Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HUKUM BISNIS

ANJAK PIUTANG ( FACTORING)

DISUSUN OLEH :

1. PUTRI SETYOWATI (19220054)


2. LINDA ASTUTI (19320001)
3. ARNIYAWATI ADINDA N.A (19320012)
4. LILIS MULYANINGRUM (19320021)
5. AMBARSARI DEWI PUTRI (19320049)

STIE SURAKARTA

Jl. Slamet Riyadi No. 435-437, Dusun 1, Makamhaji, Kartasura,


Sukoharjo
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan judul “Perusahaan Anjak Piutang Dan Perannya
Dalam Pertumbuhan Ekonomi” tepat pada waktunya.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Penulispun menerima dengan lapang
dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar penulis dapat
membenahi diri.
Walaupun demikian, penulis berharap dengan disusunya makalah ini dapat
membantu dalam proses belajar maupun mengajar serta dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.

Surakarta,

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul………………………………………………………………………….……..... 0
Katapengantar …………………………………………………………….…….………. i
Daftar isi …………………...…………………………………………………….….….. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………….……………………………………….…..........… 1
B. Rumusan Masalah …………………………...……………………………..……............ 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………...…………..….............. 2

BAB II. PEMBAHASAN MATERI


A. Pengertian Perusahaan Anjak Piutang (factoring) ………...............................…......…… 3
B. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang ….............................................…......................... 3-4
C. Proses Anjak Piutang Untuk Tagihan dan Promes ......................................................... 4-5
D. Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan ………………………................... 5-7
E. Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan ......…………….......................……..................... 7-8
F. Organisasi Perusahaan Factoring .................................................................................. 8-9
G. Keuntungan dan Manfaat Dalam Perdagangan Internasional ........….......................... 9-10
H. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek Perkembangannya ................ 11-12

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ………….........………………………………………………...…….... 13-15
B. Saran ………………………..........…………………………………………………...... 15
Daftar Pustaka ………..………………………………………………………...…… iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat berbagai kegiatan usaha, mulai
dari kegiatan pokok sampai dengan kegiatan tambahan. Yang menjadi masalah adalah
jika kegiatan pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan menyebabkan kehidupan
perusahaan terancam. Kegiatan pokok merupakan tulang punggung kegiatan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan.Terancamnya kegiatan pokok tersebut
akan mengakibatkan terancam pula keuntungan yang akan diperoleh dan pada
akhirnya akan membahayakan kehidupan perusahaan yang bersangkutan. Untuk
menghadapi hambatan tersebut pihak manajemen perlu melakukan berbagai tindakan
penyelamatan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh suatu perusahaan dapat berupa
kesulitan melakukan penjualan, kesulitan melakukan penagihan piutang, kondisi
administrasi kredit yang semrawut ataupun teknologi yang digunakan sudah
ketinggalan zaman. Kemudia hambatan atau ancaman tersebut dapat datang dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan,
hambatan utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit
yang tidak dapat tertagih alias macet. Banyaknya kredit yang macet akan
mengakibatkan terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan, apalagi
jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi dibayar oleh orang yang berutang.
Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa
perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggannya.
Salah satu cara adalah dengan mempermudah syarat pembayaran produk. Oleh karena
itu pembayaran yang ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka
meningkatkan volume penjualannya. Atas penjualan secara kredit tersebut maka
perusahaan memiliki tagihan (piutang) kepada pelanggan/customer. Piutang bagi
perusahaan akan memperlambat arus kas karena dana tunai/kas baru akan masuk
setelah piutang tersebut jatuh tempo. Padahal disisi lain perusahaan membutuhkan
uang tunai/kas untuk kegiatan operasionalnya. Jika perusahaan kekurangan kas maka
biasanya akan pinjam ke pihak lain misalnya bank.
Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera ditanggulangi secara
serius, bukan tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi.
Untuk melakukan penagihan piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga
yang harus dikorbankan.
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang
semrawut dapat diserahkan kepada perusahaan yang sanggup ntuk melakukannya.
Adalah perusahaan anjak piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak
dibidang penagihan piutang. Perusahaan anjak piutang dapat mengambil alih
pengelolaan piutang baik dengan cara dikelola atau dengan cara dibeli serta dapat pula
dilakukan pengelolaan administrasi piutang suatu perusahaan. Jadi bagi perusahaan
yang sedang mengalami kesulitan seperti itu dapat menyerahkan seluruh
persoalannya kepada perusahaan anjak piutang dengan imbalan fee dan biaya-biaya
lainnya yang disepakati bersama. Dengan kata lain perusahaan mempunyai alternatif
lain untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau mengalihkan faktur-
faktur piutang yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan anjak piutang?
2. Bagaimana peran perusahaan anjak piutang dalam pertumbuhan ekonomi di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan perusahaan anjak
piutang.
2. Apa peran perusahaan Anjak Piutang untuk negara khususnya dalam
pertumbuhan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Perusahaan Anjak Piutang (factoring)


Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya
melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang
piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negri”.
Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi
keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan
memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.
Pertama, anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan.
Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian
suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak
piutang melibatkan tiga pihak.
Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja atau
sebagai alternatif pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi
Penjual Piutang (client).
Anjak piutang secara tradisional berhubungan dengan industri tekstil, pakaian,
sepatu, furniture, dan peralatan rumah tangga.
 Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank, yaitu:
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit
perusahaan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset
(piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak
 Ada bermacam-macam bentuk piutang yang bisa diambil alih oleh
perusahaan Factoring, antara lain:
a. Perusahaan factoring membeli tunai surat perintah bayar dari suatu
perusahaan, baik yang sudah jatuh tempo maupun tagihan yang baru dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu
b. Perusahaan factoring membeli tunai surat perintah bayar dari suatu
perusahaan yang jatuh tempo pembayarannya masih memerlukan
beberapa waktu lagi
c. Perusahaan factoring membeli tagihan dari suatu perusahaan, dimana
pembayaran atas tagihan itu berdasarkan proses pengiriman barang yang
memerlukan waktu
d. Perusahaan factoring membeli tunai surat-surat berharga yang belum jatuh
tempo
e. Perusahaan factoring membeli tunai dokumen lain yang sifatnya tagihan
di masa yang akan datang, seperti tagihan dari biro-biro perjalanan dan
kartu kredit.

B. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang


Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih
pengurusan piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu,
tergantung kesepakatan kepada pihak kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha-
usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan
pegambilalihan dan pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung permintaan
pihak kreditor. Bagi perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang
sangat membantu mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap
macetnya tagihan perusahaan.
Kegiatan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan anjak piutang meliputi kegiatan antara lain:
1. Pengambil alihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga
yang sesuai dengan kesepakatan
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak
piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai
kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan anjak piutang antara lain dari berbagai biaya
yang dikenakan terhadap kliennya. Biaya-biaya yang dikenakan itu terdiri atas:
1. Jasa penagihan (service charge), yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan
anjak piutang kepada kliennya yang dikenal dengan istilah fee dan besarnya
dihitung berdasarkan presentase tertentu maupun tergantung dari kesepakatan
bersama.
2. Biaya administrasi (discount charge), yaitu biaya yang diterima oleh
perusahaan anjak piutang setelah melakukan pengelolaan perusahaan kreditur
oleh kien dan besarnya tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

C. Proses Anjak Piutang Untuk Tagihan dan Promes


1. Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
 Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer). Penyerahan
barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kembali kepada
supplier.
 Karena alasan cashflow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya kepada
perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).
 Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada
perusahaan anjak piutang.
 Kontrak persetujuan dan pengambilatihan tagihan antara klien dengan perusahaan
anjak piutang.
 Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
 Pada saatjatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada
pembeli (customer).
 Pelunasan utang oleh pembeli
2. Proses Anjak Piutang untuk Promes
 Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit.
 Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli mengeluarkan promes
kemudian diserahkan kepada supplier
 Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual kepada
perusahaan anjak piutang secara diskonto.
 Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.
 Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut
kepada bank untuk ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
 Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah
ditakukan penagihan.

D. Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan


Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan
anjak piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun pihak-pihak yang
terlibat dalam kegiatan transaksi anjak piutang antara lain sebagai berikut:
1. Kreditur atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang untuk
ditagih atau dikelola atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian
dan dan kesepakatan yang telah dibuat.
2. Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang akan mengambil alih atau
mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.
3. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalh (utang) kepada kreditur (klien)
Contoh kegiatan anjak piutang :
 Kreditor menyerahkan persoalan piutangnya kepada perusahaan anjak piutang aik
dengan cara memberitahukan kepada debitur atau tidak
 Perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat dengan kreditur
 Debitur membayar kepada perusahaan anjak piutang
 Perusahaan anjak piutang membayar sesuai tanggung jawabnya kepada kreditur
sesudah semua persoalan utang piutang disselesaikan
Kemudian fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam
penagihan atau pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditur (kliennya). Dilihat dari
berbagai sisi, sebagai berikut:
 Berdasarkan Pemberitahuan
 Disclosed
Fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam
penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur
 Undisclosed
Fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang tanpa
sepengetahuan si debitur, kecuali jika ada pelanggaran terhadap
kesepakatan yang telah dibuat dan atau oleh perusahaan anjak piutang
mengandung suatu resiko.
 Berdasarkan Tanggung Jawab
 Withrecourse.
Dalam hal ini apabila si debitur tidak mampu untuk melunasi segala
kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab si
pihak kreditur dan pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab
penagihannya.
 Without resource.
Dalam fasilitas ini apabila semua resiko yang tidak terbayar
dalam suatu penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak
piutang sepenuhnya dan bukan tanggung jawab kreditur.
 Berdasarkan Pelanggan
 Full service factoring
Merupakan perusahaan anjak piutang yang memberikan semua
jenis fasilitas jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun jasa
non-pembiayaan,termasuk fasilitas untuk menanggung resiko untuk kredit
yang macet
 Resource factoring
Jasa yang diberikan perusahaan anjak piutang meliputi hampir semua
jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak terbayar
tagihannya. Dalam hal ini resiko kredit tetap berada pada kreditor\
 Bulk factoring.
Jasa yang diberikan terhadap kreditur hanyalah fasilitas jasa
pembiayaan dan pemberitahuan jatuh tempo pada debitur.
 Maturity factoring.
Fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah perlindungan
kredit yang meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan dari debitur
dan perlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan
adalah tanpa pembiayaan.
 Invoice discounting.
Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk
pembiayaan anjak piutang.
 Undisclosed factoring.
Perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap
kemacetan pelunasan piutng sampai dengan ersentase tertentu dari jumlah
faktur yang telah disetujui
 Advanced payment.
Transaksi pengalihan piutang dimana pembaarannya dilakukan
pada saat jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur
 Berdasarkan Wilayah
 Domestic factoring.
Perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di wilayah
Indonesia
 International factoring.
Kegiatan anjak piutang yang kegiatannya dapat dilakukan antar
negara seperti pembiayaan fasilitas ekspor impor.

E. Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan


Dalam kegiatan sehari-harinya secara umum perusahaan anjak piutang
mempunyai dua macam jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa
yang dlakukan oleh perusahaan anjak piutang, sebagai berikut:
1. Jasa Pembiayaan (financing service)
Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayarn
dimuka (prefinancing) kepada kreditur yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua
belah pihak. Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan withresource atau
dengan without resource. Dalam hal ini besarnya pembiayaan yang dilakukan sekitar
60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-bukti
penjualan
2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)
Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi pemerian jasa
pengelolaan administrasi kredit. Biasanya kegiatan jasa ini meliputi: Analisis kelayaka
suatu kredit, Melakukan adminsitrasi kredit, Pengawasan terhadap kredit termasuk
pengendaliannya dan Perlindungan terhadap suatu resiko kredit
Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yan diberikan pihak anjak piutang juga akan
membebankan sejumlah biaya kepada kreditur. Dalam praktiknya paling tidak ada dua
jenis biaya yang dibebankan kepada kliennya akibat dari pembiayaan yang dilakukan
perusahaan anjak piutang, yaitu fee dan biaya administrasi erhadap pembiayaan tertentu.

F. Organisasi Perusahaan Factoring


Perusahaan factoring harus memiliki bagian-bagian berikut dalam organisasinya,
yakni:
1. Credit Departement
Tugas pokok bagian kredit adalah melakukan analisis kredit. Komposisi bagian
kredit ini perlu dispesialisasikan sesuai dengan diversifikasi kegiatan
perusahaan factoring yang bersangkutan
2. Invoice Recaiving Departement
Tugas pokok bagian penerimaan dokumen adalah melaksanakan administrasi
penyimpanan dan pengiriman faktur-faktur dan dokumen-dokumen sehingga
memungkinkan perhitungan diskonto serta rata-rata jatuh tempo tagihan secara tepat.
3. Adjustment Departement
Tugas pokok bagian penyesuaian transaksi adalah melakukan penyesuaian
pencatatan dalam hal terjadinya perubahan, baik jumlah dalam dokumen maupun
persyaratan atas tagihan yang telah dibeli oleh perusahaan factoring yang bersangkutan.
4. Collection Departement
Tugas pokok bagian penagihan adalah melakukan penagihan atas tagihan yang
belum dibayar pada saat jatuh tempo. Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau
dapat merupakan subbagian dari bagian kredit.
5. Client Account Departement
Tugas pokok bagian pemeriksa saldo klien adalah menentukan apakah
pembayaran uang muka (advance payment) yang diminta dan akan diberikan kepada klien
cukup memadai dikaitkan dengan saldo kredit kien yang bersangkutan. Dalam hubungan
ini factoring agreement menetapkan saldo kredit klien yang tidak lebih kecil dari
persentase tertentu atas volume penjualannya.

G. Keuntungan Anjak Piutang dan Manfaatnya Dalam Perdagangan


Internasional
1. Keuntungan Anjak Piutang
a. Bagi Perusahaan Anjak Piutang
 Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi
 Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur
 Membantu manajemen pihak kreditur dalam penyelenggaraan kredit
b.Bagi Kreditur (Klien)
 Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutang
 Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut
 Memperlancar kegiatan usaha
 Dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditur dapat
berkonsentrasi ke usaha lainnya
c. Bagi Debitur
 Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya, karena
ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan
berbagai cara.
2. Manfaat anjak piutang secara umum
 Menurunkan biaya produksi
 Memberikan fasilitas pembayaran di muka
 Meningkatkan daya saing perusahaan klien
 Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba
 Menghindari kerugian karena kredit macet
 Mempercepat proses ekonomi
 Cepat mendapat kas (instant cash)
 Kontrol piutang yang lebih baik
3. Manfaat Factoring Dalam Perdagangan Internasional
Banyak pihak yang membenarkan bahwa factoring tidak saja memainkan
peranan dalam perdagangan luar negri. World Trade Center pada awal tahun 1990
mengadakan seminar tentang international factoring, antara lain dibahas tentang
bagaimana menggunakan alternatif pembayaran ekspor selain dari L/C yang sudh
lama dikenal dan dengan factoring eksportir banyak mendapat kemudahan
dibandingkan L/C.
Adapun peran factoring dalam perdagangan internasional melibatkan
empat pihak, yakni: eskportir, importir, perusahaan factoring dibidang ekspor dan
dibidang impor. Misalnya, eksportir menjual barangnya ke Korea, prosesnya
adalah sebagai berikut:
1. Eskportir yang bersangkutan membuat
perjanjian factoring dengan perusahaan factoring yang ada
di Indonesia
2. Eskportir mengajukan permohonan batasn kredit
sehubungan denga ekspor tersebut
3. Perusahaan factoring di Indonesia memilih salah satu
perusahaan factoring dinegara tujuan
4. Perusahaan factoring di Korea meneliti kredibilitas
importir ang bersangkutan
5. Jika perusahaan factoring menyetujui transaksi ini,
perusahaan dapat langsung mengapalkan barangnya ke
Korea dan mengirimkan Invoice kepada importir disertai
pemberitahuan supaya importir membayar kepada
perusahaan factoring yang telah ditunjuk di Korea
6. Salinan faktur disampaikan kepada perusahaan factoring di
dalam negeri dan pihak factoring membayar sebesar faktur
dikurangi diskon
7. Perusahaan factoring dalam negeri mengirimkan salinan
bukti pembayaran kepada perusahaan factoring di Korea
8. Setelah perusahaan factoring menerima pembayaran dari
importir ia mengirimkan jumlah itu setelah dipotong bunga
yang biaya-biaya lainnya
H. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek
Perkembangannya
1. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi
Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya
berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan,
lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan
hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan sedangkan
administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari
lembaga keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam
rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:
 Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan
biaya penjualan.
 Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk
pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan
Crediet standing perusahaan.
 Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing
perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan
secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan
internasional.
 Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui
peningkatan perputaran modal kerja.
 Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena
resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
 Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan
meningkatkan pendapatan nasional.
2. Prospek Perkembangan Perusahaan Anjak piutang
Dengan berkembangnya cara penjulan dengan sistem kredit, diharapkan
perusahaan factoring akan mempunyai prospek yang baik pula untuk berkembang. Sejak
diresmikannya kehadiran lembaga factoring melalui paket deregulasi bulan Desember
1988 sampai Mei 1990 telah beroperasi tiga buah bisnis factoring. Sementara itu menurut
Departemen Keuangan sudah ada 20 lembaga keuangan nonbank yang telah mengajukan
permohonan izn pendirian perusahaan factoring. Tiga biah bisnis factoring yang sedang
berjalan merupakan bagian usaha perbankan, yaitu: Bank Internasional Indonesia, Bank
Central Asia, dan Bank Dagang Negara.
Meningkatnya volume perdagangan secara kredit yang berskala besar akan diikuti
oleh semakin rumitnya kegiatan penagihan. Dengan demikian, factoring akan mendapat
tempat dan memiliki prospek bisnis yang besar. Hadirnya factoring di Indonesia akan
memperkaya dan menambah sumber pembiayaan perusahaan disamping aspek positif
lainnya, yaitu: Dorongan ekonomis bagi perekonomian secara keseluruhan, Bantuan
kepada produsen dimasa ekonomi mengalami kelesuan, Bantuan kepada eksportir
memperoleh uang tunai dan Jasa-jas keuangan yang baru untuk mobilisasi dana
Memang tujuan dari deregulasi 20 Desember 1988 adalah untuk memperbanyak
jenis-jenis lembaga keuangan nonbank sehingga sumber pembiayaan tidak lagi tertumpu
pada lembaga bank saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya
melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang
piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negri”.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan
piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung
kesepakatan kepada pihak kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha-usaha yang
dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pegambilalihan dan
pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor. Bagi
perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat membantu
mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan
perusahaan.
Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang
saling berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan
perusahaan anjak piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang
pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber
pembiayaan dari lembaga keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan
lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai
berikut:

 Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.
 Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk
pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan
Crediet standing perusahaan .

 Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing


perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan
secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan
internasional.

 Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui


peningkatan perputaran modal kerja.

 Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko


kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.

 Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan


meningkatkan pendapatan nasional.
B. Saran
Kami selaku penulis, menerima segala saran maupun kritikan yang
sifatnya membangun guna melengkapi kekurangan dari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia (Seberapa Jauh Potret
Moneter Mewarnai Perekonomian Indonesia). PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
2. Darmawi, Drs. Herman. 2006. Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga
Financial. Bumi Aksara:Jakarta
3. E Kieso, Donald. Dkk. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas Jilid 1.
Erlangga:Jakarta
4. Kasmir, S.E, M.M . 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja
Grafindo Persada:Jakarta
5. Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 10.
Rajawali Pers:Jakarta
6. Rahman, M. Rusydi. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Dosen UIN
Alauddin Makassar
7. http://alfinasj.blogspot.com/2012/07/anjak-piutang.html
8. http://www.blogspot.com/ Melinda Riaslam Usnar/Anjak-Piutang
9. http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-
piutang-dalam-ekonomi-indonesia/
10. http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/101/anjak-piutang-factoring
11. http://www. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.co.id/Anjak_Piutang

Anda mungkin juga menyukai