Ultrasound therapy adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang
suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz dengan
tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu. Fisioterapi memiliki tanggung
jawab di dalam kesehatan gerak fungsional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelaksanaan di pergunakan berbagai metodologi intervensi fisioterapi, termasuk penggunaan stesor-
stesor fisis didalam rangkaian modalitas fisioterapi.Modalitas fisioterapi memiliki berbagai macam atau
jenis, yang salah satunya ialah ultra sonik.
Gelombang ini dapat di kelompokkan menurut fungsinya dengan frekwensi dan intensitas masing-
masing (Lehmaun 1990)
1) Terjadi gejala interferensi pada daerah yang tidak homogen pada berkas tersebut sehingga timbul
variasi intensitas yang besar yang disebut dengan intensity peaks sedangkan gejala interferensi yang
tidak homogen disebut Beams Non Uniformity Ratio (BNR). BNR tidak bisa dihilangkan sama sekali. Nilai
normalnya adalah 4 sampai 6 kali intensity peaks
2) Bentuk berkasnya convergensi dimana panjang area convergensi ditentukan oleh diameter tranduser
3) Penyebaran berkasnya lebih terpusat, hal ini juga tergantung pada frekuensi dan diameter tranduser,
dimana bila frekuensi tinggi maka panjang area convergensi akan panjang demikian pula jika tranduser
besar maka area konvergensi semakin panjang
1) Bentuk Gelombang
Bentuk gelombang ultrasound adalah longitudinal yang memerlukan medium yang elastis sebagai media
perlambatan.Setiap medium elastis kecuali yang hampa udara. Gelombang elastis longitudinal
menyebabkan kompresi dan ekspansi medium pada jarak separuh gelombang yang menyebabkan variasi
tekanan pada medium
Refleksi atau pemantulan terjadi bila gelombang ultrasound melalui dua media yang berbeda.Banyaknya
energi yang dipantulkan tergantung independence acuistik spesifik dari berbagai media.
Karena faktor pemantulan gelombang pada permukaan media, maka energi paling besar pada jaringan
interface.
Penyebaran gelombang ultrasound atau divergensi dalam tubuh timbul karena adanya divergen dan
adanya refleksi. Di dalam jaringan bundel ultrasound dapat menyebar oleh karena adanya refleksi
sehingga timbul efek-efek di luar daerah pancaran bundel ultrasound
Jika gelombang ultrasound masuk ke dalam jaringan maka efek yang diharapkan adalah efek biologis.
Oleh karena adanya penyerapan tersebut maka semakin dalam gelombang ultrasound masuk dan
intensitasnya semakin berkurang
Gelombang ultrasound diserap oleh jaringan dalam berbagai ukuran tergantung pada frekuensi,
frekuensi rendah penyerapannya lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi.Jadi ada
ketergantungan antara frekuensi, penyerapan dan kedalaman efek dari gelombang
ultrasound.Disamping itu refleksi, koefisien penyebaran menentukan penyebarluasan ultrasound di
dalam jaringan tubuh.
5) Pembiasan
Pembiasan gelombang ultrasound ditentukan oleh nilai indeks tiap-tiap media pada jaringan, dimana
indeks bias ditentukan oleh kecepatan gelombang ultrasound pada tiap-tiap medium. Nilai indeks bias
(n) = 1 berarti tiap pembiasan sedangkan nilai indeks bias lebih dari 1 berarti pembiasan mendekati garis
normal dan jika indeks bias kurang dari 1 berarti pembiasan menjauhi garis normal. Besarnya pembiasan
ditentukan oleh sudut datang dan kecepatan gelombang suara pada media yang dilaluinya.
6) Coupling Media
Untuk dapat meneruskan gelombang ultrasound ke dalam jaringan tubuh maka dibutuhkan suatu
medium yang berada antar tranduser dan permukaan tubuh yang akan di ultrasound. Adapun ciri-ciri
coupling media yang baik pada penggunaan ultrasound secara umum adalah:
d) Transparansi
e) Mudah dibersihkan
Mesin Ultrasoud Cara kerja dari mesin ultrasound hampir sama dengan mesin SWD yang terdiri dari
sirkuit primer dan sirkuit sekunder. Sirkuit primer : Generator frekuensi tinggi dan membangkitkan
aruslistrik yang juga berfrekuensi tinggi. Sirkuit primer dihubungkan ke treatment head yang disebut
sirkuit sekunder. Frrekuensi antara sirkuit primer dan sekunder harus sama. Jadi ketebalan dari
piezoelektrik harus sesuai dgn frekuensi sirkuit primer.
Pesawat ultra sonik merupakan suatu generator yang menghasilkan arus bolak balik berfrekwensi tinggi
(high frequency alternating current) yang mencapai 0,75 s.d 3 MHz. Arus ini berjalan menembus kabel
koaksial pada transducer yang kemudian di konversikan menjadi vibrasi oleh adanya efek piezoelektrik.
Efek piezoelektrik ini pertama kali diperkenalkan oleh Pierre dan Jacques Curie (1880), yang di peroleh
dari vibrasi kristal quartz atau dari produk sintetis kristal keramik berupa barium titanate maupun lead
zirconate titanate.
Kristal ini dibentuk dengan ketebalan 2-3 mm melingkar sesuai dengan axis elektrik, kemudian dieratkan
pada bagian dalam permukaan tranducer. Saat di aliri arus atau beda potensial, kristal ini akan
mengalami vibrasi baik secara kompresi maupun ekspansi dengan frekwensi sama dengan sinyal elektrik
yang datang. Umumnya frekwensi yang di hasilkan oleh generator adalah 1 dan 3 MHz.
1) Kedalaman penetrasi
Kedalaman penetrasi tergantung pada absorpsi dan penyebaran pancaran ultra sonik selama dalam
jaringan.
oleh adanya penyebaran ultra sonik dalam jaringan. Menurut Michloyitz, 1990 absopsi ultra sonik
berkaitan dengan kandungan protein dalam jaringan.
Scar tissue
Ultra sonik frekwensi tinggi (3 MHz) akan lebih mudah di absorpsi dari pada yang berfrekwensi rendah (1
MHz), (wadsworth, chanmugam, 1988)
3). Penyebaran (scattering)
Merupakan penyebaran secara refleksi maupun refraksi ultra sonik dari permukaan tak beraturan atau
inhomogenitas kedalam jaringan.
4. Frekwensi
Frekwensi ultra sonik merupakan jumlah iscilasi gelombang suara yang dicapai dalam waktu satu detik
yang dinyatakan dengan megahertz (MHz).Umumnya frekwensi yang di pergunakan dalam terapi ultra
sonik adalah 1 dan 3 MHz.
· untuk kasus pada kondisi subakut, waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari 10x
· Untuk kasus pada kondisi kronik, waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari
5. Intensitas
Merupakan rata-rata energi yang dipancarkan tiap unit area, dan dinyatakan dalam watt per sentimeter
persegi (W/cm²).sedangkan power ialah total output dari tranducer yang dinyatakan dalam watt (W).
Intensitas = _________________________
Umumnya intensitas untuk terapi ultra sonik ini berkisar antara 0 s.d 5 W/cm².namun yang sering di
pergunakan dalam klinik berkisar antara 0,5 s.d 2 W/cm². agar diperhatikan bahwa pemberian ultra
sonik dengan intensitas tinggi dapat mengakibatkan terjadinya unstable cavitation ataupun
mikrotrauma jaringan.
6. Efek Ultrasound
a. Efek Mekanik
Bila gelombang ultrasound masuk ke dalam tubuh maka akan menimbulkan pemampatan dan
peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi dari mesin ultrasound sehingga terjadi variasi
tekanan dalam jaringan. Dengan adanya variasi tersebut menyebabkan efek mekanik yang sering
disebut dengan istilah “micromassage” yang merupakan efek terapeutik yang sangat penting karena
hampir semua efek ini sangat diharapkan sehingga pada daerah micro tissue damage baru yang memacu
proses inflamasi fisiologis.
b. Efek Panas
Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek “friction” yang hangat. Panas yang ditimbulkan
oleh jaringan tidak sama tergantung dari nilai “acustic independance”, pemilihan bentuk gelombang,
intensitas yang digunakan dan durasi pengobatan. Area yang paling banyak mendapatkan panas adalah
jaringan “interface” yaitu antara kulit dan otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya
gelombang yang diserap dan dipantulkan.Agar efek panas tidak terlalu dominan digunakan intermitten
ultrasound yang efek mekanik lebih dominan dibandingkan efek panas.
Pada tendon dan otot akan meningkatkan temperatur sebesar 0,07 derajat Celcius perdetik. Pengukuran
ini dilakukan pada sebuah model jaringan otot.Jadi tanpa adanya efek regulasi dari sirkulasi darah.
c. Efek Biologis
Efek lain dari micromassage adalah efek biologis yang merupakan refleks fisiologis dari pengaruh
mekanik dan pengaruh panas. Efek biologis yang ditimbulkan oleh ultrasound antara lain :
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh ultrasound adalah panas sehingga tubuh memberikan reaksi
terhadap panas tersebut yaitu terjadinya vasodilatasi, hal tersebut disebabkan oleh :
a) Adanya pembebasan zat-zat pengiritasi jaringan yang merupakan konsekuensi dari sel-sel tubuh yang
rusak sebagai akibat dari mekanisme vibrasi
b) Adanya iritasi langsung pada serabut saraf efferent atau bermielin tebal. Iritasi ini mengakibatkan
terjadinya post excitatory depression dalam aktivitas orthosympatik
2) Rileksasi Otot
Dengan adanya efek panas maka akan mengakibatkan vasodilatsi pembuluh darah sehingga terjadi
perbaikan sirkulasi darah yang mengakibatkan rileksasi otot. Hal ini disebabkan oleh karena zat-zat
pengiritasi diangkut oleh darah disamping itu efek vibrasi ultrasound mempengaruhi serabut afferent
secara langsung dan mengakibatkan rileksasi otot.
Melalui mekanisme getaran gelombang ultrasound maka cairan tubuh akan didorong ke membran sel
yang menyebabkan perubahan konsentrasi ion sehingga mempengaruhi nilai ambang dari sel-sel.
Dengan pemberian ultrasound akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga
meningkatkan suplai bahan makanan pada jaringan lunak dan juga terjadi peningkatan antibody yang
mempermudah terjadinya perbaikan jaringan yang rusak. Disamping itu akibat dari efek panas dan efek
mekanik yang ditimbulkan oleh ultrasound menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan secara fisiologis
yang mengakibatkan terjadinya reaksi radang yang diikuti oleh terlepasnya “P” substance, prostaglandin,
bradikin dan histamine yang mengakibatkan terangsangnya serabut saraf bermyelin tipis sehingga
timbul rasa nyeri. Namun dengan terangsangnya “P” substance tersebut mengakibatkan proses induksi
proliferasi akan lebih terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang mengalami
cedera.
Reaksi “P” substance bersama neurotransmitter lainnya seperti histamine, bradikinin dan prostaglandin
merupakan kelompok senyawa amin yang ikut berperan dalam reaksi radang yang terjadi oleh karena
adanya kerusakan jaringan akibat trauma atau stimulus mekanik, stimulus elektris maupun stimulus
kimia. Reaksi “P” substance tersebut dapat bersifat vascular dan reaksi seluler yang pada prinsipnya
memacu induksi proliferasi fibroblast pada fase pembentukan jaringan kollagen muda sebagai proses
regenerasi awal yang dimulai sejak 24-30 jam pertama. “P” substance juga merupakan salah satu
neurotransmitter yang sangat bermanfaat bagi dimulainya proses regenerasi jaringan. Pada fase akut
nocisensorik akan teriritasi oleh reaksi kimia akibat “P” substance di sekitar lesi. Dengan demikian maka
pada fase akut suatu peradangan akan ditandai dengan nyeri yang hebat.
5) Mengurangi Nyeri
Nyeri dapat dikurangi dengan menggunakan ultrasound, selain dipengaruhi oleh efek panas juga
berpengaruh langsung pada saraf.Hal ini disebabkan oleh karena gelombang pula dengan intensitas
rendah sehingga dapat menimbulkan pengaruh sedative dan analgesi pada ujung saraf afferent II dan
IIIa sehingga diperoleh efek terapeutik berupa pengurangan nyeri sebagai akibat blockade aktivitas pada
HPC melalui serabut saraf tersebut.
B. Efek fisiologik non thermal
Efek non thermal ultrasonik terjadi dari gelombang suara berpulsa. Efek ini akan meningkat sejalan
dengan peningkatan frekwensi (M Hz) dan intensitasnya.Umumnya pulsa gelombang ini memiliki rasio 1
: 4 (20%), 1 : 1 (50%), 1 : 9 (10%). Sehingga pemberian ultra sonik berpulsa selama 5 menit dengan rasio
1: 4 berarti bahwa pasien akan menerima gelombang ultra sonik selama 1¼.efek non thermal ultra sonik
di hasilkan oleh vibrasi mekanik menghasilkan:
1) acoustic streming, yakni arus tak langsung yang terjadi pada membran sel
2) cavitation, ada dua macam (a) stable cavitation (b) unstable atau trensient cavitation
Sehingga efek non termal ultra sonik dapat mengurangi oedem, nyeri dan spasme otot, memperbaiki
aliran darah serta menginduksi perbaikan non union bone, regenerasi jaringan dan perbaikan jaringan
lunak.
– meningkatkan velositas konduksi saraf motor dan sensor yang akan meningkatkan ambang nyeri
7. Implikasi klinik
– mempercepat penyembuhan luka dengan perbaikan sirkulasi yang memerlukan sintetis colagen
– mengurangi nyeri
8. Indikasi
3) Fraktur
8) Luka bakar
10) Kontraktur
12) Kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak (otot, tendon dan ligamentum )
9. Kontra indikasi
8) infeksi akut
1. METODE APLIKASI
A. KONTAK LANGSUNG
Yaitu metode dimana terdapat kontak antara tranduser dengan kulit.Untuk mendapatkan kontak yang
sempurna memerlukan kontak media (oils/ minyak, water oil emulsions, aquas-gels, ointment /pasta).
a). Sub-aqual (dalam air) Bagian tubuh yang diterapi dan trnduser dimasukkan di dalam bak
askon/ember berisi air. dengan menempatkan tranduser dengan jarak tertentu.
b). Water pillow Metode menggunakan kantong plastik atau karet yang berisi air kira-kira ¾ dari isi
kantong tersebut. Kantong plastik atau karet merupakan media yang dapat menempel di kulit.Metode
ini energi ultrasound banyak yang hilang.
c. Bila efek panas yang kita inginkan untuk tujuan terapi, lebih baik dipilih gelombang kontinyu
e. Prinsip menggunakan terapi ultrasound tidak boleh terjadi rasa sakit di jaringan.
f. Jika setelah pemberian terapi timbul sakit kepala, pusing, mupun reaksi vegetati yang lain, maka terapi
berikutnya harus diberikan intensitas yang lebih rendah.
3. PROSEDUR APLIKASI
1. SEBELUM TERAPI
a. Terapis melakukan pemeriksaan yang dimulai dari anamnesis sampai dengan kontra indikasi
ultrasound
d. Tes sensibilitas
f. Terapis memustuskan metode yang akan digunakan (kontak langsung/tidak langsung, phonoporesis),
tentukan frekuensinya, jenis arus, tranduser, intensitas, lama terapi.
i. Persiapan pasien
2.SELAMATERAPI
3. SESUDAH TERAPI
a. Terhadap alat: mesin dimatikan dan semua tombol dalam posisi nol, bersihkan tranduser dengan
alkohol 70% dan dilap sampai kering. Rapikan tempat tidur
b. Terhadap pasien : pemeriksaan baik subyektif maupun obyektif