Menurut Rivai dan Sagala (2011) manfaat pelatihan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu :
1. Pegawai
lebih efektif
dilaksanakan
diri,
ketrampilan interaksi
2. Organisasi
Membantu dalam orientasi bagi organisasi baru dan organisasi tranfer atau
promosi
internasional
Kebutuhan pelatihan akan berhasil jika proses mengisi kebutuhan mengisi kebutuhan
pelatihan yang benar (Rivai, Sagala, 2011). Pada dasarnya, kebutuhan itu untuk memenuhi
dipenuhi dari prestasi pegawai yang tidak sesuai dengan standar hasil kerja, yang
mana pun dalam organisasi sering dilakukan mutasi jabatan. Dengan alasan nya
melewati jabatan fungsional lainnya sehingga dia lebih mampu mengelola organisasi
yang terjadi secara internal karena perubahan sistem, struktur organisasi, sedangkan
yang sering memerlukan adanya tambahan pengetahuan baru. Walaupun pada saat ini
tidak ada persoalan antara kemampuan orangnya dengan tuntutan jabatannya, tetapi
Langkah pertama pada proses perancangan pengajaran adalah penilaian kebu tuhan
(needs assessment) yang mengacu pada proses yang digunakan untuk menentukan
apakah pelatihan diperlukan. Seperti yang kita lihat, banyak “tekanan” yang berbeda
satu dengan yang lain menunjukkan bahwa pelatihan diperlukan. Tekanan tersebut
bisnis secara global. Untuk itu, penilaian kebutuhan biasanya meliputi analisis
Analisis Organisasi
sebagai pemecahan masalah dari titik tekanan apa pun, yakni arah strategis
Faktor utama dari keberhasilan adalah sikap positif di antara para rekan kerja
kesediaan para manajer dan rekan kerja untuk memberi tahukan kepada
pelatihan. Selain itu, inisiatif itu juga menunjukan cara pelatihan akan
2. Sumber-Sumber Pelatihan
pekerjaan baru. Para pegawai yang gagal dalam tes atau memiliki kinerja
Analisis Individu
pelatihan sesuai dan para pegawai membutuhkan pelatihan. Akan tetapi, ketika
sebagai akibat dari kekurangan kinerja), sering kali tidak jelas apakah
adalah kinerja yang rendah atau di bawah standar, yaitu kesenjangan antara
kinerja organisasi saat ini dengan kinerja yang diharapkan. Indikator potensial
mengakibatkan tingkat kinerja saat ini perlu di tingkatkan atau para pegawai
yang memberitahukan para pegawai tentang apa, bagaimana, dan kapan harus
dengan baik. Umpan balik, merupakan informasi yang diterima para pegawai
Sementara itu, analisis individu dari sudut pandang manajer untuk menen
mereka mungkin hanya mengikuti sedikit atau bahkan tidak satu pun
Analisis Tugas
men cakup dan para manajernya, serta berbicara dengan orang lain
diper lukan oleh pegawai agar berhasil dalam setiap tugas. Informasi
kuesioner.
Langkah kedua dari proses perancangan pelatihan adalah mengevaluasi apa kah para
pegawai sudah siap untuk belajar. Kesiapan terhadap pelatihan mengacu pada:
Langkah ketiga dalam proses pelatihan adalah mengondisikan lingkungan belajar itu
Para psikolog pendidikan dan industri, serta ahli perencanaan pengajaran telah
mengidentifikasi beberapa kondisi di mana para organisasi dapat belajar dengan baik.
Artinya, setiap program pelatihan dimulai dengan pembahasan curah pendapat untuk
mengidentifikasi permasalahan.
4. Berbagai Keterampilan Manajemen Diri
dalam menggunakan berbagai keterampilan dan perilaku yang baru pada pekerjaan.
Secara khusus, pada program pelatihan, pegawai yang dilatih harus menetapkan
Pegawai yang dilatih harus memahami bahwa wajar mengalami kesulitan ketika
lama dan pola-pola keterampilan tersebut tidak menun juk kan bahwa pegawai yang
5. Metode Pelatihan
Metode pelatihan adalah cara atau model transfer keterampilan yang dilakukan dalam
pelatihan. Untuk itu, metode yang baik haruslah memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut.
pekerjaan.
h. Harus efektif dari segi biaya. (Faustino Cardoso Gomes, 2001).
Berikut ini metode yang biasa dipergunakan dalam pelatihan, On The Job Training
pelatihan dan pe ngem bangan mereka pada seleksi program (Simamora, 2001).
dengan ber bagai tujuan program yang membantu orang-orang yang dilatih dalam
2012).