Pengertian Orla Atau Demokrasi Terpimpin
Pengertian Orla Atau Demokrasi Terpimpin
Orde lama adalah nama masa pemerintahan jabatan kekuasaan presiden soekarno
dengan wakil presidennya moh Hatta karena pada masa itu indonesia adalah negara yang baru
saja lahir setelah perang dunia 2 atas kemenagan sekutu Banyak rintangan yang harus dihadapi
indonesia yang baru saja merdeka yang memaksa harus berhadapan dengan NICA yang di
boncengi oleh sekutu yaitu inggris kemudian perjanjian KMB.
Kelebihan
• Pemerintah lebih stabil.
• Pemerintah memiliki arahan dalam bekerja yaitu arahan dari presiden
kekurangan
• Presiden menjalankan pemerintah secara Otoriter
• Pemerintahan tertutup.
• Aspirasi masyarakat tidak dihiraukan.
• Bertentangan dengan prinsip demokrasi.
• Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan
• Tahun 1960, presiden membubarkan DPR hasil pemilu, padahal dalam penjelasan UUD 1945
saat itu ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR.
• Dengan ketetapan MPRS No. III/MPRS/1963 Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden seumur
hidup. Hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945 yang menetapkan masa jabatan
presiden lima tahun.
• Penyelewengan di bidang perundang-undangan seperti menetapkan penetapan presiden yang
memakai dekrit presiden 1959 sebagai sumber hukum.
• Jaminan HAM lemah
• Peranan parlemen yang lemah
Contoh :
· Pada januari – agustus 1965 pengeluaran Negara tercatatat sebesar 11 miliar rupiah
sedangkan penerimaan Negara hanya 3.5 miliar rupiah.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-
besaran yang dilakukan oleh PKI.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR
mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet
Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut
duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil
dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap
perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.