Oleh:
Nama : Cikal Ramadhanti Arisantika
NIM : B1A018069
Rombongan : B2
Kelompok :2
Asisten : Dita Anggraeni Kusuma Wardani
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Robert Hooke
adalah orang yang pertama kali menemukan sel dari pengamatan terhadap sayatan
gabus. Sel merupakan ruangan kecil yang dibatasi oleh membran dan di dalam
membran tersebut terdapat cairan yaitu protoplasma (Kusnadi, 2012). Sel adalah unit
struktural dan fungsional terkecil dari makhkul hidup seluler. Sel berdasarkan ada
tidaknya membran inti terbagi lagi menjadi dua yaitu sel eukariot (memiliki
membran inti) dan sel prokariot (tidak memiliki membran inti). Sel juga terbagi
menjadi sel hidup dan sel mati. Bagian sel hidup meliputi membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel lainnya. Organel-organel tersebut adalah nukleus
atau inti sel, plastida, mitokondria, aparatus golgi, reticulum endoplasma, ribosom,
mikrobodi, sferosom, dan lisosom (Sutara, 2016).
Sitologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-
sifat fisik dan kimia sel, dan perkembangan dinding selnya. Dinding sel memisahkan
isi sel yang satu dengan yang lainnya. Komponen penyusun sel tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu komponen non protoplasmik atau komponen
yang tidak hidup dan komponen protoplasmik atau komponen yang hidup (Setiowati,
2007). Zhou et al. (2017) mengemukakan bahwa melalui sitologi dapat terlihat
diferensiasi sel, pembelahan sel dan elongasi, penebalan dinding sel, dan PCD
(progammed cell death).
Sel hidup harus menunjukkan ciri-ciri kehidupan seperti melakukan
metabolisme, beradaptasi dengan lingkungan, dan peka terhadap rangsangan. Sel
hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam diding sel.
Protoplas dibedakan menjadi komponen protoplasma dan komponen non
protoplasma. Komponen protoplasma terdiri atas membran sel, inti sel, dan
sitoplasma yang terdiri dari organel-organel hidup. Komponen non protoplasma
disebut sebagai substansi ergasik (Subandi, 2008).
II. TUJUAN
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya kaca
benda, kaca penutup, silet, pipet tetes, jarum preparat, dan mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan rambut buah Ceiba pentandra (Kapuk randu),
irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (Singkong), selaput bagian
dalam umbi lapis Allium cepa (Bawang merah), dan irisan membujur mahkota
bunga Allamanda cathartica (Alamanda).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara sitologi antara lain:
1. Pembuatan preparat rambut buah kapak randu (Ceiba pentandra) dilakukan
dengan cara 2-3 rambut buah diambil dan diletakkan di atas gelas objek, lalu
ditetesi air dan ditutup dengan gelas penutup.
2. Pembuatan preparat selaput bagian dalam bawang merah (Allium cepa)
dilakukan dengan cara selaput bagian dalam bawang merah di ambil
kemudian di letakkan di atas gelas objek, lalu ditetesi air dan ditutup dengan
gelas penutup.
3. Pembuatan preparat irisan melintang empulur batang singkong (Manihot
esculenta) dilakukan dengan cara empulur batang singkong diiris melintang
dibuat setipis mungkin menggunakan silet, selanjutnya irisan di diletakkan di
atas gelas objek, lalu ditetesi air dan ditutup dengan gelas penutup.
4. Pembuatan preparat potongan membujur mahkota bunga alamanda
(Allamanda cathartica) dilakukan dengan cara mahkota bunga alamanda
diiris secara membujur setipis mungkin, selanjutnya irisan di diletakkan di
atas gelas objek, lalu ditetesi air dan ditutup dengan gelas penutup.
5. Semua preparat diamati di bawah mikroskop dengan masing-masing
perbesaran 100X kecuali preparat potongan membujur mahkota bunga
alamanda (Allamanda cathartica) dengan perbesaran 400X.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
1
Keterangan :
1. Dinding sel
Gambar 3. Selaput Bagian dalam Umbi Lapis Allium cepa (Bawang Merah)
Perbesaran 100X
Keterangan :
1 1. Dinding sel
2. Xantofil
2
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara sitologi dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk sel akan menyesuaikan fungsi sel tersebut. Bentuk-bentuk sel
meliputi isodiametris, bulat seperti tiang, seperti bunga karang, bintang,
kubus, pipih, memanjang, silindris, dan transisional.
2. Bagian-bagian sel yang hidup meliputi inti sel, sitoplasma, dan xantofil.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah dalam pembuatan preparat harus lebih
telaten dengan mengiris bagian tumbuhannya setipis mungkin sehingga tidak
tertumpuk saat diamati di bawah mikroskop. Semakin tipis irisannya, maka akan
terlihat lebih jelas bagian-bagian selnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A., Nurjannah & Reyhan, M., 2017. Karakterisasi dan Identifikasi
Senyawa Aktif Ekstrak Pigmen Telur Keong Mas. Jurnal Hasil Pengolahan
Hasil Perikanan Indoensia. 20(2), pp. 286-295.
Defianti, K. P., Mukarlina & Linda, R., 2015. Struktur Anatomi Batang Langsat
(Lansium domesticumCorr.) yang Terserang Penyakit Kanker Batang. Jurnal
Protobiont. 4(1), pp. 62-68.
Hardiyati, T., 2010. Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Kusnadi, 2012. Stuktur dan Fungsi Sel. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Liu, D., 2017. The Cell and Protoplasm as Container, Object, and Substance, 1835–
1861. Journal of the History of Biology. 50(4), pp. 889-925.
Palennari, M., Lodang, H., Faisal & Muis, A., 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama.
Makassar: Alauddin University Press.
Saktiyono, 2004. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sutara, P. K., 2016. Struktur dan Anatomi Tumbuhan. Bali: Universitas Udayana.
Utami, T. P., Yanti, A. R., Rahayu, S. T. & Rakhmawati, I., 2016. Botani Farmasi.
Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Zhou, L. J., Xiao, L. T. & Xue, H. W., 2017. Dynamic Cytology and Transcriptional
Regulation of Rice Lamina Joint Development. Plant Physiology. 174(3), pp.
1728-1746.