Anda di halaman 1dari 30

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN

RUMAH SAKIT Tk.IV MADIUN


_______________________________________

PROGRAM
KESIAPAN PENANGGULANGAN BENCANA
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNyalah progam kerja Kesiapan Penanggulangan Bencana tahun
2019 ini dapat tersusun tepat pada waktunya. Program kerja ini disusun untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
Program ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan
kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi, tetapi juga dapat
mengganggu pelayanan secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. K3RS di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun yang melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik,
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi didalam
pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
Dengan telah tersusunnya program kerja ini, tak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta
memberikan dukungan materi maupun moril demi terlaksananya program kerja ini.
Disamping itu tentu masih banyak kekurangan dalam penyusunan program kerja ini
dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami bersedia menerima masukan guna
lebih menyempurnakan program kerja Kesiapan Penanggulangan Bencana dimasa
yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i


Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
II. LATAR BELAKANG....................................................................................... 5
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS ................................................... 6
IV. SASARAN ..................................................................................................... 6
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .......................................... 7
1. Identifikasi Bahaya di rumah sakit ........................................................... 7
Bahaya Internal ....................................................................................... 7
Bahaya Eksternal ..................................................................................... 8
2. Struktur Organisasi .................................................................................. 9
3. Peran rumah sakit .................................................................................... 10
4. Strategi komunikasi .................................................................................. 17
5. Pengelolaan sumber daya saat kejadian ................................................ 18
VI. TATA CARA KERJA PENANGGULANGAN BENCANA .............................. 22
VII. PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA ............................................. 25
VIII. JADWAL KEGIATAN ...................................................................................... 29
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEALAPORAN ................... 29

3
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN
RUMAH SAKIT Tk.IV MADIUN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BENCANA


RUMAH SAKIT Tk.IV MADIUN
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Bencana adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan dampak besar
bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami,tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan
es, gelombang panas, hurikan, badai tropis,taifun, tornado, kebakaran liar dan
wabah penyakit. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa
jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
Penanggulangan bencana atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk
mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan materil. Lebih sedikit
orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana dengan
menggerakan program pencegahan dan penanggulangan bencana.
Perbedaan tingkat bencana yang merusak dapat diatasi dengan
menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat
masing-masing bencana.
Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam keadaan emergensi)
sehari-hari adalah hak asasi manusia/hak setiap orang dan merupakan
kewajiban yang harus dimiliki semua orang. Salah satu permasalahan
kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah penanggulangan Medik
Penderita Gawat Darurat yang disebabkan oleh bencana alam maupun
bencana karena ulah manusia yang pada kenyataannya akan semakin sering
terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah rawan bencana.
Penaggulangan Medik Penderita Gawat Darurat bencana, pada dasarnya
adalah eskalasi dari pada Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dalam
keadaan rutin yang dilaksanakan dengan baik, merupakan modal dasar yang
merupakan syarat atau pra kondisi untuk dapat mengatasi korban bencana
dengan cara yang tepat, cepat dan cermat, dibutuhkan perencanaan yang
baik serta komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran manajemen rumah sakit
dalam hal pencegahan dan penanggulangan bencana rumah sakit dan pihak-

4
pihak yang berperan apabila terjadi bencana atau kedaruratan lain di rumah
sakit.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka
memenuhi tuntutan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu
dipersiapkan/dilengkapi berbagai sarana prasarana atau perangkat
pendukung pencegahan dan penanggulangan bencana, seperti kebijakan,
ketentuan, SOP, peralatan dan perlengkapan, rambu-rambu kewaspadaan
bencana dll.
Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan bencana di Rumah Sakit Tk.IV Madiun, maka perlu dibuat
program pencegahan dan pengendalian bencana.

II. LATAR BELAKANG


Manajemen Kedaruratan (Emergency Management) atau kesiapan
penanggulangan bencana merupakan suatu cara untuk meminimalisir
kerugian baik secara material maupun materiil yang diakibatkan dari adanya
kejadian atau bencana. Kesiapan Penanggulangan Bencana di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting karena berhadapan dengan risiko
hilangnya nyawa atau terjadinya korban, risko kerusakan alat, dokumen atau
fasilitas yang ada lingkungan rumah sakit. Rumah Sakit harus mengupayakan
atau meminimalisir terjadinya kerugian tersebut, dan dapat menjamin
keselamatan dan keamanan setiap orang karena dengan terjaminnya
keselamatan dan keamanan setiap orang maka akan meningkatkan
kepercayaan pasien dan pengunjung kepada Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan upaya tersebut dapat dilaksanakan secara
terstruktur, untuk menghasilkan upaya yang dapat menanggulangi dan
mengurangi dampak dari bencana atau keadaan darurat maka dibuatlah
Program Kesiapan Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit Tk.IV Madiun.

5
III. TUJUAN
Tujuan Umum :
1. Terselenggaranya system kewaspadaan bencana dan mampu
mengantisipasi serta menanggulangi bencana di Rumah Sakit
Tk.IV Madiun.
2. Didapatkan kesamaan pola pikir/persepsi tentang Sistem
Penanggulangan Bencana
3. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanggulangan kasus-kasus
gawat darurat dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
4. Mendapatkan kesatuan gerak dan tindakan secara tepat dan cepat
dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana.

Tujuan Khusus :
1. Mencegah dan mengurangi bencana atau kedaruratan lain di rumah
sakit.
2. Memberikan pertolongan pada saat terjadi bencana atau kedaruratan
di rumah sakit.
3. Memberikan bantuan apabila terjadi bencana diluar rumah sakit dan
berimbas kedalam rumah sakit.

IV. SASARAN
1. TIM Kesehatan dan Keselamatan Kerja, khususnya koordinator bidang
penanggulangan bencana.
2. Tim penanggulangan bencana Rumkit Tk.IV Madiun.
3. Staf pendukung Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. Seluruh satuan kerja terkait di Rumkit Tk.IV Madiun.

6
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. IDENTIFIKASI BAHAYA DI RUMAH SAKIT
a. Bencana Internal
Bencana internal adalah bencana yang terjadi didalam rumah
sakit dan bencana eksternal yang berdampak di dalam rumah sakit.
Potensi jenis bencana (Hazard) yang mungkin terjadi di Rumah Sakit
Tk.IV Madiun adalah sebagai berikut:
1) Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam bangunan/gedung
bisa juga terjadi di luar gedung. Detail respon penanganan
kebakaran ada pada bab Penanganan Bencana Internal–
Kebakaran.

2) Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di Indonesia berada pada area lempengan
bumi di bawah laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan
menghasilkan gempa, dan kepulauan di Indonesia memiliki
banyak gunung berapi yang sangat memungkinkan terjadinya
gempa bumi. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Rumah Sakit Tk.IV Madiun dan sekitarnya yang akan
merupakan bencana external namun bila dampak gempa pada
areal bangunan di RS maka hal ini merupakan situasi bencana
yang terjadi di RS. Detail respon penanganannya ada pada bab
Penanganan Bencana Internal-Gempa Bumi

3) Kebocoran Gas
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung-tabung besar gas
maupun central gas rumah sakit yang dapat disebabkan karena
adanya kecelakaan maupun kerusakan dan sabotase. Dan
tabung-tabung gas maupun salurannya itu sendiri merupakan
sumber dari kebocoran. Detail respon penanganannya ada pada
bab Penanganan Bencana Internal-Kebocoran gas.

7
4) Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocoran gas maupun karena
ledakan bahan berbahaya yang ada di RS. Detail respon
penanganannya ada pada bab Penanganan Bencana Internal-
Ledakan.

5) Penyakit menular
Penyakit menular yang potensial terjadi di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun adalah diare, demam berdarah, serta new emerging
desease akibat pembauran peradaban global.

b. Bencana Eksternal
Rumah Sakit Tk.IV Madiun, sangat memungkinkan untuk
menerima korban bencana eksternal, maupun memberikan bantuan
terhadap korban bencana keluar rumah sakit di Rumah Sakit Tk.IV
Madiun maupun diluar Rumah Sakit Tk.IV Madiun. Potensi bencana
eksternal yang berdampak kepada rumah sakit adalah: ledakan/bom,
kecelakaan transportasi, gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor
dan letusan gunung berapi.

Apabila terjadi bencana eksternal, maka sistem penanggulangan


bencana di rumah sakit diaktifkan, antara lain:
1) Pusat Komando diaktifkan oleh Komandan Bencana.
2) Korban hidup dimasukkan melalui satu pintu di Instalasi Rawat
Darurat, sedangkan korban meninggal langsung ke kamar jenazah.
3) Semua korban di triase di ruangan Triase-IGD.
4) Petugas keamanan/piket bersama dengan kepolisian mengatur
alur lalu lintas di sekitar rumah sakit. Alur menuju IGD akan dijaga
ketat.
5) Pengunjung diarahkan ke pusat informasi kehumasan untuk
informasi korban.
6) Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-masing
penanggungjawab.

8
7) Tidak seorangpun dari petugas dapat meninggalkan rumah sakit
pada situasi penanganan korban bencana tanpa ijin dari Komandan
Bencana.
8) Semua media/ informasi kepada pers hanya melalui Komandan
Rumah Sakit (Kepala Rumah Sakit) selanjutnya informasi diperoleh
dari Komandan Bencana. Ruang pertemuan dipersiapkan untuk jumpa
pers.
9) Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat habis pakai dan
kebutuhan lainnya menggunaan form yang ada. Gudang dan farmasi
dibuka sesuai keperluan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
10) Pasien non disaster yang berada di Triase IGD (Instalasi Gawat
darurat) tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
11) Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru akan
disampaikan pada keluarga/ yang berkepentingan.

2. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam penanganan bencana yang terjadi rumah sakit siap melakukan


penanganan pasien termasuk kesiapan system untuk mendukung proses
penanganan tersebut. Sistem ini disusun berupa diberlakukannya Struktur
Organisasi saat aktivasi system penanganan bencana oleh rumah sakit. Persiapan
untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan fungsi beberapa
ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifkannya Posko Komando
sebagai sentral aktifitas selama proses penanganan bencana, dan proses
komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses penanganan korban di Rumah
Sakit Tk.IV Madiun.

9
3. PERAN RUMAH SAKIT
Peran dan tugas masing-masing, sebagai berikut:
a. Komandan Satgas/ Wakil Komandan
1) Sebagai pengambil keputusan.
2) Bertugas:
a) Memilih dan menentukan tingkat siaga.
b) Memimpin dan mengkoordinir segenap unsur yang
bertugas menanggulangi bencana.
c) Memberikan keterangan resmi kepada instansi terkait,
pejabat maupun pers.

b. Tim Informasi dan Komunikasi


Tugas dan tanggung jawab:
1) Bila terjadi bencana memberitahukan seluruh masyarakat
rumah sakit dengan kode warna khusus yang diketahui seluruh
karyawan rumah sakit.
2) Dengan cara menyebutkan 3 kali dengan disebutkan
ruangannya.
Keterangan kode warna:
Nomor Warna Keterangan
1 Biru Henti jantung pada
Dewasa/anak2
2 Putih Bencana di dalam/ di luar RS
3 Merah Kebakaran
4 Kuning Situasi Kritis Internal RS
5 Hitam Ancaman Bom
6 Merah Muda Penculikan bayi/Anak-anak
7 Orange Gempa Bumi
8 Perak Orang yang membahayakan
dengan senjata

3) Hubungi semua pejabat rumah sakit melalui telepon sesuai alur


penyampaian informasi bencana.

10
4) Melayani pelayanan informasi dan komunikasi dari masyarakat
umum, pejabat setempat, keluarga korban.
5) Mengelola semua informasi dan komunikasi selama terjadi
bencana dan mencatatnya dibuku komunikasi khusus bencana.

c. Tim Pemadam Api


Tugas dan tanggung jawab satuan pemadam kebakaran:
1) Apabila api masih dalam keadaan kecil, gunakan alat pemadam
api ringan (tabung pemadam kebakaran) yang tersedia/terdekat.
2) Pemberitahuan umum dengan cara:
a) Beritahu bagian informasi lokasi kejadian segera.
b) Pemutusan arus listrik yang menuju lokasi.
c) Tunjukan kepintu darurat yang aman.
d) Membatasi dan mencegah kebakaran lebih meluas.
e) Menggunakan tangki pemadam kebakaran untuk
melawan api, bila perlu pecahkan kaca untuk menuju sasaran.
f) Sediakan jalan untuk evakuasi.
3) Lapor ke Dinas Pemadam Kebakaran Kota Madiun, dengan
nomor telpon: (telp. (0351) 491991 )
4) Penyediaan air terdekat/PAM kota Madiun.
5) Mengerahkan personil dengan teratur dan rapih.
6) Yakinkan api sudah padam dan tidak membahayakan lagi.
7) Bila regu Pemadam Kebakaran kota Madiun sudah datang,
maka pimpinan Penanggulangan Kebakaran beralih ke regu Pemadam
Kebakaran kota Madiun, koordinasi dengan Ketua Tim Pemadaman.

d. Tim Evakuasi/penyingkir
1) Evakuasi Pasien
Tugas dan tanggung jawab Satuan Evakuasi
a) Amankan dan evakuasikan semua personil/pasien ke
tempat dan dengan cara yang sudah ditentukan.
b) Siapkan masker, tandu dan sarana angkutan yang aman
dan pastikan tidak ada pasien/personil yang terjebak dalam api.
c) Kerahkan personil medis and paramedis untuk evakuasi
korban.

11
d) Semua personil korban/pasien segera di evakuasi ke
Posko/ Triase untuk diberikan perawatan lanjutan.
e) Kerahkan mobil ambulance untuk evakuasi, bila perlu
kerumah sakit lain.
f) Hubungi Darurat Kota Madiun 112.
g) Gunakan tambang, tali temali atau sliding rope untuk
Evakuasi Pasien apabila semua jalan darurat sudah tertutup
api/asap.
2) Evakuasi Dokumen
a) Evakuasikan dokumen, materil serta uang atau surat
berharga (sesuai peta dokumen lihat lampiran)
b) Pastikan semua Dokumen di setiap bagian dan
bangunan sudah dievakuasi semua ke Posko yang telah
ditentukan.
c) Amankan semua Dokumen di Posko yang tersedia.

e. Tim Triase
1) Melakukan Triase terhadap pasien yang datang.
2) Menentukan kategori bencana, sesuai tingkat siaga
berdasarkan jumlah korban yang datang serta menyiapkan tenaga
yang dibutuhkan sesuai panduan Penanggulangan Bencana:
3) Melakukan tindakan dan penanggulangan secara cepat dan
tepat terhadap korban sesuai kondisinya oleh Dokter dan Perawat.
4) Membuat catatan dan pelaporan yang mencakup informasi
korban:
a) Nama :
b) Alamat :
c) Keadaan : sesuai label (Merah, Kuning, Hijau, Hitam )
5) Adanya suatu keadaan siaga ditentukan oleh:
a) Dokter umum purna waktu pada waktu jam kerja.
b) Dokter jaga IGD atau Kepala Perawat Jaga Rumah Sakit
diluar jam kerja kemudian dilaporkan ke Komandan Satgas
(Waka Rumkit/Kasi Tuud).
c) Triage dipimpin oleh dokter jaga IGD bersama perawat
IGD.

12
d) Penanggulangan penderita dilakukan oleh dokter,
perawat, tenaga-tenaga dari unit/pelayanan lain yang terkait
sesuai dengan kasus sesuai aktifasi.

6) Korban-korban dibagi menjadi beberapa golongan menurut


perlukaan yang diderita yaitu:
a) Pada label ditulis: nama pasien, umur, jenis kelamin,
alamat pasien.
b) Bila penderita tak dikenal : ditulis Mr/ Ms X.
c) Tempat di IGD dengan arus penderita yaitu;
d) Pasien dibawa masuk melalui pintu depan dan pulang,
rawat kekamar lain, meninggal melalui pintu belakang.
e) Golongan I : Penderita tidak luka atau gangguan jiwa
sehingga tidak memerlukan tindakan cepat. Diberi Label Hijau.
f) Golongan II : Dibagi dalam golongan Operatif dan Non
Operatif seperti Trauma Kepala/Commutio Cerebri, Combutio,
Perdarahan dalam rongga perut dan lain-lain. Diberi Label
Kuning.
g) Golongan III : Yaitu penderita dengan keadaan yang
berat atau keadaan shock memerlukan tindakan cepat, life
saving sehingga terhindar dari kecacatan dan kematian. Diberi
Label Merah.
h) Golongan IV : Penderita yang meninggal. Diberi Label
Hitam.
7) Korban yang dapat pulang setelah ditangani di izinkan pulang.
Korban yang perlu perawatan dipindahkan ke ruang keperawatan.
Korban yang perlu perawatan lebih lanjut, dimana ruang perawatan
tidak memungkinkan untuk merawat, maka korban di rujuk ke Rumah
Sakit sekitar.

f. Ruang Bedah/ OK
Tugas dan wewenang:

13
Mengkoordinasikan semua keperluan dan kebutuhan pelayanan medis
selama terjadi bencana terutama penggunaan ruang OK, HCU dan
ruang perawatan.

g. Tim Penunjang Medis


Tugas dan wewenang:
Mengkoordinasikan semua keperluan dan kebutuhan pelayanan
penunjang medis selama terjadi bencana terutama penggunaan
pelayanan: farmasi, laboratorium, radiology.

h. Tim Perlengkapan
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan setiap keperluan yang dibutuhkan setiap tim yang
bertugas menangani bencana.

i. Tim Keamanan
Tugas dan tanggung jawab:
1) Amankan alokasi kejadian bencana dari orang tidak
bertanggung jawab.
2) Amankan rute lalu lintas ambulance, mobil pemadam
kebakaran, rute evakuasi, amankan dokumen, materi dan para korban.
3) Sebelum petugas lain datang, satuan ini sebagai
penanggulangan awal bersama petugas teknik segera mematikan gas,
listrik yang menuju lokasi dan memblokade lokasi.
4) Memandu rute evakuasi pasien, personel dan korban lain.
5) Mengamankan barang, cairan yang mudah meledak dari
sumber api.
6) Upayakan semua pintu keluar terbuka terus-menerus untuk
mempermudah evakuasi.

j. Tim Transportasi/Ambulance
1) Siapkan transportasi ambulance untuk merujuk korban/pasien
kerumah sakit rujukan/rumah sakit sekitar.
2) Pastikan kelengkapan ambulance siap pakai.

14
3) Ambulance siap stand by didepan pintu IGD untuk merujuk
kerumah sakit rujukan/rumah sakit lain.

k. Tim Logistik
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan keperluan logistik berupa obat-obatan koordinasi dengan
instalasi farmasi.

l. Tim Konsumsi
Tugas dan wewenang:
Menyiapkan keperluan makanan dan minuman untuk korban bencana,
koordinasi dengan urusan Pelayanan Gizi.

m. Tim Dokumentasi
1) Mengambil foto-foto atau gambar lewat kamera ataupun handy
cam seputar lokasi kejadian sesuai dengan situasi dan kondisi
bencana terjadi.
2) Mengikuti semua kegiatan yang berkaitan dengan kejadian
bencana dari awal kejadian sampai akhir penanggulangan bencana.
3) Dokumentasi yang perlu diambil adalah:
a) Lokasi kejadian
b) Evakuasi pasien/korban
c) Evakuasi dokumen
d) Pemadam api/Dinas Pemadam Kebakaran
e) Tim Triage/IGD
f) Posko korban/pasien, dokumen
g) Situasi jalur lalu lintas evakuasi

15
4. STRATEGI KOMUNIKASI
Guna menjalakan fungsi dan tugas organisasi tim penanganan bencana
disusunlah strategi komunikasi sesuai bagan sebagai berikut :

INFORMASI KEADAAN
BENCANA

KOMANDAN BENCANA

TIM PENANGULANGAN BENCANA MELAKUKAN PENILAIAN TEMPAT


KEJADIAN

AKTIFKAN SITEM TIDAK PERLU DIAKTIFKAN


PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN BENCANA
BENCANA

AKTIFKAN POSKO
PENANGGULANGAN BENCANA

EVALUASI PROSES
PENANGGULANGAN YANG
SUDAH DILAKUKAN

16
5. PENGELOLAAN SUMBER DAYA SAAT KEJADIAN

Dalam penanganan bencana yang terjadi rumah sakit siap melakukan


penanganan pasien termasuk kesiapan sitem untuk mendukung proses penanganan
tersebut. Sistem ini disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktifasi
sistem penanganan bencana oleh rumah sakit terkait pengelolaan sumber daya saat
kejadian.
Pengadaan pos penanganan bencana diperlukan untuk mengelola maupun
menampung beberapa sumber daya dan kegiatan dalam mendukung penanganan
korban bencana sehingga penanganan dan pengelolaannya dapat lebih
terkoordinasi dan terarah.
Persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa baik berupa tenda maupun
pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana,
diaktifkannya Posko Komando sebagai sentral proses penanganan korban di Rumah
Sakit Tk.IV Madiun.
Adapun pemanfaatan sumber daya dalam pos-pos penanganan bencana
adalah sebagai berikut :
Tabel VII.1 Pengalihan Ruangan Sebagai Posko
POS LOKASI

POS KOMANDO Sudah disiapkan dengan memanfaatkan


ruang kepala perawat triage IGD
POS PENGOLAHAN DATA Ruang Rekam Medis

POS INFORMASI Ruang Pers

POS LOGISTIK DAN DONASI Ruangan Aula Kencana

POS PENANGANAN JENAZAH Ruang Jenazah

POS RELAWAN Ruang Komite Medik

1. POS KOMANDO

17
Tempat : Ruang Kepala Ruangan Triage-IGD
Fungsi :
1. Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun external
unit yang dipimpin oleh Komandan Bencana. Area ini merupakan area
khusus, dimana hanya petugas tertentu yang boleh masuk.
2. Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan
dan mengendalikan bencana.
3. Tempat penyimpanan disaster kit, radio komunikasi dan peta-peta yang
diperlukan untuk koordinasi maupun pengambilan keputusan

Lingkup kerja :
1. Pada bencana yang bersifat ekternal tetapi mengakibatkan gangguan
infrastruktur (gangguan ekonomi) maka lingkup kerjanya adalah
menyelesaikan masalah pelayanan medis dan upaya untuk dapat
mengatasi masalah ekonomi dan SDM, dengan melibatkan koordinasi
dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
2. Pada disaster yang bersifat internal disaster dimana bencana terjadi
didalam rumah sakit, maka lingkup kerjanya adalah sebatas
menyelesaikan masalah pelayanan medis dan penunjangannya.
3. Pemegang kendali komunikasi medic dan non medik.

2. POS PENGOLAHAN DATA


Tempat : Ruang Rekam Medis
Fungsi :Tempat penerimaan dan pengolahan data yang terkait dengan
penanganan bencana.
Lingkup kerja :
1. Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana.
2. Melakukan koordinasi dengan pos-pos penanganan bencana lainnya dan
unit pelayanan terkait baik internal maupun eksternal.
3. Mengolah data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang
keputusan komandan bencana.
4. Melakukan pengarsipan seluruh data dan informasi dalam bentuk file
sehingga sewaktu-waktu bisa dibuka bila diperlukan.
5. Mengirimkan data ke pusat informasi dan ke Komandan Rumah Sakit
sebagai bahan press conference dan informasi ke pihak external.

18
3. POS INFORMASI
Tempat : Ruangan Pers
Fungsi : Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan
relawan, data perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis
pakai medis/non medis, perbaikan gedung, data donator. Informasi yang
disiapkan di pos ini didapatkan dari pos pengolahan data.
Lingkup Kerja :
1. Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan, data
perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai
medis/non medis, perbaikan gedung, data donator.
2. Mengexpose hanya data korban saja, baik korban sedang dirawat, korban
hilang, korban meninggal, hasil identifikasi jenazah, korban yang telah
dievakuasi ke luar RS.

4. POS LOGISTIK dan DONASI

Tempat : Ruangan Aula Kencana


Fungsi :
1. Menerima dan mendristibusikan semua bantuan logistik dan uang dari
pihak luar dalam menunjang operasional penanganan bencana.
2. Tempat penyimpanan sementara barang sumbangan, selanjutnya
didistribusikan ke bagian yang bertanggung jawab.

Lingkup Kerja :
1. Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang
pelayanan medis.
2. Mengkoordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang
diterima.
3. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya.

19
5. POS PENANGANAN JENAZAH
Tempat : Ruang Jenazah
Fungsi :
1. Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau
body part serta proses pengeluarannya.
2. Tempat identifikasi jenazah.
3. Tempat penyimpanan barang bukti.

Lingkup kerja :
1. Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama
ketetapan data korban sehingga identifikasi lebih cepat.
2. Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga
penanganan pelayanan medis lebih tepat (korban bencana
mekanikal/biologis).
3. Koordinasi dengan jajaran terkait (tim DVI) terutama dalam identifikasi.
4. Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah baik
dalam/luar negeri.
5. Menjaga barang bukti.
6. Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi.
7. Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga (Upacara,
kremasi, pemusnahan jenazah yang beresiko penularan).
8. Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah untuk waktu lama.
9. Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus internal disaster
yang melibatkan korban dari pasien dan petugas.(untuk melihat gambaran
proses kejadian penyelamatan oleh petugas rumah sakit dalam upaya
mengurangi korban meninggal).

6. POS RELAWAN
Tempat : Ruangan Komite Medis
Fungsi :
1. Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan, baik orang awam,awam
khusus maupun tenaga professional.
2. Tempat informasi relawan.

Lingkup kerja :
1. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya.
2. Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan.
3. Menyiapkan ID caed relawan.
4. Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan rumah sakit.

20
Berikutnya terkait pemanfaatan ruangan/areal rumah sakit dalam sitem
penanganan bencana perlu diperhatikan :

AREA DEKONTAMINASI
Adalah area/tempat untuk membersihkan korban dari kontaminasi bahan-bahan
yang bersifat iritasi.Area ini berlokasi di lingkungan IGD dan diperuntukkan bagi korban
terkontaminasi bahan kimia dan atau biologis.Area dekontaminasi yang dimiliki rumah
sakit ditujukan untuk melaksanakan dekontaminasi sekunder, sehingga upaya
dekontaminasi primer diasumsikan telah dilaksanakan ditempat kejadian.

VI. TATA CARA KERJA PENANGGULANGAN BENCANA


Untuk menjalin kerja sama yang baik sehingga berdaya guna dan
berhasil guna maka diaturlah tata kerja (Disaster Plan) sebagai berikut :

1. Tempat Masuknya Informasi


Tempat informasi pertama tentang terjadinya bencana sudah
disiapkan sarana komunikasi berupa pesawat telepon langsung masuk
IGD dari luar dengan nomor (0351) 454787. Penerima berita pertama
adalah perawat jaga IGD yang bertugas, dan harus mengambil langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menginformasikan dan mencatat laporan tersebut sejelas
mungkin mengenai:
1) Kapan.
2) Dimana.
3) Perkiraan jumlah korban.
4) Macam bencana (gempa bumi, gunung berapi, tanah
longsor, banjir, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dll).
5) Situasi terkini.
6) Mencatat identitas pelapor.
b. Melaporkan langsung ke Kepala Jaga/Dokter Jaga IGD dan
menantikan instruksi lebih lanjut.
c. Menghubungi semua anggota Tim Penanggulangan Bencana
Rumkit Tk.IV Madiun.

21
d. Mempersiapkan peralatan yang mungkin diperlukan dalam
rangka evaluasi dan penanganan lapangan.

2. Mobilisasi Tenaga dan Sarana


Pemanfaatan secara maksimal semua tenaga, sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi Gawat Darurat Rumkit Tk.IV Madiun
untuk penaggulangan bencana supaya mendapatkan hasil yang
optimal.
a. Dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dan paling senior
harus bertindak sebagai ”Triage Offiser” dengan tugas-tugas
sebagai berikut :
1) Melaporkan secara vertikal kepada Ka Sub Instal Gawat
Darurat dan juga Kepala Rumah Sakit tentang terjadinya
bencana.
2) Mengkoordinasikan semua tenaga yang sedang bertugas di
IGD untuk penanggulangan bencana.
3) Memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada di
IGD secara optimal.
4) Memobilisasi semua tenaga yang ada di IGD, jika dirasakan
tenaga yang sedang bertugas kurang memadai.
5) Meminta dan merencanakan semua sarana dan prasarana
yang diperlukan dalam penanggulangan bencana.
6) Semua tugas harus segera dikerjakan sampai ada
pengambil alihan tugas oleh yang lebih berwenang. (Tim
Penanggulangan Bencana Rumah Sakit).

b. Petugas paramedis berkewajiban membantu pelaksanaan


penanganan pasien bencana, dengan mempersiapkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan seperti :
1) Mempersiapkan peralatan medis bencana yang telah
tersedia sehingga dapat dipergunakan sewaktu-waktu
dengan cepat.
2) Mempersiapkan tempat dan ruangan untuk pasien bencana.

22
c. Petugas Instalasi Farmasi mempersiapkan dan merencakanan
obat – obatan yang dibutuhkan dengan :
1) Mempersiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk
penanggulangan bencana sehingga siap digunakan.
2) Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan
sehingga siap digunakan.
3) Selalu berhubungan dengan Triage Offiser untuk
rnengetahui perkembangan yang baru dan lebih lanjut.

d. Petugas lain yang ada di IGD


1) Berkewajiban membantu pelaksanaan penanggulangan
bencana sesuai dengah bidang masing-masing seperti :
2) Urdal, petugas urusan rumah tangga membantu
mempersiapkan peralatan nonmedis yang diperlukan.
3) Petugas gizi mempersiapkan konsumsi petugas dan pasien.
4) Petugas Rekam Medik mempersiapkan dan melakukan
pencatatan, pendataan pasien.

3. Sistem Koordinasi dan Penanggulangan Intra Rumah Sakit


Dalam tugas penanggulangan bencana, IGD mengadakan koordinasi
dengan Tim Penanggulangan Bencana. Tim ini dibentuk dengan Sprint
Ka Rumkit. Sedang anggotanya terdiri atas unit terkait yaitu Bedah,
Penyakit dalam, Anaesthesin dan melibatkan Urdal.
Dalam hal bencana besar yang melibatkan banyak korban maka lewat
Kepala Rumah Sakit diadakan Koordinasi dengan Rumah Sakit lain
dengan sistem rujukan antar Rumah Sakit.

4. Sistem Informasi keluar Rumah Sakit


Informasi adalah keterangan yang diberikan seseorang berdasarkan
pengetahuan dan data-data yang ada. Informasi harus diberikan dengan
suatu sistem yang baku yaitu satu pintu, sehingga penyampaian informasi
dilakukan hanya untuk orang yang berkepentingan dan menghindari
kebocoran kepada orang yang tak berwenang.
Untuk menghindari hal-hal yang tidk diinginkan dan informasi jatuh ke
tangan orang yang berkepentingan, maka seluruh jajaran petugas di Unit

23
Gawat Darurat tidak diperkenankan untuk memberikan informasi kepada
siapapun dan menganjurkan peminta informasi untuk datang ke bagian
yang telah ditunjuk Ka Rumkit Tk.IV Madiun.

5. Cadangan Logistik Medik


Dalam hal persediaan rumah sakit yang tidak mencukupi, maka atas
wewenang yang diberikan Ka Rumkit Tk.IV Madiun menunjuk Apotik
tertentu, untuk mencari sumber cadangan untuk mencukupi kebutuhan
tersebut.

6. Alternatif cara pelayanan


Bila terjadi gangguan/kerusakan bangunan Rumah Sakit setempat
akibat bencana baik bencana alam maupun bencana ulah manusia
(kebakaran gedung rumah sakit dsb), maka dibawah koordinator Ka
Rumkit Tk.IV Madiun, akan ditentukan alternatif cara pelayanan dengan
koordinasi dinas terkait untuk mencari penampungan sementara.
Program ini akan diikuti dengan petunjuk tehnis berupa prosedur tetap
penanggulangan bencana, dan program-program lain yang ada kaitannya
dengan penanggulangan bencana berupa program jangka pendek dan
jangka panjang.

VII. PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA


Program penanggulangan bencana harus direncanakan, dan
dilaksanakan terus menerus, sehingga yang terlibat dalam tim mampu
dimobilisasi, berikut sarana dan prasarana yang ada. Mobilisasi harus dalam
waktu singkat, dan terkoordinir dengan baik hingga dapat dicapai efektifitas
yang tinggi. Bencana dapat terjadi di dalam rumah sakit maupun di luar
rumah sakit. Untuk itu tim dan program meliputi Hospital Disaster Plan, untuk
bencana di dalam rumah sakit dan Community Disaster Plan, untuk bencana
di luar rumah sakit.
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Tk.IV Madiun membuat program
sebagai berikut :
1. Program jangka pendek.
2. Program jangka menengah.
3. Program jangka panjang.

24
1. Program Jangka Pendek
a. Penerbitan Sprint Kepala Rumah Sakit mengenai pembentukan tim
penanggulangan bencana dengan susunan organisasi sebagai
berikut:
Ketua : Ka IGD
Wakil Ketua : Koordinator Bidang Kesiapsiagaan dan
Kewaspadaan Bencana.
Sekretaris : TU IGD
Anggota : SMF Peny. Bedah, SMF Peny. Dalam, SMF
Anaesthesi, Urdal

b. Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)


Penanggulangan bencana baik yang terjadi di dalam maupun
diluar rumah sakit, tidak terlepas dari kesiapan personel IGD dalam
menangani korban di IGD secara profesional. Untuk itu dalam
jangka pendek IGD akan mengadakan berbagai pelatihan yang
menyangkut pertolongan hidup dasar (live saving). Pelatihan akan
dilaksanakan berkesinambungan sehingga dicapai hasil yang
otpimal. Peserta pelatihan adalah tenaga medis dan paramedis
IGD Rumah Sakit Tk.IV Madiun juga memberi kesempatan kepada
anggota paramedis yang ingin mengikuti. Pelatihan dilaksanakan 1
Tahun satu kali.
Pelatihan diambil dari SMF yang terkait yang ada di Rumah
Sakit Tk.IV Madiun Pelatihan penanggulangan bencana kebakaran
ini dilakukan dalam satu kali setahun.

2. Program Jangka Menengah


a. Mengadakan koordinasi untuk mengadakan program
penanggulangan bencana yang terpadu dengan instansi kesehatan
terkait misalnya PMI, Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit lain baik swasta maupun negeri di lingkungan
Malang.

25
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan lanjutan baik untuk ketrampilan
petugas medis dan paramedis di IGD maupun petugas lain yang
termasuk tim penanggulangan bencana.
c. Ikut bergabung dan bekerjasama dengan tim penanggulangan
bencana daerah Kota Madiun yaitu Badan Koordinasi
Penanggulangan Bencana Kota Madiun dan Tim SAR.
d. Mengadakan koordinasi untuk latihan bersama penanggulangan
bencana.

3. Program Jangka Panjang


a. Melanjutkan secara berkesinambungan pelatihan-pelatihan
petugas IGD dan anggota tim yang lain untuk penanggulangan
bencana.
b. Berusaha untuk dapat membantu dan terlibat dalam Badan
Koordinasi Penanggulangan Bencana Tk. Kota Madiun/Tk. II
sampai Tk. Propinsi/Tk. I.

26
VIII. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Penanggulangan Bencana


N Kegiatan Waktu Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 D

BENCANA

Membentuk
1 Tim Siaga Bencana X

Membuat
2 standar prosedur X
operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana

Melakukan
3 pelatihan siaga bencana X
dan evakuasi

Menyediakan
4 fasilitas : rambu – X X X X X X X X X X X X
rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk,
arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah
evakuasi

Melakukan
5 simulasi keadaan darurat X X X X
bencana

a. Simulasi kondisi darurat atau


bencana berdasarkan penilaian
analisa risiko kerentanan bencana
dilakukan terhadap keadaan
1) Darurat air X

2) Darurat listrik X

3) Penculikan bayi X

4) Ancaman bom X

5) Tumpahan Bahan Berbahaya dan X X


Beracun (B3)
6) Gempa bumi X

Melakukan
6 uji coba (simulasi) X X
kesiapan petugas yang bertanggung
jawab menangani keadaan darurat
yang dilakukan minimal 1 tahun

27
N Kegiatan Waktu Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 D

sekali pada setiap gedung

IX. ALOKASI SUMBER DANA


Pembiayaan dibebankan dari anggaran Rumah Sakit Tk.IV Madiun
Rumah Sakit Tk.IV Madiun.

X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi menyeluruh setiap akhir tahun.

Mengetahui, Maadiun, 7 Januari 2019


Kepala Rumah Sakit Tk.IV Madiun Ketua TIM K3RS

dr. Kartika Sudrajat Budi S, Sp. THT-KL Joko purno


Sertu NRP 31980367370376
Mayor Ckm NRP 11040001440376

28
KESEHATAN DAERAH MILITER V/ BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BENCANA

29
Jl. Sodanco Supriadi No. 22 Malang
Telp. (0341) 325111, 325112 Fax. (0341) 325113 email : rst_soepraoen@yahoo.co.id

30

Anda mungkin juga menyukai