Anda di halaman 1dari 5

RESUME

konflik dalam organisasi pendidikan


Dosen Pengampu: Prof. Fitriah Khoirunnisa, M.Ed

DI SUSUN OLEH:

LILIANA SITUMORANG 170384204001


SANDIKA 170384204008
IRA SULIANTI 170384204015
SITI HARDIANTI NURHALIZA 170384204019
DESI RATNA SARI 170384204021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2019
konflik dalam organisasi pendidikan

1. konflik dalam organisasi pendidikan


Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat ataupun pertentangan antara dua atau
lebih anggota-anggota atau kelompok atau unit-unit kerja di dalam organisasi yang timbul
karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas dalam
kegiatan kerja dan karena kenyataan mereka mempunyai perbedaan tujuan, nilai, persepsi dan
kepentingan. Konflik organisasi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Terdapat perbedaan pendapat atau pertentangan antar individu atau kelompok.
2) Terdapat perselisihan dalam mencapai tujuan yang disebabkan adanya perbedaan
persepsi dalam menafsirkan program organisasi.
3) Terdapat pertentangan norma dan nilai-nilai individu maupun kelompok.
4) Adnya perdebatan dan pertentangan sebagai akibat munculnya gagasangagasan baru
dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif.
5) Adanya sikap dan perilaku saling menghalangi terhadap pihak lain
untuk memperoleh kemenangan dalam memperebutkan sumberdaya organisasi yang
terbatas.

2.Penyebab Timbulnya Konflik dalam Organisasi Pendidikan


Banyak penyebab terjadinya konflik dalam prganisasi pendidikan. Mayoritas
bersumber dari masalah- masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.
Diantara penyebabnya sebagai berkut:
a) Salah paham, erring terjadi diantara orang-orang yag bekerja sama.
b) Perasaan sensitive atau mudah tersinggung
c) Tujuan yang ingin dicapai akan merangsang timbulnya konflik dan persaingan
diantara mereka
d) Struktur organisasi yang longgar, sehingga memungkinkan pertarungan kekuasaan
antar bagian akibat kualitas sumber daya terbatas, atau system penilaian yang longgar
sehingga perrtarungan antar kelompok kurang terawasi untuk mencapai tujuan
masingmasing.
e) Perbedaan pandangan atau pertentangan kepentingan antar individu akibat nilai-nilai
sosial pribadi dengan prilaku yang berperan padasetiap jabatan penting atau karena
perbedaab karakteristik kepribadian tertentu,.
f) Kebutuhan material dan nonmaterial yang terbatas
g) Ego manusia yang selalu menginginkan lebih berhasil dari manusia lainnya
h) Perbedaan pendapat
i) Kominikasi yang salah, terutama yang berkenaan degan kata-kata atau bahasa yang
sulit dimngerti, atau informasi yang kurang lengkap, dan gaya pribadi pemimpin yang
tidak konsisten.

3.Dampak Suatu konflik


Dalam suatu konflik yang terjadi, pasti akan menimbulkan suatu dampak baik itu
dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Seperti pada di bawah ini terdapat
beberapa dampak positif dan juga negatif :
A. Dampak Positif
1. Organisasi menjadi lebih dinamis dengan adanya suatu konflik,
2. Konflik memberikan pengalaman berharga bagi setiap individu dalam
pemecahannya,
3. Pimpinan akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan,
4. Melahirkan pribadi yang kreatif, kritis, dan inovatif,
5. Menumbuhkan sikap toleransi
B. Dampak Negatif
1. Komunikasi organisasi terhambat,
2. Kerjasama antar anggota menjadi terhalang,
3. Produktifitas organisasi akan terganggu,
4. Memunculkan rasa saling curiga, salah paham, dan intrik,
5. Individu yang berkonflik merasakan cemas, stress, apatis, dan frustasi,
6. Stress yang berkepanjangan menyebabkan orang yang sedang berkonflik akan
menarik diri dari pergaulan dan mangkir dari pekerjaan.
4. Pengelolaan Konflik
Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan
juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk menangani konflik
antara lain :
1. Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan?
Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan
sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat
mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap
mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.
Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita
meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3. Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya
dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab
konflik.
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang
tepat.

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam pencegahan
konflik :
1. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas
kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat
itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama
dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah
(win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan
dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan
dalam hubungan atasan – bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya
(kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
2. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut
secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang
terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan
jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan
konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang
kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi
stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
3. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar
pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self
sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak
lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak
tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi
hal yang utama di sini.
4. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal
tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama. Masing-
masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan
situasi menang-menang (win-win solution).
5. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama.
Daftar Pustaka
Peni Fauziah Puadah, Rina Mahmudah, Rohani, Senja Dewi Novianti.2013. Konflik Dalam
Organisasi Pendidikan.Makalah

Frimareta Winarti.2011. Manajemen Konflik dalam Organisasi Pendidikan.Makalah

Anda mungkin juga menyukai