Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Kerang darah dapat hidup di kedalaman air maksimal 20m tetapi sebagian
besar hidup di daerah pesisir pantai. Kerang darah adalah spesies intertidal yang
secara alami hidup di bawah lumpur dengan tingkat salinitas yang relatif rendah.
Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi-gigi yang halus. Letak mulut
terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic.
Linea lateralis tidak sempurna atau terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik
pada garis rusuk bagian atas 18 -
21 buah dan pada garis rusuk bagian bawah ada 10 -15 buah. Sirip dada dan sirip
perut berwarna hitam kemerahan, sedangkan sirip punggung dan sirip ekor
berwarna kemerah-merahan pada ujung-ujungnya (Cahyono, 2000).
Ciri-ciri khas dari ikan mujair yaitu dagu berwarna kekuning-kuningan dan
tanda tersebut biasanya akan terelihat lebih jelas pada ikan jantan yang sudah
dewasa. Ikan ini memiliki panjang tubuh dua sampai tiga kali dari tinggi badannya
(Setianto, 2012).
1. Hipotesis kerja
a. Jika panjang cangkang kerang darah bertambah, maka berat total tubuh
kerang akan bertambah. Jika lebar cangkang kerang darah bertambah,
maka berat total tubuh kerang darah akan bertambah. Jika panjang
cangkang kerang darah bertambah maka lebarnya juga akan
bertambah.
b. Jika panjang tubuh ikan mujair bertambah, maka berat tubuhnya akan
bertambah. Jika lebar tubuh ikan mujair bertambah, maka berat
tubuhnya akan bertambah. Jika panjang tubuh ikan mujair bertambah,
maka lebarnya juga akan bertambah.
2. Hipotesis statistika
a. Hubungan antara panjang cangkang dengan berat total tubuh kerang
darah
H0 : Panjang cangkang kerang darah tidak memiliki hubungan dengan
berat total tubuh kerang darah
H1 : Panjang cangkang kerang darah memiliki hubungan dengan berat
total tubuh kerang darah
b. Hubungan antara lebar cangkang dengan berat total tubuh kerang darah
H0 : Lebar cangkang kerang darah tidak memiliki hubungan dengan
berat total tubuh kerang darah
H1 : Lebar cangkang kerang darah memiliki hubungan dengan berat
total tubuh kerang darah
c. Hubungan antara panjang dan lebar cangkang kerang darah
H0 : Panjang cangkang kerang darah tidak memiliki hubungan dengan
lebarnya
H1 : Panjang cangkang kerang darah tidak memiliki hubungan dengan
lebarnya
d. Hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan mujair
H0 : Panjang tubuh ikan mujair tidak memiliki hubungan dengan berat
tubuh ikan mujair
H1 : Panjang tubuh ikan mujair memiliki hubungan dengan berat tubuh
ikan mujair
e. Hubungan antara lebar dan berat tubuh ikan mujair
H0 : Lebar tubuh ikan mujair tidak memiliki hubungan dengan berat
tubuh ikan mujair
H1 : Lebar tubuh ikan mujair memiliki hubungan dengan berat tubuh
ikan mujair
f. Hubungan antara panjang dan lebar tubuh ikan mujair
H0 : Panjang tubuh ikan mujair tidak memiliki hubungan dengan lebar
tubuh ikan mujair
H1 : Panjang tubuh ikan mujair memiliki hubungan dengan lebar tubuh
ikan mujair
BAHAN DAN CARA KERJA
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum variabilitas diantara individu ini adalah
berupa 50 ekor kerang merah darah (Anadara granosa) dan 50 ekor ikan mujaer
(Oreochromis mossambicus) dengan berbagai ukuran yang nantinya akan
dijadikan sebagai objek hitung dalam praktikum ini sehingga akan diketahui
heterogenitas kedua sampel.
Deskripsi Bahan
Kerang darah (Anadara granosa) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Subfamili : Anadarinae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa
Anadara granosa sering disebut sebagai kerang darah karena adanya warna
merah kecoklatan dari daging Anadara. Warna ini terjadi karena adanya
hemoglobia dalam darah. Kerang darah adalah salah satu jenis kerang yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan pada umumnya sebagai sumber makanan lautdi
wilayah Asia Tenggara dan beberapa wilayah Pasifik (Ulysses et al, 2009).
Menurut Brotowidjoyo et al (1995) Anadara granosa banyak ditemukan di
perairan estuari dengan substrat lumpur dan pasir dengan suhu sekitar 300C untuk
merangsang Andara betina bertelur.
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang dapat
hidup di perairan air payau. Ikan ini memiliki bentuk badan memanjang dan agak
pipih, sisik berwarna coklat kehijau – hijauan sampai coklat kehitam – hitaman
tergantung pada lingkungan hidupnya. (Murtidjo, 2001). Pada praktikum ini,
kedua bahan tersebut akan ditimbang berat, panjang, dan lebarnya untuk
kemudian dideskripsi secara statistik agar diketahui heterogenitas atau
variabilitasnya.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah jangka sorong
(gambar 1) dengan batas ketelitian 0,01 mm yang digunakan untuk mengukur
panjang dan lebar sampel serta neraca ohauss (gambar 2 dengan batas ketelitian
0,1 mg yang digunakan untuk menimbang berat sampel.
Dari persamaan (2), dapat dinyatakan rumus standar deviasi/ simpangan baku (S)
dengan persamaan :
𝑛
1
𝑆 = √𝑆 2 = √ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 … … … … … … … … … . (3)
𝑛
𝑖=1
Untuk nilai statistik yang diperoleh dari pengukuran karakter kuantitaif Anadara
granosa, dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Nilai statistik Anadara granosa
Parameter Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram)
N 50 50 50
Untuk grafik korelasi antar karakter kuantitatif Anadora granosa dapat dilihat
pada gambar 1:
Gambar 1. Grafik regresi karakter kuantitatif Anadara granosa
1.5 Series1
1 Linear (Series1)
0.5
0
0 50 100 150
Panjang
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 50 100 150
Panjang
c) Grafik Regresi Lebar dan Berat Anadara granosa
14
12 y = 0.0826x + 3.189
R² = 0.9769
10
8
Berat
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 50 100 150
Lebar
Gambar 1. (a) Grafik regresi panjang dan lebar Anadara granosa; (b) Grafik
regresi panjang dan berat Anadara granosa; (c) Grafik regresi lebar
dan berat Anadara granosa.
Untuk hasil pengukuran karakter kuantitatif Oreochromis mossambicus dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Data statistik Oreochromis mossambicus
N 50 50 50
Min 5.5 4 43
Median 15 4.7 55
3
Series1
2
Linear (Series1)
1
0
0 50 100 150
Panjang
b) Grafik Regresi Panjang dan Berat Oreochromis
mossambicus
100
y = 0.2592x + 42.647
80
R² = 0.9115
60
Berat
40 Series1
20 Linear (Series1)
0
0 50 100 150
Panjang
40 Series1
20 Linear (Series1)
0
0 20 40 60 80 100 120
Lebar
Gambar 2. (a) Grafik regresi panjang dan lebar Oreochromis mossambicus; (b)
Grafik regresi panjang dan berat Oreochromis mossambicus; (c)
Grafik regresi lebar dan berat Oreochromis mossambicus.
PEMBAHASAN
Dari tabel statistik, diketahui rata-rata panjang 50 sampel Anadara granosa
adalah 2.7005 cm, dengan panjang maksimum 3,47 cm, dan panjang minimum
1,85 cm. Nilai median panjang Anadara granosa sebesar 2,7575 cm dan modus
2,9 cm. Besar Sum of Squrare (SS) untuk panjang Anadara granosa adalah
5,740cm dengan besar varian sebesar 0,34227 cm dan standar deviasi 0,5850 cm.
Diketahui pula, rata-rata lebar Anadara granosa dari 50 sampel adalah
1,9136 cm, lebar maksimum 2,95 cm, dan lebar minimum 1,03 cm. Nilai median
Anadara granosa lebar 1,965 cm dan modus 2,9 cm. Besar Sum of Square (SS)
adalah 7,826 cm. Besar varian Anadara granosa 0,3996 cm dan standar deviasi
0,6321 cm.
Untuk rata-rata berat Anadara granosa dari 50 sampel adalah 7,323 gram,
dengan berat maksimum 2,95 gram, dan berat minimum 2,6 gram. Nilai median
berat Anadara granosa adalah 7,25 gram dan modus 7,2 gram. Besar Sum of
Square (SS) adalah 285,1 gram dengan besar varian 2,412 gram dan standar
deviasi 1,553gram.
Karakter kuantitatif yang kami ukur dari kerang darah (Anadara granosa)
meliputi panjang, lebar, dan berat tubuh. Pengukuran Panjang dan lebar tubuh
Anadara granosa menggunakan jangka sorong dengan batas ketelitian 0,01 mm.
Sedangkan pengukuran berat tubuh kami menggunakan neraca ohauss. Dari
paraktikum yang kami lakukan, kami memperoleh data yang terlampir pada tabel
1. Dari pengukuran ini kami dapat menentukan variabel bebas dan variabel
terikatnya.
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis statistik pada sampel Anadara
granosa, nilai regresi atau koefisien korelasi determinan (R2) tertinggi yaitu
0,9769 dengan nilai korelasi sebesar 0,9769 pada korelasi panjang dan berat serta
lebar dan berat. Dengan nilai koefisien korelasi determinan (R2) yang mendekati
1, berarti terdapat korelasi yang sangat erat antara panjang dan lebar dengan berat
Anadara granosa. Koefisien determinasi terendah terdapat pada korelasi panjang
cangkang dan lebar cangkang. Dari grafik regresi pada Gambar 1. Dapat
diketahui bahwa semakin panjang atau lebar cangkang, maka berat Anadara
granosa juga semakin bertambah, hal ini sesuai hipotesis kelompok kami dimana
berat dipengaruhi oleh panjang dan lebar cangkang. Nilai koefisien korelasi
determinan (R2) antara panjang dan lebar Anadara granosa sebesar 0,9396,
artinya panjang cangkang mempengaruhi sebesar 93% lebar Anadara granosa,
dan nilai koefisien korelasi determinan (R2) antara panjang dengan berat serta
lebar dengan berat Anadara granosa sebesar 0,9769 sehingga keduanya memiliki
pengaruh sebesar 97%.
Panjang dan berat memiliki korelasi yang kuat karena pertumbuhan panjang
dan berat cangkang berbanding lurus. Sedangkan nilai koefisien korelasi
determinan (R2) antara lebar dan berat sebesar 0,9769 atau lebar cangkang
mempengaruhi berat sebesar 97%. Hasil praktikum menunjukkan nilai yang
cenderung lebih kecil pada korelasi panjang dan lebar. Meski demikian, dari
grafik regresi pada gambar 1a, diketahui bahwa panjang cangkang mempengaruhi
lebar cangkang, dimana semakin panjang cangkang Anadara granosa, maka
semakin bertambah pula lebarnya.
Untuk pengamatan variabilitas yang kedua adalah sampel individu
Oreochromis mossambicus yang juga berjumlah sebanyak 50 sampel. Setiap
individu diukur berat, panjang, dan lebarnya untuk kemudian dianalisis
menggunakan deskripsi statistik untuk mengetahui variabilitas individu tersebut.
Pada tabel 4 mengenai nilai statistik Oreochromis mossambicus, dapat
diketahui rata - rata panjang Oreochromis mossambicus dari 50 sampel adalah
15,055 cm, dengan panjang maksimum 18,5 cm, dan panjang minimum 5,5 cm.
Nilai median panjang Oreochromis mossambicus 15 cm dan begitu pula modus 15
cm. Besar Sum of Squrare (SS) adalah sebesar 1,0129 cm. Besar varian
Oreochromis mossambicus 0,1437cm dan standar deviasi 0,3791 cm.
Rata-rata lebar Oreochromis mossambicus dari 50 sampel adalah 4,72 cm
cm, lebar maksimum 5,4 cm, dan lebar minimum 4 cm. Nilai median lebar sampel
ini 4,7 cm dan modus 4,9 cm. Besar Sum of Square (SS) adalah 1,0051 cm. Besar
varian Oreochromis mossambicus 0,1432 cm dan standar deviasi 0,3784 cm.
Rata-rata berat Oreochromis mossambicus dari 50 sampel adalah 55,4 gram,
dengan berat maksimum 80,2 gram, dan berat minimum 43 gram. Nilai median
berat Oreochromis mossambicus ini 55 gram dan modus 50,9gram. Besar Sum of
Square (SS) adalah 1,0202 gram. Besar varian Oreochromis mossambicus 0,1442
gram dan standar deviasi 0,3798 gram.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan analisis
statistik pada sampel Oreochromis mossambicus, nilai regresi atau koefisien
korelasi determinan (R2) tertinggi yaitu 0,9645 dengan nilai korelasi sebesar
0,9645 pada korelasi panjang dan lebar. Dengan nilai koefisien korelasi
determinan (R2) tersebut, terdapat korelasi yang sangat erat antara panjang dan
lebar Oreochromis mossambicus. Koefisien determinasi lebih rendah terdapat
pada korelasi panjang dan berat yang memiliki nilai sama dengan korelasi lebar
dan berat. Dari grafik regresi pada Gambar 2. Dapat diketahui bahwa semakin
panjang atau lebar tubuh ikan Oreochromis mossambicus, maka beratnya juga
semakin bertambah. Nilai koefisien korelasi determinan (R2) antara panjang dan
lebar Oreochromis mossambicus sebesar 0,9645 artinya panjang tubuh
mempengaruhi sebesar 96% lebar Oreochromis mossambicus, dan nilai koefisien
korelasi determinan (R2) antara panjang dengan berat memiliki nilai yang sama
dengan koefisien korelasi determinan (R2) lebar dengan berat, yaitu sebesar
0,9155 sehingga panjang mempengaruhi berat sebesar 91%, demikian juga lebar
mempengaruhi berat 91%.
Panjang dan lebar memiliki korelasi yang kuat karena pertumbuhan panjang
dan lebar pada tubuh Oreochromis mossambicus berbanding lurus. Begitu pula
pengaruh panjang dan lebar ikan terhadap berat ikan yang memiliki pengaruh
sebesar 91%, dimana pada tabel regresi tersebut menunjukkan semakin panjang
atau semakin lebar tubuh ikan, maka semakin bertambah pula beratnya. Besarnya
pengaruh karakteristik panjang, lebar, dan berat suatu sampel populasi dapat
menunjukkan nilai yang berbeda dengan populasi sampel yang di tempat lain. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan antara lain seperti suhu,
ketersediaan makanan dan nutrisi, angka kompetisi dalam populasi, serta
ketersediaan sumber daya lain yang mendukung kelangsungan hidup suatu
organisme.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan mengenai karakter kuantitatif berupa panjang,
lebar, dan berat sampel Anadara granosa dan Oreochromis mossambicus, dapat
diketahui bahwa setiap karakter memiliki pengaruh terhadap karakter yang lain.
Hal ini dibuktikan pada analisis statistik berupa tabel regresi kedua sampel yang
telah dicantumkan. Dimana pada Anadora granosa, nilai koefisien korelasi
determinan (R2) antara panjang dan lebar Anadara granosa sebesar 0,9396,
artinya panjang cangkang mempengaruhi sebesar 93% lebar Anadara granosa,
dan nilai koefisien korelasi determinan (R2) antara panjang dengan berat Anadara
serta lebar dengan berat Anadara granosa sebesar 0,9769 sehingga panjang dan
lebar mempengaruhi berat sebesar 97%.
Pada Oreochromis mossambicus, nilai koefisien korelasi determinan (R2)
antara panjang dan lebar sebesar 0,9645 artinya panjang tubuh mempengaruhi
sebesar 96% lebar Oreochromis mossambicus, dan nilai koefisien korelasi
determinan (R2) antara panjang dengan berat memiliki nilai yang sama dengan
koefisien korelasi determinan (R2) lebar dengan berat, yaitu sebesar 0,9155
sehingga panjang mempengaruhi berat sebesar 91%, demikian juga lebar
mempengaruhi berat 91%. Besarnya pengaruh karakteristik panjang, lebar, dan
berat suatu sampel populasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan
antara lain seperti suhu, ketersediaan makanan dan nutrisi, angka kompetisi dalam
populasi, serta ketersediaan sumber daya lain yang mendukung kelangsungan
hidup suatu organisme, sehingga memungkinkan perbedaan nilai korelasi dengan
sampel individu di habitat yang berbeda,
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo. Mukayat. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Brotowidjoyo, M. D., Djoko T. & Eko, M. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan
dan Budidaya Air. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Hlm. 64.
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta.
Hariyanto, S., dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Kasry. 2003. Struktur Komunitas Gastropoda (mollusc) di Hutan Mangove Muara
Sungai Donan Kawasan BKPH Rawa Timur,
KPH.BanyumasCilacap,Jawa Tengah. FakultasPerikanan IPB. Bogor.
Murtidjo, B. A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan AIR Tawar. Kanisius.
Yogyakarta.
Popma, T.J and B.W. Green. 1990. Hatchery Aquaculture Manual., IICA, Alabana
Agr. Exp. Sta., Auburn Uni, p: 15.
Setianto, D. 2012. Budidaya Ikan Mujair di Be rbagai Media Pemeliharaan.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Trewavas, E. 1983. Tilapiine Fishes of The Genera Sarotherodon, Oreochromis
and Danakilia. Natural History. British Museum. London
Ulysses, M et al. 2009. Comparative PSP toxin accumulation in bivalves, Paphia
undulata and Perna viridis in Sorsogon Bay, Philippines. Nantes: Prancis
Webb A, M. Maughan and M. Knott. 2007. Pest fish profiles Oreochromis
mossambicus-Mozambiquetilapia.ACTFR, James Cook
University,Australia. p 12.