Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lutphia Rizki Pratama

NIM : 1904251

Pendidikan Bahasa Jepang 2019

Laporan Baca Bab VI


Landasan Psikologis Pendidikan

Tim Penyusun Buku Ajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. (2017). Landasan
Pendidikan. (cetakan pertama). Bandung: Upi Press.

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang meyangkut interaksi antara


pendidik dan peserta didik. Dalam pendidikan selalu melibatkan aspek-aspek
kejiwaan, kebudayaan, kemasyarakatan, norma-norma, dan kemanusiaan. Pada
bab VI ini, berisi tentang analisis dasar-dasar psikologi yang dijadikan landasan
teori dan praktek dalam suatu pendidikan. Dalam buku ini dijelaskan bahwa
landasan psikologi pendidikan adalah kajian tentang psikologis yang dapat
dijadikan sebagai landasan teori maupun praktek pendidikan (hlm. 84).

Dalam buku ini dijelaskan bahwa setiap murid pasti berbeda, dan
perbedaan yang paling mudah dilihat adalah kemampuan intelektual, afektif, dan
psiko-motoriknya. Dalam pendidikam tidak hanya kemampuan intelektualnnya
saja yang dibutuhkam, tetapi masih banyak yang lainnya. Dalam buku ini
dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia dibagi kedalam lima tingkatan
menurut A.H Maslow, yaitu kebutuhan fiisik, keamanan, rasa dan cinta,
penghargaan, dan aktualisasi diri (hlm. 85).

Dalam buku ini diterangkan bahwa lingkungan sekitar mempengaruhi


kondisi psikologis peserta didik, misalnya kondisi lingkungan keluarganya akan
teebawa keingkungan sekolahnya. Tugas guru disini adalah membimbing para
murid untuk memahami potensi yang dimiliki setiap individu anak untuk
mengarahkan perkembangannya menuju cita-cuta dan tujuan hidupnya (hlm. 87).

Dalam buku ini dijelaskan bahwa didalam pendidikan, kita mendidik anak
agar anak memiliki kepribadian serta mampu bertanggung jawab atas suatu hal.
Dalam mendidik manusia, tentu berbeda dengan mendidik hewan, karena kita
sebagai manusia memiliki akal dan kata hati yang dapat membedakan norma-
norma. Menurut Prof. Dr. Kohnstamm, terdapat berbagai lapisan prilaku pada
makhluk hidup yaitu lapisan anorganis, vegetatif atau nabati, animal atau hewani,
manusiawi, dan lapisan mutlak. Ditinjau dari segi pendidikan, maka bidang
perilaku yang menjadi garapan yaitu humanisme dan mutlak (hlm. 87-88).

Dalam buku ini dijelaskan bahwa perkembangan seseorang sangat penting,


karena bila seseorang berhasil berkembang maka individu tersebut akan merasa
bahagia atas pencapaiannya, dan hal sebaliknya juga terjadi. Menurut Erickson,
tahapan perkembahangan ada 6 tahap, yang pertama kemampuan mempeecayai
(0-1 tahun), lalu tahap kemampuan berdiri sendiri (1.5–3 tahun), kemampuan
berprakarsa (3.5–5.5 tahun), kemampuan menyelesaikan tugas (6-12 tahun),
kemampuan meyakini identitasnya (12–18 tahun), dan yang terakhir tahap
kedewasaan (hlm. 89-90).

Dalam buku ini dijelaskan bahwa pemahaman terhadap pribadi anak, tidak
hanya dengan observasi dan eksperimen, tetapi dapat dilakukan dengan
introspeksi dan empati. Secara biologis, anak dapat dikenali dari segi kehidupan
instinktifnya. Sedangkan dari aspek psikisnya anak dapat dikenali dari dimenai
kehidupan kejiwannya. Secara umum kehidupan anak dapat dibagi dalam 4
periodisasi, yaitu anak bayi (0-1 tahun), kanak kanak (1-5 tahun), anak sekolah (6-
12 tahun), remaja atau adolesensi (12-18 tahun) (hlm. 91).

Pada bab ini dijelaskan bahwa pemahaman teori-teori belajar dari sudut
pendekatan psikologis, merupakan upaya mengenali realitas kondisi obyektif
terhadap anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka proses
pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya (hlm. 96).

Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang berkembang dan memiliki


pengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Yang pertama
teori psikologi kognitif (kognitivisme), yaitu pandangam bahwa proses belajar
manusia melibatkan proses belajar yang bersifat kognitif. Pada teori ini
menjelaskan bahwa cara belajar orang dewasa berbeda dengan anak-anak, dimana
orang dewasa lebih banyak melibatkan kemampuan kognitif yang tinggi (hlm. 96-
97).

Teori kedua yang dijelaskan yaitu teori psikologi humanistik, dimana


perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan kondisi lingkungan
ataupun pengetahuannya. Tujuan pendidikan menurut kaum humanis adalah
realisasi diri, yakni suatu kondisi dimana individu mencapai kesadaran akan
dirinya sendiri, lingkungan, dan sistem nilai (hlm. 99).
Teori terakhir yang dijelaskan yaitu teori behavioristik, yaitu perilaku
manusia merupakan hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan. Menurut teori
ini, ada tiga hal yang memepengaruhi proses belajar, yaitu stimulus, respon, dan
akibat. Tujuan pendidikan dari teori ini adalah mengabaikan masalah pribadi
siswa, lebih berorientasi pada tujuan-tujuan diliar diri siswa (hlm. 101).

Selain itu, dijelaskan juga jenis-jenis upaya pendidikan. Upaya pendidikan


adalah suatu cara pendidikan untuk membimbing anak mencapai kedewasaannya.
Upaya ini dapat berupa perintah, larangan, ajakan, dorongan, dan lainnnya. Setiap
upaya pendidikan yang dilakukan itu pasti berhubungan dengan 4 hal, yaitu upaya
mencapai suatu tujuan pendidikan, dihubungkan dengan siapa yang menggunakan
upaya itu, dihubungkan dengan cara atau bentuk upaya yang dipergunakan, serta
bagaimana efeknya terhadap anak (hlm. 103-104).

Pemaparan materi pada bab ini seberannya sudah lengkap dan terstruktur,
tetapi buku ini masih memiliki kekurangan berupa menggunakan kalimat yang
sulit dipahami dan juga isi buku didominasi oleh paragraf panjang yang membuat
jenuh pembaca. Dari utaian pada bab ini dapat disimpulkan bahwa setiap tahap
perkembangan ataupun pendewasaan diri adalah hal yang penting, terlepas
bagaimana cara mencapainya. Terdapat juga beberapa teori dalam pendidikan
psikologi yang saling bertentangan, tapi saling melengkapi satu sama lain.

Referensi:

Tim Penyusun Buku Ajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. (2017). Landasan
Pendidikan. (cetakan pertama). Bandung: Upi Press.

Anda mungkin juga menyukai