Anda di halaman 1dari 62

Elastisitas batuan

A ST RAFIDA
A ARMANSYAH
AL KADRI S.
DEWA RAHMA AHMADI
Elastisitas
Elastisitas adalah  kecenderungan  bahan  padat  untuk  kembali  ke  bentuk  aslinya  setelah 
terdeformasi.  Benda  padat  akan  mengalami  deformasi ketika gaya diberikan.  Jika  bahan  tersebut 
elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan.
Contoh:
Benda elastis ; pegas, karet, 
Tak elastis ; kayu, tanah, plastisin
Elastisitas Batuan
Tiap bahan memiliki sifat elatisitas yang berbeda. Meskipun bahan yang keras
sekalipun, seperti batu. Batuan memiliki sifat elatisitas, meskipun nilainya sangat
kecil. Itulah sebabnya mengapa batuan mampu menjalarkan gelombang.
Bila batuan mengalami penambahan stress akan terdeformasi melalui 3 tahap
secara berurutan :
1. Elastic deformation 
2. Ductile deformation
3. Fracture
Lanjutan
Deformasi batuan, selain tergantung pada besarnya gaya yang bekerja, juga
kepada sifat fisik dan kompisis batuan serta lingkungan tektonik dan waktu.
1. Sifat fisik
2. Komposisi batuan
3. Lingkungan tektonik
4. waktu
Sifat Elastisitas Batuan
Nilai modulus elastisitas batuan bervariasi dari satu contoh batuan dari
satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan
dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus
elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan
kandungan air.
Sifat elatis suatu benda dipengaruhi oleh gaya antar molekulnya. Semakin
jauh jarak atom akibat gaya luar, maka semakin besar gaya molekulnya.
                            

Sifat Elastisitas Benda


Sifat elatis suatu benda dipengaruhi oleh gaya antar molekulnya. Ada
beberapa istilah dalam mengenal sifat elastis benda. 
1. Stress (Tegangan)
Stress atau tegangan merupakan gaya molekul per satuan luas. Dalam
keadaan seimbang, besarnya gaya molekul (gaya dalam) sama dengan gaya
luar yang diberikan. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut
Lanjutan
2. Strain
Strain atau regangan merupakan perbandingan antara perubahan ukuran benda
dan ukuran mula-mula.
Strain linear

Strain volume

Strain sheer
Lanjutan
3. Modulus Young
Jika suatu batang ditarik dengan gaya F sampai batang bertambah panjang
sebesar Δldari panjang mula-mula (lo), maka modulus Youngnya dapat ditulis
sebagai berikut.

5. Modulus Bulk
Jika sebuah balok diberi gaya dari berbagai sisi secara bersamaan, maka volume
balok akan menjadi lebih kecil, sehingga modulus bulknya dapat ditulis sebagai
berikut.
Lanjutan
6. Modulus Shear
Jika suatu balok atau kubus elastis diberi gaya hanya pada satu sisinya, maka
balok atau kubus tersebut menjadi miring dan bergeser sejauh ∆x membentuk
bangunan jajar genjang. Modulus shearnya diberikan oleh persamaan berikut.

Besar sudut α sangat kecil maka dianggap nilai α = ∆xh-1. Dengan α adalah
strain shear dalam satuan radian, h adalah tinggi balok, A adalah luas sisi
balok.
Konstanta elastis untuk bahan padat
isotropik

E = Modulus Elastis
 = Poisson Ratio
 = Rigiditas
 = Ketetatapn Lame
k = Modulus Bulk
Faktor – faktor yang
mempengaruhi sifat elastis
batuan

Muhammad Alkadri S.
H22114007
Outline Materi
• Fraksi Volume

• Tekanan & Suhu


• Properties of Mineral ;
Fraksi Volume
• Porositas :
perbandingan antara volume total pori- pori batuan dengan volume total batuan
per satuan volume tertentu.

• Permeabilitas :
ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida.

• Saturasi :
perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume
pori..
Tekanan dan Suhu
Tekanan pada batuan didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang
membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan, jika didalam batuan
tersebut terdapat dua atau lebih, fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.

Pada waktu terjadi pembekuan, turunnya suhu berjalan sangat lambat, maka terjadilah
pengkristalan yang sempurna dimana ukuran kristalnya besar-besar dan kasar.
Pengkristalan yang kurang sempurna disebut berstruktur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa,
dan Kristal-kristal kecil yang halus disebut masa dasar (ground massa), sedangkan kristar besar
yang terdapat diantara masa dasar disebut fenokris (Kristal sulung).
Properties of Mineral
• Bentuk kristal (crystall form)

• Bidang Belah (Cleavage)

• Gores ( Streak )
Bentuk Kristal
• Apabila suatu mineral mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom
karbonnya yang berbeda.

» Mineral kuarsa bentuknya yang tidak teratur dapat memperlihatkan susunan ion-
ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang
berupa prisma bersisi enam.
Bidang Belah
Merupakan sifat fisik mineral dengan kecenderungan untuk pecah/belah sejajar dengan salah satu sisi kristal yang
mampu membelah disebabkan tekanan.

Cleavage dapat dibagi berdasarkan baik tidaknya permukaan bidangnya sebagai berikut :
Sempurna (Perfect)
Bila bidang belahan sangat rata
Baik (Good)
Bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna
Jelas (Distinct)
Bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata
Tak Jelas (Indistinct)
Membelah melalui bidang belahan melalui permukaan pecahan kesegala arah
CONTOH BIDANG BELAH
• Feldspar dan piroksen mempunyai belahan dua arah yang saling
tegak lurus
• Halit (NaCl) mempunyai belahan tiga arah yang saling tegak lurus
• Klasit mempunyai belahan tiga arah tetapi tidak saling tegak lurus
Gores

 Mineral streak atau cerat pada batuan mineral bisa digunakan untuk membedakan dua jenis mineral yang warnanya tampak
sama tetapi warna ceratnya (warna dalam keadaan menjadi bubuk) berbeda.

 Mineral yang mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan pada lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan gores
di tempat penggosokan tersebut suatu garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.

 Mineral-mineral yang transparan dan translusen dengan kilap bukan logam mempunyai gores lebih tenang dibandingkan
Pirit memiliki warna gores hitam
Warna gores galena adalah abu-abu
PROGRAM STUDY GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kecepatan Elastik pada


Batuan Metamorf.
A.ARMANSYAH – H22114008
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Landasan Tabel perbandingan kecepatan gelombang dengan


beberapa jenis batuan.

Sifat elastis dan kecepatan


gelombang elastis dalam batuan
dikendalikan terutama oleh sifat
elastis dari batu pembentuk
mineral, sementasi atau ikatan
properti, tekanan dan temperatur
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Landasan Tabel kecepatan gelombang pada beberapa jenis


batuan.

Koleksi nilai kecepatan ditentukan oleh


beberapa penulis untuk sampel batuan
magmatik dan metamorf.
Variasi dari berbagai nilai tersebut
diakibatkan oleh komposisi batuan,fracture
dan pori-pori, Suhu dan tekanan.
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Landasan

   
 
 
   
 
 
  d
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Jenis Batuan

Peridotite Granite Diorit Gabro

Kuarsa Gneiss Sekis


Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Tekanan
Grafik perbandingan kecepatan gelombang
terhadap tekanan pada batuan.
Distribusi kecepatan kompresi untuk
granit, gabbros dan peridodites /
pyroxenes pada tekanan yang berbeda.
Gererally peningkatan tekanan
menyebabkan peningkatan kecepatan

(1) granite,
(2) Gabbro
(3) peridodite/pyoxene
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Densitas Grafik perbandingan kecepatan batuan


magmatik dan metamorfik terhadap
1. granits densitas dari lokasi yang berbeda di
Rusia
2. gneiss (biotite, amplibolitic)
3. gneiss (garnet-biotitic)
4. amphibole, gneiss (amphibolitic)
5. granulite
6. diorite
7. gabro-norite
8. ultrabasit
Kecepatan Elastik pada Batuan Metamorf.

Densitas

Rumusan Birch diaplikasikan oleh Volarovich dan Bajuk (1977). Pengukuran batuan
magmatik dengan variasi di daerah bekas USSR (Kasakhstan), diperoleh rumusan :
vp = 2,67 d – 1,08

vp = a + b d
vp = 2,76 d – 0,98

Sampelnya berasal dari benua amerika utara dan india.


Dengan harga d densitas kelipatan 103 kg m-3 dan kecepatan vp dalam km/s.
KECEPATAN GELOMBANG ELASTIK PADA BATUAN
SEDIMEN
Dewi Rahma Ahmadi
H22114505
Kecepatan Gelombang Elastik Hasil Eksperimental

Kecepatan Gelombang Elastik

Pembentuk Mineral
Sedimentasi atau ikatan properti

Tekanan
Temperatur
Kecepatan Gelombang Elastik

Sifat Fisik Batuan Sedimen

Variasi Tipe Batuan Kepadatan


Hubungan Sifat Seismik dengan
Kandungan garam monomineral
kompleks fitur batuan
Rekahan
Konsolidasi pori-pori batuan
Non- Konsolidasi pori-pori batuan
Kecepatan Gelombang Elastik

“Tabel disamping
memberikan indikasi
parameter dominan yang
mempengaruhi kecepatan”
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Wyllie, Gregory dan Gadner pada Tahun 1956 menurunkan “Time


average equation” berdasarkan sifat kandungan dan porositas
sebagai berikut :

Berdasarkan  Persamaan  tersebut secara  Aritmatika  dan Geometri,  didapatkan  
beberapa  nilai  kecepatan  yang berbeda untuk  Anhydrite (Kopf.1977).

Anhydrite dengan 50% limestone vp=5600m/s
Anhydrite dengan 50% dolomite vp=5900m/s
Anhydrite dengan 50% gypsum vp=5400m/s
Anhydrite dengan 50% halite vp=4900m/s
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Grafik di samping memperlihatkan


kecepatan yang dipengaruhi
oleh porositas untuk
gelombang longitudinal dan
tranversal untuk saturasi air
pada sandstone. Pada
tekanan 14 MPa.
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak
Clay mempengaruhi perubahan elastisitas untuk 4 aspek yaitu :
1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang
terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat
dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap
meningkatnya kandungan clay.
2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang
mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan
bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan
kandungan caly.
3.Sifat fisik clay sangat mempengaruhi kandungan air. Dengan demikian
pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada
saat terjadinya saturasi.

4.Clay dapat mempengaruhi distribusi dan konfigurasi colloid clay yang


terdapat pada frame batuan
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Pengaruh dari aspek yang pertama dan kedua dapat dilihat pada
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Waktu rata-rata dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dengan kecepatan yang dinyatakan secara linear sebagai berikut :

Dimana :

v Kecepatan
∆t waktu transit
A0,A1,B0,B1 Nilai secara empiris
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Dimana kecepatan dinyatakan dalam


km/s (dalam s/km untuk kasus ini) dan
porositas dalam desimal

Selanjutnya berdasarkan nilai yang


diperoleh ini diplotkan dalam gambar
di samping

kecepatan vs porositas untuk gelombang longitudinal dan


gelombang tranversal
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Selanjutnya berdasarkan analisis didapatkan deviasi antara hasil pengukuran dan nilai
prediksi sangat dipengaruhi oleh kandungan clay. Sehingga didapatkan persamaan
berikut ini yaitu 2 buah persamaan linear untuk clay ( C kandungan clay)
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Berdasarkan analisa yang dilakukan dihasilkan dua kecepatan dan waktu


penjalaran gelombang p dan s. Untuk pemberian tekanan yang dibatasi pada 40
MPa,dan tekanan Lubang 1 Mpa didapatkan fungsi kecepatan terhadap
porositas dan kandungan clay sebagai berikut:
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak
Marion dan Jizba (1992) melakukan investigasi di laut utara pada batuan shaly sand
dengan menggunakan persamaan 6.53 untuk resovoir pada tekanan 35MPa
didapatkan sebagai berikut :

Catatan porositas mempengaruhi kecepatan gelombang P dan kecepatan


gelombang S, Gelombang S tidak terpengaruh oleh adanya saturasi dan clay
memberikan efek terhadap kecepatan gelombang S (Marion dan Jizba 1992).
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Tiga pendapat tambahan yang mungkin bisa menjadi pertimbangan yaitu :

1. Koefisien yang terdapat pada persamaan linear kecepatan-


porositas yang tergantung terhadap tekanan. Persamaan
non linear untuk pengaruh tekanan yang telah diturunkan oleh
Eberhat-Philips dkk (1989).

2. Analisis terhadap kecepatan (vp,vs) sehingga didapatkan nilai


perbandingan vp/vs dan hal ini memberikan pengaruh
terhadap kandungan clay, porositas, serta tekanan yang
selanjutnya menjadi pertimbangan.

3. Paramater yang didaptkan dari kompresi dan kecepatan


gelombang geser atau nilai dari waktu perjalarannya yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan porositas,
secara khusus terdapat pada ekplorsi seismic.
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak
(Mehta dan Verma 1991), hubungan secara linear antara waktu penjalaran gelombang s
dan p dengan porositas adalah :

= waktu perjalaran untuk


gelombang P dan S
= waktu penjalaran
matrix pada gelombang
p dan s
= parametr empiris, yang
berpengaruh terhadap
lithologi
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Sedimen non-konsolidasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


-Non-kohesif (pasir, batu kerikil)
-Kohesif (lempung, loam/tanah liat)

Perbedaan dua kelompok diatas berdasarkan pada kondisi fisik


partikel batuan. Kelompok pertama, kondisi dikendalikan oleh
efek friksi dan kelompok kedua didominasi oleh fenomena fisika-
kimia batuan
KECEPATAN GELOMBANG ELASTIK PADA SEDIMEN KOMPAK

a.menunjukkan korelasi
kurva rata-rata
kebergantungan dari
kecepatan terhadap
porositas batuan
sedimen tak kompak
b. korelasi antara
kecepatan gelombang
longitudinal dan porositas
sedimen yang tersaturasi
air laut
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Hubungan linier antara kecepatan gelombang transversal, densitas,


porositas secara empirik :

Vp = a1 + a2.d
Vp = b1 – b2.ɸ
dimana : d = densitas

ɸ = porositas

a1, a2, b1, b2 = parameter empiris


Kedua persamaan diatas equivalen dengan :

b1= a1 + a2.ds
b2 = a2. (ds-dη)
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Hamilton dan Bachman (1982) memberikan korelasi


antara sedimen laut dengan 3 jenis sedimen;
• Shelf dan slope
Vp = 2502,0 – 2345.ɸ+ 140 .ɸ2
Vp = 2330,4 – 1257,0.D + 487,7 . D2

• Abyssal hill/turbudite
Vp =1564.6-59.7Φ
Vp = 1591.5-63.4. D

• Abyssal hill/pelagis
Vp =1410.6+117.7Φ
Vp = 1476.7+29.7. D
Kecepatan Gelombang Elastik pada Sedimen Kompak

Morgan (1969) telah mendapatkan kumpulan regresi


linear dan kuadrat untuk sedimen tersaturasi air dari Lake
Erie. Sebagai contoh :
• Relasi linear antara porositas dan kecepatan
(R=0.84367)
Vp = 1917-566.Φ

• Relasi kuadrat antara porositas dan kecepatan


(R=0.87358)
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Gambar tersebut
menunjukkan contoh di
mana data yang cukup
baik dijelaskan oleh
hubungan linear.
Kecepatan gelombang
transversal juga menurun
dengan meningkatnya
kandungan lempung
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Gambar 6.33. a. kecepatan


gelombang P menurun
dengan
meningkatnya porositas
secara
linear
Gambar 6.33 b dan c
kekentalan
yang meningkat yakni
kandungan karbonatnya
bertambah maka kecepatan
gelombang shear meningkat.
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Menunjukkan beberapa
keistimewaan kecepatan
pada saturasi parsial. b.
Gelombang longitudinal
dan transversal pasir
Ottawa pada tekanan
differensial 1500psi,data
after
Domenico (1977)
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung
Kecepatan gelombang transversal menunjukkan
penurunan yang kecil dengan meningkatnya kandungan
air. Fenomena ini dijelaskan dengan :

•kompresibilitas dari pori yang di dalamnya terkandung


gas dan air yang menentukkan fraksi volume pori 80%-
90%.

• Modulus shear dari sedimen tidak dipengaruhi oleh


pori yang berisi jika modulus shear=0

• Penurunan kecepatan yang kecil (untuk gelombang


longitudinal sekitar 90% saturasi air, untuk gelombang
shear di atas harga saturasi) yang disebabkan oleh
peningkatan densitas dan peningkatan saturasi air.
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung
Gambar 6.37 menunjukkan
hasil ekperimen dari
perambatan gelombang P
dan S.
•Secara vertikal dan
horizontal dengan tekanan
yang meningkat, kecepatan
gelombang P dan S pada
batuan sedimen kering
meningkat secara linear.
•Pada batuan sedimen
tersaturasi air, kecepatan
gelombang P tetap diatas
1000 m/s terhadap tekanan
yang berbeda sedangkan
kecepatan gelombang S
meningkat secara linear
terhadap tekanan
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Eksponen m di kecepatan vs tekanan; Referensi : D-Domenico (1977), H-Hunter et al


(1961), S-Schon (1969,1983), Z-Zareva (1956)
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung
Pada sedimen tersaturasi, kecepatan gelombang
longitudinal bernilai constant untuk kondisi tekanan rendah
pada lapisan dekat permukaan. Secara ringkas dapat
disebutkan :

-kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen kering


ditentukan oleh susunan butiran. Batuan sedimen
mempunyai susunan butiran tertentu.

- Kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen


tersaturasi air ditentukan oleh material pori. Batuan
sedimen mempunyai pori tertentu.

- Kecepatan transversal ditentukan oleh susunan butiran


pada kedua keadaan yakni keadaan kering dan tersaturasi
air.
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Kombinasi kecepatan
vs. tekanan;

kecepatan gelombang
sedimen sebagai fungsi
tekanan untuk sedimen
kering dengan
beberapa perbedaan
bentuk butiran
1. Glass sphere,
2. Sand
3. Quartzite
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Relasi kecepatan-kedalaman untuk sedimen tersaturasi air laut after Hamilton, 1976
(kecepatan dalam m/s; kedalaman z dalam m)
Kecepatan Gelombang Longitudinal Sedimen tersaturasi Air Laut Sebagai Fungsi dari
Kandungan Lempung

Tabel tersebut menunjukkan hubungan kecepatan dan kedalaman pada sedimen


laut tersaturasi air. Kecepatan-tekanan atau kecepatan-kedalaman
bergantung sedimen kohesif dan non kohesif dengan bentuk persamaan
(6.81). Pernyataan dari Dominico (1977), perbandingan kecepatan-
tekanan dan kecepatan-kedalaman bergantung pada kenaikan kecepatan
gelombang kompres termasuk kedalaman sedimen yang mengendap dalam
kolam (kedalaman sebanding dengan penurunan tekanan) dengan angka yang
sangat rendah daripada pengukuran kecepatan dalam pasir. Hal ini
diakibatkan oleh kenaikan sementasi yang cepat yang sesuai penurunan
porositas dengan kedalaman pada dapur pasir alam

Anda mungkin juga menyukai