Disusun Oleh :
OVI IMROATUL LATHIFAH
22020116120032
A.16-1
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 08 Mei 2019 Jam Masuk : 07.20 WIB
Nomor RM : 54 – 47 – 31
Ruang : Ismail II (224)
Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2019
Jam Pengkajian : 22.00 WIB
A. DATA DEMOGRAFI
1) Identitas Pasien
Nama : Novan Rizkya Putra
Tanggal Lahir : 01 November 1997 (21 tahun)
Jenis Kelamin : Laki- laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : SMK
Alamat : Dk. Sidorejo RT 02 RW 8 Kel. Urut Sewu Kec. Ampel
Boyolali
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Djoko Susilo
Tanggal Lahir : 01 Maret 1975 (44 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Dk. Sidorejo RT 02 RW 8 Kel. Urut Sewu Kec. Ampel
Boyolali
Hubungan dengan pasien : Ayah
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada luka Post Operasi Reposisi Terbuka (ORIF)
Klavikula Dextra (bahu kanan) dengan skala 7.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk Rumah Sakit (IGD) pada 08 Mei 2019 pukul 07.20 WIB dengan
keluhan nyeri pada bahu kanan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
mengalami Fraktur Klavikula Dextra sehingga harus diopname dan telah
dilakukan Operasi Reposisi Terbuka (ORIF) pada 09 Mei 2019 pukul 09.00 WIB.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, namun pernah
sakit Typoid waktu pasien masih kanak-kanak.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada penyakit keturunan yang diderita oleh pasien.
Genogram
Tn. D Melahirkan
44 thn 1 thn lalu
Keterangan :
= Perempuan = Pasien
teridentifikasi
= Perempuan meninggal
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL & SPIRITUAL
Pasien tidak memiliki masalah psikososial. Pasien sering berkumpul dengan
keluarga dan teman-temannya. Jika mengalami kesulitan biasanya pasien
meminta bantuan orang terdekat yang ada di Semarang. Ketika libur kerja dan
ingin rekreasi, biasanya pasien pergi bersama teman- temannya, menonton film
atau jalan- jalan. Pasien merupakan seorang muslim, pasien rajin berdoa dan
menjalankan sholat lima waktu.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
Keadaan Umum pasien baik.
2) Kesadaran
Kesadaran pasien Composmentis. E =4, M =5, V =6 Total GCS 15.
3) Vital Sign
Tekanan darah : 127/ 79 mmHg
Nadi : 92x/ menit
Suhu : 370C
Respiratory rate : 20x/ menit
SPO2 : 98 %
4) Kepala
Inspeksi : Kepala mesosefal, rambut hitam lurus tidak rontok, kulit kepala
bersih, tidak ada lesi.
Palpai : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
5) Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
6) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, keadaan hidung bersih, penciuman baik, tidak ada
luka, tidak ada sekret, dan tidak terpasang alat bantu pernafasan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
7) Mulut
Inspeks : Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gusi tidak berdarah, tidak ada
luka.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
8) Telinga
Inspeksi : Bentuk normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi. Pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
Palpasi : Tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.
9) Leher
Inspeksi : Leher normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada benjolan, nadi karotis teraba, tidak ada nyeri tekan.
10) Paru- Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : Bunyi sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : Terdengar bunyi vasikuler pada paru kanan dan kiri. Tidak
terdengar bunyi nafas tambahan.
11) Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris, dada datar.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Terdengar suara redup/pekak
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler
12) Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas.
Auskultasi : Bising usus 12x/menit.
Perkusi : Tympani.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar, tidak terdapat nyeri tekan.
13) Genitalia
Inspeksi : Pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak terpasang kateter urine.
14) Ekstremitas Atas
Tangan Kanan
Inspeksi : Terdapat luka post operasi reposisi fraktur klavikula, balutan tampak
kering dan bersih, panjang balutan kurang lebih 25 cm, dan lebar
kurang lebih 15 cm, pergerakan terbatas, tidak sianosis.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan di sekitar luka post operasi, akral teraba hangat.
Tangan Kiri
Inspeksi : Terpasang infus RL 20 tpm, pergerakan terbatas karena terpasang
infus, tidak sianosis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat.
15) Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Pergerakan bebas, tidak sianosis , terdapat luka lecet kering pada
punggung kaki kiri.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat.
Hasil Radiologi
Fraktur 1/3 tengah Klavikula Dextra
H. PROGRAM TERAPI
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi & Cara Kerja Kontra Indikasi Efek Samping
Cefotaxime 1 gr/ 12 IV Infeksi berat yang disebabkan oleh Penderita dengan Efek samping ringan :
riwayat
jam patogen - patogen yang sensitif hipersensitif Bagian yang disuntik menjadi sakit,
terhadap
terhadap cefotaxime seperti : antibiotik Sefalosporin dan iritasi, atau memiliki benjolan
- Infeksi saluran pernapasan termasuk penderita ginjal yang berat. keras, sakit perut, mual, muntah,
tenggorakan dan hidung sakit kepala atau vagina gatal atau
- Infeksi pada telinga mengeluarkan cairan.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
Efek samping serius seperti:
- Infeksi tulang dan sendi
diare berair atau berdarah, ruam,
- Infeksi genitalia, termasuk Gonoroe
memar, kesemutan, mati rasa,
- Infeksi adominal
nyeri, otot lemah, detak jantung
tidak teratur, demam, menggigil,
sakit pada tubuh, gejala flu, mudah
memar atau berdarah, lemah lesu
tidak biasa, demam, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala
dengan kulit melepuh, mengelupas,
kejang-kejang atau pingsan atau
mata atau kulit menguning.
Ketorolac 30 mg/ IV Ketorolac adalah obat dengan fungsi Kontra indikasi : - Efek serius :
12 jam mengatasi nyeri sedang hingga nyeri - Durasi terapi >5 hari. - Nyeri dada, lemas, sesak, bicara
berat untuk sementara. Biasanya obat - Tidak untuk nyeri kronis atau rero, masalah penglihatan atau
ini digunakan sebelum atau sesudah minor. keseimbangan
prosedur medis, atau setelah operasi. - Menunjukkan - BAB hitam, berdarah, atau gelap;
Ketorolac adalah golongan obat hipersensitivitas terhadap - Batuk darah atau muntah seperti
nonsteroidal anti-inflammatory drug ketorolac atau alergi terhadap kopi
(NSAID) yang bekerja dengan aspirin atau NSAID lainnya; - Bengkak atau berat badan naik
memblok produksi substansi alami langkah-langkah penanganan cepat
tubuh yang menyebabkan inflamasi. yang tepat harus tersedia - Lebih jarang atau tidak buang air
Efek ini membantu mengurangi ketika injeksi ketorolac kecil
pertama diberikan.
bengkak, nyeri, atau demam. - Mual, nyeri perut,demam ringan,
- Operasi besar: Kontraindikasi
Indikasi : tidak napsu makan, urin gelap,
untuk analgesia profilaksis;
Untuk penatalaksanaan nyeri akut BAB dempul, sakit kuning (kulit
kontraindikasi untuk
yang berat jangka pendek (< 5 hari). atau mata menguning)
pengobatan nyeri perioperatif
- Demam, sakit tenggorokan, dan
dalam pengaturan operasi
sakit kepala dengan lepuhan,
CABG.
mengelupas, dan ruam kulit
- OB/GYN: Kontraindikasi
selama persalinan karena merah
Asam 1 tab/ 8 Oral Ibu hamil trimester ketiga dan Efek samping yang umum terjadi
Asam mefenamat adalah salah satu
Mefenamat jam ibu menyusui juga merupakan saat mengonsumsi obat ini adalah:
jenis obat antiinflamasi nonsteroid
kontraindikasi penberian asam Nyeri ulu hati.
(NSAID). Obat ini berfungsi
mefenamat karena obat ini Gangguan pencernaan.
meredakan rasa sakit tingkat ringan
dapat menyebabkan kecacatan Hilang nafsu makan.
hingga menengah, serta mengurangi
pada bayi yang dikandung dan Mual dan muntah.
peradangan. Contoh rasa sakit akibat
dibuang melalui air susu. Anak Sakit kepala.
peradangan yang umumnya dapat
di bawah 14 tahun tidak Mengantuk dan kelelahan.
diatasi dengan asam mefanamat
adalah arthritis, nyeri menstruasi, disarankan menerima obat ini . Efek samping yang lebih serius
serta nyeri setelah operasi. Asam seperti : sariawan, diare, tinja
mefenamat menghambat enzim yang berwarna hitam atau berdarah, dan
memproduksi prostaglandin, yaitu muntah darah.
senyawa yang dilepas tubuh dan
menyebabkan rasa sakit serta reaksi
peradangan.
- Anemia
ANALISIS DATA
Nama Pasien : Novan Rizkya Putra
No. RM : 54 – 47 – 31
Ruang Rawat : Ismail II (224)
No. Data Masalah Etiologi
1. Data Subjektif : Nyeri Akut (00132) Agens Cedera Fisik
Pasien mengeluh nyeri pada luka Post ORIF Klavikula Dextra
(bahu kanan) dan tidak menjalar
Pasien mengatakan nyerinya cekit- cekit
Pasien mengatakan nyeri pada skala 7
Pasien mengatakan nyeri hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit
Data Objektif :
Terdapat luka Post Operasi Reposisi Fraktur Klavikula Dextra
pada bahu kanan
Terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar luka post operasi
Pasien mengernyitkan dahi, tampak menahan sakit
2. Data Subjektif : Hambatan Mobilitas Fisik Gangguan
Pasien mgatakan tidak dapat menggerakkan tangan kanannya, (00085) Neuromuskular
karena akan terasa sakit.
Pasien mengatakan untuk membersihkan diri seperti cuci muka,
gosok gigi, dan sisir rambut perlu bantuan orang lain.
Pasien mengatakan dalam menggunakan toilet seperti melepas
dan memakai celana, menyiram perlu bantuan orang lain.
Pasien mengatakan perlu bantuan orang lain dalam berpakaian,
terutama saat memasukkan baju ke leher dan mengancingkan
baju.
Pasien mengatakan perlu bantuan orang lain saat mandi
Data Objektif :
Nilai skor Pengkajian Fungsional ADL Barthel Index pada Sdr.
N berjumlah 13, yang bearti Sdr. N ketergantungan sedang.
Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk menyiapkan
makannya.
Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk bangun dari
berbaring ke duduk.
Saat berjalan, pasien butuh bantuan orang lain untuk digandeng.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Novan Rizkya Putra
No. RM : 54 – 47 – 31
Ruang Rawat : Ismail II (224)
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Fisik 09- 05- 2019 11 -05-2019
(00132)
2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan 09- 05- 2019 11 -05-2019
Neuromuskular (00085)
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Novan Rizkya Putra
No. RM : 54 – 47 – 31
Ruang Rawat : Ismail II (224)
No. No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
1. 1 Tingkat Nyeri (2102) Manajemen Nyeri (1400) Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Membantu dalam mengidentifikasi derajat
keperawatan 3 x 24 jam komprehensif yang meliputi lokasi, ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk
diharapkan nyeri yang dirasakan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, keefektifan analgesik.
pasien berkurang, dengan intensitas atau beratnya nyeri, dan 2. Dapat memberikan tindakan yang tepat
kriteria hasil : faktor pencetus. untuk menghidari peningkatan respon nyeri
- Nyeri yang dilaporkan 2. Gali bersama pasien faktor- faktor yang pada klien
menurun dari cukup berat (2) dapat menurunkan atau memperberat 3. Menurunkan reaksi terhadap stimulus dari
menjadi ringan (4). nyeri. luar dan meningkatkan istirahat atau
- Panjang episode (durasi) 3. Kendalikan faktor lingkungan yang relaksasi
nyeri menurun dari cukup dapat mempengaruhi respon pasien 4. Menghidari peningkatan respon nyeri pada
berat (2) menjadi ringan (4). terhadap ketidaknyamanan (misalnya; klien
- Ekspresi wajah nyeri suhu ruangan, pencahayaan, suara 5. Jika kondisi nyeri, keluhan nyeri masih
(menahan sakit) menurun bising). menunjukkan tahap awal, baiknya berikan
dari cukup berat (2) menjadi 4. Kurangi faktor- faktor yang dapat langsung terapi awal pengendalian nyeri
ringan (4). mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya: nafas dalam, sehingga akan
- Mengerinyitkan dahi (misalnya; ketakutan, kelelahan, mempermudah proses perawatan
menurun dari sedang (3) keadaan monoton, dan kurang selanjutnya
menjadi tidak ada (5). pengetahuan). 6. Mungkin diperlukan pemberian analgesik
- Ketegangan otot menurun 5. Ajarkan penggunaan teknik non untuk mendukung proses penurunan nyeri.
dari sedang (3) menjadi farmakologi (teknik relaksasi nafas (Prasetyo, 2010)
tidak ada (5). dalam) untuk mengurangi nyeri
sebelum, sesudah, dan jika Manajemen Obat
memungkinkan ketika melakukan 1. Pemberian obat sesuai dengan resep dapat
aktivitas yang dapat menimbulkan mencegah terjadinya kesalahan pemberian
nyeri, dan bersamaan dengan tindakan obat
penurun rasa nyeri lainnya. 2. Dengan mengetahui cara pemberian obat
6. Kolaborasi : Berikan pasien penurun yang sesuai dengan kondisi pasien, dapat
nyeri yang optimal dengan peresepan mempermudah perawat dalam memberikan
analgesik. perawatan
3. Mencegah terjadinya masalah akibat efek
Manajemen Obat (2380) samping obat
1. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan 4. Metode pemberian obat yang sesuai dengan
kelola menurut resep dan/atau protokol kondisi pasien dapat mempermudah proses
2. Monitor efektifitas cara pemberian obat perawatan
yang sesuai 5. Agar pasien dan keluarga mengetahui
3. Monitor efek samping obat manfaat obat dan efek sampingnya
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai 6. Meningkatkan pengetahuan keluarga
metode pemberian obat yang sesuai tentang pemberian obat yang sesuai dengan
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien
tindakan dan efek samping yang
diharapkan dari obat
6. Berikan pasien dan keluarga informasi
tertulis dan visual untuk meningkatkan
pemahaman tentang pemberian obat
yang sesuai.
2. 2 Setelah dilakukan tindakan Terapi Latihan : Mobilitas Sendi (0224) Terapi Latihan : Mobilitas Sendi
keperawatan 2 x 24 jam 1. Tentukan batasan pergerakan sendi dan 1. Mengetahui kemampuan dan fungsi sendi
diharapkan pasien dapat efeknya terhadap fungsi sendi klien dalam bergerak/ berpindah
menggerakkan sendi- sendi yang 2. Jelaskan pada pasien dan keluarga 2. Meningkatkan pengetahuan dan kesiapan
tidak sakit (selain bahu) secara manfaat dan tujuan melalukan latihan keluarga dalam melakukan latihan sendi
maksimal dengan kriteria hasil : sendi 3. Mencegah timbulnya nyeri selama
- Pasien dapat melakukan 3. Monitor lokasi dan kecenderungan pergerakan / aktivitas
ROM aktif pada jari- jemari adanya nyeri dan ketidaknyamanan 4. Mengetahui seberapa nyeri yang dirasakan
- Pasien dapat melakukan selama pergerakan/ aktivitas pasien sebelum latihan
ROM aktif pada siku 4. Inisiasi pengukuran nyeri sebelum 5. Mengurangi pembengkakan lengan dan
- Pasien dapat melakukan melakukan latihan sendi mencegah kekakuan sendi pada sendi yang
ROM aktif pada pergelangan 5. Lakukan latihan ROM aktif pada sendi sehat (sendi jari- jemari pergelangan tangan,
tangan selain bahu (jari- jemari, pergelangan dan siku)
tangan, dan siku) 6. Meningkatkan pengetahuan pasien dan
Setelah dilakukan perawatan 6. Instruksikan pasien dan keluarga cara keluarga tentang cara melalukan ROM pasif
selama 6 minggu diharapkan melakukan latihan ROM pasif dan dan aktif pada sendi bahu
pasien dapat menggerakkan ROM aktif pada sendi bahu dan dapat 7. Sebagai media penyampaian informasi dan
sendi bahu dengan kriteria hasil : mempraktikannya pada minggu ke-2 mempermudah pasien dan keluarga
Pasien dapat melakukan ROM sampai ke-6 pasca operasi memahami informasi yang disampaikan
pasif dan latihan ROM aktif 7. Sediakan petunjuk tertulis untuk (Cholida, 2017)
pada sendi bahu melakukan latihan