Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR TETAP

PELAYANAN PASIEN CEDERA KEPALA


No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS
Hendra Tuna
DUNGALIYO
NIP.

1. TUJUAN Sebagai pedoman didalam memberikan pelayanan pasien Cedera Kepala


2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dipergunakan di setiap melakukan tindakan pelayanan pasien dengan
Cedera Kepala di Puskesmas.

3. REFERENSI Buku panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer

4. DEFINISI Cedera kepala adalah suatu keadaan trauma/benturan pada kepala.


Diagnosis Cedera Kepala adalah
 Cedera Kepala Ringan :
1. Skor skala koma Glasglow GCS 15
2. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran
3. Tidak ada intoksifikasi alkohol atau obat terlarang
4. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
5. Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit
kepala
6. Tidak ada kriteria cedera kepala sedang-berat
 Cedera Kepala Sedang
1. GCS 7-14
2. Anamnese paska trauma
3. Muntah
4. Adanya kelainan lain seperti fraktur kranium yaitu mata rambun ,
tanda battle, hemotimpanum, keluar darah dari hidung/telinga)
5. Kejang
 Cedera Kepala Berat
1. GCS 3-18
2. Penurunan kesadaran secara progresif
3. Cedera kepala penetrasi /fraktur depresi kranium
4. Terdapat kelainan neurologis lokal
5. TANGGUNG JAWAB a. Kepala Unit Poli Umum bertanggung jawab dalam pemantauan pelaksanaan
Prosedur Tetap.
b. Tenaga Medis dan Paramedis di Puskesmas bertanggung jawab dalam
pelaksanaan Prosedur Tetap.

6. KETENTUAN UMUM a. Dievaluasisetiaptahun


b. Apabila direvisi dilaporkan ke kepala Seksi Pelayanan Kesehatan dan
Akreditasi Sarkes
c. Dikendalikan dengan daftar tilik

7. PROSEDUR KERJA a. Petugas menjaga privasi pasien


b. Petugas mncuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
c. Petugas Paramedik melakukan pengukuran tekanan darah dan mencatat dalam
buku status
d. Petugas melakukan anamnesa terhadap beratnya cedera kepala
 Cedera Kepala Ringan :
1. Skor skala koma Glasglow GCS 15
2. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran
3. Tidak ada intoksifikasi alkohol atau obat terlarang
4. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
5. Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit
kepala
6. Tidak ada kriteria cedera kepala sedang-berat
 Cedera Kepala Sedang
1. GCS 7-14
2. Anamnese paska trauma
3. Muntah
4. Adanya kelainan lain seperti fraktur kranium yaitu mata rambun ,
tanda battle, hemotimpanum, keluar darah dari hidung/telinga)
5. Kejang
 Cedera Kepala Berat
1. GCS 3-18
2. Penurunan kesadaran secara progresif
3. Cedera kepala penetrasi /fraktur depresi kranium
4. Terdapat kelainan neurologis lokal
e. Petugas melakukan rawat luka dan debridemen luka jika terjadi luka
laserasi, memar , ataupun lecet.
f. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
 Melakukan pemeriksaan mata dan leher
 Melakukan pemeriksaan thorak
 Menilai batas-batas jantung serta irama jantung
 Memeriksa paru untuk mencari ronki dan whezing
 Melakukan pemeriksaan abdomen.
 Mencari adanya masa.
 Mencari apakah ada pembesaran hati dan limpa
 Menilai bising usus.
 Memeriksa extremitas.
 Mencari adanya nodule atau pembesaran limfonodi.
 Mencari adanya edema, lukaataupun perubahan kulit.
 Mencariadanyaperbedaandenyut / pulsasiarteridorsalispedís
g. Semua pasien dengan cedera kepala dicurigai mengalami patah tulang leher,
jadi petugas mempertahankan posisi kepala dan leher.
h. Dokter memberikan penatalaksanaan berupa:
 Cedera kepala ringan : observasi vital sign disertai dengan pemberian
terapi simptomatis seperti terapi parenteral injeksi anti nyeri ketorolak
30mg/iv/im, anti muntah injeksi ondancentron 4mg/iv/im, obat anti
perdarahan injeksi asam tranexamat 500mg/iv/im.
 Cedera kepala sedang : stabilisasi keadaan umum dan tanda vital
melalui pemasangan terapi oksigenisasi yaitu pemasangan kanula
oksigen 4-5 LPM pada pasien dewasa, 2-3 LPM pada pasien anak.
terapi cairan memalui pemasangan infus cairan ringer laktat sesuai
dengan menajemen cairan harian. Pemberian terapi simptomatis
seperti terapi parenteral injeksi anti nyeri ketorolak 30mg/iv/im, anti
muntah injeksi ondancentron 4mg/iv/im, obat anti perdarahan injeksi
asam tranexamat 500mg/iv/im.
 Cedera kepala sedang : observasi keadaan umum, tanda vital sign dan
stabilisasi pasien dengan standar perujukan yakni skor GCS 10.
pemasangan terapi oksigenisasi yaitu pemasangan kanula oksigen 4-5
LPM pada pasien dewasa, 2-3 LPM pada pasien anak. terapi cairan
memalui pemasangan infus cairan ringer laktat sesuai dengan
menajemen cairan harian. Pemberian terapi simptomatis seperti terapi
parenteral injeksi anti nyeri ketorolak 30mg/iv/im, anti muntah injeksi
ondancentron 4mg/iv/im, obat anti perdarahan injeksi asam
tranexamat 500mg/iv/im.
i. Pasien dengan cedera kepala ringan dapat dipulangkan setelah dilakukan
observasi selama 2 jam tanpa perlu pemeriksaaan CT scan
j. Petugas memberikan penjelasan mengenai tanda-tanda komplikasi cedera
kepala da meminta pasien untuk segera kembali ke pelayanan kesehatan jika
tanda/gejala komplikasi muncul.
k. Petugas merujuk pasien dengan kecurigaan cedera kepala sedang-berat.
l. Peugas memperhatikan reaksi menanyakan respon dalam proses rujukan
m. Petugas merapikan pasien

8. ARSIP TERKAIT 1. Rekam Medis.


2. Buku Register
3. Formulir Inform Concern
4. FormulirResepobatDalamdanLuar
5. FormulirRujukan (JKN danUmum).
6. Formulir Surat Keterangan Sakit.
7. Pengantar Laboratorium
8. Formulir Konseling.
9. UNIT TERKAIT 1. Unit Pendaftaran dan RekamMedis
2. Unit GawatDarurat
3. Unit RawatInap
4. Apotek
5. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai