Anda di halaman 1dari 3

SCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS DISLOKASI TMJ

LAPORAN KASUSDISLOKASI TMJ &HIPERTENSI GRADE IIOleh :PUTRI RARA IMAS BALERNA PRATIWIFAA
110 030

Pembimbing :dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RMdr. Tagor SibaraniDr.Tharina Lawei

Fakultas Kedokteran Universitas Palangka RayaRSUD dr. Doris Sylvanus Palangka RayaBagian Ilmu
Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine2015

1PENDAHULUANDislokasi TMJ atau dislokasi mandibula adalah pergeseran condylus dari lokasinya yang
normal di fossa mandibularis. Terdapat berbagai jenis dislokasi yang dapat terjadi melalui mekanisme
traumatik atau nontraumatik.Dislokasi mandibular merupakan keluhan yang jarang pada bagian gawat
darurat. Sebuah penelitian melaporkan dislokasi TMJ terjadi sebanyak 37 kasus pada periode 7 tahun,
pada sebuah rumah sakit dengan 100.000 kasus emergensi per tahun. Dislokasi mandibula anterior
merupakan yang paling sering terjadi dan biasanya akibat penyebab nontraumatik.

Penyebab dislokasi yang tersering ialah menguap terlalu lebar (45,8%), kecelakaan lalu lintas (13,5%).
Jenis dislokasi yang paling sering terjadi adalah dislokasi anterior bilateral (89,6%).

LAPORAN KASUSPrimary SurveyNy. M, perempuanVital sign:Tekanan Darah:170/110 mmHgNadi: 80


x/menitPernapasan:22 x/menitSuhu:37Airway:tidak terdapat sumbatan jalan nafasBreathing: Spontan,
22x/menit dengan jenis pernapasan torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak ditemukan
ketinggalan gerak pada salah satu thoraks.Circulation:TD 170/110 mmHg. Nadi 80 kali/menit, reguler, isi
cukup, kuat angkat.CRT < 2 detik.Dissability:tidak bisa menutup rahangEvaluasi masalah :Kasus ini
merupakan kasus yang termasuk dalam priority yaitu tidak bisa menutup rahang. Pasien pada kasus ini
diberi label pewarnaan triase dengan warna kuningTatalaksana awal:Pasien ditempatkan di ruangan
bedah. Keluhan Utama : tidak bisa menutup rahangRiwayat Penyakit Sekarang :Pasien diantar
keluarganya dirumah sakit dengan keluhan rahang tidak bisa menutup setelah menguap terlalu lebar
sejak 10 jam SMRS dan terasa semakin nyeri. Anak pasien mengatakan pasien menguap tadi malam
sebelum hendak beristirahat tetapi mulut tidak bisa menutup kembali. Pasien mengalami kejadian
serupa hampir setiap minggu dan dalam bulan ini sudah 3x terjadi hal yang sama. Anak pasien
mengatakan 1 tahun yang lalu pasien menderita serangan stroke bukan perdarahan, kemudian cara
berjalan pasien menjadi tertatih-tatih seperti robot, tangan kiri pasien menjadi lemah, dan rahang sering
tidak mau menutup sehabis menguap terlalu lebar. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, tidak
rutin meminum obat sebelum kejadian stroke. Setelah stroke 1 tahun yang lalu, pasien menjadi rutin
meminum obat amlodipin 10 mg setiap hari. Riwayat kejang (-), penurunan kesadaran (-), demam (-).BAB
dan BAK tidak ada keluhan

Pemeriksaan FisikKeadaan Umum:Tampak sakit sedangKesadaran:Compos MentisGCS:Eye (4), Motorik


(6), Verbal (5).

Tanda vital:Tensi:170/110 mmHgNadi:80x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkatSuhu:37C,


aksilaRespirasi:22 x/menit, torakoabdominal.

Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan Diagnosis BandingSindroma disfungsi sendi


TemporomandibularDiagnosis KerjaDislokasi Temporomandibular joint + Hipertensi gr II

PenatalaksanaanOksigenasi 2 lpm NKReposisi TMJPO : Amlodipine 10 mg, PO : Natrium Diklofenac 2 x 50


mgDiet lunak

8Foto pasien setelah dilakukan reposisi manual

UsulanX ray intra oralRontgen PanoramikCT scan

Tinjauan pustaka dan pembahasan

Dislokasi Sendi Temporomandibularposisi proc.condylaris yang abnormal yaitu berada di luar fossa
mandibularis, tetapi masih di dalam kapsul sendiKlasifikasi:anterior.posterior.lateral.superior.

Etiologi Dislokasifossa mandibular yang dangkal serta kondilus yang tidak berkembang dengan
baik.Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi ligamen yang akan mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kembali (rekuren).Membuka mulut yang terlalu lebar atau terlalu
lama.Adanya riwayat trauma mandibula, biasanya disertai dengan multiple trauma.Kelemahan kapsuler
yang dihubungkan dengan subluksasi kronis.Pemeriksaan FisikDislokasi unilateralDislokasi
bilateralTerapiReposisi: Mengompres sisi wajahMeletakkan ibu jari kiri di bawah gigi depan rahang
atasLetakkan jari telunjuk dan tengah kanan di bawah gigi depan rahang bawahSecara perlahan, tarik
rahang dengan menggunakan tangan

Obat Obatan Non-steroid anti inflammatory drugs (NSAIDs), seperti aspirin atau ibuprofen untuk
meredakan nyeri otot dan pembengkakan. Pemberiannya untuk jangka pendek.Bila NSAID tidak efektif
meredakan nyeri, dapat diberikan dosis rendah antidepresan trisiklik dengan anti muskarinik. Obat
obatan ini menghambat transmisi nyeri dan mengurangi bruxisme malam hari. Jenis yang biasa
digunakan adalah Amitriptyline and nortriptyline dalam dosis kecil.

Splint Kerja splint adalah dengan mengambil tekanan sendi dan otot rahang sehingga memberikan
kesempatan untuk beristirahat dan menyembuhkan diri. Pemakaian splint harus sesuai anjuran dokter
dan tidak boleh dipakai terlalu lama karena akan mengubah gigitanDietMakanan lunakMakanan
dipotong potong menjadi kecil sehingga mudah dikunyah, makan yang terbaik adalah makanan yang
lunak dan hanya perlu sedikit dikunyah, misalnya: Yogurt Soup IkanMakanan seperti berikut sebaiknya
dihindari:Makanan besar atau tebal yang perlu membuka mulut dengan lebar Lengket Keras, atau renyah

DAFTAR PUSTAKANational Institute of Dental and Craniofacial Research. TMJ disorders. June
2010.Okeson JP.Management of temporomandibular disorders and occlusion.5th
ed.2003.St.Louis:Mosby p.93-107Mandible dislocation. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/823775

Anda mungkin juga menyukai