IDA ARIANI
1006833773
IDA ARIANI
1006833773
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir (KIA)
dengan berjudul “Aplikasi Teori Comfort Kolcaba pada Pasien Anak Pasca
Pembedahan yang Berfokus pada Pemenuhan Kebutuhan Keamanan Di Ruang
BCh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo”. KIA ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Ners Spesialis
Keperawatan Anak di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
KIA ini tidak akan selesai tanpa kekuatan dan kemampuan dari Allah SWT serta
bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Yth:
1. Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., MN. selaku supervisor utama yang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan
tenaga untuk memberikan motivasi, bimbingan dan arahan sehingga KIA ini
cepat terselesaikan.
2. Siti Chodidjah, S.Kp., MN. selaku supervisor yang juga telah banyak
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing, memotivasi dan
mengarahkan selama proses penyusunan karya ilmiah.
3. dr. Iskandar, Sp.B., Sp.BA selaku penguji karya ilmiah.
4. Tia Setiawati, M.Kep., Sp.Kep.An., selaku penguji karya ilmiah.
5. Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia dan seluruh jajarannya atas ijin dan
motivasinya.
6. Seluruh Dosen Keperawatan Anak yang telah membimbing dan memotivasi
selama praktik Residensi Keperawatan Anak.
7. Direktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo beserta jajarannya yang telah
memberikan ijin tempat praktik Residensi Keperawatan Anak.
8. Ketua Yayasan Sosial Al-Irsyad dan Ketua STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
Akhir kata saya berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan
anak dan bagi masyarakat yang menerima pemberian asuhan keperawatan.
Penulis
vi
viii
Post surgery children are in risk for safety problem such as aspiration becouse of
fluid intake before they are fully conscious. The aspiration will cause comfort
problem which manifestated as chest pain and chest tightness. Comfort theory
from Kolcaba provides direction on meeting patient need of comfort. This paper
aims to give an overview of post surgical children focused on meeting the need of
safety. Nursing care was provided throught the stages of comfort assessment
(physical comfort, psychospiritual, environtment and sociocultural), nursing
diagnosis formulation, interventions plan (based on standard comfort, coaching,
and comfort food for the soul), implementation and evaluation. Among five post
surgical children which were in risk of aspiration, four children didn’t experience
aspiration and one patient experienced aspiration. The aspiration was happened
becouse of sociocultural comfort was not satisfied, where the support and
involvement from parents in the care of their children was not adequate. So that
the four aspects of comfort should be mutually supportive to the achievement of
holistic comfort.
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan khusus dan tidak
lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Proses pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan,
lingkungan dalam rahim maupun lingkungan ekternal yang menyebabkan
anak dalam kondisi rentang sehat sakit (James & Ashwill, 2007). Faktor
keturunan misalnya jenis kelamin, ras dan kebangsaan. Faktor internal
dalam rahim misalnya status nutrisi ibu selama hamil, gangguan endokrin
1 Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
2
pada ibu misalnya ibu dengan diabetes mellitus, dan penyakit infeksi pada
saat hamil. Faktor lingkungan ekternal misalnya kebersihan dan tingkat
polusi pada daerah tempat tinggal, keyakinan dan budaya yang dianut
masyarakat sekitar (Soetjiningsih, 2001). Faktor tersebut dapat menjadi
penyebab anak sakit.
Kondisi yang dapat menyebabkan anak sakit dapat bervariasi selama masa
pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya disebabkan karena
suatu infeksi maupun penyakit keturunan dan penyakit karena kelainan
kongenital. Kondisi ini menyebabkan anak harus dirawat di rumah sakit
dan mendapat tindakan medis bahkan tindakan pembedahan.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
4
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
5
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
6
BAB 2
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1.1 Kasus 1
Anak A, perempuan, usia 1 tahun 5 bulan. Keluhan saat masuk rumah sakit
ibu pasien mengeluh stoma anaknya menonjol keluar. Riwayat penyakit saat
ini sejak lahir pasien tidak mempunyai anus. Pada usia 4 hari pasien
dilakukan operasi collostomy di RSUD Bekasi. Setelah beberapa bulan,
pasien berobat ke poli bedah anak RSCM untuk persiapan pembuatan anus
dengan membawa rujukan dari RSUD Bekasi. Kurang lebih 3 hari sebelum
masuk RS, ibu pasien mengeluh stoma anaknya yang sisi bawah menonjol
keluar. Apalagi jika menangis dan batuk. Hasil pengkajian tanggal 30-04-
2014 pasien telah dilakukan tindakan pembedahan PSARP dan didapatkan
data terdapat kantong colostomy dengan stoma yang masih prolaps, terdapat
luka pembedahan di anus yang tertutup kassa. Pasien terpasang kateter
produksi kuning jernih. Pasien terpasang intravena fluid drip (IVFD): N5 +
KCl 10 meq 35,41 ml/jam. Kesadaran somnolen, tanda-tanda vital suhu:
37,3oC, nadi: 120 x/mnt, frekuensi pernapasan: 20 x/mnt.
6 Universitas Indonesia
2.1.2 Kasus 2
Anak MA, laki-laki, usia 2 tahun 2 bulan, pasien rujukan dari RS Ambon
untuk direncanakan tutup stoma. Pasien dengan riwayat sulit BAB sejak usia
8 bulan. Pada bulan Januari 2014 dilakukan pembuatan colostomy di RS Dr.
M. Haulussy Ambon dengan diagnosa Hirschprung. Kemudian dirujuk ke
RSCM untuk penanganan lebih lanjut. Telah dilakukan biopsi all layer pada
tanggal 10-04-2014. Pada tanggal 15-04-2014 pasien dilakukan operasi
tutup stoma. Pada saat pengkajian tanggal 15-04-2014 pasien terpasang
infus N5 54,1 ml/jam, kateter terpasang produksi jernih, Nasogastric tube
terpasang produksi tidak ada, pasien dipuasakan. Abdomen terdapat luka
Universitas Indonesia
pembedahan dan tertutup kassa, tidak ada rembesan. Pasien tidak mengeluh
nyeri akan tetapi wajah kadang meringis dan mengerutkan dahi, ekstremitas
tidak tenang, gelisah dan merintih dan merengek. Skala nyeri FLACC 3.
Kesadaran somnolen. Tanda-tanda vital: suhu 37,2OC, nadi 110x/menit,
frekuensi pernafasan 26x/menit. Pasien mendapat terapi antibiotik 2 x 200
mg dan analgesik 3 x 200 mg.
2.2.3. Kasus 3
Universitas Indonesia
2.1.4 Kasus 4
Universitas Indonesia
2.1.5. Kasus 5
Universitas Indonesia
daerah anus tidak ada. Pada usia 4 hari, pasien dilakukan collostomy di
Pangkal Pinang, kemudian dirujuk ke RSCM untuk pembuatan anus. Pada
bulan September 2012 dilakukan operasi pembuatan anus di RSCM. Pada
tanggal 26-03-2014 dilakukan operasi tutup stoma dan kemudian dilakukan
perawatan pasca pembedahan selama 1 hari di PICU. Pasien datang di
ruang BCh tanggal 27-03-2014 pukul 11.30 WIB, terdapat infus N5 + KCl
10 meq 38 ml/jam dan midazolam 35 mg dalam D5% (50 ml) 1 ml/jam.
Terpasang NGT dialirkan tidak ada produksi, pasien dipuasakan, abdomen
terdapat luka pembedahan, rembesan minimal, kateter urin dialirkan dan
lancar. Wajah mengerutkan dahi, merintih, dapat ditenangkan dengan
sentuhan dan pelukan, skala FLACC 3. Kesadaran compos mentis. Tanda-
tanda vital nadi 136 x/menit, suhu 36,7oC, frekuensi pernafasan 26 x/menit.
Universitas Indonesia
Keamanan (safety) pasien adalah pasien bebas dari cedera yang termasuk
didalamnya adalah penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan,
cacat, kematian, dan lain-lain yang seharusnya tidak terjadi atau cedera
yang potensial, terkait dengan pelayanan kesehatan (KPP-RS, 2007).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Beberapa prinsip dari Family centered care menurut Neal, Frost, Kuhn,
Green, Cleveland dan Kersten (2007) adalah:
1) Menghargai bahwa keluarga adalah sesuatu yang konstan pada hidup
anak dan merupakan orang yang paling mengetahui tentang anak
2) Terbuka dan membina hubungan kerjasama antara professional dan
keluarga
3) Menghargai perbedaan
4) Pengakuan dan dukungan dari kekuatan keluarga dan mekanisme
koping
5) Keluarga dilibatkan dalam perawatan
6) Dukungan sepenuhnya dari seluruh keluarga
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Physical
Psychospiritual
Environmental
Sociocultural
Kerangka comfort
Asuhan keperawatan pada anak ditujukan untuk meningkatkan
kenyamanan pada anak dan keluarga. Berdasarkan teori comfort, ada
beberapa konsep teori yang harus dipahami oleh perawat dalam
melakukan intervensi pada anak dan keluarga, yaitu: 1) Anak-
anak/keluarga memiliki respon holistik terhadap rangsangan yang
kompleks. 2) Rasa aman merupakan hasil yang bersifat holistik yang
berhubungan erat dengan disiplin ilmu keperawatan, termasuk dalam
keperawatan anak. 3) Rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar bagi anak
dan keluarga, dan untuk memenuhinya diperlukan bantuan perawat. 4)
Kebutuhan rasa nyaman bagi anak-anak/keluarga bervariasi. 5)
Pemenuhan kenyamanan pada anak/keluarga baik secara fisiologis dan
psikologis, lebih mudah daripada mengobati ketidaknyamanan. 6) Ketika
ketidaknyamanan seperti kekacauan lingkungan atau sakit tidak dapat di
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.4.2.3 Intervensi
Tahapan Intervensi yaitu perencanaan asuhan keperawatan yang akan
dilakukan. Pada tahap intervensi perawat menyusun rencana asuhan
keperawatan berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Rencana suhan
Universitas Indonesia
2.4.2.4 Implementasi
Tahap Implementasi adalah menguji hipotesis. Perawat menggunakan
hipotesis dalam memberikan perawatan langsung sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun berdasarkan masalah dan tujuan
keperawatan (Aligood & Thomey, 2006). Perawat menggunakan
pendekatan intervensi berdasarkan prinsip comfort Kolcaba yaitu
intervensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pasien baik dari segi
fisik, psikospiritual, sosial budaya dan lingkungan.
2.4.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan dalam mengobservasi respon pasien terhadap
intervensi keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi didasarkan pada
tujuan dan kriteria hasil pada perencanaan keperawatan. Evaluasi
dilakukan dengan mengkaji tingkat kenyamanan fisik, psikospiritual,
social kultural dan lingkungan (Aligood & Thomey, 2006).
Universitas Indonesia
a. Kenyamanan fisik
Keadaan umun pada saat pengkajian didapatkan anak A dengan pasca
pembedahan PSARP hari ke 0, kesadaran somnolen, anak terbaring
miring di tempat tidur.
Universitas Indonesia
b. Kenyamanan psikospiritual
Orang tua bergantian dalam menemani pasien. Orang tua terlihat ingin
selalu memberikan perawatan yang terbaik buat anaknya.
Universitas Indonesia
c. Kenyamanan Sosiokultural
Pasien hanya ditunggui ibu dan ayah pasien. Pasien dihibur dan
ditenangkan oleh orang tuanya. Tidak ada keyakinan khusus yang
berhubungan dengan kesehatan. Tidak ada budaya yang dianut yang
bertentangan dengan kesehatan. Tidak ada hambatan dalam
berkomunikasi. Pasien dan orangtua menggunakan bahasa yang sama
dengan bahasa perawat. Ayah pasien sangat khawatir dengan kondisi
anaknya yang belum diberikan minum sejak keluar dari kamar operasi.
Sedangkan ibu pasien sudah di beri tahu residen agar tidak
memberikan minum sebelum kesadaran anaknya sadar penuh. Akan
tetapi, ayah pasien tetap memberikan susu satu botol sampai anaknya
muntah. Terlihat hubungan antara kedua orangtua pasien tidak
harmonis dan tidak ada keterbukaan satu sama lain dalam melakukan
perawatan terhadap anaknya.
d. Kenyamanan Lingkungan
Pasien dilakukan perawatan di ruang alih kelas 3 dan tempat tidur di
sebelahnya ada pasien dengan kondisi yang sama setelah dilakukan
pembedahan. Meskipun ruangan kelas 3 tetapi tidak begitu terdengar
gaduh dan berisik karena posisi tempat tidur pasien berada di ujung
dan pojok ruangan.
Adapun klasifikasi Taksonomi Comfort dapat di lihat dalam tabel 2.2
2) Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan pada kenyaman fisik adalah :
a. Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
sekunder akibat pembedahan
b. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
pembatasan intake restriktif
c. Risiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan pada
pembedahan
d. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
Universitas Indonesia
3) Intervensi Keperawatan
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
sekunder akibat pembedahan
Tujuan setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam diharapkan pasien
tidak mengalami aspirasi yang dibuktikan oleh Pencegahan Aspirasi
dengan kriteria pasien mampu menoleransi asupan oral tanpa aspirasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
infeksi, balutan luka kering dan bersih, suhu tubuh dalam batas normal
(36,5 – 37,5)oC.
Intervensi yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
Standard comfort :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor tanda-tanda infeksi dan kondisi luka apakah ada rembesan
pada kassa
c. Lakukan perawatan luka dengan memperhatikan sterilitas
Coaching :
a. Jelaskan kepada orang tua pentingnya kebersihan diri
b. Anjurkan orang tua untuk menjaga kebersihan diri untuk melindungi
tubuh dari infeksi misalnya dengan mencuci tangan
c. Ajarkan kepada keluarga cara mencuci tangan yang benar untuk
menghindari penyebaran infeksi.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
Comfort food for the soul :
a. Anjurkan kepada orang tua untuk menjaga agar luka operasi tetap
kering dan bersih
b. Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan
Universitas Indonesia
Coaching :
a. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga bahwa pasien pasca
pembedahan secara umum mengalami nyeri
b. Infomasikan kepada orangtua tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang disarankan
c. Berikan penjelasan bahwa perawat dan tim kesehatan akan
membantu mengatasi nyeri dengan melanjutkan pemberian obat anti
nyeri dan tindakan keperawatan untuk menurunkan nyeri
Comfort food for the soul :
a. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis, misalnya teknik
distraksi dengan memberikan sentuhan, pelukan, terapi musik
b. Berikan pengertian pentingnya keterlibatan keluarga dan kesiapan
pasien bersama-sama mengatasi nyeri
c. Monitor skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan melibatkan keluarga
d. Tunjukkan dan beri penghargaan positif pencapaian intervensi yang
telah dilakukan bersama
Universitas Indonesia
Coaching :
a. Ajarkan keluarga tentang ketrampilan yang dibutuhkan untuk
merawat pasien
b. Ajarkan perencanaan medis dan perawatan dalam perawatan
keluarga
Comfort food for the soul :
a. Tentukan tingkat keterlibatan yang diinginkan anggota keluarga
dengan pasien
b. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien dan
keluarga secara realistis
c. Dengarkan kekhawatiran dan perasaan keluarga
d. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat
menghalangi program terapi
4) Implementasi
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada An A sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat adalah:
1. Kenyamanan fisik
a. Mamantau tingkat kesadaran
b. Memantau tanda-tanda aspirasi selama proses pemberian makan
c. Membantu orang tua untuk membuat rencana kedaruratan bila pasien
mengalami aspirasi
d. Mengukur tanda-tanda vital
e. Memonitor tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh dan
kemungkinan adanya rembesan pada balutan luka
f. Memonitor skala nyeri dengan skala FLACC
g. Melakukan manajemen nyeri non farmakologis dengan
mendengarkan musik, menggendong, memeluk
h. Memberikan analgesik farmadol 3 x 120 mg
i. Mengkaji masukan dan keluaran serta menghitung balance cairan,
memberikan caran infus N5 + KCl 10 meq 850 ml dalam 24 jam
(35,41 ml/jam), memonitor tanda-tanda dehidrasi
Universitas Indonesia
j. Melakukan perawatan luka dengan set rawat luka steril dan NaCl
0,9%, memakai alat pelindung diri dalam prosedur rawat luka seperti
handscoon non steril dan handscoon steril, masker dan celemek.
Menganjurkan pada keluarga untuk memandikan anak dengan sabun
2x/ hari, memberikan injeksi cefotaxim 3 x 200 mg.
2. Kenyamanan sosiokultural
a. Mengidentifikasi struktur dan peran keluarga
b. Meningkatkan hubungan saling percaya dan keterbukaan dalam
keluarga
c. Mengajarkan keluarga tentang ketrampilan yang dibutuhkan untuk
merawat pasien
d. Mengajarkan perencanaan medis dan perawatan dalam perawatan
keluarga
e. Menentukan tingkat keterlibatan yang diinginkan anggota keluarga
dengan pasien
f. Membantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat
menghalangi program terapi
5) Evaluasi
1. Evaluasi hari perawatan ke-3 tanggal 02-05-2014, antara lain sebagai
berikut:
a. Kesadaran compos mentis. Pasien sudah bisa menoleransi asupan
oral tanpa aspirasi. Skala nyeri FLACC 3, pasien berbaring miring di
tempat tidur, gerakan terbatas, bila dilakukan injeksi pasien masih
menangis. Obat injeksi antibiotik cefotaxim 3 x 200 mg dan
analgesik injeksi farmadol 3 x 120 mg telah diberikan. Telah
dilakukan perawatan luka, balutan tidak ada rembesan. Infus masih
terpasang N5 + KCl 10 meq 35,41 ml/jam. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10,4 g/dl, hematokrit 31,8 %, leukosit
9.430/µl.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN ANAK
Pendidikan spesialis keperawatan anak merupakan salah satu bentuk dari upaya
meningkatkan kompetensi perawat tingkat lanjut yang disiapkan dalam
kespesifikan bidang perawatan anak. Calon ners spesialis keperawatan anak harus
menyelesaikan pendidikan praktik profesi yaitu praktik ners spesialis keperawatan
anak. Pada praktik ners spesialis keperawatan anak, perawat memiliki tiga ranah
kompetensi utama yaitu: 1) melaksanakan praktik professional, etis, legal dan
peka budaya; 2) melaksanakan pemberian asuhan dan manajemen asuhan
keperawatan; 3) melaksanakan pengembangan professional (PPNI, 2005).
34 Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
35
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
36
tanda-tanda vital, berat-badan, skala nyeri, risiko jatuh, risiko dekubitus dan
lainya secara lengkap dan membubuhkan tanda tangan pemeriksa.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
38
Selain praktik di ruang perinatologi, praktik ners spesialis keperawatan anak juga
dilakukan diruang perawatan Bedah Anak RSUPN dr Cipto Mangunkusomo yang
dilaksanakan selama 6 minggu pada semester 1 mulai tanggal 09 Desember 2013
sampai dengan 17 Januari 2014. Praktek dilanjutkan dengan 12 minggu pada
semester 2 mulai tanggal 17 Februari sampai dengan 09 Mei 2014. Selama
menjalani praktik di ruang perawatan bedah anak, kompetensi pengelolaan kasus
dan pemberian asuhan keperawatan dilakukan pada anak dengan morbus
hirschprung sebelum dan setelah dilakukan operasi, malformasi anorektal dengan
fistel rectovestibuler, hipospadia penoscrotal, hernia scrotalis, hernia diafragma,
tutup stoma, pasien atresia ani setelah dilakukan operasi posterior sagitalis
anorectoplasty (PSARP), gastroscisis, invaginasi dan apendiksitis pasca
appendictomy.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
39
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
41
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan pendekatan teori comfort yaitu
memperhatikan aspek kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural dan
lingkungan. Pengkajian yang dilakukan berdasarkan keempat konteks
kenyamanan selanjutnya dimasukkan ke dalam taksonomi comfort untuk
memudahkan perawat dalam melakukan intervensi. Hasil pengkajian
dengan memperhatikan aspek kenyamanan fisik pada kelima kasus terpilih
menunjukkan semua pasien (100%) berada pada kondisi yang berisiko
terjadinya aspirasi berhubungan dengan pasca pembedahan. Residen
melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran untuk mendapatkan data yang
akurat untuk mendukung adanya risiko aspirasi pada pasien. Dalam
melakukan pengkajian tingkat kesadaran, residen menggunakan format
Glasgow Coma Scale (GCS).
41 Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
43
Masalah risiko jatuh dapat terjadi pada semua pasien terutama pasien anak
yang mobilisasinya aktif, anak dengan mobilisasi terbatas dan pasca
pembedahan. Pasien dengan pasca pembedahan masih berfokus pada rasa
nyeri sehingga orientasi terhadap lingkungan kurang waspada. Pengaruh
anastesi yang diberikan pada saat pembedahan juga menjadi pertimbangan
sehingga perlu diwaspadai terjadinya cidera karena jatuh. Ruang BCh
RSUPN dr Cipto Mangunkusumo sudah melaksanakan panduan pencegahan
risiko jatuh yang rutin dilaksanakan pada semua pasien untuk mengatasi
risiko jatuh pada pasien. Keluarga dilibatkan dalam pengawasan risiko
jatuh. Perawat mempunyai kewajiban dalam melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan panduan risiko jatuh. Perawat tetap mengevaluasi dan
mengingatkan keluarga apabila keluarga lupa melakukan salah satu poin
pada panduan pencegahan risiko jatuh.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
44
hospitalisasi bagi orang tua yang anaknya di rawat di rumah sakit. Orang tua
dihadapkan pada lingkungan baru yang asing dan pengalaman yang tidak
menyenangkan terhadap perawatan sebelumnya seperti trauma, sehingga
menjadi stess, takut dan cemas menghadapi situasi hospitalisasi (Hatfield,
2008; Salmela, Aronen & Salantera, 2010).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
45
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
46
tua untuk menjaga kebersihan diri dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan anaknya, kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.
Intervensi berdasarkan comfort food for the soul adalah menganjurkan
kepada orang tua agar menjaga luka operasi tetap bersih dan kering.
4.1.4 Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan kebutuhan kenyamanan fisik,
psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Evaluasi untuk masalah risiko
aspirasi kelima pasien dapat teratasi. Semua pasien tidak mengalami aspirasi
dengan kriteria mampu mentolelir asupan oral tanpa aspirasi. Masalah risiko
ketidakseimbangan cairan juga teratasi dengan kriteria turgor kulit baik,
membran mukosa bibir lembab. Masalah nyeri juga teratasi dengan kriteria
skala FLACC 0. Masalah risiko infeksi teratasi dengan kriteria tidak ada
tanda-tanda infeksi, balutan luka kering dan bersih, suhu tubuh dalam batas
normal.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
47
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
48
Pelaksanakan praktik professional, etis, legal dan peka budaya secara umum
tidak ada hambatan. Pelaksanaan praktik keperawatan sudah sesuai dengan
standar keperawatan dan ruang lingkup praktek keperawatan dengan
melakukan asuhan keperawatan secara mandiri maupun kolaboratif dan
pendelegasian (PPNI, 2005). Pelaksanaan berhubungan dengan aspek
legalitas juga sangat didukung oleh sistem pelayanan keperawatan yang ada
dimana dokumentasi keperawatan sangat diperhatikan. Apalagi RSUPN dr
Cipto Mangunkusumo telah melaksanakan Joint Comitte Nasional (JCI).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
50
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
51
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.1.1. Pasien pasca pembedahan mempunyai masalah yang sama pada
kelima kasus pasien kelolaan yaitu risiko aspirasi, risiko
ketidakseimbangan volume cairan dan risiko infeksi. Adapun
masalah risiko aspirasi dan risiko infeksi merupakan diagnosa
keperawatan yang berhubungan dengan keamanan pasien. Pasien
anak yang mengalami pasca pembedahan seringkali dalam kondisi
belum sadar penuh sampai di ruang rawat. Pengkajian yang
dilakukan berkaitan dengan tingkat kesadaran penting dilakukan
agar intervensi keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya
menjadi tepat. Pasien anak yang kadang masih dalam pengaruh
sedasi menjadikan pengkajian terhadap tingkat kesadaran yang
dilakukan perawat menjadi kurang obyektif. Hal ini pentingnya
ketrampilan dan ketelitian perawat untuk melakukan pengkajian
tingkat kesadaran secara tepat. Pelaksanaan intervensi untuk
memenuhi kebutuhan keamanan pasien pasca pembedahan tidak
terlepas dari keterlibatan orangtua. Perhatian terhadap masukan
cairan diperlukan terutama selama 48 jam pasca pembedahan
dengan memonitor keluaran dan masukan cairan. Masukan cairan
dilakukan dengan tindakan kolaborasi melalui intravena dan
tindakan mandiri dengan peningkatan cairan melalui oral. Risiko
infeksi pada pasien pasca pembedahan dapat dicegah dengan
peningkatan personal hygiene pasien dan hand hygiene orang tua,
perawatan luka dengan prinsip steril dan kolaborasi pemberian
nutrisi sesuai kebutuhan pasien pasca pembedahan.
51
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
52
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penerapan teori comfort Kolcaba dapat dijadikan acuan dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien di ruang bedah anak,
terutama pasien pasca pembedahan yang mengalami pada masalah
keamanan. Teori ini dapat diaplikasikan dan berfokus pada tingkat
kenyamanan pasien secara fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosiokultural sehingga mampu memenuhi kebutuhan kenyamanan
secara menyeluruh.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
53
Universitas Indonesia
Aplikasi teori…., Ida Ariani, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
volume 2. Jakarta: EGC.
Ellis, J. R., & Hartley, C. L. (2004). Nursing in today’s world: Trends, issues &
management. (8 th ed). Philadelphia: Lippincott.
Eizadi, N., Saghaei, M., Alfred Sam, Zargarzadah, A.H., Huynh, C., Gheshlaghi,
F. & Yaraghi,A. (2009). Comparative evaluation of glasgow coma score
and gag reflex in predicting aspiration pneumonitis in acut poisoning.
Journal of Clinical Care. 24, 470.e9-470.e15.
Fry, S.R., Veatch M.N., & Taylor C. (2011). Case studies in principles nursing
ethics. Canada: LLC.
James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children: Principles &
practice. (3th ed). St Louis: Saunders Elsevier Inc.
Kolcaba, K. (2003). Comfort Theory and Practice. New York: Spinger Publiser
Kolcaba, K., & DiMarco, M. A. (2005). Comfort theory and its application to
pediatric nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187-194
Neal, A., Frost, M., Kuhn J., Green A., Cleveland B.G., & Kersten, R. ( 2007).
Family centered care whitin a infant-toddler unit. Pediatric Nursing, 33
(6), 481-485.
Nurjannah, Intansari (2010). Proses Keperawatan: NANDA, NOC & NIC. Jakarta:
PT Buku Kita.
Salmela, M., Aronen, E.T., & Salantera, S. (2010). The experience of hospital-
related fears of 4-to6-year-old children. Child: care, health and
development, 37 (5), 719-726.
Sjamsuhidayat, R. & Jong W.D. (2005). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.
Siefert, M.L. (2002). Concept analysis of comfort. Nursing Forum, 37, (4), 16-23.
Titone, J., Cross R., Sileo M. & Martin G. (2004). Taking family centered care to
higher level on the heart and kidney unit. Pediatric Nursing, 30 (6), 495-
497.
Wong, D. L., Eaton, M.H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008).Wong’s essentials of pediatic nursing. (6thed). St Louis: Mosby Co.
Oleh :
Ida Ariani
NPM 1006833773
Praktikan
( Ida Ariani )
Supervisor Utama Supervisor
Oleh :
Ida Ariani
NPM 1006833773
KONTRAK BELAJAR
Residensi Perawat Spesialis Anak Semester II Tahun Akademik 2013 / 2014
2. Mahasiswa mampu 1. Melakukan pengumpulan data ruangan Diskusi, 17 Pebruari BCH RSUPN
membuat proyek 2. Studi literatur Pengkajian, 2014 – 9 Cipto
inovasi untuk 3. Menyusun proposal proyek inovasi wawancara Mei 2014 Mangunkusu
mengatasi masalah 4. Mempresentasikan usulan proyek inovasi dengan ruangan mo Jakarta
yang ditemukan di 5. Melakukan implementasi
ruang rawat bedah 6. Mengevaluasi hasil implementasi proyek inovasi.
anak
3. Mahasiswa mampu 1. Mengidentifikasi satu teori dan konsep keperawatan, Diskusi 17 Pebruari BCH RSUPN
menerapkan teori temuan riset yang sesuai dengan keperawatan anak 2014 – 9 Cipto
dan konsep Mei 2014 Mangunkusu
keperawatan, 2. Menerapkan satu teori dan konsep keperawatan, temuan mo Jakarta
temuan riset. riset yang sesuai dengan keperawatan anak
Praktikan
( Ida Ariani )
Supervisor Utama Supervisor