Disusun Oleh:
Kelas : 3-E
NPM/No. : 08320006626/19
2010
[TUGAS PENYIDIKAN PAJAK]
Selanjutnya adalah definisi alat bukti. Menurut Andi Hamzah, Alat Bukti adalah
upaya pembuktian melalui alat-alat yang diperkenankan untuk dipakai membuktikan
dalil-dalil atau dalam perkara pidana dakwaan di sidang pengadilan misalnya keterangan
terdakwa, saksi, ahli, surat dan petunjuk, dalam perkara perdata termasuk persangkaan
dan sumpah.
Menurut UU No. 8 Tahun 1981 yang lebih sering disebut Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi.
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri, dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dan pengetahuannya itu.
b. Keterangan ahli.
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan.
c. Surat.
Surat yang dimaksud di sini adalah:
1) berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum
yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya
sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
2) surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau
surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana
yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian
sesuatu hal atau sesuatu keadaan.
3) surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara
resmi dan padanya.
4) surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
d. Petunjuk.
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian, atau keadaan, yang karena persesuaiannya,
baik antara satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk
hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat, atau keterangan terdakwa.
e. Keterangan terdakwa.
Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
Sementara itu, menurut UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, alat
bukti dapat berupa:
a. Surat atau Tulisan.
Surat atau Tulisan yang dimaksud di sini adalah:
1) akta autentik, yaitu surat yang dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat
umum, yang menurut peraturan perundang-undangan berwenang membuat
surat itu dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang
peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum didalamnya.
2) akta di bawah tangan, yaitu surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-
pihak yang bersangkutan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti
tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum didalamnya.
3) surat keputusan atau surat ketetapan yang diterbitkan oleh Pejabat yang
berwenang.
4) surat-surat lain atau tulisan yang ada kaitannya dengan banding atau Gugatan.
b. Keterangan Ahli.
Keterangan ahli adalah pendapat orang yang diberikan di bawah sumpah dalam
persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman dan pengetahuannya.
c. Keterangan Para Saksi.
Keterangan saksi dianggap sebagai alat atau bukti apabila keterangan itu berkenaan
dengan hal yang dialami, dilihat, atau didengar sendiri oleh saksi.
d. Pengakuan Para Pihak.
Pengakuan para pihak tidak dapat ditarik kembali, kecuali berdasarkan alasan yang
kuat dan dapat diterima oleh Majelis atau Hakim Tunggal.
e. Pengetahuan Hakim.
Pengetahuan Hakim adalah hal yang olehnya diketahui dan dinyakini kebenarannya.
Perbedaan sederhana antara barang bukti dan alat bukti adalah sebagai berikut.
Barang bukti adalah sesuatu yang jika dihadirkan belum bisa “bercerita” sendiri,
sedangkan alat bukti adalah sesuatu yang jika dihadirkan ke hadapan hakim dapat
“bercerita” sendiri. Karena barang bukti belum bisa “bercerita” sendiri, maka yang dapat
menceritakan keterkaitan barang tersebut dengan perkara yang disidangkan adalah
terdakwa, saksi, atau ahli. Keterangan terdakwa, saksi, dan ahli itulah yang kelak akan
menjadi alat bukti, yang dapat dipergunakan oleh hakim sebagai dasar untuk
menjatuhkan putusan.
membawa pisau itu kepada seorang ahli. Sang ahli akan menjelaskan apakah sidik jari
pada pisau itu adalah sidik jari X dan apakah pada di pisau itu adalah darah Y. Pendapat
sang ahli yang dibuat secara tertulis, kelak dapat dihadirkan ke persidangan sebagai alat
bukti: SURAT.
Dalam hal Penyidik merasa diperlukan penangkapan dan atau penahanan, hal ini
dilakukan dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Masa penangkapan
dan atau penahanan dikurangkan seluruhnya dan pidana yang dijatuhkan.
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud
atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan
peradilan. Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua
pengadilan negeri setempat. Yang dapat dikenakan penyitaan adalah:
1. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga
diperoleh dan tindak pidana atau sebagai hasil dan tindak pidana
2. benda yang telah dipergunakan secara Iangsung untuk melakukan tindak pidana atau
untuk mempersiapkannya
3. benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana
4. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana
5. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang
dilakukan.
Penyidik berhak membuka, memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim
melalui kantor pos dan teIekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau
pengangkutan jika benda tersebut dicurigai dengan alasan yang kuat mempunyai
hubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa, dengan izin khusus yang
diberikan untuk itu dari ketua pengadilan negeri. Untuk kepentingan tersebut. penyidik
dapat meminta kepada kepala kantor pos dan telekomunikasi, kepala jawatan atau
perusahaan komunikasi atau pengangkutan lain untuk menyerahkan kepadanya surat
yang dimaksud dan untuk itu harus diberikan surat tanda penerimaan.