Program Pencegahan Dan Pengendalian Bencana 2019
Program Pencegahan Dan Pengendalian Bencana 2019
PROGRAM
KESIAPAN PENANGGULANGAN BENCANA
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNyalah progam kerja Kesiapan Penanggulangan Bencana tahun
2019 ini dapat tersusun tepat pada waktunya. Program kerja ini disusun untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
Program ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan
kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi, tetapi juga dapat
mengganggu pelayanan secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. K3RS di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun yang melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik,
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi didalam
pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
Dengan telah tersusunnya program kerja ini, tak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta
memberikan dukungan materi maupun moril demi terlaksananya program kerja ini.
Disamping itu tentu masih banyak kekurangan dalam penyusunan program kerja ini
dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami bersedia menerima masukan guna
lebih menyempurnakan program kerja Kesiapan Penanggulangan Bencana dimasa
yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
3
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN
RUMAH SAKIT Tk.IV MADIUN
I. PENDAHULUAN
Bencana adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan dampak besar
bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami,tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan
es, gelombang panas, hurikan, badai tropis,taifun, tornado, kebakaran liar dan
wabah penyakit. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa
jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
Penanggulangan bencana atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk
mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan materil. Lebih sedikit
orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana dengan
menggerakan program pencegahan dan penanggulangan bencana.
Perbedaan tingkat bencana yang merusak dapat diatasi dengan
menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat
masing-masing bencana.
Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam keadaan emergensi)
sehari-hari adalah hak asasi manusia/hak setiap orang dan merupakan
kewajiban yang harus dimiliki semua orang. Salah satu permasalahan
kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah penanggulangan Medik
Penderita Gawat Darurat yang disebabkan oleh bencana alam maupun
bencana karena ulah manusia yang pada kenyataannya akan semakin sering
terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah rawan bencana.
Penaggulangan Medik Penderita Gawat Darurat bencana, pada dasarnya
adalah eskalasi dari pada Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dalam
keadaan rutin yang dilaksanakan dengan baik, merupakan modal dasar yang
merupakan syarat atau pra kondisi untuk dapat mengatasi korban bencana
dengan cara yang tepat, cepat dan cermat, dibutuhkan perencanaan yang
baik serta komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran manajemen rumah sakit
dalam hal pencegahan dan penanggulangan bencana rumah sakit dan pihak-
4
pihak yang berperan apabila terjadi bencana atau kedaruratan lain di rumah
sakit.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka
memenuhi tuntutan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu
dipersiapkan/dilengkapi berbagai sarana prasarana atau perangkat
pendukung pencegahan dan penanggulangan bencana, seperti kebijakan,
ketentuan, SOP, peralatan dan perlengkapan, rambu-rambu kewaspadaan
bencana dll.
Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan bencana di Rumah Sakit Tk.IV Madiun, maka perlu dibuat
program pencegahan dan pengendalian bencana.
5
III. TUJUAN
Tujuan Umum :
1. Terselenggaranya system kewaspadaan bencana dan mampu
mengantisipasi serta menanggulangi bencana di Rumah Sakit
Tk.IV Madiun.
2. Didapatkan kesamaan pola pikir/persepsi tentang Sistem
Penanggulangan Bencana
3. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanggulangan kasus-kasus
gawat darurat dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
4. Mendapatkan kesatuan gerak dan tindakan secara tepat dan cepat
dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah dan mengurangi bencana atau kedaruratan lain di rumah
sakit.
2. Memberikan pertolongan pada saat terjadi bencana atau kedaruratan
di rumah sakit.
3. Memberikan bantuan apabila terjadi bencana diluar rumah sakit dan
berimbas kedalam rumah sakit.
IV. SASARAN
1. TIM Kesehatan dan Keselamatan Kerja, khususnya koordinator bidang
penanggulangan bencana.
2. Tim penanggulangan bencana Rumkit Tk.IV Madiun.
3. Staf pendukung Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. Seluruh satuan kerja terkait di Rumkit Tk.IV Madiun.
6
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. IDENTIFIKASI BAHAYA DI RUMAH SAKIT
a. Bencana Internal
Bencana internal adalah bencana yang terjadi didalam rumah
sakit dan bencana eksternal yang berdampak di dalam rumah sakit.
Potensi jenis bencana (Hazard) yang mungkin terjadi di Rumah Sakit
Tk.IV Madiun adalah sebagai berikut:
1) Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam bangunan/gedung
bisa juga terjadi di luar gedung. Detail respon penanganan
kebakaran ada pada bab Penanganan Bencana Internal–
Kebakaran.
2) Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di Indonesia berada pada area lempengan
bumi di bawah laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan
menghasilkan gempa, dan kepulauan di Indonesia memiliki
banyak gunung berapi yang sangat memungkinkan terjadinya
gempa bumi. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Rumah Sakit Tk.IV Madiun dan sekitarnya yang akan
merupakan bencana external namun bila dampak gempa pada
areal bangunan di RS maka hal ini merupakan situasi bencana
yang terjadi di RS. Detail respon penanganannya ada pada bab
Penanganan Bencana Internal-Gempa Bumi
3) Kebocoran Gas
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung-tabung besar gas
maupun central gas rumah sakit yang dapat disebabkan karena
adanya kecelakaan maupun kerusakan dan sabotase. Dan
tabung-tabung gas maupun salurannya itu sendiri merupakan
sumber dari kebocoran. Detail respon penanganannya ada pada
bab Penanganan Bencana Internal-Kebocoran gas.
7
4) Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocoran gas maupun karena
ledakan bahan berbahaya yang ada di RS. Detail respon
penanganannya ada pada bab Penanganan Bencana Internal-
Ledakan.
5) Penyakit menular
Penyakit menular yang potensial terjadi di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun adalah diare, demam berdarah, serta new emerging
desease akibat pembauran peradaban global.
b. Bencana Eksternal
Rumah Sakit Tk.IV Madiun, sangat memungkinkan untuk
menerima korban bencana eksternal, maupun memberikan bantuan
terhadap korban bencana keluar rumah sakit di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun maupun diluar Rumah Sakit Tk.IV Madiun. Potensi bencana
eksternal yang berdampak kepada rumah sakit adalah: ledakan/bom,
kecelakaan transportasi, gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor
dan letusan gunung berapi.
8
7) Tidak seorangpun dari petugas dapat meninggalkan rumah sakit
pada situasi penanganan korban bencana tanpa ijin dari Komandan
Bencana.
8) Semua media/ informasi kepada pers hanya melalui Komandan
Rumah Sakit (Kepala Rumah Sakit) selanjutnya informasi diperoleh
dari Komandan Bencana. Ruang pertemuan dipersiapkan untuk jumpa
pers.
9) Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat habis pakai dan
kebutuhan lainnya menggunaan form yang ada. Gudang dan farmasi
dibuka sesuai keperluan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
10) Pasien non disaster yang berada di Triase IGD (Instalasi Gawat
darurat) tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
11) Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru akan
disampaikan pada keluarga/ yang berkepentingan.
2. STRUKTUR ORGANISASI
9
3. PERAN RUMAH SAKIT
Peran dan tugas masing-masing, sebagai berikut:
a. Komandan Satgas/ Wakil Komandan
1) Sebagai pengambil keputusan.
2) Bertugas:
a) Memilih dan menentukan tingkat siaga.
b) Memimpin dan mengkoordinir segenap unsur yang
bertugas menanggulangi bencana.
c) Memberikan keterangan resmi kepada instansi terkait,
pejabat maupun pers.
10
4) Melayani pelayanan informasi dan komunikasi dari masyarakat
umum, pejabat setempat, keluarga korban.
5) Mengelola semua informasi dan komunikasi selama terjadi
bencana dan mencatatnya dibuku komunikasi khusus bencana.
d. Tim Evakuasi/penyingkir
1) Evakuasi Pasien
Tugas dan tanggung jawab Satuan Evakuasi
a) Amankan dan evakuasikan semua personil/pasien ke
tempat dan dengan cara yang sudah ditentukan.
b) Siapkan masker, tandu dan sarana angkutan yang aman
dan pastikan tidak ada pasien/personil yang terjebak dalam api.
c) Kerahkan personil medis and paramedis untuk evakuasi
korban.
11
d) Semua personil korban/pasien segera di evakuasi ke
Posko/ Triase untuk diberikan perawatan lanjutan.
e) Kerahkan mobil ambulance untuk evakuasi, bila perlu
kerumah sakit lain.
f) Hubungi Darurat Kota Madiun 112.
g) Gunakan tambang, tali temali atau sliding rope untuk
Evakuasi Pasien apabila semua jalan darurat sudah tertutup
api/asap.
2) Evakuasi Dokumen
a) Evakuasikan dokumen, materil serta uang atau surat
berharga (sesuai peta dokumen lihat lampiran)
b) Pastikan semua Dokumen di setiap bagian dan
bangunan sudah dievakuasi semua ke Posko yang telah
ditentukan.
c) Amankan semua Dokumen di Posko yang tersedia.
e. Tim Triase
1) Melakukan Triase terhadap pasien yang datang.
2) Menentukan kategori bencana, sesuai tingkat siaga
berdasarkan jumlah korban yang datang serta menyiapkan tenaga
yang dibutuhkan sesuai panduan Penanggulangan Bencana:
3) Melakukan tindakan dan penanggulangan secara cepat dan
tepat terhadap korban sesuai kondisinya oleh Dokter dan Perawat.
4) Membuat catatan dan pelaporan yang mencakup informasi
korban:
a) Nama :
b) Alamat :
c) Keadaan : sesuai label (Merah, Kuning, Hijau, Hitam )
5) Adanya suatu keadaan siaga ditentukan oleh:
a) Dokter umum purna waktu pada waktu jam kerja.
b) Dokter jaga IGD atau Kepala Perawat Jaga Rumah Sakit
diluar jam kerja kemudian dilaporkan ke Komandan Satgas
(Waka Rumkit/Kasi Tuud).
c) Triage dipimpin oleh dokter jaga IGD bersama perawat
IGD.
12
d) Penanggulangan penderita dilakukan oleh dokter,
perawat, tenaga-tenaga dari unit/pelayanan lain yang terkait
sesuai dengan kasus sesuai aktifasi.
f. Ruang Bedah/ OK
Tugas dan wewenang:
13
Mengkoordinasikan semua keperluan dan kebutuhan pelayanan medis
selama terjadi bencana terutama penggunaan ruang OK, HCU dan
ruang perawatan.
h. Tim Perlengkapan
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan setiap keperluan yang dibutuhkan setiap tim yang
bertugas menangani bencana.
i. Tim Keamanan
Tugas dan tanggung jawab:
1) Amankan alokasi kejadian bencana dari orang tidak
bertanggung jawab.
2) Amankan rute lalu lintas ambulance, mobil pemadam
kebakaran, rute evakuasi, amankan dokumen, materi dan para korban.
3) Sebelum petugas lain datang, satuan ini sebagai
penanggulangan awal bersama petugas teknik segera mematikan gas,
listrik yang menuju lokasi dan memblokade lokasi.
4) Memandu rute evakuasi pasien, personel dan korban lain.
5) Mengamankan barang, cairan yang mudah meledak dari
sumber api.
6) Upayakan semua pintu keluar terbuka terus-menerus untuk
mempermudah evakuasi.
j. Tim Transportasi/Ambulance
1) Siapkan transportasi ambulance untuk merujuk korban/pasien
kerumah sakit rujukan/rumah sakit sekitar.
2) Pastikan kelengkapan ambulance siap pakai.
14
3) Ambulance siap stand by didepan pintu IGD untuk merujuk
kerumah sakit rujukan/rumah sakit lain.
k. Tim Logistik
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan keperluan logistik berupa obat-obatan koordinasi dengan
instalasi farmasi.
l. Tim Konsumsi
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan keperluan makanan dan minuman untuk korban bencana,
koordinasi dengan urusan Pelayanan Gizi.
m. Tim Dokumentasi
1) Mengambil foto-foto atau gambar lewat kamera ataupun handy
cam seputar lokasi kejadian sesuai dengan situasi dan kondisi
bencana terjadi.
2) Mengikuti semua kegiatan yang berkaitan dengan kejadian
bencana dari awal kejadian sampai akhir penanggulangan bencana.
3) Dokumentasi yang perlu diambil adalah:
a) Lokasi kejadian
b) Evakuasi pasien/korban
c) Evakuasi dokumen
d) Pemadam api/Dinas Pemadam Kebakaran
e) Tim Triage/IGD
f) Posko korban/pasien, dokumen
g) Situasi jalur lalu lintas evakuasi
15
4. STRATEGI KOMUNIKASI
Guna menjalakan fungsi dan tugas organisasi tim penanganan bencana
disusunlah strategi komunikasi sesuai bagan sebagai berikut :
INFORMASI KEADAAN
BENCANA
KOMANDAN BENCANA
AKTIFKAN POSKO
PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PROSES
PENANGGULANGAN YANG
SUDAH DILAKUKAN
16
5. PENGELOLAAN SUMBER DAYA SAAT KEJADIAN
1. POS KOMANDO
17
Tempat : Ruang Kepala Ruangan Triage-IGD
Fungsi :
1. Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun external
unit yang dipimpin oleh Komandan Bencana. Area ini merupakan area
khusus, dimana hanya petugas tertentu yang boleh masuk.
2. Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan
dan mengendalikan bencana.
3. Tempat penyimpanan disaster kit, radio komunikasi dan peta-peta yang
diperlukan untuk koordinasi maupun pengambilan keputusan
Lingkup kerja :
1. Pada bencana yang bersifat ekternal tetapi mengakibatkan gangguan
infrastruktur (gangguan ekonomi) maka lingkup kerjanya adalah
menyelesaikan masalah pelayanan medis dan upaya untuk dapat
mengatasi masalah ekonomi dan SDM, dengan melibatkan koordinasi
dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
2. Pada disaster yang bersifat internal disaster dimana bencana terjadi
didalam rumah sakit, maka lingkup kerjanya adalah sebatas
menyelesaikan masalah pelayanan medis dan penunjangannya.
3. Pemegang kendali komunikasi medic dan non medik.
18
3. POS INFORMASI
Tempat : Ruangan Pers
Fungsi : Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan
relawan, data perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis
pakai medis/non medis, perbaikan gedung, data donator. Informasi yang
disiapkan di pos ini didapatkan dari pos pengolahan data.
Lingkup Kerja :
1. Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan, data
perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai
medis/non medis, perbaikan gedung, data donator.
2. Mengexpose hanya data korban saja, baik korban sedang dirawat, korban
hilang, korban meninggal, hasil identifikasi jenazah, korban yang telah
dievakuasi ke luar RS.
Lingkup Kerja :
1. Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang
pelayanan medis.
2. Mengkoordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang
diterima.
3. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya.
19
5. POS PENANGANAN JENAZAH
Tempat : Ruang Jenazah
Fungsi :
1. Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau
body part serta proses pengeluarannya.
2. Tempat identifikasi jenazah.
3. Tempat penyimpanan barang bukti.
Lingkup kerja :
1. Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama
ketetapan data korban sehingga identifikasi lebih cepat.
2. Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga
penanganan pelayanan medis lebih tepat (korban bencana
mekanikal/biologis).
3. Koordinasi dengan jajaran terkait (tim DVI) terutama dalam identifikasi.
4. Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah baik
dalam/luar negeri.
5. Menjaga barang bukti.
6. Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi.
7. Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga (Upacara,
kremasi, pemusnahan jenazah yang beresiko penularan).
8. Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah untuk waktu lama.
9. Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus internal disaster
yang melibatkan korban dari pasien dan petugas.(untuk melihat gambaran
proses kejadian penyelamatan oleh petugas rumah sakit dalam upaya
mengurangi korban meninggal).
6. POS RELAWAN
Tempat : Ruangan Komite Medis
Fungsi :
1. Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan, baik orang awam,awam
khusus maupun tenaga professional.
2. Tempat informasi relawan.
Lingkup kerja :
1. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya.
2. Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan.
3. Menyiapkan ID caed relawan.
4. Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan rumah sakit.
20
Berikutnya terkait pemanfaatan ruangan/areal rumah sakit dalam sitem
penanganan bencana perlu diperhatikan :
AREA DEKONTAMINASI
Adalah area/tempat untuk membersihkan korban dari kontaminasi bahan-bahan
yang bersifat iritasi.Area ini berlokasi di lingkungan IGD dan diperuntukkan bagi korban
terkontaminasi bahan kimia dan atau biologis.Area dekontaminasi yang dimiliki rumah
sakit ditujukan untuk melaksanakan dekontaminasi sekunder, sehingga upaya
dekontaminasi primer diasumsikan telah dilaksanakan ditempat kejadian.
21
d. Mempersiapkan peralatan yang mungkin diperlukan dalam
rangka evaluasi dan penanganan lapangan.
22
c. Petugas Instalasi Farmasi mempersiapkan dan merencakanan
obat – obatan yang dibutuhkan dengan :
1) Mempersiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk
penanggulangan bencana sehingga siap digunakan.
2) Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan
sehingga siap digunakan.
3) Selalu berhubungan dengan Triage Offiser untuk
rnengetahui perkembangan yang baru dan lebih lanjut.
23
Gawat Darurat tidak diperkenankan untuk memberikan informasi kepada
siapapun dan menganjurkan peminta informasi untuk datang ke bagian
yang telah ditunjuk Ka Rumkit Tk.IV Madiun.
24
1. Program Jangka Pendek
a. Penerbitan Sprint Kepala Rumah Sakit mengenai pembentukan tim
penanggulangan bencana dengan susunan organisasi sebagai
berikut:
Ketua : Ka IGD
Wakil Ketua : Koordinator Bidang Kesiapsiagaan dan
Kewaspadaan Bencana.
Sekretaris : TU IGD
Anggota : SMF Peny. Bedah, SMF Peny. Dalam, SMF
Anaesthesi, Urdal
25
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan lanjutan baik untuk ketrampilan
petugas medis dan paramedis di IGD maupun petugas lain yang
termasuk tim penanggulangan bencana.
c. Ikut bergabung dan bekerjasama dengan tim penanggulangan
bencana daerah Kota Madiun yaitu Badan Koordinasi
Penanggulangan Bencana Kota Madiun dan Tim SAR.
d. Mengadakan koordinasi untuk latihan bersama penanggulangan
bencana.
26
VIII. JADWAL KEGIATAN
BENCANA
Membentuk
1 Tim Siaga Bencana X
Membuat
2 standar prosedur X
operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana
Melakukan
3 pelatihan siaga bencana X
dan evakuasi
Menyediakan
4 fasilitas : rambu – X X X X X X X X X X X X
rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk,
arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah
evakuasi
Melakukan
5 simulasi keadaan darurat X X X X
bencana
2) Darurat listrik X
3) Penculikan bayi X
4) Ancaman bom X
Melakukan
6 uji coba (simulasi) X X
kesiapan petugas yang bertanggung
jawab menangani keadaan darurat
yang dilakukan minimal 1 tahun
27
N Kegiatan Waktu Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 D
28
KESEHATAN DAERAH MILITER V/ BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN
29
Jl. Sodanco Supriadi No. 22 Malang
Telp. (0341) 325111, 325112 Fax. (0341) 325113 email : rst_soepraoen@yahoo.co.id
30