Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Fenomena peningkatan suhu permukaan bumi saat ini menyebabkan hutan semakin rentan
terbakar. Kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
semakin sering terjadi termasuk di Hutan Lambusango Kabupaten Buton. Teknologi
kebencanaan kebakaran hutan yang telah dan sedang diterapkan saat ini dengan segenap
kelebihan dan kekurangan masing-masing tidak cukup efektif dan efisien mengatasi
permasalahan kebakaran hutan. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan sistem peringatan
dini bencana kebakaran hutan Lambusango Kabupaten Buton. Sistem ini terdiri atas subsistem di
sisi hutan dan subsistem di sisi kantor pengamatan. Di sisi hutan, subsistem membaca indikasi
potensi kebakaran hutan melalui sensor suhu dan kelembaban, asap dan titik api. Bacaan sensor
yang memenuhi interval nilai ambang kebakaran hutan akan memicu bunyi sirine untuk
menyampaikan peringatan kepada masyarakat di sekitar hutan untuk melakukan langkah-langkah
pencegahan dan antisipasi yang dibutuhkan. Selain itu, bacaan sensor keadaan hutan ini akan
dikirim secara otomatis ke subsistem kantor pengamatan melalui layanan SMS (Short Message
Service) jaringan GSM (Global System for Mobile communications). Di sisi kantor pengamatan,
aplikasi monitoring dan evaluasi potensi bencana kebakaran hutan mengolah data keadaan hutan
yang diterima menjadi informasi potensi kebakaran hutan. Aplikasi menyampaikan notifikasi
peringatan potensi kebakaran hutan dalam format teks, grafik dan suara. Selain itu, data dan
informasi tersebut disimpan ke basisdata untuk pengolahan data lebih lanjut. Penelitian ini
menargetkan luaran wajib kekayaan intelektual dalam bentuk paten dan hak cipta dan luaran
tambahan dalam bentuk publikasi di jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan di jurnal
internasional. Uraian TKT (Tingkat Kesiapterapan Teknologi) penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut. Setelah sistem dirancangbangun, validasi dilakukan di lingkungan laboratorium (TKT-4)
untuk mengetahui nilai dan interval nilai bacaan masing-masing sensor, kebutuhan daya listrik,
komunikasi data melalui layanan SMS jaringan GSM, dan penerimaan, parsing, pengolahan dan
penyajian data dan informasi keadaan hutan, dan penyimpanannya ke basisdata. Selanjutnya,
validasi sistem dilakukan di lingkungan yang relevan (TKT-5) dengan hutan Lambusango.
Validasi sistem terakhir dilakukan di hutan Lambusango (TKT-6).

Kata kunci maksimal 5 kata


Peringatan dini; kebakaran hutan; sensor suhu, kelembaban, asap, titik api; sms.

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Fenomena peningkatan suhu permukaan bumi saat ini menyebabkan hutan semakin rentan
terbakar. Kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
semakin sering terjadi termasuk di Hutan Lambusango Kabupaten Buton. Kejadian ini
menimbulkan beragam permasalahan seperti terganggunya ekosistem hutam, polusi asap yang
mengganggu kesehatan, bandara ditutup untuk penerbangan, dan terhentinya beragam aktifitas
pendidikan dan ekonomi. Berbagai upaya preventif dan kuratif telah dan terus dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia untuk mengusahakan agar kebakaran hutan tidak terjadi. Penggunaan
teknologi citra hot spot satelit mampu menjangkau wilayah pemantauan hutan yang cukup luas,
namun minim dan multi tafsir pada informasi detail titik api menjadi kendala tersendiri dalam
konteks peringatan dini. Selain itu, ketersediaan data citra hot spot secara terus menerus
mengandung konsekuensi biaya yang sangat mahal. Lain hal dengan itu, penggunaan teknologi
server tertanam dengan jejaring sensor nirkabel di hutan memungkinkan akuisisi data detail
dalam jumlah besar meskipun kebutuhan daya listrik juga besar. Selain itu, jejaring sensor
nirkabel mensyaratkan topografi line of sight yang tidak dimiliki oleh hutan pada umumnya.
Sejalan dengan upaya pemerintah itu, penelitian ini mengusulkan sistem peringatan dini bencana
kebakaran hutan Lambusango Kabupaten Buton.
PERMASALAHAN
(1) indikasi potensi kebakaran hutan harus mampu diketahui secara cepat melalui
pemantauan perubahan suhu dan kelembaban, dan adanya asap dan titik api.
(2) indikasi potensi kebakaran hutan harus disampaikan secara cepat kepada masyarakat di
sekitar hutan dan instansi terkait untuk melakukan langkah antisipasi, pencegahan dan
penanganan.
(3) teknologi yang dikembangkan harus mampu beroperasi dengan daya listrik kecil, biaya
operasional rendah, adaptif dengan topografi hutan, mudah dan murah dalam
pemeliharaan.
TUJUAN
(1) Merancangbangun sistem peringatan dini bencana kebakaran hutan yang mampu:
- mengetahui secara cepat perubahan suhu dan kelembaban, kehadiran asap dan titik
api, kebutuhan daya listrik kecil, biaya operasional rendah, adaptif dengan topografi
hutan, dan mudah dan murah dalam pemeliharaan.
- Menyampaikan secara cepat informasi potensi kebakaran hutan kepada masyarakat di
sekitar hutan dan kepada instansi terkait.
(2) Mengujicoba sistem peringatan dini bencana kebakaran hutan di hutan Lambusango
Kabupaten Buton baik dalam keadaan hutan normal maupun keadaan kebakaran hutan
yang sengaja dibuat dan terkendali.
URGENSI
(1) Bagi masyarakat, penyampaian cepat informasi potensi kebakaran hutan dapat
meminimalkan korban jiwa dan kerugian yang terjadi serta dampak yang timbul karena
kebakaran hutan.
(2) Bagi pembangunan, sistem peringatan dini bencana kebakaran hutan dapat menjadi
alternatif solusi yang unggul untuk menyelesaikan permasalahan bencana kebakaran
hutan.
(3) Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, integrasi hardware, software dan brainware yang
membentuk sistem ini menjadi referensi memadai untuk mengembangkan sistem dengan
pemanfaatan berbeda dan untuk inovasi teknologi selanjutnya.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta jalan
(road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang
kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan
mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan
penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
STATE OF THE ART
(1) Sistem peringatan dini bencana kebakaran hutan yang diusulkan mampu membaca suhu,
kelembaban, asap dan titik api di hutan secara real time.
(2) Sistem mampu beroperasi dengan asupan daya listrik rendah, biaya murah, adaptif
dengan topografi hutan, pemeliharan yang mudah dan murah.
(3) Sistem mampu memberikan peringatan potensi kebakaran hutan kepada masyarakat di
sekitar hutan dan kepada instansi terkait.
(4) Sistem mampu membuat keputusan tentang potensi terjadi kebakaran hutan berdasar
logika sekuensial peningkatan suhu, penurunan kelembaban relatif, volume asap, dan
kehadiran titik api.
(5) Sistem mampu dikonfigurasi secara mobile oleh pengguna yang diotorisasi.
ROAD MAP

Chandrasekharan, et. al., 2015, mengembangkan sistem deteksi kebakaran hutan menggunakan
flame sensor dan perangkat handset gsm. Flame sensor yang ditempelkan ke batang pohon
dipakai untuk mendeteksi titik api sehingga perubahan level tegangan yang terjadi pada jalur
data sensor sebanding dengan variasi spektrum titik api yang diterima. Perubahan tegangan ini
selanjutnya memicu dial pada handset gsm untuk mengirimkan isyarat call ke handset pengguna
yang diotorisasi. Akurasi deteksi sistem ini sangat ditentukan oleh kemampuan flame sensor
untuk menangkap isyarat spektrum titik api yang berada di sekitar sensor. Istilah “auto
alarming” yang muncul dalam judul penelitian ini adalah berkaitan dengan perubahan level
tegangan pada jalur data flame sensor yang memicu secara otomatis tombol dial handset GSM.
Shaikh, A. dan Pathan, S., 2012, melakukan penelitian tentang teknologi Wireless Sensor
Network (WSN) dengan ZigBee sebagai perangkat komunikasi datanya. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa Zigbee memiliki beberapa kekhasan termasuk harga murah, laju data
rendah, dan konsumsi daya rendah. Namun, hasil pengujian performa ZigBee yang dilaporkan
oleh (Tabassum, M., dan Zen, K., 2015) menunjukkan bahwa performa ZigBee pada percobaan
outdoor di hutan mengalami penurunan secara drastis. Dalam hal ini komunikasi data dengan dan
antar ZigBee hanya terjadi pada jarak <= 20 meter.
Kirubaharan, D., V., et. al., 2014, mengusulkan sistem untuk mendeteksi kebakaran hutan dan
penebangan kayu ilegal. Untuk kebakaran hutan, sistem ini mengolah data perubahan nilai sensor
suhu dan kelembaban menjadi informasi indikasi kebakaran hutan. Sistem ini menggunakan
teknologi WSN untuk komunikasi data antara sensor yang terpasang di beberapa titik di hutan.
Sementara itu, untuk mendeteksi penebang kayu ilegal, sistem menggunakan perambatan sinar
laser yang melalui serangkaian media pemantul cermin dan diterima oleh sensor peka spektrum
laser. Perubahan bacaan sensor laser ini yang kemudian diolah menjadi informasi adanya
penebang kayu ilegal di hutan.
Patil, L., et. al., 2016, mengembangkan sistem surveilan kebakaran hutan menggunakan
teknologi WSN. Sistem ini menggunakan rangkaian sensor yang terpasang di beberapa titik di
hutan dan saling terhubung melalui ZigBee yang juga dipergunakan sebagai jalur komunikasi
data dengan suatu unit monitor di sisi berbeda.
Mohammed, A., et. al., 2015, melakukan studi perbandingan beberapa sensor suhu untuk
mengetahui karakteristik masing-masing sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam
penggunaannya. Sensor suhu yang diperbandingkan dalam penelitian ini adalah thermocouple,
thermistor, resistance temperature detector, pyrometer dan LM35. Studi ini menyimpulkan
bahwa keputusan memilih sensor suhu untuk digunakan adalah bergantung pada rentang suhu
yang akan diukur dan pada area aplikasi dari perangkat yang menggunakan.
Saad, C., et.al., 2014, menganalisis perbandingan performa antara beberapa teknologi
komunikasi nirkabel termasuk Wi-Fi, Wi-Max, UWB, Bluetooth, ZigBee, ZigBeeIP dan
GSM/GPRS. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perspektif aplikasi
untuk sistem automasi industri yang berbasis penggunaan sensor maka teknologi Bluetooth,
ZigBee dan GPRS/GSM merupakan pilihan terbaik karena efisiensi pengkodean kanal
komunikasinya dan karena laju datanya yang rendah bersesuaian dengan ukuran data sistem yang
pada umumnya berukuran < 4 bytes. Analisis ini lebih jauh menjelaskan bahwa untuk aplikasi
yang mencakup zona wilayah yang luas seperti monitoring perbatasan, pelacakan orang,
monitoring lingkungan, atau deteksi kejadian maka GPRS/GSM dan Wi-Max merupakan solusi
teknologi komunikasi data yang memadai.
Hsu, Y., et. al., 2017, menerapkan teknologi multisensor data fusion untuk mendeteksi api.
Penelitian ini menggunakan sensor DS18B20 untuk mendeteksi suhu dan sensor MQ-7 untuk
mendeteksi konsentrasi CO. Sistem ini menggunakan jaringan syaraf tiruan PNN (Probabilistic
Neural Network) untuk mengolah data bacaan sensor menjadi informasi klasifikasi keadaan api
safe, warning dan danger. Sebelum dipakai untuk mengolah data, PNN harus melalui suatu
proses pelatihan sehimpunan data latih dengan nilai bacaan sensor sebagai masukan latih dan
klasifikasi keadaan sebagai keluaran latih. Setelah proses pelatihan, untuk setiap data bacaan
sensor, PNN akan memutuskan status keadaan api yang sedang terjadi.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat
berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas,
mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di
bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian
yang diusulkan.
METODE
DESAIN SUBSISTEM DI SISI HUTAN
Sensor asap dan sensor titik api memberikan keluaran dalam bentuk isyarat analog dan
mikrokontroller menerimanya melalui pin ADC (Analog to Digital Converter) untuk diubah
menjadi isyarat digital. Sementara sensor suhu dan kelembaban menghasilkan sekuens paket bit
yang diterima oleh pin I/O (input/output) mikrokontroller. Bunyi peringatan oleh Sirine DC
terjadi setelah mikrokontroller mengirimkan sinyal kendali melalui pin I/O. Jalur komunikasi
serial dipergunakan oleh Modem GSM untuk menerima data dan informasi dari mikrokontroler
untuk dikirimkan ke sisi kantor pengamatan melalui layanan SMS jaringan GSM. Jalur ini juga
dipakai oleh Modem GSM untuk meneruskan perintah kendali dari pengguna yang diautentikasi
ke mikrokontroller. Subsistem ini didesain menggunakan tiga level tegangan berbeda yaitu V1,
V2 dan V3 untuk masing-masing secara berurutan sensor dan mikrokontroler, sirine DC dan
modem GSM. Ketiga level tegangan ini diperoleh setelah regulator tegangan meregulasi sumber
daya DC dengan tegangan Vs, dalam hal ini Vs > V1, V2 dan V3. Selain itu, penampil didesain
hanya menampilkan nilai tegangan dan arus yang membebani mikrokontroller, sensor dan sirine
DC. Ground dari seluruh komponen dalam subsistem ini saling terhubung (common ground).
DESAIN SUBSISTEM DI SISI KANTOR PENGAMATAN

Aplikasi monitoring mengkonfigurasi port komunikasi perangkat komputer sehingga jalur


komunikasi serial antara komputer dan terminal mobile modem GSM terbentuk. Jalur ini
diperlukan oleh aplikasi untuk mengambil pesan SMS yang telah sampai di terminal mobile
setelah aplikasi menerima notifikasi pesan masuk dari modem GSM. Aplikasi kemudian
menyimpan paket SMS yang diterima ke Basisdata. Rutin-rutin pengolahan dijalankan oleh
aplikasi untuk membaca kembali paket SMS tersimpan dan melakukan parsing data menurut
jenis data sensor yang dipergunakan, dan kemudian memanggil rutin-rutin pengolahan untuk
menyajikan data tersebut secara real time dalam bentuk grafis dan tabular. Aplikasi mengolah
data dan informasi dari sisi hutan menjadi informasi peringatan potensi kebakaran hutan.
Informasi peringatan ini disampaikan oleh aplikasi dalam bentuk teks dan grafis ke perangkat
komputer, dan dalam bentuk isyarat audio ke pengeras suara.
DESAIN KONSTRUKSI MEKANIK PENOPANG SUBSISTEM DI SISI HUTAN

Desain konstruksi mekanik penopang subsistem di sisi hutan berdasar pada persyaratan berikut.
(1) subsistem harus tidak terganggu oleh hujan namun tetap mampu mendeteksi hujan, (2)
subsistem harus dapat diletakkan di suatu titik di dalam hutan dengan ketinggian yang dapat di
variasi, (3) sumber daya listrik subsistem harus berada di tempat yang aman dan sukar dijangkau,
(4) konstruksi mekanis harus mudah untuk dimobilisasi ke dalam hutan namun juga harus kokoh
ketika sudah terpasang di suatu titik di dalam hutan.
KERANGKA PIKIR

LUARAN WAJIB PENELITIAN DAN TARGET CAPAIAN


Kategori Jenis Luaran Status Tahun Bukti Luaran Target
Luaran Capaian
Paten Sistem Terdaftar 2020 Surat yang Ada/
Peringatan menyatakan nomor Tersedia
Dini Bencana pendaftaran paten
Kebakaran yang dikeluarkan
Hutan Kemenkumham
Deskripsi dan Ada/
spesifikasi paten Tersedia
2021 Dokumen hasil uji Ada/
coba Tersedia
Dokumentasi Ada/
pengujian berupa Tersedia
foto dan video
Buku petunjuk Ada/
penggunaan Tersedia
LUARAN TAMBAHAN PENELITIAN DAN TARGET CAPAIAN
Indikator Capaian
No Jenis Luaran
2020 2021
1 Artikel ilmiah Nasional terakreditasi Publikasi -
dimuat di jurnal Internasional Draft Publikasi
TUGAS MASING-MASING ANGGOTA PENGUSUL
Ketua Pengusul, Dr. Muhamad Iradat Achmad, ST., MT., bertugas merancangbangun subsistem
di sisi hutan, subsistem di sisi kantor pengamatan, dan antarmuka komunikasi data antar
subsistem.
Anggota Pengusul-1, Muhamad Iqbal Achmad, ST., MT., bertugas merancangbangun konstruksi
mekanis penopang subsistem di sisi hutan.
Anggota Pengusul-2, Sultan Hady, ST., MT., bertugas menganalisis data.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan penelitian; memilah-milih
bahan, komponen, perangkat, modul,
alat ukur, alat bantu dan menemukan
1 dokumen spesifikasinya; observasi
lokasi hutan lambusango, lokasi yang
relevan dengan hutan lambusango, dan
lokasi simulasi di laboratorium. V V V
Rancangbangun subsistem untuk sisi
2
hutan. V V V
Rancangbangun subsistem untuk sisi
3
kantor pengamatan V V V
Rancangbangun konstruksi mekanis
4
penopang subsistem untuk sisi hutan V V V
5 Integrasi sistem V V V
6 Analisis data V V V
Pendaftaran paten dan penyusunan
7
draft dan publikasi artikel ilmiah V V V V

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan pengujian sistem; menyusun
skenario pengujian; mempersiapkan
1
bahan, perangkat, alat ukur dan alat
bantu pengujian V V
Pengujian dan validasi sistem di
2
laboratorium V V
Pengujian dan validasi sistem di lokasi
3 yang relefan dengan hutan
Lambusango V V V
Pengujian dan validasi sistem di hutan
4
Lambusango V V V V V
Penyusunan dokumen pengujian,
5 dokumentasi foto dan video, dan buku
petunjuk penggunaan sistem V V V V
Publikasi artikel ilmiah di jurnal
6
nasional dan internasional V V V V V
Penyelesaian administrasi penelitian;
7
penutup V V

Tahun ke-3
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chandrasekharan, et. al., 2015, “Forest Fire Detection using Temperature Sensors Powered by
Tree and Auto Alarming using GSM”, IJRSI, vol. 2, no. 3, pp. 23-28.
2. Shaikh, A. dan Pathan, S., 2012, “Research on Wireless Sensor Network Technology”,
International Journal of Information and Education Technology, vol. 2, no. 5, pp. 476-479.
3. Tabassum, M., dan Zen, K., 2015, "Performance Evaluation of ZigBee in Indoor and Outdoor
Environment", Proceedings of The 9th International Conference on IT in Asia (CITA), pp. 1-
7.
4. Kirubaharan, D., V., et. al., 2014, "Intruder Detection and Forest Fire Alert System with Using
Wireless Sensor Network", International Advanced Research Journal in Science, Engineering
and Technology Vol. 1, Issue 3, pp. 136-140.
5. Patil, L., et. al., 2016, "Forest-Fires Surveillance System Based On Wireless Sensor Network",
Int. Journal of Engineering Research and Applications, Vol. 6, Issue 4, pp.14-15.
6. Mohammed, A., et. al., 2015, "A Comparative Study Between Different Types of Temperature
Sensor", International Journal of Industrial Electronics and Electrical Engineering, Volume-3,
Issue-12, pp. 11-13.
7. Saad, C., et.al., 2014, "Comparative Performance Analysis of Wireless Communication
Protocols for Intelligent Sensors and Their Applications", International Journal of Advanced
Computer Science and Applications (IJACSA), Vol. 5, No. 4, pp. 76-85.
8. Hsu, Y., et. al., 2017, "Design and Implementation of a Smart Home System Using Multisensor
Data Fusion Technology", Sensors, 17, 1631, pp. 1-21.

Anda mungkin juga menyukai