Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

RUANG LINGKUP SYARI’AT ISLAM DENGAN CONTOHNYA

DISUSUN OLEH :

1. Aisyah Rindi Antika (40030519650134)


2. Indrayana Dwi Pratiwi (40030519650164)
3. Hilda Ari Ashara (40030519650170)
4. Riskina Wilisa Dwiwardani (40030519650180)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Ruang Lingkup Syari’at Islam dengan Contoh- Contohnya” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Lukman S.T., M.T. pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan.

Semarang, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Utama................................................................................................ 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I – Pendahuluan
a. Latar Belakang ..................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
c. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II – Pembahasan
a. Pengertian Syariah ............................................................................... 5
b. Ruang Lingkup syariat islam dan contohnya dalam kehidupan........... 6
c. Fungsi syari’at islam.......................................................... 7
d. Prinsip-prinsip syari’at Islam............................................... 8
e. Implementasi Syari’at Isam................................................ 10
BAB III – Penutup
a. Kesimpulan .......................................................................................... 11
b. Saran ..................................................................................................... 11
Daftar Pustaka .................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Syariah adalah tatanan dan ketentuan Allah yang harus dijalankan
perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, dalam syariah diajarkan
tentang hal-hal yang wajib, yang sunnah, yang mubah, yang makruh dan yang
haram dikerjakan dalam seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam
beribadah maupun dalam pergaulan hidup manusia. Karena hal inilah syariah
sangat penting untuk dipelajari sejak dini mungkin oleh seluruh umat
manusia di bumi ini.
Syariah akan ada disepanjang masa selama dunia ini belum kiamat,
senantiasa relevan degan keadaan dunia dimana saja, karena syariah adalah
aturan Allah dan itulah yang akan mengantarkan manusia kepada
kebahagiannya di dunia dan akherat.

b. Rumusan Masalah
1. Pengertian syari’at islam
2. Ruang lingkup syari’at islam
3. Fungsi syari’at islam
4. Prinsip syari’at islam
5. Implementasi syari’at islam

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti syari’at islam
2. Untuk mengetahui ruang lingkup syari’at islam dan contohnya
3. Untuk mengetahui fungsi syariat islam
4. Untuk mengetahui prinsip syariat islam
5. Untuk mengetahui implementasi syariat islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Syariat

Syariat Islam (Arab: ‫ إسالمية شريعة‬Kata syara' secara etimologi berarti jalan-
jalan yang bisa di tempuh air", maksud nya adalah jalan yang di lalui manusia
untuk menuju allah. Syariat Islamiyyah) adalah hukum atau peraturan Islam
yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam. Selain berisi hukum,
aturan dan panduan peri kehidupan, syariat Islam juga berisi kunci
penyelesaian seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di
akhirat.
Dijelaskan dalam Q.S Al-Jatsiyah ayat 18 yang artinya “Kemudian kami
jadikan kamu berada di atas syariah (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka
ikutilah syariah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak mengetahui.
Pengertian Syariah Menurut Ashshiddieqy adalah sebagai nama bagi
hukum yang ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya dengan perantara
Rasullullah, supaya para hamba melaksanakannya dengan dasar iman dan
takwa, baik hukum itu mengenai amaliyah lahiriyah maupun yang mengenai
akhlak dan akidah, kepercayaan yang bersifat batiniah.
Menurut Rosyada, Pengertian Syariah ialah menetapkan norma-norma
hukum untuk menata kehidupan manusia baik dalam hubungannya dengan
Tuhan maupun dengan umat manusia lainnya.
Zuhdi Mengatakan, Pengertian Syariah yaitu sebagai hukum yang ditetapkan
Allah melalui Rasul-Nya untuk Hamba-Nya agar mereka menaati hukum itu
atas dasar iman dan takwa, baik yang berkaitan dengan akidah, amaliyah
(Ibadah dan Muamalah) dan yang berkaitan dengan akhlak.
Berdasarkan Pengertian Syariah diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pengertian Syariah adalah segala apa yang disyariatkan oleh Allah. Baik
dengan Al-qur'an maupun dengan Sunnah Nabi ataupun yang dapat
melengkapi semua dasar-dasar agama, akhlak, hubungan manusia dengan

5
manusia, bahkan meliputi juga apa yang menjadi tujuan hidup dan kehidupan
manusia untuk keselamatan dunia dan akhirat.

b. Ruang Lingkup Syari’at Islam

Ruang Lingkup syari’at islam antara lain mencakup peraturan-peraturan


sebagai berikut :
1. Ibadah sebagai Ruang Lingkup Syari’at Islam
Ibadah adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
langsung dengan Allah SWT (ritual) yang terdiri dari :
a) Rukun Islam Yaitu mengucapkan syahadatin, mengerjakan shalat, ,
melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, dan
menunaikan haji bila mempunyai kemampuan (mampu fisik dan
nonfisik).
b) Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun islam yaitu badani
dan mali. Badani (bersifat fisik), yaitu bersuci, azan, iqamat, itikad,
doa, shalawat, umrah dan lain-lain. Mali (bersifat harta) yaitu zakat,
infak, sedekah, kurban dan lain-lain.
2. Muamalah sebagai Ruang Lingkup Syari’at Islam
Muamalah adalah peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan orang lainnya dalam hal tukar-menukar harta (termasuk jual beli),
di antaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama
dagang, simpanan barang atau uang, penemuan, pengupahan, warisan,
wasiat dan lain-lain.

3. Jinayah sebagai Ruang Lingkup Syari’at Islam


Jinayah ialah peraturan yang menyangkup pidana islam, di
antaranya : qishash, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman
memabukkan, murtad dan lain-lain.
4. Siyasah sebagai Ruang Lingkup Syari’at Islam

6
Siyasah yaitu menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan, di
antaranya : persaudaraan, tanggung jawab sosial, kepemimpinan,
pemerintahan dan lain-lain.
5. Akhlak sebagai Ruang Lingkup Syari’at Islam
Akhlak yaitu sebagai pengatur sikap hidup pribadi, di antaranya :
syukur, sabar, rendah hati, pemaaf, tawakal, berbuat baik kepada ayah dan
ibu dan lain-lain.
6. Peraturan lainnya di antaranya : makanan, minuman, sembelihan, berburu,
nazar, pemeliharaan anak yatim, mesjid, dakwah, perang dan lain-lain.
Jika ruang lingkup Syari’at islam di atas dianalisis objek
pembahasannya, maka akan mencerminkan seperangkat norma ilahi yang
mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, hubungan yang terjadi
antara manusia yang satu dengan manusia lain dalam kehidupan sosial,
hubungan manusia dan benda serta alam lingkungan hidupnya. Norma
ilahi sebagai pengatur tata hubungan yang dimaksud adalah kaidah ibadah
dalam arti khusus atau yang disebut kaidah ibadah murni, mengatur cara
dan upacara dalam hubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya,
dan kaidah muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya dan makhluk lain di lingkungannya.

c. Fungsi Syari’at Islam

Fungsi syari’ah adalah sebagai jalan atau jembatan untuk semua manusia
dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu ia menjadi media berpola hidup di
dunia agar sampai ke kampung tujuan terakhir (akhirat) dan tidak sesat. Dengan
kata lain agar manusia dapat membawa dirinya di atas jalur syari’at sehingga pada
gilirannya dia akan hidup teratur, tertib dan tentram dalam menjalin hubungannya
baik dengan Khalik (pencipta) yang disebut hablum minallah, hubungan dengan
sesama manusia yang disebut hablum minannas, serta hubungan dengan alam
lingkungan lainnya yang disebut hablum minal alam. Hubungan yang baik ini
akan mempunyai nilai ibadah, dan tentu dengan menjalankan ibadah yang baik
berupa ibadah langsung (mahdzah) ini akan membuahkan predikat baik dari Allah
dan pada akhirnya akan hasanah fi dunya dan hasanah fil akhirat sehingga dia
selamat di dunia dan di akhirat itulah yang menjadi tujuan semua manusia yang
beriman.

7
Manusia dalam hidupnya terkait dengan fungsi syari’ah pada garis besarnya
ada dua macam yaitu:
 Manusia sebagai hamba di mana harus menghambakan dirinya di
hadapan Khaliq (Allah SWT).
 Manusia sebagai khalifah di muka bumi (mengurus dan mengatur
tatanan hidup dan kehidupan).
Dan tentu jika hidup berpola pada syari’ah tersebut akan melahirkan
kesadaran berperilaku sesuai dengan dua fungsi di atas di mana sebagai hamba
mempunyai tugas beribadah, sesuai dengan firmanNya :
ِ ‫نس ِإ ََّّل ِليَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْٱل ِج َّن َو‬
َ ‫ٱْل‬
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah
Ku”. QS Adz-Dzariyaat : 56.

Selain itu, manusia juga sebagai khalifah di muka bumi, maka ia memiliki
tugas untuk melaksanakan amanat Allah sesuai dengan firmanNya :

ِ ْ ‫ض َو ْٱل ِج َبا ِل فَأ َ َبيْنَ أَن َيحْ ِم ْلنَ َها َوأ َ ْشفَ ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬
َ‫سنُ ۖ ِإنَّ ۥهُ َكان‬ ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫ضنَا ْٱْل َ َمانَةَ َعلَى ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ْ ‫ِإنَّا َع َر‬
‫وَّل‬ً ًۭ ‫ظلُو ًًۭما َج ُه‬
َ
”Sesungguhnya telah kami amanatkan kepada langit, bumi, gunung-gunung
namun mereka enggan untuk memikulnya, maka manusia menyanggupi untuk
memikulnya amanat tersebut tetapi mereka berbuat aniaya dan berbuat
bodoh.”QS. Al-Ahzab : 33.

Oleh sebab itu, supaya manusia menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka
bumi maka Allah telah menurunkan syari’at Islam yang berguna untuk
mengantarkan manusia guna mendapat ridhoNya supaya mendapatkan
kebahagiaan yang hakiki sesuai dengan ayat Al-Qur’an tersebut di atas. Adapun
ringkasnya fungsi tersebut di atas adalah untuk membuat kehidupan yang ma’rufat
(kebaikan) serta mewujudkan keadilan sesuai dengan firmanNya :

ُ ‫َآء َو ْٱل ُمنك َِر َو ْٱلبَ ْغ ِى ۚ َي ِع‬


َ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬ ِ ‫َآئ ذِى ْٱلقُ ْربَ َٰى َويَ ْن َه َٰى َع ِن ْٱلفَحْ ش‬ ِ ْ ‫ٱَّللَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْٱلعَدْ ِل َو‬
َ َٰ ْ‫ٱْلح‬
ِ ‫س ِن َوإِيت‬ َّ ‫إِ َّن‬
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”QS. An-Nahl : 90.

d. Prinsip-Prinsip Syari’at Islam

Tujuan utama syari’ah yaitu mengajak manusia kepada kebaikan dan


melarang dari berbuat salah mendapatka kebahagian di dunia dan di akhirat.
Untuk itu dalam pelaksanaan nya syari’ah mempunyai lima prinsip umum yang
dikemukakan oleh Supan Kusumamiharja, (1978) antara lain sebagai berikut ini.
 Sesuai dengan Fitrah Manusia

8
Allah menegaskan tentang kesesuaian syariah dengan potensi manusia
diantaranya dalam Q.S 30:30 dan Q.S 2:185. Dua ayat tersebut menjelaskan
bahwa seluruh aturan yang da dalam syari’ah tidak ada yang tidak dapat dilakukan
oleh manusia sesuai dengaan situasi dan kondisinya masing-masing. Bahkan
Allah menghendaki kemudahan bagi manusia, bukan kesukaran.

 Luwes dalam Pelaksanaannya


Allah menjelaskan tentang keluwesan syariah tersebut dalam Q.S 2:173, bahwa
hal-hal yang diharamkan dalam suatu keadaan dan kondisi tertentu, dapat menjadi
halal dalam keadaan dan kondisi lain, yaitu dlam keadaan terpaksa. Contoh lain
seperti yang dijelaskan dalam hadis Rasul riwayat Bukhari (Al-Asqalany, tth: 99)
bahwa bagi orang yang tidak mampu mengerjakan shalat dalam keadaan berdiri,
maka ia boleh melakukannya sambil duduk, dan selanjutnya boleh sambil
berbaring.

 Tidak Memberatkan
Semua syariat Allah tidak ada yang berat, sehingga manusia tidak mampu
melaksanakannya. Contoh ibadah sholat yang diwajibkan lima kali dalam 24 jam,
yang hanya membutuhkan waktu minimal kira-kira 5 x 7 menit = 35 menit, zakat
harta hanya berkisar 2,5 %, 5 % dan 10 %, ibadah haji cukup sekali seumur hidup,
begitu juga denagn benda-benda yang diharamkan hanya sebagian kecil apabila
dibandingkan dengan yang di halalkan.

 Penetapan Hukum secara Bertahap


Allah mengharamkan suatu hal tidak secara langsung,melainkan melalui tahapan
Contoh pengharaman minuman keras, tidak langsung sekaligus dilarang tetapi
berangsur-angsur setahap demi setahap sampai akhirnya diharamkan. Allah Swt
menurunkan ayat larangan minuman keras dengan laranan secara bertahap. Proses
nya di awali dengan turunnya Q.S 2:219 yang menyatakan bahwa pada khamar
dan judi terdapat dosa besar dan ada manfaatnya bagi manusia, tetapi dosa kedua
nya lebih besar dari manfaatnya. Setelah itu Allah turunkan Q.S 4:43 berupa
larangan mendekati shalat bagi orang-orang yang sedang mabuk.
Kemudian Allah turunkan Q.S 5:90 yang menyatakan secara tegas tentang
haramnya minuman keras dan ditegaskan oleh hadis Rasul walaupun sedikit
diminumkan maka statusnya sama, yaitu hukumnya haram.

 Tujuan Syariah adalah Keadilan


Pencapaian keadilan di dalam syariah secara eksplisit tampak pada adanya
penjelasan tentang pokok-pokok akhlak yang baik yang terdapat didalam syariat
tersebut. Allah menjelaskan hal itu di dalam surat al-Nahl [16] ayat 90.

Selanjutnya Dahlan (ed) 2 (1997): 577 mengungkapkan bahwa syari’ah


mempunyai tiga watak yang tidak berubah-ubah yaitu : 1) takammul (lengkap), 2)

9
wasattiyah (pertengahan) dan 3) harakah (dinamis). Watak
takammul memperlihatkan bahwa syari’ah itu dapat melayani golongan yang
tetap pada apa yang sudah ada (konsisten), dan dapat pula melayani golongan
yang menginginkan pembaharuan.
Konsep wasattiyah menghendaki keselarasan dan keseimbangan anatar
segi kebenaran dan segi kejiwaan. Keduanya sama-sam diperhatikan tanpa
mengabaikan salah satu dari padanya. Sedangkan dari segi harakah
(kedinamisan), syari’ah mempunyai kemampuan untuk bergerak dan berkembang.
Untuk mengiringi perkembangan itu di dalam syari’ah ada konsep itjtihad.
Didalam pelaksanaan ibadah agama islam menghargai kondisi seseorang
apakah sudah mukallaf (dapat diberi tanggung jawab atau baligh dan berakal),
dalam keadaan sehat atau sakit, dalam keadaan bepergian, tidur atau dlam keadaan
kesulitan. Begitu juga syariah dalam hal masalah kehidupan keluarga yang
memelihara prinsip-prinsip yang menjamin kemaslahatan suami istri. Sama
halnya juga dengan syariah tentang hukum pidana yang mempertimbangkan berat
dan ringannya tindak pidana dan sanksi bagi pelaku serta kaitannya dengan situasi
yang mempengaruhi pelaku.

e. Implementasi Syari’at Islam

Hukum islam yang sudah di kemukakan di atas bertujuan untuk mencari


keridhoan allah dengan cara melaksanakan segala aturan dengan sempurna dalam
rangka ibadah kepada allah, sebagai mana firman nya dalam surat adz-dzaryyat
51:56:

Artinya: jin dan manusia hanya aku ciptakan untuk mengabdi kepada ku

Berdasarkan tugas yang dilaksanakan itu, maka kajian hukum islam itu menurut
syarifuddin mengandung dua bidang pokok yaitu:
 Kajian tentang perangkat peraturan terinci yang bersifat amaliah dan harus
di ikuti umat islam dalam kehidupan beragama, yang disebut dengan fiqih.
 Kajian tentang ketentuan serta cara dan usaha yang sistematis dalam
menghasilkan perangkat peraturan yang terinci itu disebut ushul fiqih

10
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Syari’at adalah : tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia
untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Syariat islam memberikan tuntunan
hidup khususnya pada umat islam dan pada seluruh umat manusia pada
umumnya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ruang lingkup syari’at islam yaitu mencakup : ibadah, muamalah,
murakahat, jinayat, siyasah akhlak, peraturan-peraturan lainnya.

b. Saran
Demikianlah tugas ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
memabngun bagi para pembacanya seabgai keempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-
makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat
kami. Amin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arfin Hamid, 2011. Hukum Islam Perspektif Keindonesiaan. PT Umitoha


Ukhuwa Grafika : Makassar.
Zainuddin Ali, 2008. Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia.
Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.
www.wikipedia.com.
Anwar Fuandi, dkk. 2008. Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum.
Padang: UNP Press Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai