Anda di halaman 1dari 14

PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN (CONTROLING)

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen puskesmas. Ketiga fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Fungsi P3 puskesmas dilakukan guna
menjamin bahwa semua kegiatan dan program serta fungsi puskesmas yang sedang berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Fungsi P3 puskesmas bertujuan untuk: (1)
mencegah penyimpangan (protektif), (2) meluruskan penyimpangan (kuratif), dan (3)
membimbing pegawai puskesmas agar tidak menyimpang (preventif). Jika terjadi kesenjangan
atau penyimpangan harus segera diatasi. Setiap penyimpangan harus dapat dideteksi sedini
mungkin, dicegah, dikendalikan, atau dikurangi. Melalui pelaksanna fungsi P3 puskesmas, hasil
pelaksanaan kegiatan dan program puskesmas yang telah dicapai dibandingkan dengan standar
kinerja program puskesmas yang tertuang dalam tujuan, target, standar mutu pelayanan, standard
operating procedure puskesmas. Masalah yang banyak terjadi dalam organisasi pelayanan sector
publik termasuk puskesmas adalah masih lemahnya fungsi P3, sehingga terjadi penyimpangan
atau kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan.

Pengawasan, pengendalian, dan penilaian mempunyai makna dan esensi yang sama yaitu proses
pemantauan, penilaian, dan pelaporan keberhasilan suatu kegiatan dan program dalam rangka
pencapaian tujuan orgaanisasi, adanya penetapan standar, tolak ukur, dan kriteria, adanya
pengukuran hasil kegiatan dan program, adanya pembandingan hasil kinerja pegawai dan
organisasi dengan standar, dan adanya pengambilan tindakan korektif bila diperlukan.

METODE DAN OBJEK P3 PUSKESMAS

Metode P3 puskesmas adalah teknik atau cara melakukan P3 terhadap objek P3 puskesmas yang
telah ditetpkan.

Untuk dapat melakukan P3 puskesmas dengan baik ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut:

1. Objek P3 puskesmas
Objek P3 puskesmas adalah hal-hal yang harus diawasi, dikendalikan, dan dievaluasi. P3
puskesmas sebaiknya mencakup seluruh sistem manajemen puskesmas yang terdiri atas 7
(tujuh) komponene yaitu: input (masukan sumber daya manajemen puskesmas) yang
meliputi 7M + 1I, process ( proses transformasi manajemen dan proses pelayanan
kesehtan puskesmas), output (hasil antara), outcome (hasil akhir), impact (manfaat dan
dampak / efek), feedback (umpan balik), dan lingkungan puskesmas. Paling tidak
terdapat sepuluh jenis objek yang perlu dijadikan sasaran P3 Puskesmas, yaitu sebagai
berikut:
a. Hasil cakupan kegiatan dan program puskesmas baik upaya kesehatan wajib, upaya
kesehtan pengembangan, maupun upaya kesehatan inovatif, dilakuakn dengan
membandingkan pencapaian hasil kegiatan dengan target yang telah ditetpkan dalam
RO puskesmas.
b. Pelaksanaan manajemen puskesmas, meliputi perencanaan (P1) yakni penyusunan
rencana strategic dan rencana operasional puskesmas penggerakan pelaksanaan (P@)
yakni pelaksanaan lokakarya mini puskesmas baik bulanana maupu triwulanan, dan
pelaksanaan P3 puskesmas yakni stratifikasu puskesmas atau penilaian kinerja
puskesmas.
c. Mutu pelyanan puskesmas, dilakukan dnegan membandingkan pencapaian kinerja
puskesmas denagn standar mutu pelayanan dan standard operating procedure (SOP)
puskesmas.
d. Manajemen obat dan alat kesehatan (pengelolahan obat dan alat kesehatan di gudang
dan pealyanan obat alat kesehatan di puskesmas). Permintaan dan penerimaan obat
alat kesehatan, pemeriksaan obat alat kesehatan yang diragukan kualitasnya, lokasi
dan kelengkapan penyimpanan obat alat kesehatan digudang, sarana gudang oabat
alat kesehatan puskesmas, fasilitas penyimpanan, proses distribusi, kegiatan dan
proses pelayanan obat dan alat kesehatan, cara penyerahan dan pemberian informasi,
membuat indikator peresepan.
e. Manajemen keuangan yaitu pengolahan, pemasukan, dan penggunaan keuangan
kegiatan rutin dan program puskesmas serta keuangan program jamkesmas.
Puskesmas mempunyai buku administrasi keuangan/buku kas berisi uang masuk dan
uang keluar berdasarkan kegiatan dan sumber anggran setiap bulan, laporan
pertanggung jawaban keuangan program jamkesmas tahunan. Pimpinan puskesmas
seyogyanya melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
f. Manajemen ketenagaan, puskesmas membuat Daftar Urutan Kepangkatan (DUK),
struktur organisasi serta uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas, rencana
kerja bulanan dan tahunan untuk setiap petugas sesuai tugas, wewnang, dan tanggung
jawab, melakukan pembinaan kepada petugas dengancara penilaian DP3, pemberian
penghargaan, kesejahteraan, dan pemberian sanksi, mempunyai data keadaan,
kebutuhan ketenagaan termasuk bidan desa, mempunyai daftar pejabat fungsional
puskesmas.
g. Program pengamatan dan pemcegahan penyakit. Puskesmas membuat Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) per desa serta hasil analisis dan rencana tindak lanjutnya
disampaikan dalam lokakrya mini puskesmas baik bulakan maupun triwulanan dan
rapat koordinasi tingkat kecamatan, kewaspadaan dini KLB penyakit potensial wabah
dengan membuat grafik mengguan serta analisis dan rencana tindak lanjutnya,
menjalankan Sistem Kewaspadaaan Dini (SKD) faktor resiko dengan memilih
penyakit potensial KLB di wilayah kerja puskesmas.
h. Program JPKM atau Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Mempunyai
dokumentasi program Jamkesmas, meliputi, pengorganisasian, data kepesertaan dan
dostribusi kartu peserta, data keuangan, rencana dan laporan bulanan, pelayanan
kesehatan di puskesmas dan rujukan, pembinaan dan pengawasan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.
i. Program penggerakan dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehtan tingkat
kecamatan dan desa/kelurahan seperti program desa siaga.
j. Objek yang bersifat strategis. Misalnya pengawasan tentang penggunaan jarum suntik
untuk mencegah penyakit menular melalui suntikan (Hepatitis C, HIV/AIDS, dan
sebagainya), jenis, jumlah, dan kualitas vaksin yang tersedia, dan sebagainya.

Sasaran P3 meliputi sebagai berikut:

1. Kinerja pegawai dan organisasi baik kuantitas maupun kualitas layanan kesehatan.
2. Ketenagaan yakni kegiatan pegawai sesuai dengan perencanaan dan instruksi.
3. Sumber daya manajemen lainnya mencakup kuantitas dan kualitas.
4. Keuangan yakni biaya, penghasilan, dan likuiditas.
5. Waktu yakni kesesuaian dengan perencanaan.
PROSES PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN PUSKESMAS (P3)

Proses P3 Puskesmas terdiri paling sedikitnya 5 (lima) tahapan. Tahapan – tahapan tersebut
meliputi, sebagai berikut:

1. Penetapan standar pelaksanaan


2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran hasil kinerja actual/nyata
4. Pembandingan hasil actual dengan standard an melakukan analisis penyimpangan.
5. Pengambilan tindakan korektif bila diperlukan.

RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

Menurut Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas (2006), tujuan dan manfaat

Penilian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas

a). Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam

mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

b). Tujuan Khusus

1). Mendapat gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan

serta manjemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2). Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan

peringkat kategori kelompok puskesmas.

3). Mendapatkan informasi analisa kinerja puskesmas dan baan masukan dalam

menyusun rencana kegiatan puskesmas dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk tahun yang akan datang.


2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

a). Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan

dengan target yang harus dicapainya.

b). Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari penyebab

dan latar belakangnya srta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya

berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas.

c). Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan tingkat

urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang

berdasarkan prioritasnya.

d). Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan

sumber daya puskesmas dan urgn pembinaan puskesmas.

Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi sebagai berikut:

1. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini, dan pelaksanaan penilaian


kinerja.
2. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat dan keuangan, ketenagaan dan
lain-lain.
a. Manajemen alat dan obat (pengolahan obat di gedung obat puskesmas)
1) Kegiatan permintaan obat
2) Penerimaan obat
3) Pemeriksaan terhadap obat yang diragukan kualitasnya
4) Lokasi dan kelengkapan penyimpanan obat di gudang
5) Sarana/gudang obat puskesmas
6) Fasilitas penyimpanan
7) Proses distribusi
8) Kegiatan pelayanan obat
9) Proses pelayanan obat
10) Cara penyerahan dan pemberian informasi, serta
11) Puskesmas selalu membuat PWS indicator peresepan.
b. Manajemen keuangan:
1) Puskesmas mempunyai buku/catatan administrasi keuangan
2) Membuat catatan bulanan uang masuk keluar dalam buku kas
3) Kepala puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala, dan
4) Laporan pertanggungjawaban keuangan program jamkesmas tahunan.
c. Manajemen ketenagaan:
1) Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas/daftar urut kepangkatan (DUK)
2) Puskesmas mempunyai arsip kepegawaian petugas
3) Puskesmas mempunyai struktur beserta uraian dan tanggung jawab setiap petugas
4) Puskesmas membuat rencana kerja bulanan dan trahunan bagi setiap pegawai
sesuai tugas, wewenang dan tanggung jawab
5) Puskesmas melakukan pembinaan kepada petugas dengan penilaian DP,
pemberian penghargaan, kesejahteraan petugas, dan pemberian sanksi
6) Puskesmas mempunyai data keadaan, kebutuhan tenaga kesehatan, non tenaga
kesehtan, PNS, non-PNS, sesuai PP Nomor 32 Tahun 1996
7) Puskesmas mempunyai data keadaan dan kebutuhan bidan di desa
8) Puskesmas mempunyai daftar pejabat fungsional yang disusun perjenis tenaga,
membuat tugas pokok dan fungsi sesuian dengan profesi, membuat catatan
kegiatan harian, membuat DUPAK persemester, DUPAK ditenda tangani oleh
kepala puskesmas
9) Pukesmas mempunyai data sarana pelayanan kesehatan yang ada diwilayah
kerjanya
10) Puskesmas mempunyai daftar institusi pendidikankesehatan yang ada di wilayah
kerjanya.
3. Manajemen program, antara lain sebagai berikut:
a. Program pengamatan dan pencegahan penyakit:
1) Membuat PWS per desa/ per wilayah
2) Menyampaikan hasil analisis dan rencana tindak lanjut PWS dalam rapat
koordinasi tingkat kecamatan
3) Menjamin kemitraan
4) Kewaspadaan dini KLB penyakit potensian wabah
5) Menjalankan sistem kewaspadaan dini faktor resiko
b. Program JPKM/Jamkesmas
1) Dokumen Jamkesmas
2) Data distribusi kartu program Jamkesmas
3) Tim pengelola program Jamkesmas
4) Pelayanan kesehatan di puskesmas
5) Kegiatan pembinaan dan pengawasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Penetapan Target Puskesmas


Setiap Puskesmas memiliki program masing-masing yang ditetapkan sesuai target
yang bersifat spesifik (target nasional menjadi target daerah atau wilayah kerja
puskesmas) yang didasarkan pada hasil perundingan antara Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas. Dimana, target
dalam puskesmas dijadikan sebagai tolak ukur yang akan dicapai puskemas pada akhir
tahun, yang harapannya apabila target puskesmas tercapai, maka dapat membantu target
Nasional tercapai.
2. Pengumpulan Data Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan puskesmas dan jaringannya dalam periode waktu tertentu sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah disusun, akan diperhitungkan sesuai dengan data
yang didapatkan dari SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan di Puskesmas.
3. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, hasil data dari kegiatan di Puskesmas dihitung dan
dibandingkan dengan target standar yang telah ditetapkan.
Kegiatan pengolahan data meliputi:
1) Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan
(cleaning and editing).
2) Kegitan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian
hasil kegiatan puskesmas (calculating)
3) Kegitan memasukkan data dalam suatu tabulasi yang akan mnejadi suatu informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating)
4) Cakupan hasil (output) dan hasil mutu dari kegiatan yang yang telah ditetapkan untuk
dilaksanakan puskesmas, dihitung dengan membandingkan hasil yang telah dicapai
terhadap target standar yang telah ditetapkan.
4. Penyajian Hasil Kegiatan
Penyajian hasil kegiatan dapat digambarkan dalam bentuk grafik sarang laba-laba.
Grafik ini dibuat untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja puskesmas.
Penyajian grafik ini dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin.
5. Analisis Hasil dan Langkah Pemecahan
Menganalisa hasil yang sudah diperhitungkan dan mengelompokkan hasil data
sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang umum maupun yang spesifik. Dimana
nantinya dilakukan identifikasi masalah, bisa menggunakan SWOT atau pendekatan
sistem. Selanjutnya, setelah menganalisa data terindentifikasi, alternatif pemecahan
masalah dan merumuskan langkah-langkah pemecahannya dapat dilakukan. Alternatif
pemecahan masalah harus tetap sesuai dengan analisis hasil data yang telah dirumuskan.
Dan langkah selanjutnya, merumuskan rencana usulan kegiatan tahun depan yang lebih
baik sebagai perencanan Puskesmas tahun mendatang
6. Pelaksanaan Penilaian
a. Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur keberhasilan
kinerjanya.
b. Kepala puskesmas membentuk tim kecil puskesmas untuk melakukan kompilasi
hasil pencapaian (output dan outcome)
c. Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data
pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu
bila hal tersebut memungkinkan.
d. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
analisis masalah, identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar
belakangnya, mengenali faktor-faktor pendukung, dan penghambat.
e. Bersama-sama tim kecil puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan
mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun
kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan menggunakan metode analisis
sederhana maupun analisis kecenderungan.
f. Hasil perhitungan, analisis data, dan usulan rencana pemecahannya dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
7. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban yaitu proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan
peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk
terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilajkukan sebagai berkut:
a. Pengawasan. Pengawasan dibedakan menjadi 2 macam yakni pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secra melekat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, Dinas Kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintahan terkait. Pengawasan
mencakup aspek administrasi, keuangan, dan teknis pelayanan.
b. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimbapangan, baik terhadap
neraca, standar pelayanan, peraturan perundang-undangan maupun berbagai
kewajiaban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan keuntungan
yang berlaku.
c. Pertanggungjawaban. Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus
membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan
kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya tetmasuk
keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota
serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui BPP. Apabila
terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama
diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya (departemen
kesehatan, 2004)

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS


Upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas merupakan suatu proses manajemen yang
dilakuakn secara sitematis, objektif, tepadu, dan berkesinambungan serta berorientasi pada
pelanggan. Peningkatan mutu pelayanan kesehatn puskesmas didasari atas paradigma bahwa
peningktan mutu pelayanan puskesmas akan tercapai, jika proses pelayanan diperbaiki dengan
menerapkan prinsip dan metode jaminan mutu.

Prinsip pendekatan jaminan mutu terdiri atas:

1. Bekerja dalam tim


2. Memberikanfokus perubahan pada proses
3. Mempunyai orientasi kinerja pada pelanggan
4. Pengambilan keputusan berdasarkan data, dan
5. Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan staf dalam proses perbaikan pelayanan.

Jika kelima prinsip tersebut dapat dibuktikan kebradaannya di suatu puskesmas maka dapat
dikatan bahwa puskesmas tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip jaminan mutu dama
manajemennya.

Dari beberapa pakar mutu yang memperhatikan berbagai sudut pandang, dapat dirangkum
ada 9 (Sembilan) dimensu mutu, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat, pelayanan keshatan yang diberikan menunjukkan manfaat dan hasil yang
diinginkan.
2. Ketepatan, pelayanan kesehatan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasien dan
sesuai dengan stnadar keprofesian.
3. Ketersediaan, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan tersedia.
4. Keterjangkauan, pelayanan kesehatan yang berikan dapat dicapai dan mampu di biayai
pasien.
5. Kenyamanan, pelayanan kesehatan dalam suasan yang nyaman.
6. Hubungan interpersonal, pelayanan kesehatan yang diberikan memperlihatakan
komunikasi, rasa hormat, perhatian, dan empati yang baik.
7. Waktu, pelayanan kesehatan yang diberikan memperlihatkan waktu tunggu pasien dan
tepat waktu sesuai perjanjian.
8. Kesinambungan, pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan secara
berkesinambungan, pasien yang memerlukan tindak lanjut perawatan perlu
ditindaklanjuti, ibi hamil yang sudah mendapatkan pemeriksaan pertama (K1) perlu
ditindaklanjuti untuk pemeriksaan selanjutnya.
9. Legitimasi dan akuntabilitas, pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari aspek medik maupun aspek hukum.

Penilaian mutu pelayanan puskesmas meliputi sebagai berikut

1. Penillaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.


2. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
3. Penilaian output penilaian berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Yaitu
masing-masing program/kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri, sebagai contoh
angka drop out pengobatan pada program penanggulangan TBC.
4. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan
penggunaan jasa pelayanan puskesmas.
Penilaian mutu pelayanan kesehatan puskesmas saat ini antara lain diukur oleh, sebagai
berikut:
1. Drop out pelayanan ante natal care/ANC (K1-K4).
2. Persalinan oleh tenaga kesehatan.
3. Error rate pemeriksaan BTA.
4. Kepatuhan terhadap standar ANC.
5. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB paru.
6. Tingkat keputusan pasien terhadap pelayanan Puskesmas.

STANDAR PELAYANAN MININAL PUSKESMAS

Standar pelayanan minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar
mesyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark).
Indikator standar pelayanan minimal seharusnya menjadi acuan dalam perencanaan daerah,
penganggaran daerah, pemekaran/penggabungan lembaga perangkat daerah, pengawasan
laporan, dokumen LPJ kepala daerah dan nilai kapasitas daerah.

Jenis pelayanan kewenangan wajib di puskesmas

KEWENANGAN WAJIB JENIS PELAYANAN


1. Penyelenggaraan Pelayanan 1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
Dasar lahir.
2. Pelayanan kesehatan bayi dan anak
prasekolah.
3. Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja.
4. Pelayanan kesehatan usia subur.
5. Pelayanan kesehatan kerja.
6. Pelayanan kesehatan usia lanjut.
7. Pelayanan imunisasi.
8. Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat.
9. Pelayanan pengobatan/perawatan
2. Penyelenggraan Pelayanan 1. Pelayanan kesehatan dengan empat
Kesehatan Rujukan Dan kompetensi dasar (kebidanan, bedah,
Penunjang penyakit dalam, anak).
2. Pelayanan kegawatdaruratan.
3. Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan
dan kesehtan masyarakat.
4. Penyediaan pembiayaan dan jaminan
kesehatan.
3. Penyelenggaran Pemberantasan 1. Penyelenggaraan penyelidikan
Penyakit Menular epidemologi dan penanggulangan kejadian
luar biasa (KLB).
2. Pencegah dan pemberantasan penyakit
polio.
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
TB Paru.
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria.
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
kusta.
6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
ISPA.
7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
HIV-AIDS.
8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
DBD.
9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
diare.
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
filariasis.
4. Penyelenggaraan Perbaikan Gizi 1. Pemantauan pertumbuhan balita.
Masyarakat 2. Pemberian suplemen gizi.
3. Pelayanan gizi.
4. Penyuluhan gizi seimbang.
5. Penyelenggaraan kewaspadaan gizi.
6. Penyelenggaraan Promosi 1. Penyuluhan perilaku sehat.
Kesehatan 2. Penyuluhan pemberdayaan masyarakat
dalam upaya kesehatan.
7. Penyelenggaraan Kesehatan 1. Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik,
Lingkungan Dan Sanitasi Dasar kimia, dan biologi.
2. Pengendalian vector.
3. Pelayanan hygiene sanitasi ditempat
umum.
8. Penyelenggaraan Kesehtan 1. Penyuluhan P3 NAPZA (pencegahan dan
Lingkungan Dan Sanitasi Dasar penanggulangan penyalahgunaan Napza)
yang berbasis masyarakat.
9. Penyelenggaraan Pelayanan 1. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
Kefarmasian Dan Pengamanan untuk pelayanan kesehtan dasar.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan 2. Penyediaan dan pemerataan pelayanan
serta Makanan Dan Minuman kefarmasian disarana pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan pengamatan alat farmasi.
(sumber: Depkes, 2008)

Anda mungkin juga menyukai