus, artritis reumatoid, dan AIDS, 25) konsep
mengenai imunisasi beserta penjelasan contoh imunisasi sudah benar, 26) gambar
yang digunakan sudah merepresentasikan imunisasi secara oral dan suntik
mendapatkan penilaian “YA”. Indikator tersebut telah dinyatakan layak tanpa ada
tambahan keterangan kecuali pada indikator ke-8 terdapat tambahan yaitu tambah
sel tiang, dan indikator ke-12 terdapat tambahan yaitu perbaiki kalimat pada
proses umum dan patogen.
Indikator ke-15 yaitu gambar yang digunakan sudah merepresentasikan
pertahanan penghalang dan pertahanan internal pada kekebalan bawaan belum
dinyatakan layak karena harus ditambah penjelasan tentang asal mukus sehingga
harus direvisi.
Pada aspek bahasa terdapat 2 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 2 indikator yang meliputi 27) bahasa yang
digunakan sudah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), 28) bahasa
yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda dan mudah dipahami
7

mendapatkan penilaian “YA”. Indikator tersebut telah dinyatakan layak tanpa ada
tambahan keterangan.
Pada aspek kebenaran isi terdapat 2 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 2 indikator yang meliputi 29) soal tes evaluasi
sudah mencakup keseluruhan materi, 30) soal tes evaluasi sudah sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif siswa mendapatkan penilaian “YA”. Indikator
tersebut telah dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan.
Validasi yang dilakukan oleh praktisi lapangan meliputi beberapa aspek
yaitu, aspek media, aspek pembelajaran, aspek kompetensi, dan aspek bahasa.
Pada setiap aspek sudah terdapat jabaran indikator yang harus tercapai untuk
menguji kelayakan media.
Pada aspek kebenaran isi terdapat 11 indikator yang dinilai oleh ahli
materi. Berdasarkan hasil validasi pada 11 indikator yang meliputi 1) Pemilihan
background pada tampilan menu utama dan sub menu sudah sesuai, 2) Teks yang
digunakan baik jenis, ukuran, maupun warnanya dapat dibaca dengan jelas, 3)
Gambar yang dipilih dalam materi sudah jelas, 4) Suara yang digunakan dapat
didengar dengan jelas, 5) Keterangan pada tombol navigasi menu utama sudah
jelas, 6) Animasi yang digunakan sudah menarik, 7) Tampilan video yang
digunakan sudah jelas, 8) Tampilan media pada layar komputer sudah sesuai, 9)
Menu utama dan tombol navigasi dapat dioperasikan dengan mudah, 10) Menutup
dan membuka program mudah dilakukan, 11) Pengoperasian media mudah telah
dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan mendapatkan penilaian “YA”.
Sebelas indikator telah dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan.
Pada aspek kebenaran isi terdapat 8 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 8 indikator yang meliputi 12) penempatan media
pada langkah pembelajaran sudah sesuai, 13) konsep tentang struktur dan fungsi
sel pada sistem imun sudah benar, 14) konsep tentang antigen dan antibodi sudah
benar, 15) konsep tentang mekanisme pertahanan tubuh sudah benar, 16) konsep
tentang respon kekebalan tubuh sudah benar, 17) konsep tentang gangguan dalam
sistem imun sudah benar, 18) konsep tentang imunisasi sudah benar, 19) soal tes
evaluasi sudah mencakup keseluruhan materi mendapatkan penilaian “YA”.
Delapan indikator telah dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan.
8

Pada aspek kebenaran isi terdapat 3 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 3 indikator yang meliputi 20) materi yang
dibahas sesuai dengan silabus, 21) materi yang digunakan dapat mencapai
indikator pembelajaran, 22) materi yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat
kemampuan kognitif peserta didik mendapatkan penilaian “YA”. Tiga indikator
telah dinyatakan layak tanpa ada tambahan keterangan.
Pada aspek kebenaran isi terdapat 2 indikator yang dinilai oleh ahli materi.
Berdasarkan hasil validasi pada 2 indikator yang meliputi 23) bahasa yang
digunakan sudah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), 24) bahasa
yang digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda
mendapatkan penilaian “YA”. Dua indikator tersebut telah dinyatakan layak tanpa
ada tambahan keterangan.
Berdasarkan hasil validasi para ahli, kemudian dilakukan revisi pada
media sesuai tanggapan dan saran validator. Revisi bertujuan menjadikan media
lebih layak digunakan dalam pembelajaran. Revisi yang dilakukan meliptui revisi
dari tanggapan dan saran ahli media, ahli materi, dan praktisi lapangan.
Berdasarkan hasil tanggapan dan saran dari ahli media pada angket uji
validasi dapat disimpulkan revisi terhadap media seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Revisi Berdasarkan Tanggapan dan Saran Ahli Media
Sebelum Revisi Setelah Revisi
 Suara yang digunakan kurang terdengar  Suara yang digunakan lebih ditambah
jelas lebih dioptimalkan lagi volumenya
 Perlu dilengkapi dengan petunjuk  Petunjuk pemanfaatan dan spesifikasi
pemanfaatan dan spesifikasi minimun minimun perangkat telah dibuat
perangkat

Berdasarkan hasil tanggapan dan saran dari ahli materi pada angket uji
validasi dapat disimpulkan revisi terhadap media seperti pada Tabel 6.
Tabel 6 Revisi Berdasarkan Tanggapan dan Saran Ahli Materi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
 Penjelasan mengenai gangguan dalam  Penambahan penjelasan mengenai
sistem imun tidak ada pada indikator gangguan dalam sistem imun pada
pembelajaran dalam media indikator pembelajaran dalam media
 Perlu ditambah penjelasan mengenai sel  Penambahan penjelasan mengenai sel
tiang tiang
 Perbaiki kalimat terutama pada kata  Kata “proses umum” dihilangkan dan
“proses umum” dan “patogen” sebelum kata “patogen” diberi tambahan
kata “mikroorganisme”
 Perlu ditambah penjelasan tentang asal  Penjelasan tentang asal mukus telah
mukus ditambahkan
9

 Perlu ditambah contoh setelah penjelasan  Contoh respon alergi seperti gatal, kulit
respon alergi kemerahan, dan rasa sakit
 Perlu ditambah HIV pada rancangan  HIV telah ditambahkan pada rancangan
pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
 Perlu ditambah penjelasan cara penularan  Cara penularan dan pencegahan dari
dan pencegahan dari penyakit AIDS pada penyakit AIDS telah ditambahkan pada
media media
 Perlu ditambah penjelasan singkatan  Penjelasan tentang singkatan APC yaitu
seperti APC dan MHC pada video tentang Antigen Presenting Cell atau sel penyaji
respon kekebalan humoral dan antigen dan MHC atau Mayor Histo
diperantarai sel Compatibility pada video tentang respon
kekebalan humoral dan diperantarai sel
telah ditambahkan

Berdasarkan hasil tanggapan dan saran dari praktisi lapangan pada angket
uji validasi dapat disimpulkan revisi terhadap media seperti pada Tabel 7.
Tabel 7 Revisi Berdasarkan Tanggapan dan Saran Praktisi Lapangan
Sebelum Revisi Setelah Revisi
 Bahasa yang digunakan disesuaikan  Bahasa yang digunakan telah
dengan tingkat kemampuan kognitif disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa, seperti opsonisasi dan penaut kognitif siswa yaitu dengan mengganti
silang istilah opsonisasi dan penaut silang
dengan melemahkan antigen
 Suara yang digunakan kurang terdengar  Suara yang digunakan lebih ditambah
jelas lebih dioptimalkan lagi volumenya

Kepraktisan Media
Data kuantitatif untuk uji kepraktisan diperoleh dari hasil penilaian siswa
pada angket uji kepraktisan. Rekapitulasi hasil penilaian siswa diperoleh total skor
445. Total skor yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga menghasilkan
persentase kepraktisan sebesar 92,7%. Berdasarkan persentase kepraktisan yang
diperoleh menunjukkan bahwa media ini sangat praktis.

Keefektifan Media
Data kuantitatif untuk uji keefektifan media dalam proses pembelajaran
diperoleh dari rerata hasil nilai tes evaluasi seluruh siswa dan persentase
ketuntasan belajar klasikal. Hasil tes evaluasi yang diperoleh setelah
menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran adalah 84,6. Uji
keefektifan media dilakukan dengan cara membandingkan nilai rerata hasil tes
evaluasi kelas dan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dengan nilai rerata
hasil tes materi sistem imun dan ketuntasan belajar klasikal dari siswa angkatan
10

sebelumnya. Berdasarkan hasil tes evaluasi diperoleh jumlah siswa yang tuntas
atau mencapai KKM yaitu 27 siswa dari total 30 siswa.
Berdasarkan hasil penilaian siswa angkatan tahun sebelumnya
menunjukkan peningkatan hasil belajar pada rerata nilai kelas dan ketuntasan
belajar klasikal. Rerata nilai kelas meningkat dari 74 menjadi 84,6 sedangkan
ketuntasan belajar klasikal dari 64% menjadi 90%. Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif ini efektif
digunakan dalam pembelajaran sistem imun.
Multimedia interaktif yang dikembangkan memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari produk ini yaitu, 1) media pembelajaran telah
dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan siswa, 2) media pembelajaran telah
mengikuti aspek 5M dari pendekatan ilmiah, 3) media pembelajaran telah melalui
uji validitas, uji kepraktisan, serta uji keefektifan dan dinyatakan sangat layak,
sangat praktis, dan efektif digunakan dalam pembelajaran sistem imun, dan 4)
adanya integrasi antara gambar, teks, video, dan suara mampu meningkatkan
perhatian siswa untuk mempelajari materi sistem imun sehingga tidak
memberikan kesan monoton. Kekurangan dari produk ini yaitu, media
pembelajaran ini terbatas hanya dapat diterapkan di sekolah yang telah memiliki
fasilitas perangkat komputer dan LCD yang memadai.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa telah
dikembangkan multimedia interaktif pembelajaran sistem imun yang memerlukan
perbaikan pada suara media, penambahan materi terutama pada gangguan dalam
sistem imun, dan lebih disesuaikan dengan indikator. Multimedia intraktif juga
sangat praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran sistem imun.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat
diajukan, antara lain: 1) pemanfaatan produk multimedia interaktif ini juga
memerlukan bimbingan dari guru, 2) produk ini masih butuh pengenalan kepada
instansi pendidikan dengan mempromosikan media pada seminar maupun
pameran pendidikan sehingga media bisa digunakan oleh semua sekolah tidak
hanya sekolah yang digunakan untuk uji coba saja, dan 3) produk ini dapat
11

digunakan untuk penelitian eksperimen oleh mahasiswa yang berminat sehingga 3


tahapan dari model pengembangan yang digunakan dapat terlaksana dan 10
tahapan dari model pengembangan dapat tercapai.

DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Baharuddin. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Interaktif
Pada Mata Diklat Memasang Instalasi Penerangan Listrik. Jurnal
Teknologi Pendidikan, (Online), 5(2) : 219-227,
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd),
diakses 14 Desember 2014.
Binanto, I. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Penerbit Andi, (Online),
(https://books.google.co.id/books?id=6LqNAgAAQBAJ&pg=PT34&dq=t
eaching), diakses 15 Desember 2014.
Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New
York & London: Longman Inc.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Pariatin,Y dan Ashari, Y. Z. 2014. Perancangan Media Pembelajaran Interaktif
Mata Pelajaran PKN untuk Penyandang Tunarungu Berbasis Multimedia.
Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut, (Online), 11(1) : 1-9.
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5
du%2Ffile%2F06._Resti_Fauziah_165-c2E), diakses 14 Desember 2014.
Sihkabudin., Ibrahim., Manan, A., Kustiawan, U. 1991. Evaluasi Media
Intruksional. Malang: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas IKIP
Malang.
Susilana, R. dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Peniliaian. Bandung: CV Wacana Prima, (Online),
(https://books.google.co.id/books?id=6LqNAgAAQBAJ&pg=PT34&dq=t
eaching+for+student+learning+arends&hlfalse), diakses 15 Desember
2014.

Anda mungkin juga menyukai