Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik
STROKE HEMORAGIK
Disusun oleh:
Yenny Maria Angelina
112017123
Dokter Pembimbing:
Dr. Andrie Gunawan, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PERIODE 16 SEPTEMBER – 19 OKTOBER 2019
1
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSPAD GATOT SOEBROTO
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. JK
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : TNI AD
Alamat : Jln. Karang Senang RT 002/000, Mimika Papua
No RM : 949160
Tanggal masuk RS : 28 September 2019
Dirawat yang ke :I
Tanggal pemeriksaan : 1 Oktober 2019
II. SUBJEKTIF
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis langsung kepada pasien beserta keluarga
(istri pasien), pada tanggal 1 Oktober 2019.
Keluhan utama
Lemah anggota gerak kiri sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan
Pasien nyeri kepala hebat, dan muntah menyemprot sebanyak 2x
2
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan dari RS Freeport Papua
dengan stroke hemoragik. Pasien di rawat di RS Freeport selama 2 hari karena penurunan
kesadaran sejak 3 jam SMRS. Keluhan terjadi secara mendadak, tidak disadari oleh pasien saat
pasien sedang berada di pertemuan kantor. Setelah kejadian pasien langsung dibawa ke RS
Freeport, pasien sempat sadar lalu muntah menyemprot sebanyak 2x dan merasakan anggota
gerak sebelah kiri lemas.
Sebelum kejadian, pasien mengeluh nyeri kepala hebat. Rasa kesemutan dan baal pada
tangan dan kaki kiri maupun kanan disangkal oleh pasien. Tersedak saat menelan sesuatu,
kejang, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan setelah serangan disangkal. Keluarga
mengatakan kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi pada pasien.
Saat dibawa ke RSPAD pasien sudah dalam keadaan sadar, anggota gerak sebelah kiri
sudah mulai bisa digerakkan. Saat ini pasien di rawat di Unit Stroke RSPAD Gatot Soebroto
dengan keluhan bibir yang terlihat miring kearah kiri. Bicara pelo disangkal oleh pasien.
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu namun tidak
rutin kontrol. Pasien berobat ke dokter hanya saat merasa kepala terasa berat. Obat yang
diminum adalah amlodipin 5mg dan obat herbal. Pasien menyangkal mempunyai riwayat
diabetes melitus, penyakit jantung. Pasien juga menyangkal pernah mengalami benturan di
bagian kepala sebelumnya. Buang air kecil dan besar diakui pasien tidak ada gangguan. Pasien
memiliki kebiasaan merokok sejak muda, sehari menghabiskan satu bungkus.
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : Ada sejak kurang lebih 10 tahun. Kontrol hanya bila
merasa kepala sangat berat. Obat yang diminum adalah
amlodipin 5mg.
Diabetes melitus : disangkal
Sakit jantung : disangkal
Trauma kepala : disangkal
Kegemukan : disangkal
3
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang serupa. Keluarga pasien tidak
memiliki riwayat hipertensi, asma, jantung, diabetes melitus dan kolesterol.
Riwayat kelahiran/pertumbuhan/perkembangan
Pasien tidak mengonsumsi obat apapun. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia
muda dan memakan makanan yang berlemak. Keadaan ekonomi pasien cukup baik, pasien
tinggal bersama dengan keluarganya.
III. PEMERIKSAAN
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Normal
Tanda vital :
Tekanan darah kanan : 160 / 102 mmHg
Tekanan darah kiri : 160 / 102 mmHg
Nadi kanan : 82 x / menit
Nadi kiri : 82 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 36,7 ºC
Limfonodi : Tidak teraba membesar
Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara dasar vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : wajar
Perasaan hati : baik
Orientasi : baik
4
Jalan fikiran : baik
Daya ingat : baik
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )
Sikap tubuh : Berbaring terlentang
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas tak terbatas
Vertebrae : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Pulsasi a. Carotis : Teraba
5
NERVI KRANIALIS
Kanan Kiri
N I ( Olfactorius )
Daya penghidu : Normosmia Normosmia
N II ( Optikus )
Ketajaman penglihatan : Baik Baik
Pengenalan warna : Baik Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan
Pupil :
Ukuran pupil : Ø 3 mm Ø 3 mm
Bentuk pupil : bulat bulat
6
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : ditengah ditengah
Reflek cahaya langsung : (+) (+)
Reflek cahaya tidak langsung : (+) (+)
Reflek akomodasi/konvergensi: (+) (+)
N V ( Trigeminus )
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas atas : (+) (+)
Tengah : (+) (+)
Bawah : (+) (+)
Reflek masseter : (-) (-)
Reflek zigomatikus : (-) (-)
Reflek kornea : Baik Baik
Reflek bersin : Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Asimetris, kiri lebih datar
Sudut mulut : Asimetris, kiri lebih datar
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : Asimetris , tertinggal pada sisi kiri
Mengembungkan pipi : Asimetris, kanan lebih mengembung
Gerakan bersiul : Tidak bisa
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
7
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N VIII ( Vestibulocochlearis )
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : (+) (+)
Mendengar detik jam arloji : (+) (+)
Test swabach : Tidak dilakukan
Test rinne : Tidak dilakukan
Test weber : Tidak dilakukan
N IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : Tidak dilakukan
N X ( Vagus )
Denyut nadi : Teraba, Reguler
Arcus pharynx : Simetris
Bersuara : Baik
Menelan : tidak ada gangguan.
N XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Simetris
N XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : Simetris
8
Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Baik
Tremor lidah : Tidak ada
MOTORIK
Gerakan : Bebas Bebas
Bebas Bebas
Kekuatan : 5 5 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 4 4
Tonus : normotonus
Trofi : eutrofi
REFLEK FISIOLOGI
Reflek tendon
o Reflek bicep : (+) (+)
o Reflek tricep : (+) (+)
o Reflek brachioradialis : (+) (+)
o Reflek patella : (+) (+)
o Reflek achilles: (+) (+)
Reflek periosteum : tidak dilakukan
Reflek permukaan
Dinding perut : tidak dilakukan
Cremaster : tidak dilakukan
Spincter ani : tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Hoffman tromer : (-) (-)
Babinski : (-) (-)
Chaddok : (-) (-)
9
Oppenheim : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schafer : (-) (-)
Klonus paha : (-) (-)
Klonus kaki : (-) (-)
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : (+) (+)
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : (+) (+)
Propioseptif
Posisi : (+) (+)
Vibrasi : Tidak dilakukan
Tekanan dalam : (+) (+)
FUNGSI OTONOM
Miksi (terpasang kateter urin)
Inkontinentia : tidak ada
Retensi : tidak ada
10
Anuria : tidak ada
Defekasi
Inkontinentia : tidak ada
Retensi : tidak ada
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
Fungsi kognisi : baik
RESUME
Anamnesa
Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan bibir yang terlihat miring kearah
kanan saat pasien diam sejak 3 hari yang lalu. Awalnya pasien mengalami penurunan kesadaran
sejak 1 hari SMRS. Keluhan terjadi terjadi secara mendadak, setelah kejadian pasien langsung
dibawa ke RS Sentra Medika, pasien sempat sadar lalu muntah menyemprot. Sebelum kejadian,
pasien mengeluh nyeri kepala hebat. Keluarga mengaku kejadian seperti ini baru pertama kali
terjadi pada pasien. Pasien mengakui lima tahun belakangan ini pasien mengalami nyeri pada
kepala seperti terasa pegal hingga menjalar ke leher. Namun pasien hanya meminum obat
warung jika nyeri kepala. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 30 tahun yang lalu, sehari
menghabiskan satu bungkus. Pada pemeriksaan di temukan tekanan darah yang meningkat yaitu
150/90. Pada pemeriksaan status neurologis di temukan pemeriksaan nervus 7 pasif Lipatan
nasolabial dan sudut mulut terlihat asimetris, serta saat pasien meringis dan mengembungkan
pipi terlihat asimetris. Pada pemeriksaan tanda rangsang meningeal ditemukan kaku kuduk
positif.
11
Penilaian skor stroke
Algoritma Siriraj
Kesadaran (1 x 2.5) + muntah (1 x 2) + cephalgia (1 x 2) + tekanan darah (90 x 10%) - ateroma(0
x -3) - 12 = 3.5
Kesan : Stroke haemoragik
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Parese N VII tipe central + Cephalgia
Diagnosis topik : Intrakranial Space
Diagnosis etiologi : Intracranial Hemoragik
TERAPI
Penatalaksanaan umum: (5B)
Breathing: Jaga jalan napas agar tetap terbuka, pasang O2 2-4 lt/mnt, miring
kiri dan miring kanan setiap 2 jam
Blood: Pertahankan tekanan darah, jaga keseimbangan elektrolit, pantau
kadar gula darah
Brain: Pantau tanda-tanda peningkatan intrakranial
Bladder: Pasang kateter, ukur urine output per 24 jam
Bowel: kebutuhan cairan dan kalori seimbang, IVFD RA 20 tts / menit
Medikamentosa :
IVFD RA 20 tts / menit
Proteksi neuronal : Citikolin 2 X 500mg IV
Sanagesic drip /8jam
12
Candesartan 1x8mg, PO
Levefloxaxin 1x500mg, PO
Non medikamentosa :
Head up 15-30o
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan
Saat ini
Hematologi
Hematologi Rutin
Hematokrit 46 40-52%
Koagulasi
APTT
Kimia Klinik
13
Ureum 23 20-50 mg/dL
eGFR 71.24
X-Foto Thorax AP
Kesan :
- Elongasi aorta
14
CT Scan kepala tanpa kontras
15
Kesan:
- Cerebral infarct in the right pariental lobe and left lateral paraventricle
IV. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
16
ANALISA KASUS
17
Penatalaksanaan
Penatalaksaan dilakukan berdasarkan :
Penatalaksanan stroke harus diawali dengan mempertahankan fungsi vital dengan
5B ( Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel). Pada dasarnya penatalaksanaan
umum 5B tetap dilakukan khusuanya pada awal kejadian, namun saat hari
diperiksa pada pasien sudah tidak ditemukan adanya kesulitan dalam bernafas,
tekanan darah cukup stabil, suhu afebris, tanda-tanda peningkatan TIK tidak ada,
tidak ada kesulitan menelan, serta gangguan miksi dan defekasi tidak ada.
Sehingga terapi yang dipilih saat ini adalah :
Pada pasien ini diberikan IVFD RA 20 tetes per menit untuk memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui vena.
Obat golongan neuro protektor juga diberikan, pada kasus ini diberikan citicholin
injeksi 2x500 mg untuk melindungi sel-sel otak dan meningkatkan aliran darah ke
otak. Bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesa
phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas dan juga menaikkan
sintesis asetilkolin suatu neurotransmitter ntuk fungsi kognitif.
Penatalaksanaan tekanan intracranial dengan cara : head up 30o, posisi pasien
menghindari tekanan vena jugular, hindari pemberian cairan hipotonik atau
glukosa, hindari hipotermi.
Pemberian Perdipin diberi untuk profilaksis vasospasme, yaitu suatu Ca Channel
Blocker. Perdipin dapat diberikan dalam 12 jam setelah penegakkan diagnosis
Pengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan mortalitas dan
mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah mencegah progresivitas
dan mencari dan menghilangkan faktor predisposisi.
Pemeriksaan Anjuran
Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah dilakukan untuk mencari faktor
risiko. Elektrolit untuk mencari apakah terjadi kekurangan atau kelebihan dari
masing-masing unsur. EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung.
CT scan kepala untuk menentukan etiologi dan prognosis dari penyakit stroke.
18
Prognosis
Untuk prognosis ad vitam adalah dubia, karena komplikasi dari perdarahan
intraserebral adalah peningkatan vol cairan ventrikel akibat terserapnya
perdarahan atau disebut hidrosefalus.
Prognosis ad fungsionam dubia karena pada pasien ini ditemukan adanya lesi
hemoragik yang ukurannya tidak terlalu luas, sehingga biasanya menyebabkan
sequele berupa kecacatan. Namun masih mungkin untuk terjadinya perbaikan bila
pasien termotivasi dengan baik.
Untuk ad sanam dubia karena hal ini dapat bergantung pada pola hidup pasien
setelah ini, yaitu rutin control untuk berobat dan mengetahui tentang penyakit
yang diderita.
19