Anda di halaman 1dari 29

PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Oleh :
Vania Patrisia Wauran (19101105002)
Amanda Grace Sarapun (19101105006)
Chelinda Sarah Tumundo (19101105009)
Jeclin Inebel Dolongtelide (19101105011)
Miracle Sintha Gonie (19101105013)
Viocindy Riska Nusaly (19101105016)
Titah Amelia Ratte (19101105033)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEHATUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
xi
PEMBUATAN LARUTAN

Vania Patrisia Wauran (19101105002)


Amanda Grace Sarapun (19101105006)
Chelinda Sarah Tumundo (19101105009)
Jeclin Inebel Dolongtelide (19101105011)
Miracle Sintha Gonie (19101105013)
Viocindy Riska Nusaly (19101105016)
Titah Amelia Ratte (19101105033)

Sebagai Salah Satu Syarat unutuk Lulus Praktikum Kimia Umum


Pada Program Studi Farmasi

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEHATUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pembuatan Larutan


Nama : Viocindy Riska Nusaly
Nim : 19101105016
Kelompok : VI (Enam)
Kelas : A 2019
Program Studi : Farmasi

Menyetujui,

Asisten Dosen Dosen Penanggung Jawab

Marko M. Kalalo Irma Antasionasti S.Pd.,M.S


NIM : 17101105021 NIP : 199011072018032001

Tanggal disetujui : Oktober 2019

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam
Ratulangi yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Viocindy Riska Nusaly
NIM : 19101105016
Kelompok : VI (Enam)
Program Studi : Farmasi A
Judul Laporan : ”PEMBUATAN LARUTAN”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan laporan ini berdasarkan hasil


penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari kami sendiri, baik untuk naskah laporan
maupun kegiatan Programming yang tercantum sebagai bagian dari laporan ini. Jika
terdapat karya orang lain, kami akan mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
kami bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakutas.
Demikian pernyataan ini kami buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Manado, Oktober 2019

Viocindy Riska Nusaly

Menyetujui, Mengetahui,
Asisten Dosen Dosen Penanggung Jawab

Marko M. Kalalo Irma Antasionasti S.Pd.,M.S


NIM : 17101105021 NIP : 199011072018032001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
laporan praktikum kimia, dengan judul “REAKSI REDUKSI – OKSIDASI”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman penulis yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan
laporan praktikum penulis yang akan datang. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat,
demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Benny Pinontoan, M.Sc., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado.
2. Paulina V. Y. Yamlean.,S.Si.,M.Kes.Apt, Koordinator Program Studi Farmasi
3. Prof. Dr.Drs. Johnly A. Rorong, M.Si., selaku pengajar Mata Kuliah Kimia
Umum, dan Irma Antasionasti S.Pd.,M.S., selaku penanggung jawab Praktikum
Kimia Umum yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran bahkan
dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan laporan ini.
4. Ellen Hotmian, selaku asisten dosen yang telah bersedia menyediakan waktu,
tenaga dan pikiran bahkan dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan
laporan ini.
5. Laboran yang telah membantu menyediakan alat-alat praktikum.
6. Teman-teman kelompok yang sudah banyak membantu dengan memberikan
dukungan serta semangat dalam pembuatan laporan ini.
7. Orang Tua dan Keluarga yang telah banyak membantu dalam hal materi dan
semangat serta doa-doa yang mendukung penulis.

Manado, Oktober 2019

Viocindy Riska Nusaly

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................vi
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY) ...............................................................................vii
ABSTRAK ......................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................2
1.4 Tujuan .......................................................................................................................2
1.5 Manfaat .....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................3
2.1 Larutan ......................................................................................................................3
2.2 Konsentrasi Larutan ..................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................8
3.1 Tempat dan Waktu penelitian ...................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja ..........................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................10
4.1 Hasil ..........................................................................................................................10
4.2 Pembahasan...............................................................................................................12
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM ...............................................................................14
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN ................16
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................16
5.2 Implikasi ...................................................................................................................16
5.3 Keterbatasan ..............................................................................................................16
5.4 Saran .........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................x
LAMPIRAN

v
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)

Ekuivalen : adalah memiliki nilai(ukuran, arti, atau efek) yang sama seharga, sebanding,
dan sepadan.

Hidrolisis : adalah reaksi kimia yang memecah molekul air menjadi kation hidrogen dan
anion hidroksida.

Homogen : istilah yang digunakan untuk menunjukan bahwa suatu hal tersebut adalh
sama baik itu sifatnya, tingkah lakunya, dan karakteristiknya.

Kuantitas : adalah banyaknya (benda dan sebagainya); jumlah (sesuatu)

Kuantitatif : adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan


fenomena serta hubungan-hubungannya.

Misibel : istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu cairan yang mempunyai
kemampuan untuk bercampur dan membentuk masa homogen

pH : adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman


atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Polar : adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya ikatan antar elektron pada
unsur-unsurnya.

vi
REAKSI – REAKSI KIMIA

Wauran, Vania Patrisia6., Sarapun, Amanda6., Tumundo, Chelinda6., Dolongtalide,


Jeclin6., Gonie, Miracle6., Nusaly, Viocindy6., Ratte, Titah6
Email : Viocindynusaly02@gmail.com
Program Studi Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak

Pembuatan larutan adalah serangkaian pengerjaan yang bertujuan untuk


mengetahui konsentrasi suatu larutan. Prinsip pembuatan larutan di Laboratorium ini
berdasarkan identifikasi prosedur pembuatan larutan yang digunakan pada saat praktikum
dan larutan yang memiliki kosentrasi yang berbeda dari larutan lainya. Didapatkan cara
dalam menentukan kosentrasi larutan yaitu: menentukan persen massa (% m / m ),
kosentrasi massa (% mg), menentukan fraksi mol (Xi), pengenceran dan titrasi.

Kata kunci : Pembuatan Larutan, Laboratorium Kimia

vii
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan. Untuk
membuat larutan pada umumnya digunakan pelarut air. Ada beberapa larutan yang
menggunakan pelarut lain.
Sebenarnya larutan terjadi jika atom, molekul, atau ion dari suatu zat semuanya
terdispersi (larut). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solute) dan pelarut (solven).
Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zat terlarut dan pelarutnya adalah air.
Untuk larutan alcohol dalam air, tergantung dari banyaknya zat yang paling dominant.
Karena itu dapat dikatakan larutan air dalam alkohol atau larutan alkohol dalam air.
Larutan hendaknya dibuat secukupnya saja, misalkan untuk keperluan satu
semester. Tetapi harus diingat bahwa ada larutan yang tidak tahan disimpan lama, misal
larutan kanji, larutan kalium heksasianoferat (III) dan lain-lain. Larutan-larutan
semacam ini hendaknya dibuat seandainya akan digunakan. Jenis serta banyaknya
larutan yang dibuat bergantung pada jumlah percobaan yang akan dilakukan serta
jumlah praktikan yang akan melakukan percobaan itu.
Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan dimana
praktikan diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang konsentrasi suatu
larutan yang ada atau yang akan dibuat. Dalam hal ini akan diketahui apakah larutan
tersebut akan terlarut sempurna atau tidak.
Dalam percobaan ini pula, kita dapat mengetahui cara-cara ataupun prosedur
ketika mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah ditentukan terlebih
dahulu. Percobaan ini akan membahas mengenai konsentrasi larutan yang dapat
dinyatakan dengan beberapa cara antara lain : molaritas, molalitas, normalitas, persen
berat dan volum, ppm dan lain sebagainya.

1
1.2 Tujuan

 Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.


 Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.
 Membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi.
 Membuat larutan dengan Titrasi untuk mengetahui konsentrasi.
 Mengetahui molaritas suatu zat.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang dibahas pada Praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara menentukkan konsetrasi larutan
2. Bagaimana cara membuat pengenceran dan titrasi pada larutan

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu dibuat batasan masalah, yaitu:
a. Penggunaan Erlenmeyer 250 mL yang terbatas.
b. Penuntun praktikum yang dikembangkan berfokus pada penuntun praktikum
kimia dasar I.
c. Lokasi dibatasi hanya di Laboratoroium Kimia Dasar Universitas Sam
Ratulangi Manado.
d. Uji coba terbatas buku penuntun praktikum dilakukan di laboratorium kimia
Universitas Sam Ratulangi Manado
1.5 Tujuan Praktikum
1. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.
2. Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.
3. Membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi.
4. Membuat larutan dengan Titrasi untuk mengetahui konsentrasi.
5. Mengetahui molaritas suatu zat.

1.6 Manfaat Pratikum


Sedangkan manfaat dari Reaksi-reaksi kimia ini adalah:
a. Dapat mengetahui pengertian Larutan
b. Dapat mengetahui berbagai macam konsentrasi larutan
c. Dapat mengetahui manfaat larutan dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Faktor yang
mempengruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan, sifat zat, suhu, dan luas
permukaan . Larutan dapat terjadikarena komponen larutan terdispersi menjadi atom
atau molekul-molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat ,
cair atau gas. Namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair (Harjadi, 2000).
Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel). Karena
itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase gas jarak
pisah antaranya molekul relative jauh, sehingga tidak dapat saling tarik-menarik secara
efektif. Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada pelarutnya adalah zat padat.
Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan tertentu
dimana atom terlarut mengerahkan beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain.
Atom terlarut dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi pelarut. Pembentukan larutan
padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil utnuk memasuki lubang-lubang dan
diantara atom pelarut. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkankonsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi.
Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Khopkar, 2003).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang
dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih

3
banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature
tersebut.Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut
yangdapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperature
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,molekul
pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak
komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan bineryaitu pelarut dan zat
terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek
ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleksdan lain-lain
(Khopkar, 2003).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam
asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan pelarutmya
(Wahyudi, 2000).

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang
dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat
terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut.Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan
larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperature konstan disebut kelarutan.
Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,molekul pelarut, temperature dan
tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan
ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner.
Komponen dari larutan bineryaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Hermawan, 2009).

2.2 Konsentrasi Larutan


Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan
dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari
pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan- satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,
molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen

4
volume (Brady, 2000).

Menurut Answar (2017), Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang


semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan.
Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebgai berikut :
a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
b. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum
atau massa larutan yang akan dibuat.
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan:
M1V1 = M2V2

Rumus Molaritas

𝑛 Ket :
𝑀=
𝑉
M = Molaritas ( M)
Atau
n = umlah mo ( mol)

V = Volume ( mL)

g = massa zat terlarut (g) 𝑔 1000


𝑀 = 𝑥
Mr = massa realtif zat terlarut 𝑀𝑟 𝑉

Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan encer.
Untuk pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan karena sedikit
ketergantungan pada suhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume berubah
sedangkam mol akan tetap sehingga molaritas akan berubah.
1. Molalitas
Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas
tidak ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada suhu.

5
Rumus molalitas

𝑔𝑟 1000
𝑚= 𝑥
𝑀𝑟 𝑝

Ket:

m = Molalitas ( m)
V = Volume ( mL)
gr = massa zat terlarut (g)
Mr = massa realtif zat terlarut

2. Persen Massa
Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b), menyatakan
jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan Rumus persen massa :

% massa = massa zat x 100 %


terlarut
massa larutan

3. Persen Volume
Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat
terlarut dalam 100 bagian volume larutan.
Rumus persen volume

Volume zat
% volume = terlarut x 100 %
Volume larutan

4. ppm
ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian
campuran.
Rumus ppm :

massa zat terlarut


ppm massa = (komponen) x 100 %
massa larutan (campuran)
massa zat terlarut (komponen)
ppm volume = x 100 %
massa larutan (campuran) 6
5. Fraksi Mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol seluruh larutan
(mol terlarut + mol pelarut).
Rumus Fraksi mol :
larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam larutan.

𝑛𝐴
𝑋𝐴 =
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵
Ket :
XA = fraksi mol pelarut
nA = mol zat terlarut
nB = mol zat pelarut

7
BAB III.
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Dasar Universitas Sam Ratulangi
Mando, pada Jumat, 27 September 2019.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
 Labu Takar
 Pipet Tetes
 Gelas Piala
 Gelas Ukur
 Erlenmeyer
 Buret
3.2.2 Bahan
 Aquades
 H2SO4
 NaCl
 HCl 1M
 NaOH
3.1 Prosedur Kerja
A. Pembuatan larutan H2SO4
1. Labu Takar 100 mL ditimbang.
2. Aquades diisi kedalam labu takar sampai ± setengahnya dan ditimbang.
3. Sejumlah H2SO4 dipipet dan dimasukkan ke dalam labu takar dan ditimbang.
4. Aquades ditambahkan kedalam labu takar hingga 100 mL lalu dikocok dan
ditimbang.
5. Konsentrasi larutan H2SO4 dihitung dan dinyatakan dalam % w/w dan fraksi mol
H2SO4.
B. Pembuatan larutan NaCl
1. 2-3 sudip kristas NaCl ditimbang dan dilarutkan kedalam gelas piala dengan
aquades.
2. Larutan dari gelas piala dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL.
3. Gelas piala dibilas dengan sedikit aquades dan hasil bilasan tersebut dimasukkan
juga ke dalam labu takar.
4. Aquades ditambahkan ke dalam labu takar hingga 100 mL dan dikocok.
5. Konsentrasi larutan NaCl dihitung dan dinyatakan dalam konsentrasi massa dan
molaritas.
C. Pengenceran larutan HCl
1. Sejumlah HCl 1M dipipet dan ditempatkan pada labu takar 100 mL. Volume
HCl yang akan diambil dihitung terlebih dahulu sehingga konsentrasi yang akan
dibuat tidak melebihi setengah dari konsentrasi awal.
2. Aquades ditambahkan hingga 100 mL dan dikocok.
3. Konsentrasi larutan HCl dihitung dan dinyatakan dalam molaritas.

8
D. Titrasi HCl oleh NaOH
1. Larutan HCl dari bagian C dipipet sebanyak 25 mL dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL. indikator ditambahkan 2-3 tetes.
2. Larutan HaOH dimasukkan ke dalam buret sebanyak 0,5 mL.
3. Larutan HCl dan HaOH dititrasi hingga tepat terjadi perubahan warna.
4. Titrasi diulangi sebanyak tiga kali dan konsentrasi HCl dalam molaritas
dihitung.

9
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


a.Pembuatan Larutan H2SO4
Massa labu takar 100 mL = 55,4 gram
Massa labu + aquades (± ½ ) = 96,7 gram
Massa labu + aquades (± ½ ) + H2SO4 = 97,1 gram
Massa labu + 100 mL larutan = 155,7 gram
Larutan H2SO4 yang disediakan 95% m/m; Mr H2SO4 = 98,08 gram/mol; Mr H2SO4
= 18,01 gram/mol
Hitungan:
Massa H2SO4 95 % m/m
𝑚𝑎
= 𝑥 95 %
𝑚𝑎 + 𝑚𝑝
0,4
= 0,4+100,9 𝑥 95 %
0,4
= 𝑥 95 %
101,3
= 0.37 %

Massa H2SO4 murni: 0,4 gram 𝑔𝑟 0,4


Jumlah mol H2SO4 : = 98,08 =
𝑀𝑟
0,004

Massa H2O : 100,9 gram 𝑔𝑟 100,9


Jumlah mol H2O : 𝑀𝑟 = 18,01 = 5,602

𝑥
% m / m H2SO4 : × Fraksi mol H2SO4:
𝑥+100,9 𝑛𝑖
𝑋𝑖 =
100% 𝑛𝑖 + 𝑛𝑖 + 𝑛𝑗 + ⋯ + 𝑛𝑧
0,4 0,004
= × 100% 𝑋𝑖 =
0,4 + 100,9 0,004 + 5,602
0,004
= 0,0039 × 100% 𝑋𝑖 =
5,606
= 0,39 % 𝑋𝑖 = 0,00071

10
b.Pembuatan Larutan NaCl
 Massa NaCl 3,1 mg
 Mr NaCl 58,5
 Volume larutan 100 mL

Hitungan
 Jumlah mol NaCl
3,1
= 58,5

= 0,0529 mmol
= 5,3 𝑥 10−2 mmol

 Konsentrasi massa
3,1
= 100 𝑥 100 %

= 3,1 %

 Molaritas
5,3 𝑥 10−2
= 100

= 5,3 𝑋 10−4 mM
= 5,3 𝑋 10−7 M

c.Pengenceran Larutan HCl


 Volume HCl 1 M = 10 ml
 Volume HCl akhir = 100 ml
 Molaritas HCl akhir
M1 x V1 = M 2 x V2
1x1 = 100 x M2
1 = 100 M2
M2 = 0,01 M

d. Titrasi HCl oleh NaOH


M NaOH
V HCl
11
V NaOH
Molaritas NaOH

( V x M ) Titrat = ( V x M ) Titran
Ulangan Volume ( mL)
1
2
3

Ulanagn 1
( V x M ) Titrat = ( V x M ) Titran

Ulangan 2
( V x M ) Titrat = ( V x M ) Titran

Ulangan 3
( V x M ) Titrat = ( V x M ) Titran\

Nilai Molaritas HCl rata – rata


𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3
=
3

4.2. Pembahasan
Pada praktikum tentang Pembuatan Larutan, prosedur yang dilakukan ada
empat kali percobaan yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan
larutan H2SO4 , dimana dari data yang diperoleh dapat dilakukan pencarian persenvolume
dengan cara VA dibagi dengan Vlarutan , lalu dikali 100 % . Dari percobaan , larutan H2SO4
yang dicampur dengan akuades akan mengalami perubahan volume , dikarenakan afinitas
H2SO4 terhadap air cukup kuat yang menyebabkan terpisahnya atom Hidrogen dan atom
Oksigen.
Percobaan kedua dilakukan pembuatan larutan NaCl . Dari percobaan , diperoleh data
yang digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan dan molaritas larutan NaCl . Pada saat
larutan NaCl dibuat ,terjadi perubahan warna NaCl menjadi merah muda dan terlihat adanya

12
gelembung yang disebabkan karena potensial reduksi standar yang dimiliki oleh air lebih
besar dari ion Cl- dari NaCl , sehingga yang tereduksi adalah molekul-molekul air.
Percobaan ketiga yaitu pengenceran larutan HCl . Data-data yang diperoleh dari
prosedur ini digunakan untuk menghitung molaritas HCl akhir. Molaritas dihitung dengan
membagi dengan molaritas HCl akhir ,hasil perkalian antara volume awal larutan HCl dengan
molaritas awal.
Percobaan terakhir yaitu titrasi HCl dengan NaOH ,yang dilakukan sebanyak tiga kali
. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh data-data yang digunakan dalam menghitung nilai
molaritas HCl rata-rata . Pada saat HCl dititrasi dengan NaOH terjadi perubahan warna .Hal
ini disebabkan karena adanya kenaikan nilai pH . Mula-mula pH naik sedikit demi sedikit ,
kemudian terjadi perubahan drastis di titik ekivalen dengan nilai pH 7 .
Pembuatan larutan HCl bersifat eksoterm , karena terjadi pelepasan kalor dari larutan
HCl ke lingkungan. Pada pembuatan larutan NaCl juga bersifat eksoterm karena suhu pelarut
yaitu akuades lebih rendah sehingga terjadi pelepasan kalor dari NaCl ke lngkungan. Pada
pengenceran larutan HCl dapat dilihat perubahan warna bening dan pertambahan volume .
Hal ini disebabkan karena perubahan konsentrasi yang memengaruhi perubahan dari volume.

13
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi larutan?


2. Berapa gram NaCl yang harus ditambahkan pada 80 gram air untuk membuat 3 M
larutan NaCl?
3. Hitunglah fraksi mol NaOH dalam 25% m/m larutan HCl
4. Berapa volume larutan HCl 2 M yang dibutuhkan untuk membuat 100 Ml larutan HCl
0,3 M?
JAWABAN
1. Konsentrasi larutan adalah besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui
perbandingan antara pelarut dan zat terlarut. Jika zat terlarutnya banyak, maka larutan
yang dibentuk memiliki konsentrasi tinggi (pekat). Sebaliknya, jika zat terlarutnya
sedikit, larutan yang dibentuk memiliki konsentrasi rendah (encer).
2. Diketahui :
m=3m
P = 80 gr
Mr = Σ Ar
Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl = 23 + 35 = 58
ditanya : gr = .....?
jawab:

m=

3=
3 x 58 x 80 = gr x 1000
1000 gr = 13920

gr =
gr = 13.92 gr

3. NaOH 25% diasumsikan 25 gram NaOH dalam 100 gram larutan

massa NaOH = 25 gram


massa Air = massa larutan - massa NaOH = 100 - 25 = 75 gram

Mr NaOH = 40
Mr air = 18

14
gr 25
mol NaOH = Mr = 40 = 0,625 mol
gr 75
mol air = Mr = 18 = 4.167 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,625
𝑋𝑡 = = = 0,3
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 0,625 + 4.167

4. Persamaan yang digunakan adalah persamaan pengenceran.


M1V1= M2V2
kita anggap M1 adalah 2 M dan M2 adalah molar yang diinginkan yaitu 0.3 M, dan
V2 adalah volume yang diinginkan yaitu 100 ml.
Maka untuk mencari volume HCl 2 M yang dibutuhkan (V1) adalah :
V1 = 0,3 M x 100 ml ÷ 2M
= 15 ml
Jadi dibutuhukan larutan HCl 2M sebanyak 15 ml untuk membuat larutan HCl 0.3
M 100 mL

15
BAB V.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam beberapa cara :
 % massa
 % volume
 Konsentrasi massa
 Molaritas
 Fraksi mol
2. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu sangat penting,untuk itu perlu diperhatikan
hal – hal berikut.
 Satuan yang digunakan dalam menyatakan hasil dan perbandingan
 Satuan yang digunakan untuk menyatakan zat terlarut , pelarut , dan terlarut.
3. Menentukan konsentrasi suatu larutan contoh atau larutan yang belum diketahui
konsentrasinya dapat ditentukan dengan cara :
Rumus titran : ( V x M ) Titrat = ( V x M ) Titran

5.2.Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas,hasil praktikum ini mempunyai implikasi yaitu:
1. Mahasiswa akan mengetahui pencampuran larutan yang benar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsentrasi larutan.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengenceran dan titrasi pada larutan.

5.3.Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Kurangnya alat-alat praktikum yang ada dilaboraturium yang menghambat kelancaran
praktikum.
2. Alat-alat laboratorium yang kurang memadai.
3. Ketersediaan bahan penelitian yang ada di laboratorium kurang,bahkan ada yang tidak ada.
4. Keadaan ruangan laboatorium yang belum terlalu kondusif.
5. Ketelitian praktikan dalam kegiatan praktikum masih kurang.

5.4.Saran
Berdasarkan analisis praktikum ini,maka peneliti memberikan saran, yaitu:
Diharapkan praktikan lebih cekatan dalam mempersiapkan alat untuk percobaan dan
dapat menguasai prosedur kerja dari percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai
tepat waktu .

16
DAFTAR PUSTAKA

Aswar. 2017 . Kimia Dasar 1 Pembuatan Larutan Universitas Mulawarman

Baroroh, Uni, L. U. 2004. Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas Lambung


Brady james E. 2000 Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara

Chang, R. 2003. Kimia Dasar. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.

David. W. 2001. Prinsip-Prinsip. Kimia Modern. Erlangga, Jakarta

Gunawan, Adi dan Roewati. 2004. Konsep Dasr Kimia Analitik. Jakarta Universitas
Indonesia

Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.

Hermawan; Paris Sutarjayawinata; Heru Pratomo Al.2009. Aktif Belajar Kimia. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Khopkar, S.M. 2003. Kimia Analitis. Jakarta : UI-Press.

Wahyudi. 2000. Jurnal Kimia Dan Larutan. UJS. Purwekerto.

17
LAMPIRAN

x
DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

LARUTAN

Pembuatan Larutan H2SO4

Timbang labu takar 100 mL yang bersih dan kering.

Isi labu takar dengan aquades sampai + setengahnya kemudian timbang.

Pipet sejumlah H2SO4 dan masukkan ke dalam labu takar tersebut kemudian ditimbang.

Tambahkan aquades ke dalam labu takar hingga 100 mL ( hingga tanda tera ), kocok,
kemudian timbang.

Hitung konsentrasi larutan H2SO4 yang dibuat. Nyatakan dalam %w/w dan fraksi mol H2SO4

xi
Pembuatan Larutan NaCl

Timbang 2-3 sudip kristas NaCl dan larutan dalam gelas piala dengan sedikit aquades.

Pindahkan larutan dari gelas piala ke labu takar 100 mL.

Bilas gelas piala tadi dengan sedikit aquades dan masukkan juga hasil bilasan tersebut ke dalam
labu takar.

Tambahkan aquades ke dalam labu takar hingga 100 mL (tanda tera) lalu kocok.

Hitung konsentrasi larutan NaCl yang dibuat. Nyatakan dalam konsentrasi massa dan
konsentrasi molaritas.

xii
Pengenceran Larutan HCl

Pipet sejumlah HCl 1 M dan temparkan dalam labu takar 100 mL. Hitunglah terlebih
dahulu volume HCl yang akan diambil sehingga konsentrasi yang akan dibuat dalam
melebihi setengah dari konsentrasi awal.

Tambahkan aquades hingga 100 mL (tanda tera) lalu kocok.

Hitung konsentrasi larutan HCl yang baru dibuat, nyatakan dalam molaritas (gunakan
rumus pengenceran)

Titrasi NaCl Oleh NaOH

Pipet 25 mL larutan HCl dari bagian c dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 2-
3 tetes indikator.

Masukkan larutan NaOH 0,5 mL ke dalam buret.

Titrasi larutan HCl dengan NaOH hingga tepat terjadi perubahan warna.

Ulangi tritasi sebanyak tiga kalidan hitung konsentrasi HCl dalam molaritas.

Catatan: HCl : titrat ; NaOH = titran

xiii

Anda mungkin juga menyukai