Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SOSIAL BUDAYA

‘HUBUNGAN INDIVIDU,KELUARGA, DAN


MASYARAKAT’

DOSEN PEMBIMBING :

Dra.Meity A, SKM., SST., M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Afdellah Chairunnisa (P07224119001)

Cristina Ayusari Selvia (P07224119007)

Rasnah Jumiati (P07224119022)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, Oktober 2019

Kelompok

2
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...........................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
A. Individu .................................................................................................................................. 5
B. Keluarga.................................................................................................................................. 8
C. Masyarakat............................................................................................................................ 12
D. Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat ....................................................... 14
E. Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat ............................................................... 15
BAB III......................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 16
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh tuhan di muka bumi ini
yang hidup dibekali dengan akal dan hidup dengan cara berkelompok saling membutuhkan satu
sama lain, mereka juga memiliki organisme yang terbatas di bandingkan dengan makhluk hidup
lain.
Naluri manusia untuk selalu berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness.”
Oleh karena itu, manusia disebut dengan makhluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia
mengembangkan pengetahuaannya dan memberikan makna pada hidupnya, sehingga timbul
yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem interintregasi dari perilaku manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal dengan makhluk yang
berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan.
Manusia itu pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri.
Manusia itu merupakan makhluk yang bergaul dan berinteraksi. Perkembangan ini menjadikan
kesatuan-kesatuan manusia menjadi kelompok sosial yang berupa keluarga dan masyarakat,
maka terbentuklah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi
sosial yang mengatur hidup mereka dan memenuhi hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian individu?
2. apa pengertian keluarga ?
3. apa pengertian masyarakat?
4. bagaimana hubungan individu, keluarga dan masyarakat?
5. 5.Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat ?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini untuk mengetahui hubungan antara individu , keluarga , masyarakat

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Individu
1.Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ yang artinya yang tak terbagi atau satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perseorangan. Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya
hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses individualisasi atau
aktualisasi diri merupakan proses peningkatan ciri-ciri individualitas pada seseorang
sampai pada dirinya sendiri. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling
bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki
karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung.

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial,


individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu,
dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak
dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil

Makna Individu : manusia sebagai makhluk individu yang dapat mengalami


kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata,
telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat
mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa
estetis dalam individunya.

2. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan individu adalah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju atau
dewasa. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi bahwa pertumbuhan pada
dasarnya adalah proses asosiasi. Proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu:
• Pertumbuhan Nativistik: pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-
faktor yang dibawa sejak lahir.

5
• Pendirian empiristik dan environmentalistik: pertumbuhan individu semata-mata
tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.
• Konvergensi dan interaksionisme: yaitu pertumbuhan individu ditentukan oleh interaksi
antara dasar (bakat) dan lingkungan.

b. Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:


• Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya
perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar
melalui panca indra yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenal
batin sendiri yang menimbulkan refleksi.
• Aliran psikologi Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama
mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari
lingkungan yang ada.
• Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang
asosial dan sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

c. Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi:


• Masa Vital (usia 0-2 tahun)
Masa vital yaitu masa untuk mempelajari berbagai hal yang ada di dunianya karena
pada masa itu seorang individu baru dilahirkan di dunia. Pada masa vital ini, individu
menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
• Masa Estetik (umur 2-7 tahun)
Masa estetik yaitu masa yang mempelajari panca indra pada tubuh individu tersebut.
• Masa Intelektual (umur 7-13 tahun)
Masa intelektual yaitu masa dimana sudah mulai mempelajari segala hal tentang
sosialisasi dan mempelajarinya di lingkungan keluarga dan sekolah. Ada pula yang
menyebutnya masa keserasian bersekolah. Setelah anak melewati masa kegoncangan
yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif
sehingga menjadi lebih matang untuk dididik daripada masa-masa sebelumnya.
• Masa Remaja (umur13-20 tahun)
Masa remaja yaitu masa dalam pembelajaran mengetahui suatu hal baik dan buruk yang
akan menentukan pembentukan karakter dimasa yang akan datang.
• Masa usia mahasiswa
Pada usia ini dimana seseorang sudah dapat menguji diri lebih lanjut dalam kehidupan
serta menghasilkan suatu keterampilan dan kemampuan untuk membuat pendirian
hidup.

6
3. Relasi Individu Dengan Dirinya, Keluarga dan Masyarakat
a. Relasi Individu dengan Dirinya
Relasi Individu dengan Dirinya merupakan masalah khas psikologi. Di
sini muncul istilah – istilah Ego, Id, dan Superego serta dipersonalisasi (apabila
relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja), dan
sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian yang disebut
“Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut), Ego atau “aku”, dan
superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan
primitif dengan sifat temprorer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi
atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya seksual atau libido. Ego bertugas
melaksanakan dorongan – dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan
tuntutan dan Superego. Egod alam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative
principle.
Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan
lingkungan sosial, dan punya nilai – nilai moral sehingga merupakan kontrol
terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu ada semacam pertentangan
antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan
dari id dan larangan dari superego, maka individu akan mengalami konflik batin
yang terus menerus. Untuk itu perlu kanalisasi melalui mekanisme pertahanan.
Demikian psikoanalisa sebagai teori kepribadian yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud (1856 – 1939), sarjana berkebangsaan Jerman.

b. Relasi Individu Dengan Keluarga


Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari
keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga
batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu, ayah, dan kakak – adik. Dengan orang
tua, dengan saudara – saudara kandung, terjalin relasi biologis yang disusul oleh
relasi psikologis dan sosial pada umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi
biologis, psikologis, dan sosial. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan
keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma,
bahkan nilai-nilai agama sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga
dan keluarga besar banyak dibahas dalam antropologi, yang menunjukkan
kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur dalam berbagai deferensi peran
dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.

7
c. Relasi Individu Dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makor.
Aspek teritorium kurang ditekankan. Namun aspek keteraturan sosial dan
wawasan hidup kolektif memperoleh bobo yang lebih besar. Kedua aspek itu
munjuk kepada derajat integrasi masyarakat karena keteraturan esensial dan hdup
kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari
pranat, status, dan peranan individu. Variabel – variabel tersebut dipakai dalam
mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat menurut persepsi makro.
Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri
dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam
keluarga, lembaga dan individu – individu.
Hubungan individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat
sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang
menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai
indikator tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan
masyarakat dari status tersebut.

B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula “kulawarga” “ras” dan “warga”
yang berarti “anggota” . Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:

1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall
dan Logan, 1986).
2. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Jadi,secara umum ,Keluarga merupakan salah satu kelompok atau kumpulan


manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga (ayah) dan makan dalam satu periuk.

8
Kelompok inilah yang menghasilkan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal
individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum
maupun sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
2. Proses Terbentuknya Keluarga
1. Tahap Pre-Nuptual
Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum dilangsungkannya perkawinan sesuai
dengan adat, kebiasaan, tata nilai, dan aturan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Bentuknya misalnya dapat berupa pelamaran, pertunangan, penentuan hari
perkawinan, dan lain-lain. Orang yang akan melangsungkan perkawinan harus
memenuhi segala persyaratan baik materiil maupun non-materiil. Materiil misalnya
berkaitan dengan mas kawin, dan sebagainya, sedangkan non-materiil biasanya
berkaitan dengan kesiapan psikis individu yang akan melangsungkan pernikahan.
2. Tahap Nuptual Stage
Tahap ini merupakan tahap inti dilangsungkannya perkawinan yang berupa
kesepakatan hidup bersama untuk membina sebuah keluarga sesuai dengan apa yang
dicita-citakan.
3. Tahap Child Rearing Stage
Tahap ini merupakan proses pemeliharaan anak-anak sebagai tanggung jawab dari
sebuah keluarga untuk membesarkan dan mendewasakan anak-anak, sehingga tercapai
tujuan keluarga yang bahagia sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. Tahap Muturity Stage
Tahap ini merupakan tahap lanjut dimana anak-anak mereka dari buah perkawinannya
sudah melangkah dewasa dan siap untuk melangsungkan perkawinan membentuk
keluarga baru.

3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanankan oleh keluarga itu. berikut macam-macam fungsi keluarga menurut para
ahli.
1. Menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
a. Fungsi Edukatif – Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah
suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu
terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-
perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
b. Fungsi Sosialisasi – Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola
tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam
rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi
sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak

9
dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan,
penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
c. Fungsi protektif – Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa
aman dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak
dapat bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
d. Fungsi Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya
hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya
mempunyai kepekaan tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat dalam
keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan keperibadian anak
e. Fungsi Religius – Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak
serta keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini
diharapkan keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang
beragama sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
f. Fungsi Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan
dan pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota
keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung
jawab bersama.
g. Fungsi Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna
mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
h. Fungsi Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini
berhubungan dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk
mendapatkan keturunan. Selain itu juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini
yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu
dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi
kepada jasmani setiap anggota keluarga.

2. Menurut Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008):
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota kelurga.
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.

10
4. Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan


Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.

Dari uraian mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-
fungsi ini semuanya memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam
meningkatkan kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya. Untuk itu
dalam penerapannya hendaknya fungsi-fungsi tersebut berjalan secara seimbang, karena
akan membantu keharmonisan serta kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga ini disertai dengan suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.

4. Jenis-jenis dalam Keluarga


` Keluarga memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
2. Keluarga besar yang terdiri dari suami, istri, dan anak, juga ditambah saudara lainnya,
baik kakek, nenek, mantu, cucu, cicit ataupun sepupu, ipar yang berasal dari pihak
suami atau pihak istri.
3. Keluarga campuran yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan anak tiri atau anak
angkat.
4. Keluarga menurut hukum umum yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terkait
dalam perkawinan yang sah, dan anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5. Keluarga orang tua tunggal terdiri dari salah satu pria atau wanita, ciri keluarga ini
disebabkan karena bercerai, berpisah, atau ditinggal mati, dan anak-anak mereka yang
tinggal bersama.
6. Keluarga hidup bersama yaitu terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang tinggal
bersama mereka, mempunyai hak, dan tanggung jawab bersama, serta memiliki
kekayaan bersama
7. Keluarga serial yang terdiri dari suami istri yang sudah menikah dan bisa jadi telah
memiliki anak, tetapi kemudian bercerai dan massing-masih menikah kembali lalu
memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing
8. Keluarga gabungan/komposit yaitu terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-
anaknya, atau kebalikannya
9. Keluarga tinggal bersama terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa adanya
ikatan perkawinan yang sah.

11
C. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
“masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain).

Masyarakat merupakan sebuah gabungan dari beberapa individu. Masyarakat juga


panggilan lain dari penduduk dimana setiap individu bertempat di suatu daerah yang
saling membantu dan bergotong royong.

2. Golongan-golongan yang ada di dalam Masyarakat

1. Masyarakat sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang
wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria
melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut,
menebang pohon, berladang dan berternak.Sedangkan kaum wanita melakukan
pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan
mengasuh anak-anak,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2. Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas
sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.

Kelompok masyarakat maju:

a. Masyarakat industri
Tujuan masyarakat industri, masyarakatnya lebih mempunyai keterampilan untuk
menghasilkan sesuatu. Contoh-contoh: tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut,
tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka bekerja secara mandiri.
b. Masyarakat non-industri
Tujuan dari masyarakat non industri yaitu masyarakat yang kemampuan dan
profesinya lebih memberikan jasa-jasanya dalam sosialisasi.

12
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group)
dan kelompok sekunder (secondary group).
• Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih
erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok “face to face
group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka,
karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati. Pembagian kerja/tugas kelompok ini lebih dititikberatkan pada
kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa
simpati dan secara sukarela. Kelompok primer ini adalah lain: keluarga,
rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
• Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi,
pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok diatur atas
dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Contoh-contoh
kelompok sekunder, seperti: partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.

3. Tingkatan-Tingkatan Masyarakat
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin,
ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan
usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena
usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan
kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

Tingkatan-tingkatan dalam masyarakat ini tidak akan menimbulkan kesenjangan


social apabila tiap lapisan melaksanakan perannya dengan baik. Meskipun demikian,
tingkatan-tingkatan ini akan menimbulkan banyak masalah di kemudian hari. Dalam
dewasa ini, tingkatan-tingkatan tersebut kurang terlalu penting dalam kehidupan

13
kemasyarakatan, karena masyarakat sekarang hampir tidak mungkin untuk digolongkan
menjadi beberapa tingkatan. Mereka lebih kompleks daripada masyarakat terdahulu.

4. Tugas manusia sebagai anggota masyarakat


1) Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
2) Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
3) Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan
masyarakat
Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta
ketergantungan yang saling menguntungkan

D. Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat


Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu
diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan
sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.

Hubungan-hubungan sosial:

1. Hubungan individu dengan keluarga


Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu,
kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya
hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat
pada dirinya dalam keluarga.
2. Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus
dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada
disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk
kepribadian.

3. Hubungan individu dengan komunitas


Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang
banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu
hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara
independen.

14
4. Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung
hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana
yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan
mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak
masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu
yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.

E. Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat


Masalah sosial muncul akiba tterjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain


2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki hubungan yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara
komponen-komponen tersebut. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu
keluarga dan masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya,
individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang
selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya
yaitu masyarakat.

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan
membutuhkan orang lain. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan
makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.

16
Daftar Isi

https://www.academia.edu/37325107/ISBD_-_Individu_Keluarga_dan_Masyarakat

http://ifzanul.blogspot.com/2010/02/hubungan-antara-individu-keluarga-dan.html

https://www.academia.edu/38363817/MAKALAH_INDIVIDU_KELUARGA_DAN_MASYAR
AKAT.docx

https://www.academia.edu/8509810/Iasbd?email_work_card=view-paper

17

Anda mungkin juga menyukai