Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil,saat kehamilan
dan saat menyusui merupakan periode yang sangat penting menentukan
kualitas sumber daya manusia nantinya. Periode ini di kenal dengan
periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) manusia yang dihitung dari
270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi
yang dilahirkan (sampai anak berusia 2 tahun). Masa ini merupakan
periode sensitif karena akibat kekurangan asupan gizi yang ditimbulkan
terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
diperbaiki. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik
anak,tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya,yang pada
usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas
kerja yang tidak kompetitif sehingga prokduktivitas ekonomi menjadi
rendah.
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
pembentukan janin. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi
yang dibutuhkan untuk kesehatan selama kehamilan dan mengurangi
risiko lahirnya bayi cacat. Selain itu makanan yang baik juga akan
melindungi ibu hamil dari akibat buruk zat-zat yang mungkin ditemui
seperti obat-obatan toksin dan polutan. Asupan makanan selama hamil
berbeda dengan asupan sebelum masa kehamilan untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin,berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG).
Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat gizi (baik makro maupun
mikro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil baik pada trimester
I,trimester II, trimester III serta harus mencukupi jumlah yang dibutuhkan.
Ibu hamil harus memiliki gizi yang cukup,karena gizi yang didapat akan
digunakan untuk dirinya dan janinnya. Seorang ibu yang tiak memiliki
ataupun kekurangan giziselama awal kehamilan,maka bayi yang
dikandungnya akan menderita kekurangan gizi
(Demsa,Jumiyati,Antun,2012).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan
dimana status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya
konsumsi pangan pangan sumber energi yang mengandung zat gizi mako
yang berlangsung lama atau menahun (rahmaniar et al,2011).
Depkes (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis pada
kehamilan telah banyak diketahui memberikan dampak negatif pada ibu
hamil serta kepada janin yang dikandungnya.
Kebutuhan nutrisi selama kehamilan meningkat untuk nutrisi tertentu.
Untuk memenuhi tuntutan gizi yang tinggi selama kehamilan,seorang wanita
harus hati-hati dalam membuat pilihan makanan. Dalam trimester
pertama,wanita hamil tidak memerlukan energi tambahan,tetapi saat
kehamilan berlanjut,kebutuhan energinya meningkat. Wanita hamil
membutuhkan 340 kalori setiap hari selama trimester kedua dan tambahan
450 kalori seriap hari selama trimester ketiga (DeBruyne et al, 2008).
Kekurangan energi kronis merupakan suatu keadaan dimana status
gizi seseorang berada pada kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan dan sumber energi yang
mengandung zat mikro. Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari
biasanya dimana pertukaran dari hampir semua beban terjadi sangat aktif
terutama pada trimester III. Karena itu peningkatan jumlah konsumsi
makan perlu ditambah, terutama konsumsi pangan sumber energi untuk
memenuhi semua kebutuhan ibu dan janin, maka kurang mengkonsumsi
kalori akan menyebabkan malnutrisi atau biasanya disebut KEK.
Kontribusi dari terjadinya KEK ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko BBLR (Depkes RI,
2013)
Hasil Riskedas 2013 mendapatkan proporsi ibu hamil umur 15-49
tahun dengan LILA < 23,5 cm atau beresiko KEK di indonesia sebesar
24,2 persen. Proporsi terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa
Tenggara Timur (45,5%).
Di puskesmas padangsari tercatat tahun 2017 sebanyak.20 kasus
,tahun 2018 sebanyak 54 kasus dan pada tahun 2019 sepanjang bulan
januari sampai agustus tercatat 42 kasus ibu hamil dengan KEK.(Laporan
KEK Puskesmas Padangsari).
Dalam penelitian Hermawan (2006) menunjukkan bahwa tingkat
pendapatan mempunyai hubungan yang nyata positif dengan status gizi
ibu hamil. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendapatan maka status gizi
ibu hamil semakin baik. Kekurangan gizi bisa terjadi akibat ketidaktahuan.
Seseorang yang mudah mengakses pangannya bisa saja memilih makanan
yang kurang atau tidak bergizi karena ketidaktahuannya. Tingkat
pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan. Oleh karena itu,diperlukan pengetahuan ibu
yang baik mengenai gizidan kesehatan agar kebutuhan gizi selama hamil
bisa terpenuhi (Mawaddah dan Hediansyah,2008).
Dari uraian diatas penulis menyadari bahwa masalah Kekurangan
Energi Kronik pada ibu hamil masih luas dan membutuhkan pengelolaan
yang tepat,namun pada masalah ini penulis hanya berfokus pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan KEK. Dan dari latar belakang di atas
penulis tertarik untuk mengambil kasus ibu hamil dengan KEK untuk
mengetahui hubungan ibu hamil KEK dengan pendapatan keluarga.
Mengingat masih tinggi angka KEK pada ibu hamil di
masyarakat,penulis tertarik mengambil untuk memberikan “Asuhan
Keperawatan Kerangan Energi Kronik pada Ibu Hamil dengan Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Di Puseksmas Padangsari Semarang”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Asuhan Keperawatan Kerangan Energi Kronik
pada Ibu Hamil dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Puseksmas
Padangsari Semarang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah adalah untuk menggambarkan
asuhan keperawatan kekurangan energi kronik pada ibu hamil dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian pada asuhan keperawatan pada ibu
hamil yang mengalami kekurangan energi kronik dngan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Menggambarkan rumusan diagnosa keperawatan (pemenuhan
kebutuhan nutrisi) pada ibu hamil dengan kekurangan energi
kronik.
c. Menggambarkan perencanaan pengelolaan pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik.
d. Menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan
kekurangan energi kronik.
e. Menggambarkan evaluasi masalah keperawatan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan kekurangan energi
kronik.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoris
Penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat sebagai sumber data
dan informasi tentang kekurangan energi kronik pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Padangsari Kota Semarang.
2. Manfaat umum
a. Bagi Ibu Hamil
Sebagai sumber informasi bagi ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi
guna mencegah kejadian KEK selama kehamilan.
b. Bagi Profesi
Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperaatan pada ibu hamil yang mengalami KEK melalui
penyuluhan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi selama kehamilan
c. Bagi Institusi
Dapat dijadikan informasi untuk mahasiswa DIII keperawatan dan
digunakan untuk mengembangkan keilmuan serta sebagai bahasan
untuk memperluas hasil-hasil studi kasus yang telah ada
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai