PRAKTIKUM BIOKIMIA
Oleh:
ABSTRAK
Tujuan percobaan ini adalah untuk menghidrolisis protein dengan enzim protease dan untuk membuat kurva
hubungan antara volume NaOH terhadap waktu hidrolisis pada titrasi formal asam amino. Percobaan ini
dilakukan dengan metode kuantitatif yaitu titrasi formal asam amino. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini
adalah volume NaOH yang dibutuhkan pada titrasi menit ke-0, 15, 30, 45 dan 60 berturut-turut sebanyak 13,00
mL, 16,50 mL, 18,00 mL, 21,8 mL dan 25,7 mL. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, jumlah mg nitrogen
yang dihasilkan pada sampel menit ke-0, 15, 30, 45 dan 60 berturut-turut sebanyak 3,64 mg, 4,62 mg, 5,04 mg,
6,104 mg dan 7,196 mg. Derajat hidrolisis protein gelatin berdasarkan percobaan dan perhitungan yang
dilakukan adalah 0,211. Kurva hubungan antara waktu dengan volume NaOH dan mg Nitrogen adalah
berbanding lurus. Semakin lama waktu hidrolisis, maka volume NaOH yang digunakan dalam titrasi dan jumlah
mg nitrogen yang dihasilkan akan semakin banyak.
Kata Kunci : Titrasi formal, asam amino, gelatin, hidrolisis, enzim protease.
ABSTRACT
This experiment aims to hydrolyze the protein with protease enzymes and to make the curve of the relationship
between the volume of NaOH and hydrolysis time on formal titration of amino acids. This experiment was
conducted using a quantitative formal titration of amino acids. The results obtained from this experiment is the
volume of NaOH used to titrate sample from minute 0, 15, 30, 45 and 60 respectively as 13,00 mL, 16,50 mL,
18,00 mL, 21,8 mL and 25,7 mL. Based on calculations performed mg amount of nitrogen produced in minute
samples of 0, 15, 30, 45 and 60 respectively as much as 3.64 mg, 4.62 mg, 5:04 mg, 6104 mg and 7196 mg. the
degree of protein hydrolysis of gelatin based on experiments conducted is 0,211. Curve relationship between time
with the volume of NaOH and mg Nitrogen is directly proportional. The longer the time of hydrolysis, the volume
of NaOH used in titration and the amount of nitrogen mg produced will be more
PENDAHULUAN
Protein berasal dari akar kata protos dari Asam amino merupakan ion dipolar
bahasa Yunani yang berarti “yang paling yang pada umumnya mempunyai dua atau
utama”. Protein adalah senyawa organik lebih pKa. Asam amino yang menyusun suatu
kompleks dengan berat molekul tinggi yang protein tertentu, kadar asam aminonya tidak
merupakan polimer dari monomer-monomer sama. Protein jika dihidrolisis akan
asam amino yang dihubungkan satu sama lain menghasilkan asam amino bebas. Asam
dengan ikatan peptida. Molekul protein amino tidak larut di dalam eter karena
mengandung unsur karbon, hidrogen, merupakan senyawa dipolar dan dalam air
oksigen, nitrogen dan kadang sulfur serta menunjukkan struktur kutub ganda (Zwitter
fosfor. Suatu molekul protein disusun oleh ion) yaitu:
sejumlah asam amino tertentu dengan
susunan yang sudah tertentu dan bersifat
turunan (Aisjah Girindra dalam Tika, 2010).
H H
R C COOH R C COO -
(aq) (aq)
NH2 NH3+
Dari gambar tersebut, gugus amino gugus amino bertambah terus. Penentuan
diprotonasi dan hadir sebagai ion secara kuantitatif salah stau gugus akan
ammonium, sedangkan gugus karboksil dapat memberikan indikasi untuk
kehilangan protonnya dan hadir sebagai mengetahui derajat hidrolisis protein.
anion karboksilat. Struktur ini konsisten Menurut teori zwiiterion, kalau suatu asam
dengan sifat asam amino yang seperti amino dalam larutan dititrasi dengan basa,
garam, yang memiliki titik leleh agak berarti ion hydrogen dari ammonium yang
tinggi. Asam amino bersifat amfoterik dititrasi. Gugus ammonium dari asam
artinya berperilaku sebagai asam dan amino yang bersifat buffer pada daerah pH
mendonasikan proton pada basa kuat atau tinggi atau di atas pH 11, sehingga tidak
dapat juga berperilaku sebagai basa dan mungkin dititrasi sampai titik akhir. Hal
menerima proton dari asam kuat. yang sama juga terjadi pada gugus
karboksil yang bersifat buffer pada pH
Bila suatu protein dihidrolisis, akan
rendah sehingga tidak mungkin juga
didapatkan asam aminonya. Hidrolisis
dititrasi dengan basa (Tika, 2010).
protein dapat dilakukan dengan
menggunakan enzim protease dari tripsin. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
Protein jika dihidrolisis akan menghasilkan formaldehid ditambahkan ke dalam larutan
asam amino bebas. Asam amino bebas ini asam amino agar bereaksi dengan gugus
bila direaksikan dengan formaldehid amino yang tidak bermuatan sehingga
berlebih akan membentuk derivate metilol. memungkinkan gugus ammonium
Reaksi ini menyebabkan asam amino bebas membuffer pada daerah pH yang lebih
bentuk isoelektrik kehilangan satu proton rendah dan dapat dititrasi pada titik akhir
dari gugus NH3+ (Tika, 2010). secara kuantitatif menggunakan indicator
(Tika, 2010).
H+ yang dilepaskan pada reaksi ini
dapat dititrasi langsung dengan NaOH Penambahan formalin ke dalam larutan
sampai dengan pH 8,0 (titik akhir indicator asam amino akan membentuk dimetilol.
ekuivalen). Titrasi asam amino atau Dengan terbentuknya dimetilol berarti
campuran asam amino dalam keberadaan gugus amino dari protein sudah terikat dan
formaldehid disebut dengan titrasi formal tidak akan mempengaruhi titik akhir titrasi
asam amino. Titrasi ini merupakan metode sehingga titik akhir titrasi dapat ditentukan
analisis untuk mengikuti pembentukan dengan tepat. Indikator yang digunakan
asam amino bebas yang dihasilkan pada adalah fenolptalein (Tika, 2010).
proses hidrolisis protein oleh enzim
proteotik (Tika, 2010). Pada praktikum ini digunakan gelatin
yang merupakan produk alami yang
Pada percobaan ini dibuat kurva titrasi diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen.
dari asam amino yang diperoleh dari hasil Gelatin merupakan protein yang larut dan
hidrolisis protein dengan menggunakan bersifat gelling agent (bahan pembuat gel).
enzim protease dari tripsin. Tripsin adalah Sumber bahan baku gelatin dapat berasal
suatu enzim proteolitik atau enzim yang dari tulang dan kulit dari sapi atau babi.
mengkatalisis hidrolisis protein. Tripsin Gelatin terdiri dari glisin dengan komposisi
mengkatalisis hidrolisis ikatan amida di besar, protein dan 4-hidroksi residu.
bagian karboksil dari lisin atau arginin
(Fessenden, 2010). Selama hidrolisis suatu Struktur gelatin adalah sebagai berikut:
protein, sejumlah gugus karboksil dan
O O O O
H H H H2 H H H
O C N C C N C C N C C N OH
H H H2 H
N C C N C C N CH2 CH2
H C NH
CH3 O CH2 CH2
O CH2
NH C O
C O
C NH O-
NH O
NH2
C
Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Proses Penyiapan Larutan Gelatin dan Tripsin
Larutan Warna yang larutan
Gelatin Bening kekuningan
Gelatin + PP Bening kekuningan
Gelatin + PP + NaOH Merah muda
Gelatin + PP + NaOH + HCl Bening kekuningan
Tripsin Kuning kehijauan
Tripsin + PP Kuning kehijauan
Tripsin + PP + NaOH Merah kekuningan
Tripsin + PP + NaOH + HCl Kuning kehijauan
a b c
Gambar 3. (a) Larutan Gelatin bening kekuningan, (b) Gelatin +PP + NaOH berwarna merah
muda, (c) Gelatin + PP + NaOH setelah ditambah HCl berwarna bening kekuningan
Hal yang sama juga dilakukan pada bertujuan untuk membuat larutan menjadi
larutan tripsin. Larutan tripsin berwarna bersifat sedikit basa. Selanjutnya dilakukan
kuning kehijauan (lihat gambar 4a). setelah penambahan HCl yang menyebabkan larutan
ditambahkan indikator PP dan NaOH larutan kembali berwarna kuning kehijauan (lihat
berubah warna menjadi merah kekuningan gambar 4c).
(lihat gambar 4b). Penambahan NaOH
a b c
Gambar 4. (a) larutan tripsin berwarna kuning kehijauan, (b) tripsin + indikator PP + NaOH
berwarna merah kekuningan, (c) tripsin + indikator PP + NaOH setelah ditambah HCl
berwarna kuning kehijauan.
Selanjutnya dilakukan inkubasi terhadap nol). Setelah didinginkan larutan ditambahkan
larutan gelatin dan tripsin dengan inkubator air 15 mL formalin netral dan 3 tetes indikator PP.
suhu 38oC agar enzim protease dapat bekerja Pada titrasi ini dipilih indikator PP karena
secara optimal. Suhu dijaga jangan sampai trayek pH indikator PP adalah 8,3-12,
melebihi 38oC karena bisa terjadi sehingga sesuai dengan pH larutan yaitu
pembentukan gel yang sangat mempengaruhi pH=8. Larutan kemudian dititrasi dengan
proses degradasi untuk menghasilkan asam NaOH 0,02 M. Larutan ini digunakan sebagai
amino. Selanjutnya setelah diinkubasi, maka kontrol atau sampel waktu nol. Prosedur yang
kedua larutan ini dicampur. Tujuan sama diulangi dalam selang waktu 15 menit
pencampuran ini adalah untuk mengdegradasi sampai menit ke-60. Data hasil titrasi
larutan gelatin dengan menggunakan enzim kemudian dicatat kemudian dapat dibuat kurva
tripsin. Tripsin merupakan enzim proteolitik titrasinya.
yang hanya terdiri dari suatu rantai
Penambahan formalin netral dilakukan
polipeptida. Enzim ini akan mendegradasi
agar gugus karbonil dalam formalin bereaksi
gelatin menghasilkan asam amino
dengan asam amino yang tidak bermuatan
penyusunnya.
sehingga memungkinkan gugus amonium
10 mL larutan campuran tripsin dan bereaksi dengan NaOH dan membuffer pada
gelatin ini diambil dan dididihkan untuk pH yang lebih rendah. Reaksi yang terjadi
merusak enzim, kemudian didinginkan secara keseluruhan dalam titrasi formal asam
(digunakan sebagai sampel kontrol atau waktu amino dapat dilihat dalam gambar 5.
H H
R C COOH R C COO-
(aq) (aq)
NH2 NH3 +
H O H
R C COO- + C R C COOH
(aq) (aq)
H H
NH3+ H N CH2OH
(aq)
O
C
H H
R C COOH
HOH2 C N CH2OH
(aq)
dimethilol
H H
Natrium dimethilol
Volume NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi waktu pada titrasi formal asam amino (lihat
sampel waktu ke-0, 15, 30, 45 dan 60 menit gambar 6).
disajikan dalam tabel 2. Berdasarkan data
yang terdapat pada tabel 2, dapat dibuat kurva
hubungan antara volume NaOH terhadap
Berdasarkan kurva pada gambar 7, dapat dosen pengampu mata kuliah Praktikum
dilihat bahwa jumlah mg Nitrogen semakin Biokimia, Kadek Dewi Wirmandianthy,
banyak seiring dengan bertambahnya waktu. S.Pd.,M.Si selaku asisten dosen, dan I Dewa
Subamia selaku laboran di Jurusan
SIMPULAN Pendidikan Kimia atas masukan dan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas sarannya sehingga percobaan ini dapat
dapat dibuat simpulan sebagai berikut: dilaksanakan dengan baik.