Anda di halaman 1dari 4

LT 1

LECT 14
1. How did the researcher choose the control group? (Kadek Intan Kartika Dewi/1802551030)
Kelompok kontrol adalah dimana mereka yang tidak sedang menderita / mengalami
permasalahan yang sedang diteliti. Kontrol harus selalu berasal dari populasi penelitian,
yaitu orang yang akan menjadi kasus ditempat kasus itu terjadi saat dilakukan peneltian.
Penelitian akan menggunakan matching (pencocokan) dimana upaya untuk membuat
kelompok kasus dan kelompok kontrol sebanding dalam hal faktor-faktor diluar outcome.
Misalnya matching umur, jenis kelamin,dll.

2. How did the researcher control the effect of confounding variables? Is that the way by
design or by analysis? (Kadek Intan Kartika Dewi/1802551030)
Cara Mengontrol Perancu
Variabel perancu dapat menimbulkan bias yang serius, maka seorang peneliti harus
berupaya untuk mengidentifikasi setiap variabel perancu dan menyingkirkan variabel
perancu.
1. Mengidentifikasi variabel perancu
Cara mengidentifikasi variabel perancu yaitu dengan studi literature komprehensif selain
faktor pengalaman dan logika. Identifikasi semua variabel baik yang diteliti maupun yang
tidak, menggolongkannya, kemudian membuat diagram hubungan antar-variabel dalam
diagram yang jelas.
2. Menyingkirkan perancu
Terdapat dua cara untuk menyingkirkan variabel perancu yaitu menyingkirkan perancu
dalam desain (yaitu dengan cara restriksi, matching, dan randomisasi), dan
menyingkirkan perancu dalam analisis hasil penelitian (yaitu dengan cara stratifikasi, dan
metode analisis multivariat).
1. Menyingkirkan perancu dalam desain
a. Restriksi
Restriksi adalah menyingkirkan variabel perancu dari setiap subyek penelitian.
Contoh, pada penelitian hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian
PJK, dimana merokok merupakan faktor perancu, maka subyek yang dipilih baik
kasus maupun kontrol adalah mereka yang bukan perokok.
b. Matching
Matching adalah menyamakan variabel perancu pada kedua kelompok. Terdapat
dua jenis matching yaitu frequency matching, dan individual matching.
Contoh frequency matching yaitu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh pil
KB terhadap agregasi trombosit, pemilihan subyek dapat dibatasi kelompok umur,
status reproduksi, dan jumlah anak.
Contoh individual matching yaitu bila subyek dalam kelompok yang ingin diteliti
(peminum kopi) adalah perokok, maka untuk kontrol dicari pasangan subyek yang
tidak minum kopi tetapi merokok, demikian pula bila subtek bukan perokok,
dicari pasangan yang bukan perokok.
c. Randomisasi
Randomisasi merupakan cara menyingkirkan pengaruh variabel perancu dengan
membagi seimbang variabel perancu di antara dua kelompok.
Contoh randomisasi yaitu dalam uji klinis untuk menilai manfaat obat tradisional
tertentu dalam menurunkan kadar kolesterol total dilakukan randomisasi, sebagian
subtek diberikan obat tradisional, sebagian diberi plasebo. Jika kebiasaan makan
mentimun di kemudian hari ternyata mempunyai hubungan dengan kebiasaan
minum obat tradisional dan juga dengan kadar kolesterol, maka hal tersebut tidak
akan memengaruhi hasil penelitian, oleh karena dengan randomisasi ia sudah
terbagi seimbang pada kedua kelompok.

2. Menyingkirkan faktor perancu dalam analisis


a. Stratifikasi
Cara ini digunaka bila hanya ada satu variabel perancu. Teknik yang lazim
digunakan adalah statistika Mantel-Haenszel, baik untuk studi cross sectional,
kasus-kontrol, kohort, atau uji klinis.
b. Analisis multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk set data dengan variabel bebas yang lebih
dari satu. Terdapat banyak jenis analisis multivariat diantaranya yaitu regresi
multipel, regresi logistik, analisis diskriminan, analisis faktor, analisis klaster, dan
lain-lain.
LT 4
3. What is the dependent and independent variables? (Kadek Intan Kartika
Dewi/1802551030)
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut
juga dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel
pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat
mempengaruhi variabel lainnya.

Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat


dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat
dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut
juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung,
kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek.

4. Identify the confounding variables in this study! (Kadek Intan Kartika


Dewi/1802551030)
Cara mengidentifikasi variabel perancu yaitu dengan studi literature komprehensif
selain faktor pengalaman dan logika. Identifikasi semua variabel baik yang diteliti
maupun yang tidak, menggolongkannya, kemudian membuat diagram hubungan
antar-variabel dalam diagram yang jelas.

LT 1
LECT 15
8. Apakah case dan kontrol sebanding? Jika tidak, bagian mana yang tidak sebanding?
(Kadek Intan Kartika Dewi/1802551030)
Desain Case control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkandengan
kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidakmemerlukan sampel yang
besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case controlmerupakan satu-satunya
penelitian yang mungkin dilaksanakan untukmengindentifikasi factor resiko. Misalnya,
kita ingin menentukan apakah pemberian esterogen pada ibu pada periode sekitar
konsepsi mempertinggi risikoterjadinya kelainan jantung bawaan. Dengan mengetahui
bahwa insiden penyakit jantung bawaan pada BBL dari ibu yang tidak mendapat
esterogen adalah 8 per 21000. Pada studi kohort diperlukan ±4000 ibu tepajan dan 4000
ibu tidakterpajan factor risiko untuk dapat mendeteksi potensi peninggian risiko
sebanyak2x sedangkan dengan Case Control hanya diperlukan 188 kasus dan 188
kontrol.Bila yang diteliti adalah kelainan jantung yang khusus, misalnya
malformasikonotrunkus yang kekerapannya hanya 2 per 1000 maka untuk penelitian
kohortdiperlukan 15.700 ibu terpajan dan 15.700 ibu tidak terpajan esterogen
sedangkanuntuk Case Control tetap hanya diperlukan 188 kasus dan 188 kontrol.

9. Bagaimana peneliti mengontrol pengaruh variabel perancu? (Kadek Intan Kartika


Dewi/1802551030)
Variabel perancu dapat menimbulkan bias yang serius, maka seorang peneliti harus
berupaya untuk mengidentifikasi setiap variabel perancu dan menyingkirkan variabel
perancu.

Anda mungkin juga menyukai