Anda di halaman 1dari 5

MEMILIH TOPIK

Bagian terberat sebelum memulai menulis sebuah karangan ilmiah adalah


memilih topik. Sebenarnya, Anda yang masih pemula tidak perlu kuatir.
Semua penulis baik karangan ilmiah, fiksi, atau menulis apapun memang
tidak mudah untuk memperoleh sebuah topik, terlebih bila hasil penulisan
tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam sebuah forum institusi
maupun forum publik.
Bagaimana caranya supaya ide tersebut bisa muncul? Ada beberapa hal
yang bisa Anda lakukan:

1. Mengamati suatu keadaan atau fenomena.


Misalnya bila Anda melihat suatu kejadian A, namun bila ada pikirkan lebih
lanjut, seharusnya keadaan sepeti itu tidak seharusnya terjadi. Atau secara
sederhana dikatakan terjadi suatu ‘kesenjangan’ antara keadaan nyata . Dari
sanalah topik atau ide untuk diulas akan muncul.

2. Brainstorming
Ada bisa melakukan ‘curah gagasan’ atau istilah kerennya brainstorming
dalam menemukan topik untuk menulis karya ilmiah. Tapi untuk memastikan
mendapat ide yang lumayan brilian pilih orang yang Anda ajak berdiskusi,
misalnya dengan teman yang IP nya lumayan tinggi atau dengan dosen,
bahkan bila perlu dengan Pembicara sebuah seminar atau diskusi ilmiah.

3. Membaca banyak buku teks (text book) atau buku acuan (literature book).
Ide juga bisa muncul dengan membaca buku teks wajib dari mata kuliah
Anda ataupun juga membaca buku literatur. Pada umumnya buku-buku teks
hanya memuat sangat sedikit penjabaran dari sebuah topik atau konsep.
Untuk melengkapinya, Anda perlu mencari tahu lebih banyak dari buku
literatur. Buku seperti ini pada umumnya, membahas sebuah topik secara
lebih detil bahkan beberapa di antaranya sudah langsung membahas secara
aplikatif dalam kehidupan nyata.
4. Membaca karya dan jurnal ilmiah dari peneliti lain.
Bila Anda teliti membaca buku teks atau buku acuan Anda, dalam daftar
pustaka, dapat ditemukan berbagai jenis jurnal ilmiah maupun berbagai
macam publikasi lainnya. Anda dapat melakukan penelitian dengan memilih
topik yang sama. Namun yang perlu Anda ingat, jangan sampai tergoda
untuk menjiplak karya ilmiah tersebut, karena tentu saja hal ini melanggar
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) si penulis. Sebetulnya banyak cara yang
bisa dilakukan dengan topik tersebut, misalnya dengan mengganti obyek
penelitian, menambahkan variabel yang hendak diteliti, mengganti metode
perhitungan maupun pendekatan penelitian itu sendiri.

Dari jurnal dengan topik/ide yang sama dapat memberikan hasil penelitian
yang berbeda. Perbedaan ini dapat digunakan untuk pengembangan
topik/ide selanjutnya, termasuk bila kita jeli membaca keterbatasan
penelitian tersebut.
Selain itu, dari jurnal dapat diperoleh arah positif atau negative terhadap
suatu variabel penelitian. Anda dapat menguji kembali apakah
kencederungan juga terjadi pada penelitian Anda. Bahkan dengan kondisi
yang unik di Indonesia tidak jarang hasil penelitian Anda dapat berlawan
dengan penelitian aslinya, bahkan dengan teori yang Anda ambil dari buku
acuan.

5. Internet sumber informasi yang tak terbatas


Internet adalah suatu keajaiban masa kini. Dari internet, kita bisa
memperoleh berbagai macam informasi tentang berbagai pekembangan
terkini. Mulai dari fenomena, paradigma baru, debat teori, paradoks maupun
penelitian dan eksperimen yang tengah belangsung. Dengan jumlah
informasi yang dapat dikatakan ‘hampir tidak terbatas’ ini, seharusnya Anda
tidak lagi kesulitan untuk menemukan topik karya tulis Anda.

MERUMUSKAN MASALAH
Tahap berikutnya setelah menemukan topik adalah merumuskan masalah
yang akan diangkat sebagai obyek penelitian. Dalam mencoba merumuskan
suatu permasalahan ada beberapa hal yang perlu dicermati:
1. Masalah yang diangkat tidak harus dalam bentuk pertanyaan, namun juga
bisa dalam bentuk pernyataan.
2. Permasalahan harus cukup fokus, tidak terlalu sempit sehingga menyulitkan
pada waktu pembahasan atau terlalu melebar sehingga jawaban yang
disampaikan pada simpulan mengambang atau membingungkan.
3. Sifat pertanyaan atau pernyataan haruslah netral dan tidak boleh bersifat
mendukung opini atau simpulan tertentu.
4. Pertanyaan dan pernyataan bersifat menarik dan unik. Jangan mengangkat
permasalahan yang sudah jelas jawabannya.
5. Permasalahan dapat dipecahkan dan dijawab dengan pendekatan dan data
yang ada. Bila Anda bersifat mencoba pendekatan baru yang belum pernah
dilakukan sebelumnya, yakinkan bahwa penelitian Anda tidak tergolong
dalam kriteria eksperimen. Eksperimen memiliki metodologi sendiri yang
berbeda dengan apa yang sedang kita bahas di sini.
6. Jika menggunakan jurnal yang penelitiannya tidak dilakukan Indonesia, Anda
perlu cermati bahwa suatu kejadian antar Negara dapat berbeda. Masalah
yang diangkat perlu sesuaikan dengan peristiwa, kondisi, perlakuan dan
peraturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini untuk menghindari “tidak
nyambungnya” perumusan masalah Anda dengan kondisi aktual di
Indonesia.
7. Dan hal terpenting dari permasalahan adalah sesuai dengan topik dan judul
yang telah dipilih. Harus ada ‘benang merah’ yang dijaga, sampai penulisan
tersebut rampung pada bagian simpulan.
MEMBERI JUDUL PENELITIAN
Sebenarnya memberikan judul adalah bagian termudah dari sebuah
penulisan ilmiah. Pada umumnya perumusan masalah merupakan judul dari
sebuah karya ilmiah. Namun ada kalanya kita perlu mempertimbangkan
apakah bila judul tersebut kita gunakan, pembaca menjadi kurang mengerti
atau bahkan menafsirkan secara lain. Bila terpaksa menggunakan judul yang
sedikit berbeda dengan perumusan masalah pastikan pembaca atau orang
lain tidak bingung atau salah tafsir.

MENCIPTAKAN LATAR BELAKANG


Penulis pemula banyak yang “salah kaprah” ketika menulis latar belakang.
Dibutuhkan berlembar-lembar kata-kata untuk mengungkapkan latar
belakang yang ingin dibahas. Selain agar dikatakan lengkap, pada umumnya
alasan menulis latar belakang yang panjang adalah untuk membuat karya
tulis menjadi ‘tebal’ dan ‘berbobot’. Padahal, dengan latar belakang yang
panjang, tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh selain pembaca yang
bosan, bingung dan lelah. Bila Anda ingin menciptakan karya yang baik,
sebenarnya bagian yang seharusnya ‘tebal’ dan ‘berbobot’ adalah pada
bagian “ANALISA DAN PEMBAHASAN”, karena pada bagian inilah sebenarnya
tingkat wawasan penulis akan diukur.
Bagaimana menuliskan latar belakang yang ideal? Berikut ini tipsnya:

1. Buatlah suatu latar belakang yang lugas, jelas dan tidak bertele-tele.
Langsung menuju pada permasalahan yang akan diangkat atau fenomena
yang ada.
2. Masukkan kutipan dari buku maupun publikasi apabila memang kalimat
maupun tersebut berasal dari seorang ahli, pembicara ataupun peneliti lain.
Tidak perlu terlalu banyak, cukup yang mendukung topik saja.
3. Jangan menggunakan kalimat tanpa dasar argumentasi yang kuat.
4. Sebaiknya panjang latar belakang sekitar 2 halaman untuk kertas ukuran
A4.
5. Tetap fokus agar dalam memaparkan latar belakang tidak menyimpang
dari topik, perumusan masalah dan judul. Mengaburkan hubungan ‘benang
merah’ akan membingungkan pembaca terlebih lagi tim penguji.

Anda mungkin juga menyukai