Anda di halaman 1dari 11

3.

1 Proses Formulasi Strategi

Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah


ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam
rangka menyediakan customer value terbaik. Morton (1996 : 17-22) mengatakan bahwa ada
keterikatan yang saling menunjang antara Struktur Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi,
Peran Individu, Struktur Organisasi dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh Lingkungan
Sosio-Ekonomis External dan Lingkungan Teknologi External dalam metodologi pembentukan.
Terdapat tiga tahapan proses manajemen strategis oleh David (2011) diantaranya
Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah tahap awal yang dilakukan pada proses manajemen strategi, yang
meliputi

 pengembangan visi dan misi,

 identifikasi peluang eksternal organisasi dan ancaman,

 menganalisa kekuatan dan kelemahan internal,

 merumuskan tujuan jangka panjang,

 menghasilkan strategi alternatif, dan

 memilih strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

Lebih lanjut mengenai perencanaan strategi adalah:

a. Menganalisa Lingkungan External,

Hal yang dapat dilakukan seperti mengidentifikasi arah trend (Lingkungan Sosial Budaya, Sosial
Ekonomi, Teknologi, Politik) yang dapat/akan mempengaruhi di masa yang akan datang, lebih
lanjut seperti Analisis Pasar, Kompetitor, Komunitas, Supplier, Kebijakan Makro dan Mikro
Pemerintah.

b. Menganalisa Lingkungan Internal,

Hal yang dapat dianalisa seperti Kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, asset
penunjang aktifitas, situasi lingkungan kerja dan kapabilitas lainnya.

c. Memformulasikan Strategi

Melalui analisa peluang sekaligus ancaman dari lingkungan berdasarkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan sebagai proses perencanaan jangka panjang yang efektif dan efisien.
 Visi dan Misi , menentukan visi dan misi jangka pendek dan panjang perusahaan.

 Tujuan dan arah strategi perusahaan , dalam menyusun Tujuan tersebut harus diperhatikan
baik dari sisi waktu, kualitas, dan kuantitas.

2. Implementasi Strategi (Strategy Implemented)

Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, struktur organisasi yang
efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan anggaran ,
mengembangkan sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja
organisasi.

Strategi Korporasi

 Membangun citra merek (brand image) perusahaan akan menjadi peluang bisnis yang
dapat menjadi pendapatan (revenue) bagi perseroan.

 Pengembangan usaha melalui kerjasama dengan mitra strategis.

 Strategi memperluas jaringan pendanaan melalui penciptaan prospek usaha yang menarik
investor.

Strategi Bisnis

 Penerapan transaksi perusahaan dengan sistem administrasi yang akuntabel dan aman.

 Menghasilkan produktifitas yang optimal.

 Pengembangan teknologi tepat guna melalui terciptanya sistem yang efektif bagi
perusahaan.

 Memfasilitasi komunikasi bisnis yang transparan dapat memberikan nilai tambah dan
manfaat bagi setiap pelaku atau anggota.

Strategi Fungsional / Kegiatan Usaha

1. Kegiatan Operasional

 Pengembangan standarisasi proses produksi secara produktif, efisien dan efektif.

 Perencanaan produksi yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

 Melakukan pemantauan dan menciptakan stabilitas harga.

 Pengembangan teknologi pengolahan secara kualitas dan kuantitas yang


berkesinambungan dan dapat diserap konsumen dengan baik.
 Sistem distribusi yang tepat waktu dan efisien.

 Perencanaan produksi yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

 Kualitas dan kuantitas produk yang sesuai kebutuhan konsumen.

 Pengembangan komunitas yang loyal dan profesional sesuai dengan fungsi dan
peranannya.

 Menjalin kemitraan bersama masyarakat sekitar dalam pengaplikasian CSR (Corporate


Social Responsibility)..

2. Bidang Administrasi dan Keuangan

 Memfasilitasi seluruh pendanaan yang diperlukan pada kegiatan perusahaan.

 Menggambarkan seluruh aktifitas usaha dengan memberikan informasi Laporan Keuangan


terkini kepada seluruh Stakeholder.

 Menciptakan cadangan dana untuk pengembangan usaha.

 Sistem administrasi yang efisien dan efektif, murah dan dapat dipertanggung jawabkan.

 Menciptakan ketersediaan dana yang akan digunakan oleh perusahaan dengan memperluas
sumber pendanaan baik dari Bank dan atau investor.

 Sistem keuangan yang efisien, efektif, bersih dan transparan.

 Menjaga stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan.

 Sistem Administrasi yang tepat sasaran dan transparan.

 Menciptakan skema-skema keuangan yang tepat baik itu modal kerja ataupun investasi
yang diperlukan.

 Memberikan keuntungan yang optimal bagi setiap Stakeholder.

3. Bidang SDM dan Organisasi

 Ketersediaan sumber daya manusia yang professional dan berkualitas.

 Menciptakan struktur organisasi yang mampu mendukung seluruh fungsi kinerja


perusahaan dan tidak terbatas dalam pengembangan usahanya.

 Melatih, mengembangkan mitra-mitra profesional untuk mendukung setiap aktifitas


perusahaan.
 Mengembangkan kemampuan perusahaan melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki dengan melakukan Pendidikan/Pelatihan yang berkesinambungan.

 Menciptakan sistem promosi dan mutasi yang sesuai dengan keahlian dan orang yang tepat
pada bidangnya.

3. Evaluasi Strategi dan Pengawasan

Tahap pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan, apakah sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan strategi yang dipilih, menggunakan metode analisa perbandingan kondisi pencapaian
aktual yang dibandingkan dengan perencanaan awal.

Metode Laporan analisa bisa diterapkan dalam periode tahunan, bulanan atau mingguan, supaya
segala penyimpangan dapat dievaluasi dan diperbaiki kinerjanya dengan harapan, segala sesuatu
yang telah direncanakan dapat berjalan dengan semestinya.

3.2 Hubungan MSDM Dalam Formulasi Strategi


Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan,
penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. (French dalam Soekidjo,
1991) Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek
“manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring,
melatih, memberi penghargaan, dan penilaian.
Menurut A.F. Stoner, manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-
orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi
untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.
Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya,
MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi
dapat dicapai secara optimum.
Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang
mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan,
pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.Sesuai dengan fungsi MSDM yaitu
hal ihwal staffing dan personalia dalam organisasi, yang mencakup analisis tugas/jabatan,
rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan
pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang penempatan personalia yang
tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan
serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer maka scope
MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek
manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM melibatkan
banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi (kekuatan dan
kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini
adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal
perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.

3.3 Peran MSDM Dalam Formulasi Strategi


Proses Manajemen Strategi sangat memerlukan dukungan Manajemen SDM untuk dapat
mencapai keunggulan bersaing melalui asset perusahaan yang paling penting: SDM. Artikel ini
akan menguraikan Model Proses Manajemen Strategi dan bagaimana peran Manajemen SDM
dalam Proses Manajemen Strategi.
Model Proses Manajemen Strategi
Manajemen Strategi adalah proses dan pendekatan untuk mengatasi tantangan-tantangan
kompetitif yang dihadapi organisasi. Terdapat dua unsur Manajemen Strategi yaitu sebagai
berikut:
1. Perumusan Strategi : menentukan arah strategis perusahaan dan mendefinisikan misi dan
sasaran-sasaran perusahaan, berbagai peluang dan ancaman eksternal, serta berbagai kelemahan
dan kekuatan internal, kemudian menentukan berbagai alternatif strategi dan membandingkan
kemampuan dari alternatif-alternatif strategi tersebut untuk dapat mencapai misi dan sasaran-
sasaran perusahaan, sehingga dapat dipilih strategi yang paling tepat bagi perusahaan.
2. Pelaksanaan Strategi : organisasi mengikuti strategi yang dipilihnya, mengalokasikan berbagai
sumber daya, memastikan perusahaan memiliki para karyawan yang trampil untuk ditempatkan
serta mengembangkan sistem-sistem penghargaan yang menyelaraskan perilaku dan hasil-hasil
kinerja karyawan dengan sasaran-sasaran strategi perusahaan.

Model Proses Manajemen Strategi


Sumber : Human Resource Management, Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2008
Peran Manajemen SDM dalam Proses Manajemen Strategi
Keberhasilan Proses Manajemen Strategi bergantung pada sejauh apa Fungsi Manajemen SDM
dilibatkan. Terkait dengan proses perumusan strategi, keterlibatan peran Manajemen SDM
bervariasi tingkatannya sesuai dengan tingkat integrasi atau hubungan antara Fungsi Perencanaan
Strategi dan Fungsi Manajemen SDM. Terdapat empat tingkat integrasi atau hubungan antara
Fungsi Perencanaan Strategi dan Fungsi Manajemen SDM yaitu sebagai berikut:
1. Hubungan Administratif : tingkat integrasi yang rendah, perhatian Manajemen SDM fokus
pada aktivitas sehari-hari, terpisah dengan unsur proses manajemen strategi.
2. Hubungan Satu Arah : rencana strategi diinformasikan kebagian Manajemen SDM, sehingga
Manajemen SDM berperan untuk merancang sistem-sistem dan/atau program-program yang
mendukung penerapan rencana strategi.
3. Hubungan Dua Arah : masalah-masalah dan dampak-dampak terhadap SDM dipertimbangkan
dalam proses perumusan rencana stategi. Fungsi perencanaan strategi dan Manajemen SDM
saling bergantung pada hubungan dua arah dengan tiga langkah sebagai berikut:
• Perencanaan strategi diinformasikan kebagian Manajemen SDM.
• Manajemen SDM berfungsi menganalisa masalah dan dampak dari rencana strategi tersebut
terhadap SDM untuk kemudian menginformasikannya kebagian perencanaan strategi.
• Tim perencanaan strategi membuat keputusan strategi dan menginformasikan kebagian
Manajemen SDM untuk kemudia nmengembangkan sistem-sistem dan/atau program-program
yang mendukung penerapan rencana strategi.
4. Hubungan Integratif : bersifat dinamis dan berinteraksi terus-menerus dalam berbagai aspek.
Fungsi Manajemen SDM dibangun langsung kedalam proses perumusan rencana strategi dan
pelaksanaan strategi.
Tingkat integrasi atau hubungan antara Fungsi Perencanaan Strategi dan Fungsi
Manajemen SDM

Sumber : Human Resource Management, Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2008


Dari keempat tingkat integrasi atau hubungan antara Fungsi Perencanaan Strategi dan Fungsi
Manajemen SDM tentunya hubungan yang paling ideal dalam mendukung Proses Manajemen
Strategi perusahaan adalah Hubungan Integratif. Bagaimana Manajemen SDM dapat
memberikan keunggulan kompetitif dalam Proses Manajemen Strategi dijelaskan dalam dua
bagian berikut ini :
1. Peran Manajemen SDM dalam Proses Perumusan Strategi Terdapat lima unsur utama dari
Proses Manajemen Strategi yang berkaitan dengan perumusan strategi yaitu misi – sasaran –
analisis eksternal – analisis internal – pemilihan strategi. Analisis eksternal memerlukan
masukan terkait SDM, banyak peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal yang berkaitan
dengan SDM seperti kondisi pasar tenaga kerja, peraturan pemerintah mengenai tenaga kerja,
dan sebagainya. Begitu pun juga dengan analisis internal. Analisis kekuatan dan kelemahan
internal memerlukan masukan terkait SDM karena SDM merupakan asset penting perusahaan.
Dengan mempertimbangkan masukan terkait SDM, tim perencana strategi dapat
mempertimbangkan seluruh masalah bisnis yang berkaitan dengan SDM sebelum membuat
pilihan strategi sehingga dapat membuat pilihan strategi yang paling efektif.
Sumber : Human Resource Management, Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2008

2. Peran Manajemen SDM dalam Proses Pelaksanaan Strategi Setelah pilihan strategi diterapkan,
Manajemen SDM harus mengambil peran aktif dalam menerapkannya. Terdapat lima variabel
penting yang menentukan keberhasilan pelaksanaan strategi yaitu struktur organisasi,
perancangan tugas, seleksi, pelatihan dan pengembangan SDM, sistem penghargaan, serta sistem
informasi.
Variabel penting yang menentukan keberhasilan Pelaksanaan Strategi

Sumber : Human Resource Management, Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2008


Agar dapat menerapkan strategi dengan baik, harus dirancang struktur organisasi dan pembagian
tugas antar unit kerja untuk mengejar strategi perusahaan. Selanjutnya harus ditentukan tugas-
tugas setiap individu dalam perusahaan. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya, para
individu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu serta harus dimotivasi agar dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif. Hal
ini dapat dicapai dengan perekrutan, seleksi dan pengembangan SDM yang tepat. Selain itu,
fungsi Manajemen SDM harus mengembangkan manajemen kinerja dan sistem penghargaan
yang mengarahkan para individu untuk bekerja dengan baik mendukung pencapaian strategi
perusahaan.
Sumber : Human Resource Management, Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2008
Dengan melibatkan fungsi Manajemen SDM secara utuh pada perumusan dan pelaksanaan
strategi perusahaan,diharapkan perusahaan dapat mengidentifikasi berbagai masalah perusahaan
yang berkaitan dengan SDM sejak awal proses perumusan rencana strategi perusahaan sehingga
perusahaan dapat menentukan pilihan strategi yang tepat dan menentukan langkah-langkah untuk
mengatasinya sehingga pelaksanaan strategi dapat berjalan secara efektif.
Fungsi Manajemen SDM memiliki dampak yang besar dalam pelaksanaan strategi dengan
mengembangkan dan menyelaraskan praktik-praktik Manajemen SDM yang memastikan bahwa
perusahaan telah mengembangkan karyawan dengan berbagai keterampilan yang diperlukan
sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara efektif yang pada akhirnya dapat mendukung
pencapaian strategi perusahaan.

3.4 Integrasi Strategi SDM Dan Strategi Perusahaan Dan Fungsional


Strategi integrase dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Integrasi ke depan merupakan strategi untuk memeperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer.
2. Integrasi kebelakang merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok
3. Integrase horizontal merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing.
3.5 Berbagai kebutuhan MSDM Dalam Jenis- Jenis Strategi
Berbagai Kebutuhan MSDM dalam Jenis-Jenis Strategi

Perilaku Peran ialah perilaku yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam perannya
sebagai karyawan tetap pada lingkungan pekerjaan sosial.

Jenis-Jenis Strategi Menurut Michael Porter dari Harvard yaitu biaya dan diferensiasi.
Strategi “kepemimpinan biaya secara keseluruhan” berfokus untuk menjadi produsen dengan
biaya terendah dalam suatu industri. Strategi “diferensiasi” yaitu berbagai upaya untuk
menciptakan kesan bahwa produk/jasa perusahaan berbeda dari perusahaan lain dalam industri.

Strategi yang berbeda- beda mensyaratkan para karyawan untuk memiliki berbagai keteramilan
khusus dan memeperlihatkan berbagai “ perilaku peran” yang berbeda -beda. Perilaku peran
(role behaviours) merupakan perilaku perilaku yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam
perannya sebagai karyawan tetap pada lingkungan pekerjaan social. Perilaku peran tersebut
bervariasi pada sejumlah dimensi. Selain itu, perilaku peran berbeda beda membutuhkan strategi-
strategi yang berbeda.
Jenis-Jenis StrategiMenurut Michael Porter dari Harvard yaitu biaya dan diferensiasi.
Strategi “kepemimpinan biaya secara keseluruhan” berfokus untuk menjadi produsen dengan
biaya terendah dalam suatu industri. Strategi “diferensiasi” yaitu berbagai upaya untuk
menciptakan kesan bahwa produk/jasa perusahaan berbeda dari perusahaan lain dalam industri.

Anda mungkin juga menyukai