3342-Article Text-9051-1-10-20180322
3342-Article Text-9051-1-10-20180322
Oleh : Asfahani*
Dosen Tarbiyah IAI Sunan Giri Ponorogo
— 93 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
PENDAHULUAN
Dinamika dan perubahan pranata sosial merupakan suatu kenyataan yang tidak
bisa dibantah, sebab telah menjadi sifat dasar dari segala yang ada di muka
bumi. Pendidikan Islam sebagai usaha dan karya manusia, tentu juga tidak
luput dari hukum tersebut, kalau mampu mengikuti irama perubahan, maka ia
akan survive. Sebaliknya kalau lamban, maka cepat atau lambat pendidikan
Islam akan tertinggal dan ditinggalkan di landasan. Agar pendidikan Islam tetap
survive maka perlu keberanian mengadakan perubahan-perubahan esensial
secara periodik. Tetapi kalau ingin maju (berkembang) dan bukan hanya
survive, maka harus diadakan perubahan yang lebih fundamental sebagai
antisipasi ke masa depan sesuai dengan trend yang berkembang. Untuk itu,
tidak berlebihan jika dikatakan, bahwa eksistensi pendidikan merupakan salah
satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan
manusia. Di sini, fungsi pendidikan berupaya menyesuaikan
(mengharmonisasikan) kebudayaan lama dengan kebudayaan baru secara
proporsional dan dinamis.1
Dalam pemikiran aliran ini adalah mengambil jalan tengah serta uji falsifikasi 2
dan mengembangkan wawasan-wawasan kependidikan Islam masa sekarang
selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perubahan dan melestarikan nilai-nilai (ilahiyah dan insaniyah) dan sekaligus
menumbuhkembangkan dalam kontek, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan sosial yang ada.3
— 94 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
DEFINISI ISTILAH
Perenialis-esensialis-kontekstual-falsifikatif merupakan aliran filsafat
pendidikan Islam yang dikonsep dari aliran -aliran filsafat pendidikan pada
umumnya dan pola pemikiran Islam yang berkembang dalam menjawab
tantangan dan perubahan zaman serta era modernitas.7
Untuk memperjelas maksud dari perenialis-esensialis-kontekstual-falsifikatif,
maka akan dikemukakan definisi dari istilah tersebut.
1. Perenialis
Perenialis diambil dari kata perenial yang berarti abadi atau kekal. Sehingga
perenialis mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai
dan norma yang bersifat kekal atau abadi.8 Nilai-nilai dan norma yang
dimaksud adalah nilai-nilai dan norma pada era salaf atau klasik.
4
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 134.
5
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI, 97.
6
M. Suyudi, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur‟an (Yogyakarta: Mikraj, 2005), 122.
7
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, 67.
8
Zuhairini, et. all, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 27.
— 95 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
2. Esensialisme
Esensialisme adalah aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan lama,
warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan
manusia.9 Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan pada era salaf atau
klasik.
3. Kontekstual
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kontekstual berarti yang berhubungan
dengan konteks.10 Sedangkan konteks dalam kamus filsafat berarti lingkungan
sekitar, kondisi, atau fakta-fakta yang membantu memberikan suatu gambaran
menyeluruh terhadap suatu hal.11
4. Falsifikasi
Dalam kamus filsafat falsifikasi berarti cara memverifikasikan asumsi teoritis
dengan menggunakan pelawannya.12
9
Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila (Surabaya:
Usaha Nasional, 1986), 260.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), 591.
11
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1996), 489.
12
Ibid., 227.
— 96 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
13
Zuhairini, et. all, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 27.
14
Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila (Surabaya:
Usaha Nasional, 1986), 296.
— 97 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
b. Esensialisme
Esensialisme merupakan suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada
mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend-trend progresif di
sekolah.15
Bagi aliran ini pendidikan adalah sebagai pemelihara kebudayaan. Karena dalil
ini maka aliran esensialisme dianggap sebagai aliran yang ingin kembali
kepada kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-
kebaikannya bagi kehidupan manusia.
c. Progressivisme
Aliran progressivisme adalah suatu aliran filsafat pendidikan yang sangat
berpengaruh dalam abad ke-20 ini. Pengaruh itu terasa di seluruh dunia,
terlebih-lebih di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan di dalam lapangan
pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progressivisme ini.17
Biasanya aliran progressivisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup
liberal. Yang dimaksudkan dengan ini ialah pandangan hidup yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: fleksibel (tidak kaku, tidak menolak
perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), corious (ingin
mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati
terbuka).18
15
Uyoh, Sadullah, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2004), 158.
16
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 163.
17
Zuhairini, et. all, Filsafat Pendidikan Islam, 20.
18
Ibid.
— 98 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
19
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, 151.
20
Uyoh Sadullah, Pengantar Filsafat Pendidikan, 133.
— 99 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
sebagai makhluk unik, dan secara unik pula ia bertanggung jawab terhadap
nasibnya.
Sedangkan tujuan pendidikan menurut eksistensialisme adalah untuk
mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya
untuk pemenuhan diri.
a. Tekstualis Salafi
Model tektualis salafi berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai
mendasar yang terkandung dalam al-Qur‟an dan al-sunnah al-sahihah dan
kurang begitu mempertimbangkan situasi konkrit dinamika pergumulan
masyarakat muslim kontemporer yang mengitarinya. Masyarakat ideal yang
diidam-idamkan adalah masyarakat salaf. Rujukan utama pemikirannya adalah
kitab suci al-Qur‟an dan kitab-kitab hadits, tanpa menggunakan keilmuan yang
lain.
Dari uraian tersebut dapat difahami bahwa model tekstualis salafi berusaha
menjadikan al-Qur‟an dan al-sunnah dengan tanpa menggunakan pendekatan
keilmuan lain, dan menjadikan masyarakat salaf sebagai parameter untuk
menjawab tantangan dan perubahan zaman serta modernitas. Hal ini
menunjukkan bahwa model tekstualis salafi lebih bersikap regresif dan
konservatif.
Dalam konteks pemikiran filsafat pendidikan, terdapat dua aliran yang lebih
dekat dengan model tekstualis salafi yaitu perenialisme dan esensialisme,
terutama dilihatnya dari wataknya yang regresif dan konservatif.
21
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), 50.
— 100 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
Atas dasar tersebut maka dalam konteks pemikiran filsafat pendidikan Islam
model tekstualis salafi dikategorikan dalam perenialis-tektualis salafi dan
sekaligus esensial-tekstualis salafi, untuk menyederhanakan dari model tersebut
maka digunakan istilah perenialis-esensialis salafi.
b. Tradisional Mazhabi
Model tradisionalis mazhabi berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai
mendasar yang terkandung dalam al-Qur‟an, dan al-sunnah al-shahihah melalui
bantuan khazanah pemikiran Islam klasik. Namun seringkali kurang begitu
mempertimbangkan situasi sosio-historis masyarakat setempat. Hasil pemikiran
ulama terdahulu dianggap sudah pasti atau absolut tanpa mempertimbangkan
dimensi historisnya.
— 101 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
c. Modernis
Model modernis berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai mendasar
yang terkandung dalam al- Qur‟an dan al-sunnah al-sahihah dengan hanya
semata- mata mempertimbangkan kondisi dan tantangan sosio-historis dan
kultural yang dihadapi oleh masyarakat muslim kontemporer tanpa
mempertimbangkan muatan-muatan khazanah intelektual muslim era klasik.
Dalam konteks pemikiran filsafat pendidikan, terdapat suatu mazhab yang lebih
dekat dengan model pemikiran modernis tersebut yaitu progressivisme. Dimana
progressivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.
d. Neo-Modernis
Model ini berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilai mendasar yang
terkandung dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah al-Sahihah dengan mengikut
sertakan dan mempertimbangkan khazanah intelektual muslim klasik serta
mencermati kesulitan-kesulitan dan kemudahan yang ditawarkan oleh dunia
teknologi modern. Jargon yang sering dikumandangkan adalah “al-Muhāfazah
„alā al-Qadīm al-Sālih wa al-Akhzu bi al-Jadīd al-Aslah”, yakni memelihara
hal-hal yang baik yang telah ada sambil mengembangkan nilai-nilai baru yang
lebih baik.
Sikap regresif dan konservatif ini berlaku terhadap nilai-nilai Ilahi (ketuhanan)
dan nilai-nilai insani (budaya manusia) yang telah ada dan yang telah dibangun
serta dikembangkan oleh para pemikir
— 102 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
22
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, 56.
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), 940.
24
Ibid., 509.
— 103 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
— 104 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
29
Ibid.
30
Ibid., 66.
— 105 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
31
Ibid.
32
Ibid., 74-75.
— 106 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
Tujuan Pendidikan
Melihat pandangan perenialis-esensialis -kontekstual -falsifikatif tentang
hakekat pendidikan, maka tujuan pendidikan diarahkan untuk membantu
peserta didik dalam menguak, menemukan dan menginternalisasikan nilai-nilai
yang diungkapkan pada masa salaf al-salih atau masa klasik dan pertengahan,
menjelaskan dan menyebarkan warisan ajaran dan nilai salaf atau para
pendahulunya yang dianggap mapan dalam ujian sejarah, karena itu penting
diketahui oleh semua orang misal, sholat, pentingnya jihād fī sabīlillah dan
lain-lain.33
Di lain pihak tujuan pendidikan juga untuk memberikan ketrampilan-
ketrampilan dan alat-alat kepada peserta didik yang dapat dipergunakan untuk
berinteraksi dengan lingkungannya yang selalu dalam proses perubahan,
sehingga ia bersikap dinamis dalam menghadapi dan merespon tuntutan dan
kebutuhan-kebutuhan lingkungannya, serta mampu menyesuaikan dan
melakukan penyesuaian kembali dengan tuntutan perubahan sosial dan
perkembangan IPTEK dengan dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran universal
(Allah). Singkatnya, tujuan menurut tipologi ini adalah melestarikan nilai-nilai
ilahiyah dan insaniyah sekaligus menumbuhkembangkannya dalam konteks
perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang ada.34
Kurikulum
Kurikulum dalam pandangan perenialis-esensialis-kontekstual-falsifikatif
ditekankan pada:
• Pelestarian doktrin-doktrin dan nilai-nilai agama yang dipandang mapan
sebagaimana tertuang dan terkandung dalam kitab-kitab terdahulu, yang
berisi hal-hal yang utama (dasar) dan esensial, serta mata pelajaran-mata
pelajaran kognitif sebagaimana yang ada pada masa salaf dan pasca salaf,
misal pelajaran al-Qur‟an, fiqh (syari‟ah) dan lain-lain.
33
Muhaimin, Wacana Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, 132.
34
Ibid.
— 107 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
Metode
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat
untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya kearah tujuan yang dicita-
citakan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan
Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara
yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidak tepatan
dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar
mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma.
Karenanya, metode adalah syarat untuk efisiensinya aktivitas pendidikan
Islam.36
Dalam aliran perenialis esensialis kontekstual falsifikatif, metode yang
digunakan dalam hal-hal yang bersifat doktriner adalah:37
35
Ibid., 133.
36
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritias dan Praktis (Jakarta:
Ciputat Press, 2002), 64.
37
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, 133.
— 108 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
• Metode Ceramah
Metode ceramah adalah tehnik penyampaian pesan pengajaran yang sudah
lazim dipakai oleh guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara
penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid di sini
sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat
keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan.38
— 109 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
• Metode proyek
Metode proyek (unit) adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau
kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.44
Evaluasi
Rangkaian akhir dari suatu proses pendidikan Islam adalah evaluasi atau
penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya
dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap out put yang dihasilkannya.45
— 110 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
Pengajar (Guru)
Pengajar sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan pengajar sangat menentukan kelangsungan proses belajar
mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Pengajar harus pandai
membawa peserta didiknya kepada tujuan yang hendak dicapainya. 48
Peserta didik diibaratkan sebagai makhluk rasional yang dibimbing, diajak dan
diarahkan untuk menggali, menemukan dan mengidentifikasi masalah-masalah
yang ada, atau yang dialami oleh peserta didik yang
47
Muhaimin, Pengembangan Kurikukum Pendidikan Agama Islam, 134.
48
Ibid., 120.
49
Ibid., 133-144.
— 111 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
PENUTUP
Simpulan
Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah pada dasarnya
adalah melestarikan nilai-nilai ilahiyah dan insaniyah dan
menumbuhkembangkannya dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan situasi sosial yang ada. Walaupun dalam rumusan tujuannya
tidak secara langsung mengacu pada aliran perenial-esensial-kontekstual-
falsifikatif tapi pada prinsipnya orientasi tujuannya pada pelestarian nilai
ilahiyah dan insaniyah dan menumbuh kembangkan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta situasi sosial yang ada. Tujuan tersebut adalah
esensi dari tujuan pendidikan perspektif aliran filsafat pendidikan Islam
perenialis-esensialis-kontekstual-falsifikatif.
50
Ibid.
— 112 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu dan Prasetya, Joko, Strategi Belajar Mengajar Bandung:
Pustaka Setia, 2005
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia, 1996
Bogdan dan Biklen. Qualitative Research For Education, An Introduction To
Theory And Methods. Boston: Allyn And Bacon. 1982.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan, Pendekatan Kontekstual Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2002
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke
Tiga Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005.
— 113 —
Qalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2017 Asfahani : Implementasi Konsep Pemikiran Aliran Filsafat
Pendidikan ...
— 114 —