Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal
penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Kontributor Naskah :
Penelaah :
Penyelia Penerbitan :
ii
Buku Teks Siswa
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan
keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar
tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok
pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang
mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruan yang disajikan dalam buku
ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang membekali
peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai
secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta
yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi
yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa
diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan
ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang relevan dan bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat
memberikan hasil yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan
generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
iii
Buku Teks Siswa
DAFTAR ISI
BAGIAN 2 PEMBELAJARAN 5
Bab. I 6
Kegiatan Belajar 1. Kebutuhan Kandang dan Peralatan 6
A. Tujuan Pembelajaran 6
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 6
C. Rangkuman 21
D. Tugas 21
E. Penilaian Diri 22
F. Uji Kompetensi / Ulangan 24
Kegiatan Belajar 2. Pembuatan Kandang Indukan 25
A. Tujuan Pembelajaran 25
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 25
C. Rangkuman 32
D. Tugas 33
E. Penilaian Diri 34
F. Uji Kompetensi / Ulangan 36
iv
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman 45
D. Tugas 46
E. Penilaian Diri 47
F. Uji Kompetensi / Ulangan 49
Kegiatan Belajar 4. Persiapan Kandang Merpati 50
A. Tujuan Pembelajaran 50
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 50
C. Rangkuman 61
D. Tugas 61
E. Penilaian Diri 62
F. Uji Kompetensi / Ulangan 64
Kegiatan Belajar 5. Persiapan Lokasi Rumah Walet 65
A. Tujuan Pembelajaran 65
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 65
C. Rangkuman 70
D. Tugas 70
E. Penilaian Diri 70
F. Uji Kompetensi / Ulangan 73
Bab. II. 74
Kegiatan Belajar 1. Pemilihan Jenis Bibit 74
A. Tujuan Pembelajaran 74
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 74
C. Rangkuman 98
D. Tugas 98
E. Penilaian Diri 99
F. Uji Kompetensi / Ulangan 101
Kegiatan Belajar 2. Seleksi Anak Unggas 102
A. Tujuan Pembelajaran 102
B. Aktifitas Belajar Siswa (5M) 102
C. Rangkuman 109
D. Tugas 109
E. Penilaian Diri 110
F. Uji Kompetensi / Ulangan 112
v
Buku Teks Siswa
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
viii
Buku Teks Siswa
BAGIAN 1. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Negara kita Indonesia, merupakan negara yang terletak di daerah tropis, terbentang dari ujung
Sumatera sampai Papua. Wilayah yang luas berupa gugusan kepulauan, terdiri dari lautan,
pantai, daratan, gunung-gunung, lembah, danau, hutan, ladang dan sebagainya.
Sungguh merupakan sumber kekayaan berlimpah, anugerah dari Tuhan pencipta alam
semesta yang patut kita syukuri dengan sepenuh hati. Kekayaan berupa sumber daya alam
yang beraneka ragam adalah amanat untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.
Ternak unggas adalah salah satu sumber daya alam yang mempunyai manfaat besar untuk
kemaslahatan umat manusia. Sudah sejak lama, ternak unggas dibudidayakan sebagai salah
satu sumber kesejahteraan. Hampir di semua negara, unggas diternakan untuk diambil
produknya berupa:
Telur dan daging, merupakan pangan bergizi, khususnya untuk anak balita dan dalam masa
pertumbuhan serta ibu hamil dan menyusui. Pangan ini kaya akan protein, vitamin dan
mineral.
Bulu, merupakan bahan yang baik dan hangat sebagai pengisi bantal, matras atau selimut.
Kotoran unggas merupakan pupuk yang baik untuk menyuburkan tanaman terutama sayur-
sayuran.
Hiburan, unggas dipelihara sebagai hewan kesayangan.
Secara umum, unggas penghasil daging dan telur yang banyak dikenal masyarakat di negara
kita adalah ayam, saat ini terutama ayam broiler dan layer. Produktivitas ayam ini yang cukup
tinggi menarik minat para peternak dan industri untuk membudidayakannya secara besar-
besaran.
Namun demikian, selain ayam, terdapat beberapa jenis ternak unggas yang mempunyai
potensi untuk berkembang menjadi suatu industri unggas produksi di Indonesia. Aneka ternak
unggas tersebut antara lain ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, burung dara dan burung
wallet. Populasi aneka ternak unggas ini masih kalah jauh dibandingkan dengan populasi
ayam broiler dan layer. Di beberapa tempat, keberadaan aneka ternak unggas hanya
dipelihara sebagai ternak hias atau pemanis taman saja. Padahal, jika melihat potensinya,
tidak menutup kemungkinan aneka ternak unggas di Indonesia berkembang pesat khususnya
sebagai ternak produksi penghasil daging yang cukup menguntungkan. Daging yang
dihasilkan unggas lokal, kalkun, angsa, itik manila maupun burung dara / merpati mempunyai
karakteristik yang khas, sehingga bisa menjadi pembeda dibandingkan daging unggas pada
1
Buku Teks Siswa
umumnya, yaitu daging ayam broiler. Oleh karena itu, hal ini bisa menjadi nilai lebih di
kalangan konsumen tertentu atau konsumen khusus.
Mata Pelajaran Aneka Ternak Unggas Produksi adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan aneka ternak unggas untuk tujuan produksi, seperti
ayam lokal, kalkun, itik manila, angsa, merpati dan walet. Pada Aneka Ternak Unggas
Produksi 1 materi yang dibahas meliputi persiapan kandang dan peralatan, pengadaan bibit
dan penanganan kesehatan pada aneka ternak unggas.
Materi pertama mengenai persiapan kandang dan peralatan aneka ternak unggas membahas
hal-hal yang berkaitan dengan lima kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis kandang, pembuatan
kandang indukan sistem brooding ring, sanitasi kandang dan peralatan, persiapan kandang
merpati, persiapan pemeliharaan walet .
Materi kedua mengenai Pengadaan Bibit membahas tiga kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis
bibit, seleksi anak unggas, dan penanganan anak aneka ternak unggas.
Materi terakhir, penanganan kesehatan membahas mengenai tiga kegiatan belajar, yaitu
identifikasi ternak sehat, pencegahan penyakit dan penanganan ternak sakit.
B. PRASYARAT
Untuk mempelajari materi Aneka Ternak Unggas Produksi 1 ini, Siswa harus sudah memahami
kompetensi pada Dasar Program Keahlian mata pelajaran berikut:
1. Dasar Pemeliharaan Ternak.
2. Dasar-dasar Pakan Ternak.
3. Dasar-dasar KesehatanTernak.
4. Dasar-dasar PembibitanTernak.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif.
2. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar dan sarana pendukung yang
lainnya.
3. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi
dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik.
4. Tujuan pembelajaran memuat apa yang akan dicapai atau dipelajari dalam buku teks
bahan ajar ini.
5. Lembar aktivitas siswa merupakan panduan bagi siswa selama mengikuti proses untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
6. Uraian materi terdapat dalam setiap kegiatan belajar dan harus dibaca siswa dengan baik.
7. Siswa dapat melaksanakan evaluasi sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang terdapat
dalam lembar uji kompetensi/ulangan.
2
Buku Teks Siswa
D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari mata pelajaran ini, Siswa mampu mengimplementasikan agribisnis aneka
ternak unggas produksi dengan cara:
1. Mempersiapan kandang dan Peralatan dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.
2. Melakukan pengadaan bibit dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.
3. Menangani kesehatan dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi.
3
Buku Teks Siswa
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Mempersiapan kandang dan Peralatan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dalam agribisnis aneka ternak unggas
dengan pengembangan dari yang produksi
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, 4.2 Melakukan pengadaan bibit dalam
bertindak secara efektif dan kreatif, dan agribisnis aneka ternak unggas
mampu melaksanakan tugas spesifik di produksi.
bawah pengawasan langsung.
4.3 Menangani kesehatan dalam
agribisnis aneka ternak unggas
produksi.
4
Buku Teks Siswa
F. PETA KONSEP
Kebutuhan Kandang
dan Peralatan
Pembuatan kandang
Indukan
Persiapan kandang
Merpati
Agribisnis Aneka
Pengadaan
Ternak Unggas Seleksi Anak Unggas
Bibit
Produksi 1
Penanganan Anak
Unggas
Penanganan
kesehatan
Pencegahan Penyakit
5
Buku Teks Siswa
BAGIAN 2. PEMBELAJARAN
BAB. I
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:
6
Buku Teks Siswa
Tanggal: ....................................................................................................................
Jam : ....................................................................................................................
3. Jumlah unggas :
4. Lebar kandang :
Panjang kandang :
Luas kandang :
digunakan..........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..................................................................................................................................
7
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2
DISKUSI
MENGAMATI / OBSERVASI
8
Buku Teks Siswa
Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan
peralatan yang memadai. Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah
maupun sarana peralatannya, dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang akan dijalankan
oleh peternak. Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi
banyak faktor seperti keadaan alam, iklim, modal dan lain-lain. Masing-masing sistem
pemeliharaan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati peternak
sebelum memulai usaha peternakan.
Secara garis besar sistem pemeliharaan ternak dapat digolongkan menjadi tiga macam
berikut di bawah ini:
a. Sistem ekstensif
Sistem pemeliharaan ekstensif membutuhkan lahan yang relatif luas. Pada sistem
pemeliharaan seperti ini dibutuhkan lahan luas tempat ternak mencari pakan dan air
minum. Sistem ini masih memungkinkan untuk diterapkan di luar pulau Jawa dan atau
daerah-daerah lain yang pemukiman penduduknya belum terlalu padat.
Pada umumnya, masyarakat pedesaan memelihara ayam kampung, itik manila dan
angsa dengan cara seperti ini. Dikenal pula sebagai cara tradisional. Ternak unggas
dilepas bebas berkeliaran untuk hidup dan mencari makan di kebun-kebun, sawah,
ladang sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat
kekebalan yang tinggi. Selain itu, peternak tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.
Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa
makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat
mencari makan sendiri.
Namun demikian, cara ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain terjadinya
unggas hilang atau dimangsa oleh predator.
b. Sistem Semi-intensif
Sistem ini sudah mengarah pada sistem pemeliharaan intensif. Untuk pemeliharaan
ternak, pemilik menyediakan kandang dan halaman yang berpagar. Ternak tidak
dikurung dalam kandang setiap hari. Biasanya, pada siang hari, ternak bebas
berkeliaran di sekeliling kandang pada lahan yang berumput untuk mencari pakan
tambahan, baik berupa serangga, cacing dan hewan kecil lainnya atau berupa tumbuh-
tumbuhan hijau.
9
Buku Teks Siswa
Berapa luas lahan pemeliharaan unggas dengan sistem semi intensif? Sebagai patokan
umum, 1 hektar lapangan rumput dapat menampung 380 ekor kalkun atau sekitar 200-
230 ekor angsa (Rasyaf, 1992).
c. Sistem Intensif
Ciri khas pemeliharaan intensif adalah ternak berada dalam kandang sepanjang
pemeliharaan. Kebutuhan ternak seperti pakan dan air minum disediakan oleh
peternak. Ternak yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaan dan kondisi
kesehatannya. Adanya kandang mempermudah peternak dalam melakukan tindakan
tatalaksana pemeliharaan seperti mengawasi kondisi kesehatan, memisahkan ternak
sakit dari ternak sehat, menangkap ternak untuk dipanen dan sebagainya. Dengan cara
ini tingkat produktivitas unggas dalam menghasilkan daging dan telur dapat
ditingkatkan lebih baik.
Pada pemeliharaan intensif, semua kebutuhan hidup ternak seperti pakan, air minum,
perawatan kesehatan, udara segar dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal ternak
bergantung sepenuhnya pada pemelihara. Peternak perlu menyediakan biaya dan
perhatian yang cukup besar sebagai modal pemeliharaan. Sebagai contoh jika kondisi
kandang tidak diperhatikan dan tidak sesuai syarat, maka kondisi unggas peliharaan
akan memburuk dibandingkan dengan unggas yang pemeliharaannya diliarkan.
2. Persyaratan Kandang
Dalam usaha peternakan, kandang diperlukan untuk melindungi unggas dari bermacam
gangguan. Pencuri dan hewan seperti anjing, kucing, ular, tikus tidak bisa masuk dan
mengganggu, baik pada siang maupun malam hari. Adanya kandang yang memadai juga
dapat menjaga agar hewan lain seperti burung, tikus dan hama lainnya, tidak ikut
memakan pakan ternak ataupun menulari ternak dengan penyakit berbahaya.
Persyaratan dasar dari suatu kandang adalah sebaiknya memenuhi hal-hal berikut:
Tidak tembus hujan.
Melindungi unggas dari sinar matahari langsung.
Tidak kena banjir.
Tidak bisa dimasuki burung liar.
Mempunyai cukup ruang.
10
Buku Teks Siswa
Mudah dibersihkan.
Memiliki pintu yang ada kuncinya.
Kandang dapat dibuat dengan murah, yaitu menggunakan sebanyak mungkin bahan-
bahan lokal yang terdapat sekitar tempat pendirian kandang semisal dinding bambu dan
atap dari jerami atau daun kelapa. Kerugiannya kandang tersebut hanya akan tahan
sekitar 4-5 tahunan jika tidak langsung diperbaiki seandainya ada kerusakan.
Kandang yang lebih tahan lama dapat dibuat dari bahan-bahan yang lebih mahal berupa
kayu gergajian, tiang, semen, kawat, kasa, besi galvanis dan sebagainya.
Kandang apa saja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan aneka ternak unggas produksi?
Berdasarkan fase atau periode pemeliharaan, kandang yang diperlukan untuk
pemeliharaan unggas dapat dibedakan menjadi empat macam berikut ini:
a. Kandang indukan
Unggas, termasuk mahluk hidup homeothermik, yaitu mahluk hidup yang harus
mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap stabil. Adanya bulu yang menutupi tubuh
merupakan anugerah Tuhan, yang ternyata merupakan salah satu mekanisme agar
unggas dewasa dapat mempertahankan suhu tubuh tetap stabil meskipun menghadapi
suhu lingkungan yang dingin, misalnya pada malam hari atau cuaca buruk. Pada anak
unggas yang bulunya belum tumbuh sempurna, perlindungan diberikan oleh induknya.
Bila diperhatikan, saat suhu lingkungan turun, misal pada malam hari atau hari hujan,
anak unggas akan menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat dengan menyusupkan
diri didekat tubuh induknya. Dengan senang hati, induk unggas pun akan
mengembangkan sayap, supaya anak-anak unggas dapat merasakan kehangatan.
Hal ini terjadi pada anak unggas yang dipelihar bersama dengan induknya.
Namun, pada pemeliharaan intensif, anak unggas komersial dipelihara tanpa kehadiran
induknya. Oleh karena itu diperlukan peralatan yang berfungsi sebagai penghangat
bagi anak unggas, dikenal sebagai sistem induk buatan atau brooder.
Bagaimanakah bentuk kandang indukan? Ada dua macam kandang indukan untuk
anak ayam, kalkun, itik manila dan angsa.
Pertama, kandang indukan berbentuk kotak persegi yang tertutup, biasa digunakan
untuk pemeliharaan unggas skala kecil, sekitar 100-an ekor anak unggas. Kandang ini
hanya bersifat sementara untuk pemeliharaan awal saja. Setelah unggas mempunyai
bulu untuk menutupi tubuhnya, unggas akan dipindahkan ke kandang pembesaran.
11
Buku Teks Siswa
Kandang indukan berupa kotak persegi, sisi-sisinya terbuat dari kayu atau bambu
dengan pemanas menggantung tengah-tengah pada sisi kotak bagian atas.
Sebagai penghangat ruangan/kotak, biasa digunakan lampu listrik. Sumber pemanas
lain seperti lampu minyak tidak disarankan, untuk meminimalisasi bahaya kebakaran.
Kotak dialasi dengan sekam. Tempat pakan dan tempat minum diletakan di dalam
kotak indukan.
Sebagai contoh kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal bisa berbentuk kotak
dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 60-70 cm. Bagian bawah (alas)
terbuat dari bilah bambu selebar 2-3 cm. Disusun dengan kerenggangan sekitar 1-2
cm. Dinding dibuat sedemikian rupa agar pertukaran udara dapat berlangsung dengan
lancar, tetapi anak ayam tidak lolos keluar.
Indukan berupa rangkaian lingkaran seng atau papan tipis dengan pemanas berada di
tengah-tengahnya. Tempat pakan dan tempat minum diletakan sekeliling pemanas.
Lingkaran pembatas dapat dilebarkan sesuai kebutuhan atau bahkan diangkat dan
tidak dipergunakan lagi saat unggas sudah tidak membutuhkan indukan.
Kandang indukan ini dikenal sebagai kandang sistem brooding ring.
12
Buku Teks Siswa
Berdasarkan tipe dinding, lantai dan atap, terdapat beberapa jenis kandang. Jenis-jenis
kandang dapat Anda baca kembali di buku Dasar-dasar Peternakan.
Saat unggas lepas masa sapih atau setelah selesai masa brooding, bulu tubuh unggas
telah tumbuh sempurna, bobot badannya pun akan bertambah dan membutuhkan
ruang lebih luas. Untuk tempat pemeliharaan unggas periode ini dikenal sebagai
kandang pembesaran.
Pada unggas pedaging, kandang pembesaran akan digunakan sampai masa panen,
yaitu sampai unggas mencapai umur siap potong. Pada unggas calon bibit, kandang ini
dapat digunakan sampai ayam betina menghasilkan telur tetas dengan kontinyu.
Yang perlu mendapat perhatian untuk penyesuaian adalah kepadatan kandang dan
rasio jumlah jantan dan betina. Kepadatan kandang untuk pemeliharaan pembesaran
dan pemeliharaan calon bibit adalah berbeda. Begitu pula dengan rasio jantan dan
betina, pada pemeliharaan calon bibit, rasio jantan lebih sedikit dibanding jumlah
betina. Pada pemeliharaan pembesaran, rasio jantan betina bisa diabaikan.
Pada unggas petelur, ada dua pilihan. Pertama, kandang bisa digunakan terus sampai
unggas berproduksi. Kedua, menjelang berproduksi, unggas dipindahkan ke kandang
sistem battery.
13
Buku Teks Siswa
sama. Kalkun, itik manila dan angsa adalah unggas yang bertubuh berat, umumnya
menggunakan lantai litter, sedangkan ayam lokal dapat menggunakan lantai litter
maupun lantai panggung yang bercelah.
Lantai kandang unggas air seperti itik manila dan angsa akan sering becek dan
terlihat kotor karena cara makannya berceceran. Pada saat makan, unggas air
cenderung untuk bolak balik minum. Untuk mengatasinya, pada pemeliharaan
intensif, sebaiknya menggunakan kandang dengan lantai kombinasi antara lantai
litter dan lantai panggung. Tempat pakan dan tempat minum diletakan pada lantai
berupa lantai panggung.
Pada siang hari, angsa lebih senang berkeliaran di halaman daripada dikandang.
Kandang sebaiknya dilengkapi dengan halaman/umbaran yang ditumbuhi
rumput/tanaman hijauan. Adanya halaman memungkinkan angsa, itik manila dan
kalkun dapat berkeliaran diluar kandang dan memperoleh hijauan. Untuk mencegah
unggas berkeliaran kemana-mana, sekeliling halaman perlu mendapat pagar berupa
kawat, bambu atau kayu. Pada pemeliharaan semi intensif seperti ini, tempat pakan
dan tempat minum bisa disimpan di halaman umbaran.
Kandang ini juga cocok digunakan untuk pemeliharaan unggas calon bibit, dimana
unggas jantan dan betina mempunyai ruang gerak yang leluasa. Sebagai contoh
dalam pemeliharaan ayam lokal, satu unit kadang dengan lahan seluas 6 m2, cukup
untuk 6 ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan. Satu unit kandang terdiri dari
bangunan kandang beratap dengan luas 2 m x 1 m dan halaman atau tempat
umbaran seluas 2 m x 2 m.
Bangunan kandang beratap berfungsi sebagai tempat untuk tidur, istirahat dan
bertelur. Lantai untuk kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.
Untuk bertelur, disediakan sarang yang dibuat dari anyaman bambu yang diberi alas
jerami padi atau bahan lain. Sarang sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari tempat
tenggeran, untuk menghindari masuknya kotoran ayam kedalam sarang.
3) kandang batterai
Pemeliharaan ayam lokal untuk tujuan produksi telur konsumsi, bisa menggunakan
kandang sistem baterai yang tersusun dari rangkaian kandang-kandang individu
yang berdempetan dibuat menyatu. Setiap kandang individu berukuran lebar sekitar
18-20 cm, tinggi 35-40 cm panjang 40 cm. Kandang bisa disusun bertingkat menjadi
dua atau tiga tingkat. Rangkaian kandang-kandang individu ini diletakan di dalam
bangunan kandang beratap. Keuntungan dari penggunaan kandang baterai adalah
14
Buku Teks Siswa
peternak akan lebih mudah memantau kondisi kesehatan dan produktivitas per
individu ayam.
Luas lahan, terutama berhubungan dengan kepadatan kandang, merupakan faktor yang
mendapat perhatian penting dalam pemeliharaan intensif. Pada prinsipnya, dengan luas
lahan terbatas, peternak bertujuan untuk memberikan suatu ruang yang nyaman bagi
unggas agar unggas dapat tumbuh dengan cepat. Oleh karenanya, peternak perlu
memahami luasan optimal lahan / kandang dapat menampung pemeliharaan ternak.
Banyaknya jumlah ternak yang dapat ditampung per satuan luas kandang dikenal dengan
istilah kepadatan kandang.
Berapakah kepadatan kandang yang ideal untuk pemeliharaan aneka ternak unggas
produksi?Tabel berikut memuat beberapa kisaran kepadatan kandang ideal untuk
pemeliharaan aneka ternak unggas produksi
0-3 minggu 40
3-6 minggu 20
6-14 minggu 10
> 14 minggu 2
Sumber:
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman
Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)
12-16 minggu 4
> 16 minggu 2 -3
15
Buku Teks Siswa
4-8 minggu 6 -7
> 20 minggu 2
> 11 minggu 2 -3
Jenis peralatan kandang yang dibutuhkan oleh setiap peternakan adalah berbeda-beda.
Kebutuhan peralatan kandang tergantung dari jenis ternak yang dipelihara, sistem
pemeliharaan, jenis kandang, teknologi yang digunakan serta modal yang dimiliki.
16
Buku Teks Siswa
Peralatan kandang pada pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dan angsa
umumnya terdiri dari:
a. Tempat pakan
Tempat pakan yang diperlukan diantaranya adalah nampan kotak atau bulat digunakan
ataupun wadah berbentuk ceper untuk pemeliharaan anak unggas umur 1 hari sampai
sekitar satu atau dua minggu. Bentuk pakan seperti ini digunakan tidak hanya untuk
anak ayam tetapi juga digunakan untuk anak kalkun, itik mania dan angsa. Pada anak
ayam umur satu hari kapasitas 1 nampan umumnya bisa memuat pakan untuk 100 ekor
/ buah. Tentu saja, kapasitas atau daya tampung tempat pakan tergantung ukuran
panjang dan lebar atau diameternya.
Setelah unggas berumur dua minggu, ukuran tubuhnya membesar, tempat pakannya
perlu diganti dengan tempat pakan untuk unggas dewasa. Terdapat macam bentuk
tempat pakan dengan berbagai ukuran. Sebagai contoh di pasaran bebas terdapat
tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam
dewasa.
17
Buku Teks Siswa
Tempat pakan ini tidak harus selalu membeli di pasaran. Dengan memanfaatkan
bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar ditambah sedikit kreatifitas, dapat dibuat
tempat pakan dari kayu ataupun bambu.
18
Buku Teks Siswa
Bentuk tempat minum untuk anak unggas sebaiknya berbentuk ceper/dangkal dan
sempit. Bentuk ini untuk menghindari agar anak itik dan angsa, tidak berusaha
berenang didalamnya. Bagi anak ayam, tempat minum yang dalam bisa menyebabkan
anak ayam mati tenggelam saat berusaha mengambil minum.
Untuk unggas dewasa, tempat minum hendaknya digantung atau diikat ke dinding atau
diberi pemberat agar tempat minum tidak terguling dan membasahi litter saat unggas
berebutan mengambil minum.
c. Alat Suntik
Alat suntik/spuit/syringe adalah suatu alat yang dilengkapi dengan jarum yang
berfungsi untuk memasukkan obat atau vaksin melalui pembuluh darah untuk
diedarkan keseluruh tubuh. Pada dasarnya ada dua jenis alat suntik pada unggas yaitu:
alat suntik secara manual dan alat suntik secara otomatis.
d. Timbangan
Timbangan diperlukan antara lain untuk menimbang pakan dan menimbang bobot
badan unggas. Untuk keperluan ini bisa menggunakan timbangan duduk maupun
timbangan salter.
e. Tirai kandang
Tirai biasanya berupa terpal atau plastik tebal, yang dipasang melingkupi seluruh
kandang. Fungsinya melindungi kandang dari cuaca dingin dan angin kencang pada
saat ayam belum tumbuh bulu, pada malam hari atau saat musim hujan.
g. Peralatan kebersihan
h. Peralatan lain
Peralatan lain yang diperlukan bisa berupa mesin tetas, alat pensuci hama/sprayer, alat
penerangan, alat pembersih kandang, peralatan kesehatan ternak, alat pengukur suhu
(termometer) dan kelembaban, alat peneropong telur, alat fumigasi (untuk kandang,
telur dan mesin tetas), alat pembawa telur (egg tray), keranjang ayam;
19
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Siswa 4
E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
20
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan
peralatan yang memadai. Terdapat bermacam jenis kandang pemeliharaan ternak unggas.
Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah maupun sarana peralatannya,
dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, jenis unggas, dan tujuan pemeliharaan. Untuk
kelangsungan pemeliharaan aneka ternak unggas produksi, peternak perlu menyediakan
kandang, tempat pakan, tempat minum, timbangan, peralatan kesehatan dan peralatan
kebersihan sesuai kebutuhan.
D. Tugas
Untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan sistem pemeliharaan ternak, carilah
informasi dari berbagai sumber dan isilah tabel berikut:
7.
8.
9.
10. dst
21
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
22
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
23
Buku Teks Siswa
24
Buku Teks Siswa
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan mengamati, menanya dan mencoba, siswa memahami cara menyiapkan kandang
indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dengan percaya diri.
Dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan, siswa mampu
membuat kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila sesuai
kegunaan.
MENGAMATI / OBSERVASI
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Amatilah kandang indukan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:
Tanggal: ...................................................................................................................
Jam: ..........................................................................................................................
2. Jumlah unggas:
4. Alas kandang
25
Buku Teks Siswa
8. Jenis pemanas
26
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Siswa 2
MENANYA
MENGAMATI / OBSERVASI
Untuk menciptakan suhu stabil dalam kandang indukan, terdapat berbagai macam pilihan
sistem pemanas. Masing-masing pemanasan mempunyai kelebihan dan kekurangan dari
segi teknis, seperti energi panas yang dihasilkan, resiko kebakaran, efisiensi pemakaian
dan lain-lain serta dari segi ekonomis, seperti besaran biaya yang harus dikeluarkan.
27
Buku Teks Siswa
Cara mengoperasikan mudah, efesien dan daya tahan peralatan lebih lama
(5 tahun) dibanding pemanas lain masa pakainya hanya 1 tahun.
Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebih mudah
dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban
kandang. Pagar pembatas sebaiknya terbuat dari seng dengan tinggi kurang lebih 45 cm.
Hal tersebut mengingat seng dapat memantulkan panas dan dapat diperluas sewaktu-
waktu diperlukan. Kecuali dari seng, dinding pembatas juga dapat terbuat dari karton,
papan, bilik, hard bord atau yang lain.
Pagar pembatas dapat dipasang membentuk lingkaran atau bujur sangkar dengan
sumber pemanas sebagi pusatnya. Pagar pembatas dapat diperbesar mengikuti
pertumbuhan unggas, bahkan diangkat sendainya sudah tidak diperlukan lagi.
c. Alas lantai
Alas lantai menggunakan sekam, serbuk gergaji dsb.
28
Buku Teks Siswa
Kandang indukan disiapkan beberapa hari sebelum kedatangan anak unggas agar pada
saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak unggas, kandang sudah dalam keadaan
siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk mencapai hasil maksimal. Seandainya
anak unggas dibeli dari peternakan lain, sebelum merangkai kandang indukan, pastikan
kembali hari dan tanggal kedatangan anak unggas berikut jumlahnya.
Pertama-tama siapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan sesuai jumlah anak unggas yang
akan dipelihara. Tempat pakan dan tempat minum harus dalam keadaan kering, sudah
dibersihkan dari kotoran serta disanitasi menggunakan bahan desinfektan.
Tebarkan litter diatas lantai dengan ketebalan sekitar 3-5 cm. Ada juga peternak yang
menghamparkan kertas koran di atas litter. Fungsinya mencegah anak unggas mematuki
litter.
10-15 ekor/ m2 untuk kalkun/itik manila dan angsa umur 0-2 minggu.
Peralatan kandang indukan yang sudah terpasang dapat didesinfeksi kembali dengan
disemprot cairan desinfektan. Kandang indukan siap menerima anak unggas ketika
kehangatan sudah stabil dan menyebar ke seluruh kandang indukan.
Sebagai gambaran, peralatan kandang indukan kira-kira terpasang seperti gambar berikut:
Keterangan gambar:
pemanas
Tempat minum
Tempat pakan
29
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :
Waktu 2 x 45 Menit
Langkah kerja : .
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
5. Tentukan berapa jumlah anak unggas yang akan dipelihara.
6. Hitung kebutuhan luas kandang indukan dengan rumus luas= Л.r2 dan keliling = Л
diameter.
7. Hitung jumlah tempat pakan yang dibutuhkan.
8. Hitung jumlah tempat minum yang dibutuhkan.
9. Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
10. Rangkailah pagar pembatas membentuk kandang indukan
11. Tebarkan litter/ alas kandang
12. Pasanglah pemanas, tempat pakan, tempat minum dan termometer
30
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
31
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Kandang indukan sistem brooding ring terdiri dari sistem pemanas yang diletakkan ditengah
lingkaran pagar pembatas dan dialasi dengan sekam sabagai alas lantai. Pemanas dapat
menggunakan lampu bohlam berbahan energi listrik, tungku berbahan bakar batu bara/serbuk
kayu ataupum pemanas berbahan bakar LPG. Kandang indukan disiapkan beberapa hari
sebelum kedatangan anak unggas agar pada saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak
unggas, kandang sudah dalam keadaan siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk
mencapai hasil maksimal.
32
Buku Teks Siswa
D. Tugas
Untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan jenis-jenis pemanas, carilah informasi dari
berbagai sumber dan isilah tabel berikut
2 Harga
4 Tingkat polusi
5 Kemudahan mendapatkan
6 ....
7 ...
8 Dst
33
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
34
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
35
Buku Teks Siswa
36
Buku Teks Siswa
Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami kegiatan sanitasi
lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa
dengan percaya diri.
Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan sanitasi lingkungan kandang dan
peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan cermat, tekun dan
penuh percaya diri.
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Amatilah kegiatan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan pada peternakan ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut:
37
Buku Teks Siswa
Tanggal: ....................................................................................................................
Jam: ...........................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Bahan sanitasi:
...................................................................................................................
..................................................................................................................
4. Langkah kegiatan
.................................................................................................................
38
Buku Teks Siswa
B. Kegiatan Belajar 2
DISKUSI
MENGAMATI / OBSERVASI
39
Buku Teks Siswa
Sanitasi kandang umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan. Pelaksanaannya
dimulai sekitar dua minggu sebelum kedatangan ternak. Sanitasi meliputi:
a. Pembersihan lingkungan sekitar kandang dari semak belukar dan ilalang yang
dikhawatirkan menjadi tempat bersarangnya nyamuk, lalat dan serangga lainnya.
Rumput hendaknya dipotong dan dirapikan agar tidak tumbuh liar.
b. Pembersihan selokan air disekitar kandang agar air hujan dapat mengalir dengan lancar,
tidak menggenang dan menjadi sarang nyamuk.
c. Pembersihan kandang dengan mengeluarkan feses dan litter yang tersisa pada periode
pemeliharaan sebelumnya beserta seluruh kotoran-kotoran yang nampak oleh mata,
menggunakan sapu dan sikat. Setelah itu, pembersihan dilanjutkan dengan
menyemprotkan air pada seluruh permukaan kandang menggunakan selang air atau alat
semprot bertekanan. Kotoran yang sulit dibersihkan, bisa diberi sabun/deterjen dan disikat.
Setelah penyabunan, kandang dibersihkan kembali dengan air, kemudian tunggu hingga
mengering. Usaha pembersihan ini perlu dilakukan dengan cermat terutama pada kandang
bekas pakai pemeliharaan periode sebelumnya. Pembersihan menyeluruh diharapkan
dapat memutuskan rantai bibit penyakit yang mungkin ada pada bekas sisa pemeliharaan.
d. Penyemprotan kandang mengunakan bahan desinfektan sesuai dosis aman pemakaian
dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi
kandang. Bahan desinfektan berfungsi membunuh mikroorganisme bibit penyakit yang
tidak tampak dengan mata biasa. Desinfektan bisa berupa bahan campuran ataupun
bahan tunggal zat kimia cair yang bersifat non selektif.
Beberapa kelompok bahan kimia yang termasuk ke dalam desinfektan adalah alkohol,
halogen, fenol, kresol, aldehid, oksidator, dan quaternary ammonium compounds.
Mekanisme kerja desinfektan antara lain :
Merubah permeabilitas membran,
Merusak protein M.O,
Merusak material genetik.
40
Buku Teks Siswa
2. Perawatan Kandang
Perawatan kandang dan peralatan kandang merupakan suatu aktivitas berupa tindakan untuk
mempertahankan dan mengembalikan keadaan suatu peralatan pada kondisi operasional
secara optimal, sehingga memperpanjang lama pemakaian. Pemeliharaan peralatan meliputi
perawatan dan perbaikan peralatan yang rusak. Pemeliharaan peralatan kandang ini
bertujuan :
41
Buku Teks Siswa
Semua peralatan kandang yang dimiliki oleh suatu perusahaan peternakan, sebaiknya harus
dipelihara secara rutin, baik itu kebersihan maupun fungsinya. Pemeliharaan peralatan
kandang ini tergantung pada spesifikasi (karakteristik) peralatan tersebut.
a. Untuk peralatan kandang unggas yang digunakan setiap hari, seperti tempat pakan dan
tempat minum, harus dibersihkan dari kotoran setiap hari, dicuci dan dicelupkan ke dalam
larutan desinfektan dan dikeringkan. Apabila tidak digunakan disimpan dalam keadaan
kering di gudang peralatan.
b. Untuk jenis peralatan kandang seperti mesin sprayer pembersih kandang yang
menggunakan oli mesin dan menggunakan bahan bakar perlu dicek dan diisi untuk
menjamin kualitas. Seluruh bagian yang perlu pelumas dilumasi dan dibersihkan sesuai
petunjuk yang ada.
c. Untuk jenis peralatan kandang yang cara penggunaan secara manual dan sangat
sederhana seperti : alat – alat kebersihan, cara perawatan atau pemeliharaannya cukup
dengan cara membersihkan setiap habis digunakan dan menyimpannya di tempat yang
aman.
d. Untuk perawatan peralatan yang berupa alat suntik, setelah alat tersebut digunakan cuci
bagian dalam spuit dengan cara menyedot dan memompa aquadest, kegiatan ini
dilakukan sampai 3 kali atau lebih sampai dalam spuit bersih. Setelah sudah bersih alat
suntik tersebut disimpan ditempat yang aman dan pada saat menyimpan kondisi jarum
dalam keadaan terlepas dari spuit dan pompanya.
42
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
Langkah Kerja:
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
5. Litter yang bercampur dengan kotoran dimasukkan dalam karung dan dikeluarkan
dari kandang
6. Bersihkan lantai kandang dengan sapu
7. Bersihkan sarang laba-laba dari dalam dan luar kandang
8. Gunakan sikat dan detergen untuk membersihkan kotoran yang susah dibersihkan!
9. Hitung luas kandang untuk menentukan kebutuhan desinfektan
43
Buku Teks Siswa
10. Larutkan desinfektan dengan mengikuti takaran yang telah ditentukan dalam label
dan lakukan penyemprotan pada seluruh ruang kandang
11. Bersihkan selokan saluran air sekitar kandang!
12. Potong dan rapikan rumput yang tumbuh di sekitar lingkungan kandang
13. Bersihkan alat-alat praktek dan simpan kembali pada tempatnya
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN
44
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Sanitasi kandang merupakan upaya-upaya yang dilakukan terhadap lingkungan kandang untuk
mendukung upaya kesehatan ternak maupun peternak/pekerja kandang. Sanitasi kandang
umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan, meliputi pembersihan kandang,
lingkungan kandang, perawatan kandang dan peralatan.
45
Buku Teks Siswa
D. Tugas
Carilah data dan informasi mengenai jenis-jenis bahan sanitasi kandang berikut lokasi dan cara
penggunaanya, kemudian isikan pada tabel berikut di bawah ini :
3.
4.
5.
6.
7.
8. ...............dst
46
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
47
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
48
Buku Teks Siswa
49
Buku Teks Siswa
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah suatu peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/ merpati.
5. Isilah lembar pengamatan berikut berdasarkan pengamatan yang dilakukan:
Tanggal: ....................................................................................................................
Jam: ...........................................................................................................................
3. Jumlah merpati:
4. Lebar kandang:
Panjang kandang:
Luas kandang:
50
Buku Teks Siswa
digunakan.........................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
51
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2
MENANYA
MENGAMATI / OBSERVASI
Di Indonesia, merpati lebih dikenal sebagai ternak kesayangan. Namun, di beberapa tempat,
merpati juga dipelihara sebagai ternak penghasil daging. Daging merpati muda atau piyek
dikenal dengan istilah „squab‟. Daging merpati muda ini mempunyai tekstur yang lembut dan
mempunyai penggemar kalangan tertentu.
Tidak seperti unggas lainnya, merpati potong dipelihara tidak lama. Tubuh yang kecil dan
lama pemeliharaan yang singkat akan menghemat tempat pemeliharaan, sehingga per meter
persegi lahan dapat dimanfaatkan untuk memelihara merpati lebih banyak dibanding
memelihara bebek, angsa dan kalkun.
Pemeliharaan merpati potong, dibagi menjadi dua tahap. Pertama, dari umur menetas sampai
sekitar 15 hari . Pada tahap ini, merpati harus tinggal dengan induknya. Merpati akan diasuh
dan diberi pakan dari mulut induknya. Tahap kedua yaitu setelah umur 15 hari sampai masa
panen, anak merpati perlu dipindahkan pada kandang pembesaran.
52
Buku Teks Siswa
Merpati merupakan burung yang dikenal di sebagian besar negara, baik sebagai burung liar
ataupun sebagai ternak peliharaan untuk diambil manfaatnya sebagai pengantar pos/surat,
sebagai ternak aduan (adu kecepatan terbang) ataupun sebagai ternak konsumsi untuk
diambil dagingnya. Berdasarkan pengamatan cara hidupnya, merpati dewasa berkembang
biak secara monogami atau mempunyai satu pasangan hidup yang tetap sepanjang
hidupnya, kecuali kalau pasangannya mati. Merpati bertelur sebanyak 2 butir per periode
bertelur. Telur akan menetas setelah dierami oleh kedua induknya selama 17-19 hari.
Anak merpati akan diberi makan oleh induknya berupa cairan dari tembolok induknya
(sering disebut „susu tembolok‟). Setelah satu minggu, pemberian jumlah cairan akan
dikurangi, diganti dengan makanan yang lebih keras, pada akhirnya mendapat makanan
yang sama seperti induknya. Anak merpati sepenuhnya masih tergantung pada pemberian
makan dari induknya sampai berumur 3-5 minggu. Selanjutnya, merpati akan mencari makan
senidri. Anak merpati akan menjadi dewasa saat menginjak usia sekitar 4 – 6 bulan, dengan
berat badan merpati muda jantan sekitar 200 sampai 300 g, dan 150 g untuk merpati muda
betina.
Sebagai ternak konsumsi, merpati dipelihara untuk menghasilkan daging. Meskipun masih
terbatas, restoran tertentu menyediakan menu daging merpati muda untuk pelanggannya.
Daging merpati muda dikenal mempunyai tekstur yang lembut dan khas. Untuk tujuan
pemeliharaan merpati potong, kandang yang diperlukan sebagai berikut:
Beberapa pasang merpati di masukkan dalam kandang besar. Untuk kapasitas kandang
jangan terlalu sesak karena akan mengganggu kesehatan merpati. Setiap pasang
membutuhkan luas lantai kandang sekitar 0,6 m2, termasuk 0,4 m2 untuk tempat
bersarang. Kelebihan dari sistem ini keamanannya lebih terjamin dari pada sistem
umbaran. Kelemahan sistem ini, memerlukan biaya untuk pembuatan kandang dan
makanan yang dibutuhkan lebih banyak, kalau ada burung yang sakit akan mudah
menular.
53
Buku Teks Siswa
Sumber: http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.7. Kandang Merpati Sistem Koloni
2) Sistem Battery
Di mana satu pasang merpati di masukkan dalam satu kandang battery. Ukuran
kandang yang ideal adalah 75 cm x 50 cm x 50 cm. Sistem ini sangat baik digunakan
untuk ternak dalam skala besar. Kelebihan dari sistem ini, kesehatan burung lebih
terjamin karena penyakit tidak mudah menular, produktifitas lebih baik, keamanan lebih
terjamin. Sedang kelemahannya adalah membutuhkan biaya pembuatan kandang yang
banyak, perawatan lebih sulit.
54
Buku Teks Siswa
Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.8 Kandang Merpati Sistem Koloni Battery
3) Sistem Campuran
Sistem ini sering digunakan untuk pemeliharaan merpati. Pada suatu saat tertentu
merpati dipelihara dalam sangkar/ pagupon, namun juga dilepas sehingga bisa bebas
terbang.
55
Buku Teks Siswa
Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.9. Kandang Merpati Sistem Campuran
b. Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran digunakan saat merpati lepas masa sapih dari induknya. Fase ini
bisa dimulai dari umur 15 hari hingga masa panen (45-60 hari, sekitar 500 gram). Kandang
bersifat koloni, artinya untuk memelihara beberapa ekor sekaligus. Kandang berukuran 100
x 100 cm2 dengan tinggi 75 cm dapat menampung 20-25 ekor merpati hingga masa
panen. Karena merpati sudah bisa terbang, bisa juga diusahakan agar bagian atapnya
terbuat dari bahan yang lentur, misalnya kassa dari nilon. Untuk menghemat lahan,
kandang dibuat sistem battery, disusun bertingkat, berjajar, dan saling memunggungi,
seperti pada kandang unggas petelur. Kandang terbawah diberi kaki setinggi 50 cm, agar
kandang terbebas dari genangan air. Semua kandang ini berada di bawah naungan
kandang induk, yang memiliki atap, pelindung dari angin dan air hujan.
56
Buku Teks Siswa
Peralatan yang diperlukan untuk menunjang fungsi kandang merpati antara lain:
tempat pakan,
tempat minum,
tempat untuk grit,
nesting bowl atau sarang untuk mengeram
tenggeran.
Tempat pakan, minum dan grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat
kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa berbentuk cekung.
Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati untuk mengerami telurnya dan
mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.
57
Buku Teks Siswa
Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html
Gambar 1.11. Beberapa Jenis Tenggeran Merpati
58
Buku Teks Siswa
C. Aktivitas Belajar 3
Langkah kerja
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
5. Ukurlah luas kandang merpati
6. Tentukan jumlah merpati yang dapat dipelihara dalam kandang tersebut!
7. Hitung jumlah tempat pakan yang dibutuhkan
8. Hitung jumlah tempat minum yang dibutuhkan
9. Lakukan sanitasi terhadap kandang, lingkungan dan peralatan
10. Bersihkan tempat kegiatan dari kotoran dan sampah
11. Simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya
59
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
60
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Kandang yang dibutuhkan untuk pemeliharaan merpati pedaging ada dua macam yaitu
kandang jodoh-beranak dan kandang pembesaran. Peralatan kandang yang dibutuhkan adalah
tempat pakan, tempat minum, grit, tempat sarang dan tenggeran.
D. Tugas
61
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
62
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
63
Buku Teks Siswa
64
Buku Teks Siswa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami persiapan lokasi
rumah walet dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mencoba siswa mampu menyiapkan lokasi rumah walet dengan cermat,
teliti dan penuh tanggung jawab.
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah lokasi pemeliharaan walet yang ada di lingkungan sekitar sekolah/tempat
tinggal!
5. Buatlah suatu catatan hasil pengamatan pada lembar Pengamatan 1.5.
65
Buku Teks Siswa
Ya Tidak
B. Aktivitas Siswa 2
MENANYA
66
Buku Teks Siswa
C. Aktivitas Belajar 3
MENGAMATI / OBSERVASI :
Rumah walet adalah sebuah bangunan (atau gua) yang dipakai oleh burung walet untuk
berlindung dan berkembang biak. Walet membutuhkan tempat yang gelap, seperti halnya
gua-gua alam atau bangunan-bangunan kuno yang tak terawat ataupun bangunan yang
sengaja dibuat manusia agar ditempati walet, sebagai tempat tinggal untuk berlindung dan
membuat sarang. Sarang walet inilah yang diinginkan oleh pendiri atau pengusaha rumah
walet. Sarang walet mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk diperjualbelikan.
Pendiri rumah walet tidak segan mengeluarkan biaya cukup banyak untuk membangun rumah
walet, tentu dengan harapan akan banyak walet yang tidak hanya sekedar singgah, namun
tertarik berkembangbiak membuat sarang dalam rumah yang didirikannya.
Seperti apakah bangunan yang disenangi walet untuk bersarang? Faktor-faktor yang
mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah adanya
kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur
memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat
walet mencari makan. Pada waktu tertentu, walet harus selalu keluar dari rumahnya untuk
mencari makanan berupa serangga-serangga kecil.
Berdasarkan hal-hal tersebut, rumah walet dapat berupa gedung kuno maupun gedung baru
yang kondisi ruangannya disesuaikan untuk mendekati ruangan yang dibutuhkan walet untuk
bertempat tinggal, yaitu sebagai berikut:
Sebaliknya, lokasi rumah walet tidak terlalu dekat dengan keramaian kota dan kawasan
industri. Lokasi keramaian kota dan kawasan industri mempunyai karakteristik banyak
polusi yang mengganggu kenyamanan walet, seperti suara bising yang dikeluarkan
klakson kendaraan, pengeras suara, gemuruh pabrik dan sebagainya. Polusi gas dapat
67
Buku Teks Siswa
mengganggu kehidupan serangga kecil yang menjadi makanan walet. Demikian pula
dengan polusi limbah cair pabrik dan insektisida berlebihan.
68
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
1. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri.
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjungilah lokasi pemeliharaan walet yang ada di lingkungan sekitar sekolah!
5. Mintalah izin pada pemilik peternakan untuk melakukan wawancara!
6. Lakukan wawancara terhadap pemilik/pekerja lapangan untuk menanyakan
persyaratan bangunan ideal untuk walet!
7. Setelah selesai wawancara, ucapkan terimakasih!
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
69
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah
adanya kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur
memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat walet
mencari makan.
D. Tugas
Buatlah suatu makalah mengenai kondisi bangunan yang cocok digunakan sebagai bangunan
untuk rumah walet.
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
70
Buku Teks Siswa
2. Sikap Jujur
Petunjuk
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
71
Buku Teks Siswa
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
72
Buku Teks Siswa
73
Buku Teks Siswa
BAB. II.
Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mengetahui cara melakukan
pemilihan jenis ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati untuk tujuan produksi dengan
percaya diri.
Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis ayam lokal/kalkun/itik
manila/angsa/merpati untuk produksi daging dengan teliti dan penuh tanggung jawab.
Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis ayam lokal untuk
produksi telur dengan teliti dan penuh tanggung jawab.
Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemilihan jenis walet untuk produksi
komersial dengan teliti dan penuh tanggung jawab.
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
74
Buku Teks Siswa
sex:
umur:
Karakteristik fisik:
Warna Bulu :
Warna Kaki :
Profil Tubuh :
Jengger :
Pial :
Tanda Khusus:
...dst
75
Buku Teks Siswa
Data Produksi:
Bobot badan
....dst
76
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2.
MENANYA
C. Aktivitas Belajar 3
MENGAMATI / OBSERVASI
Pemilihan jenis unggas yang berkualitas merupakan hal yang perlu untuk menunjang
kesuksesan usaha peternakan. Keputusan pertama yang harus diambil dalam memilih
jenis unggas adalah untuk tujuan produksi apa unggas tersebut dipelihara. Aneka ternak
unggas banyak dipelihara masyarakat sebagai ternak kesayangan atau unggas hias.
Unggas yang mempunyai bentuk tubuh, bulu atau suara yang unik dan khas adalah yang
menjadi dasar pemilihan unggas tersebut sebagai unggas hias.
Untuk tujuan produksi pangan, tentu saja pemilihan jenis unggas yang akan dipelihara
perlu berdasarkan pada kemampuan atau produktivitas unggas dalam menghasilkan
daging atau telur atau kedua-duanya (tipe dwiguna).
77
Buku Teks Siswa
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Gallus
Spesies: Gallus gallus
Upa spesies: Gallus gallus domesticus
Ayam lokal merupakan ternak utama yang paling umum dipelihara dengan sistem ekstensif.
Dalam sistem pemeliharaan ekstensif, ayam berkembangbiak dengan tidak terkendali,
sehingga menghasilkan jenis-jenis ayam yang begitu beragam. Ayam lokal mempunyai
beragam warna bulu dan gen yang bervariasi. Sebagai contoh, dilihat dari warna bulunya,
ada ayam yang berbulu lurus, keriting, leher tidak berbulu dan sebagainya.
Keanekaragaman hayati ayam lokal sangat luas sehingga sangat bagus untuk keperluan
konservasi.
Diantara beragam jenis ayam lokal, terdapat beberapa diantaranya yang mempunyai potensi
sebagai ternak komersial, sebagai penghasil daging atau telur, yaitu:
a. Ayam Pelung
Ayam pelung adalah ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Bagi masyarakat
Cianjur, pemeliharaan dan pemuliaan ayam ini ditujukan untuk mendapatkan ayam jantan
yang suara kokoknya mengalun panjang dan merdu. Oleh karenanya, sebagai ternak
kesayangan, ayam ini mempunyai harga relatif mahal dibanding ayam kampung biasa
yang dipelihara untuk diambil daging dan telurnya.
Selain itu, dilihat dari penampilan fisiknya, ayam ini memiliki ciri khas berupa ukuran
(postur) tubuh yang relatif besar dibanding ayam kampung biasa. Kakinya panjang, kuat,
dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang
besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai
jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan
dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina
2,5 Kg – 3,5 Kg.
78
Buku Teks Siswa
Sumber: http://www.ditjennak.deptan.go.id/
Gambar 2.1. Ayam Pelung Jantan
Dari ciri khas postur tubuh yang besar dan pertumbuhan yang cepat, ayam pelung sangat
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil pangan yaitu sebagai
ayam lokal penghasil daging. Sedangkan dari kemampuan ayam betinanya untuk
memproduksi telur tidak terlalu banyak, sehingga tidak cocok dikembangkan sebagai
penghasil telur.
Berikut diuraikan persyaratan teknis minimal bibit ayam pelung berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan
Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)
Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan berasal
dari ayam Induk yang sehat.
Bentuk Fisik :
Warna Bulu : Beraneka warna, hitam kuning.
Warna Kaki : Kuning atau abu-abu atau putih.
Profil Tubuh : Pada ayam jantan : bulat memanjang.
Pada ayam betina : bulat lonjong.
Bentuk Kaki : Panjang dan tegap.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran besar,
tegak, tunggal bergerigi.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran sedang,
tegak atau terkulai tunggal bergerigi.
Pial : Pada ayam jantan : berwarna merah, berukuran sedang.
Pada ayam betina : berwarna merah, berukuran kecil.
Muka : Merah segar.
Tanda Khusus : Pada ayam jantan : suara nyaring, panjang berirama.
Pada ayam betina : suara biasa.
79
Buku Teks Siswa
b. Ayam Kedu
Ayam kedu adalah ras ayam lokal yang dikembangkan di wilayah Karesidenan Kedu,
tepatnya di Kecamatan Kedu, Temanggung, dan daerah di sekitarnya. Masyarakat
memelihara dan mengembangbiakan ayam ini mula-mula untuk tujuan ritual keagamaan,
yaitu untuk mendapatkan ayam yang seluruh tubuhnya berwarna hitam atau cemani.
Ayam lokal ini dikenal karena warnanya yang hitam, namun terdapat pula tipe yang
berwarna putih dan campuran. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri penampilannya. Belum
ada bakuan resmi mengenai ukuran ini. Bobot babon/betina: 2-3 kg, jantan 3-4 kg; usian 6
sampai 8 tahun; berbulu keras; tubuh ukuran sedang; bulu ekor naik; jengger ukuran
besar, untuk subtipe cemani berwarna sangat hitam; warna mata coklat gelap; tabiat suka
berkelana, betinanya sangat melindungi anaknya; warna cangkang telur coklat; produksi
telur 160 butir per tahun; mulai bertelur pada umur enam bulan.
Sumber: http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id/
Gambar 2.2. Ayam Cemani
Dilihat dari kecepatan pertumbuhan dan produksi telurnya, ayam ini mempunyai potensi
sebagai ternak penghasil pangan. Produksi telurnya cukup tinggi dibanding ayam
kampung biasa, sehingga ayam kedu dapat dikembangkan sebagai ayam lokal penghasil
telur atau sebagai ayam dwiguna, penghasil telur sekaligus penghasil daging.
80
Buku Teks Siswa
Berikut diuraikan persyaratan teknis minimal bibit ayam kedu berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan
Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice):
Ayam bibit harus sehat, tidak cacat, bentuk dan warna seragam, bulu baik dan
berasal dari ayam Induk yang sehat.
Bentuk Fisik
Warna Bulu : Hitam mengkilap.
Warna Kaki : Hitam atau abu-abu.
Warna Kulit : Hitam atau putih keabu-abuan.
Profil Tubuh : Bulat Lonjong.
Bentuk Kaki : Pada ayam jantan : bentuk kaki agak panjang dan tegap.
Pada ayam betina : kaki sedang dan tegap.
Jengger : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang, berdiri
dan tunggal bergerigi.
Pada ayam betina : berwarna merah atau hitam, berukuran kecil, tegap dan
tunggal bergerigi.
Pial : Pada ayam jantan : berwarna merah atau hitam, berukuran sedang.
Muka : Hitam atau merah segar.
c. Ayam Nunukan
Ayam nunukan disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang
berkembang di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Ayam nunukan diperkirakan berasal
dari Cina. Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah
kekuning-kuningan, bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna. Sementara paruh
dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial
berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan .
81
Buku Teks Siswa
Sumber: http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id/
Gambar 2.3. Ayam Nunukan
Stadium anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas . Berat badan ayam
nunukan jantan dewasa 3,4 kg–4,2 kg, sedangkan yang betina 1,6 kg–1,9 kg. D
d. Ayam Gaok
Ayam gaok bersal dari madura dan Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep. Keistimewaan
ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam
pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat). Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot
badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 - 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki
tampilan tubuh besar, tegap dan gagah. Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna
merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah. Kakinya berwarna kuning. Bulunya
didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (wido), namun ada juga yang berwarna lain,
seperti merah dan hitam.
Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/02/19/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-2/
Gambar 2.4. Ayam Gaok
82
Buku Teks Siswa
e. Ayam Merawang
83
Buku Teks Siswa
Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/02/19/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-2/
Gambar 2.5. Merawang
f. Ayam Sentul
84
Buku Teks Siswa
Sumber: https://dody94.wordpress.com/2014/03/01/mengenal-varietas-ayam-lokal-indonesia-3/
Gambar 2.6. Ayam Sentul
2. Jenis-jenis Kalkun
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Upafamili: Meleagridinae (Gray, 1840)
Genus: Meleagris (Linnaeus, 1758)
Spesies M. gallopavo
M. ocellata
Asal-usul unggas ini adalah dari Amerika Latin. Disamping angsa dan burung unta,
kalkun merupakan unggas yang ukuran tubuhnya paling besar dalam suatu sistem
peternakan. Kalkun betina menghasilkan sekitar 90 buah telur per tahun.
Sebagai ternak penghasil pangan, kalkun dipelihara dalam usaha peternakan untuk
diambil manfaatnya berupa dagingnya.
Di Indonesia, kalkun mulai dikenal pada abad ke-16 dan mulai banyak terlihat
dilingkungan masyarakat pada abad ke -18 seiring banyaknya orang Eropa (Belanda)
yang bermukim di Indonesia.
85
Buku Teks Siswa
Beberapa breed kalkun yang biasa dipelihara untuk produksi daging adalah:
kalkun broad breasted bronze
kalkun broad breasted bronze dapat mencapai bobot hidup dewasa 19 kg untuk
jantan dan 11 kg untuk betina. Kalkun ini termasuk kalkun tipe berat yang banyak
dagingnya.
Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.7. Kalkun Broad Breasted Bronze
Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.8. Kalkun White Holland
Kalkun Beltsville Small White
bobot hidup kalkun jantan dapat mencapai 9 kg per ekor dan bobot hidup betina 6 kg
per ekor, merupakan kalkun tipe ringan yang cocok untuk konsumen di Indonesia.
Sumber http://the-perfect-turkey.com/turkey-breeds.html
Gambar 2.9. Kalkun Beltsville Small White
86
Buku Teks Siswa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus: Cairina
Spesies: C. Moschata
Meski bernama depan itik, dibanding itik lainnya unggas ini lebih mirip dengan angsa
(Anseridae). Itik manila makan rumput, seperti halnya angsa, dan memiliki masa inkubasi
telur sepanjang 36 hari (dibandingkan dengan bahwa itik - 28 hari). Di beberapa literatur
dikenal dengan nama muscovy. Unggas ini mempunyai cakar yang tajam, diharapkan hati-
hati saat menanganinya.
Sumber: http://beautyofbirds.com/muscovyduck.html
Gambar 2.10. Itik Manila Jantan dan Betina
Pemeliharaan itik manila cukup populer di daerah di mana ada usaha tani padi berupa
sawah, tidak perlu berupa kolam air. Itik manila betina hanya menghasilkan 30 sampai 40
telur per tahun, termasuk kurang produktif seandainya dipelihara sebagai unggas penghasil
telur. Meski demikian, itik manila betina mempunyai sifat sebagai pengeram telur yang baik,
sehingga sering digunakan sebagai untuk mengerami unggas spesies lain seperti bebek dan
ayam.
87
Buku Teks Siswa
Sumber: http://hedgecombers.com/2010/11/24/muscovy-duck/
Gambar 2.11.. Itik Manila Jantan
Itik manila jantan bisa mencapai bobot badan sekitar 4,5-5,5 kg, sedangkan betina sekitar 2,3
sampai 2,8 kg. Warna bulu biasanya merupakan kombinasi dari hitam dan putih, mulai dari
berwarna dominan hitam sampai ada yang dominan berwarna putih. Manila jantan memiliki
karakteristik berupa tonjolan/gumpalan berdaging merah di sekitar mata yang disebut
karunkel (caruncles).
Manila adalah unggas air yang dominan di Afrika dan Amerika Latin, karena tumbuh cukup
baik, meskipun dipelihara dengan diumbar. Di negara kita, masyarakat memelihara itik
manila di daerah pedesaan.
Dilihat dari warnanya, itik manila yang banyak terdapat di daerah pedesaan adalah itik manila
berwarna hitam putih. Sebetulnya, saat ini terdapat banyak jenis itik manila selain berwarna
hitam putih, diantaranya:
Itik Manila berwarna putih
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Muscovy_duck
Gambar 2.12..Itik Manila Berwarna Putih
88
Buku Teks Siswa
4. Jenis-jenis Angsa
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Superordo: Galloanserae
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Upafamili: Anserinae
Bangsa: Anserini
Di Indonesia, angsa banyak dipelihara sebagai unggas air kesayangan, dipelihara sebagai
penjaga rumah sekaligus pencabut tanaman pengganggu di perkebunan maupun di halaman
rumah. Angsa mempunyai telur yang besar dalam jumlah sedikit, sehingga kurang cocok
dijadikan unggas petelur. Di Indonesia, angsa masih kurang populer dipelihara sebagai
unggas pedaging, namun di negara-negara Eropa, jenis angsa tertentu seperti angsa
Toulouse dan angsa Emden merupakan angsa penghasil daging yang populer. Hal ini
didukung pula dengan adanya suatu jenis masakan Eropa kategori istimewa yang berbahan
dasar hati angsa.
Sebagai penghasil daging, angsa Toulouse mempunyai badan lebar, gemuk dan agak
pendek. Bulunya berwarna abu-abu pada bagian belakang atas, warna putih keabuan di
muka dan putih di bagian belakang bawah. Angsa ini tumbuh dengan cepat, dapat mencapai
bobot hidup antara 9 hingga 12 kg.
89
Buku Teks Siswa
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/list_of_goose_breeds
Gambar 2.14. Angsa Toulouse
Angsa Emden berbulu putih dengan badan yang padat. Dapat bertelur hingga 35-40 butir per
ekor per tahun. Angsa ini dapat tumbuh dengan cepat dengan bobot tubuh mencapai 10-15
kg per ekor.
Sumber: http://En.m.wikipedia.org/wiki/list_of_goose_breeds
Gambar 2.15. Angsa Emden
Jenis angsa yang banyak dipelihara di halaman rumah daerah pedesaan di Indonesia adalah
angsa Cina. Angsa ini mempunyai bobot badan lebih kecil dibanding angsa Toulouse dan
angsa Emden. Bobot tubuhnya berkisar antara 6-6,5 kg, telurnya dapat mencapai 40 hingga
65 butir per ekor.
90
Buku Teks Siswa
Sumber: http://En.m.wikipedia.org/wiki/chinese_goose
5. Jenis-jenis Merpati
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Columbiformes
Famili: Columbidae
Burung dara atau merpati (Columbia livia) banyak dipelihara masyarakat di Indonesia
sebagai ternak kesayangan dengan tujuan pemeliharaan adalah menghibur pemiliknya.
Merpati tersebut juga bisa dipelihara untuk tujuan produksi daging, meskipun produksinya
tidak maksimal. Untuk keperluan bisnis komersial, beberapa jenis merpati yang cocok
dipelihara sebagai unggas penghasil daging adalah sebagai berikut:
a. Merpati King
Merpati ini ada yang berbulu biru, merah, kuning atau kombinasinya. Merpati king dewasa
dapat mencapai bobot hidup sekitar 750 gr – 850 gr, sedangkan bobot hidup merpati king
muda sekitar 700 gr – 800 gr. Merpati king yang dipelihara dengan intensif dapat
menghasilkan 12-15 keturunan per tahun.
91
Buku Teks Siswa
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/King_(pigeon)
Gambar 2.17. Merpati King
b. Merpati Carneau
Merpati ini ada yang berbulu merah, hitam, kuning, putih atau kombinasinya. Bobot hidup
merpati dewasa antara 650 gr – 750 gr, merpati muda antara 630 gr – 720 gr. Tubuhnya
padat, kompak dan mempunyai dada yang lebar dengan kaki yang pendek
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Carneau
Gambar 2.18. Merpati Carneau
c. Merpati Mondain
Merpati ini mempunyai punggung yang lebar dengan dada rata, merupakan penghasil
daging yang baik. Berat badan merpati dewasa bisa mencapai 1 kg, merpati muda bisa
mencapai 500 gr.
92
Buku Teks Siswa
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/French_Mondain
Gambar 2.19. Merpati Mondain
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Apodiformes
Family: Apodidae
Genus: Aerodramus
Species: A. fuciphagus
Binomial name Aerodramus fuciphagus
(Thunberg, 1812)
93
Buku Teks Siswa
Sumber: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Edible-nest_swiftlet
Gambar 2.20. Walet dan Sarang Walet
Burung walet termasuk kedalam famili Apodidae, yang mempunyai ciri-ciri berikut:
Mempunyai kaki sangat pendek dan lemah sehingga tidak dapat bertengger.
Bila istirahat, burung ini bergantung pada sarang dengan mencengkeramkan kakinya
berkuku runcing dan tajam. Tidak pernah menginjak tanah karena jika telah hinggap di
tanah, untuk dapat terbang lagi harus dilakukan dengan susah payah.
Mempunyai paruh yang kecil, pendek dan sedikit bengkok serta mempunyai mulut yang
lebar sekali.
Mempunyai sayap ramping, panjang dan sempit serta sedikit melengkung ke belakang
yang merupakan tanda bahwa burung ini dapat terbang dengan cepat. Umumnya burung
walet terbang dengan kecepatan tidak terlalu tinggi tetapi kecepatan terbangnya dapat
mencapai 160 km per jam. Sebagian besar waktunya digunakan untuk terbang di udara
dan melakukan kegiatan-kegiatan seperti memangsa makanan berupa serangga-
serangga kecil, makan dan minum bahkan melakukan perkawinan di udara.
Jumlah telur dalam satu masa bertelur adalah dua butir
Mempunyai panjang badang sekitar 11 - 12 cm dengan berat 15 - 18 gram. Tubuhnya
ditutupi bulu berwarna hitam kecoklatan. Bulu sayap panjang dan ramping. Paruh dan
kaki berwarna hitam.
Tinggal di tempat yang gelap, menggunakan sistem ekholokasi, yaitu mengenal keadaan
lingkungan suatu tempat yang gelap dengan mengeluarkan suara putus-putus
94
Buku Teks Siswa
berfrekuensi tertentu dan menangkap kembali pantulan suara itu dengan telinganya untuk
menentukan jarak dan arah dari benda yang memantulkannya.
Sarang menyerupai belahan mangkok, terbuat dari air liur yang direkatkan di dinding
vertikal seperti di dinding gua, di celah batu-batuan, lubang pohon di bawah jembatan
atau di bangunan-bangunan rumah penduduk. panjang sarang sekitar 6 cm, dengan
kedalaman 1,5 cm dan berat sekitar 14 gram. Sarangnya berwarna putih seperti soun.
Sarang berwarna merah, kuning, kebiru-biruan dan cokelat karena adanya pengaruh
lingkungan tertentu. Sarang yang diketahui mengandung glycoprotein ini, dibersihkan dari
kotoran dan bulu, dimasak dengan kaldu dan jadilah makanan mewah yang berharga
cukup mahal, karena mempunyai rasa khas dan diyakini mempunyai efek yang baik untuk
kesehatan.
95
Buku Teks Siswa
C. Aktivitas Belajar 3
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab
dan percaya diri!
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok!
4. Kunjungilah peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet yang ada
disekitar lokasi sekolah!
5. Mintalah izin pada pemilik peternakan untuk melakukan wawancara!
6. Lakukan wawancara terhadap pemilik/pekerja lapangan untuk menanyakan jenis ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet yang dipelihara!
7. Ucapkan terimakasih!
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI / MENALAR :
96
Buku Teks Siswa
F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
97
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Pemilihan jenis unggas yang berkualitas merupakan hal yang perlu untuk menunjang
kesuksesan usaha peternakan. Keputusan pertama yang harus diambil dalam memilih jenis
unggas adalah untuk tujuan produksi apa unggas tersebut dipelihara. Aneka ternak unggas
banyak dipelihara masyarakat sebagai ternak kesayangan atau unggas hias. Unggas yang
mempunyai bentuk tubuh, bulu atau suara yang unik dan khas adalah yang menjadi dasar
pemilihan unggas tersebut sebagai unggas hias.
Untuk tujuan produksi pangan, tentu saja pemilihan jenis unggas yang akan dipelihara perlu
berdasarkan pada kemampuan atau produktivitas unggas dalam berproduksi. Jenis unggas
lokal untuk sesuai tujuan pemeliharaan produksi daging adalah ayam pelung, ayam nunukan,
ayam sumatera, ayam merawang, ayam gaok dan ayam sentul. Ayam lokal yang sesuai untuk
tujuan pemeliharaan produksi telur adalah ayam kedu. Itik manila yang banyak terdapat di
Indonesia adalah itik manila berwarna putih. Kalkun dan Angsa masih jarang terlihat dipelihara.
Jenis Kalkun yang sesuai untuk produksi daging antara lain adalah kalkun broad breasted
bronze, kalkun White Holland dan kalkun Beltsville Small White. Jenis angsa yang sesuai untuk
produksi daging antara lain adalah angsa Toulouse, Emden dan angsa Cina. Jenis merpati
untuk pemeliharaan produksi daging adalah merpati King, Carneau, dan Mondain.
Jenis walet yang banyak ditemukan di wilayah A. f. Fuciphagus, hidup di pulau Java, Bali,
Madura, Beliton, Kangean; A. f. Dammermani, hidup di Flores, NTB; A. f. Micans, hidup di pulau
Sumba, Sabu and Timor dan A. f. Vestitus, hidup di pulau Sumatra and Borneo.
D. Tugas
Buatlah makalah tentang jenis-jenis bibit ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati/walet.
98
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
99
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
100
Buku Teks Siswa
101
Buku Teks Siswa
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
1. Kunjung peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila dan angsa yang ada disekitar lokasi
sekolah!
2. Amati kondisi anak unggas yang ada di kandang!
3. Isilah lembar isian berikut berdasarkan hasil pengamatan di lapangan!
102
Buku Teks Siswa
Ya Tidak
1. Lincah bergerak
8. Kaki normal.
103
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2
MENANYA
C. Aktivitas Belajar 3
MENGAMATI / OBSERVASI :
104
Buku Teks Siswa
Kualitas ternak yang dipelihara dalam suatu peternakan akan menentukan produktivitas dan
keberhasilan peternakan. Ternak yang berkualitas ditunjang tata laksana pemeliharaan yang
benar merupakan modal utama kesuksesan. Namun, salah satu permasalahan dalam
produksi aneka ternak unggas produktif adalah masih sulitnya memperoleh bibit yang sudah
terstandar dan berkualitas. Idealnya, jika ada perusahaan peternakan yang khusus
menghasilkan bibit aneka ternak berkualitas maka lebih baik membeli dari peternakan
pembibitan ini.
Informasi mengenai peternakan yang menjual bibit aneka ternak bisa bisa dicona dengan
mendatangi lembaga-lembaga pemerintahan seperti dinas peternakan pemerintahan
setempat atau dari balai-balai penelitian milik kementerian pertanian. Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi seperti jaringan internet, memungkinkan untuk mencari
informasi mengenai penjualan bibit aneka ternak dari peternakan di luar negeri. Di luar
negeri, kalkun dan angsa sudah biasa dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya sehari-hari.
Saat ini, di Indonesia, masyarakat yang memelihara aneka ternak lebih ditujukan sebagai
ternak hias. Sebagai pilihan terakhir unttuk mendapatkan bibit aneka ternak unggas, bisa saja
membeli bibit dari peternak unggas hias. Selanjutnya, unggas ini dikembangbiakan untuk
kemudian diseleksi sesuai kebutuhan. Hasil seleksi dipelihara dengan tujuan tidak lagi
sebagai ternak hias tapi tujuan utama pemeliharaan diarahkan untuk diambil dagingnya.
Teknis bagaimana membibitkan dan menetaskan ternak unggas sudah dibahas di buku
dasar-dasar pembibitan pada buku kelas XI semester 1 dan 2.
a. Silsilah keturunan
Ternak yang akan dipelihara diutamakan berasal dari keturunan unggul. Hal ini bisa
diketahui dengan melihat catatan produksi dan riwayat kesehatan tetuanya (baik jantan
atau betina), jika ada.
105
Buku Teks Siswa
1) Lincah bergerak.
2) Bentuk paruh normal (tidak bersilang).
3) Mata (bulat, bersinar dan tidak cacat).
4) Berat badan normal/sesuai standar.
5) Bulu kering, halus dan lembut.
6) Anus tidak basah dan tidak membuka.
7) Perut kering dan tidak keras/besar.
8) Kaki tidak cacat.
Kegiatan seleksi ini dilakukan bersamaan dengan menghitung jumlah anak unggas yang
dipelihara secara bersama-sama.
106
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
107
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
108
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Kualitas ternak yang dipelihara dalam suatu peternakan akan menentukan produktivitas dan
keberhasilan peternakan. Ternak yang berkualitas ditunjang tata laksana pemeliharaan yang
benar merupakan modal utama kesuksesan. Namun, salah satu permasalahan dalam produksi
aneka ternak unggas produktif adalah masih sulitnya memperoleh bibit yang sudah terstandar
dan berkualitas. Idealnya, jika ada perusahaan peternakan yang khusus menghasilkan bibit
aneka ternak berkualitas maka lebih baik membeli dari peternakan pembibitan ini. Informasi
mengenai peternakan yang menjual bibit aneka ternak bisa didapatkan dari lembaga-lembaga
pemerintahan seperti dari dinas peternakan pemerintahan setempat atau dari balai-balai
penelitian milik Kementerian Pertanian. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
seperti jaringan internet, memungkinkan untuk mencari informasi mengenai penjualan bibit
aneka ternak dari peternakan di luar negeri. Di luar negeri, kalkun dan angsa sudah biasa
dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya sehari-hari.
Secara visual, ternak yang baik untuk dipelihara menunjukan tingkah laku ternak sehat, tidak
cacat dan penampilannya sesuai dengan standar pemeliharaan
D. Tugas
Buatlah makalah tentang kriteria anak unggas yang baik untuk pemeliharaan.
109
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
110
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-
hari , dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
111
Buku Teks Siswa
112
Buku Teks Siswa
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
Amatilah kondisi anak unggas yang dipelihara menggunakan kandang indukan, kemudian
catatlah hasil pengamatan dalam lembar pengamatan berikut:
113
Buku Teks Siswa
Tanggal: waktu:
Jenis unggas:
Apakah pada waktu yang bersamaan, anak unggas dapat minum secara bersamaan?
Apakah pada waktu yang bersamaan anak unggas dapat makan secara bersamaan?
Apakah anak unggas dapat menyebar secara merata dalam kandang indukan?
114
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2
MENANYA
Pemeliharaan anak unggas pada masa awal berdampak besar pada keberhasilan
pemeliharaan unggas selanjutnya, termasuk bagi anak unggas yang dipelihara terpisah dari
induknya dan hidup dalam kandang induk buatan. Masa ini adalah masa awal adaptasi anak
unggas terhadap lingkungan sehingga rentan mengalami gangguan. Ketidakcocokan kondisi
lingkungan dapat menyebabkan pertumbuhan unggas mengalami hambatan atau bahkan
mengalami kematian.
Pemeliharaan unggas masa awal adalah fase kehidupan unggas mengalami kecepatan
pertumbuhan yang pesat. Hal ini sangat penting terutama untuk unggas tujuan produksi
daging. Semakin cepat tumbuh artinya semakin cepat bobot panen unggas tercapai.
Berikut diuraikan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian saat penanganan anak
unggas pada minggu pertama pemeliharaan dalam kandang indukan:
Untuk memulihkan kondisi fisik setelah perjalanan, jika anak unggas didatangkan dari
tempat lain, saat tiba di kandang, anak unggas harus segera mendapatkan air minum.
Lebih baik, air minum disiapkan sebelum kendaraan pengangkut anak unggas tiba.
115
Buku Teks Siswa
Air yang akan digunakan harus sudah diberi perlakuan penambahan kaporit satu hari
(24 jam) sebelum anak unggas.Selanjutnya, air ini dicampur vitamin dengan perbandingan
sesuai label kemasan. Tuang air minum mengandung vitamin ini ke dalam tempat minum.
Vitamin dikeluarkan oleh pabrik obat-obatan, dan dapat diperoleh secara eceran di toko-
toko perlengkapan unggas atau poultry shop. Pilihan lain sebagai pengganti vitamin
adalah air larutan gula. Sebagai patokan, larutan gula diperoleh dari perbandingan
campuran air satu liter dengan 1 sendok makan gula pasir atau gula merah. Air larutan
gula ini juga dapat cepat memulihkan tenaga.
Pada saat anak unggas tiba, air minum sudah tersedia dalam kandang indukan, dengan
suhu lebih besar dari 18 0C. Pada umumnya setelah dimasukkan dalam brooding, secara
naluri anak unggas tersebut akan mencari tempat minum. Namun demikian, ada juga
sebagian anak unggas yang harus dibantu dalam mencari dan melatih minum. Membantu
melatih anak unggas minum air gula dapat dilakukan dengan memasukkan paruh anak
unggas ke dalam air minum yang telah tersedia.
Dua sampai empat jam setelah unggas minum, tuangkan pakan sedikit demi sedikit ke
dalam tempat pakan ceper ( feeder tray). Pakan dituangkan tidak terlalu penuh, sekitar 1/3
tinggi tempat pakan dan diratakan agar tidak mudah tumpah. Beri anak unggas pakan
setiap 2-3 jam sekali atau 6 -9 kali per hari. Sedangkan air minum harus disediakan setiap
saat dalam jumlah sesuai perkiraan kebutuhan.
Perhatikan agar pakan tidak dibiarkan habis, sehingga yang tersisa dalam tempat pakan
adalah sekam. Hal ini akan menyebabkan konsumsi pakan tidak mencapai target dan
berpengaruh terhadap target pencapaian bobot badan. Kebiasaan unggas adalah
mematuk-matuk dan mengais sekam, sehingga pakan dalam tempat pakan tercampuri
sekam. Sekitar 3 jam sekali, sebelum pakan habis, kumpulkan pakan sisa lalu ayak dan
simpan di tempat sendiri. Tambahkan pakan baru ke tempat pakan sisa tersebut, dan
dapat diberikan kembali pada unggas.
Perhatikan pula, agar semua unggas mendapat makan dan minum dengan cukup.
Usahakan unggas tidak menumpuk di beberapa tempat pakan saja, sehingga anak
aunggas berdesakan dan tidak mendapat cukup pakan. Jika ini terjadi, bantu dengan
menggiring supaya unggas dapat menyebar di seluruh tempat pakan dalam kandang. Jika
masih ada anak unggas yang kesulitan mendapat makan, berarti tempat pakan harus
ditambah.
Ayam dan kalkun makan dengan cara mematuk. Saat baru menetas, ayam akan
mematuk sembarang obyek, makanan dan bukan makanan. Lama kelamaan dia
116
Buku Teks Siswa
mampu memilih yang seharusnya dia patuk, yaitu makanan. Proses belajar mengenali
makanan ini pada ayam sangat efektif dalam periode 30 jam setelah menetas.
Ayam yang diasuh oleh induknya lebih cepat belajar mengetahui makanan yang baik,
karena melihat contoh makanan dari induknya. Induk belajar dari pengalaman dan
dicontohkan pada anaknya. Pada peternakan ayam secara intensif, peranan ini tidak
ada karena induk digantikan oleh induk buatan (brooder) sebagai penghangat.
Ayam menunjukan pilihan pada bentuk, warna dan rangsangan tertentu. Mematuk dan
mencoker-coker adalah salah satu tingkah laku yang umum dilakukan unggas saat
memilih makanan. Tingkah laku ini umum dilakukan pada unggas yang dipelihara
dengan cara diumbar (pemeliharaan secara ekstensif). Pada ayam yang dikandangkan
secara intensif, tingkah laku ini menjadi berkurang. Ayam menunjukan tingkah laku
memilih makanan, dan menunjukan kesukaan pada pada bentuk biji-bijian (pakan
berbentuk crumble). Pada saat memilih, penglihatan merupakan faktor yang sangat
penting. Untuk melatih anak ayam agar dapat mengenali makanannya, cara yang
sering dipakai adalah dengan memberi pencahayaan yang terang dan tempat makanan
berwarna terang.
Bila suatu waktu, makanan yang biasa diganti dengan makanan yang tidak dikenal,
mula-mula ayam tidak mau makan. Kemudian ayam mencoba mematuk-matuk sedikit-
sedikit dan akhirnya dimakan juga. Namun demikian, jika makanan sering diganti, nafsu
makan ayam menjadi terganggu sehingga konsumsinya menurun dan berpengaruh
pada produksi.
Indera pendengaran merupakan indra terpenting kedua pada unggas. Anak ayam akan
menghampiri tempat pakan bila mendengar suara induk memanggilnya. Selain itu,
suara ketukan pada waktu ayam makan ternyata mampu meningkatkan nafsu makan
ayam lain yang mendengarnya. Demikian pula bila ayam melihat temannya makan,
maka ia pun akan ikut makan meskipun sudah kenyang. Di alam, ayam terbiasa
mencari makan secara berkelompok dan makan pada waktu yang sama.
Unggas air seperti itik manila dan angsa, memang menyenangi air. Pada saat makan
akan diselingi dengan minum. Bentuk paruhnya yang pipih menyebabkan air
berceceran sekitar tempat pakan dan tempat minum. Daerah sekitar tempat pakan dan
minum harus sering diperhatikan agar tidak becek dan kotor.
117
Buku Teks Siswa
Bagaimakah dengan tingkah laku ayam saat minum? Apakah ayam perlu belajar
minum untuk memenuhi kebutuhan air minum? Pada dasarnya ayam tidak belajar
minum, yang ada adalah belajar mematuk. Pertama-tama, ayam belajar mematuk
makanan yang terapung di air. Selain itu, kilauan air juga menarik anak ayam untuk
mematuk. Dengan cara itulah anak ayam mengenali air minum. Ayam sangat
membutuhkan air, sehingga lebih tahan lapar daripada haus. Oleh karena itu, dalam
waktu 24 jam setelah menetas sebaiknya anak ayam diberi minum terlebih dahulu
sebelum makan. Ayam yang tingkat hirarki tinggi akan makan lebih dulu.
Air minum harus selalu tersedia setiap saat, namum tidak terlalu banyak sehingga tidak
cepat habis. Sebagai patokan, untuk pemeliharaan 100 ekor unggas membutuhkan air
minum 10-15 liter.
Tiga sampai empat jam menjelang anak unggas datang suhu kandang indukan (suhu
brooder) harus sudah stabil sesuai kebutuhan anak unggas, yaitu sekitar 35 0C. Jika ada,
pastikan dengan menggunakan termometer.
Setelah menetas, unggas belum mampu menyesuaikan suhu tubuhnya sendiri dengan
suhu lingkungan. Oleh karena itu, lakukan pengecekan suhu ruangan agar sesuai dengan
suhu yang dibutuhkan anak unggas.
Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan, minimal tiap-tiap 2 jam sekali.
Pengaturan suhu sangat penting selama periode awal pemeliharaan ini, karena suhu
tubuh anak unggas sangat labil. Kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu
panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan atau kekebalan tubuh anak
unggas tersebut.
Sebaliknya, jika anak unggas melingkar mendekati pagar pembatas, berarti anak
unggas kepanasan dan suhu pemanas harus diturunkan. Suhu sudah sesuai dengan
kebutuhan anak unggas, bila unggas bergerak makan dan minum menyebar dalam
kandang indukan.
118
Buku Teks Siswa
3. Lampu Penerangan
Lampu penerangan diperlukan anak unggas baik pada siang hari maupun malam hari.
Lampu penerangan akan membantu anak unggas saat makan dan minum. Adanya
penerangan diharapkan memacu nafsu makan anak unggas dan mempercepat
tercapainya bobot badan sesuai standar.
119
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
Waktu 3 x 45 Menit
Langkah kerja :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Kunjung peternakan unggas yang ada disekitar lokasi sekolah!
5. Amati anak unggas dalam kandang indukan!
6. Perhatikan tingkah laku makan dan minum! Beri perlakuan agar anak ayam mendapat
cukup pakan dan air minum!
7. Perhatikan tingkah laku anak unggas terhadap suhu lingkungan dalam kandang! Beri
perlakuan agar anak unggas dapat menyebar ke seluruh kandang!
8. Catat semua informasi yang diperlukan!
9. Simpan peralatan pada tempatnya!
120
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
121
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Pemeliharaan anak unggas pada masa awal berdampak besar pada keberhasilan
pemeliharaan unggas selanjutnya, termasuk bagi anak unggas yang dipelihara terpisah dari
induknya dan hidup dalam kandang induk buatan. Masa ini adalah masa awal adaptasi anak
unggas terhadap lingkungan sehingga rentan mengalami gangguan. Ketidakcocokan kondisi
lingkungan dapat menyebabkan pertumbuhan unggas mengalami hambatan atau bahkan
mengalami kematian.
Aspek-aspek penting yang harus dikontrol pada masa awal pemeliharaan dalam kandang
indukan adalah suhu, kelembaban, kecukupan pakan dan kecukupan air minum.
D. Tugas
Buatlah makalah tentang penanganan anak ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dalam kandang
indukan.
122
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
123
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
124
Buku Teks Siswa
125
Buku Teks Siswa
BAB. III
Kegiatan Pembelajaran 3. Penanganan Kesehatan aneka ternak unggas produksi
(ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, merpati)
7 Pertemuan x 5 Jam
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami ciri-ciri ternak sehat
dan ciri-ciri ternak sakit dengan penuh percaya diri.
2. Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mampu membedakan ternak
sehat dan sakit.
3. Melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, siswa mampu menentukan kondisi status
kesehatan ternak unggas.
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI
Mari kita perhatikan dengan cermat gambar dari ternak unggas berikut:
126
Buku Teks Siswa
Apa yang dapat diamati dari gambar tersebut? Mari kita tuliskan pada tabel pengamatan
berikut ini:
1. Daya gerak
2. Nafsu makan
3. Sikap berdiri
4. Mata
5. bulu
6. Keadaan hidung
7. Warna jengger/pial
127
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2.
MENANYA
C. Aktivitas Belajar 3
MENGAMATI / OBSERVASI
Ternak memang tidak bisa berbicara lisan pada manusia mengenai kondisi kesehatannya.
Namun, keadaan fisik, tingkah laku dan gerak-gerik ternak bisa mengatakan sesuatu tentang
keadaan dirinya.
1. Kriteria ternak sehat
Berikut diuraikan beberapa tanda umum ternak yang sehat:
Daya gerak bisa dilihat pada ternak sehat semenjak lahir. Daya gerak memiliki peran
penting bagi kehidupan ternak dalam mancari makan dan air. Banyaknya gerak atau
aktivitas ternak dapat menjadi salah satu indikator kesehatan ternak. Apabila ternak
banyak bergerak, kondisi ternak dapat dianggap sehat, sedangkan ternak yang
cenderung diam dan kurang agresif merupakan ciri ternak yang kurang sehat.
Perilaku unggas sehat dapat dilihat dari aktivitas yang kuat, merespon jika dipegang,
disentuh, ditarik. Keserasian bentuk tubuh akan mempengaruhi gerak, yang tampak dari
posisi tubuh yang tegak, kuat dan semua bagian tubuh didukung dengan baik oleh kaki
yang lurus, kuat serta simetris, berdiri tegak dan berjalan dengan normal.
128
Buku Teks Siswa
b. Nafsu makan
Unggas yang memiliki nafsu makan yang baik adalah salah satu ciri ternak yang sehat.
c. Sikap berdiri
Sikap berdiri menggambarkan keseimbangan dan posisi tubuh yang simetris. Dari
berbagai sisi sikap berdiri ternak yang sehat harus seimbang dengan posisi tubuh yang
harmonis. Sikap berdiri ini dengan jelas menunjukkan keadaan tubuh ternak yang
simetris, harmonis, padat dan berdiri sesuai dengan posisi yang dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang.
d. Mata
Unggas sehat memiliki sorot mata yang bersih dan cerah, kondisi bola mata baik, bersih
dan tidak terdapat kelainan-kelainan mata, seperti berair, bercak kemerahan pada
kornea mata, adanya selaput putih seperti katarak, ataupun adanya kotoran dan luka di
sudut mata. Pada ternak sehat, pupil mata akan bereaksi jika ada pergerakan atau
cahaya di depannya.
Unggas yang sehat memiliki bulu yang tidak kusut, halus, bersih, tidak kusam, dan
mengkilap. Kulit ternak elastis dan tidak ada luka fisik/cacat.
f. Feces
Unggas sehat mempunyai kondisi feses yang normal, tidak mencret, tidak berdarah.
g. Jengger
Unggas sehat mempunyai jengger dan pial berwarna cerah dan lembut.
h. Tingkat Pertumbuhan/produksi
Tingkat pertumbuhan/produksi yang normal merupakan salah satu kriteria dari ternak
sehat.
Unggas sehat mempunyai suhu tubuh dan frekuensi bernafas yang normal.
129
Buku Teks Siswa
Pengertian umum tentang ternak sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi
normal/sehat, akibat terjadinya perubahan phisiologis pada individu yang disebabkan adanya
penyakit. Untuk dapat mengetahui apakah unggas tersebut sehat atau sakit, terlebih dahulu
harus mengetahui ciri-ciri atau penampilan secara umum unggas yang sehat (seperti telah
diuraikan di bagian atas) dan gejala-gejala unggas yang sakit. Dengan mengetahui gejala
klinis umum dapat ditentukan apakah unggas tersebut sehat atau sakit, tetapi belum dapat
menentukan penyakit apa yang dideritanya sebelum mengetahui gejala klinis khusus.
Tanda-tanda umum ternak unggas sakit, biasanya berhubungan dengan tingkah laku dan
kondisi umum tubuh, antara lain : nafsu makan, keadaan kulit, bulu, hidung, mata, kotoran
dan suhu tubuh.
Secara umum, ternak yang sakit mempunyai gejala-gejala beberapa hal seperti berikut ini :
a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan
b. depresi
c. lesu
d. mata tidak bersinar
e. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat
f. perubahan suhu tubuh
g. kadang-kadang disertai dengan peradangan
h. tanda-tanda penyakit khusus seperti batuk, keluarnya ingus, bengkak, dsb.
i. Jengger tidak merah merona, pucat, hidung berair, terkadang pilek dan mata kering,
sedikit sayup, serta mulut mengaga atau sering ngorok
j. Kepala adalah bagian tubuh ayam yang paling sering diamati. Pada ayam yang sakit maka
kepala dimasukkan di bawah sayap.
k. Bulu mengemang, dan terlihat bundar.
l. Pada kaki ayam sedikit dilipat dan tidak tegak. Akibatnya ayam sedikit lebih pendek dari
ayam lainnya yang sehat
m. Ayam yang sakit kotorannya lebih encer (mencret) sedang berwarna hijau, merah, kuning,
cokelat, dan putih.
n. Pada kloaka atau saluran pembuangan terjadi penumpukan feses atau kotoran pada
ayam. Ini disebabkan saluran pencernaan yang terganggu
o. Saat berdiri ayam tidak berdiri secara tegak namun sedikit membungkuk dan kaki tidak
lurus
p. Nafas terengah-engah dan mulut dibuka. Terdengar suara saat bernafas (biasanya
terdengar jelas pada malam hari) dan kadang bersin saat makan
q. Tingkat pertumbuhan/produksi terhenti atau menurun
130
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Belajar 4
MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA :
131
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Belajar 5
MENGASOSIASI/MENALAR:
F. Aktivitas Belajar 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
132
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Ternak memang tidak bisa berbicara lisan pada manusia mengenai kondisi keadaan
kesehatannya. Namun, kondisi fisik, tingkah laku dan gerak-gerik ternak bisa mengatakan
sesuatu tentang keadaan dirinya.
Pengertian umum tentang ternak sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normal / sehat.
Tanda-tanda umum ternak unggas sakit, biasanya berhubungan dengan tingkahlaku dan
kondisi umum tubuh, antara lain : nafsu makan, keadaan kulit, bulu, hidung, mata, dubur, ekor,
kotoran dan suhu tubuh.
D. Tugas
Buatlah makalah tentang penentuan kondisi status kesehatan ayam lokal, kalkun, itik manila,
angsa dan merpati.
133
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
134
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
135
Buku Teks Siswa
2. Apa yang dimaksud ternak sakit. Uraikan ciri-ciri ternak sakit secara umum!
136
Buku Teks Siswa
1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu mampu memahami faktor
penyebab penyakit dan agen pembawa penyakit ke dalam lingkungan peternakan dengan
percaya diri.
2. Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa mampu menerapkan prinsip
biosecurity dalam lingkungan peternakan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa/merpati.
3. Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan tidakan vaksinasi pada ayam
lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan tanggung jawab.
A. Aktivitas Belajar 1
MENGAMATI / OBSERVASI 1
137
Buku Teks Siswa
Ya Tidak
1 Lokasi kandang:
138
Buku Teks Siswa
- Jenis vaksin:
- langkah-langkah vaksinasi:
139
Buku Teks Siswa
140
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2.
MENANYA
C. Aktivitas Siswa 3
MENGAMATI / OBSERVASI :
141
Buku Teks Siswa
Penyakit ini tidak menular dari satu individu ke individu lainnya dan hanya
mempengaruhi satu individu atau satu kelompok pemeliharaan saja.
Pada banyak kasus, penyakit yang timbul disebabkan kombinasi beberapa faktor
penyebab. Tatalaksana, asupan nutrisi, faktor lingkungan dan pengelolaan kelompok
pemeliharaan berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan produktivitas unggas.
Unggas yang tercukupi gizinya yang berada dalam kondisi pemeliharaan yang baik
dapat bertahan melawan penyakit dengan lebih baik dan sedikit kemungkinan
terserang penyakit infeksius.
142
Buku Teks Siswa
2) Unggas lain
Unggas lain yang pernah terjangkit suatu penyakit dan tampak telah pulih dari
sakitnya, mungkin masih dalam tubuhnya masih terdapat organisme penyebab
penyakit dan dapat menyebarkan penyakit pada unggas lain yang belum
terinfeksi. Unggas tua, yang relatif lebih tahan dan tampak sehat, juga dapat
menyebarkan infeksi ke unggas muda.
3) Bibit unggas
Beberapa penyakit ditularkan ke keturunannya melalui sel ovum induknya, misal
salmonellosis, mycoplasmosis dan colibacillosis.
4) Peralatan
Kendaraan berat dan peralatan, nampan telur, dll dapat membawa organisme
penyebab penyakit antar peternakan atau antar kandang, mis Cacar unggas, IBD,
Marek, penyakit, flu burung, dll.
5) Makanan
Bahan pakan seperti tepung ikan mungkin mengandung organisme seperti
Salmonella, E. coli, dan lain-lain, atau mungkin berjamur, yang mengandung
mikotoksin.
6) Air
Air merupakan sumber tunggal penyakit seperti infeksi E. coli.
8) Stres
Stres atau keadaan tertekan pada unggas merupakan salah satu ancaman bagi
keberhasilan peternakan. Faktor penyebab stres bisa jangka pendek ataupun
jangka panjang.
Perubahan kondisi cuaca yang mendadak, perubahan peralatan, kegagalan listrik,
perubahan dalam jadwal pencahayaan, tidak adanya air minum, debeaking,
transportasi, dan vaksinasi adalah faktor penyebab stres jangka pendek.
Kandang dengan ventilasi yang tidak tepat, pencahayaan yang tidak memadai,
konsentrasi amonia yang tinggi, kadang terlalu padat, kekurangan tempat pakan
dan tempat minum merupakan faktor penyebab stres jangka panjang.
143
Buku Teks Siswa
Mewabahnya penyakit di suatu peternakan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Untuk
mencegah kejadian tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan secara teratur dan
berkelanjutan. Tindakan pencegahan penyakit pada unggas merupakan tindakan yang jauh
lebih murah biayanya dibandingkan dengan menunggu tiba saatnya unggas terserang
penyakit.
Tindakan pencegahan akan lebih efektif bila dilakukan tidak terpisah-pisah, tetapi secara
menyeluruh dan berupa sistem yang berkelanjutan. Beberapa faktor yang signifikan dalam
pencegahan penyakit, yaitu:
144
Buku Teks Siswa
Upaya untuk mencegah masuknya penyakit antara lain dapat dilakukan dengan hanya
membeli bibit unggas dari agen yang benar-benar dapat dipercaya tentang kesehatan
bibit unggas.
Hal ini dapat dikontrol dengan hati-hati memilih pakan bahan atau dengan pelet pakan
siap. Begitu pula dengan pasokan air minum, gunakan air bersih, bebas dari mikro-
organisme patogen dan zat yang mempengaruhi palatabilitas.
c. Menghindarkan stres
Stres adalah tekanan jiwa yang menimpa ayam akibat pengaruh lingkungan yang buruk.
Pengaruh lingkungan itu berupa:
Pencegahan tidak hanya dilakukan pada awal pemeliharaan tetapi berlanjut setiap hari
sepanjang pemeliharaan. Kondisi dan upaya untuk mencegah masuknya penyakit dapat
dilakukan dengan cara:
1) Memutuskan rantai masuknya agen penyakit pada individu ternak dan / atau
2) Memastikan bibit penyakit yang ditemukan dalam suatu peternakan secepatnya
dimusnahkan agar tidak menyebar di dalam peternakan ataupun keluar peternakan.
145
Buku Teks Siswa
Kedua tindakan pencegahan ini dikenal dengan istilah biosecurity. Konsep biosecurity
dapat diterapkan di berbagai tingkatan dari yang paling kecil seperti bisecurity tingkat
kandang sampai yang besar seperti biosecurity tingkat negara atau wilayah.
Pada dasarnya, konsep biosecurity untuk berbagai macam peternakan adalah sama,
yaitu terdiri dari tiga tingkatan. Dengan menerapkan tiga tingkatan biosecurity tersebut
secara baik dan benar diharapkan dapat mencegah dan meminimalisir masuknya agen
patogen dan penyebaran penyakit dari luar ke dalam lokasi usaha peternakan.
Pertama, biosecurity konseptual meliputi aspek pemilihan atau penentuan lokasi usaha
peternakan di suatu daerah. Misalnya
1) memilih lokasi pemeliharaan unggas yang jauh dari peternakan lain dan pemukiman
warga untuk menghindari adanya penyebaran penyakit dari peternakan lain atau
unggas milik warga.
2) Menempatkan anak unggas terpisah dari unggas dewasa. Anak unggas sangat peka
terhadap penyakit sehingga unggas dewasa yang nampak sehat padahal berpenyakit
dapat menularkan bibit penyakit
3) Tidak mencampur anak unggas dengan unggas lain yang berlainan jenis
Kedua, biosecurity struktural meliputi aspek tata letak dan struktur kandang. Pada
tingkatan ini berhubungan dengan tata letak peternakan. Ini menyangkut beberapa hal,
di antaranya:
1) Pemagaran kawasan peternakan agar tidak dilintasi oleh orang dari luar.
2) Pemagaran areal kandang dengan pintu pengaman untuk meminimalisir masuknya
hewan lain dan berpindahnya/melintasnya operator ke kandang lain.
3) Ketersediaan air bersih dan bebas agen patogen
4) Adanya suplai air dan listrik yang cukup dan tempat untuk desinfeksi kendaraan
yang keluar masuk lokasi farm.
5) Adanya jalan yg baik, aman dan dipagari untuk memudahkan pembersihan dan
pencegahan penyebaran penyakit.
6) Adanya tempat khusus untuk pemusnahan bangkai.
7) Lokasi yang aman untuk tempat pakan, peralatan, litter di tempat yang terpisah dari
kandang untuk mencegah kontaminasi.
146
Buku Teks Siswa
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana ternak dengan sengaja dimasuki agen penyakit
(antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan merangsang pembentukan daya tahan atau
daya kebal terhadap penyakit tertentu, dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit.
Hal tersebut merangsang mekanisme pertahanan tubuh untuk menghasilkan antibodi
sampai suatu ketika dapat digunakan melawan serangan penyakit. Untuk kepentingan
keselamatan terhadap resiko timbulnya penyakit, dapat menggunakan virus yang telah
dimatikan. Tindakan vaksinasi merupakan salah satu usaha agar hewan yang divaksinasi
memiliki daya kebal sehingga terlindung dari serangan penyakit.
Berdasarkan sifat hidup agen penyakit, vaksin dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Vaksin Aktif (Live Virus) adalah vaksin yang berisi virus hidup yang telah dilemahkan.
Setelah masuk kedalam tubuh, virus mengalami multiplikasi/berkembang biak. Hal ini
akan mengertak jaringan limfoid (pabrik pembuat kekebalan yaitu bursa fabricius,
thymus, kel harderian,caecal tonsil, dll) untuk membentuk zat kebal (anti body). Untuk
itu, pemberian vitamin dan elektrolit sangat dianjurkan untuk menjaga agar kondisi
ternak sebelum dan sesudah vaksin tetap baik.
b. Vaksin mati – killed virus (Vaksin inaktif) adalah vaksin yang berisi virus atau bibit
penyakit dalam keadaan mati. Meski sudah dimatikan agen penyakit ini masih bersifat
immunogenik, dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh. Vaksin in aktif
mempunyai cara kerja yang berbeda yaitu setelah masuk dalam tubuh tidak perlu
bermultiplikasi tetapi langsung memacu respon vaksinasi. Kinerja vaksin in aktif akan
lebih baik jika sebelumnya unggas telah mendapat vaksinasi dengan vaksin aktif.
147
Buku Teks Siswa
Agar vaksin yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
a) Unggas yang divaksin harus dalam keadaan sehat (tidak sedang sakit).
b) Simpanlah vaksin pada suhu yang dianjurkan dan hindarkan dari panas atau sinar
matahari langsung.
Mikroorganisme dalam vaksin akan mati apabila disimpan pada suhu panas atau
terkena sinar matahari langsung. Perlu diperhatikan pada saat pengangkutan
dan sampai saat vaksin digunakan, vaksin harus disimpan di tempat vaksin (box
vaksin) -diberi es batu- dan harus terhindar dari sinar matahari, kisaran tempat
penyimpanan vaksin dipertahankan berada dalam kondisi suhu rendah (2 - 8 ºC ).
c) Jangan menggunakan vaksin yang sudah lewat batas penggunaan atau
kadaluwarsa.
d) Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
e) Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan kemasan vaksin
f) Botol dan larutan sisa vaksin harus dimusnahkan dengan cara dikubur.
g) Sebelum dan sesudah vaksin sebaiknya diberi obat/vitamin anti stres
h) Apabila pelaksanaan vaksin melalui air minum maka :
(1) Gunakan tempat minum yang bukan terbuat dari logam, misalnya tempat
minum plastik
(2) Tempat minum harus dicuci baik-baik. Tetapi tidak diperkenankan
menggunakan desinfektan, sabun dan jenis lain yang dapat membunuh virus
atau bakteri.
(3) Air minum tidak mengandung Chloor (kaporit), NO2 dan NO3
(4) Unggas harus dipuasakan selama 2 jam dan diusahakan larutan vaksin habis
diminum selama 1-2 jam.
(5) Berikan tempat minum yang cukup, sehingga semua ayam mendapat minum
(6) Bila air yang mengandung vaksin sudah habis, segera tambahkan air minum
yang masih segar.
Bila vaksin dilakukan dengan suntikan maka harus dilakukan dengan hati-hati
sebab dapat menimbulkan stres.
148
Buku Teks Siswa
Adapun vaksin yang sering digunakan dalam pemeliharan unggas antara lain :
1) Vaksin ND
Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada
unggas. Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata,
injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.
2) Vaksin AI
Vaksinasi ini mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung
yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga
terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang sangat luar
biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun flu burung ini
dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi, sanitasi kandang dan lingkungan
serta program biosecurity yang baik.
Vaksinasi AI dilakukan baik pada anak unggas atau pada unggas dewasa. Tujuan
vaksinasi ini agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung. Vaksinasi
ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler
pada otot dada. Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan
vaksinasi. VAKSIFLU AI adalah vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza
(AI) isolat lapangan (autovaksin) subtipe H5N1. Vaksin ini digunakan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap virus AI subtipe H5N1 pada ayam atau unggas
lainnya.
149
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Siswa 4
Waktu : 3 x 45 menit
Alat :
Bahan : Vaksin ND
Anak unggas
Langkah Kerja :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh
tanggung jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan!
5. Larutkan 1 vial vaksin dengan 1 vial pelarut yang tersedia.
6. Bukalah penutup aluminium dan tutup karet ampul vaksin, demikian pula botol
pelarut. Sedapat mungkin hindari kontaminasi pada tutup maupun isi botol.
7. Masukkan pelarut ke dalam botol vaksin hingga setengahnya. Tutup kembali
botol vaksin dan kocoklah hingga serbuk vaksin larut sempurna.
8. Tuanglah larutan vaksin ke dalam botol pelarut. Tutup dan kocok baik-baik.
9. Bukalah penutup botol pelarut dan gantilah dengan alat penetes yang telah
tersedia.
10. Untuk vaksinasi tetes hidung, letakkan jari kita pada salah satu lubang hidung
dan teteskan 1 tetes vaksin ke dalam lubang hidung lainnya. Anak unggas
jangan dilepaskan sebelum vaksin benar-benar terhirup.
11. Untuk vaksinasi tetes mata, teteskan 1 tetes vaksin ke dalam mata.
150
Buku Teks Siswa
12. Setelah selesai melakukan kegiatan, bersihkan tempat kegiatan dari kotoran
dan sampah!
13. Bersihkan, rapikan dan simpan peralatan pada tempatnya!
151
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/ MENALAR :
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
152
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Pencegahan penyakit merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit pada
ternak unggas yang dapat menimbulkan kerugian pada peternakan, baik secara teknis dan
ekonomis. Mengetahui faktor penyebab dan pembawa bibit penyakit merupakan langkah yang
efisien dalam menentukan tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Tindakan pencegahan
penyakit antara lain dilakukan mulai dari memilih bibit yang bebas penyakit, memberi pakan
yang cukup, menerapkan tindakan biosecurity serta membuat lingkungan yang bersih dan
nyaman dari stress.
D. Tugas
153
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
154
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
155
Buku Teks Siswa
156
Buku Teks Siswa
3. Melakukan kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan pemberian obat pada unggas
sakit dengan tanggung jawab.
A. Aktivitas Siswa 1
MENGAMATI / OBSERVASI :
157
Buku Teks Siswa
Langkah pengobatan:
158
Buku Teks Siswa
B. Aktivitas Belajar 2.
MENANYA
C. Aktivitas Siswa 3
MENGAMATI / OBSERVASI :
159
Buku Teks Siswa
2. Pemberian Obat-obatan
Sesuai sifatnya, obat-obatan diharapkan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan
ternak. Namun, ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat bersifat toksin dan
membahayakan ternak pemakainya apabila penggunaannya tidak benar. Oleh karena itu
penggunaan obat-obatan sebaiknya harus tepat dosis, waktu, cara, sasaran, dan sesuai
dengan petunjuk.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengobatan antara lain :
Sebelum alat akan digunakan untuk pengobatan maka harus dilakukan sterilisasi
misalnya dengan dengan sabun, desinfektan dan air hangat untuk kemudian
disterilisasikan dengan air panas selama 15 – 20 menit. Pemberian obat dilakukan antara
lain melalui mulut (oral), disuntikan secara intra muskuler, sub kutan (bawah kulit), dan
melalui vena.
160
Buku Teks Siswa
Seandainya penyakit tersebut tidak hanya menginfeksi satu atau dua individu, tetapi
menginfeksi sebagian besar kelompok unggas, berarti telah terjadi suatu wabah penyakit
yang serius. Tindakan penanganan yang tepat dan sesegera mungkin dilakukan. hal ini
hanya dapat dicapai bila diagnosis yang benar telah diselesaikan pada tahap awal. Ada
juga pengobatan yang tepat dapat direkomendasikan, setelah adanya dukungan
pemeriksaan laboratorium terhadap sampel unggas sakit. Beberapa pengobatan penyakit
harus diberikan dibawah bimbingan dokter hewan.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang ayam lokal, kalkun, itik
manila, angsa dan merpati:
Tanda-tanda : Diare putih dan adanya nekrosis jarum di berbagai organ. Pada anak
ayam, merunduk, murung, mengantuk, menggigil dan diare. Lutut membengkak,
lemah dan pantat kotor dengan bulu yang lengket. Tinja putih seperti kapur dan ada
kalanya berwarna hijau. Pernafasan megap-megap.
Beberapa preparat sulfat dan antibiotik dapat digunakan untuk menurunkan kematian,
tetapi tidak dimaksudkan untuk memberantas penyakit secara luas dalam kelompok.
161
Buku Teks Siswa
Daging dan telurnya boleh diperdagangkan setelah direbus atau dimasak. Semua
jeroan dan sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur.
CRD merupakan penyakit menahun menular pada alat pernafasan ayam. Terjadi
terutama pada peternakan dengan tatalaksana perkandangan yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Ayam penderita CRD dapat dipotong dan daging dapat dikonsumsi. Organ
pernafasan dan sisa pemotongan dimusnahkan dengan dikubur atau dibakar.
Tanda-tanda klinis : getah radang keluar dari hidung, cairan bursa dari mata dan
pembengkakan sinus periorbital; nafas ngorok, bersin dan kepala tunduk atau
digibaskan untuk mengeluarkan cairan yang mengganggu pernafasan. Ayam yang
terserang menjadi kerdil atau kurus.
Ayam yang terserang dapat dipotong, daging boleh dikonsumsi. Bangkai dan sisa
pemotongan dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
162
Buku Teks Siswa
lengket. Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat menghasilkan bunyi ngorok.
Nafsu makan dan minum menurun sehingga produksi menurun. Pernafasan cepat,
diare dan kerdil. Kematian mencapai 50%, umumnya kurang dari 20%.
Penularan : Terjadi secara cepat melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan
ayam sehat dalam satu kandang. Ayam yang telah sembuh harus dianggap sebagai
pembawa sifat. Kontaminasi pakan dan air merupakan cara penularan yang sering
terjadi.
Ayam sakit Favus tidak dilarang untuk dipotong. Balung, pial dan bagian kuli yang
terserang sebaiknya dibuang.
Tanda-tanda : Bagian yang terserang antara lain balung (jengger), pial dan bagian
kulit yang tak berbulu yang terlihat kasar permukaannya, berkerak dan memberi
kesan ditabur tepung. Dapat meluas ke bagian tidak berbulu, sehingga bulu rontok
dan mudah lepas.
Bagian yang berkerak dan berwarna putih diolesi dengan yodium tincture,
formaldehyde atau mercurochroom.
Pada anak ayam kurang dari 3 minggu biasanya subklinis dan tidak menimbulkan
kematian, tetapi telah terjadi kerusakan pada sistem pembentukan zat kebalnya. Anak
163
Buku Teks Siswa
ayam mungkin tidak mati, tetapi tetap kurus dan lebih rentan terhadap infeksi
sekunder. Klinis pada anak ayam 4-8 minggu.
Tanda-tanda : Yang paling awal adalah penurunan konsumsi pakan dan minum. Bulu
kusam, diare berlendir yang mengotori bulu pantat. Anak ayam lesu, pantat sendiri
sering dipatuk, tidur dengan patuh diletakkan di lantai dan terganggu
keseimbangannya.
Pengobatan tidak berhasil guna. Pencegahan yang paling efektif adalah vaksinasi.
Vaksinasi seyogyanya tidak dilakukan pada daerah yang belum pernak ditemukan
penyakit ini. Hindari penularan melalui orang, peralatan atau kendaraan dari
peternakan lain yang tercemar. Sanitasi membantu menurunkan kejadian penyakit.
Bangkai ayam yang mati dan tinja dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
Kandang dan peralatan dibebashamakan dengan formalin 0,5%, khloramine 0,5%
atau kompleks yodium.
164
Buku Teks Siswa
Amerika menyebabkan gejala yang sama dengan galur Asia, tetapi gejala
gangguan syaraf dan pernafasan lebih menonjol sehingga disebut pula sebagai
penyakit pneumoensefalitis. Angka kematian mencapai 60-80%, produksi telur
menurun.
Ayam yang menderita ND tidak dapat diobati. Pencegahan paling efektif adalah
vaksinasi. Keberhasilan vaksinasi, perlu mengirim sampel (1 ml) serum darah
ayam 2-3 minggu setelah vaksinasi ke laboratorium untuk diuji tingkat
kekebalannya. Ada kemungkinan vaksinasi perlu diulang.
Infeksi dapat terjadi melalui alat pencernaan dan kontak langsung. Unggas yang
sembuh dapat bertindak sebagai pembawa sifat.
Tidak ada pengobatan khusus. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi dan
kebersihan kandang yang memadahi, pengasingan terhadap unggas sakit serta
menghindari perbedaan umur dalam kelompok dapat membantu memperbaiki
keadaan.
Tindakan vaksinasi untuk penyakit Influensa unggas sampai saat ini masih diragukan
keberhasilannya.
165
Buku Teks Siswa
Infeksi koksidia bersifat spesies spesifik. Penularan terjadi melalui tinja dan kotoran
kandang yang mencemari ayam yang rentan melalui alat, pakan atau minuman.
Daging ayam yang terserang penyakit ini dapat dikonsumsi, Seluruh alat pencernaan
dimusnahkan dengan jalan dikubur atau dibakar.
Koksidiosis dari genus Eimeria yang menyerang unggas, terdiri dari 9 jenis : Eimeria
acervulina, Eimeria brunetii, Eimeria hagani, Eimeria maxima, Eimeria mivati, Eimeria
mitis, Eimeria nekatrix, Eimeria presox dan Eimeria tenella.
Tanda-tanda : Bervariasi, tergantung dari umur, jenis ayam dan jenis parasit yang
menginfeksi. Ayam yang terserang menjadi lemah, pucat, bulu kusam dan kurus.
Tinja dapat bercampur darah. Nafsu makan menurun tetapi nafsu minum meningkat.
Angka kematian cukup tinggi, tergantung pada tingkat pertahanan tubuh, umur ayam
dan jenis koksidia yang menyerang.
Semua jenis obat sulfa sangat manjur untuk melawan koksidiosis, namun perlu
diperhatikan toksisitas obat sulfa yang bervariasi. Jenis obat dan takaran harus
sesuai.
166
Buku Teks Siswa
Parasit diperoleh dari kotoran kandang, oleh sebab itu cacing gilig bukan masalah
bagi ayam yang dibesarkan dalam kandang kawat; kecuali ditularkan oleh lalat
sebagai pembawa sifat.
Pengendalian terhadap cacing dapat dilakukan dengan mencegah investasi cacing ini
dan membatasi populasi lalat dalam kandang. Pengendalian harus diupayakan
dengan penggabungan antara pengobatan dan tatalaksana kandang. Beberapa obat
mampu menghilangkan cacing dari usus ayam, tetapi dengan obat saja bukan cara
pengendalian yang efektif.
Ayam pedaging dengan alas kandang baru dan bersih dapat dilindungi dengan satu
kali pengobatan pada umur 35-40 hari. Ayam pedaging dengan alas kandang bekas,
harus diobati pada 4 minggu dan diulang 7 minggu. Pengobatan diarahkan untuk
menghilangkan cacing sebelum mencapai kematangan dalam waktu 35 hari. Dalam
penggantian anak ayam yang dibesarkan di lantai, kelompok anak ayam tersebut
harus diberi obat cacing dalam umur 5 minggu, selang 30 hari sampai umur 21
minggu.
Tungau ini dapat menyerang semua jenis unggas, burung merpati, burung gereja dan
bahkan manusia. Tungau ini dapat hidup terus sepanjang daur hidupnya dalam tubuh
ayam. Di luar tubuh ayam hanya dapat bertahan hidup 10 hari.
Daur hidup berlangsung selama satu minggu. Telur diletakan pada bulu dan menetas
dalam waktu 1 hari. Larva dan kedua stadium nimfe berkembang selama empat hari.
Berkembang baik di waktu musim dingin.
167
Buku Teks Siswa
k. Rakhitis (Rickets)
Merupakan keadaan kekurangan nutrisi karena ketidakseimbangan kandungan
kalsium, phosphor dan vitamin D3.
Sering terjadi pada anak ayam yang masih berumur 1 minggu. Kekurangan kalsium
biasanya disebut Osteoporosis. Rakhitis umumnya disebabkan karena kesalahan
dalam menyusun ransum atau pada sekelompok ayam dengan kandang sangat
kurang sinar matahari.
Ayam petelur mencerna sebagian besar kalsium untuk memproduksi kulit telur. Ayam
petelur yang kurang kalsium akan mengalami kelemahan tulang rangka bahkan dapat
terjadi patah tulang atau kelemahan kulit telur.
Tanda-tanda :
Pada grower, ayam pincang, langkah kakinya kaku dan pertumbuhan kerdil.
Ayam lemah, paruh dan cakarnya lunak dan lentur. Ujung tulang panjang
membesar, terlihat pada tumit. Sering istirahat dalam posisi jongkok.
Yang sedang bertelur, awal produksi menurun, kulit telur menipis, mudah pecah
dan lunak. Berhenti berproduksi dalam beberapa hari. Daya tetas menurun.
Paruh, cakar dan tulang kering bengkok, tulang iga melengkung ke dalam. Pada
tingkat lanjut, mendekam pada tumit, lumpuh dan mati.
168
Buku Teks Siswa
l. Bubul (Bumblefoot)
Suatu infeksi yang bersifat nekrotik atau bernanah yang biasanya menyerang
persendian jari kaki dan telapak kaki, pada hanya satu kaki atau kedua kaki. Infeksi ini
biasanya terjadi secara sporadik.
Bubul biasanya hanya menyerang beberapa ekor ayam dalam satu kandang. Infeksi
ini dimulai dari adanya luka pada telapak kaki. Bubul masih dapat disembuhkan.
Tanda-tanda : Jari kaki atau jaringan antar jari membengkak berisi nanah karena
adanya perkembangan dari infeksi. Kebengkakan tersebut akhirnya akan mengelupas
dan timbul luka terbuka. Ayam menjadi pinjang, nafsu makan makin sedikit dan dapat
berhenti bertelur. Lesi berisi staphylococcus.
169
Buku Teks Siswa
D. Aktivitas Siswa 4
Waktu : 3 x 45 menit
Langkah Kerja :
1. Lakukan dan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan!
2. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, hati-hati, jujur, disiplin, penuh
tanggung jawab dan percaya diri
3. Silakan berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang per kelompok.
4. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan!
5. Amati kondisi unggas!
6. Apabila ada yang sakit, lakukan isolasi
7. Catat gejala-gejala sakit yang diderita!
8. Berdasarkan gejala-gejala yang dikenali, lakukan pendugaan terhadap jenis
penyakit yang diderita unggas!
9. Tentukan tindakan penanganan yang tepat!
10. Tentukan jenis obat dan dosisnya!
11. Lakukan pemberian obat terhadap unggas!
12. Apabila tidak ada unggas yang sakit, lakukan simulasi pemberian obat!
13. Setelah selesai melakukan kegiatan, bersihkan tempat kegiatan dari kotoran dan
sampah!
14. Bersihkan, rapikan dan simpan peralatan pada tempatnya!
170
Buku Teks Siswa
E. Aktivitas Siswa 5
MENGASOSIASI/ MENALAR
F. Aktivitas Siswa 6
MENGKOMUNIKASIKAN :
171
Buku Teks Siswa
C. Rangkuman
Penanganan terhadap unggas sakit adalah isolasi, identifikasi penyakit dan pemberian obat.
Obat yang diberikan pada ternak mempunyai pengaruh terhadap kesehatan ternak.
Penggunaan obat harus dilakukan dengan cermat, baik jenis, dosis maupun cara
pemakaiannya mengikuti petunjuk yang dicantumkan dalam obat. Beberapa jenis obat,
penggunaannya harus dibawah bimbingan dokter hewan.
Beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang unggas antara lain adalah berak kapur, berak
darah, AI, avian influenza, CRD, jengger putih dan lain-lain.
D. Tugas
172
Buku Teks Siswa
E. Penilaian Diri
1. Sikap
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta
didik
skor
No. Aspek Pengamatan 1 2 3 4
Jumlah
Keterangan :
2. Sikap Jujur
Petunjuk
173
Buku Teks Siswa
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
3. Disiplin
Petunjuk :
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan Anda sehari-hari
, dengan kriteria :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Jumlah
174
Buku Teks Siswa
175
Buku Teks Siswa
BAGIAN 3. PENUTUP
Buku Teks Siswa “ Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 1”, disusun berdasarkan
Kurikulum 2013, dengan pendekatan saintifik. Buku ini merupakan salah satu buku
pegangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, Program Keahlian Agribisnis Ternak, Paket
Keahlian Agribisnis Aneka Ternak, dalam rangka mempelajari tentang budidaya aneka
ternak unggas produksi, khususnya Kompetensi Dasar Persiapan Kandang dan Peralatan,
Pengadaan Bibit dan Penanganan Kesehatan.
Materi pertama mengenai Persiapan Kandang dan Peralatan aneka ternak unggas
membahas hal-hal yang berkaitan dengan lima kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis
kandang, pembuatan kandang indukan sistem brooding ring, sanitasi kandang dan
peralatan, persiapan kandang merpati, persiapan pemeliharaan walet. Materi kedua
mengenai Pengadaan Bibit membahas tiga kegiatan belajar yaitu pemilihan jenis bibit,
seleksi anak unggas, dan penanganan anak aneka ternak unggas. Materi terakhir,
Penanganan Kesehatan membahas mengenai tiga kegiatan belajar, yaitu identifikasi ternak
sehat dan ternak sakit, pencegahan penyakit dan penanganan ternak sakit.
Buku Teks Siswa “Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 1“ ini berlanjut pada Buku
Teks Siswa “Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi 2”, yang akan membahas tentang
Pemberian Pakan dan Air Minum serta Penanganan Hasil dalam agribisnis aneka ternak
unggas produksi.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya peserta
didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliah Kejuruan (MAK) Paket
Keahlian Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi.
176
Buku Teks Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, C. P.. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Buku Teks Pelajaran. Direktorat Pembinaan
SMK. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Soeseno, A. 1990. Memelihara dan Beternak Burung Merpati. Penebar Swadaya. Jakarta.
Supriyatna, E., Atmomarsono,U. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Good Practices in Planning and Management of Integrated Commercial Poultry Production in South
Asia. 2003
177
Buku Teks Siswa
GLOSARIUM
Sanitasi adalah suatu kegiatan kebersihan yang bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan keadaan yang sehat bagi hewan/ternak baik dalam kandang atau
bangunan, komplekpeternakan/penetasan maupun lingkungannya.
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan prosedur tertentu
yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat kebal tubuh dapat menahanserangan
penyakit.
Stress adalah suatu keadaan menurunnya kondisi badan pada ternak yang terjadi karena berbagai
sebab.
Tempat Isolasi adalah tempat yang khusus digunakan bagi unggas yang sakit atau diduga sakit.
Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah
dikembangbiakkan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang teradaptasi pada
lingkungan dan/ataumanajemen setempat
Kepadatan Kandang adalah banyaknya ternak unggas yang secara nyaman dapat dimasukkan
dalam kandang per satuan luas lantainya (floor space).
Sehat dan Hygienis adalah kondisi kesehatan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan
bebas dari pencemaran bakteri dan residu bahan kimia.
Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian
wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan
peternakan tertular dan penyebaran penyakit.
178
Buku Teks Siswa
INDEKS
Chick guard 28
Desinfektan 40,43
Ekstensif 21
Grit 178
Intensif 10, 21
Kandang postal 13
Locomotion 128
Nesting bowl 57
179
Buku Teks Siswa
Semi-intensif 9, 21,
Squab 57
Umbaran 14, 53
180
Buku Teks Siswa
181