Anda di halaman 1dari 189

Buku Teks Siswa

Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal
penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Aneka Ternak Unggas Produksi 1 / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
IV, 184. : ilus. ; 29,7 cm.
Untuk SMK Kelas XI Semester 1
ISBN
ISBN

Kontributor Naskah :

Penelaah :

Penyelia Penerbitan :

Cetakan Ke-1, 2014

ii
Buku Teks Siswa

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan
keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar
tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok
pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang
mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruan yang disajikan dalam buku
ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang membekali
peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai
secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta
yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi
yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa
diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan
ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang relevan dan bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat
memberikan hasil yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan
generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Nopember 2014

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

iii
Buku Teks Siswa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
BAGIAN 1. PENDAHULUAN 1
A. Deskripsi 1
B. Prasyarat 2
C. Petunjuk Penggunaan 2
D. Tujuan Akhir 3
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 3
F. Peta Konsep 5

BAGIAN 2 PEMBELAJARAN 5
Bab. I 6
Kegiatan Belajar 1. Kebutuhan Kandang dan Peralatan 6
A. Tujuan Pembelajaran 6
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 6
C. Rangkuman 21
D. Tugas 21
E. Penilaian Diri 22
F. Uji Kompetensi / Ulangan 24
Kegiatan Belajar 2. Pembuatan Kandang Indukan 25
A. Tujuan Pembelajaran 25
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 25
C. Rangkuman 32
D. Tugas 33
E. Penilaian Diri 34
F. Uji Kompetensi / Ulangan 36

Kegiatan Belajar 3. Sanitasi Kandang dan Peralatan 37


A. Tujuan Pembelajaran 37
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 37

iv
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman 45
D. Tugas 46
E. Penilaian Diri 47
F. Uji Kompetensi / Ulangan 49
Kegiatan Belajar 4. Persiapan Kandang Merpati 50
A. Tujuan Pembelajaran 50
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 50
C. Rangkuman 61
D. Tugas 61
E. Penilaian Diri 62
F. Uji Kompetensi / Ulangan 64
Kegiatan Belajar 5. Persiapan Lokasi Rumah Walet 65
A. Tujuan Pembelajaran 65
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 65
C. Rangkuman 70
D. Tugas 70
E. Penilaian Diri 70
F. Uji Kompetensi / Ulangan 73
Bab. II. 74
Kegiatan Belajar 1. Pemilihan Jenis Bibit 74
A. Tujuan Pembelajaran 74
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 74
C. Rangkuman 98
D. Tugas 98
E. Penilaian Diri 99
F. Uji Kompetensi / Ulangan 101
Kegiatan Belajar 2. Seleksi Anak Unggas 102
A. Tujuan Pembelajaran 102
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 102
C. Rangkuman 109
D. Tugas 109
E. Penilaian Diri 110
F. Uji Kompetensi / Ulangan 112

v
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 3. Penanganan Anak Unggas 113


A. Tujuan Pembelajaran 113
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 113
C. Rangkuman 122
D. Tugas 122
E. Penilaian Diri 123
F. Uji Kompetensi / Ulangan 125

Bab. III 126


Kegiatan Belajar 1. Identifikasi Ternak Sehat dan Ternak Sakit 126
A. Tujuan Pembelajaran 126
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 126
C. Rangkuman 133
D. Tugas 133
E. Penilaian Diri 134
F. Uji Kompetensi / Ulangan 136
Kegiatan Belajar 2. Pencegahan Penyakit 137
A. Tujuan Pembelajaran 137
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 137
C. Rangkuman 153
D. Tugas 153
E. Penilaian Diri 154
F. Uji Kompetensi / Ulangan 156
Kegiatan Belajar 3. Penanganan Ternak Sakit 157
A. Tujuan Pembelajaran 157
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 157
C. Rangkuman 172
D. Tugas 172
E. Penilaian Diri 173
F. Uji Kompetensi / Ulangan 175

BAGIAN 3. PENUTUP 176


DAFTAR PUSTAKA 177
GLOSARIUM 178
INDEKS 179
vi
Buku Teks Siswa

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kotak Indukan ............................................................................................................ 12


Gambar 1.2 Brooding Ring............................................................................................................. 13
Gambar 1.3 Tempat Pakan Untuk Anak Unggas............................................................................ 17
Gambar 1.4 Tempat Pakan Untuk Anak Unggas............................................................................ 18
Gambar 1.5 Tempat Pakan Untuk Anak Unggas............................................................................ 18
Gambar 1.6 Penataan Peralatan Kandang Indukan. ...................................................................... 29
Gambar 1.7. Kandang Merpati Sistem Koloni................................................................................. 54
Gambar 1.8. Kandang Merpati Sistem Koloni Battery .................................................................... 55
Gambar 1.9. Kandang Merpati Sistem Campuran ......................................................................... 56
Gambar 1.10 Kandang Pembesaran Merpati Potong ..................................................................... 57
Gambar 1.11. Beberapa Jenis Tenggeran Merpati ......................................................................... 58
Gambar 2.1. Ayam Pelung Jantan ................................................................................................. 79
Gambar 2.2. Ayam Cemani ............................................................................................................ 80
Gambar 2.3. Ayam Nunukan .......................................................................................................... 82
Gambar 2.4. Ayam Gaok................................................................................................................ 82
Gambar 2.5. Merawang ................................................................................................................. 84
Gambar 2.6. Ayam Sentul .............................................................................................................. 85
Gambar 2.7. Kalkun Broad Breasted Bronze.................................................................................. 86
Gambar 2.8.Kalkun White Holland ................................................................................................. 86
Gambar 2.9. Kalkun Beltsville Small White .................................................................................... 86
Gambar 2.10. Itik Manila Jantan Dan Betina .................................................................................. 87
Gambar 2.11. Itik Manila Jantan.................................................................................................... 88
Gambar 2.12.Itik Manila Berwarna Putih ........................................................................................ 88
Gambar 2.13. Itik Manila Berwarna Hitam ...................................................................................... 89
Gambar 2.14..Angsa Toulouse....................................................................................................... 90
Gambar 2.15. Angsa Emden .......................................................................................................... 90
Gambar 2.16.Angsa Cina ............................................................................................................... 91
Gambar 2.17. Merpati King ............................................................................................................ 92
Gambar 2.18.Merpati Carneau ....................................................................................................... 92
Gambar 2.19 Merpati Mondain ....................................................................................................... 93
Gambar 2.20 Walet Dan Sarang Walet .......................................................................................... 94
Gambar 2.21 Kontrol Tingkah Laku Anak Unggas Dalam Kandang Indukan ................................ 119
Gambar 3.1 Ternak Sakit ............................................................................................................. 126
Gambar 3.2 Ternak Sehat ............................................................................................................ 126
vii
Buku Teks Siswa

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kepadatan kandang ayam lokal ......................................................................... 15


Tabel 1.2.Kepadatan kandang untuk kalkun ...................................................................... 15
Tabel 1.3 Kepadatan kandang untuk itik manila ................................................................ 16
Tabel 1.4 Kepadatan kandang untuk angsa ....................................................................... 16

viii
Buku Teks Siswa

BAGIAN 1. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Negara kita Indonesia, merupakan negara yang terletak di daerah tropis, terbentang dari ujung
Sumatera sampai Papua. Wilayah yang luas berupa gugusan kepulauan, terdiri dari lautan,
pantai, daratan, gunung-gunung, lembah, danau, hutan, ladang dan sebagainya.
Sungguh merupakan sumber kekayaan berlimpah, anugerah dari Tuhan pencipta alam
semesta yang patut kita syukuri dengan sepenuh hati. Kekayaan berupa sumber daya alam
yang beraneka ragam adalah amanat untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.

Ternak unggas adalah salah satu sumber daya alam yang mempunyai manfaat besar untuk
kemaslahatan umat manusia. Sudah sejak lama, ternak unggas dibudidayakan sebagai salah
satu sumber kesejahteraan. Hampir di semua negara, unggas diternakan untuk diambil
produknya berupa:
 Telur dan daging, merupakan pangan bergizi, khususnya untuk anak balita dan dalam masa
pertumbuhan serta ibu hamil dan menyusui. Pangan ini kaya akan protein, vitamin dan
mineral.
 Bulu, merupakan bahan yang baik dan hangat sebagai pengisi bantal, matras atau selimut.
 Kotoran unggas merupakan pupuk yang baik untuk menyuburkan tanaman terutama sayur-
sayuran.
 Hiburan, unggas dipelihara sebagai hewan kesayangan.

Secara umum, unggas penghasil daging dan telur yang banyak dikenal masyarakat di negara
kita adalah ayam, saat ini terutama ayam broiler dan layer. Produktivitas ayam ini yang cukup
tinggi menarik minat para peternak dan industri untuk membudidayakannya secara besar-
besaran.

Namun demikian, selain ayam, terdapat beberapa jenis ternak unggas yang mempunyai
potensi untuk berkembang menjadi suatu industri unggas produksi di Indonesia. Aneka ternak
unggas tersebut antara lain ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, burung dara dan burung
wallet. Populasi aneka ternak unggas ini masih kalah jauh dibandingkan dengan populasi
ayam broiler dan layer. Di beberapa tempat, keberadaan aneka ternak unggas hanya
dipelihara sebagai ternak hias atau pemanis taman saja. Padahal, jika melihat potensinya,
tidak menutup kemungkinan aneka ternak unggas di Indonesia berkembang pesat khususnya
sebagai ternak produksi penghasil daging yang cukup menguntungkan. Daging yang
dihasilkan unggas lokal, kalkun, angsa, itik manila maupun burung dara / merpati mempunyai
karakteristik yang khas, sehingga bisa menjadi pembeda dibandingkan daging unggas pada

1
Buku Teks Siswa

umumnya, yaitu daging ayam broiler. Oleh karena itu, hal ini bisa menjadi nilai lebih di
kalangan konsumen tertentu atau konsumen khusus.

Mata Pelajaran Aneka Ternak Unggas Produksi adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan aneka ternak unggas untuk tujuan produksi, seperti
ayam lokal, kalkun, itik manila, angsa, merpati dan walet. Pada Aneka Ternak Unggas
Produksi 1 materi yang dibahas meliputi persiapan kandang dan peralatan, pengadaan bibit
dan penanganan kesehatan pada aneka ternak unggas.

Materi pertama mengenai persiapan kandang dan peralatan aneka ternak unggas membahas
hal-hal yang berkaitan dengan lima kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis kandang, pembuatan
kandang indukan sistem brooding ring, sanitasi kandang dan peralatan, persiapan kandang
merpati, persiapan pemeliharaan walet .

Materi kedua mengenai Pengadaan Bibit membahas tiga kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis
bibit, seleksi anak unggas, dan penanganan anak aneka ternak unggas.

Materi terakhir, penanganan kesehatan membahas mengenai tiga kegiatan belajar, yaitu
identifikasi ternak sehat, pencegahan penyakit dan penanganan ternak sakit.

B. PRASYARAT
Untuk mempelajari materi Aneka Ternak Unggas Produksi 1 ini, Siswa harus sudah memahami
kompetensi pada Dasar Program Keahlian mata pelajaran berikut:
1. Dasar Pemeliharaan Ternak.
2. Dasar-dasar Pakan Ternak.
3. Dasar-dasar KesehatanTernak.
4. Dasar-dasar PembibitanTernak.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif.
2. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar dan sarana pendukung yang
lainnya.
3. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi
dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik.
4. Tujuan pembelajaran memuat apa yang akan dicapai atau dipelajari dalam buku teks
bahan ajar ini.
5. Lembar aktivitas siswa merupakan panduan bagi siswa selama mengikuti proses untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
6. Uraian materi terdapat dalam setiap kegiatan belajar dan harus dibaca siswa dengan baik.
7. Siswa dapat melaksanakan evaluasi sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang terdapat
dalam lembar uji kompetensi/ulangan.
2
Buku Teks Siswa

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari mata pelajaran ini, Siswa mampu mengimplementasikan agribisnis aneka
ternak unggas produksi dengan cara:

1. Mempersiapan kandang dan Peralatan dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.
2. Melakukan pengadaan bibit dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.
3. Menangani kesehatan dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

BIDANG KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI


PROGRAM KEAHLIAN : AGRIBISNIS TERNAK
PAKET KEAHLIAN : AGRIBISNIS ANEKA TERNAK
MATA PELAJARAN : AGRIBISNIS ANEKA TERNAK UNGGAS PRODUKSI
(Ayam lokal, Itik Manila, Angsa, Kalkun, Merpati,
Wallet)
KELAS: XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1 Mengamalkan ajaran agama yang


agama yang dianutnya. dianut pada pembelajaran agribisnis
aneka ternak unggas produksi sebagai
amanat untuk kemaslahatan umat
manusia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku 2.1 Menghayati dan mengamalkan


jujur, disiplin, tanggung- jawab, peduli perilaku jujur sebagai hasil dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, pembelajaran pada agribisnis aneka
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan ternak unggas produksi
menunjukan sikap sebagai bagian dari 2.2 Menghayati dan mengamalkan
solusi atas berbagai permasalahan dalam perilaku disiplin sebagai hasil dari
berinteraksi secara efektif dengan pembelajaran pada agribisnis aneka
lingkungan sosial dan alam serta dalam ternak unggas produksi
menempatkan diri sebagai cerminan
2.3 Menghayati dan mengamalkan
bangsa dalam pergaulan dunia.
perilaku tanggung jawab sebagai hasil
dari pembelajaran pada agribisnis
aneka ternak unggas produksi

3
Buku Teks Siswa

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

2.4 Menghayati dan mengamalkan


perilaku peduli sebagai hasil dari
pembelajaran pada agribisnis aneka
ternak unggas produksi
2.5 Menghayati dan mengamalkan
perilaku santun sebagai hasil dari
pembelajaran pada agribisnis aneka
ternak unggas produksi
2.6 Menghayati dan mengamalkan
perilaku responsive dan pro aktif
sebagai hasil dari pembelajaran pada
agribisnis aneka ternak unggas
produksi

3. Memahami, menerapkan, dan 3.1 Menerapkan persiapan kandang dan


menganalisis pengetahuan faktual, peralatan dalam agribisnis aneka
konseptual, prosedural, dan metakognitif ternak unggas produksi.
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang 3.2 Menerapkan pengetahuan tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, pengadaan bibit dalam agribisnis
dan humaniora dalam wawasan aneka ternak unggas produksi.
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
3.3 Menerapkan pengetahuan tentang
dan peradaban terkait penyebab
penanganan kesehatan dalam
fenomena dan kejadian dalam bidang
agribisnis aneka ternak unggas
kerja yang spesifik untuk memecahkan
produksi.
masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Mempersiapan kandang dan Peralatan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dalam agribisnis aneka ternak unggas
dengan pengembangan dari yang produksi
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, 4.2 Melakukan pengadaan bibit dalam
bertindak secara efektif dan kreatif, dan agribisnis aneka ternak unggas
mampu melaksanakan tugas spesifik di produksi.
bawah pengawasan langsung.
4.3 Menangani kesehatan dalam
agribisnis aneka ternak unggas
produksi.

4
Buku Teks Siswa

F. PETA KONSEP

Kebutuhan Kandang
dan Peralatan

Pembuatan kandang
Indukan

Persiapan Sanitasi Kandang dan


Kandang Peralatan

Persiapan kandang
Merpati

Persiapan Lokasi Rumah


Walet

Pemiihan Jenis Bibit

Agribisnis Aneka
Pengadaan
Ternak Unggas Seleksi Anak Unggas
Bibit
Produksi 1

Penanganan Anak
Unggas

Identifikasi Ternak Sehat


dan Ternak Sakit

Penanganan
kesehatan
Pencegahan Penyakit

Penanganan Ternak Sakit

5
Buku Teks Siswa

BAGIAN 2. PEMBELAJARAN
BAB. I

Kandang Aneka Ternak Unggas Produksi


(ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, burung dara, burung wallet)
Alokasi Waktu: 7 pertemuan x 5 jam

Kegiatan Belajar 1. Kebutuhan Kandang dan Peralatan


A. Tujuan Pembelajaran
 Dengan mengamati, menanya dan mencoba, siswa memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan kandang untuk pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa
penuh percaya diri.
 Dengan mencoba dan menalar, siswa mampu merencanakan kebutuhan kandang dan
peralatan untuk pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik/angsa sesuai kebutuhan dan tujuan
pemeliharaan dengan cermat dan penuh tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:

6
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 1.1

Tanggal: ....................................................................................................................

Jam : ....................................................................................................................

1. Unggas yang dipelihara: ayam lokal/kalkun/angsa/itik manila*)

2. Tujuan utama produksi: produksi daging/telur*)

3. Jumlah unggas :

4. Lebar kandang :

Panjang kandang :

Luas kandang :

5. Jumlah tempat pakan:

Deskripsi tempat pakan yang

digunakan..........................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

6. Jumlah tempat minum:

Deskripsi tempat minum yang digunakan ......................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

7. Jenis dan Jumlah Peralatan lain

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..................................................................................................................................

7
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2

DISKUSI

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) lakukan diskusi kelompok tentang :


 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kandang dan
peralatan untuk pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa!
 Mengapa unggas yang berbeda jenis dan umur sebaiknya dipelihara
dalam kandang yang terpisah?
 Apa yang akan terjadi seandainya kandang diisi dengan ternak terlalu
padat? Atau sebaliknya diisi terlalu longgar? Sebutkan kerugian bagi
peternak seandainya kandang diisi terlalu padat atau terlalu longgar!
 Apa yang terjadi jika jumlah tempat pakan dan tempat minum tidak
mencukupi?

2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami menggunakan bahasa


Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau
pada guru.

C. Kegiatan Belajar Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Lakukan pengamatan terhadap perencanaan kebutuhan kandang dan


peralatan untuk pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan cara
membaca uraian teks dibawah ini:

8
Buku Teks Siswa

1. Sistem Pemeliharaan Ternak

Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan
peralatan yang memadai. Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah
maupun sarana peralatannya, dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang akan dijalankan
oleh peternak. Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi
banyak faktor seperti keadaan alam, iklim, modal dan lain-lain. Masing-masing sistem
pemeliharaan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati peternak
sebelum memulai usaha peternakan.

Secara garis besar sistem pemeliharaan ternak dapat digolongkan menjadi tiga macam
berikut di bawah ini:

a. Sistem ekstensif

Sistem pemeliharaan ekstensif membutuhkan lahan yang relatif luas. Pada sistem
pemeliharaan seperti ini dibutuhkan lahan luas tempat ternak mencari pakan dan air
minum. Sistem ini masih memungkinkan untuk diterapkan di luar pulau Jawa dan atau
daerah-daerah lain yang pemukiman penduduknya belum terlalu padat.

Pada umumnya, masyarakat pedesaan memelihara ayam kampung, itik manila dan
angsa dengan cara seperti ini. Dikenal pula sebagai cara tradisional. Ternak unggas
dilepas bebas berkeliaran untuk hidup dan mencari makan di kebun-kebun, sawah,
ladang sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat
kekebalan yang tinggi. Selain itu, peternak tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.
Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa
makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat
mencari makan sendiri.

Namun demikian, cara ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain terjadinya
unggas hilang atau dimangsa oleh predator.

b. Sistem Semi-intensif

Sistem ini sudah mengarah pada sistem pemeliharaan intensif. Untuk pemeliharaan
ternak, pemilik menyediakan kandang dan halaman yang berpagar. Ternak tidak
dikurung dalam kandang setiap hari. Biasanya, pada siang hari, ternak bebas
berkeliaran di sekeliling kandang pada lahan yang berumput untuk mencari pakan
tambahan, baik berupa serangga, cacing dan hewan kecil lainnya atau berupa tumbuh-
tumbuhan hijau.

Sistem pemeliharaan ini umumnya digunakan untuk pemeliharaan ternak unggas


pembibitan dengan tujuan usaha menghasikan anak unggas. Adanya halaman,

9
Buku Teks Siswa

memudahkan terjadinya perkawinan unggas jantan dengan betina. Meski demikian, di


daerah pedesaan yang memiliki lahan luas, sistem ini juga tidak menutup kemungkinan
digunakan untuk pemeliharaan unggas penghasil daging dan telur. Angsa, diketahui
sebagai ternak yang sesuai dipelihara dengan cara ini karena sesuai dengan sifatnya
yang gemar makan hijauan, membutuhkan halaman berumput.

Berapa luas lahan pemeliharaan unggas dengan sistem semi intensif? Sebagai patokan
umum, 1 hektar lapangan rumput dapat menampung 380 ekor kalkun atau sekitar 200-
230 ekor angsa (Rasyaf, 1992).

c. Sistem Intensif

Ciri khas pemeliharaan intensif adalah ternak berada dalam kandang sepanjang
pemeliharaan. Kebutuhan ternak seperti pakan dan air minum disediakan oleh
peternak. Ternak yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaan dan kondisi
kesehatannya. Adanya kandang mempermudah peternak dalam melakukan tindakan
tatalaksana pemeliharaan seperti mengawasi kondisi kesehatan, memisahkan ternak
sakit dari ternak sehat, menangkap ternak untuk dipanen dan sebagainya. Dengan cara
ini tingkat produktivitas unggas dalam menghasilkan daging dan telur dapat
ditingkatkan lebih baik.

Pada pemeliharaan intensif, semua kebutuhan hidup ternak seperti pakan, air minum,
perawatan kesehatan, udara segar dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal ternak
bergantung sepenuhnya pada pemelihara. Peternak perlu menyediakan biaya dan
perhatian yang cukup besar sebagai modal pemeliharaan. Sebagai contoh jika kondisi
kandang tidak diperhatikan dan tidak sesuai syarat, maka kondisi unggas peliharaan
akan memburuk dibandingkan dengan unggas yang pemeliharaannya diliarkan.

2. Persyaratan Kandang

Dalam usaha peternakan, kandang diperlukan untuk melindungi unggas dari bermacam
gangguan. Pencuri dan hewan seperti anjing, kucing, ular, tikus tidak bisa masuk dan
mengganggu, baik pada siang maupun malam hari. Adanya kandang yang memadai juga
dapat menjaga agar hewan lain seperti burung, tikus dan hama lainnya, tidak ikut
memakan pakan ternak ataupun menulari ternak dengan penyakit berbahaya.

Persyaratan dasar dari suatu kandang adalah sebaiknya memenuhi hal-hal berikut:
 Tidak tembus hujan.
 Melindungi unggas dari sinar matahari langsung.
 Tidak kena banjir.
 Tidak bisa dimasuki burung liar.
 Mempunyai cukup ruang.

10
Buku Teks Siswa

 Mudah dibersihkan.
 Memiliki pintu yang ada kuncinya.

Kandang dapat dibuat dengan murah, yaitu menggunakan sebanyak mungkin bahan-
bahan lokal yang terdapat sekitar tempat pendirian kandang semisal dinding bambu dan
atap dari jerami atau daun kelapa. Kerugiannya kandang tersebut hanya akan tahan
sekitar 4-5 tahunan jika tidak langsung diperbaiki seandainya ada kerusakan.
Kandang yang lebih tahan lama dapat dibuat dari bahan-bahan yang lebih mahal berupa
kayu gergajian, tiang, semen, kawat, kasa, besi galvanis dan sebagainya.

3. Kandang ayam lokal, kalkun, bebek dan angsa

Kandang apa saja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan aneka ternak unggas produksi?
Berdasarkan fase atau periode pemeliharaan, kandang yang diperlukan untuk
pemeliharaan unggas dapat dibedakan menjadi empat macam berikut ini:

a. Kandang indukan

Unggas, termasuk mahluk hidup homeothermik, yaitu mahluk hidup yang harus
mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap stabil. Adanya bulu yang menutupi tubuh
merupakan anugerah Tuhan, yang ternyata merupakan salah satu mekanisme agar
unggas dewasa dapat mempertahankan suhu tubuh tetap stabil meskipun menghadapi
suhu lingkungan yang dingin, misalnya pada malam hari atau cuaca buruk. Pada anak
unggas yang bulunya belum tumbuh sempurna, perlindungan diberikan oleh induknya.
Bila diperhatikan, saat suhu lingkungan turun, misal pada malam hari atau hari hujan,
anak unggas akan menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat dengan menyusupkan
diri didekat tubuh induknya. Dengan senang hati, induk unggas pun akan
mengembangkan sayap, supaya anak-anak unggas dapat merasakan kehangatan.
Hal ini terjadi pada anak unggas yang dipelihar bersama dengan induknya.

Namun, pada pemeliharaan intensif, anak unggas komersial dipelihara tanpa kehadiran
induknya. Oleh karena itu diperlukan peralatan yang berfungsi sebagai penghangat
bagi anak unggas, dikenal sebagai sistem induk buatan atau brooder.

Bagaimanakah bentuk kandang indukan? Ada dua macam kandang indukan untuk
anak ayam, kalkun, itik manila dan angsa.

Pertama, kandang indukan berbentuk kotak persegi yang tertutup, biasa digunakan
untuk pemeliharaan unggas skala kecil, sekitar 100-an ekor anak unggas. Kandang ini
hanya bersifat sementara untuk pemeliharaan awal saja. Setelah unggas mempunyai
bulu untuk menutupi tubuhnya, unggas akan dipindahkan ke kandang pembesaran.

11
Buku Teks Siswa

Kandang indukan berupa kotak persegi, sisi-sisinya terbuat dari kayu atau bambu
dengan pemanas menggantung tengah-tengah pada sisi kotak bagian atas.
Sebagai penghangat ruangan/kotak, biasa digunakan lampu listrik. Sumber pemanas
lain seperti lampu minyak tidak disarankan, untuk meminimalisasi bahaya kebakaran.
Kotak dialasi dengan sekam. Tempat pakan dan tempat minum diletakan di dalam
kotak indukan.

Sebagai contoh kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal bisa berbentuk kotak
dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 60-70 cm. Bagian bawah (alas)
terbuat dari bilah bambu selebar 2-3 cm. Disusun dengan kerenggangan sekitar 1-2
cm. Dinding dibuat sedemikian rupa agar pertukaran udara dapat berlangsung dengan
lancar, tetapi anak ayam tidak lolos keluar.

Setiap satu meter kandang dapat menampung ayam lokal maksimal:

- 50 ekor, untuk anak ayam umur 1– 10 hari.


- 40 ekor, untuk anak ayam umur 10 – 20 hari.
- 25 ekor, untuk anak ayam umur 20 – 30 hari.

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.1 Kotak Indukan
Kedua, kandang indukan yang menyatu dengan kandang pembesaran. Apabila tidak
diperlukan indukan dibongkar, dan dengan sendirinya berfungsi sebagai kandang
pembesaran. Indukan ini berada dalam naungan kandang induk yang beratap dan
berdinding.

Indukan berupa rangkaian lingkaran seng atau papan tipis dengan pemanas berada di
tengah-tengahnya. Tempat pakan dan tempat minum diletakan sekeliling pemanas.
Lingkaran pembatas dapat dilebarkan sesuai kebutuhan atau bahkan diangkat dan
tidak dipergunakan lagi saat unggas sudah tidak membutuhkan indukan.
Kandang indukan ini dikenal sebagai kandang sistem brooding ring.

12
Buku Teks Siswa

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.2 Brooding ring
b. Kandang pembesaran

Berdasarkan tipe dinding, lantai dan atap, terdapat beberapa jenis kandang. Jenis-jenis
kandang dapat Anda baca kembali di buku Dasar-dasar Peternakan.

Saat unggas lepas masa sapih atau setelah selesai masa brooding, bulu tubuh unggas
telah tumbuh sempurna, bobot badannya pun akan bertambah dan membutuhkan
ruang lebih luas. Untuk tempat pemeliharaan unggas periode ini dikenal sebagai
kandang pembesaran.

Sampai kapan kandang ini digunakan?

Pada unggas pedaging, kandang pembesaran akan digunakan sampai masa panen,
yaitu sampai unggas mencapai umur siap potong. Pada unggas calon bibit, kandang ini
dapat digunakan sampai ayam betina menghasilkan telur tetas dengan kontinyu.
Yang perlu mendapat perhatian untuk penyesuaian adalah kepadatan kandang dan
rasio jumlah jantan dan betina. Kepadatan kandang untuk pemeliharaan pembesaran
dan pemeliharaan calon bibit adalah berbeda. Begitu pula dengan rasio jantan dan
betina, pada pemeliharaan calon bibit, rasio jantan lebih sedikit dibanding jumlah
betina. Pada pemeliharaan pembesaran, rasio jantan betina bisa diabaikan.
Pada unggas petelur, ada dua pilihan. Pertama, kandang bisa digunakan terus sampai
unggas berproduksi. Kedua, menjelang berproduksi, unggas dipindahkan ke kandang
sistem battery.

1) kandang sistem postal

Untuk keperluan komersial, pembesaran unggas dengan tujuan produksi daging


umumnya menggunakan kandang postal dengan sistem koloni, yaitu satu kandang
diisi dengan puluhan atau ratusan ekor unggas yang dipelihara secara bersama-

13
Buku Teks Siswa

sama. Kalkun, itik manila dan angsa adalah unggas yang bertubuh berat, umumnya
menggunakan lantai litter, sedangkan ayam lokal dapat menggunakan lantai litter
maupun lantai panggung yang bercelah.

Lantai kandang unggas air seperti itik manila dan angsa akan sering becek dan
terlihat kotor karena cara makannya berceceran. Pada saat makan, unggas air
cenderung untuk bolak balik minum. Untuk mengatasinya, pada pemeliharaan
intensif, sebaiknya menggunakan kandang dengan lantai kombinasi antara lantai
litter dan lantai panggung. Tempat pakan dan tempat minum diletakan pada lantai
berupa lantai panggung.

2) kandang dengan umbaran/halaman

Pada siang hari, angsa lebih senang berkeliaran di halaman daripada dikandang.
Kandang sebaiknya dilengkapi dengan halaman/umbaran yang ditumbuhi
rumput/tanaman hijauan. Adanya halaman memungkinkan angsa, itik manila dan
kalkun dapat berkeliaran diluar kandang dan memperoleh hijauan. Untuk mencegah
unggas berkeliaran kemana-mana, sekeliling halaman perlu mendapat pagar berupa
kawat, bambu atau kayu. Pada pemeliharaan semi intensif seperti ini, tempat pakan
dan tempat minum bisa disimpan di halaman umbaran.

Kandang ini juga cocok digunakan untuk pemeliharaan unggas calon bibit, dimana
unggas jantan dan betina mempunyai ruang gerak yang leluasa. Sebagai contoh
dalam pemeliharaan ayam lokal, satu unit kadang dengan lahan seluas 6 m2, cukup
untuk 6 ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan. Satu unit kandang terdiri dari
bangunan kandang beratap dengan luas 2 m x 1 m dan halaman atau tempat
umbaran seluas 2 m x 2 m.

Bangunan kandang beratap berfungsi sebagai tempat untuk tidur, istirahat dan
bertelur. Lantai untuk kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.
Untuk bertelur, disediakan sarang yang dibuat dari anyaman bambu yang diberi alas
jerami padi atau bahan lain. Sarang sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari tempat
tenggeran, untuk menghindari masuknya kotoran ayam kedalam sarang.

3) kandang batterai

Pemeliharaan ayam lokal untuk tujuan produksi telur konsumsi, bisa menggunakan
kandang sistem baterai yang tersusun dari rangkaian kandang-kandang individu
yang berdempetan dibuat menyatu. Setiap kandang individu berukuran lebar sekitar
18-20 cm, tinggi 35-40 cm panjang 40 cm. Kandang bisa disusun bertingkat menjadi
dua atau tiga tingkat. Rangkaian kandang-kandang individu ini diletakan di dalam
bangunan kandang beratap. Keuntungan dari penggunaan kandang baterai adalah

14
Buku Teks Siswa

peternak akan lebih mudah memantau kondisi kesehatan dan produktivitas per
individu ayam.

4. kepadatan kandang ayam lokal/kalkun/itik manila dan angsa

Luas lahan, terutama berhubungan dengan kepadatan kandang, merupakan faktor yang
mendapat perhatian penting dalam pemeliharaan intensif. Pada prinsipnya, dengan luas
lahan terbatas, peternak bertujuan untuk memberikan suatu ruang yang nyaman bagi
unggas agar unggas dapat tumbuh dengan cepat. Oleh karenanya, peternak perlu
memahami luasan optimal lahan / kandang dapat menampung pemeliharaan ternak.
Banyaknya jumlah ternak yang dapat ditampung per satuan luas kandang dikenal dengan
istilah kepadatan kandang.

Berapakah kepadatan kandang yang ideal untuk pemeliharaan aneka ternak unggas
produksi?Tabel berikut memuat beberapa kisaran kepadatan kandang ideal untuk
pemeliharaan aneka ternak unggas produksi

Tabel 1.1 Kepadatan kandang ayam lokal

Usia Kepadatan kandang ekor/m2

0-3 minggu 40

3-6 minggu 20

6-14 minggu 10

> 14 minggu 2

Sumber:
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman
Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)

Tabel 1.2. Kepadatan kandang untuk kalkun


Usia Kepadatan kandang ekor/m2

0-4 minggu 10 -11

4-8 minggu 7-8

9-12 minggu 5-6

12-16 minggu 4

> 16 minggu 2 -3

Sumber: good practices in planning and management of integrated commercial poultry


production in south Asia. 2003

15
Buku Teks Siswa

Tabel 1.3 Kepadatan kandang untuk itik manila


Usia Kepadatan kandang ekor/m2

0-3 minggu 10 -11

4-8 minggu 6 -7

9-20 minggu 3-4

> 20 minggu 2

Sumber: good practices in planning and management of integrated commercial poultry


production in south Asia. 2003

Tabel 1.4. Kepadatan kandang untuk angsa


Usia Kepadatan kandang ekor/m2

0-1 minggu 8-10

> 11 minggu 2 -3

Sumber: Rasyaf (1992)

5. Peralatan Kandang Aneka Ternak Unggas Produksi

Jenis peralatan kandang yang dibutuhkan oleh setiap peternakan adalah berbeda-beda.
Kebutuhan peralatan kandang tergantung dari jenis ternak yang dipelihara, sistem
pemeliharaan, jenis kandang, teknologi yang digunakan serta modal yang dimiliki.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilik peternakan saat memutuskan


pengadaan peralatan kandang ternak, antara lain:

 Tingkat harga dan faedah kegunaan


Harga peralatan dan kemampuan peternak untuk membeli merupakan faktor yang
menentukan ada tidaknya peralatan di suatu peternakan. Namun demikian ada
beberapa peralatan yang mutlak harus dibeli oleh peternak walaupun harga mahal.
Misalnya peralatan untuk melakukan vaksinasi mutlak dimiliki oleh peternakan berskala
menengah dan besar.

 Faktor efisiensi dan efektifitas


Peralatan modern seperti tempat makan otomatis pada peternakan sapi dapat
menghemat penggunaan pakan dan mengurangi penggunaan tenaga kerja.
Untuk peternak besar di negara-negara maju, peranan komputer dalam pemberian
makanan dan minuman sangat besar dan ini berakibat pada peningkat efisiensi
penggunaan pakan.

16
Buku Teks Siswa

 Skala usaha peternakan


Skala usaha peternakan menentukan jenis peralatan yang dipakai. Semakin besar
usaha peternakan biasanya semakin banyak dan semakin modern peralatan yang
digunakan. Perencanaan kebutuhan peralatan dimulai setelah menentukan jenis dan
jumlah ternak yang akan dipelihara serta jenis kandang dan bangunan yang akan
dibangun.

Peralatan kandang pada pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dan angsa
umumnya terdiri dari:

a. Tempat pakan

Tempat pakan yang diperlukan diantaranya adalah nampan kotak atau bulat digunakan
ataupun wadah berbentuk ceper untuk pemeliharaan anak unggas umur 1 hari sampai
sekitar satu atau dua minggu. Bentuk pakan seperti ini digunakan tidak hanya untuk
anak ayam tetapi juga digunakan untuk anak kalkun, itik mania dan angsa. Pada anak
ayam umur satu hari kapasitas 1 nampan umumnya bisa memuat pakan untuk 100 ekor
/ buah. Tentu saja, kapasitas atau daya tampung tempat pakan tergantung ukuran
panjang dan lebar atau diameternya.

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.3 Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Setelah unggas berumur dua minggu, ukuran tubuhnya membesar, tempat pakannya
perlu diganti dengan tempat pakan untuk unggas dewasa. Terdapat macam bentuk
tempat pakan dengan berbagai ukuran. Sebagai contoh di pasaran bebas terdapat
tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam
dewasa.

17
Buku Teks Siswa

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.4. Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Tempat pakan ini tidak harus selalu membeli di pasaran. Dengan memanfaatkan
bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar ditambah sedikit kreatifitas, dapat dibuat
tempat pakan dari kayu ataupun bambu.

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.5. Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Selain dengan melakukan perhitungan berdasarkan kapasitas daya tampung,


kecukupan tempat pakan yang disediakan dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara langsung. Apabila seluruh unggas mendapat tempat untuk makan
pada saat yang bersamaan, artinya tempat pakan yang digunakan sudah sesuai
kapasitasnya.

b. Tempat Air Minum


Seperti tempat pakan, terdapat bermacam bentuk tempat minum yang dapat digunakan
untuk pemeliharaan unggas. Di pasaran, ada dua bentuk tempat air minum yaitu
berbentuk bundar dan panjang. Tempat minum dapat pula berupa wadah bekas
ataupun membuat sendiri dari kayu dan bambu.

18
Buku Teks Siswa

Bentuk tempat minum untuk anak unggas sebaiknya berbentuk ceper/dangkal dan
sempit. Bentuk ini untuk menghindari agar anak itik dan angsa, tidak berusaha
berenang didalamnya. Bagi anak ayam, tempat minum yang dalam bisa menyebabkan
anak ayam mati tenggelam saat berusaha mengambil minum.

Untuk unggas dewasa, tempat minum hendaknya digantung atau diikat ke dinding atau
diberi pemberat agar tempat minum tidak terguling dan membasahi litter saat unggas
berebutan mengambil minum.

c. Alat Suntik

Alat suntik/spuit/syringe adalah suatu alat yang dilengkapi dengan jarum yang
berfungsi untuk memasukkan obat atau vaksin melalui pembuluh darah untuk
diedarkan keseluruh tubuh. Pada dasarnya ada dua jenis alat suntik pada unggas yaitu:
alat suntik secara manual dan alat suntik secara otomatis.

d. Timbangan

Timbangan diperlukan antara lain untuk menimbang pakan dan menimbang bobot
badan unggas. Untuk keperluan ini bisa menggunakan timbangan duduk maupun
timbangan salter.

e. Tirai kandang

Tirai biasanya berupa terpal atau plastik tebal, yang dipasang melingkupi seluruh
kandang. Fungsinya melindungi kandang dari cuaca dingin dan angin kencang pada
saat ayam belum tumbuh bulu, pada malam hari atau saat musim hujan.

g. Peralatan kebersihan

Ada beberapa macam alat kebersihan yang dipergunakan untuk membersihkan


kandang dan lingkungan kandang diantaranya : cangkul, sekop, gacok/cakar, sabit,
sapu, sikat dan lain sebagainya. Cangkul, sekop, gacok/cakar, sapu, pengki dan kereta
dorong dapat di pergunakan untuk membersihkan dan mengangkut kotoran ternak
serta kotoran atau limbah lainnya untuk dikumpulkan di tempat penampungan kotoran
(tempat pembuatan kompos).

h. Peralatan lain

Peralatan lain yang diperlukan bisa berupa mesin tetas, alat pensuci hama/sprayer, alat
penerangan, alat pembersih kandang, peralatan kesehatan ternak, alat pengukur suhu
(termometer) dan kelembaban, alat peneropong telur, alat fumigasi (untuk kandang,
telur dan mesin tetas), alat pembawa telur (egg tray), keranjang ayam;

19
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Siswa 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA

Buatlah perencanaan kebutuhan kandang dan peralatan, apabila


seorang peternak ingin memelihara 1000 ekor ayam
lokal/kalkun/itik manila dan angsa untuk tujuan produksi daging.

E. Aktivitas Siswa 5

MENGASOSIASI/MENALAR:

Berdasarkan pendapat Anda, buatlah suatu kesimpulan tentang


kebutuhan kandang dan peralatan untuk pemeliharaan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa

F. Aktivitas Siswa 6

MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

20
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan
peralatan yang memadai. Terdapat bermacam jenis kandang pemeliharaan ternak unggas.
Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah maupun sarana peralatannya,
dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, jenis unggas, dan tujuan pemeliharaan. Untuk
kelangsungan pemeliharaan aneka ternak unggas produksi, peternak perlu menyediakan
kandang, tempat pakan, tempat minum, timbangan, peralatan kesehatan dan peralatan
kebersihan sesuai kebutuhan.

D. Tugas
Untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan sistem pemeliharaan ternak, carilah
informasi dari berbagai sumber dan isilah tabel berikut:

Aspek Sistem Pemeliharaan

Intensif Semi-intensif Ekstensif

1. Luas lahan yang dibutuhkan

2. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

3. Peralatan yang digunakan

4. Biaya yang perlu dikeluarkan

5. Penghasilan yang diperoleh

6. Pengawasan kesehatan ternak

7.

8.

9.

10. dst

21
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-
hari , dengan kriteria :

SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

22
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

23
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kandang dan peralatan untuk
pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa
 Mengapa unggas yang berbeda jenis dan umur sebaiknya dipelihara dalam kandang yang
terpisah?
 Apa yang akan terjadi seandainya kandang diisi dengan ternak terlalu padat? Atau
sebaliknya diisi terlalu longgar? Sebutkan kerugian bagi peternak seandainya kandang diisi
terlalu padat atau terlalu longgar!
 Apa yang terjadi jika jumlah tempat pakan dan tempat minum tidak mencukupi?

24
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 2. Pembuatan Kandang Indukan

A. Tujuan Pembelajaran

 Dengan mengamati, menanya dan mencoba, siswa memahami cara menyiapkan kandang
indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dengan percaya diri.
 Dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan, siswa mampu
membuat kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila sesuai
kegunaan.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Kegiatan Belajar Siswa 1

MENGAMATI / OBSERVASI

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Amatilah kandang indukan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:

Lembar Pengamatan 1.2

Tanggal: ...................................................................................................................

Jam: ..........................................................................................................................

1. Unggas yang dipelihara: ayam lokal/kalkun/angsa/itik manila*)

2. Jumlah unggas:

3. Lebar diameter kandang indukan

4. Alas kandang

5. Jumlah tempat pakan:

6. Jumlah tempat minum:

7. Pagar pembatas berupa

25
Buku Teks Siswa

8. Jenis pemanas

9. Gambarkan tata letak penempatan pemanas, tempat pakan dan tempat

minum dalam lingkaran berikut:

26
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Siswa 2

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Bahan-bahan / komponen apa yang diperlukan untuk membuat
kandang indukan sistem brooding ring?
 Bagaimanakah cara membuat kandang indukan agar siap
untuk digunakan?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami mengenai materi
pembuatan kandang indukan, menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau
pada guru.

C. Kegiatan Belajar Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Lakukan pengamatan terhadap perencanaan kebutuhan kandang dan


peralatan untuk pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa
dengan cara membaca uraian teks dibawah ini:

1. Komponen Kandang Indukan Sistem Brooding Ring

a. Jenis-jenis Sumber Pemanas Indukan

Untuk menciptakan suhu stabil dalam kandang indukan, terdapat berbagai macam pilihan
sistem pemanas. Masing-masing pemanasan mempunyai kelebihan dan kekurangan dari
segi teknis, seperti energi panas yang dihasilkan, resiko kebakaran, efisiensi pemakaian
dan lain-lain serta dari segi ekonomis, seperti besaran biaya yang harus dikeluarkan.

1) Lampu Bohlam/dop berbahan energi listrik


Digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil anak unggas dengan cara
menggantungkan lampu bohlam 100 watt. Lampu bohlam hanya disarankan untuk
pemeliharaan dengan jumlah sedikit, sekitar 100 ekor. Dari segi biaya, penggunaan

27
Buku Teks Siswa

lampu bohlam sebagai pemanas tidak menguntungkan. Selain merlukan pemanas


alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam, bohlam juga mudah pecah.
Kelebihan menggunakan bohlam adalah tidak membutuhkan oksigen, tidak beresiko
kebakaran dan mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan.

2) Tungku berbahan bakar batu bara atau serbuk kayu


Prinsip kerja keduanya relatif sama yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu.
Bedanya bila menggunakan batubara bentuk tungku bila diisi akan menyisakan ruang
untuk sirkulasi udara sedangkan bila diisi serbuk kayu harus dipadatkan namun
dengan bantuan cetakan akan terbentuk saluran yang fungsinya juga untuk sirkulasi
udaya (O2) yang membuat api bisa menyala.

3) Pemanas infra merah berbahan bakar gas elpiji (LPG)


Dengan bahan bakar gas (LPG), api akan membakar keramik sampai membara.
Bara inilah yang menghasilkan infra merah. Dari berbagai sumber pemanas tersebut
yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater)
dengan berbagai merek, karena memiliki keunggulan :

 Dilengkapi dengan alat pengaman (safety device) yang berfungsi


mengamankan dengan menghentikan supply gas jika terjadi padam nyala api,
sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran kandang.

 Tinggi rendahnya suhu dapat diatur berdasarkan kebutuhan dan kondisi


kandang.

 Cara mengoperasikan mudah, efesien dan daya tahan peralatan lebih lama
(5 tahun) dibanding pemanas lain masa pakainya hanya 1 tahun.

b. Pagar pembatas/chick guard

Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebih mudah
dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban
kandang. Pagar pembatas sebaiknya terbuat dari seng dengan tinggi kurang lebih 45 cm.
Hal tersebut mengingat seng dapat memantulkan panas dan dapat diperluas sewaktu-
waktu diperlukan. Kecuali dari seng, dinding pembatas juga dapat terbuat dari karton,
papan, bilik, hard bord atau yang lain.

Pagar pembatas dapat dipasang membentuk lingkaran atau bujur sangkar dengan
sumber pemanas sebagi pusatnya. Pagar pembatas dapat diperbesar mengikuti
pertumbuhan unggas, bahkan diangkat sendainya sudah tidak diperlukan lagi.

c. Alas lantai
Alas lantai menggunakan sekam, serbuk gergaji dsb.

28
Buku Teks Siswa

2. Merangkai brooding ring dan Menata Perlengkapan kandang

Kandang indukan disiapkan beberapa hari sebelum kedatangan anak unggas agar pada
saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak unggas, kandang sudah dalam keadaan
siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk mencapai hasil maksimal. Seandainya
anak unggas dibeli dari peternakan lain, sebelum merangkai kandang indukan, pastikan
kembali hari dan tanggal kedatangan anak unggas berikut jumlahnya.

Pertama-tama siapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan sesuai jumlah anak unggas yang
akan dipelihara. Tempat pakan dan tempat minum harus dalam keadaan kering, sudah
dibersihkan dari kotoran serta disanitasi menggunakan bahan desinfektan.

Tebarkan litter diatas lantai dengan ketebalan sekitar 3-5 cm. Ada juga peternak yang
menghamparkan kertas koran di atas litter. Fungsinya mencegah anak unggas mematuki
litter.

Nyalakan pemanas dan amati peningkatan suhu yang dihasilkannya menggunakan


termometer. Sebagai patokan, suhu optimal untuk pemeliharaan anak unggas pada umur
satu hari adalah sekitar 35 0C. Pasanglah tempat pakan dan tempat minum diatas hamparan
litter secara berselang-seling. Hindari meletakkan tempat pakan tepat dibawah sumber
pemanas.

Pasang pagar pembatas membentuk luasan kandang indukan yang dibutuhkan.


Sebagai pedoman dalam perhitungan kebutuhan luasan kandang indukan adalah:

 40-50 ekor/ m2 untuk ayam umur 0-2 minggu.

 10-15 ekor/ m2 untuk kalkun/itik manila dan angsa umur 0-2 minggu.

Peralatan kandang indukan yang sudah terpasang dapat didesinfeksi kembali dengan
disemprot cairan desinfektan. Kandang indukan siap menerima anak unggas ketika
kehangatan sudah stabil dan menyebar ke seluruh kandang indukan.

Sebagai gambaran, peralatan kandang indukan kira-kira terpasang seperti gambar berikut:

Keterangan gambar:
pemanas
Tempat minum
Tempat pakan

Sumber :Dokumen Kemdikbud


Gambar 1.6. Penataan Peralatan Kandang Indukan

29
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4
MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan persiapan kandang indukan dengan menggunakan lembar kerja


sebagai berikut :

Judul : Menyiapkan Kandang Indukan sistem brooding ring

Tujuan : Siswa mampu menyiapkan kandang indukan sesuai


kebutuhan anak unggas

Waktu 2 x 45 Menit

Alat dan Bahan : 1. Pemanas


2. Seng
3. Tempat pakan
4. Tempat minum
5. Meteran
6. Sekam
7. Kalkulator
8. Termometer

Keselamatan kerja : Hati-hati dalam dalam menyalakan pemanas

Langkah kerja : .

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
5. Tentukan berapa jumlah anak unggas yang akan dipelihara.
6. Hitung kebutuhan luas kandang indukan dengan rumus luas= Л.r2 dan keliling = Л
diameter.
7. Hitung jumlah tempat pakan yang dibutuhkan.
8. Hitung jumlah tempat minum yang dibutuhkan.
9. Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
10. Rangkailah pagar pembatas membentuk kandang indukan
11. Tebarkan litter/ alas kandang
12. Pasanglah pemanas, tempat pakan, tempat minum dan termometer

30
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/MENALAR:

Berdasarkan pendapat Anda, buatlah suatu kesimpulan tentang cara


membuat kandang indukan sistem brooding ring untuk pemeliharaan
anak ayam lokal/kalkun/itik manial dan angsa

F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

31
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman

Kandang indukan sistem brooding ring terdiri dari sistem pemanas yang diletakkan ditengah
lingkaran pagar pembatas dan dialasi dengan sekam sabagai alas lantai. Pemanas dapat
menggunakan lampu bohlam berbahan energi listrik, tungku berbahan bakar batu bara/serbuk
kayu ataupum pemanas berbahan bakar LPG. Kandang indukan disiapkan beberapa hari
sebelum kedatangan anak unggas agar pada saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak
unggas, kandang sudah dalam keadaan siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk
mencapai hasil maksimal.

32
Buku Teks Siswa

D. Tugas
Untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan jenis-jenis pemanas, carilah informasi dari
berbagai sumber dan isilah tabel berikut

No Aspek Lampu Tungku batu Pemanas


bohlam listrik bara/kayu infra merah
LPG

1 Kemudahan cara menggunakan

2 Harga

3 Potensi bahaya kebakaran

4 Tingkat polusi

5 Kemudahan mendapatkan

6 ....

7 ...

8 Dst

33
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

34
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

35
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Bahan-bahan apa yang diperlukan untuk membuat kandang indukan sistem brooding ring?
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan kandang indukan sistem brooding ring!

36
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 3. Sanitasi Kandang dan Peralatan


A. Tujuan Pembelajaran

 Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami kegiatan sanitasi
lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa
dengan percaya diri.
 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan sanitasi lingkungan kandang dan
peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan cermat, tekun dan
penuh percaya diri.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Amatilah kegiatan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan pada peternakan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut:

37
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 1.3

Tanggal: ....................................................................................................................

Jam: ...........................................................................................................................

1. Alat-alat yang diperlukan:

....................................................................................................................

2. Bahan sanitasi:

...................................................................................................................

3. Perlengkapan keselamatan yang dipakai

..................................................................................................................

4. Langkah kegiatan

.................................................................................................................

38
Buku Teks Siswa

B. Kegiatan Belajar 2

DISKUSI

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan sanitasi
lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa?
 Bahan-bahan apa yang diperlukan untuk sanitasi lingkungan
kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa?
 Bagaimana langkah-langkah kegiatan sanitasi lingkungan
kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami mengenai materi
sanitasi kandang dan lingkungan peternakan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa, menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau
pada guru.

C. Kegiatan Belajar Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Lakukan pengamatan terhadap sanitasi kandang dan lingkungan pada


pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan cara
membaca uraian teks dibawah ini:

39
Buku Teks Siswa

1. Sanitasi Kandang dan Lingkungan

Sanitasi kandang merupakan upaya-upaya yang dilakukan terhadap lingkungan kandang


untuk mendukung upaya kesehatan ternak maupun peternak/pekerja kandang. Hal ini
merupakan salah satu tindakan dari beberapa cara yang perlu dilakukan sebagai pencegahan
timbulnya masalah kesehatan, seperti berjangkitnya wabah penyakit, yang dapat
menimbulkan kerugian cukup besar.

Sanitasi kandang umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan. Pelaksanaannya
dimulai sekitar dua minggu sebelum kedatangan ternak. Sanitasi meliputi:

a. Pembersihan lingkungan sekitar kandang dari semak belukar dan ilalang yang
dikhawatirkan menjadi tempat bersarangnya nyamuk, lalat dan serangga lainnya.
Rumput hendaknya dipotong dan dirapikan agar tidak tumbuh liar.
b. Pembersihan selokan air disekitar kandang agar air hujan dapat mengalir dengan lancar,
tidak menggenang dan menjadi sarang nyamuk.
c. Pembersihan kandang dengan mengeluarkan feses dan litter yang tersisa pada periode
pemeliharaan sebelumnya beserta seluruh kotoran-kotoran yang nampak oleh mata,
menggunakan sapu dan sikat. Setelah itu, pembersihan dilanjutkan dengan
menyemprotkan air pada seluruh permukaan kandang menggunakan selang air atau alat
semprot bertekanan. Kotoran yang sulit dibersihkan, bisa diberi sabun/deterjen dan disikat.
Setelah penyabunan, kandang dibersihkan kembali dengan air, kemudian tunggu hingga
mengering. Usaha pembersihan ini perlu dilakukan dengan cermat terutama pada kandang
bekas pakai pemeliharaan periode sebelumnya. Pembersihan menyeluruh diharapkan
dapat memutuskan rantai bibit penyakit yang mungkin ada pada bekas sisa pemeliharaan.
d. Penyemprotan kandang mengunakan bahan desinfektan sesuai dosis aman pemakaian
dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi
kandang. Bahan desinfektan berfungsi membunuh mikroorganisme bibit penyakit yang
tidak tampak dengan mata biasa. Desinfektan bisa berupa bahan campuran ataupun
bahan tunggal zat kimia cair yang bersifat non selektif.

Beberapa kelompok bahan kimia yang termasuk ke dalam desinfektan adalah alkohol,
halogen, fenol, kresol, aldehid, oksidator, dan quaternary ammonium compounds.
Mekanisme kerja desinfektan antara lain :
 Merubah permeabilitas membran,
 Merusak protein M.O,
 Merusak material genetik.

40
Buku Teks Siswa

Syarat untuk desinfektan sendiri, yaitu


 Bersifat germisidal paling tinggi,
 Tidak toksik untuk manusia dan hewan,
 Efektif
 Antikorosif,
 Tidak menimbulkan bau yang menyengat,
 Mudah didapat dan tidak mahal.

e. Kandang. Pengapuran kandang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme termasuk


jamur. Pengapuran kandang merupakan langkah dalam pencegahan penyakit disamping
kandang juga kelihatan terang. Kapur merupakan desinfektan yang murah dan mudah
diperoleh serta mudah dalam aplikasinya. Penggunaan kapur biasanya diencerkan dengan
air yang kemudian dioleskan pada permukaan kandang, yaitu dinding,
langit-langit/kerangka kandang, lantai serta sekitar kandang.

2. Perawatan Kandang

Perawatan kandang dan peralatan kandang merupakan suatu aktivitas berupa tindakan untuk
mempertahankan dan mengembalikan keadaan suatu peralatan pada kondisi operasional
secara optimal, sehingga memperpanjang lama pemakaian. Pemeliharaan peralatan meliputi
perawatan dan perbaikan peralatan yang rusak. Pemeliharaan peralatan kandang ini
bertujuan :

 Untuk memperpanjang lama pemakaian.


 Untuk menjamin suatu peralatan agar selalu dalam kondisi optimal.
 Untuk menjamin keselamatan bagi pemakai peralatan tersebut.
 Untuk menekan biaya operasional dan pemanfaatan secara optimal terhadap investasi dari
alat tersebut.

Kandang dapat bertahan lama dalam pemakaiannya perlu dilakukan perawatan.


Kegiatan yang dapat dilakukan dalam perawatan kandang antara lain:

a. Memelihara kebersihan kandang yang meliputi dinding, atap dan lingkungan.


b. Melakukan pengecatan pada rangka kayu.
c. Melakukan pengasapan ke seluruh bagian kandang secara berkala.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kandang secara rutin dan melakukan tindakan
perbaikan jika terdapat kerusakan pada atap, dinding dan lantai kandang.

41
Buku Teks Siswa

3. Perawatan Peralatan Kandang

Semua peralatan kandang yang dimiliki oleh suatu perusahaan peternakan, sebaiknya harus
dipelihara secara rutin, baik itu kebersihan maupun fungsinya. Pemeliharaan peralatan
kandang ini tergantung pada spesifikasi (karakteristik) peralatan tersebut.

a. Untuk peralatan kandang unggas yang digunakan setiap hari, seperti tempat pakan dan
tempat minum, harus dibersihkan dari kotoran setiap hari, dicuci dan dicelupkan ke dalam
larutan desinfektan dan dikeringkan. Apabila tidak digunakan disimpan dalam keadaan
kering di gudang peralatan.
b. Untuk jenis peralatan kandang seperti mesin sprayer pembersih kandang yang
menggunakan oli mesin dan menggunakan bahan bakar perlu dicek dan diisi untuk
menjamin kualitas. Seluruh bagian yang perlu pelumas dilumasi dan dibersihkan sesuai
petunjuk yang ada.
c. Untuk jenis peralatan kandang yang cara penggunaan secara manual dan sangat
sederhana seperti : alat – alat kebersihan, cara perawatan atau pemeliharaannya cukup
dengan cara membersihkan setiap habis digunakan dan menyimpannya di tempat yang
aman.
d. Untuk perawatan peralatan yang berupa alat suntik, setelah alat tersebut digunakan cuci
bagian dalam spuit dengan cara menyedot dan memompa aquadest, kegiatan ini
dilakukan sampai 3 kali atau lebih sampai dalam spuit bersih. Setelah sudah bersih alat
suntik tersebut disimpan ditempat yang aman dan pada saat menyimpan kondisi jarum
dalam keadaan terlepas dari spuit dan pompanya.

42
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan kegiatan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan dengan


menggunakan lembar kerja sebagai berikut :

Judul : Melakukan Sanitasi Lingkungan Kandang


dan Peralatan
Tujuan : Siswa mampu melakukan sanitasi
lingkungan kandang dan peralatan pada
pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik
manila/angsa
Waktu : 3 x 45 Menit
Keselamatan kerja : - Wear pack
- Sepatu boot
Alat : - Alat semprot - Ember
- Sapu lidi - Gayung
- Pembersih sarang - Lap tangan
laba-laba - Gelas ukur
- Cangkul - Karung
- Sabit
Bahan : - Sabun/detergen
- Desinfektan

Langkah Kerja:

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
5. Litter yang bercampur dengan kotoran dimasukkan dalam karung dan dikeluarkan
dari kandang
6. Bersihkan lantai kandang dengan sapu
7. Bersihkan sarang laba-laba dari dalam dan luar kandang
8. Gunakan sikat dan detergen untuk membersihkan kotoran yang susah dibersihkan!
9. Hitung luas kandang untuk menentukan kebutuhan desinfektan

43
Buku Teks Siswa

10. Larutkan desinfektan dengan mengikuti takaran yang telah ditentukan dalam label
dan lakukan penyemprotan pada seluruh ruang kandang
11. Bersihkan selokan saluran air sekitar kandang!
12. Potong dan rapikan rumput yang tumbuh di sekitar lingkungan kandang
13. Bersihkan alat-alat praktek dan simpan kembali pada tempatnya

E. Aktivitas Belajar 5

MENGASOSIASI/MENALAR:

Berdasarkan pendapat Anda, buatlah suatu kesimpulan tentang kegiatan


sanitasi lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa

F. Aktivitas Belajar 6

MENGKOMUNIKASIKAN

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

44
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Sanitasi kandang merupakan upaya-upaya yang dilakukan terhadap lingkungan kandang untuk
mendukung upaya kesehatan ternak maupun peternak/pekerja kandang. Sanitasi kandang
umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan, meliputi pembersihan kandang,
lingkungan kandang, perawatan kandang dan peralatan.

45
Buku Teks Siswa

D. Tugas
Carilah data dan informasi mengenai jenis-jenis bahan sanitasi kandang berikut lokasi dan cara
penggunaanya, kemudian isikan pada tabel berikut di bawah ini :

No. Jenis Bahan Lokasi Penggunaan Cara Penggunaan


Sanitasi

1. Sabun  Tempat pakan dan air minum unggas  Dicampur


dengan air,
 Lantai dan dinding kandang
dicucikan

2 ...................... .......................................... ..................................

3.

4.

5.

6.

7.

8. ...............dst

46
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-
hari , dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

47
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

48
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Apa manfaat kegiatan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan? Jelaskan!
2. Berapa lama masa kering kandang yang ideal bagi ternak unggas agar terhindar dari
penyakit ?
3. Mengapa sebelum melakukan tindakan desinfeksi, perlu dilakukan pembersihan kandang
dari semua kotoran dan bahan organik. Jelaskan!
4. Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih desinfektan yang akan
digunakan untuk desinfeksi kandang!
5. Sebutkan tahapan kegiatan sanitasi kandang! Jelaskan

49
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 4. Persiapan Kandang Merpati


A. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, siswa mampu memahami persiapan
kandang merpati untuk tujuan produksi daging dengan percaya diri.
 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu menyiapkan kandang merpati untuk tujuan
produksi daging dengan cermat, tekun dan penuh tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:

Lembar Pengamatan 1.4

Tanggal: ....................................................................................................................

Jam: ...........................................................................................................................

1. Unggas yang dipelihara: merpati

2. Tujuan utama produksi: produksi daging

3. Jumlah merpati:

4. Lebar kandang:

Panjang kandang:

Luas kandang:

50
Buku Teks Siswa

5. Jumlah tempat pakan:

Deskripsi tempat pakan yang

digunakan.........................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

6. Jumlah tempat minum:

Deskripsi tempat minum yang digunakan ......................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

7. Jenis dan Jumlah Peralatan lain

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

51
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Bagaimanakah kandang untuk pemeliharaan merpati potong?
 Peralatan apa yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi
kandang sebagai tempat pemeliharaan merpati?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi
atau pada guru.

C. Kegiatan Belajar Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Marilah kita baca uraian teks dibawah ini:

1. Tujuan Pemeliharaan Merpati

Di Indonesia, merpati lebih dikenal sebagai ternak kesayangan. Namun, di beberapa tempat,
merpati juga dipelihara sebagai ternak penghasil daging. Daging merpati muda atau piyek
dikenal dengan istilah „squab‟. Daging merpati muda ini mempunyai tekstur yang lembut dan
mempunyai penggemar kalangan tertentu.

Tidak seperti unggas lainnya, merpati potong dipelihara tidak lama. Tubuh yang kecil dan
lama pemeliharaan yang singkat akan menghemat tempat pemeliharaan, sehingga per meter
persegi lahan dapat dimanfaatkan untuk memelihara merpati lebih banyak dibanding
memelihara bebek, angsa dan kalkun.

Pemeliharaan merpati potong, dibagi menjadi dua tahap. Pertama, dari umur menetas sampai
sekitar 15 hari . Pada tahap ini, merpati harus tinggal dengan induknya. Merpati akan diasuh
dan diberi pakan dari mulut induknya. Tahap kedua yaitu setelah umur 15 hari sampai masa
panen, anak merpati perlu dipindahkan pada kandang pembesaran.

52
Buku Teks Siswa

2. Kandang Pemeliharaan Merpati

Merpati merupakan burung yang dikenal di sebagian besar negara, baik sebagai burung liar
ataupun sebagai ternak peliharaan untuk diambil manfaatnya sebagai pengantar pos/surat,
sebagai ternak aduan (adu kecepatan terbang) ataupun sebagai ternak konsumsi untuk
diambil dagingnya. Berdasarkan pengamatan cara hidupnya, merpati dewasa berkembang
biak secara monogami atau mempunyai satu pasangan hidup yang tetap sepanjang
hidupnya, kecuali kalau pasangannya mati. Merpati bertelur sebanyak 2 butir per periode
bertelur. Telur akan menetas setelah dierami oleh kedua induknya selama 17-19 hari.
Anak merpati akan diberi makan oleh induknya berupa cairan dari tembolok induknya
(sering disebut „susu tembolok‟). Setelah satu minggu, pemberian jumlah cairan akan
dikurangi, diganti dengan makanan yang lebih keras, pada akhirnya mendapat makanan
yang sama seperti induknya. Anak merpati sepenuhnya masih tergantung pada pemberian
makan dari induknya sampai berumur 3-5 minggu. Selanjutnya, merpati akan mencari makan
senidri. Anak merpati akan menjadi dewasa saat menginjak usia sekitar 4 – 6 bulan, dengan
berat badan merpati muda jantan sekitar 200 sampai 300 g, dan 150 g untuk merpati muda
betina.

Sebagai ternak konsumsi, merpati dipelihara untuk menghasilkan daging. Meskipun masih
terbatas, restoran tertentu menyediakan menu daging merpati muda untuk pelanggannya.
Daging merpati muda dikenal mempunyai tekstur yang lembut dan khas. Untuk tujuan
pemeliharaan merpati potong, kandang yang diperlukan sebagai berikut:

a. Kandang jodoh (khusus penjodohan hingga mengasuh anak),

1) Sistem kandang koloni

Beberapa pasang merpati di masukkan dalam kandang besar. Untuk kapasitas kandang
jangan terlalu sesak karena akan mengganggu kesehatan merpati. Setiap pasang
membutuhkan luas lantai kandang sekitar 0,6 m2, termasuk 0,4 m2 untuk tempat
bersarang. Kelebihan dari sistem ini keamanannya lebih terjamin dari pada sistem
umbaran. Kelemahan sistem ini, memerlukan biaya untuk pembuatan kandang dan
makanan yang dibutuhkan lebih banyak, kalau ada burung yang sakit akan mudah
menular.

53
Buku Teks Siswa

Sumber: http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.7. Kandang Merpati Sistem Koloni

2) Sistem Battery

Di mana satu pasang merpati di masukkan dalam satu kandang battery. Ukuran
kandang yang ideal adalah 75 cm x 50 cm x 50 cm. Sistem ini sangat baik digunakan
untuk ternak dalam skala besar. Kelebihan dari sistem ini, kesehatan burung lebih
terjamin karena penyakit tidak mudah menular, produktifitas lebih baik, keamanan lebih
terjamin. Sedang kelemahannya adalah membutuhkan biaya pembuatan kandang yang
banyak, perawatan lebih sulit.

54
Buku Teks Siswa

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.8 Kandang Merpati Sistem Koloni Battery

3) Sistem Campuran

Sistem ini sering digunakan untuk pemeliharaan merpati. Pada suatu saat tertentu
merpati dipelihara dalam sangkar/ pagupon, namun juga dilepas sehingga bisa bebas
terbang.

55
Buku Teks Siswa

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.9. Kandang Merpati Sistem Campuran

b. Kandang Pembesaran

Kandang pembesaran digunakan saat merpati lepas masa sapih dari induknya. Fase ini
bisa dimulai dari umur 15 hari hingga masa panen (45-60 hari, sekitar 500 gram). Kandang
bersifat koloni, artinya untuk memelihara beberapa ekor sekaligus. Kandang berukuran 100
x 100 cm2 dengan tinggi 75 cm dapat menampung 20-25 ekor merpati hingga masa
panen. Karena merpati sudah bisa terbang, bisa juga diusahakan agar bagian atapnya
terbuat dari bahan yang lentur, misalnya kassa dari nilon. Untuk menghemat lahan,
kandang dibuat sistem battery, disusun bertingkat, berjajar, dan saling memunggungi,
seperti pada kandang unggas petelur. Kandang terbawah diberi kaki setinggi 50 cm, agar
kandang terbebas dari genangan air. Semua kandang ini berada di bawah naungan
kandang induk, yang memiliki atap, pelindung dari angin dan air hujan.

56
Buku Teks Siswa

Sumber: Squab Raising. April 2007. Primefacts. www.dpi.nsw.gov.au


Gambar 1.10. Kandang Pembesaran Merpati Potong

3. Peralatan yang dibutuhkan

Peralatan yang diperlukan untuk menunjang fungsi kandang merpati antara lain:

 tempat pakan,
 tempat minum,
 tempat untuk grit,
 nesting bowl atau sarang untuk mengeram
 tenggeran.
Tempat pakan, minum dan grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat
kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa berbentuk cekung.
Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati untuk mengerami telurnya dan
mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.

57
Buku Teks Siswa

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.11. Beberapa Jenis Tenggeran Merpati

58
Buku Teks Siswa

C. Aktivitas Belajar 3

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan persiapan kandang merpati dengan menggunakan lembar kerja


sebagai berikut :

Judul : Menyiapkan kandang pemeliharaan merpati potong


Tujuan : Siswa mampu menyiapkan kandang pemeliharaan merpati potong
Waktu : 2 x 45 Menit
Alat dan Bahan : Kandang merpati
Meteran
Tempat pakan
Tempat minum
Keselamatan kerja:

Langkah kerja
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
5. Ukurlah luas kandang merpati
6. Tentukan jumlah merpati yang dapat dipelihara dalam kandang tersebut!
7. Hitung jumlah tempat pakan yang dibutuhkan
8. Hitung jumlah tempat minum yang dibutuhkan
9. Lakukan sanitasi terhadap kandang, lingkungan dan peralatan
10. Bersihkan tempat kegiatan dari kotoran dan sampah
11. Simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya

59
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/MENALAR:

Berdasarkan pendapat Anda, buatlah suatu kesimpulan tentang


persiapan kandang untuk pemeliharaan merpati tujuan produksi
daging

F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

60
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Kandang yang dibutuhkan untuk pemeliharaan merpati pedaging ada dua macam yaitu
kandang jodoh-beranak dan kandang pembesaran. Peralatan kandang yang dibutuhkan adalah
tempat pakan, tempat minum, grit, tempat sarang dan tenggeran.

D. Tugas

Buatlah makalah tentang persiapan kandang untuk pemeliharaan merpati potong.

61
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

62
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

63
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Jelaskan kandang apa yang diperlukan untuk pemeliharaan merpati potong?
2. Jelaskan langkah-langkah persiapan kandang untuk pemeliharaan merpati tujuan produksi
daging

64
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 5. Persiapan Lokasi Rumah Walet

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami persiapan lokasi
rumah walet dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mencoba siswa mampu menyiapkan lokasi rumah walet dengan cermat,
teliti dan penuh tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah lokasi pemeliharaan walet yang ada di lingkungan sekitar sekolah/tempat
tinggal!
5. Buatlah suatu catatan hasil pengamatan pada lembar Pengamatan 1.5.

65
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 1.5

No Aspek yang diamati Kondisi Keterangan

Ya Tidak

1 Lokasi rumah walet:

- Jauh dari keramaian kota


- Jauh dari kawasan industri
- Dekat dengan lingkungan
daratan dan perairan
- Tidak jauh dari rumah walet
lain/gua walet
- Tidak banyak hidup burung
predator seperti elang

2 Kondisi iklim mikro rumah walet

1. Pencahayaan: ................................................ lux

2. Tingkat kekerasan suara:.................................db

3. Temperatur udara ..........................................0C

4. Kelembaban udara ........................................%

B. Aktivitas Siswa 2

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Bagaimanakah kondisi ideal lokasi rumah walet?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami, menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada
forum diskusi atau pada guru.

66
Buku Teks Siswa

C. Aktivitas Belajar 3
MENGAMATI / OBSERVASI :

Mari kita baca uraian teks di bawah ini:

Rumah walet adalah sebuah bangunan (atau gua) yang dipakai oleh burung walet untuk
berlindung dan berkembang biak. Walet membutuhkan tempat yang gelap, seperti halnya
gua-gua alam atau bangunan-bangunan kuno yang tak terawat ataupun bangunan yang
sengaja dibuat manusia agar ditempati walet, sebagai tempat tinggal untuk berlindung dan
membuat sarang. Sarang walet inilah yang diinginkan oleh pendiri atau pengusaha rumah
walet. Sarang walet mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk diperjualbelikan.
Pendiri rumah walet tidak segan mengeluarkan biaya cukup banyak untuk membangun rumah
walet, tentu dengan harapan akan banyak walet yang tidak hanya sekedar singgah, namun
tertarik berkembangbiak membuat sarang dalam rumah yang didirikannya.

Seperti apakah bangunan yang disenangi walet untuk bersarang? Faktor-faktor yang
mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah adanya
kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur
memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat
walet mencari makan. Pada waktu tertentu, walet harus selalu keluar dari rumahnya untuk
mencari makanan berupa serangga-serangga kecil.

Berdasarkan hal-hal tersebut, rumah walet dapat berupa gedung kuno maupun gedung baru
yang kondisi ruangannya disesuaikan untuk mendekati ruangan yang dibutuhkan walet untuk
bertempat tinggal, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi rumah walet


Rumah walet harus berada pada lokasi yang memiliki populasi walet yang cukup besar,
atau berada pada lintasan walet atau bisa juga pada daerah perburuan makanan walet.
Lingkungan daratan yang banyak dihuni serangga adalah daratan yang ditumbuhi banyak
tanaman seperti pepohonan, rumput-rumputan dan semak-semak, baik berupa ladang,
persemakan, lapangan rumput maupun berupa perkebunan dan hutan. Serangga
makanan walet banyak pula terdapat di perairan berupa danau, rawa-rawa atau sungai.

Sebaliknya, lokasi rumah walet tidak terlalu dekat dengan keramaian kota dan kawasan
industri. Lokasi keramaian kota dan kawasan industri mempunyai karakteristik banyak
polusi yang mengganggu kenyamanan walet, seperti suara bising yang dikeluarkan
klakson kendaraan, pengeras suara, gemuruh pabrik dan sebagainya. Polusi gas dapat

67
Buku Teks Siswa

mengganggu kehidupan serangga kecil yang menjadi makanan walet. Demikian pula
dengan polusi limbah cair pabrik dan insektisida berlebihan.

2. Kondisi Rumah walet


a. Penerangan
Ruangan tempat tinggal walet harus remang-remang sampai gelap. Pencahayaan di
ruang bangunan biasanya tidak lebih dari 10 lux pada siang hari. Keadaan remang-
remang dalam rumah walet, antara lain dipengaruhi oleh ukuran pintu, luas dan tinggi
ruangan serta warna dinding.
b. Ketenangan
Walet membutuhkan suasana ruangan yang tenang dan tidak ada kejutan-kejutan
suara yang keras. Suara-suara yang mengganggu dapat mengakibatkan walet stress
dan tidak betah tinggal di tempat tersebut. Suara-suara yang timbul dalam rumah walet
sebaiknya tidak lebih dari 20 desibel (sekitar sama dengan suara yang ditimbulkan dari
pembicaraan pelan-pelan).
c. Suhu udara
Walet membutuhkan suhu ruangan sekitar 260C - 290C.
d. Kelembaban udara
Walet membutuhkan kelembaban udara ruangan sekitar 75%-95%.

68
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah lokasi pemeliharaan walet yang ada di lingkungan sekitar sekolah!
5. Mintalah izin pada pemilik peternakan untuk melakukan wawancara!
6. Lakukan wawancara terhadap pemilik/pekerja lapangan untuk menanyakan
persyaratan bangunan ideal untuk walet!
7. Setelah selesai wawancara, ucapkan terimakasih!

E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:

Buatlah suatu kesimpulan mengenai kondisi bangunan ideal untuk


rumah walet

F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

69
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah
adanya kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur
memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat walet
mencari makan.

D. Tugas
Buatlah suatu makalah mengenai kondisi bangunan yang cocok digunakan sebagai bangunan
untuk rumah walet.

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

70
Buku Teks Siswa

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

71
Buku Teks Siswa

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

72
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu
bangunan. Jelaskan!
2. Mengapa rumah walet tidak cocok didirikan di kawasan industri? Jelaskan!

73
Buku Teks Siswa

BAB. II.

Kegiatan Belajar 2. Pengadaan Bibit Aneka Ternak Unggas Produksi


(ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, burung dara, burung wallet)
Alokasi Waktu: 6 pertemuan x 5 jam

Kegiatan Belajar 1. Pemilihan Jenis Bibit


A. Tujuan Pembelajaran

 Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mengetahui cara melakukan
pemilihan jenis ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati untuk tujuan produksi dengan
percaya diri.
 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis ayam lokal/kalkun/itik
manila/angsa/merpati untuk produksi daging dengan teliti dan penuh tanggung jawab.
 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis ayam lokal untuk
produksi telur dengan teliti dan penuh tanggung jawab.
 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis walet untuk produksi
komersial dengan teliti dan penuh tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

1. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/ walet di


lingkungan sekitar sekolah.
2. Tuliskan hal-hal yang Anda temukan pada lembar pengamatan di bawah ini.

74
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 2.1


jenis unggas:

sex:

umur:

Foto (kalau ada)

Karakteristik fisik:

Warna Bulu :

Warna Kaki :

Profil Tubuh :

Jengger :

Pial :

Tanda Khusus:

...dst

75
Buku Teks Siswa

Data Produksi:

Bobot badan

Jumlah produksi telur:

....dst

76
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2.

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda


lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang jenis-jenis ayam


lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati dengan menjawab
hal-hal berikut:
 Bagaimanakah karakteristik fisik dari ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati untuk tujuan
produksi daging?
 Bagaimanakah karakteristik fisik dari ayam lokal untuk
tujuan produksi telur?
 Bagaimanakah karakteristik fisik burung walet?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
untuk diajukan pada forum diskusi atau pada guru.

C. Aktivitas Belajar 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Pemilihan jenis unggas yang berkualitas merupakan hal yang perlu untuk menunjang
kesuksesan usaha peternakan. Keputusan pertama yang harus diambil dalam memilih
jenis unggas adalah untuk tujuan produksi apa unggas tersebut dipelihara. Aneka ternak
unggas banyak dipelihara masyarakat sebagai ternak kesayangan atau unggas hias.
Unggas yang mempunyai bentuk tubuh, bulu atau suara yang unik dan khas adalah yang
menjadi dasar pemilihan unggas tersebut sebagai unggas hias.

Untuk tujuan produksi pangan, tentu saja pemilihan jenis unggas yang akan dipelihara
perlu berdasarkan pada kemampuan atau produktivitas unggas dalam menghasilkan
daging atau telur atau kedua-duanya (tipe dwiguna).

77
Buku Teks Siswa

1. Jenis Ayam lokal

Klasifikasi ilmiah ayam

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Gallus
Spesies: Gallus gallus
Upa spesies: Gallus gallus domesticus

Ayam lokal merupakan ternak utama yang paling umum dipelihara dengan sistem ekstensif.
Dalam sistem pemeliharaan ekstensif, ayam berkembangbiak dengan tidak terkendali,
sehingga menghasilkan jenis-jenis ayam yang begitu beragam. Ayam lokal mempunyai
beragam warna bulu dan gen yang bervariasi. Sebagai contoh, dilihat dari warna bulunya,
ada ayam yang berbulu lurus, keriting, leher tidak berbulu dan sebagainya.
Keanekaragaman hayati ayam lokal sangat luas sehingga sangat bagus untuk keperluan
konservasi.

Diantara beragam jenis ayam lokal, terdapat beberapa diantaranya yang mempunyai potensi
sebagai ternak komersial, sebagai penghasil daging atau telur, yaitu:
a. Ayam Pelung
Ayam pelung adalah ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Bagi masyarakat
Cianjur, pemeliharaan dan pemuliaan ayam ini ditujukan untuk mendapatkan ayam jantan
yang suara kokoknya mengalun panjang dan merdu. Oleh karenanya, sebagai ternak
kesayangan, ayam ini mempunyai harga relatif mahal dibanding ayam kampung biasa
yang dipelihara untuk diambil daging dan telurnya.

Selain itu, dilihat dari penampilan fisiknya, ayam ini memiliki ciri khas berupa ukuran
(postur) tubuh yang relatif besar dibanding ayam kampung biasa. Kakinya panjang, kuat,
dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang
besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai
jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan
dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina
2,5 Kg – 3,5 Kg.

78
Buku Teks Siswa

Sumber: http://www.ditjennak.deptan.go.id/
Gambar 2.1. Ayam Pelung Jantan

Dari ciri khas postur tubuh yang besar dan pertumbuhan yang cepat, ayam pelung sangat
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil pangan yaitu sebagai
ayam lokal penghasil daging. Sedangkan dari kemampuan ayam betinanya untuk
memproduksi telur tidak terlalu banyak, sehingga tidak cocok dikembangkan sebagai
penghasil telur.

Berikut diuraikan persyaratan teknis minimal bibit ayam pelung berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan
Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)
 Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan berasal
dari ayam Induk yang sehat.
 Bentuk Fisik :
Warna Bulu : Beraneka warna, hitam kuning.
Warna Kaki : Kuning atau abu-abu atau putih.
Profil Tubuh : Pada ayam jantan : bulat memanjang.
Pada ayam betina : bulat lonjong.
Bentuk Kaki : Panjang dan tegap.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran besar,
tegak, tunggal bergerigi.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran sedang,
tegak atau terkulai tunggal bergerigi.
Pial : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran sedang.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran kecil.
Muka : Merah segar.
Tanda Khusus : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
Pada ayam betina : suara biasa.

79
Buku Teks Siswa

 Data produksi untuk pemeliharaan secara intensif


Bobot badan dewasa
Jantan : 4 kg.
Betina : 2,9 kg.
Umur pada telur pertama : 165 hari.
Bobot telur : 43 gram.
Bobot DOC : 29,6 gram.
Kapasitas produksi telur : 144 butir/tahun (31,7 %)

b. Ayam Kedu

Ayam kedu adalah ras ayam lokal yang dikembangkan di wilayah Karesidenan Kedu,
tepatnya di Kecamatan Kedu, Temanggung, dan daerah di sekitarnya. Masyarakat
memelihara dan mengembangbiakan ayam ini mula-mula untuk tujuan ritual keagamaan,
yaitu untuk mendapatkan ayam yang seluruh tubuhnya berwarna hitam atau cemani.

Ayam lokal ini dikenal karena warnanya yang hitam, namun terdapat pula tipe yang
berwarna putih dan campuran. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri penampilannya. Belum
ada bakuan resmi mengenai ukuran ini. Bobot babon/betina: 2-3 kg, jantan 3-4 kg; usian 6
sampai 8 tahun; berbulu keras; tubuh ukuran sedang; bulu ekor naik; jengger ukuran
besar, untuk subtipe cemani berwarna sangat hitam; warna mata coklat gelap; tabiat suka
berkelana, betinanya sangat melindungi anaknya; warna cangkang telur coklat; produksi
telur 160 butir per tahun; mulai bertelur pada umur enam bulan.

Sumber: http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id/
Gambar 2.2. Ayam Cemani

Dilihat dari kecepatan pertumbuhan dan produksi telurnya, ayam ini mempunyai potensi
sebagai ternak penghasil pangan. Produksi telurnya cukup tinggi dibanding ayam
kampung biasa, sehingga ayam kedu dapat dikembangkan sebagai ayam lokal penghasil
telur atau sebagai ayam dwiguna, penghasil telur sekaligus penghasil daging.

80
Buku Teks Siswa

Berikut diuraikan persyaratan teknis minimal bibit ayam kedu berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan
Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice):

 Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan
berasal dari ayam Induk yang sehat.
 Bentuk Fisik
Warna Bulu : Hitam mengkilap.
Warna Kaki : Hitam atau abu-abu.
Warna Kulit : Hitam atau putih keabu-abuan.
Profil Tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Pada ayam jantan : bentuk kaki agak panjang dan tegap.
Pada ayam betina : kaki sedang dan tegap.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang, berdiri
dan tunggal bergerigi.
Pada ayam betina : berwarna merah atau hitam, berukuran kecil, tegap dan
tunggal bergerigi.
Pial : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang.
Muka : Hitam atau merah segar.

 Data produksi untu pemeliharaan secara intensif:


Bobot badan dewasa
Jantan : 2,54 kg.
Betina : 1,62 kg.
Umur pada telur pertama : 138 hari.
Bobot telur : 40,7 gram.
Bobot DOC : 27,7 gram.
Kapasitas produksi telur : 215 butir/tahun (58,8 %).
Konsumsi ransum : 93 gram/hari.

c. Ayam Nunukan

Ayam nunukan disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang
berkembang di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Ayam nunukan diperkirakan berasal
dari Cina. Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah
kekuning-kuningan, bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna. Sementara paruh
dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial
berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan .

81
Buku Teks Siswa

Sumber: http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id/
Gambar 2.3. Ayam Nunukan

Stadium anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas . Berat badan ayam
nunukan jantan dewasa 3,4 kg–4,2 kg, sedangkan yang betina 1,6 kg–1,9 kg. D

d. Ayam Gaok

Ayam gaok bersal dari madura dan Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep. Keistimewaan
ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam
pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat). Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot
badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 - 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki
tampilan tubuh besar, tegap dan gagah. Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna
merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah. Kakinya berwarna kuning. Bulunya
didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (wido), namun ada juga yang berwarna lain,
seperti merah dan hitam.

Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/02/19/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-2/
Gambar 2.4. Ayam Gaok

82
Buku Teks Siswa

e. Ayam Merawang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang


Pedoman Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice),
persyaratan teknis minimal bibit ayam merawang adalah sebagai berikut:
 Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu seragam, berasal dari ayam
induk yang sehat.
 Bentuk Fisik
Warna Bulu : Merah kekuningan.
Warna Kaki : Kuning atau putih.
Warna Kulit : Kuning pucat.
Profil Tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Tegap proporsional.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran sedang, tegak, tunggal
bergerigi.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran kecil, tegak, tunggal
bergerigi.
Pial : Merah segar.
Muka : Merah segar.
 Dipelihara secara intensif :
Bobot badan dewasa
Jantan : 1,88 kg.
Betina : 1,57 kg.
Umur pada telur pertama : 135 hari.
Bobot telur : 38 gram.
Bobot DOC : 28,3 gram.
Kapasitas produksi telur : 190 butir/tahun (52 %).

83
Buku Teks Siswa

Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/02/19/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-2/
Gambar 2.5. Merawang

f. Ayam Sentul

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/ Ot.140/10/2006 Tentang


Pedoman Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice),
persyaratan teknis minimal bibit ayam sentul adalah sebagai berikut:
 Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu seragam, berasal dari
ayam induk yang sehat.
 Bentuk Fisik
Warna Bulu :
Betina : Abu-abu polos.
Jantan : Abu-abu polos dengan warna merah dan orange.
Warna Kaki : Abu-abu keputihan.
Warna Kulit : Abu-abu keputihan.
Profil Tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Tegap proporsional.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran sedang, butter cup.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran kecil, butter cup.
Pial : Merah segar.
Muka : Merah segar.

84
Buku Teks Siswa

Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/03/01/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-3/
Gambar 2.6. Ayam Sentul

2. Jenis-jenis Kalkun

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Upafamili: Meleagridinae (Gray, 1840)
Genus: Meleagris (Linnaeus, 1758)
Spesies M. gallopavo
M. ocellata

Asal-usul unggas ini adalah dari Amerika Latin. Disamping angsa dan burung unta,
kalkun merupakan unggas yang ukuran tubuhnya paling besar dalam suatu sistem
peternakan. Kalkun betina menghasilkan sekitar 90 buah telur per tahun.
Sebagai ternak penghasil pangan, kalkun dipelihara dalam usaha peternakan untuk
diambil manfaatnya berupa dagingnya.

Di Indonesia, kalkun mulai dikenal pada abad ke-16 dan mulai banyak terlihat
dilingkungan masyarakat pada abad ke -18 seiring banyaknya orang Eropa (Belanda)
yang bermukim di Indonesia.

85
Buku Teks Siswa

Beberapa breed kalkun yang biasa dipelihara untuk produksi daging adalah:
 kalkun broad breasted bronze
kalkun broad breasted bronze dapat mencapai bobot hidup dewasa 19 kg untuk
jantan dan 11 kg untuk betina. Kalkun ini termasuk kalkun tipe berat yang banyak
dagingnya.

Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.7. Kalkun Broad Breasted Bronze

 Kalkun White Holland

Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.8. Kalkun White Holland
 Kalkun Beltsville Small White
bobot hidup kalkun jantan dapat mencapai 9 kg per ekor dan bobot hidup betina 6 kg
per ekor, merupakan kalkun tipe ringan yang cocok untuk konsumen di Indonesia.

Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.9. Kalkun Beltsville Small White

86
Buku Teks Siswa

3. Jenis-jenis Itik Manila

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus: Cairina
Spesies: C. Moschata

Meski bernama depan itik, dibanding itik lainnya unggas ini lebih mirip dengan angsa
(Anseridae). Itik manila makan rumput, seperti halnya angsa, dan memiliki masa inkubasi
telur sepanjang 36 hari (dibandingkan dengan bahwa itik - 28 hari). Di beberapa literatur
dikenal dengan nama muscovy. Unggas ini mempunyai cakar yang tajam, diharapkan hati-
hati saat menanganinya.

Sumber: http://beautyofbirds.com/muscovyduck.html
Gambar 2.10. Itik Manila Jantan dan Betina

Pemeliharaan itik manila cukup populer di daerah di mana ada usaha tani padi berupa
sawah, tidak perlu berupa kolam air. Itik manila betina hanya menghasilkan 30 sampai 40
telur per tahun, termasuk kurang produktif seandainya dipelihara sebagai unggas penghasil
telur. Meski demikian, itik manila betina mempunyai sifat sebagai pengeram telur yang baik,
sehingga sering digunakan sebagai untuk mengerami unggas spesies lain seperti bebek dan
ayam.

87
Buku Teks Siswa

Sumber: http://hedgecombers.com/2010/11/24/muscovy-duck/
Gambar 2.11.. Itik Manila Jantan

Itik manila jantan bisa mencapai bobot badan sekitar 4,5-5,5 kg, sedangkan betina sekitar 2,3
sampai 2,8 kg. Warna bulu biasanya merupakan kombinasi dari hitam dan putih, mulai dari
berwarna dominan hitam sampai ada yang dominan berwarna putih. Manila jantan memiliki
karakteristik berupa tonjolan/gumpalan berdaging merah di sekitar mata yang disebut
karunkel (caruncles).

Manila adalah unggas air yang dominan di Afrika dan Amerika Latin, karena tumbuh cukup
baik, meskipun dipelihara dengan diumbar. Di negara kita, masyarakat memelihara itik
manila di daerah pedesaan.

Dilihat dari warnanya, itik manila yang banyak terdapat di daerah pedesaan adalah itik manila
berwarna hitam putih. Sebetulnya, saat ini terdapat banyak jenis itik manila selain berwarna
hitam putih, diantaranya:
 Itik Manila berwarna putih

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Muscovy_duck
Gambar 2.12..Itik Manila Berwarna Putih

88
Buku Teks Siswa

 Itik manila berwarna hitam

Sumber : courtesy of Brian Decker http://www.feathersite.com/Poultry/Ducks/MuscBRKScobies.html


Gambar 2.13..itik Manila Berwarna Hitam

4. Jenis-jenis Angsa

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Superordo: Galloanserae
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Upafamili: Anserinae
Bangsa: Anserini

Di Indonesia, angsa banyak dipelihara sebagai unggas air kesayangan, dipelihara sebagai
penjaga rumah sekaligus pencabut tanaman pengganggu di perkebunan maupun di halaman
rumah. Angsa mempunyai telur yang besar dalam jumlah sedikit, sehingga kurang cocok
dijadikan unggas petelur. Di Indonesia, angsa masih kurang populer dipelihara sebagai
unggas pedaging, namun di negara-negara Eropa, jenis angsa tertentu seperti angsa
Toulouse dan angsa Emden merupakan angsa penghasil daging yang populer. Hal ini
didukung pula dengan adanya suatu jenis masakan Eropa kategori istimewa yang berbahan
dasar hati angsa.

Sebagai penghasil daging, angsa Toulouse mempunyai badan lebar, gemuk dan agak
pendek. Bulunya berwarna abu-abu pada bagian belakang atas, warna putih keabuan di
muka dan putih di bagian belakang bawah. Angsa ini tumbuh dengan cepat, dapat mencapai
bobot hidup antara 9 hingga 12 kg.

89
Buku Teks Siswa

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/list_of_goose_breeds
Gambar 2.14. Angsa Toulouse

Angsa Emden berbulu putih dengan badan yang padat. Dapat bertelur hingga 35-40 butir per
ekor per tahun. Angsa ini dapat tumbuh dengan cepat dengan bobot tubuh mencapai 10-15
kg per ekor.

Sumber: http://En.m.wikipedia.org/wiki/list_of_goose_breeds
Gambar 2.15. Angsa Emden

Jenis angsa yang banyak dipelihara di halaman rumah daerah pedesaan di Indonesia adalah
angsa Cina. Angsa ini mempunyai bobot badan lebih kecil dibanding angsa Toulouse dan
angsa Emden. Bobot tubuhnya berkisar antara 6-6,5 kg, telurnya dapat mencapai 40 hingga
65 butir per ekor.

90
Buku Teks Siswa

Sumber: http://En.m.wikipedia.org/wiki/chinese_goose

Gambar 2.16. Angsa Cina

5. Jenis-jenis Merpati

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Columbiformes
Famili: Columbidae

Burung dara atau merpati (Columbia livia) banyak dipelihara masyarakat di Indonesia
sebagai ternak kesayangan dengan tujuan pemeliharaan adalah menghibur pemiliknya.
Merpati tersebut juga bisa dipelihara untuk tujuan produksi daging, meskipun produksinya
tidak maksimal. Untuk keperluan bisnis komersial, beberapa jenis merpati yang cocok
dipelihara sebagai unggas penghasil daging adalah sebagai berikut:
a. Merpati King
Merpati ini ada yang berbulu biru, merah, kuning atau kombinasinya. Merpati king dewasa
dapat mencapai bobot hidup sekitar 750 gr – 850 gr, sedangkan bobot hidup merpati king
muda sekitar 700 gr – 800 gr. Merpati king yang dipelihara dengan intensif dapat
menghasilkan 12-15 keturunan per tahun.

91
Buku Teks Siswa

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/King_(pigeon)
Gambar 2.17. Merpati King

b. Merpati Carneau
Merpati ini ada yang berbulu merah, hitam, kuning, putih atau kombinasinya. Bobot hidup
merpati dewasa antara 650 gr – 750 gr, merpati muda antara 630 gr – 720 gr. Tubuhnya
padat, kompak dan mempunyai dada yang lebar dengan kaki yang pendek

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Carneau
Gambar 2.18. Merpati Carneau

c. Merpati Mondain
Merpati ini mempunyai punggung yang lebar dengan dada rata, merupakan penghasil
daging yang baik. Berat badan merpati dewasa bisa mencapai 1 kg, merpati muda bisa
mencapai 500 gr.

92
Buku Teks Siswa

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/French_Mondain
Gambar 2.19. Merpati Mondain

6. Jenis-jenis Burung walet

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Apodiformes
Family: Apodidae
Genus: Aerodramus
Species: A. fuciphagus
Binomial name Aerodramus fuciphagus
(Thunberg, 1812)

Dikenal empat subspesies walet yang hidup di Indonesia, yaitu:


 A. f. fuciphagus – hidup di pulau Java, Bali, Madura, Beliton, Kangean.
 A. f. dammermani – hidup di Flores, NTB.
 A. f. micans – hidup di pulau Sumba, Sabu and Timor.
 A. f. vestitus – hidup di pulau Sumatra and Borneo,

93
Buku Teks Siswa

Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Edible-nest_swiftlet
Gambar 2.20. Walet dan Sarang Walet

Subspesies lain dari luar Indonesia:


 A. f. perplexus – hidup di Kepulauan Maratua.
 A. f. inexpectatus – hidup di kepulauan Andaman dan Nicobar Islands.
 A.f. germani - hidup di kepulauan Birma, pantai dan kepulauan di sekitar Thailand,
Vietnam, Kampuchea, Serawak.
 A.f. amechanus, hidup di semenanjung Malaysia, Singapura, Anambas dan Kepulauan
Tioman.

Burung walet termasuk kedalam famili Apodidae, yang mempunyai ciri-ciri berikut:
 Mempunyai kaki sangat pendek dan lemah sehingga tidak dapat bertengger.
Bila istirahat, burung ini bergantung pada sarang dengan mencengkeramkan kakinya
berkuku runcing dan tajam. Tidak pernah menginjak tanah karena jika telah hinggap di
tanah, untuk dapat terbang lagi harus dilakukan dengan susah payah.
 Mempunyai paruh yang kecil, pendek dan sedikit bengkok serta mempunyai mulut yang
lebar sekali.
 Mempunyai sayap ramping, panjang dan sempit serta sedikit melengkung ke belakang
yang merupakan tanda bahwa burung ini dapat terbang dengan cepat. Umumnya burung
walet terbang dengan kecepatan tidak terlalu tinggi tetapi kecepatan terbangnya dapat
mencapai 160 km per jam. Sebagian besar waktunya digunakan untuk terbang di udara
dan melakukan kegiatan-kegiatan seperti memangsa makanan berupa serangga-
serangga kecil, makan dan minum bahkan melakukan perkawinan di udara.
 Jumlah telur dalam satu masa bertelur adalah dua butir
 Mempunyai panjang badang sekitar 11 - 12 cm dengan berat 15 - 18 gram. Tubuhnya
ditutupi bulu berwarna hitam kecoklatan. Bulu sayap panjang dan ramping. Paruh dan
kaki berwarna hitam.
 Tinggal di tempat yang gelap, menggunakan sistem ekholokasi, yaitu mengenal keadaan
lingkungan suatu tempat yang gelap dengan mengeluarkan suara putus-putus

94
Buku Teks Siswa

berfrekuensi tertentu dan menangkap kembali pantulan suara itu dengan telinganya untuk
menentukan jarak dan arah dari benda yang memantulkannya.
 Sarang menyerupai belahan mangkok, terbuat dari air liur yang direkatkan di dinding
vertikal seperti di dinding gua, di celah batu-batuan, lubang pohon di bawah jembatan
atau di bangunan-bangunan rumah penduduk. panjang sarang sekitar 6 cm, dengan
kedalaman 1,5 cm dan berat sekitar 14 gram. Sarangnya berwarna putih seperti soun.
Sarang berwarna merah, kuning, kebiru-biruan dan cokelat karena adanya pengaruh
lingkungan tertentu. Sarang yang diketahui mengandung glycoprotein ini, dibersihkan dari
kotoran dan bulu, dimasak dengan kaldu dan jadilah makanan mewah yang berharga
cukup mahal, karena mempunyai rasa khas dan diyakini mempunyai efek yang baik untuk
kesehatan.

95
Buku Teks Siswa

C. Aktivitas Belajar 3

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri!
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok!
4. Kunjungilah peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet yang ada
disekitar lokasi sekolah!
5. Mintalah izin pada pemilik peternakan untuk melakukan wawancara!
6. Lakukan wawancara terhadap pemilik/pekerja lapangan untuk menanyakan jenis ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet yang dipelihara!
7. Ucapkan terimakasih!

E. Aktivitas Belajar 5

MENGASOSIASI / MENALAR :

Buatlah sutu kesimpulan kriteria memilih jenis ayam lokal/kalkun/itik


manila/angsa/merpati untuk tujuan produksi daging dan telur

96
Buku Teks Siswa

F. Aktivitas Belajar 6

MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

97
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Pemilihan jenis unggas yang berkualitas merupakan hal yang perlu untuk menunjang
kesuksesan usaha peternakan. Keputusan pertama yang harus diambil dalam memilih jenis
unggas adalah untuk tujuan produksi apa unggas tersebut dipelihara. Aneka ternak unggas
banyak dipelihara masyarakat sebagai ternak kesayangan atau unggas hias. Unggas yang
mempunyai bentuk tubuh, bulu atau suara yang unik dan khas adalah yang menjadi dasar
pemilihan unggas tersebut sebagai unggas hias.

Untuk tujuan produksi pangan, tentu saja pemilihan jenis unggas yang akan dipelihara perlu
berdasarkan pada kemampuan atau produktivitas unggas dalam berproduksi. Jenis unggas
lokal untuk sesuai tujuan pemeliharaan produksi daging adalah ayam pelung, ayam nunukan,
ayam sumatera, ayam merawang, ayam gaok dan ayam sentul. Ayam lokal yang sesuai untuk
tujuan pemeliharaan produksi telur adalah ayam kedu. Itik manila yang banyak terdapat di
Indonesia adalah itik manila berwarna putih. Kalkun dan Angsa masih jarang terlihat dipelihara.
Jenis Kalkun yang sesuai untuk produksi daging antara lain adalah kalkun broad breasted
bronze, kalkun White Holland dan kalkun Beltsville Small White. Jenis angsa yang sesuai untuk
produksi daging antara lain adalah angsa Toulouse, Emden dan angsa Cina. Jenis merpati
untuk pemeliharaan produksi daging adalah merpati King, Carneau, dan Mondain.

Jenis walet yang banyak ditemukan di wilayah A. f. Fuciphagus, hidup di pulau Java, Bali,
Madura, Beliton, Kangean; A. f. Dammermani, hidup di Flores, NTB; A. f. Micans, hidup di pulau
Sumba, Sabu and Timor dan A. f. Vestitus, hidup di pulau Sumatra and Borneo.

D. Tugas
Buatlah makalah tentang jenis-jenis bibit ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet.

98
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

99
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

100
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Uraikan karakteristik jenis ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati untuk pemeliharaan
produksi daging! Berikan contoh jenisnya!
2. Uraikan karakteristik jenis ayam lokal untuk pemeliharaan produksi telur! Berikan contoh
jenisnya!
3. Uraikan karakteristik burung walet untuk penghasil sarang komersial!

101
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 2. Seleksi Anak Unggas


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami kriteria anak ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa yang baik untuk pemeliharaan dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mencoba dan menalar, siswa mampu melakukan seleksi anak ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa sesuai tujuan pemeliharaan dengan penuh tanggung jawab dan
ketelitian.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

1. Kunjung peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila dan angsa yang ada disekitar lokasi
sekolah!
2. Amati kondisi anak unggas yang ada di kandang!
3. Isilah lembar isian berikut berdasarkan hasil pengamatan di lapangan!

102
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 2.2

Jenis anak unggas:


No Deskripsi anak unggas Keadaan Keterangan

Ya Tidak

1. Lincah bergerak

2. Bentuk paruh normal (tidak


bersilang).

3. Mata (bulat, bersinar dan


tidak cacat).

4. Berat badan normal/sesuai


standar, yaitu ........ gram

5. Bulu kering, halus dan


lembut.

6. Anus tidak basah dan tidak


membuka.

7. Perut kering dan tidak


keras/besar.

8. Kaki normal.

103
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Bagaimanakah kriteria anak unggas yang baik untuk pemeliharaan?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami, menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau
pada guru.

C. Aktivitas Belajar 3

MENGAMATI / OBSERVASI :

Mari kita baca uraian teks dibawah ini:

104
Buku Teks Siswa

1. Sumber-sumber bibit aneka ternak unggas

Kualitas ternak yang dipelihara dalam suatu peternakan akan menentukan produktivitas dan
keberhasilan peternakan. Ternak yang berkualitas ditunjang tata laksana pemeliharaan yang
benar merupakan modal utama kesuksesan. Namun, salah satu permasalahan dalam
produksi aneka ternak unggas produktif adalah masih sulitnya memperoleh bibit yang sudah
terstandar dan berkualitas. Idealnya, jika ada perusahaan peternakan yang khusus
menghasilkan bibit aneka ternak berkualitas maka lebih baik membeli dari peternakan
pembibitan ini.

Informasi mengenai peternakan yang menjual bibit aneka ternak bisa bisa dicona dengan
mendatangi lembaga-lembaga pemerintahan seperti dinas peternakan pemerintahan
setempat atau dari balai-balai penelitian milik kementerian pertanian. Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi seperti jaringan internet, memungkinkan untuk mencari
informasi mengenai penjualan bibit aneka ternak dari peternakan di luar negeri. Di luar
negeri, kalkun dan angsa sudah biasa dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya sehari-hari.

Saat ini, di Indonesia, masyarakat yang memelihara aneka ternak lebih ditujukan sebagai
ternak hias. Sebagai pilihan terakhir unttuk mendapatkan bibit aneka ternak unggas, bisa saja
membeli bibit dari peternak unggas hias. Selanjutnya, unggas ini dikembangbiakan untuk
kemudian diseleksi sesuai kebutuhan. Hasil seleksi dipelihara dengan tujuan tidak lagi
sebagai ternak hias tapi tujuan utama pemeliharaan diarahkan untuk diambil dagingnya.

Teknis bagaimana membibitkan dan menetaskan ternak unggas sudah dibahas di buku
dasar-dasar pembibitan pada buku kelas XI semester 1 dan 2.

2. Seleksi anak unggas

Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi bibit, antara lain adalah:

a. Silsilah keturunan
Ternak yang akan dipelihara diutamakan berasal dari keturunan unggul. Hal ini bisa
diketahui dengan melihat catatan produksi dan riwayat kesehatan tetuanya (baik jantan
atau betina), jika ada.

b. Kondisi fisik secara visual


Secara visual, ternak yang baik untuk dipelihara menunjukan tingkah laku ternak sehat,
tidak cacat dan penampilannya sesuai dengan standar pemeliharaan. Anak unggas yang
baik antara lain terlihat dari ciri berikut:

105
Buku Teks Siswa

1) Lincah bergerak.
2) Bentuk paruh normal (tidak bersilang).
3) Mata (bulat, bersinar dan tidak cacat).
4) Berat badan normal/sesuai standar.
5) Bulu kering, halus dan lembut.
6) Anus tidak basah dan tidak membuka.
7) Perut kering dan tidak keras/besar.
8) Kaki tidak cacat.

Kegiatan seleksi ini dilakukan bersamaan dengan menghitung jumlah anak unggas yang
dipelihara secara bersama-sama.

106
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan seleksi anak unggas dengan menggunakan lembar kerja


sebagai berikut :

Judul : Seleksi anak unggas (ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa)


Tujuan : Siswa mampu melakukan seleksi anak unggas.
Waktu : 3 x 45 menit
Alat dan Bahan : anak unggas
Timbangan
ATK
Keselamatan Kerja : Perlakukan anak unggas dengan hati-hati, tidak memegang terlalu
keras, tidak melempar anak unggas
Langkah Kerja :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab dan
percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjung peternakan unggas yang ada disekitar lokasi sekolah!
5. Amati anak unggas!
6. Pisahkan anak unggas yang kurang baik dengan cara mengamati:
- Kelincahan dan keaktifannya
- Bentuk paruhnya
- Mata
- Kenampakan bulu
- Keadaan kloaka/vent
- Keadaan perut dan pusar
- Keadaan kaki (tidak cacat)
7. Catat semua informasi!
8. Bersihkan kembali tempat kegiatan!
9. Simpan peralatan pada tempatnya!

107
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Belajar 5

MENGASOSIASI/MENALAR:

Buatlah kesimpulan tentang kriteria anak ayam lokal/kalkun/itik


manila/angsa yang baik untuk pemeliharaan

F. Aktivitas Belajar 6

MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara individu!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

108
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Kualitas ternak yang dipelihara dalam suatu peternakan akan menentukan produktivitas dan
keberhasilan peternakan. Ternak yang berkualitas ditunjang tata laksana pemeliharaan yang
benar merupakan modal utama kesuksesan. Namun, salah satu permasalahan dalam produksi
aneka ternak unggas produktif adalah masih sulitnya memperoleh bibit yang sudah terstandar
dan berkualitas. Idealnya, jika ada perusahaan peternakan yang khusus menghasilkan bibit
aneka ternak berkualitas maka lebih baik membeli dari peternakan pembibitan ini. Informasi
mengenai peternakan yang menjual bibit aneka ternak bisa didapatkan dari lembaga-lembaga
pemerintahan seperti dari dinas peternakan pemerintahan setempat atau dari balai-balai
penelitian milik Kementerian Pertanian. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
seperti jaringan internet, memungkinkan untuk mencari informasi mengenai penjualan bibit
aneka ternak dari peternakan di luar negeri. Di luar negeri, kalkun dan angsa sudah biasa
dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya sehari-hari.
Secara visual, ternak yang baik untuk dipelihara menunjukan tingkah laku ternak sehat, tidak
cacat dan penampilannya sesuai dengan standar pemeliharaan

D. Tugas

Buatlah makalah tentang kriteria anak unggas yang baik untuk pemeliharaan.

109
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

110
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

111
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Uraikan kriteria anak unggas yang baik untuk pemeliharaan!
2. Mengapa anak unggas yang kurang baik perlu dipisahkan dan tidak dipelihara bersama
dengan unggas yang baik?

112
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 3. Penanganan Anak Unggas


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami aspek-aspek yang
mempengaruhi kenyamanan anak ayam lokal/kalkun/itik manila dan angsa dalam
pemeliharaan kandang indukan dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mencoba siswa mampu melakukan penanganan anak ayam
lokal/kalkun/itik manila dan angsa sesuai kebutuhan dengan cermat dan penuh tanggung
jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

Amatilah kondisi anak unggas yang dipelihara menggunakan kandang indukan, kemudian
catatlah hasil pengamatan dalam lembar pengamatan berikut:

113
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 2.3

Tanggal: waktu:

Jenis unggas:

Suhu dalam kandang indukan:

Kelembaban kandang indukan:

Kecepatan angin dalam kandang indukan:

Apakah pada waktu yang bersamaan, anak unggas dapat minum secara bersamaan?

Apakah pada waktu yang bersamaan anak unggas dapat makan secara bersamaan?

Apakah anak unggas dapat menyebar secara merata dalam kandang indukan?

114
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda


lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan
kandang indukan bagi anak ayam lokal/kalkun/itik
manila/angsa?
 Bagaimanakah kriteria kondisi kandang indukan yang
nyaman untuk pemeliharaan anak ayam lokal/kalkun/itik
manila/angsa?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami mengenai
materi potensi peternakan, menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum
diskusi atau pada guru.

Pemeliharaan anak unggas pada masa awal berdampak besar pada keberhasilan
pemeliharaan unggas selanjutnya, termasuk bagi anak unggas yang dipelihara terpisah dari
induknya dan hidup dalam kandang induk buatan. Masa ini adalah masa awal adaptasi anak
unggas terhadap lingkungan sehingga rentan mengalami gangguan. Ketidakcocokan kondisi
lingkungan dapat menyebabkan pertumbuhan unggas mengalami hambatan atau bahkan
mengalami kematian.

Pemeliharaan unggas masa awal adalah fase kehidupan unggas mengalami kecepatan
pertumbuhan yang pesat. Hal ini sangat penting terutama untuk unggas tujuan produksi
daging. Semakin cepat tumbuh artinya semakin cepat bobot panen unggas tercapai.

Berikut diuraikan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian saat penanganan anak
unggas pada minggu pertama pemeliharaan dalam kandang indukan:

1. Kecukupan Air Minum dan Pakan

Untuk memulihkan kondisi fisik setelah perjalanan, jika anak unggas didatangkan dari
tempat lain, saat tiba di kandang, anak unggas harus segera mendapatkan air minum.
Lebih baik, air minum disiapkan sebelum kendaraan pengangkut anak unggas tiba.

115
Buku Teks Siswa

Air yang akan digunakan harus sudah diberi perlakuan penambahan kaporit satu hari
(24 jam) sebelum anak unggas.Selanjutnya, air ini dicampur vitamin dengan perbandingan
sesuai label kemasan. Tuang air minum mengandung vitamin ini ke dalam tempat minum.

Vitamin dikeluarkan oleh pabrik obat-obatan, dan dapat diperoleh secara eceran di toko-
toko perlengkapan unggas atau poultry shop. Pilihan lain sebagai pengganti vitamin
adalah air larutan gula. Sebagai patokan, larutan gula diperoleh dari perbandingan
campuran air satu liter dengan 1 sendok makan gula pasir atau gula merah. Air larutan
gula ini juga dapat cepat memulihkan tenaga.

Pada saat anak unggas tiba, air minum sudah tersedia dalam kandang indukan, dengan
suhu lebih besar dari 18 0C. Pada umumnya setelah dimasukkan dalam brooding, secara
naluri anak unggas tersebut akan mencari tempat minum. Namun demikian, ada juga
sebagian anak unggas yang harus dibantu dalam mencari dan melatih minum. Membantu
melatih anak unggas minum air gula dapat dilakukan dengan memasukkan paruh anak
unggas ke dalam air minum yang telah tersedia.

Dua sampai empat jam setelah unggas minum, tuangkan pakan sedikit demi sedikit ke
dalam tempat pakan ceper ( feeder tray). Pakan dituangkan tidak terlalu penuh, sekitar 1/3
tinggi tempat pakan dan diratakan agar tidak mudah tumpah. Beri anak unggas pakan
setiap 2-3 jam sekali atau 6 -9 kali per hari. Sedangkan air minum harus disediakan setiap
saat dalam jumlah sesuai perkiraan kebutuhan.

Perhatikan agar pakan tidak dibiarkan habis, sehingga yang tersisa dalam tempat pakan
adalah sekam. Hal ini akan menyebabkan konsumsi pakan tidak mencapai target dan
berpengaruh terhadap target pencapaian bobot badan. Kebiasaan unggas adalah
mematuk-matuk dan mengais sekam, sehingga pakan dalam tempat pakan tercampuri
sekam. Sekitar 3 jam sekali, sebelum pakan habis, kumpulkan pakan sisa lalu ayak dan
simpan di tempat sendiri. Tambahkan pakan baru ke tempat pakan sisa tersebut, dan
dapat diberikan kembali pada unggas.

Perhatikan pula, agar semua unggas mendapat makan dan minum dengan cukup.
Usahakan unggas tidak menumpuk di beberapa tempat pakan saja, sehingga anak
aunggas berdesakan dan tidak mendapat cukup pakan. Jika ini terjadi, bantu dengan
menggiring supaya unggas dapat menyebar di seluruh tempat pakan dalam kandang. Jika
masih ada anak unggas yang kesulitan mendapat makan, berarti tempat pakan harus
ditambah.

a. Tingkah laku makan

Ayam dan kalkun makan dengan cara mematuk. Saat baru menetas, ayam akan
mematuk sembarang obyek, makanan dan bukan makanan. Lama kelamaan dia

116
Buku Teks Siswa

mampu memilih yang seharusnya dia patuk, yaitu makanan. Proses belajar mengenali
makanan ini pada ayam sangat efektif dalam periode 30 jam setelah menetas.

Ayam yang diasuh oleh induknya lebih cepat belajar mengetahui makanan yang baik,
karena melihat contoh makanan dari induknya. Induk belajar dari pengalaman dan
dicontohkan pada anaknya. Pada peternakan ayam secara intensif, peranan ini tidak
ada karena induk digantikan oleh induk buatan (brooder) sebagai penghangat.

Ayam menunjukan pilihan pada bentuk, warna dan rangsangan tertentu. Mematuk dan
mencoker-coker adalah salah satu tingkah laku yang umum dilakukan unggas saat
memilih makanan. Tingkah laku ini umum dilakukan pada unggas yang dipelihara
dengan cara diumbar (pemeliharaan secara ekstensif). Pada ayam yang dikandangkan
secara intensif, tingkah laku ini menjadi berkurang. Ayam menunjukan tingkah laku
memilih makanan, dan menunjukan kesukaan pada pada bentuk biji-bijian (pakan
berbentuk crumble). Pada saat memilih, penglihatan merupakan faktor yang sangat
penting. Untuk melatih anak ayam agar dapat mengenali makanannya, cara yang
sering dipakai adalah dengan memberi pencahayaan yang terang dan tempat makanan
berwarna terang.

Bila suatu waktu, makanan yang biasa diganti dengan makanan yang tidak dikenal,
mula-mula ayam tidak mau makan. Kemudian ayam mencoba mematuk-matuk sedikit-
sedikit dan akhirnya dimakan juga. Namun demikian, jika makanan sering diganti, nafsu
makan ayam menjadi terganggu sehingga konsumsinya menurun dan berpengaruh
pada produksi.

Indera pendengaran merupakan indra terpenting kedua pada unggas. Anak ayam akan
menghampiri tempat pakan bila mendengar suara induk memanggilnya. Selain itu,
suara ketukan pada waktu ayam makan ternyata mampu meningkatkan nafsu makan
ayam lain yang mendengarnya. Demikian pula bila ayam melihat temannya makan,
maka ia pun akan ikut makan meskipun sudah kenyang. Di alam, ayam terbiasa
mencari makan secara berkelompok dan makan pada waktu yang sama.

Unggas air seperti itik manila dan angsa, memang menyenangi air. Pada saat makan
akan diselingi dengan minum. Bentuk paruhnya yang pipih menyebabkan air
berceceran sekitar tempat pakan dan tempat minum. Daerah sekitar tempat pakan dan
minum harus sering diperhatikan agar tidak becek dan kotor.

117
Buku Teks Siswa

b. Tingkah laku minum

Bagaimakah dengan tingkah laku ayam saat minum? Apakah ayam perlu belajar
minum untuk memenuhi kebutuhan air minum? Pada dasarnya ayam tidak belajar
minum, yang ada adalah belajar mematuk. Pertama-tama, ayam belajar mematuk
makanan yang terapung di air. Selain itu, kilauan air juga menarik anak ayam untuk
mematuk. Dengan cara itulah anak ayam mengenali air minum. Ayam sangat
membutuhkan air, sehingga lebih tahan lapar daripada haus. Oleh karena itu, dalam
waktu 24 jam setelah menetas sebaiknya anak ayam diberi minum terlebih dahulu
sebelum makan. Ayam yang tingkat hirarki tinggi akan makan lebih dulu.

Air minum harus selalu tersedia setiap saat, namum tidak terlalu banyak sehingga tidak
cepat habis. Sebagai patokan, untuk pemeliharaan 100 ekor unggas membutuhkan air
minum 10-15 liter.

2. Kesesuaian Suhu Kandang

Tiga sampai empat jam menjelang anak unggas datang suhu kandang indukan (suhu
brooder) harus sudah stabil sesuai kebutuhan anak unggas, yaitu sekitar 35 0C. Jika ada,
pastikan dengan menggunakan termometer.

Setelah menetas, unggas belum mampu menyesuaikan suhu tubuhnya sendiri dengan
suhu lingkungan. Oleh karena itu, lakukan pengecekan suhu ruangan agar sesuai dengan
suhu yang dibutuhkan anak unggas.

Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan, minimal tiap-tiap 2 jam sekali.
Pengaturan suhu sangat penting selama periode awal pemeliharaan ini, karena suhu
tubuh anak unggas sangat labil. Kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu
panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan atau kekebalan tubuh anak
unggas tersebut.

Penggunaan termometer dalam mengukur suhu sangat membantu, namun kondisi


unggas dalam kandang indukan dapat memberitahukan apakah merasa nyaman atau
belum. Jika anak unggas sebagian besar berkumpul di bawah pemanas, berarti unggas
merasa kedinginan atau suhu pemanas masih kurang. Lakukan penambahan suhu
pemanas dengan menyetel regulator gas pada angka yang lebih tinggi atau menambah
asupan batubara pada tungku untuk pemanas tungku batu bara.

Sebaliknya, jika anak unggas melingkar mendekati pagar pembatas, berarti anak
unggas kepanasan dan suhu pemanas harus diturunkan. Suhu sudah sesuai dengan
kebutuhan anak unggas, bila unggas bergerak makan dan minum menyebar dalam
kandang indukan.

118
Buku Teks Siswa

Panas brooder cukup Brooder terlalu panas

Brooder terlalu dingin Ada gangguan/angin


Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.21. Kontrol Tingkah Laku Anak Unggas Dalam Kandang Indukan

3. Lampu Penerangan

Lampu penerangan diperlukan anak unggas baik pada siang hari maupun malam hari.
Lampu penerangan akan membantu anak unggas saat makan dan minum. Adanya
penerangan diharapkan memacu nafsu makan anak unggas dan mempercepat
tercapainya bobot badan sesuai standar.

Sebaliknya, lampu kurang terang menyebabkan pencahayaan dalam kandang menjadi


gelap. Unggas banyak yang tidur, nafsu makan kurang sehingga target konsumsi pakan
tidak tercapai. Oleh karenanya, biarkan lampu penerangan menyala pada siang maupun
malam hari.

119
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan penanganan anak ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan


menggunakan lembar kerja berikut :

Judul : Melakukan Penanganan anak ayam


lokal/kalkun/itik manila/angsa dalam kandang
indukan

Tujuan : siswa mampu melakukan penanganan anak


unggas dalam kandang indukan

Waktu 3 x 45 Menit

Alat dan Bahan : 1. Brooder (kandang indukan)


2. Tempat pakan
3. Tempat minum
4. Termometer

Keselamatan kerja : Hati-hati dalam memeriksa pemanas

Langkah kerja :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjung peternakan unggas yang ada disekitar lokasi sekolah!
5. Amati anak unggas dalam kandang indukan!
6. Perhatikan tingkah laku makan dan minum! Beri perlakuan agar anak ayam mendapat
cukup pakan dan air minum!
7. Perhatikan tingkah laku anak unggas terhadap suhu lingkungan dalam kandang! Beri
perlakuan agar anak unggas dapat menyebar ke seluruh kandang!
8. Catat semua informasi yang diperlukan!
9. Simpan peralatan pada tempatnya!

120
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Belajar 5

MENGASOSIASI/MENALAR:

Buatlah suatu kesimpulan tentang pentingnya kenyamanan lingkungan


kandang indukan dan perlengkapannya bagi pemeliharaan anak unggas
pada masa awal

F. Aktivitas Belajar 6

MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

121
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Pemeliharaan anak unggas pada masa awal berdampak besar pada keberhasilan
pemeliharaan unggas selanjutnya, termasuk bagi anak unggas yang dipelihara terpisah dari
induknya dan hidup dalam kandang induk buatan. Masa ini adalah masa awal adaptasi anak
unggas terhadap lingkungan sehingga rentan mengalami gangguan. Ketidakcocokan kondisi
lingkungan dapat menyebabkan pertumbuhan unggas mengalami hambatan atau bahkan
mengalami kematian.

Aspek-aspek penting yang harus dikontrol pada masa awal pemeliharaan dalam kandang
indukan adalah suhu, kelembaban, kecukupan pakan dan kecukupan air minum.

D. Tugas

Buatlah makalah tentang penanganan anak ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dalam kandang
indukan.

122
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

123
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

124
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Pada hari pertama dalam kandang indukan, mengapa anak unggas perlu segera mendapat
air minum?
2. Aspek-aspek apa saja yang perlu mendapat perhatian pada minggu pertama pemeliharaan
anak unggas?
3. Tindakan apa yang harus dilakukan bila anak unggas mengumpul di sudut kandang
indukan? Jelaskan !

125
Buku Teks Siswa

BAB. III
Kegiatan Pembelajaran 3. Penanganan Kesehatan aneka ternak unggas produksi
(ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, merpati)
7 Pertemuan x 5 Jam

Kegiatan Belajar 1. Identifikasi Ternak Sehat dan Ternak Sakit


A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami ciri-ciri ternak sehat
dan ciri-ciri ternak sakit dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mampu membedakan ternak
sehat dan sakit.
3. Melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, siswa mampu menentukan kondisi status
kesehatan ternak unggas.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI

Mari kita perhatikan dengan cermat gambar dari ternak unggas berikut:

Sumber: David Halvorson, University of Sumber:http://www2.ca.uky.


Minnesota edu/poultryprofitability/Prod
http://www2.ca.uky.edu/poultryprofitability/Productio uction_manual/Chapter4_Br
n_manual/Chapter16_Biosecurity/Chapter16_Recko oiler_health/USDA_broilers.
nizing_sick_birds.html png

Gambar 2. 1 Ternak Sakit Gambar 3.2 Ternak Sehat

126
Buku Teks Siswa

Apa yang dapat diamati dari gambar tersebut? Mari kita tuliskan pada tabel pengamatan
berikut ini:

Lembar Pengamatan 3.1

No Bagian yang diamati Kondisi Ternak sehat Kondisi Ternak sakit

1. Daya gerak

2. Nafsu makan

3. Sikap berdiri

4. Mata

5. bulu

6. Keadaan hidung

7. Warna jengger/pial

127
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2.

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang :


 Ciri-ciri ternak unggas sehat?
 Ciri-ciri ternak unggas sakit?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami mengenai penentuan
status kondisi kesehatan ternak, menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau pada guru.

C. Aktivitas Belajar 3

MENGAMATI / OBSERVASI

Mari kita baca uraian teks berikut:

Ternak memang tidak bisa berbicara lisan pada manusia mengenai kondisi kesehatannya.
Namun, keadaan fisik, tingkah laku dan gerak-gerik ternak bisa mengatakan sesuatu tentang
keadaan dirinya.
1. Kriteria ternak sehat
Berikut diuraikan beberapa tanda umum ternak yang sehat:

a. Daya Gerak (locomotion)

Daya gerak bisa dilihat pada ternak sehat semenjak lahir. Daya gerak memiliki peran
penting bagi kehidupan ternak dalam mancari makan dan air. Banyaknya gerak atau
aktivitas ternak dapat menjadi salah satu indikator kesehatan ternak. Apabila ternak
banyak bergerak, kondisi ternak dapat dianggap sehat, sedangkan ternak yang
cenderung diam dan kurang agresif merupakan ciri ternak yang kurang sehat.

Perilaku unggas sehat dapat dilihat dari aktivitas yang kuat, merespon jika dipegang,
disentuh, ditarik. Keserasian bentuk tubuh akan mempengaruhi gerak, yang tampak dari
posisi tubuh yang tegak, kuat dan semua bagian tubuh didukung dengan baik oleh kaki
yang lurus, kuat serta simetris, berdiri tegak dan berjalan dengan normal.

128
Buku Teks Siswa

b. Nafsu makan

Unggas yang memiliki nafsu makan yang baik adalah salah satu ciri ternak yang sehat.

c. Sikap berdiri

Sikap berdiri menggambarkan keseimbangan dan posisi tubuh yang simetris. Dari
berbagai sisi sikap berdiri ternak yang sehat harus seimbang dengan posisi tubuh yang
harmonis. Sikap berdiri ini dengan jelas menunjukkan keadaan tubuh ternak yang
simetris, harmonis, padat dan berdiri sesuai dengan posisi yang dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang.

d. Mata

Unggas sehat memiliki sorot mata yang bersih dan cerah, kondisi bola mata baik, bersih
dan tidak terdapat kelainan-kelainan mata, seperti berair, bercak kemerahan pada
kornea mata, adanya selaput putih seperti katarak, ataupun adanya kotoran dan luka di
sudut mata. Pada ternak sehat, pupil mata akan bereaksi jika ada pergerakan atau
cahaya di depannya.

e. Rambut/bulu dan Kulit.

Unggas yang sehat memiliki bulu yang tidak kusut, halus, bersih, tidak kusam, dan
mengkilap. Kulit ternak elastis dan tidak ada luka fisik/cacat.

f. Feces

Unggas sehat mempunyai kondisi feses yang normal, tidak mencret, tidak berdarah.

g. Jengger

Unggas sehat mempunyai jengger dan pial berwarna cerah dan lembut.

h. Tingkat Pertumbuhan/produksi

Tingkat pertumbuhan/produksi yang normal merupakan salah satu kriteria dari ternak
sehat.

i. Suhu tubuh dan frekuensi bernafas

Unggas sehat mempunyai suhu tubuh dan frekuensi bernafas yang normal.

129
Buku Teks Siswa

2. Kriteria Ternak Sakit

Pengertian umum tentang ternak sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi
normal/sehat, akibat terjadinya perubahan phisiologis pada individu yang disebabkan adanya
penyakit. Untuk dapat mengetahui apakah unggas tersebut sehat atau sakit, terlebih dahulu
harus mengetahui ciri-ciri atau penampilan secara umum unggas yang sehat (seperti telah
diuraikan di bagian atas) dan gejala-gejala unggas yang sakit. Dengan mengetahui gejala
klinis umum dapat ditentukan apakah unggas tersebut sehat atau sakit, tetapi belum dapat
menentukan penyakit apa yang dideritanya sebelum mengetahui gejala klinis khusus.

Tanda-tanda umum ternak unggas sakit, biasanya berhubungan dengan tingkah laku dan
kondisi umum tubuh, antara lain : nafsu makan, keadaan kulit, bulu, hidung, mata, kotoran
dan suhu tubuh.

Secara umum, ternak yang sakit mempunyai gejala-gejala beberapa hal seperti berikut ini :
a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan
b. depresi
c. lesu
d. mata tidak bersinar
e. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat
f. perubahan suhu tubuh
g. kadang-kadang disertai dengan peradangan
h. tanda-tanda penyakit khusus seperti batuk, keluarnya ingus, bengkak, dsb.
i. Jengger tidak merah merona, pucat, hidung berair, terkadang pilek dan mata kering,
sedikit sayup, serta mulut mengaga atau sering ngorok
j. Kepala adalah bagian tubuh ayam yang paling sering diamati. Pada ayam yang sakit maka
kepala dimasukkan di bawah sayap.
k. Bulu mengemang, dan terlihat bundar.
l. Pada kaki ayam sedikit dilipat dan tidak tegak. Akibatnya ayam sedikit lebih pendek dari
ayam lainnya yang sehat
m. Ayam yang sakit kotorannya lebih encer (mencret) sedang berwarna hijau, merah, kuning,
cokelat, dan putih.
n. Pada kloaka atau saluran pembuangan terjadi penumpukan feses atau kotoran pada
ayam. Ini disebabkan saluran pencernaan yang terganggu
o. Saat berdiri ayam tidak berdiri secara tegak namun sedikit membungkuk dan kaki tidak
lurus
p. Nafas terengah-engah dan mulut dibuka. Terdengar suara saat bernafas (biasanya
terdengar jelas pada malam hari) dan kadang bersin saat makan
q. Tingkat pertumbuhan/produksi terhenti atau menurun

130
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Belajar 4
MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan kegiatan penentuan kondisi kesehatan ternak unggas dengan


menggunakan lembar kerja sebagai berikut :

Judul : Kondisi status kesehatan ternak unggas ayam lokal/kalkun/itik


manila/angsa/merpati
Waktu : 3 x 45 menit.
Tujuan : Siswa mampu menentukan kondisi status kesehatan ternak unggas
Alat dan Bahan : ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati
ATK.
Keselamatan Kerja : Berhati-hati selama pengamatan unggas.
Langkah Kerja :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjung peternakan unggas yang ada disekitar lokasi sekolah!
5. Amatilah keadaan ternak unggas dengan melihat kondisi:
a. Daya gerak
b. Nafsu makan
c. Sikap berdiri
d. Keadaan mata
e. Keadaan hidung
f. Keadaan bulu
g. Warna jengger/pial
h. Keadaan feses
6. Tentukan status kondisi kesehatan ternak unggas tersebut!
7. Setelah selesai melakukan kegiatan, bersihkan tempat kegiatan dari kotoran dan sampah!
8. Bersihkan, rapikan dan simpan peralatan pada tempatnya!

131
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:

Berdasarkan hasil mengamati, menanya dan mengumpulkan informasi,


buatlah suatu deskripsi tentang cara penentuan status kondisi kesehatan
ternak unggas ayam lokal, kalkun, itik manila, angsa dan merpati

F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

132
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman

Ternak memang tidak bisa berbicara lisan pada manusia mengenai kondisi keadaan
kesehatannya. Namun, kondisi fisik, tingkah laku dan gerak-gerik ternak bisa mengatakan
sesuatu tentang keadaan dirinya.

Pengertian umum tentang ternak sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normal / sehat.
Tanda-tanda umum ternak unggas sakit, biasanya berhubungan dengan tingkahlaku dan
kondisi umum tubuh, antara lain : nafsu makan, keadaan kulit, bulu, hidung, mata, dubur, ekor,
kotoran dan suhu tubuh.

D. Tugas

Buatlah makalah tentang penentuan kondisi status kesehatan ayam lokal, kalkun, itik manila,
angsa dan merpati.

133
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

134
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

135
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Bagaimanakah cara menentukan status kesehatan ternak? Uraikan ciri-ciri ternak sehat!

2. Apa yang dimaksud ternak sakit. Uraikan ciri-ciri ternak sakit secara umum!

136
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 2. Pencegahan Penyakit


A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu mampu memahami faktor
penyebab penyakit dan agen pembawa penyakit ke dalam lingkungan peternakan dengan
percaya diri.
2. Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mampu menerapkan prinsip
biosecurity dalam lingkungan peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati.
3. Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan tidakan vaksinasi pada ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Belajar 1

MENGAMATI / OBSERVASI 1

Lakukan pengamatan terhadap penerapan biosecurity di lingkungan


peternakan

1. Buatlah kelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok!


2. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati yang ada di
lingkungan sekitar sekolah/tempat tinggal
3. Catatlah hasil pengamatan kondisi peternakan dengan mengisi tabel di bawah ini:

137
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 3.2

No Aspek yang diamati Kondisi Peternakan Keterangan

Ya Tidak

1 Lokasi kandang:

- Jauh dari peternakan lain


- Jauh dari perumahan

2 Ada pagar sekeliling kandang,


sehingga orang, kendaraan
atau hewan lain tidak leluasa
untuk masuk/melintas

3 Adanya sumber air bersih

4 Adanya tempat khusus untuk


pemusnahan bangkai

5 Ada fasilitas desinfeksi untuk


staf, pengunjung dan
kendaraan

6 Ada program sanitasi kandang


secara berkala

- Bahan yang diperlukan:

- Alat yang diperlukan:

- langkah-langkah sanitasi kandang:

138
Buku Teks Siswa

7 Ada program vaksinasi secara


berkala

- Jenis vaksin:

- Bahan yang diperlukan:

- Alat yang diperlukan:

- langkah-langkah vaksinasi:

8 Ada program pemberian


vitamin

139
Buku Teks Siswa

- Jenis vitamin/obat yang diberikan:

- Bahan lain yang diperlukan:

- Alat yang diperlukan:

- langkah-langkah pemberian vitamin/obat:

140
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2.

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,

1) Lakukan diskusi kelompok tentang pencegahan penyakit dengan menjawab


hal-hal berikut:
 Mengapa lokasi kandang sebaiknya berada jauh dari lokasi peternakan
lain dan pemukiman warga?
 Mengapa lokasi kandang harus dipagar?
 Bagaimanakah kondisi kandang pemeliharaan yang akan terhindar dari
wabah penyakit?
 Tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar peternakan dapat terhindar
dari serangan wabah penyakit?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau pada
guru.

C. Aktivitas Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI :

Mari kita baca uraian teks dibawah ini

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Timbulnya Penyakit


Penyakit pada unggas dapat didefinisikan sebagai tiap perubahan atau penurunan fungsi
tubuh yang berpengaruh terhadap kemampuan unggas untuk bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang biak. Di masyarakat berkembang bermacam pemahaman tentang penyebab
terjadinya penyakit pada ternak. Kemajuan ilmu pengetahuan dan pengobatan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang penyakit. Mengapa demikian? Penyakit pada unggas,
terutama penyakit yang mudah menular pada ternak lain menjadi salah satu penyebab
kerugian peternakan. Pemahaman tentang penyebab terjadinya penyakit dan bagaimana
penyakit tersebut menyebar atau menular pada ternak lain, akan membantu dalam
pengendaliannya.

141
Buku Teks Siswa

a. Penyebab penyakit infeksius


Banyak penyakit, dalam hal ini penyakit infeksius, disebabkan oleh organisme yang
dikirimkan dari satu individu unggas pada unggas lainnya. Beberapa organisme ini
demikian kecil untuk dilihat tanpa peralatan memadai seperti mikroskop.
Organisme tersebut adalah:
1) Virus, misal penyakit ND, AI.
2) Bakteri, misal penyakit berak kapur.
3) Jamur, misal penyakit jengger putih.
4) Protozoa, misal penyakit berak darah, malaria unggas.
5) Parasit eksternal, misal kutu unggas, tungau, kutu sisik kaki.
6) Parasit internal, misal cacing gelang, cacing pita lain.

b. Penyebab Penyakit Non Infeksius


Penyakit lain dapat pula disebabkan karena:
1) asupan nutrisi yang kurang baik, misalnya penyakit kekurangan vitamin A, B1, B2,
E, Asam Pantotenat, Biotin
2) tatalaksana atau pengelolaan peternakan yang kurang baik, misalnya terjadinya
keracunan ataupun timbulnya penyakit bubul pada kaki unggas
3) keturunan dari induknya.

Penyakit ini tidak menular dari satu individu ke individu lainnya dan hanya
mempengaruhi satu individu atau satu kelompok pemeliharaan saja.
Pada banyak kasus, penyakit yang timbul disebabkan kombinasi beberapa faktor
penyebab. Tatalaksana, asupan nutrisi, faktor lingkungan dan pengelolaan kelompok
pemeliharaan berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan produktivitas unggas.
Unggas yang tercukupi gizinya yang berada dalam kondisi pemeliharaan yang baik
dapat bertahan melawan penyakit dengan lebih baik dan sedikit kemungkinan
terserang penyakit infeksius.

c. Pembawa bibit penyakit


Bibit penyakit dapat masuk ke peternakan unggas melalui berbagai pembawa.
Sumber-sumber pembawa bibit penyakit ini penting untuk diketahui sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan saat menentukan langkah-langkah pengendalian dan
pencegahan bibit penyakit ini masuk ke dalam peternakan.
1) Manusia
Manusia merupakan salah satu penyebab potensi terbesar dari penyakit. Sepatu,
tangan, pakaian dan peralatan yang terkontaminasi merupakan sumber utama
yang terlibat dalam membawa-serta penyakit. Peralatan untuk kegiatan sehari-hari
seperti kegiatan debeaking, vaksinasi, dll yang bisa dipindahtempatkan atau

142
Buku Teks Siswa

bahkan dipinjamkan ke peternakan lain adalah sangat memungkinkan berperan


sebagai pembawa bibit penyakit.

2) Unggas lain
Unggas lain yang pernah terjangkit suatu penyakit dan tampak telah pulih dari
sakitnya, mungkin masih dalam tubuhnya masih terdapat organisme penyebab
penyakit dan dapat menyebarkan penyakit pada unggas lain yang belum
terinfeksi. Unggas tua, yang relatif lebih tahan dan tampak sehat, juga dapat
menyebarkan infeksi ke unggas muda.

3) Bibit unggas
Beberapa penyakit ditularkan ke keturunannya melalui sel ovum induknya, misal
salmonellosis, mycoplasmosis dan colibacillosis.

4) Peralatan
Kendaraan berat dan peralatan, nampan telur, dll dapat membawa organisme
penyebab penyakit antar peternakan atau antar kandang, mis Cacar unggas, IBD,
Marek, penyakit, flu burung, dll.

5) Makanan
Bahan pakan seperti tepung ikan mungkin mengandung organisme seperti
Salmonella, E. coli, dan lain-lain, atau mungkin berjamur, yang mengandung
mikotoksin.

6) Air
Air merupakan sumber tunggal penyakit seperti infeksi E. coli.

7) Burung dan serangga


Burung liar yang mampu mentransmisikan penyakit menular dengan mencemari
pakan, air dan sampah. Banyak serangga dan hewan pengerat juga dapat
menularkan penyakit, misalnya Salmonellosis.

8) Stres
Stres atau keadaan tertekan pada unggas merupakan salah satu ancaman bagi
keberhasilan peternakan. Faktor penyebab stres bisa jangka pendek ataupun
jangka panjang.
Perubahan kondisi cuaca yang mendadak, perubahan peralatan, kegagalan listrik,
perubahan dalam jadwal pencahayaan, tidak adanya air minum, debeaking,
transportasi, dan vaksinasi adalah faktor penyebab stres jangka pendek.

Kandang dengan ventilasi yang tidak tepat, pencahayaan yang tidak memadai,
konsentrasi amonia yang tinggi, kadang terlalu padat, kekurangan tempat pakan
dan tempat minum merupakan faktor penyebab stres jangka panjang.

143
Buku Teks Siswa

Stres menyebabkan konsumsi pakan berkurang serta mempengaruhi status


kekebalan unggas yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian produksi dan
wabah penyakit.

d. Kemampuan Individu Ternak dalam Menolak Penyakit


Secara alami, tubuh ternak memiliki kekebalan dalam menolak penyakit. Namun
demikian, kemampuan ini berbeda pada setiap individu. Ada individu ternak yang
mudah atau rentan terjangkit penyakit saat menghadapi gangguan penyakit dari luar.
Ada juga ternak yang terkena penyakit setelah terkena gangguan serangan penyakit
secara hebat. Kemampuan setiap individu untuk menolak sebab penyakit, sangat
tergantung dari beberapa faktor, antara lain:
1) kehidupan pada masa embrional
2) kehidupan setelah menetas
3) adanya zat penolak yang dibekalkan oleh induknya
4) Keadaan lingkungan dimana individu tumbuh
5) Tersedianya makanan secara kualitatif dan kuantitatif
6) Adanya agen noksius di sekitar individu yang bersangkutan
7) Adanya faktor stress
8) Sifat faktor bawaan yang diturunkan
9) Umur
10) Dll

2. Upaya pencegahan penyakit :

Mewabahnya penyakit di suatu peternakan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Untuk
mencegah kejadian tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan secara teratur dan
berkelanjutan. Tindakan pencegahan penyakit pada unggas merupakan tindakan yang jauh
lebih murah biayanya dibandingkan dengan menunggu tiba saatnya unggas terserang
penyakit.

Tindakan pencegahan akan lebih efektif bila dilakukan tidak terpisah-pisah, tetapi secara
menyeluruh dan berupa sistem yang berkelanjutan. Beberapa faktor yang signifikan dalam
pencegahan penyakit, yaitu:

a. Pencegahan melalui bibit

Pencegahan penyakit hendaknya dilakukan sedini mungkin. Beberapa penyakit masuk


ke dalam lingkungan peternakan karena terbawa secara tidak sengaja bersama-sama
dengan bibit. Penyakit mewabah karena sudah ada dalam tubuh anak atau induk
unggas yang akan dipelihara yang berasal dari peternakan lain atau yang dibeli dari
peternak bibit.

144
Buku Teks Siswa

Upaya untuk mencegah masuknya penyakit antara lain dapat dilakukan dengan hanya
membeli bibit unggas dari agen yang benar-benar dapat dipercaya tentang kesehatan
bibit unggas.

b. Pencegahan melalui makanan yang memadai.

Pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan pemberian ransum/pakan yang


berkualitas tinggi dan cukup jumlahnya. Pemberian pakan yang bermutu tinggi harus
diberikan sejak unggas berumur 1 hari sampai dengan panen. Pemberian pakan yang
baik akan mampu memberikan daya tahan tubuh yang baik pula. Apabila pakan yang
kita berikan kurang baik serta kurang jumlah maka unggas yang dipelihara akan
mengalami kekurangan gizi dan unggas tidak akan tumbuh secara maksimal.

Hal ini dapat dikontrol dengan hati-hati memilih pakan bahan atau dengan pelet pakan
siap. Begitu pula dengan pasokan air minum, gunakan air bersih, bebas dari mikro-
organisme patogen dan zat yang mempengaruhi palatabilitas.

c. Menghindarkan stres

Stres adalah tekanan jiwa yang menimpa ayam akibat pengaruh lingkungan yang buruk.
Pengaruh lingkungan itu berupa:

1) Suhu udara yang tidak stabil (terlalu panas/terlalu dingin).


2) Kepadatan ayam terlampau tinggi.
3) Kelembaban didalam kandang yang meningkat.
4) Akibat bunyi-bunyian keras yang mengagetkan.
5) Pindah kandang.
Untuk itulah maka sedapat mungkin menghindarkan hal-hal tersebut diatas. Stres dapat
mengangu pertumbuhan ayam broiler karena dengan stres hidup ayam tidak nyaman,
napsu makan terganggu, metabolisme makanan terganggu sehingga hasil akhir yang
diharapkan tidak tercapai.

d. Pencegahan melalui tindakan biosecurity secara teratur

Pencegahan tidak hanya dilakukan pada awal pemeliharaan tetapi berlanjut setiap hari
sepanjang pemeliharaan. Kondisi dan upaya untuk mencegah masuknya penyakit dapat
dilakukan dengan cara:

1) Memutuskan rantai masuknya agen penyakit pada individu ternak dan / atau
2) Memastikan bibit penyakit yang ditemukan dalam suatu peternakan secepatnya
dimusnahkan agar tidak menyebar di dalam peternakan ataupun keluar peternakan.

145
Buku Teks Siswa

Kedua tindakan pencegahan ini dikenal dengan istilah biosecurity. Konsep biosecurity
dapat diterapkan di berbagai tingkatan dari yang paling kecil seperti bisecurity tingkat
kandang sampai yang besar seperti biosecurity tingkat negara atau wilayah.

Pada dasarnya, konsep biosecurity untuk berbagai macam peternakan adalah sama,
yaitu terdiri dari tiga tingkatan. Dengan menerapkan tiga tingkatan biosecurity tersebut
secara baik dan benar diharapkan dapat mencegah dan meminimalisir masuknya agen
patogen dan penyebaran penyakit dari luar ke dalam lokasi usaha peternakan.

Pertama, biosecurity konseptual meliputi aspek pemilihan atau penentuan lokasi usaha
peternakan di suatu daerah. Misalnya
1) memilih lokasi pemeliharaan unggas yang jauh dari peternakan lain dan pemukiman
warga untuk menghindari adanya penyebaran penyakit dari peternakan lain atau
unggas milik warga.
2) Menempatkan anak unggas terpisah dari unggas dewasa. Anak unggas sangat peka
terhadap penyakit sehingga unggas dewasa yang nampak sehat padahal berpenyakit
dapat menularkan bibit penyakit
3) Tidak mencampur anak unggas dengan unggas lain yang berlainan jenis

Kedua, biosecurity struktural meliputi aspek tata letak dan struktur kandang. Pada
tingkatan ini berhubungan dengan tata letak peternakan. Ini menyangkut beberapa hal,
di antaranya:
1) Pemagaran kawasan peternakan agar tidak dilintasi oleh orang dari luar.
2) Pemagaran areal kandang dengan pintu pengaman untuk meminimalisir masuknya
hewan lain dan berpindahnya/melintasnya operator ke kandang lain.
3) Ketersediaan air bersih dan bebas agen patogen
4) Adanya suplai air dan listrik yang cukup dan tempat untuk desinfeksi kendaraan
yang keluar masuk lokasi farm.
5) Adanya jalan yg baik, aman dan dipagari untuk memudahkan pembersihan dan
pencegahan penyebaran penyakit.
6) Adanya tempat khusus untuk pemusnahan bangkai.
7) Lokasi yang aman untuk tempat pakan, peralatan, litter di tempat yang terpisah dari
kandang untuk mencegah kontaminasi.

Biosecurity Operasional merupakan prosedur manajemen dan kegiatan/rutinitas untuk


mencegah kejadian dan penyebaran penyakit di suatu farm (termasuk di antaranya
proses pembersihan, desinfeksi dan sanitasi kandang/farm).
1) Melakukan pencucian kandang dan peralatan kandang dengan air sabun (detergen)
dan antiseptik secara teratur.

146
Buku Teks Siswa

2) Melakukan penyemprotan kandang dan peralatan kandang dengan antiseptik secara


teratur.
3) Melakukan penyemprotan terhadap orang maupun kendaraan yang akan masuk
kedalam lingkungan kandang.
4) Penggunaan program vaksinasi yang sesuai.
5) Penggunaan program pengobatan pencegahan.
6) Melakukan kontrol terhadap kendaraan dan pengunjung.
7) Mengubur atau membakar unggas yang mati pada tempat khusus yang jauh dari
lokasi peternakan
8) Mengistirahatkan kandang selama lebih kurang selama 4 hari.
9) Semua litter/kotoran ayam harus dibuang jauh-jauh dari kandang.
10) Lingkungan kandang harus dibersihkan termasuk rumput liar harus dipotong,
11) Membersihkan saluran air / selokan secara berkala untuk menghindari air yang
tergenang.

3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana ternak dengan sengaja dimasuki agen penyakit
(antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan merangsang pembentukan daya tahan atau
daya kebal terhadap penyakit tertentu, dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit.
Hal tersebut merangsang mekanisme pertahanan tubuh untuk menghasilkan antibodi
sampai suatu ketika dapat digunakan melawan serangan penyakit. Untuk kepentingan
keselamatan terhadap resiko timbulnya penyakit, dapat menggunakan virus yang telah
dimatikan. Tindakan vaksinasi merupakan salah satu usaha agar hewan yang divaksinasi
memiliki daya kebal sehingga terlindung dari serangan penyakit.
Berdasarkan sifat hidup agen penyakit, vaksin dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Vaksin Aktif (Live Virus) adalah vaksin yang berisi virus hidup yang telah dilemahkan.
Setelah masuk kedalam tubuh, virus mengalami multiplikasi/berkembang biak. Hal ini
akan mengertak jaringan limfoid (pabrik pembuat kekebalan yaitu bursa fabricius,
thymus, kel harderian,caecal tonsil, dll) untuk membentuk zat kebal (anti body). Untuk
itu, pemberian vitamin dan elektrolit sangat dianjurkan untuk menjaga agar kondisi
ternak sebelum dan sesudah vaksin tetap baik.
b. Vaksin mati – killed virus (Vaksin inaktif) adalah vaksin yang berisi virus atau bibit
penyakit dalam keadaan mati. Meski sudah dimatikan agen penyakit ini masih bersifat
immunogenik, dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh. Vaksin in aktif
mempunyai cara kerja yang berbeda yaitu setelah masuk dalam tubuh tidak perlu
bermultiplikasi tetapi langsung memacu respon vaksinasi. Kinerja vaksin in aktif akan
lebih baik jika sebelumnya unggas telah mendapat vaksinasi dengan vaksin aktif.

147
Buku Teks Siswa

1) Penanganan dan Penggunaan Vaksin

Agar vaksin yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut:

a) Unggas yang divaksin harus dalam keadaan sehat (tidak sedang sakit).
b) Simpanlah vaksin pada suhu yang dianjurkan dan hindarkan dari panas atau sinar
matahari langsung.
Mikroorganisme dalam vaksin akan mati apabila disimpan pada suhu panas atau
terkena sinar matahari langsung. Perlu diperhatikan pada saat pengangkutan
dan sampai saat vaksin digunakan, vaksin harus disimpan di tempat vaksin (box
vaksin) -diberi es batu- dan harus terhindar dari sinar matahari, kisaran tempat
penyimpanan vaksin dipertahankan berada dalam kondisi suhu rendah (2 - 8 ºC ).
c) Jangan menggunakan vaksin yang sudah lewat batas penggunaan atau
kadaluwarsa.
d) Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
e) Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan kemasan vaksin
f) Botol dan larutan sisa vaksin harus dimusnahkan dengan cara dikubur.
g) Sebelum dan sesudah vaksin sebaiknya diberi obat/vitamin anti stres
h) Apabila pelaksanaan vaksin melalui air minum maka :
(1) Gunakan tempat minum yang bukan terbuat dari logam, misalnya tempat
minum plastik
(2) Tempat minum harus dicuci baik-baik. Tetapi tidak diperkenankan
menggunakan desinfektan, sabun dan jenis lain yang dapat membunuh virus
atau bakteri.
(3) Air minum tidak mengandung Chloor (kaporit), NO2 dan NO3
(4) Unggas harus dipuasakan selama 2 jam dan diusahakan larutan vaksin habis
diminum selama 1-2 jam.
(5) Berikan tempat minum yang cukup, sehingga semua ayam mendapat minum
(6) Bila air yang mengandung vaksin sudah habis, segera tambahkan air minum
yang masih segar.
Bila vaksin dilakukan dengan suntikan maka harus dilakukan dengan hati-hati
sebab dapat menimbulkan stres.

b. Jenis Vaksin pada Unggas


Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam vaksinasi, yaitu jenis vaksin,
metode vaksinasi, dosis vaksin, jadwal vaksinasi, waktu pemberian vaksin, dan cara
penyimpanan vaksin.

148
Buku Teks Siswa

Adapun vaksin yang sering digunakan dalam pemeliharan unggas antara lain :
1) Vaksin ND
Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada
unggas. Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata,
injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.

2) Vaksin AI
Vaksinasi ini mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung
yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga
terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang sangat luar
biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun flu burung ini
dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi, sanitasi kandang dan lingkungan
serta program biosecurity yang baik.

Vaksinasi AI dilakukan baik pada anak unggas atau pada unggas dewasa. Tujuan
vaksinasi ini agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung. Vaksinasi
ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler
pada otot dada. Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan
vaksinasi. VAKSIFLU AI adalah vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza
(AI) isolat lapangan (autovaksin) subtipe H5N1. Vaksin ini digunakan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap virus AI subtipe H5N1 pada ayam atau unggas
lainnya.

149
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Siswa 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan dengan tindakan pencegahan penyakit dengan menggunakan


lembar kerja sebagai berikut :

Judul : Melakukan vaksinasi ND pada anak ayam lokal/kalkun/itik


manila/angsa/merpati

Waktu : 3 x 45 menit

Tujuan : Siswa mampu melakukan vaksinasi tetes mata pada anak


ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa

Alat dan Bahan

Alat :

Bahan :  Vaksin ND
 Anak unggas
Langkah Kerja :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh
tanggung jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan!
5. Larutkan 1 vial vaksin dengan 1 vial pelarut yang tersedia.
6. Bukalah penutup aluminium dan tutup karet ampul vaksin, demikian pula botol
pelarut. Sedapat mungkin hindari kontaminasi pada tutup maupun isi botol.
7. Masukkan pelarut ke dalam botol vaksin hingga setengahnya. Tutup kembali
botol vaksin dan kocoklah hingga serbuk vaksin larut sempurna.
8. Tuanglah larutan vaksin ke dalam botol pelarut. Tutup dan kocok baik-baik.
9. Bukalah penutup botol pelarut dan gantilah dengan alat penetes yang telah
tersedia.
10. Untuk vaksinasi tetes hidung, letakkan jari kita pada salah satu lubang hidung
dan teteskan 1 tetes vaksin ke dalam lubang hidung lainnya. Anak unggas
jangan dilepaskan sebelum vaksin benar-benar terhirup.
11. Untuk vaksinasi tetes mata, teteskan 1 tetes vaksin ke dalam mata.

150
Buku Teks Siswa

12. Setelah selesai melakukan kegiatan, bersihkan tempat kegiatan dari kotoran
dan sampah!
13. Bersihkan, rapikan dan simpan peralatan pada tempatnya!

151
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Siswa 5

MENGASOSIASI/ MENALAR :

Buatlah suatu deskripsi yang mengungkapkan cara-cara yang tepat untuk


mencegah terjadinya serangan penyakit di suatu peternakan

F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok !


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

152
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Pencegahan penyakit merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit pada
ternak unggas yang dapat menimbulkan kerugian pada peternakan, baik secara teknis dan
ekonomis. Mengetahui faktor penyebab dan pembawa bibit penyakit merupakan langkah yang
efisien dalam menentukan tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Tindakan pencegahan
penyakit antara lain dilakukan mulai dari memilih bibit yang bebas penyakit, memberi pakan
yang cukup, menerapkan tindakan biosecurity serta membuat lingkungan yang bersih dan
nyaman dari stress.

D. Tugas

Buatlah makalah tentang pencegahan penyakit pada unggas.

153
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

154
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

155
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Jelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan ternak menderita sakit?
2. Sebutkan hal-hal yang kemungkinan menjadi sumber pembawa penyakit masuk pada
lingkungan peternakan unggas?
3. Bagaimana cara menerapkan tindakan biosecurity pada lingkungan peternakan?
4. Jelaskan beberapa tindakan pencegahan penyakit pada peternakan unggas?

156
Buku Teks Siswa

Kegiatan Belajar 3. Penanganan Ternak Sakit


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya siswa mampu memahami cara penanganan
terhadap ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati sakit melalui tindakan isolasi,
pendugaan jenis penyakit dan pemberian obat-obatan.

2. Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan penanganan terhadap ayam


lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati sakit dengan tanggung jawab.

3. Melakukan kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemberian obat pada unggas
sakit dengan tanggung jawab.

B. Aktifitas Belajar Siswa (5M)

A. Aktivitas Siswa 1

MENGAMATI / OBSERVASI :

Lakukan pengamatan terhadap pemberian obat pada unggas


(ayam lokal, kalkun, itik manila dan angsa) yang sakit dengan cara :

1. Buatlah kelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok!


2. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati yang ada
disekitar sekolah
3. Catatlah hasil pengamatan dengan pada lembar pengamatan di bawah ini:

157
Buku Teks Siswa

Lembar Pengamatan 3.3

Gejala penyakit yang nampak diderita unggas:

Bahan yang diperlukan:

Alat yang digunakan:

Langkah pengobatan:

158
Buku Teks Siswa

B. Aktivitas Belajar 2.

MENANYA

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang telah Anda lakukan,


1) Lakukan diskusi kelompok tentang pengobatan penyakit pada unggas dengan
menjawab hal-hal berikut:
 Obat-obatan adalah bahan yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh.
Hal-hal apa yang perlu diperhatikan mengenai penggunaan obat-obatan?
2) Buatlah pertanyaan yang belum Anda pahami menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, untuk diajukan pada forum diskusi atau pada guru.

C. Aktivitas Siswa 3

MENGAMATI / OBSERVASI :

Mari kita baca uraian teks dibawah ini

1. Penanganan Unggas Sakit


Setelah unggas dinyatakan sakit atau diduga sakit, perlu diambil tindakan segera untuk
mengantisipasi keadaan tersebut.Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah :

a. Isolasi terhadap ternak unggas yang sakit


Isolasi adalah tindakan memisahkan unggas dari kawanannya pada kandang khusus,
misal kandang karantina. Tindakan isolasi mempermudah penanganan ternak baik
pada saat pengamatan gejala khusus untuk menentukan jenis penyakit yang diderita
unggas, maupun saat memberi perlakuan pengobatan. Manfaat lain, tindakan isolasi
mencegah menyebarnya penyakit pada ternak yang sehat seandainya penyakit yang
diderita unggas adalah jenis penyakit menular.

b. Lakukan pengamatan secara mendalam termasuk pada ternak-ternak yang lain


apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak misalnya tingkah laku ternak, tanda-tanda
fisiknya, nafsu makan dan sebagainya
c. Jika perlu upayakan pengobatan sementara.

159
Buku Teks Siswa

2. Pemberian Obat-obatan
Sesuai sifatnya, obat-obatan diharapkan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan
ternak. Namun, ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat bersifat toksin dan
membahayakan ternak pemakainya apabila penggunaannya tidak benar. Oleh karena itu
penggunaan obat-obatan sebaiknya harus tepat dosis, waktu, cara, sasaran, dan sesuai
dengan petunjuk.

Pemakaian obat-obatan memerlukan kehati-hatian karena kesalahan pemberian akan


berakibat fatal seperti membahayakan kesehatan ternak. Selain itu, pemakaian obat yang
tidak tepat akan merugikan peternak. Kegagalan penggunaan obat disebabkan oleh
penerapan dan penggunaan obat yang salah, seperti pemberian obat yang tidak tepat
baik dosis maupun jenis. Dampaknya, pemberian obat tidak menyembuhkan penyakit,
tetapi bahkan dapat menyebabkan penyakit tertentu menjadi resisten atau kebal
terhadap pengobatan. Akibatnya, penyakit tetap bersarang dalam tubuh ternak. Oleh
karena itu penggunaan obat harus minta petunjuk atau saran dari dokter hewan atau
mantri kesehatan hewan, atau bahkan harus dilakukan oleh dokter hewan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengobatan antara lain :

a. Selalu membaca label dan ikuti petunjuk penggunaannya secara hati-hati.


b. Jangan menggunakan obat-obatan kadaluwarsa.
c. Jangan mencampur beberapa obat sekaligus tanpa konsultasi atau anjuran dokter
hewan.
d. Berikan obat-obat sesuai jangka waktu yang ditentukan atau berdasarkan resistensi
mikroorganisme.
e. Antibiotika dan obat-obat sulfa sebaiknya diberikan paling sedikit selama 3 hari atau
selama 2 hari sesudah gejala penyakitnya menghilang.
f. Simpan obat-obat di tempat yang dingin dan di luar jangkauan sinar matahari.
g. pakailah selalu alat-alat yang steril bila menyuntikan obat.

Sebelum alat akan digunakan untuk pengobatan maka harus dilakukan sterilisasi
misalnya dengan dengan sabun, desinfektan dan air hangat untuk kemudian
disterilisasikan dengan air panas selama 15 – 20 menit. Pemberian obat dilakukan antara
lain melalui mulut (oral), disuntikan secara intra muskuler, sub kutan (bawah kulit), dan
melalui vena.

160
Buku Teks Siswa

3. Jenis Penyakit pada Unggas


Adanya penyakit yang menyerang unggas perlu diketahui sejak dini. Pemeriksaan akan
tanda-tanda atau gejala sakit, cedera, lecet atau luka pada unggas merupakan langkah
rutin yang perlu dilakukan setiap hari. Jika gejala unggas sakit sudah diketahui sejak
awal, pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan segera dan tindakan penanganan
yang tepat dapat diambil pada waktu yang tepat.

Seandainya penyakit tersebut tidak hanya menginfeksi satu atau dua individu, tetapi
menginfeksi sebagian besar kelompok unggas, berarti telah terjadi suatu wabah penyakit
yang serius. Tindakan penanganan yang tepat dan sesegera mungkin dilakukan. hal ini
hanya dapat dicapai bila diagnosis yang benar telah diselesaikan pada tahap awal. Ada
juga pengobatan yang tepat dapat direkomendasikan, setelah adanya dukungan
pemeriksaan laboratorium terhadap sampel unggas sakit. Beberapa pengobatan penyakit
harus diberikan dibawah bimbingan dokter hewan.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang ayam lokal, kalkun, itik
manila, angsa dan merpati:

a. Berak Kapur (Pullorum)


Merupakan penyakit infeksi akut atau kronis pada ayam. Biasanya menyerang anak
ayam sampai dengan umur 4 minggu. Infeksi dapat terjadi di berbagai jenis unggas
terutama ayam, entok dan kalkun. Ayam di bawah umur 14 hari yang terserang
penyakit ini dapat berakibat fatal, tetapi untuk ayam yang berumur lebih tua lebih
tahan terhadap penyakit ini. Kematian mulai terjadi pada umur ayam 5-7 hari dan
puncaknya pada 4-5 hari setelah terjadinya infeksi. Ayam yang sembuh menjadi
pembawa sifat dan seumur hidupnya mengeluarkan bibit penyakit ini.

Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum.

Tanda-tanda : Diare putih dan adanya nekrosis jarum di berbagai organ. Pada anak
ayam, merunduk, murung, mengantuk, menggigil dan diare. Lutut membengkak,
lemah dan pantat kotor dengan bulu yang lengket. Tinja putih seperti kapur dan ada
kalanya berwarna hijau. Pernafasan megap-megap.

Pencegahan dan pengobatan.

Beberapa preparat sulfat dan antibiotik dapat digunakan untuk menurunkan kematian,
tetapi tidak dimaksudkan untuk memberantas penyakit secara luas dalam kelompok.

Pemberantasannya dapat dilakukan dengan pemusnahan seluruh reaktor bahkan


untuk ayam bibit perlu dimusnahkan seluruhnya. Lokasi kandang harus
dibebashamakan dan membuat kelompok baru yang bebas dari penyakit pullorum.

161
Buku Teks Siswa

Peternakan pembibitan dipersyaratkan bebas penyakit pullorum.

Daging dan telurnya boleh diperdagangkan setelah direbus atau dimasak. Semua
jeroan dan sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur.

b. Penyakit Pernafasan Menahun (Chonic Respiratory Disease)

CRD merupakan penyakit menahun menular pada alat pernafasan ayam. Terjadi
terutama pada peternakan dengan tatalaksana perkandangan yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan.

Ayam penderita CRD dapat dipotong dan daging dapat dikonsumsi. Organ
pernafasan dan sisa pemotongan dimusnahkan dengan dikubur atau dibakar.

Penyebab : Mikoplasma galiseptikum atau Mikoplasma synoviae.

Tanda-tanda klinis : getah radang keluar dari hidung, cairan bursa dari mata dan
pembengkakan sinus periorbital; nafas ngorok, bersin dan kepala tunduk atau
digibaskan untuk mengeluarkan cairan yang mengganggu pernafasan. Ayam yang
terserang menjadi kerdil atau kurus.

Pengendalian dan Pengobatan

Pengobatan dengan pemberian basitrasin erithromisin, tilosin, spektinomisin dan


linkomisin diberikan melalui makanan, air minum atau injeksi.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan mengusahakan bibit dari kelompok


yang bebas CRD.

Pemberantasan penyakit yang paling efektif adalah dengan pemotongan dan


pemusnahan ayam yang menderita dengan cara dikubur atau dibakar.

c. Pilek Ayam (Infectious Coryza, Snot)


Merupakan penyakit menular yang kronis pada ayam. Hewan yang rentan terhadap
penyakit ini ayam terutama pada umur 14 minggu atau lebih.

Ayam yang terserang dapat dipotong, daging boleh dikonsumsi. Bangkai dan sisa
pemotongan dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.

Penyebab : Bakteri Hemophilus gallinarum.

Tanda-tanda : Pembengkakan dan busung pada daerah muka. Terdapat pengeluaran


lendir yang kental dan lengket dari rongga hidung yang sangat busuk. Ayam bersin-
bersin dan mengguncangkan kepala untuk mengeluarkan cairan hidung. Nanah pada
sekitar mata berbau busuk dan mengkeju sekitar hidung dan sinus. Kelopak mata

162
Buku Teks Siswa

lengket. Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat menghasilkan bunyi ngorok.
Nafsu makan dan minum menurun sehingga produksi menurun. Pernafasan cepat,
diare dan kerdil. Kematian mencapai 50%, umumnya kurang dari 20%.

Penularan : Terjadi secara cepat melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan
ayam sehat dalam satu kandang. Ayam yang telah sembuh harus dianggap sebagai
pembawa sifat. Kontaminasi pakan dan air merupakan cara penularan yang sering
terjadi.

Pencegahan dan Pengobatan.

Pengobatan paling efektif dengan pemberian sulfatiasol atau sulfadimetoksin. Dapat


pula menggunakan sulfametasin, sulfamerasin atau eritromisin.

Pencegahan yang baik adalah memperbaiki tatalaksana kandang dan sanitasi


lingkungan secara ketat.

d. Jengger Putih (Favus, Ringworm)

Penyakit ini menyerang ayam, kalkun atau unggas lain.

Ayam sakit Favus tidak dilarang untuk dipotong. Balung, pial dan bagian kuli yang
terserang sebaiknya dibuang.

Penyebab : Cendawan Trichophyton gallinae atau trichophyton megnini.

Tanda-tanda : Bagian yang terserang antara lain balung (jengger), pial dan bagian
kulit yang tak berbulu yang terlihat kasar permukaannya, berkerak dan memberi
kesan ditabur tepung. Dapat meluas ke bagian tidak berbulu, sehingga bulu rontok
dan mudah lepas.

Pencegahan dan Pengobatan.

Bagian yang berkerak dan berwarna putih diolesi dengan yodium tincture,
formaldehyde atau mercurochroom.

e. Gumboro (Infectius Bursal Disease atau Avian Nephrosis)


Merupakan penyakit akut, menular sangat cepat. Menyerang anak ayam umur 2-14
minggu. Virus Gumboro merusak sistem kebal asal bursa. Gumboro menimbulkan
penurunan tanggap kebal terhadap perlakuan vaksinasi karena immunosuppression
sehingga ayam mudah terserang penyakit lain yang lebih mematikan.

Pada anak ayam kurang dari 3 minggu biasanya subklinis dan tidak menimbulkan
kematian, tetapi telah terjadi kerusakan pada sistem pembentukan zat kebalnya. Anak

163
Buku Teks Siswa

ayam mungkin tidak mati, tetapi tetap kurus dan lebih rentan terhadap infeksi
sekunder. Klinis pada anak ayam 4-8 minggu.

Angka kematian 5-80%.

Penyebab : Virus famili Birnaviridae.

Tanda-tanda : Yang paling awal adalah penurunan konsumsi pakan dan minum. Bulu
kusam, diare berlendir yang mengotori bulu pantat. Anak ayam lesu, pantat sendiri
sering dipatuk, tidur dengan patuh diletakkan di lantai dan terganggu
keseimbangannya.

Pencegahan dan Pengobatan.

Pengobatan tidak berhasil guna. Pencegahan yang paling efektif adalah vaksinasi.
Vaksinasi seyogyanya tidak dilakukan pada daerah yang belum pernak ditemukan
penyakit ini. Hindari penularan melalui orang, peralatan atau kendaraan dari
peternakan lain yang tercemar. Sanitasi membantu menurunkan kejadian penyakit.
Bangkai ayam yang mati dan tinja dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
Kandang dan peralatan dibebashamakan dengan formalin 0,5%, khloramine 0,5%
atau kompleks yodium.

f. Tetelo (Newcastle Disease, Avian Pneumo Encephalitis)


Merupakan penyakit akut pada unggas, menular secara cepat dan menyebabkan
timbulnya gangguan pernafasan, sering diikuti oleh gangguan syaraf serta diare.

Penyebab : Virus Paramyxo.

Tanda-tanda : Sangat tergantung pada keganasan virus yang menginfeksi, antara


lain:

 Infeksi virus lentogenik (sangat rendah), menunjukan gejala ringan disertai


penurunan produksi telur dan tidak terjadi gangguan syaraf.

 Infeksi virus mesogenik (cukup tinggi), menimbulkan gangguan pernafasan


antara lain sesak nafas, megap-megap, batuk dan bersin. Produksi telur
menurun, terjadi kelainan bentuk dan daya tetanya menurun. Angka kematian
pada anak ayam mencapai 10%, pada ayam dewasa mungkin tidak
menyebabkan kematian.
 Infeksi virus velogenik (sangat tinggi), menyebabkan ayam kehilangan nafsu
makan, diare kehijau-hijauan, lesu, sesak nafas, megap-megap, ngorok dan
bersin. Ayam mungkin menderita kelumpuhan sebagian atau total. Produksi telur
menurun atau berhenti. Balung, pial berwarna kebiru-biruan dan muka bengkak.
Angka kematian dapat mencapai 100% (Galur Asia). Virus velogenik galur

164
Buku Teks Siswa

Amerika menyebabkan gejala yang sama dengan galur Asia, tetapi gejala
gangguan syaraf dan pernafasan lebih menonjol sehingga disebut pula sebagai
penyakit pneumoensefalitis. Angka kematian mencapai 60-80%, produksi telur
menurun.

Pencegahan dan Pengobatan

Ayam yang menderita ND tidak dapat diobati. Pencegahan paling efektif adalah
vaksinasi. Keberhasilan vaksinasi, perlu mengirim sampel (1 ml) serum darah
ayam 2-3 minggu setelah vaksinasi ke laboratorium untuk diuji tingkat
kekebalannya. Ada kemungkinan vaksinasi perlu diulang.

Ayam yang pernah terjangkit harus dimusnahkan karena dapat bertindak


sebagai sumber pencemaran atau pembawa sifat.

g. Influensa Unggas (Avian Influenza)

Merupakan penyakit pernafasan menular, unggas yang terserang menunjukan gejala


gangguan pernafasan, murung, nafsu makan dan minum menurun. Penyakit ini
menyerang kalkun, ayam, itik, puyuh, burung laut, burung liar.

Infeksi dapat terjadi melalui alat pencernaan dan kontak langsung. Unggas yang
sembuh dapat bertindak sebagai pembawa sifat.

Penyebab : Virus Orthomyxo.

Tanda-tanda : Ada 2 bentuk Influensa unggas,

 Bentuk ringan, mengakibatkan kemurungan, gangguan pernafasan dan diare.


 Bentuk akut, menyebabkan radang kantung hawa dan radang sinus dengan
getah radang mengkeju. Ayam muda dapat tercekik karena sumbatan getah
radang pada saluran pernafasan. Pada ayam bibit, produksi telur turun secara
cepat dan terjadi penurunan daya tetas.

Pencegahan dan Pengobatan.

Tidak ada pengobatan khusus. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi dan
kebersihan kandang yang memadahi, pengasingan terhadap unggas sakit serta
menghindari perbedaan umur dalam kelompok dapat membantu memperbaiki
keadaan.

Tindakan vaksinasi untuk penyakit Influensa unggas sampai saat ini masih diragukan
keberhasilannya.

165
Buku Teks Siswa

h. Berak Darah (Koksidiosis)


Penyakit ini terutama menyerang ayam muda, tetapi letupan hebat dapat pula terjadi
pada ayam dewasa yang rentan. Ayam yang sembuh mempunyai kekebalan, tetapi
berlangsung dalam waktu pendek kecuali bila kontak dengan koksidia secara terus-
menerus.

Infeksi koksidia bersifat spesies spesifik. Penularan terjadi melalui tinja dan kotoran
kandang yang mencemari ayam yang rentan melalui alat, pakan atau minuman.

Daging ayam yang terserang penyakit ini dapat dikonsumsi, Seluruh alat pencernaan
dimusnahkan dengan jalan dikubur atau dibakar.

Penyebab : Protozoa Coccidia sp.

Koksidiosis dari genus Eimeria yang menyerang unggas, terdiri dari 9 jenis : Eimeria
acervulina, Eimeria brunetii, Eimeria hagani, Eimeria maxima, Eimeria mivati, Eimeria
mitis, Eimeria nekatrix, Eimeria presox dan Eimeria tenella.

Tanda-tanda : Bervariasi, tergantung dari umur, jenis ayam dan jenis parasit yang
menginfeksi. Ayam yang terserang menjadi lemah, pucat, bulu kusam dan kurus.
Tinja dapat bercampur darah. Nafsu makan menurun tetapi nafsu minum meningkat.
Angka kematian cukup tinggi, tergantung pada tingkat pertahanan tubuh, umur ayam
dan jenis koksidia yang menyerang.

Pencegahan dan Pengobatan.

Semua jenis obat sulfa sangat manjur untuk melawan koksidiosis, namun perlu
diperhatikan toksisitas obat sulfa yang bervariasi. Jenis obat dan takaran harus
sesuai.

i. Cacing Gilig (Ascaris)


Ascaridia galli adalah parasit cacing gilig yang paling banyak dijumpai pada
peternakan unggas (ayam) dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.
Penyakit ini banyak dijumpai pada ayam buras, dipengaruhi oleh cara pemeliharaan
secara tradisional. Cacing Ascaridia sifatnya sangat spesifik terhadap spesies, untuk
kalkun adalah Ascaris dissimilis, pada angsa Ascaris munidae. Infeksi terjadi karena
unggas menelan cacing infektif bersama makanan.

Tanda-tanda : Kerusakan pada yang bersangkutan dan menyebabkan pertumbuhan


lambat karena kondisi menurun akibat kesulitan dalam penyerapan zat makanan dan
gigitan cacing.

166
Buku Teks Siswa

Pencegahan dan Pengobatan.

Parasit diperoleh dari kotoran kandang, oleh sebab itu cacing gilig bukan masalah
bagi ayam yang dibesarkan dalam kandang kawat; kecuali ditularkan oleh lalat
sebagai pembawa sifat.

Pengendalian terhadap cacing dapat dilakukan dengan mencegah investasi cacing ini
dan membatasi populasi lalat dalam kandang. Pengendalian harus diupayakan
dengan penggabungan antara pengobatan dan tatalaksana kandang. Beberapa obat
mampu menghilangkan cacing dari usus ayam, tetapi dengan obat saja bukan cara
pengendalian yang efektif.

Ayam pedaging dengan alas kandang baru dan bersih dapat dilindungi dengan satu
kali pengobatan pada umur 35-40 hari. Ayam pedaging dengan alas kandang bekas,
harus diobati pada 4 minggu dan diulang 7 minggu. Pengobatan diarahkan untuk
menghilangkan cacing sebelum mencapai kematangan dalam waktu 35 hari. Dalam
penggantian anak ayam yang dibesarkan di lantai, kelompok anak ayam tersebut
harus diberi obat cacing dalam umur 5 minggu, selang 30 hari sampai umur 21
minggu.

Piperasin merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk memberantas


cacing gilig. Aman sampai dosis 10 kali yang direkomendasi. Diberikan dalam air
minum. Obat lain adalah higromisin B, Meldane-2 dan Wormal. Diberikan dalam
makanan untuk 1 hari pengobatan.

j. Tungau Ayam (Dermanyssidae) Gurem (Ornithonyssus bursa) atau tungau


tropis

Tungau ini dapat menyerang semua jenis unggas, burung merpati, burung gereja dan
bahkan manusia. Tungau ini dapat hidup terus sepanjang daur hidupnya dalam tubuh
ayam. Di luar tubuh ayam hanya dapat bertahan hidup 10 hari.

Daur hidup berlangsung selama satu minggu. Telur diletakan pada bulu dan menetas
dalam waktu 1 hari. Larva dan kedua stadium nimfe berkembang selama empat hari.
Berkembang baik di waktu musim dingin.

Pencegahan dan Pengobatan.

Dengan melakukan penyemprotan kandang menggunakan carboryl.

167
Buku Teks Siswa

k. Rakhitis (Rickets)
Merupakan keadaan kekurangan nutrisi karena ketidakseimbangan kandungan
kalsium, phosphor dan vitamin D3.

Sering terjadi pada anak ayam yang masih berumur 1 minggu. Kekurangan kalsium
biasanya disebut Osteoporosis. Rakhitis umumnya disebabkan karena kesalahan
dalam menyusun ransum atau pada sekelompok ayam dengan kandang sangat
kurang sinar matahari.

Ayam petelur mencerna sebagian besar kalsium untuk memproduksi kulit telur. Ayam
petelur yang kurang kalsium akan mengalami kelemahan tulang rangka bahkan dapat
terjadi patah tulang atau kelemahan kulit telur.

Tanda-tanda :

 Pada anak ayam.

Pada grower, ayam pincang, langkah kakinya kaku dan pertumbuhan kerdil.
Ayam lemah, paruh dan cakarnya lunak dan lentur. Ujung tulang panjang
membesar, terlihat pada tumit. Sering istirahat dalam posisi jongkok.

 Pada ayam dewasa.

Yang sedang bertelur, awal produksi menurun, kulit telur menipis, mudah pecah
dan lunak. Berhenti berproduksi dalam beberapa hari. Daya tetas menurun.
Paruh, cakar dan tulang kering bengkok, tulang iga melengkung ke dalam. Pada
tingkat lanjut, mendekam pada tumit, lumpuh dan mati.

Pencegahan dan Pengobatan.

Dalam ransum, kalsium, phosphor dan vitamin D3 harus seimbang. Santoquin


dan enthoquin merupakan antioksidan yang sering ditambahkan dalam pakan
untuk mengawetkan vitamin D3. Formula pakan harus sesuai dengan keperluan,
umur dan tingkat produksi.

Kekurangan vidatin D3 dapat diobati dengan pemberian vitamin D3 dosis 3 kali


lipat dari normal selama 2-3 minggu. Perlu kandang dengan sinar matahari
cukup. Defisiensi kalsium dapat diberikan 1 gr kalsium karbonat dalam kapsul
per hari selama beberapa hari. Keluarkan dari batery bagi yang sakit.

168
Buku Teks Siswa

l. Bubul (Bumblefoot)

Suatu infeksi yang bersifat nekrotik atau bernanah yang biasanya menyerang
persendian jari kaki dan telapak kaki, pada hanya satu kaki atau kedua kaki. Infeksi ini
biasanya terjadi secara sporadik.

Bubul biasanya hanya menyerang beberapa ekor ayam dalam satu kandang. Infeksi
ini dimulai dari adanya luka pada telapak kaki. Bubul masih dapat disembuhkan.

Tanda-tanda : Jari kaki atau jaringan antar jari membengkak berisi nanah karena
adanya perkembangan dari infeksi. Kebengkakan tersebut akhirnya akan mengelupas
dan timbul luka terbuka. Ayam menjadi pinjang, nafsu makan makin sedikit dan dapat
berhenti bertelur. Lesi berisi staphylococcus.

Pencegahan dan Pengobatan.

Oleh dokter hewan mungkin melakukan pembedahan dan pengobatan dengan


antibiotik. Bekas luka diolesi yodium tinctur dan bila terjadi luka lebar, dijahit.

169
Buku Teks Siswa

D. Aktivitas Siswa 4

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :

Lakukan penanganan pada unggas sakit dengan menggunakan lembar kerja


sebagai berikut :

Judul : Melakukan Penanganan terhadap Ayam Lokal / Kalkun /


Angsa / Itik Manila / Merpati yang Sakit

Waktu : 3 x 45 menit

Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini, Siswa mampu melakukan


pemberian obat pada ternak unggas

Alat dan Bahan

Alat :  Tempat Pakan


 Tempat Minum
Bahan :  Unggas

Langkah Kerja :

1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh
tanggung jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan!
5. Amati kondisi unggas!
6. Apabila ada yang sakit, lakukan isolasi
7. Catat gejala-gejala sakit yang diderita!
8. Berdasarkan gejala-gejala yang dikenali, lakukan pendugaan terhadap jenis
penyakit yang diderita unggas!
9. Tentukan tindakan penanganan yang tepat!
10. Tentukan jenis obat dan dosisnya!
11. Lakukan pemberian obat terhadap unggas!
12. Apabila tidak ada unggas yang sakit, lakukan simulasi pemberian obat!
13. Setelah selesai melakukan kegiatan, bersihkan tempat kegiatan dari kotoran dan
sampah!
14. Bersihkan, rapikan dan simpan peralatan pada tempatnya!

170
Buku Teks Siswa

E. Aktivitas Siswa 5

MENGASOSIASI/ MENALAR

Berdasarkan pendapat Anda, buatlah deskripsi tentang cara-cara terbaik


dalam penanganan unggas sakit

F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil mengamati, menanya, mengumpulkan informasi serta


asosiasi yang telah Anda lakukan:

1) Buatlah laporan tertulis secara kelompok !


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara
kelompok!

171
Buku Teks Siswa

C. Rangkuman
Penanganan terhadap unggas sakit adalah isolasi, identifikasi penyakit dan pemberian obat.
Obat yang diberikan pada ternak mempunyai pengaruh terhadap kesehatan ternak.
Penggunaan obat harus dilakukan dengan cermat, baik jenis, dosis maupun cara
pemakaiannya mengikuti petunjuk yang dicantumkan dalam obat. Beberapa jenis obat,
penggunaannya harus dibawah bimbingan dokter hewan.

Beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang unggas antara lain adalah berak kapur, berak
darah, AI, avian influenza, CRD, jengger putih dan lain-lain.

D. Tugas

Buatlah makalah tentang penanganan unggas sakit

172
Buku Teks Siswa

E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan

Jumlah

Keterangan :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

2. Sikap Jujur
Petunjuk

 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
, dengan kriteria :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

173
Buku Teks Siswa

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan


sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban


teman yang lain

3. Disiplin
Petunjuk :
 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
 berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

Jumlah

174
Buku Teks Siswa

F. Uji Kompetensi / Ulangan


1. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-obatan
2. Uraikan tiga macam jenis penyakit yang biasa menyerang unggas berikut gejala dan cara
penanganannya

175
Buku Teks Siswa

BAGIAN 3. PENUTUP

Buku Teks Siswa “ Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 1”, disusun berdasarkan
Kurikulum 2013, dengan pendekatan saintifik. Buku ini merupakan salah satu buku
pegangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, Program Keahlian Agribisnis Ternak, Paket
Keahlian Agribisnis Aneka Ternak, dalam rangka mempelajari tentang budidaya aneka
ternak unggas produksi, khususnya Kompetensi Dasar Persiapan Kandang dan Peralatan,
Pengadaan Bibit dan Penanganan Kesehatan.

Materi pertama mengenai Persiapan Kandang dan Peralatan aneka ternak unggas
membahas hal-hal yang berkaitan dengan lima kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis
kandang, pembuatan kandang indukan sistem brooding ring, sanitasi kandang dan
peralatan, persiapan kandang merpati, persiapan pemeliharaan walet. Materi kedua
mengenai Pengadaan Bibit membahas tiga kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis bibit,
seleksi anak unggas, dan penanganan anak aneka ternak unggas. Materi terakhir,
Penanganan Kesehatan membahas mengenai tiga kegiatan belajar, yaitu identifikasi ternak
sehat dan ternak sakit, pencegahan penyakit dan penanganan ternak sakit.

Buku Teks Siswa “Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 1“ ini berlanjut pada Buku
Teks Siswa “Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 2”, yang akan membahas tentang
Pemberian Pakan dan Air Minum serta Penanganan Hasil dalam agribisnis aneka ternak
unggas produksi.

Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya peserta
didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliah Kejuruan (MAK) Paket
Keahlian Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi.

176
Buku Teks Siswa

DAFTAR PUSTAKA

Adiwibawa, S.E. 2000. Pengelolaan Rumah Walet. Kanisius. Jakarta.

Nugroho, C. P.. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Buku Teks Pelajaran. Direktorat Pembinaan
SMK. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penerbit Kanisisus.

Soeseno, A. 1990. Memelihara dan Beternak Burung Merpati. Penebar Swadaya. Jakarta.

Supriyatna, E., Atmomarsono,U. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Good Practices in Planning and Management of Integrated Commercial Poultry Production in South
Asia. 2003

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan


Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)

Menangkap Peluang dengan Merpati Potong. www.sentralternak.com.

177
Buku Teks Siswa

GLOSARIUM

Grit adalah pakan mengandung mineral, berukuran sebesar biji-bijian

Desinfeksi adalah kegiatan pensucihamaan untuk mengurangi atau menghilangkan


mikroorganisme.

Sanitasi adalah suatu kegiatan kebersihan yang bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan keadaan yang sehat bagi hewan/ternak baik dalam kandang atau
bangunan, komplekpeternakan/penetasan maupun lingkungannya.

Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan prosedur tertentu
yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat kebal tubuh dapat menahanserangan
penyakit.

Vaksinasi adalah pemberian kekebalan pada hewan dengan menggunakan vaksin.

Stress adalah suatu keadaan menurunnya kondisi badan pada ternak yang terjadi karena berbagai
sebab.

Tempat Isolasi adalah tempat yang khusus digunakan bagi unggas yang sakit atau diduga sakit.

Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah
dikembangbiakkan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang teradaptasi pada
lingkungan dan/ataumanajemen setempat

Kepadatan Kandang adalah banyaknya ternak unggas yang secara nyaman dapat dimasukkan
dalam kandang per satuan luas lantainya (floor space).

Sehat dan Hygienis adalah kondisi kesehatan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan
bebas dari pencemaran bakteri dan residu bahan kimia.

Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian
wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan
peternakan tertular dan penyebaran penyakit.

178
Buku Teks Siswa

INDEKS

Aves 78, 85, 87, 89, 91, 93

Biosecurity 126, 146, 178

Brooder 119, 120

Chick guard 28

Desinfektan 40,43

Ekstensif 21

Feeder tray 116

Grit 178

Intensif 10, 21

Kandang baterai 14, 54

Kandang postal 13

Locomotion 128

Nesting bowl 57

179
Buku Teks Siswa

Penyakit infeksius 142,

Penyakit non-infeksius 146

Poultry shop 116

Sanitasi 37, 40, 43, 45, 46, 164, 178,

Seleksi 102, 105, 107,

Semi-intensif 9, 21,

Squab 57

Umbaran 14, 53

Vaksin aktif 147

Vaksin in-aktif 147

180
Buku Teks Siswa

181

Anda mungkin juga menyukai