Anda di halaman 1dari 5

I.

Identitas Keluarga
A. Nama KK : I Wayan Sumargita
B. Alamat : Banjar Sanggulan Desa Tempekan Cempaka No. 089 No. KK 03
C. Nama Anggota KK :

No Nama Hubungan RT Umur JenisKelamin Status Agama Pekerjaan


Perkawinan
1 I Wayan Kepala 39 Laki - laki Kawin Hindu Karyawan
Sumargita keluarga Th Swasta
2 Ni Luh Eka Istri 30 Perempuan Kawin Hindu Mengurus
Pratiwi Th rumahtangga

3 I Putu Anak 7 Th Laki - Laki Belum Hindu Pelajar


Bimantya kawin
Pratama
Putra
4 I Wayan Orangtua 60 Laki - laki Kawin Hindu Petani
Karda Th
5 Ni Made Orangtua 60 Perempuan Kawin Hindu Petani
Singkreg Th
6 I Ketut Family lain 75 Laki - laki Kawin Hindu Petani
Sadri Th

D. Masalah Kesehatan Keluarga


1. I Wayan Karda : diabetes militus tipe II
a. Analisis Data
1) Bapak karda mengatakan memiliki riwat kencing manis selama 5 tahun.
Pasien pernag memiliki riwayat MRS tipes, dan pada saat itu gula darah
pasien diketahui tinggi, pasien mengatakan gula darahnya sekitar 200 pada
saat itu. Pak sudah satu tahun tidak pernah mengontrol kadar gula darahnya
dan mengkonsumsi obat. Pak Karda mengatakan hal tersebut dilakukannya
karena tidak ada keluhan apapun yang dirasakannya. Pasien mengatakan
apabila ada keluhan seperti terlalu sering kencing (>10x/hari) lemas, pusing,
pasien baru memeriksakan kadar gula darahnya ke bidan praktik swasta di
dekat rumahnya, terakhir kali pemeriksaan kadar gula darah
pasienmengatakan kadar gula darahnya 170 saat itu. Pak Karda pernah
menggunakan insulin 5 tahun lalu ketika pertama kali di diagnosis kencing
manis, namun dihentikan ketika insulin yang dimilikinya habis, setelah itu
pak karda tidak pernah lagi mengkonsusmsi obat obatan untuk kencing manis
dan tidak memeriksakan diri ke rumah sakit, hanya memeriksakan kadar gula
darah ke bidan terakhir satu tahun lalu. Pak Karda mengatakan tidak ada luka,
jika ada luka cepa sembuh. Pak Karda mengaku sudah jarang mematuhi
aturan diet yang pernah diberikan dokter, pasien hanya mengganti nasi putih
menggunakan beras merah sesekali. Konsumsi buah – buahan yang dilarang
oleh dokter sudah dihindari oleh Pak karda, walaupun sesekali pernah
melanggar, konsumsi gula belum dibatasi hanya dikurangi sedikit, pasien
masih mengkonsumsi gula tebu biasa yang dicampurkan pada makanan atau
minuman. Pak karda tidak memeriksakan kondisinya secara rutin dengan
alasan ia sibuk dan malas untuk periksa.
2) Pasien tidak mengetahui pentingnya mengecek kadar gula darah rutin di
fasilitas kesehatan
3) Pasien tidak tahu mengenai penanganan diabetes
4) Pasien tidak mengetahui bahaya yang kan ditimbulkan apabila diabetesnya
tidak tertangani
5) Pasien tidak mengetahui fungsi obat diabetes
6) Pasien mengatakan BAK + 4 kali dalam sehari
7) Luka diabetik(-)
8) Sering kesemutan (-)
9) Neuropati diabetik (-)
10) Crt <2 detik
11) Kondisi kaki lembab
12) Pusing (-)
13) Lemas (-)
b. Intervensi
Intervensi dilakukan pada 18 Februari 2018 di rumah pasien dengan
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan fisik, dan memberikan terapi komplementer .
1) Penyuluhan kesehatan mengenai diabetes dan pentingnya pemeriksaan
rutin/mengontrol penyakit, pasien diberikan penjelasan menganai pengertian,
tanda dan gejala, komplikasi, faktor pencetus dan risiko, makanan yang harus
dihindari dan apa yang dapat di konsumsi, cara menjaga kaki agar tidak
terluka, apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi dari
diabetes, dan manfaat dari senam kaki diabetik. Diberikan dengan tujuan agar
pasien mengetahui tentang penyakit dibetes yang dideritanya dan
meningkatkan minat pasien untuk memeriksakan kesehatan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, serta memberi dukungan pada pasien untuk
mengkonsumsi obat secara rutin.
2) Penyuluhan kesehatan dan demonstrasi senam kaki diabetes. Intervensi
diberikan untuk mengejarkan pasien senam kaki diabetes untuk dapat
dilakukan pasien setiap harinya untuk meningkatkan sirkulasi darah ke kaki
pasien.

2. Ni Made Singkreg
a. Analisis Data
1) Pasien mengatakan ia memiliki riwayat tensi tinggi kurang lebih 7 tahun lalu,
pasien pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter akibat merasakan keluhan
sakit kepala dan tengkuk dan jantung berdebar. Pada saat itu tekanan darah
pasien sekitar 170. Pasien sempat meminum obat penurun tensi (pasien
mengatakanpil berbentuk bulat kecil) selama beberapa bulan. Setelah itu pasien
tidak pernah lagi mengecek tensinya di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketika
obatnya habis pasien tidak memeriksakan diri lagi dan berfikir tensinya sudah
normal, karena sudah tidak ada keluhan yang dirasakan dan juga pasien takut
untuk mengkonsumsi obat hipertensi karena takut ada efek sampingnya yang
dapat merusak tubuh. Sampai saat ini pasien enggan memeriksakan tensinya ke
pelayanan kesehatan, hal ini diakukan pasien dengan alasan malas untuk
memeriksakan diri dan juga sibuk bekerja disawah. Pasien mengatakan sangat
menyukai makanan asin, dan pasien kesulitan untuk mengurangi konsumsi
garam yang pernah disarankan dokter sehingga pasien selalu melanggar
pantangan yang diberikan.
2) Nyeri kepala kadang kadang terasa apabila pasien lelah akibat bekerja. Nyeri
kepala terasa seperti tertindih benda berat di tengkuk dan kepalanya. Nyeri
semakin kuat apabila pasien beraktivitas dan dapat berkurang apabila pasien
berbaring dan memijat kepala/lehernya.
3) Mual muntah (-)
4) Tekanan Darah = 160/100 mmHg
5) Pasien tampak tidak tahu mengenai penyakitnya seperti apa itu hipertensi,
bahayanya, faktor pencetus dan faktor risiko, makanan yang tidak boleh
dikonsumsi, makanan yang baik untuk di konsumsi, cara untu menangani
penyakit hipertensi dan pentingnya pengobatan serta pemeriksaan rutin yang
dilakukan.
b. Intervensi
a. Penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi dan pentingnya konsumsi obat
hipertensi serta pemeriksaan rutin. Pasien dijelaskan mengenai pengertian,
tanda dan gejala, faktor pencetus dan risiko hipertensi, makanan yang dapat
menyebabkan hipertensi dan yang dapat menurunkan tensi, pemanfaatan melon
dan timun sebagai obat hipertensi alami, penjelasan pentingnya obat hipertensi
dan efeksampingnya, serta komplikasi yang akan terjadi apabila hipertensi
tidak ditangani. Memberi penjelasan pada pasin pentingnya kontrol rutin dan
konsumsi obat hipertensi dan memberikan solusi atau jalan keluar atas masalah
pasien dengan perhitungan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dengan
risiko terjadinya penyakit. Intervensi dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dalam mengenai penyakitnya agar dapat
diimplementasikan oleh pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
penyakit hipertensi pasien. Memebrikan dukungan pada pasien untuk
memeriksakan kesehatan secara rutin dan mengkonsumsi obat secara teratur.
b. Pemberian terapi komplementer untuk hipertensi pada pasien, yang bertujuan
untuk mengurangi gejala nyeri akibat hipertensi, dan juga menurunkan tekanan
darah pasien.

E. Evaluasi
Pasien dan keluarga tampak sangat antusias mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh tim, pasien dan keluarga sangat kooperatif. Penjelasan diselingi
dengan pertanyaan dari pasien dan keluarganya. Setelah penyuluhan berakhir
pasien dapat mengulang apa yang dijelaskan perawat dan akan melakukan yang
disarankan, pasien dan keluarga juga mengatakan akan pergi ke dokter untuk
memeriksakan kencing manis dan hipertensi yang dimiliki secara rutin. Setlah
diberikan terapi komplementer oleh tim perawat tekanan darah pasien
berkurang menjadi 150/90 mmHg pasien mangatakan merasakn rileks, dan
sangat nyaman setelah diberikan terapi komplementer.

Anda mungkin juga menyukai